“Aspek-Aspek Akhlak Yang Terdapat Dalam Surat Alinsan Ayat 23-26dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Islam ”

“ASPEK-ASPEK AKHLAK YANG TERDAPAT DALAM SURAT ALINSAN AYAT 23-26DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM ”
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

Disusun oleh :
Siti Humaeroh
NIM : 108011000151

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

i

SI]RAT PERNYATAAII KARYA ILMIAII

Yang bertandatangan dibawah ini


:

Nama

SitiHumaeroh

NIM

10801 1000151

Jurusan

Pendidikan Agama Islam

Alamat

Jl. Cahaya Titis Rt. 02 Rw. 02 Tanah Baru Depok

MEIYYATAKAI\ DENGAIY SEST]NGGT]HI{YA
Balrwa skripsi


ini yang berjudul

"Aspek-Aspek Ahhlak yang terdapat

dalam Surat Al-Insan Ayat 23-26 dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam"
benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen

Nama

:

Pembimbing : Prof.Dr.H.Salman Harun, MA
:19450612196510 1 001

NIP

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi
karya sendiri.

Jakarta, 8 februari 2013

Yang Menyatakan,

(Siti Humaeroh)

ini bukan hasil

LEMBAR PENGESAHAN

P
:'

L4

Aspek-Aspek Akhlak yang terdapat dalam Surat AIfnsan ayat 23-26 dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam disusun
oleh Siti Humaeroh, Nomor Induk Mahasiswa 108011000151, Jurusan
Skripsi berjudul

Pendidikan Agama Islam, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasah pada tanggal25 April 2013 di hadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.I) dalam bidang
Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 6 Mei 2013

Tanggal

Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua JurusanlProgram Studi)

Tanda Tangan

Bahrissalim. MA
NIP. 19680307 199803.1.002
Sekretari s (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiudin Shidiq" M.Ae
NrP. 19670328 200033 1.001


4, lrdy

Penguji I

/"y"

Dr. Anshori. LAL. MA.
NIP. 19570406 199403 1.001
Penguji II

Dra. Eri Rossatria- M. Ag
NrP. 19470717 1196608. 2.001

Itl

-6.zat,

19520520 198103 1 001

[a


' KEMENTERIA}TAGAMA

UIN JATGRIA
FITK
-il.

k

H- .tt tada $o

roRM

{FR)

$ A?td t,alz Woruia

sunnr pr

S?rya


TgL Terbit

I Marel20l}

No- Revisi:

I Hal

yang bertanda tangan di bawah
ini,

Nama
T emp atlT

NrM

gr.

,.....S.tr.t..il.rlMaIg0.H.


Lahir :,. .JAtglM.

Jurusan/Prodi

...

p t.l %_a....,..

ZO

:.....lg.w.tlg.Qg!2r...._..

,.

PA.l

DoseaPembimbing

dengan


ini menyatakan bahwa sloipsi yatrgsaya buat
benar-benarhasitkarya sendiri tlan

beitanggungjawab secara akademis aias apa
yang siya tulisPernyataan ini dibuat sebagai salah
satu.syarat.lfisuda
saya

Jakart4

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Aspek-Aspek Akhlak yang terdapat dalam Surat Al-Insan
Ayat 23-26 dan Aplikasinya dalam Pendidikan Islam” yang disusun oleh Siti
Humaeroh, NIM, 108011000151, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.


Jakarta, 8 februari 2013
Yang Mengesahkan,
Pembimbing

Prof.Dr.H.Salman Harun, MA
NIP : 19450612 196510 1 001

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas taufik dan hidayahNya, akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Aspek-Aspek Akhlak yang
terdapat dalam Surat Al-Insan Ayat 23-26 dan Aplikasinya dalam Pendidikan
Islam” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam selalu saya sampaikan
keharibaan Nabi Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan seluruh pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan kaya ilmiah skripsi ini
dalam rangka mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam ini di UIN.Syarif
Hidayatullah Jakarta ini, banyak pihak yang telah membantu terselesaikan
penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis memberikan apresiasi yang setinggitingginya sekaligus ucapan terima kasih. Adapun Apresiasi dan ucapan terima

kasih ini penulis khususkan kepada :
1. Prof.Dr.H.Rif’at Syauqi Nawawi, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk

menempuh pendidikan S1 di UIN.Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, MA dan Drs.Sapiudin Sidik, M.Ag, Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
juga Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuannya selama menempuh
pendidikan S1 di UIN.Syarif Hidayatullah Jakarta.

iv

3. Prof.Dr.H.Salman Harun, MA, Dosen Pembimbing selama penulisan
Skripsi ini yang memberikan bimbingan, saran dan

kritik selama

penulisan.
4. Tanenji, S.Ag, MA, Dosen Pembimbing Akademik Mahasiswa yang telah
memberikan motivasi dan saran kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
5. Kepala dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Pasca Sarjana yang telah
memberikan pelayanan dan fasilitas kepada penulis dalam mencari
referensi.
6. Kepada kedua Orang Tua Bapak. Zaenal Abidin dan Ibu Henni Aselih
yang telah memberikan didikan, motivasi, doa dan kasih sayang kepada
penulis juga teruntuk, Mbak ku Dian Ika Sari, dan Adikku tersayang Siti
fahita, serta keponakan- keponakan ku tercinta.
7. Kepada Nenek dan Kakek ku tercinta Almrh. Hj. Hasanah dan H. Aselih
yang telah memotivasi dan memberikan doa kepada penulis selama
hidupnya, penulis selalu berdoa semoga nenek dan kakek tercinta selalu
mendapatkan rahmat dan maghfirah-Nya dialam sana. Juga Almrh nenek
dan kakek ku tersayang di. Pl. Ratu , yang telah memberikan doanya terus
menerus kepada penulis.
8. Kepada seluruh sahabat dan teman- teman dilingkungan UIN.Syarif
Hidayatullah Jakarta baik dari HMI.Komisariat Tarbiyah, IKMD ( Ikatan
Keluarga Mahasiswa Depok), Teman-teman PAI Angkatan 2008 dan

v

terlebih khusus kepada Sahabat-Sahabatku tersayang Syifa Rostiana,
Maryati, M. Rizki Al-Baihaqi yang telah memberikan motivasi kepada
penulis..
9. Kepada semua guru- guru penulis, baik di SDN Tanah Baru 03, dan
SMAN 6, yang secara khusus penulis hanturkan salam ta’dzhim kepada
beliau. Serta kepada Bpk dan Ibu Mertua yaitu Bpk. Mat Chotib dan Ibu
Dahlia yang telah memberikan Suport dan motivasi kepada penulis.
10. Kepada Suami ku tercinta Ahmad Fatoni yang selama ini menemani,
memotivasi serta memberikan kasih sayang dan perhatiannya kepada
penulis.
11. Seluruh teman- teman “VIDAMIN”,

juga kepada semua pihak yang

penulis tidak sebutkan semua disini, penulis ucapkan terima kasih semoga
Allah Swt membalas kebaikan kalian semua.
Demikian ungkapan rasa terima kasih penulis yang dapat sampaikan,
semoga karya skripsi penulis ini dapat bermanfaat dan menambah
khazanah ilmu pengetahuan agama bagi para pembaca sekalian.

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...........................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................iv
ABSTRAK .........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................1
A.

Latar Belakang Masalah ................................................1

B.

Identifikasi masalah .......................................................6

C.

Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................6
a.

Pembatasan Masalah ..........................................................6

b. Perumusan Masalah ...........................................................6

BAB II

D.

Tujuan Penelitian ......................................................................7

E.

Metodologi Penelitian ...............................................................7

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN
ISLAM .............................................................................................9
A.

Pengertian dan Tujuan Pendidkan Islam ............................9
1.

Pengertian Pendidikian ..............................................9

2.

Pengertian Pendidikan Menurut Istilah .......................10

3.

Tujuan Pendidikan Islam ............................................13

B.

Dasar-Dasar Pendidikan Islam ..........................................14
1.

Al-Quran ....................................................................14

2.

As-Sunnah ..................................................................16

3.

Ijtihad .........................................................................16

C.

Metode dan Pendekatan Dalam Pendidikan Islam ...........17
1.

Metode Pendidikan Islam ..........................................17
ix

2.

BAB III

Pendekatan Dalam Pendidikan Islam .........................25

TAFSIR SURAT AL-INSAN ......................................................26
A.

Tafsir Surat al – Insan Ayat 23-26 .....................................

B.

Pandangan Para Mufassir Terhadap Surat al-Insan
ayat 23-27..................................................................................28

C.

BAB IV

Kandungan Surat al-Insan ..................................................34

ASPEK-ASPEKِ AKHLAK DALAM SURAT AL-INSAN
DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM ...........36
A.

Aspek-Aspek Pendidikian dalam ASurat Al-Insan ayat 23-26
Kriteria yang menentukan A’spek pendidikan adalah dari Fi’il
Amr (kata kerja) ........................................................................36
1.

Sabar .............................................................................36

2.

Dzikir ............................................................................37

3.

Shalat Tahajud ...............................................................44

B.

Aplikasi Pendidikan Dalam Surat Al-Insan Ayat 24-26 dalam
Pendidikan Islam ......................................................................50
1.

Aplikasi Sabar dalam Pendidikan ................................50

2.

Aplikasi Dzikir Dalam Pendidikan ...............................51

3.

Aplikasi Shalat Malam (Qiyam al-Lail) dalam
Pendidikan ..........................................................................54

BAB V

PENUTUP .......................................................................................58
A. Kesimpulan ...............................................................................58
B. Saran .........................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Menurut A. fatah Jalal, “Pendidikan merupakan upaya manusia yang

diarahkan kepada manusia lain dengan harapan bahwa mereka ini, berkat
pendidikan (pengajaran) itu kelak menjadi manusia yang baik, yang berbuat
sebagaimana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi apa yang tidak patut
dilakukannya”.1 Syahidin berpendapat pula:
Manusia yang baru lahir dari perut ibunya masih sangat lemah, tidak
berdaya dan tidak mengetahui apa-apa. Untuk menjadi hamba Allah yang selalu
menyembah-Nya dengan tulus dan menjadi khalifah-Nya dimuka bumi, anak
tersebut membutuhkan perawatan, bimbingan dan pengembangan segenap
potensinya kepada tujuan yang benar. Ia harus dikembangkan segala potensinya
kearah yang positif melalui proses pendidikan.2
Menurut zakiyah Darajat, “Manusia sebagai makhluk pedagogik membawa
potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Dengan potensi tersebut manusia
mampu menjadi khalifah dibumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitrah Allah berupa keterampilan yang dapat berkembang,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.”3
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an melalui firman-Nya:

1

Abdul Fatah Jalal,Azas-azas Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1998), h.11
Syahidin, Pendidikan Qur’ani Teori dan Aplikasi, (Jakarta: CV. Misaka Galiza 1990), h. 1
3
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: CV. Misaka Galiza 1999), h.1

2

1

2

          
) 87 : 

(      

Artinya: “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur”. (Q.S Al-Nahl: 78).4 Abu Ja’fan menafsirkan,
Maksud dari ayat ini adalah menurut tafsir Ath-Thabari bahwasannya Allah
mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak diketahui, yaitu sesudah Allah
mengeluarkan dari perut ibu tanpa memahami dan mengetahui apapun, Allah
mengkaruniakan manusia akal untuk memahami dan membedakan antara yang
baik dan yang buruk, Allah membuka mata untuk melihat apa yang tidak dilihat
sebelumnya, dan memberikan telinga untuk mendengar suara-suara sehingga
manusia dapat memahami perbincangan dari padanya, serta memberi mata untuk
melihat berbagai sosok sehingga dapat saling mengenal dan membedakan,
maksudnya adalah hati yang digunakan untuk mengenal segala sesuatu
,merekamnya, dan memikirkannya sehingga dapat memahaminya.
Lafadz   “ agar kamu bersyukur” maksudnya adalah agar
bersyukur kepada Allah dengan apa yang telah Allah berikan yaitu fitrah manusia
berupa pendengaran, penglihatan, dan hati, sebelum Allah mengeluarkan kalian
dari perut ibu kalian, tetapi Allah memberi kalian ilmu dan akal setelah
mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian. 5
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam haditsnya:


4

413

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (semarang: CV Toha Putra, 1989), h.

Abu Ja’fan Muhammad bin Jarin Ath-Thabari; Penerjemah, Misbah, Ahsan, Khairul
Annam, Akhmad Affandi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 248-249
5

3

Artinya: Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: "Setiap anak lahir
(dalam keadaan) fitrah, Kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan
anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusikannya:. (HR.
Muslim)6
Secara etimologi, kata fitrah berasal dari kata bahasa Arab yaitu ”Fitrah”
jamaknya ”Fitar” artinya perangai, tabiat, kejadian asli, agama, ciptaan. Fitrah
juga terambil dari akar-akar kata ”al-Fathr” yang berarti belahan. Dari makna ini
lahir makna-makna lain, antara lain ”pencipta” atau ”kejadian”.7
Berdasarkan hadits diatas, dapat dipahami bahwasanya Fitrah adalah
potensi dasar beragama yang dibawa manusia sejak lahir dan bisa dipengaruhi
oleh lingkungan diluar dari dirinya sendiri. Pada hakikatnya manusia diciptakan
Allah dilengkapi dengan berbagai kelengkapan pada dirinya, fitrah merupakan
ketetapan pemberian dari Allah berupa kekutan asli dan berada dalam kondisi
lemah tak berdaya. Namun demikian fitrah itu tetap harus dipelihara dan dijaga.
Sehingga peran lingkungan dan orang tua sangat penting dalam mengembangkan
potensi seorang manusia. Potensi anak dikembangkan melalui proses pendidikan,
Dalam proses pendidikan, manusia mampu membentuk kepribadiannya,
mentransfer kebudayaannya dari suatu komunitas kepada komunitas yang lain,
mengetahui nilai baik dan buruk dan lain sebagainya.
Dalam proses pendidikan fitrah yang telah dibawa sejak lahir akan
dipengaruhi cukup besar oleh lingkungan. Fitrah tidak akan berkembang tanpa
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar.
Oleh sebab itu, dalam Islam setiap bayi yang baru lahir diazankan atau
qamatkan, ini menunjukkan proses pendidikan anak sejak dini dari kedua orang
tuanya, dimana

lafaz tersebut akan menanamkan konsep keimanan dan

menentukan kesuksesan dunia dan akherat. Tetapi setelah bayi diazankan atau
diqamatkan harus ditindak lanjuti tidak hanya sebatas formalitas saja. Tindak
lanjut tersebut berupa nilai-nilai pendidikan keimanan dan kesuksesan dunia dan
Imam Jamaludin Abdurrahman bin Abi Bakr al-Syuyuti, al-jami’ al-Shaghir Fi Ahadits
al-basyir al-Nadzir, (Kairo: Dar al-Khatib al-Arabi, tt), h. 235
7
Muhaimin Zaini, Syahminan, Belajar sebagai Sarana Pengembangan Fitrah Manusia,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1991)
6

4

akhirat yang terkandung dalam makna azan. Oleh karena itu pendidikan islam
bertugas membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan fitrah
manusia tersebut sehingga terbentuk seseorang yang berkepribadian muslim.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan, “Potensi dasar tersebut yang lebih
dikenal dengan fitrah harus terpelihara dan berkembang dengan baik. Sebab tugas
pendidikan adalah menjadikan potensi dasar itu lebih berdaya guna, berfungsi
secara wajar dan manusiawi. Potensi fitrah yang diberikan Allah itu, menurut
Abdullah Nashih Ulwan sebagai “fitrah Tauhid” aqidah iman kepada Allah dan
atas dasar kesucian yang tidak ternoda.”8
Menurut Syahidin:
Seiring dengan lajunya pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, peranan pendidikan akan menjadi semakin penting. Karena
disamping kemajuan ilmu pengetahuan yang menuntut sumber daya manusia yang
berkualitas (khalifah Allah dibumi). Juga pendidikan berperan sebagai pengarah
dari lajunya perkembangan pengetahuan itu sendiri, sehingga hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak akan merusak nilai manusia itu sendiri.9
Al-Qur’an sebagai tumpuan dasar kehidupan manusia dan sekaligus sumber
ajaran Islam memuat begitu banyak segi kehidupan. Salah satu yang terpenting
dalam ajaran Islam adalah pendidikan, yang merupakan faktor fundamental dalam
kehidupan manusia. Sebab Rasullullah sendiri diutus oleh Allah untuk
mengajarkan dan mendidik manusia untuk dapat mengenal Allah dan Rasulnya.
Menurut Zakiyah Darajat,
Dalam al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip
berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat
dibaca kisah Lukman ayat 12 sampai dengan ayat 19. Cerita itu mengariskan
prinsip-prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak, ibadat,
sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat ini menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai
suatu kegiatan dan amal shaleh, itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus
mendukung tujuan hidup tersebut. 10
Al-Qur’an dan terjemahan Departement Agama:
Al-Qur’an dan terjemahan department Agama, “Dengan memakai dasar AlQur’an ini, maka pendidikan Islam harus mengarah kepada terciptanya manusia
yang seimbang antara kehidupan di dunia dan akhirat, dalam rangka beribadah
8

Abdullah Nashih Ulwan, Pemeliharaan Jiwa Anak, terjemah dari ushulut Tarbiyah
islamiyah oleh Syihabuddin, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 148
9
Syahidin. Op.Cit, h. 1
10
Zakiyah Darajat, Op. Cit, h. 623

5

kepada Allah SWT sebagaimana yang telah ia gariskan kembali dalam alQur’an.”11
Untuk membina kepribadian yang sejalan dengan fitrah menusia
sebagaimana ditunjukan oleh AL-Qur’an dan Sunnah, diperlukan proses
pendidikan yang terarah dan bertujuan untuk mengarahkan manusia kepada titik
optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah
terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan
sosial serta hamba Allah yang mengabdikan diri kepada-Nya.
Dari uraian diatas yang penulis paparkan, disinilah penulis membahas Surat
Al-Insan Ayat 23-26, dimana Allah dengan jelas memberikan pelajaran bagi
manusia yang dapat menambah keimanan kepada kitab suci al-Qur’an sebagai
wahyu Allah yang berisi ajaran-ajaran yang menuntun hidup dan kehidupan
manusia kearah yang lebih baik.
Dalam Surat Al-Insan ayat 23-26 terdapat aspek-aspek pendidikan yang
memiliki tiga tema sentral yang mengacu pada nilai-nilai Pendidikan, pertama
aspek pendidikan kesabaran. Hampir seluruh keadaan dan situasi manusia
membutuhkan kesabaran, maka kita dituntut memiliki sifat sabar tersebut. Sejak
sedini mungkin sifat sabar harus bisa ditanamkan dalam hati anak didik agar kelak
mereka dapat menghadapi segala cobaan dan fenomena hidup ini dengan penuh
kesabaran. Kedua aspek dzikir. Dzikir merupakan salah satu upaya mengenalkan
kepada anak didik akan ke-Esa-an Allah SWT. Sehingga secara tidak langsung
akan menimbulkan keimanan yang mendalam terhadap perkembangan jiwa anak
didik. Dengan demikian perkembangan jiwanya tidak mudah terkontaminasi
dengan perbuatan-perbuatan yang merugikan dirinya dan merusak imannya. Dan
ketiga, Aspek pendidikian shalat malam (qiyamul lail). Tujuan dari pendidikan
shalat malam ialah salah satu upaya untuk mendidik manusia (anak didik) untuk
selalu mendekatkan diri kepada Allah dan meninggalkan sifat-sifat yang tercela,
sehingga dengan demikian setiap amaliah yang dilakukannya itu semata-mata
hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah SWT.
11

645

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Toha Putra, 1989), h.

6

Berpijak dari uraian diatas, maka penulis mencoba untuk membahasnya
dalam sebuah karya ilmiah dengan judul:
“ ASPEK-ASPEK AKHLAK YANG TERDAPAT DALAM SURAT ALINSAN AYAT 23-26 DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM


B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

diatas,

maka

penulis

mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan judul yang akan dibahas
dalam tulisan ini yaitu:
1.

Penafsiran para ulama tafsir t5entang Q.S Al-Insan ayat 23-26

2.

Aspek-aspek akhlak yang terkandung dalam Q.S Al-Insan ayat 23-26

3.

Aplikasi pendidikan yang terdapat dalam Q.S Al-Insan ayat 23-26

C.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

a.

Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dan untuk lebih terarahnya

pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan yang
dibahas pada:
1.

Aspek-Aspek akhlak yang terdapat dalam Q.S.Al-Insan ayat 23-26

2.

Aplikasi pendidikan akhlak yang terdapat dalam Q.S Al-Insan ayat 23-26

b.

Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut:
1. Aspek Akhlak apa saja yang terkandung dalam surat Al-Insan ayat: 23-26?

7

2. Bagaimana mengaplikasikan Q.S al-Insan ayat: 23-26 dalam pendidikan
Islam?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah :
1. Penulis ingin menjelaskan isi dari kandungan surat al-Insan ayat 23-26
yang memuat beberapa aspek akhlak
2. Penulis ingin menjelaskan dan menerapkan aplikasi pendidikan akhlak
tersebut dalam pendidikan Islam

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Agar dapat memberi kontribusi pemikiran betapa pentingnya aspek
sabar, shalat dan zikir dalam dunia pendidikan Islam terutama guru
sebagai pendidik.
2. Agar dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat umum betapa
pentingnya kesabaran, shalat setra zikir sebagai modal dasar dalam
mengarungi bahtera kehidupan.
3. Untuk memberikan sumbangsih pemikiran terhadap khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan pendidikan Islam

E.

Metodologi Penelitian

1.

Sumber Bahan
Sebagaimana layaknya penulisan Ilmiah, maka dalam pembahasan

skripsi ini penulis menggunakan metode yang berlaku dalam penulisan karya
ilmiah. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil data, pendapat para ahli
yang kemudian diformulasikan dalam buku-buku, dalam istilah lain disebut
dengan library reseach, yaitu pengambilan data yang berasal dari buku-buku atau
karya Ilmiah dibidang tafsir dan pendidikan, dengan sumber bahan sebagai
berikut:

8

a. Tafsir al-Misbah
b. Tafsir Ath-Thabari
c. Buku-buku yang relevan dengan pembahassan skripsi ini.
2.

Pengolahan data
Pengolahan data yang penulis lakukan adalah dengan cara membandingkan,

menghubungkan dan kemudian diselaraskan serta diambil kesimpulan dari data
yang terkumpul.
3.

Analisis data
Nashrudin Baidan berpendapat:

Dalam menganalisis data yang telah terkumpul, penulis menggunakan
metode tafsir tahlili, yaitu menefsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan
segala aspek yang terkandung didalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta
menerangkan makna-makna yang tercangkup di dalamnya sesuai dengan keahlian
dan kecendrungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut.12
Yang meliputi pengertian kosakata, asbabun nuzul, serta kaitannya dengan
ayat-ayat yang lain, baik sebelum maupun sesudahnya, setra pendapat yang
disandarkan kepada Nabi maupun para sahabat dan para ahli tafsir.
4. Pedoman penulisan
Adapun pedoman penulisan skripsi ini, penulis berpegang kepada buku
“pedoman penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011”. Yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

12

Nashrudin Baidan, Metodelogi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2000), cet. 2. h.31

BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A.

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Islam

1.

Pengertian Pendidikan
Dalam islam ada beberapa istilah yang digunakan untuk pendidikan, yaitu:

yang pertama, kata tarbiyah yang berarti mengasuh, yang kedua kata ta’lim yang
berarti mendidik, mengajarkan. Dan yang ke tiga kata ta’dib yang berarti
mengajarkan.
Irsyad Djuwaeli mengungkapkan pendapat Fuad Abd Al-Baqy dalam
bukunya: Al-Mu’jam Al-Mufahras Li alfadz Al-Qur’an Al-Karim “bahwa di
dalaam Al-qur’an kata tarbiyah dengan berbagai kata yang serumpun
dengannya diulang sebanyak lebih dari 872 kali. Kata tersebut pada mulanya
digunakan dalam arti “Insya al-syai” halan ila al-hadi al-tamam” yang artinya
mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai
pada batas yang sempurna”. 1
Istilah Tarbiyah, menurut para pendukungnya, berakar pada tiga kata:
Hery Noer Aly berpendapat, “Pertama, kata raba yarbu

yang berarti

bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabiya yarba yang berarti tumbuh dan
berkembang. Ketiga, kata rabba yarubhu yang berarti memperbaiki, menguasai,
memimpin, menjaga dan memelihara. Kata al-Rabb juga berasal dari kata tarbiyah

1

Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, (Jakarta: Kasra Utama
Mandiri, 1998), Cet. 1, h. 3

9

10

dan berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya secara berangsurangsur.”2
Abudinata berpendapat,
Kata Rabb digunakan untuk menjelaskan berbagai hal, antara lain
menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, misalnya Rabbul „alamiin
yang berarti pemelihara, pendidik, penguasa, dan penjaga sekalian alam kata Rabb
selain digunakan untuk arti sebagaimana diatas, digunakan pula untuk arti
sebagaimana diatas, digunakan pula untuk arti yang objeknya lebih diperinci lagi,
baik benda-benda yang bersifat fisik maupun non fisik. Dengan demikian
pendidikan mengandung arti pemeliharaan terhadap seluruh makhluk Tuhan. 3
Menurut Irsyad Djuwaeli,
Sedangkan “kata Ta’lim yang berakar pada kata „allama yang digunakan
khusus untuk ,enunjukan sesuatu yang dapat diulang dan diperbanyak sehingga
menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang”.4 kata “ta’lim” dengan
berbagai kata yang serumpun dengannya di dalam Al-Qu’an desebut sebanyak
840 kali dan digunakan untuk arti bermacam-macam seperti digunakan Tuhan
untuk menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada umat manusia, dan
digunakan untuk menerangkan bahwa Tuhan maha mengetahui atas segaala
sesuatu.5
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tarbiyah
merupakan upaya sadar akan pemeliharaan, pengembangan seluruh potensi diri
manusia sesuai fitrahnya dan perlindungan menyeluruh terhadap hak-hak
kemanusiaannya, sementara kata ta’lim mengesankan proses pemberian ilmu
pengetahuan dan penyadaran akan fitrah dan tugas-tugas kemanusiaannya yang
harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Sedangkan kata ta’dib mengesanka
proses pembinaan kepribadian dan sikap moral serta etika dalam kehidupan.
Dengan demikian, ketiga kata tersebut pada dasarnya mengacu kepada
pemeliharaan, perlindungan keseluruhan potensi diri manusia.

2.

Pengertian Pendidikan Menurut Istilah
Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Paedagogie

yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian di
2

Hery noer Aly, Ilmu Pendidikian Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet.2, h. 4
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1999), Cet.2,h. 6
4
Ibid, h. 7
5
Irsyad Djuwaeli, Op.Cit, h.5

3

11

terjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan Education yang berarti pendidikan.
Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti
pendidikan.
Banyak para ahli berbeda versi dalam memberikan pengertian pendidikan
namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama.
Abudinata berpendapat,
“Pendidikan adalah upaya yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang
ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya
bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan pula.
Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kearah kemajuan, tidak boleh
melanjutkan keadaan kemarin, pendidikan adalah usaha kebudayaan, ber asas
peradaban, yakni melanjutkan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.” 6
Sedangkan Ahmad D Marimba berpendapat bahwa:
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusan ini Ahmad D Marimba,
menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu:
1.

Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang
dilakukan secara sadar.

2.

Ada pendidik.

3.

Ada yang di didik.

4.

Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut.

5.

Dalam usaha tersebut tentu ada alat-alat yang digunakan.7
Dan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 Th 2003

arti pendidikan adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar prserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. 8

6

Abudin Nata, Op.Cit, h. 9
Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1986),
Cet.4, h. 19
8
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.3
7

12

Dari beberapa rumusan pendidikan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama,
terencana dan bertujuan. Yang dilaksanakan oleh orang dewasa, yang berarti
memiliki bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan menyampaikan kepada anak
didik. Dan apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat
menolong tugas dan perannya dimasyarakat dimana kelak mereka hidup.
Kemudian tentang rumusan pendidikan Islam, para ahli pun berbeda
pendapat dalam merumuskannya, misalnya Muhammad Athiyah Al-abrasy
memberikan pengertian pendidikan pendidikan Islam sebagaimana yang dikutip
oleh Ramayulis bahwa: Tarbiyah islamiyah adalah upaya mempersiapkan
manusia hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya,
mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya, baik dengan lisan atau tulisan”.9
Sementara menurut Prof. Dr.Omar Muhammad Al-Toumy, pendidikan
islam diartikan sebagai” usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitarnya melalui proses kependidikan. Prubahan itu dilandasi oleh nilai-nilai
Islam “. 10
Syahminan Zaini dalam bukunya prinsip-prinsip dasar konsepsi pendidikan
Islam memaparkan bahwa “pendidikan Islam ialah usaha mengembangkan fitrah
manusia dengan ajaran-ajaran Islam, agar terwujud (tercapai) kehidupan manusia
yang makmur dan bahagia “. 11
Sedangkan Ahmad D Marimba memberikan pengertian bahwa “ Pendidikan
Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
islam”. 12

9

Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 1, h. 3-4
Omar Muhammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, (jakarta: Bulan Bintang,
1979), cet. 1. H. 399
11
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi pendidikan Islam, (jakarta: Kalam
Mulia. 1986), cet. 1, h.4
12
Ahmad D marimba, Op. Cit, h. 131
10

13

Dari berbagai Devinisi diatas tentang pendidikan Islam terkandung hal-hal
sebagai berikut:
1) Pendidikan Islam itu mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, yang sesuai
dengan ajaran Islam.
2) Pendidikan menurut Islam tidak terbatas sampai dewasa, tetapi sampai kita
menutup mata.
3) Hakikat pendidikan Islam adalah merupakan untuk mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah manusia kearah titik
maksimal perkembangan dan pertumbuhannya.

3.

Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan islam sasaran yang hendak dicapai oleh suatu aktifitas manusia.

Setiap aktifitas manusia mesti mempunyai tujuan tertentu, sebab aktifitas yang
tidak mempunyai tujuan adalah pekerjaan yang sia-sia.
Tujuan berfungsi untuk mengarahkan, mengontrol dan memudahkan
efaluasi dan aktifitas. Karna itu tujuan suatu aktifitas haruslah dirumuskan dengan
tegas dan jelas agar dapat mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi aktifitas
tersebut
Banyak rumusan yang dikemukakan oleh para ahli tentang tujuan
pendidikan Islam diantaranya:
Menurut Ramayulis berpendapat
Bahwa pendidikan Islam itu mempunyai dua tujuan, yaitu :
1. Tujuan keagamaan Maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga apabila
ia menemui Tuhannya, ia telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan
atasnya.
2. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh
pendidikan moderen dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.13
Sedangkan Ali Ashraf mengatakan bahwa:
Pendidikan seharusnya bertujuan menimbulkan pertumbuhan yang
seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelek,
rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia. Karena itu pendidikan
seharusnya menyediakan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspek
spiritual, intelektual, imaginatif, fisikal, ilmiah, linguistik baik secara
13

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. 1, h. 25-26

14

individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk
mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan muslim
adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individual,
masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya.14
Selanjutnya menurut H.M Arifin, “Tujuan Pendidikan Islam adalah
menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka
membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran
Islam.” 15
Dari beberapa rumusan diatas, penulis dapat nenyimpulkan beberapa
tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam, yaitu:
1. Membina dan mengarahkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT
sebagai bentuk manifestasi pengabdiannya sesuai dengan tugasnya sebagai
khalifah.
2. Mengarahkan

manusia

agar

berakhlak

mulia,

sehinga

ia

tidak

menyalahgunakan fungsinya sebagai khalifah.
3. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia
memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan
untuk menunjang kehidupan dan tugas kekhalifaannya.
4. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat sebagaimana yang di idam-idamkan manusia pada umumnya.

B. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dasar ilmu pendidikan Islam adalah islam dengan segala ajarannya. Ajaran
itu bersumber pada al-qur’an, Sunnah Rasulullah SAW (selanjutnya disebut
sunnah / hadits), dan ij’tihad ( hasil pikiran manusia) .
Dasar inilah yang membuat ilmu pendidikan disebut ilmu pendidikan Islam.
Tanpa dasar ini, tidak akan ada ilmu pendidikan Islam.
1. Al-Quran
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah menjadi pedoman bagi
umat Islam, dengan segala petunjuknya yang lengkap, meliputi seluruh aspek
14

Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, (jakarta: pustaka Firdaus, 1993), Cet. 3, h.2
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), cet. 4, h. 41
15

15

kehidupan manusia dan bersifat universal. Nabi muhammad SAW sebagai
pendidik pertama, (pada masa awal pertumbuhan Islam) telah menjadikan AlQur’an sebagai dasar pendidikan Islam.
Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat
dipahami dari ayat Al-Quran itu sendiri dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 yang
berbunyi:

            
     

Artinya:

   

 

Bacalah, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. (yang) menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajarkan
dengan pena. Mengajar manusia apa saja yang belum diketahuinya.
(Q.S Al-„Alaq: 1-5) 16

Ahmad Ibrahim Muhanna sebagai mana dikutib oleh Hery Noer Aly
mengatakan:
Bahwa Al-Qur’an membahas berbagai aspek kehidupan manusia, dan
pendidikan merupakan tema terpenting yang dibahasnya. Setiap ayatnya
merupakan bahan baku bangunan pendidikan yang dibutuhkkan manusia. Hal itu
tidak aneh mengingat Al-Qur’an merupakan kitab hidayah, dan seseorang
memperoleh hidayah tidak lain karena pendidikan yang benar serta ketaatannya.
Meskipun demikian, hubungan ayat-ayat nya dengan pendidikian tidak semua
sama. Ada yang merupakan bagian fondasional dan ada yang merupakan bagian
parsial. Dengan perkataan lain hubunganya dengan pendidikan ada yang langsung
dan ada yang tidak langsung. 17
Al-Qur’an diperuntukan bagi manusia untuk dijadikan pedoman hidupnya.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila manusia merupakan tema sentral
pembahasannya. Didalamnya diterangkan hakikat manusia siapa dirinya, dari
mana ia berasal, dimana dia berada, untuk apa ia diciptakan, apa yang harus

16
17

Departemen Agama, Op. Cit, h.
Hary Noer Aly, Ilmu Pendidkan Islam, (jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 2, h.39

16

dilakukannya, dan hendak kemana ia pergi. Karena masalah hakikat hidup,
pandangan hidup, dan tujuan hidup memang merupakan masalah pendidikan.
2. As-Sunnah
Dasar yang kedua setelah Al-Qur’an adalah Sunnah Rasulullah, amalan
yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam proses perubahan sikap hidup
sehari-hari tersebut menjadi dasar utama dan pertama pendidikan Islam setelah
Al-Qur’an, karna Allah menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya.
Hery Noer Aly mengikuti perkataan Abdurrahman An-Nahlawi bahwa
dalam lapangan pendidkan, sunnah mempunyai dua faedah :
1) Menjelaskan sistem pendidkan Islam sebagaimana terdapat di dalam AlQur’an dan menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat didalamnya.
2) Menggariskan metode-metode pendidkan yang dapat dipraktikan.18
Sunnah memang berkedudukan sebagai penjelas (tabyin) bagi Al-Qur’an.
Karena pengalaman ajaran Al-Qur’an yang bersifat global (mujmal) sering kali
sulit terlaksana tanpa penjelasannya. Karenanya Allah memerintahkan kepada
manusia untuk mentaati Rasul dalam rangka ketaatan kepada-Nya.
3. Ijtihad
Menurut Zakiyah Darajat:
Ijtihad ialah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh
ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan/menentukan
sesuatu syari’at Islam dalam hal-hal ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh
Al-Qur’an dan sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek
kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman kepada Al-Qur’an
dan As-Sunnah.19
Zakiyah Darajat mengatakan
Ijtihad dalam bidang pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Quran dan
Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan islam. Ijtihad
tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan
hidup di suatu tempat pada kondisi atau situasi tertentu. Teori-teori pendidikan
baru hasil ijtihad dikaitkan dengan ajaran islam dan kebutuhan hidup. 20
Ijtihad dibidang pendidikan ternyata semakin perlu, sebab ajaran Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagian besar bersifat pokok-pokok
18

Hary noer Aly, Op. Cit, h. 45
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta: Bumi Aksara bekerja sama dengan
Direktorat jendral pembinaan kelembagaan Agama Islam Depag, 1992), h.21
20
Ibid, h. 22
19

17

dan prinsipnya saja termasuk dalam aspek pendidikan. Sejak diturunkannya ajaran
Islam sampai wafatnya nabi Muhammah SAW, islam telah tumbuh dan
berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan kondisi
sosial yang tumbuh dan berkembang pula.
Dengan demikian untuk melengkapi dan merealisir ajaran Islam itu memang
sangat dibutuhkan ijtihad, sebab globalisasi dari Al-qur’an dan Sunnah belum
menjamin tujuan pendidikan islam dapat tercapai. Dalam hal ini, pemikiran para
ahli pendidikan muslim adalah salah satu bentuk ijtihad dibidang pendidikan,
yang bisa dijadikan salah satu rujukan bagi kaum muslimin dalam bidang
pendidikan Islam.

C.

Metode dan Pendekatan Dalam Pendidikan Islam

1.

Metode Pendidikan Islam
Menurut Abiddin Nata, “Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata,

yaitu kata meta yang berarti melalui dan kata hodos yang berarti jalan atau cara,
dengan demikian metode berat jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan.” 21
Dr. Jalaluddin dan Dr. Usman Said dalam bukunya Filsafat Pendidikan
Islam mengemukakan bahwa makna pokok dari pengertian metode itu sendiri
antara lain adalah:
1) Metode pendidikan adalah cara yang digunakan untuk menjelaskan materi
pendidikan kepada anak didik.
2) Cara yang digunakan merupakan cara yang tepat guna untuk menyampaikan
materi pendidikan tertentu dalam kondisi tertentu.
3) Melalui cara itu diharapkan materi yang disampaikan mampu memberi kesan
yang mendalam kepada diri anak didik.22
Selanjutnya jika metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat
membawa arti metode sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada
21

Abiddin Nata, Op. Cit, h. 91
Jalaluddin, et all, Filsafat Pendidikan Islam, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),
Cet 3, h. 51
22

18

diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi islam.
Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk memahami,
menggali, dan mengembangkan ajaran Islam sehingga terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman.
Ada beberapa metode dalam pendidikan Islam yang dikemukakan para ahli,
diantaranya ialah:
a.

Keteladanan
Pendidikan dengan teladan berarti pendidikan dengan memberikan contoh,

baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir dan sebagainya. Di dalam al-Qur’an
terdapat banyak ayat yang menunjukan kepentingan penggunaan teladan dalam
pendidikan. Antara lain terlihat pada ayat-ayat yang mengemukakan pribadipribadi teladan seperti dibawah ini:
1) Pribadi Rasulullah SAW

 …..        
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu….. ( Q.S. Al-ahzab: 21)
2) Pribadi Nabi Ibrahim AS dan Umatnya.

…..         
Artinya: Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
ang-orang yang bersama dengan dia…. (Q.S. Al-Mumtahanah: 4)
Kepentingan penggunaan keteladanan juga terlihat dari teguran Allah
terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan itu Allah menjelaskan:

           
      

19

Artinya: hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. ( Q.S. As-Shaff: 2-3)

b. Pembiasaan
Yang dimaksud dengan pembiasaan ialah cara-cara bertindak yang
persistent, uniform dan hampir-hampir otomatis (hampir-hampir tidak
disadari oleh pelakunya)
Pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat
penting, terutama bagi anak-anak. Di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat
yang menunjuk kepada penggunaan metode pembiasaan. Diantaranya
terdapat dalam surat An-Nur ayat 58-59 yang berbunyi:

       

           
          

          

           
      

 

          

   

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita)
yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) Yaitu: sebelum
sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah

20

hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada
dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. mereka
melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain).
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai
umur balig, Maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang
sebelum mereka meminta. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya.
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nur: 58-59)
As-shabuni, Ahli Hukum Islam dan Studi Islam dari Mekkah
mengatakan bahwa pada lahirnya perintah pada ayat tersebut diarahkan
kepada anak-anak, tetapi pada hakikatnya diperuntukan bagi orang dewasa.
Menanamkan kebiasaan itu sulit dan kadang-kadang memerlukan
waktu yang lama. Kesulitan itu disebabkan pada mulanya seseorang atau anak
belum mengenal secara praktis sesuatu yang hendak dibiasakannya. Oleh
sebab itu, dalam menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan. Pembiasaan
hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian
yang terus-menerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan. Sebab,
pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peserta didik agar melakukan
sesuatu secara otomatis seperti robot, melainkan agar ia dapat melaksanakan
segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berhati-hati.
c.

Pemberi Nasihat
Yang dimaksud dengan pemberi nasihat ialah penjelasan tentang
kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang
dinasihati dari bahaya serta menunjukannya kejalan yang mendatangkan
kebahagiaan dan manfaat.
Banyak ayat di dalam Al-Quran yang mengilustrasikan tentang
penggunaan metode member nasihat diantaranya:

           
   

21

Artinya:
Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada anak-anaknya diwaktu dia
memberi pelajaran kepada anaknya. Hai anakku janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kedzaliman yang besar. ( Q.S. Luqman: 13 )
Memberi nasihat merupakan salah satu metode penting