Metode dakwah ustadz Sulaiman ibnu Salam pada masyarakat terdampak bencana lumpur lapindo di Desa Renojoyo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.

METODE DAKWAH USTADZ SULAIMAN IBNU SALAM PADA
MASYARAKAT TERDAMPAK BENCANA LUMPUR LAPINDO DI DESA
RENOJOYO KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial (S.Sos)

OLEH :
KURNIA ARISA MAGHFIROH
B71213048

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017

ABSTRAK


Kurnia Arisa Maghfiroh, NIM B71213048 2017, Metode Dakwah Ustadz
Sulaiman Ibnu Salam Pada Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur Lapindo Di
Desa Renojoyo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
Kata Kunci : Metode Dakwah
Masalah yang diteliti dalam skripsi ini yaitu Bagaimana Metode Dakwah
Ustadz Sulaiman Ibnu Salam Pada Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur
Lapindo Di Desa Renojoyo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo?
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian Kualitatif yang bersifat Fenomenologi. Dan
pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa, Ustadz Sulaiman Ibnu Salam dalam
dakwahnya pada Masyarakat terdampak bencana Lumpur Lapindo di Desa
Renojoyo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo menggunakan beberapa metode
dakwah yaitu, Metode Pendidikan dan Pengajaran Agama, Metode Konseling, dan
Metode Pemberdayaan Masyarakat.
Berdasarkan masalah dan kesimpulan tersebut, banyak dari sisi penelitian
yang tidak bisa diungkapkan disini, sehingga diharap adanya penelitian lanjutan
mengenai masalah seperti pesan dakwah, media dakwah, dan hal-hal yang bisa
diangkat sebagai bahan masalah dalam penelitian selanjutnya.


vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................................

ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI .................................................


iv

MOTTO ..........................................................................................................

v

PERSEMBAHAN ...........................................................................................

vi

ABSTRAK ......................................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................


x

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................

1

B. Rumusan Masalah ................................................................

10

C. Tujuan Penelitian .................................................................

11

D. Manfaat Penelitian ...............................................................


11

E. Definisi Konsep ...................................................................

12

F. Sistematika Pembahasan ......................................................

16

: KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Kerangka Teoritik ................................................................

18

1.

Pengertian Metode Dakwah..........................................


18

2.

Macam – Macam Metode Dakwah ...............................

22

B. Penelitian Dahulu yang Relevan ..........................................

41

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................

44


B. Kehadiran Peneliti................................................................

48

C. Jenis dan Sumber Data.........................................................

49

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................

53

E. Teknik Analisis Data ...........................................................

57

F. Teknik Pengecekan Keabsahan Data ...................................

61


G. Tahapan Penelitian...............................................................

64

BAB IV : PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Setting Penelitian .................................................................

BAB V

65

1.

Biografi Ustadz Sulaiman Ibnu Salam .........................

65

2.


Tempat Penelitian .........................................................

72

3.

Gambaran Sosial Kemasyarakatan ..............................

74

4.

Profil Attarbiyyah Islamiyyah Babussalam ..................

77

B. Penyajian Data .....................................................................

88


C. Temuan Penelitian ..............................................................

96

D. Teori dan Penemuan ...........................................................

108

: PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................

110

B. Saran ....................................................................................

111

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan
memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran
Islam kepada seluruh umat manusia. Dakwah adalah suatu istilah yang
sangat dikenal dalam dunia Islam. Dakwah dan Islam merupakan dua
bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena Islam tidak
akan tumbuh dan berkembang tanpa adanya dakwah.
Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang
lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses
terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam
mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah
terdapat suatu ide dinamis, sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tuntunan ruang dan waktu. Sementara itu, dakwah dalam
prakteknya merupakan kegiatan untuk mentransformasikan nilai-nilai
agama yang mempunyai arti penting dan berperan langsung dalam
pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai kehidupan.1
Islam dan dakwah adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Islam
tidak akan mungkin maju dan berkembang bersyi’ar dan bersinar tanpa
adanya upaya dakwah. Semakin gencar upaya dakwah dilaksanakan
1 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 16-17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

semakin bersyi’arlah ajaran Islam. Semakin kendor upaya dakwah
semakin redup pulalah cahaya Islam dalam masyarakat.2
Dakwah Islam meliputi wilayah yang luas dalam semua aspek
kehidupan. Ia memiliki berbagai ragam bentuk, metode, media, pesan,
pelaku, dan mitra dakwah. Kita sendiri tidak bisa terlepas dari kegiatan
dakwah, baik sebagai pendakwah maupun sebagai mitra dakwah. Apapun
yang berkaitan dengan dengan Islam, kita pastikan ada unsur dakwahnya.
Dakwah adalah denyut nadi Islam. Islam dapat bergerak dan hidup karena
dakwah.3
Metode dakwah juga merupakan bagian penting dari dakwah.
Metode dalam kamus ilmiah populer adalah cara yang sistematis dan
teratur untuk melaksanakan sesuatu atau cara kerja. Sedangkan Metode
Dakwah merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategi
dakwah yang telah ditetapkan. Ia bagian dari strategi dakwah. Karena
menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual,
metode dakwah bersifat lebih konkret dan praktis. Ia harus dapat
dilaksanakan dengan mudah. Arah ,metode dakwah tidak hanya
meningkatkan efektivitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan
hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki keunggulan dan
kelemahan. Metodenya berupaya menggerakkan keunggulan tersebut dan
memperkecil kelemahannya.4

2 Sunarto, Etika Dakwah, (Surabaya, jaudar Press, 2015), h.77
3 Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 5
4 Ibid, h. 358

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Metode dakwah adalah cara – cara yang ditempuh oleh pendakwah
dalam berdakwah atau cara untuk menerapkan strategi dakwah. Lebih
lanjut

metode

adalah

ilmu

yang

mempelajari

bagaimana

cara

berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendala-kendalanya.5
Asmuni Syukur menjelaskan tentang Metode dakwah ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai
tujuan dakwah yang efektif dan efisien.6 Pemahaman tantang metode
dakwah terdapat dalam QS. An-Nahl : 125 :

‫اد إل س يل ربك بالحك ة وال وع ة الحسنة وجادل م بالَتي هي أحسن إ َن ربَك‬
‫هو أعلم ب ن ض َل عن س يله وهو أعلم بال تدين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”7
Ayat diatas secara tegas memerintahkan kita untuk melaksanakan
dakwah Islam. Perintah tersebut ditunjukkann dalam bentuk kata perintah
dan kecaman bagi yang meninggalkan dakwah. Asmuni syukur juga
menjelaskan dari ayat tersebut sudah jelas bahwa prinsip-prinsip dakwah
Islam tidaklah menunjukkan kekakuannya tapi selalu menunjukkan
kefleksibelannya.

Perintah

dakwah

dalam

agama

Islam

tidak

mengharuskan secepatnya berhasil dengan satu cara atau satu metode saja,
namun berbagai cara harus dikerjakan sesuai dengan keadaan objek
5 Sunarto, Kiai Prostitusi, (Surabaya:Jaudar Press, 2013), h.26
6 Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h. 100
7 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Surabaya:Surya Cipta Aksara, 1993),
h.421

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

dakwahnya, kemampuan masing-masing da’i dan atas kebijaksanaannya
sendiri-sendiri dan lain sebagainya.8 Dakwah haruslah dikemas dengan
cara dan metode yang tepat dan pas. Dakwah sangat memerlukan metode
agar mudah diterima oleh mitra dakwah. Metode yang dipilih harus benar
agar Islam dapat dimengerti dengan benar dan menghasilkan pencitraan
Islam yang benar pula.9
International Strategy for Disaster Reduction-United Nations,
mendefinisikan bencana sebagai gangguan serius terhadap fungsi sistem
masyarakat yang mengakibatkan kerugian berskala besar yang melampaui
kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasinya dengan sumber daya
mereka sendiri.10. Menurut definisi lain, bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat, yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau
faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis, penjelasan tersebut dikemukakan dalam
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007, tentang Penanggulangan
Bencana.11 Bencana alam seolah-olah menjadi akrab ditelinga kita, bahkan
di sejumlah kawasan, interaksi dengan bencana adalah suatu kelaziman
yang tidak bisa dihindarkan.12

8 Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 103
9 Sunarto, Kiai Prostitusi, h.26
10 Eko Harry Susanto dkk, Komunikasi Bencana, (Yogyakarta:Mata Padi Pressindo, 2011), h.63
11 Ibid, h.5
12 Ibid, h.3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Pada tanggal 29 Mei 2006, terjadilah sebuah peristiwa di Porong
Sidoarjo yaitu menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo
Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, kecamatan
Porong. Dan sampai saat ini pun bencana ini masih terjadi. Lokasi
semburan hanya berjarak 150-500 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP1),
yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas sebagai
operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur
panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan
Lapindo Brantas di sumur tersebut.13
Lokasi tersebut merupakan kawasan pemukiman warga desa
muslim. Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi para Alim ulama’ dan Da’i di daerah
tersebut. Karena daerah tersebut mayoritas adalah warga muslim yang
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Dampak yang
ditimbulkan adalah lumpur menggenangi berhektar-hektar lahan pertanian,
pemukiman bahkan tempat ibadah. Banjir lumpur panas juga memaksa
warga kehilangan mata pencaharian dan mengalami nasib yang tak jelas.
Luapan lumpur lapindo juga berdampak secara langsung terhadap aktifitas
masyarakat di sekitar semburan lumpur.
Debit luapan lumpur yang cenderung mengalami peningkatan
berakibat pada terendamnya beberapa desa atau kelurahan di sekitar
semburan. PT. Lapindo Brantas sendiri berdiri di Desa Renokenongo
13 https://idm.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo. diakses pada 02-10-2016
20.08WIB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Desa ini sebelumnya merupakan
desa yang cukup tenteram, nyaman, serta masyarakat yang dinamis dengan
tingkat perekonomian rata-rata tergolong mampu. Namun pada tanggal 29
Mei 2006, 2 hari setelah gempa besar mengguncang Yogyakarta dan
sekitarnya, lumpur panas menyembur dari sumur Banjar Panji-1 milik PT.
Lapindo Brantas. Luas seluruh Desa Renokenongo adalah 195,4 Ha,
dengan penduduk pada Tahun 2009 berjumlah 6.399 jiwa dan pada Tahun
2010 jumlah penduduk berjumlah 6.437 jiwa, dan terdiri dari 4 Dusun,
terpaksa di ungsikan ke Pasar Baru Porong.14
Desa Renokenongo merupakan tempat lokasi PT. Lapindo Brantas
berada dan merupakan lokasi utama tenggelamnya lumpur dari Mei 2006.
Setelah rumah warga Reno Kenongo tenggelam oleh lautan lumpur, maka
mereka diungsikan di Pasar baru Porong yang memang baru dibangun dan
belum digunakan dan disahkan sebagai pasar. Warga menghuni petakpetak stan toko di sana. Sejak saat itu tidak ada aktivitas sama sekali dan
semua kegiatan pun lumpuh total.
Masyarakat mulai mengalami keterpurukan, karena terpaan
bencana yang mereka alami. Banyak masyarakat yang menggantungkan
hidupnya di daerah tersebut karena daerah tersebut dahulunya adalah desa
yang ramai, banyak industri kecil dan menengah yang menjadi mata
pencaharian warga setempat di desa Renokenongo dan sekitarnya. Dan
setelah lumpur menggenangi rumah dan pemukiman meraka, mereka

14 Ibid

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

menjadi pengangguran dan kepala keluarga pun bingung membiayai
keluarganya, para masyarakatnya yang sedari dulu hidup tentram dalam
sekejap kehilangan rumah dan lingkungannya.
Banyak warga mulai meninggalkan nilai nilai islam setelahnya,
seperti mulai lalai akan kewajibannya sebagai ummat. Seperti pada saat di
pengungsian pasar baru porong, warga pengungsian banyak yang
meninggalkan sholat wajib karena sempitnya tempat, toilet yang antri dan
tidak bersih, dan tidak ada pakaian sholat bersih yang memadai. Ditambah
dengan banyak bapak bapak yang bermain judi kalau malam hari karena
tidak ada kegiatan. Belajar mengajar mengaji di Attarbiyyah Babussalam
pun mengalami kendala tempat dan kondisi, sehingga para murid yang
dari dulu rutinitasnya mengaji pun meninggalkan aktifitas tersebut.
keadaan di pengungsian pasar baru porong sangat memprihatinkan. Dan
Ustadz Sulaiman Ibnu Salam inilah yang masih aktif berdakwah di warga
korban lumpur lapindo.
Setelah warga mengungsi di pasar baru porong, PT. Lapindo
Brantas memberikan bantuan dengan dilakukan relokasi mandiri sekitar
500 Kepala Keluarga korban lumpur ke Desa Kedung Kampil Porong
yang diberi nama baru yaitu Desa Renojoyo dan para warga pun
membangun rumah baru di sana. Dan hidup dilingkungan baru setelah
dari dulu hidup tenteram di Desa Renokenongo dan sekitarnya apalagi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

setelah terjadinya bencana lumpur ini, sudah pasti terdapat perbedaan
kehidupan yang dialami oleh seluruh warga Desa Renojoyo.15
Menurunnya nilai-nilai keislaman pun masih saja terjadi saat para
korban baru menempati rumah barunya di Desa Renojoyo karena mereka
memulai adaptasi di lingkungan baru, tetangga baru, dan tempat baru.
Tidak mudah bagi warga untuk menerima kenyataan yang sudah terjadi,
dan untuk itu Ustadz Sulaiman Ibnu Salam inilah yang selalu
mendampingi dan berdakwah pada masyarakat desa Renojoyo. Saat beliau
membangun rumah di desa Renojoyo, ia pun membangun kembali tempat
Attarbiyyah Islamiyyah Babussalam yang sebelum ada luapan lumpur
memang sudah berdiri, ia membangun di rumahnya dengan membangun
juga Mushollah yang bernama Mushollah Babussalam.
Sehubungan dengan hal itu, Desa Renojoyo menarik untuk dijadikan
obyek penelitian. Salah satunya adalah bagaimana metode dakwah yang
dilakukan oleh Ustadz Sulaiman Ibnu Salam pada masyarakat Renojoyo
tersebut. Metode dakwah yang bagaimanakah yang beliau lakukan kepada
warga korban lumpur sehingga saat ini warga pun mulai kembali
beraktifitas dengan baik. Para anak kecil tiap sore dan malam hari giat
untuk mengaji dan mencari ilmu agama, rutinitas istighosah dan
pembacaan yasin juga aktif dilakukan, pembacaan khataman al quran dan
pembacaan diba’ juga selalu menjadi rutinitas warga. Setiap satu tahun
sekali selalu diadakan pengajian akbar dan seluruh warga Desa Renojoyo
15 http://www.suarasurabaya.net/fokus/220/2013/119767-Wisanggeni-dari-Kubangan-Lumpur
diakses pada 02-10-2016 20.08WIB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

ikut berkontribusi aktif di dalam kegiatan syiar Islam tersebut, dan para
masyarakat pun dapat hidup tentram kembali seakan sudah lupa akan
peristiwa luapan lumpur lapindo yang menenggelamkan rumah dan
lingkungan kehidupannya sepuluh tahun silam.
Dakwah adalah salah satu kewajiban agama yang harus
dilaksanakan oleh pemeluknya sebagai bukti dari rasa taat pada Allah
SWT dan Rasul-Nya. Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah
yang merupakan tugas sebagai manusia muslim sudah tercantum dalam
Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 104, yaitu :

‫ولتكن منكم أ َمةٌ يدعون إل ال ير ويأمرون بال عروف وين ون عن ال نكر وأولـ ك‬
‫هم ال فلحون‬
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang yang beruntung.16

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menghendaki adanya
segolongan umat Muslim untuk selalu menyeru atau mengajak serta
menyiapkan diri untuk melaksanakan perintah-Nya. Menyeru kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan tanggung jawab
bersama antara kaum muslimin. Oleh karena itu, setiap komponen
pendukung aktivitas dakwah harus selalu saling membantu dalam
menegakkan dan menyebarkanajaran Allah SWT serta memberantas
kemungkaran (Amar Ma’ruf Nahi Munkar).
16 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Surabaya:Surya Cipta Aksara, 1993),
h.93

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Berangkat dari hal tersebut, Ustadz Sulaiman Ibnu Salam dengan
kondisi terdampak bencana lumpur Lapindo pun masih giat untuk
berdakwah, dengan segala kondisi apapun tugas dakwah tetap diemban
dengan usaha yang begitu tinggi. Mensyiarkan agama Islam sudah
mendarah daging dalam kehidupannya, rutinitas kehidupan beliau
diperuntukkan untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Ia menjalankan
rutinitas dakwah kepada masyarakat dari hal terkecil yaitu dari
keluarganya sendiri, murid-muridnya dan seluruh warga Renojoyo. Ia
berdakwah dengan al-qur’an, kitab-kitab, tarbiyah, dan tindakan
nyata.Ustadz Sulaiman Ibnu Salam ingin syiar Islam selalu terjaga oleh
umat Islam.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengambil judul ”Metode Dakwah Ustadz Sulaiman Ibnu Salam Pada
Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur Lapindo Di Desa Renojoyo
Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas untuk memperoleh gambaran
jelas mengenai masalah penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah :
Bagaimana Metode Dakwah Ustadz Sulaiman Ibnu Salam Pada
Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur Lapindo Di Desa Renojoyo
Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Metode Dakwah Ustadz Sulaiman Ibnu Salam Pada
Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur Lapindo Di Desa Renojoyo
Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bahwa :
a. Manfaat Teoritis
1. Diharapkan mampu menambah keilmuan untuk mengembangkan
kualitas dan kreatifitas dalam bidang dakwah, khususnya untuk
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
2. Diharapkan dapat menambah kajian keilmuan dakwah pada program
studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
3. Diharapkan dapat menjadi literatur bagi da’i guna menambah wawasan
yang berkaitan dengan keilmuan dakwah, sehingga terwujudnya
inovasi dalam aktifitas dakwah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

b. Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti berikutnya yang
akan meneliti tentang Metode Dakwah Ustadz Sulaiaman Ibnu Salam
Pada Masyarakat Terdampak Bencana Lumpur di Desa Renojoyo
Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
2. Hasil rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pedoman dalam mengembangkan keilmuan dakwah.
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi para
pelaku dakwah terutama bagi pendakwah di tempat bencana.

E. Definisi Konsep
1. Metode Dakwah
Metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk
melaksanakan sesuatu atau cara kerja.17 Sunarto juga
menjelaskan Metode adalah imu yang mempelajari bagaimana
cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi kendalakendalanya.18
Sedangkan Dakwah ditinjau dari segi etimologi atau asal
kata (bahasa) dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti
“Panggilan, ajakan, atau seruan” .19 seperti makna arti Dakwah
yang terkandung pada Al-qur’an Surat An-Nahl ayat 125:

17 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h. 358
18 Sunarto, Kiai Prostitusi, h.27
19 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

‫اد إل س يل ربك بالحك ة وال وع ة الحسنة وجادل م بالَتي هي‬
‫أحسن إ َن ربَك هو أعلم ب ن ض َل عن س يله وهو أعلم بال تدين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.”20
Makna kata dakwah secara istilah menurut beberapa
ahli adalah yaitu, Dalam segi epistimologi (istilah) Quraish
Shihab mendefinisikan sebagai seruan atau ajakan kepada
keinsafan, atau mengubah situasi yang tidak baik menjadi
situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap diri
pribadi

maupun

Aboebakar Atjeh

masyarakat.21

Sedangkan

menurut

dakwah adalah Perintah mengadakan

seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
Jadi, metode dakwah adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari cara-cara berdakwah untuk mencapai tujuan
dakwah yang efektif dan efisien.22 Definisi lain Metode
dakwah adalah cara-cara yang ditempuh oleh pendakwah
dalam berdakwah atau cara untuk menerapkan strategi

20 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya. h.421
21 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an. (Bandung: Mizan, 1992), h.194.
22 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 100

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

dakwah.23 Sedangkan Metode Dakwah yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana cara-cara
yang ditempuh oleh Ustadz Sulaiman Ibnu Salam pada
masyarakat terdampak bencana lumpur lapindo di Desa
Renojoyo Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
2. Korban Bencana Lumpur Lapindo
Pada tanggal 26 Mei 2006 terjadilah semburan dan luapan
lumpur panas di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Sehubungan dengan hal tersebut presidan Republik Indonesia
mengeluarkan Peraturan Presiden tentang korban bencana
lumpur lapindo, yaitu :
a. Peraturan Presiden 14/2007 yang memasukkan daerah Desa
Jatirejo, Siring, Kedung Bendo, dan Renokenongo ke dalam
peta area terdampak.
b. Peraturan Presiden 48/2008 yang menambahkan Desa
Besuki, Pejarakan dan Kedung Cangkring kedalam area
terdampak.
c. Peraturan Presiden 40/2009 yang menambahkan RT 1, RT
2, RT 3, dan RT 12, RW 12 Desa Siring Barat, RT 1 dan
RT 2 RW 1 Desa Jatirejo dan RT 10, RT 13, dan RT 15
RW 2 Desa Mindi.

23 Sunarto, Kiai Prostitusi, h.27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

d. Peraturan Presiden 37/2012 yang menambahkan beberapa
RT dan hamparan sawah di Desa Besuki, Keluraha Mindi,
Desa Pamotan, Kelurahan Gedang, Desa Ketapang, Desa
Gempolsari, Desa Kalitengah, dan Desa Wunut ke dalam
area terdampak.24
Lumpur Lapindo menggenangi 16 desa di tiga kecamatan
yaitu Kecamatan Porong, Kecamatan Jabon, dan Kecamatan
Tanggulangin. semula hanya menggenangi empat desa dengan
ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga
setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian.
luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan
markas Koramil Porong. dengan total lebih dari 8.200 jiwa dan
tak kurang 25.000 jiwa mengungsi. karena tak kurang dari
10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah
terendam lumpur.25
Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan
aktifitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. tercatat
1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
Empat kantor pemerintahan juga tak berfungsi dan para
pegawai juga terancam tidak bekerja. tidak berfungsinya sarana

24 www.bpls.go.id/ diakses pada25 Januari 2017 pada pukul 17.00 WIB
25 https://idm.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_sidoarjo diakses pada 25 Januari 2017
pada pukul 15.00 WIB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

pendidikan, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur
(jaringan listrik dan telepon).26
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka
berpikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan
skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:
-

Bab I adalah Pendahuluan
Bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca
untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan
mengapa penelitian itu dilakukan. Bab pendahuluan ini berisikan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual dan sistematika
pembahasan.

-

Bab II adalah Kajian Kepustakaan,
Pada bab ini berisi tentang kerangka teoritik dan penelitian
terdahulu yang relevan. Dalam penelitian kualitatif kajian
kepustakaan diarahkan pada penyajian informasi terkait yang
mendukung gambaran umum tentang fokus penelitian

-

Bab III adalah Metode Penelitian
Pada bab ini memuat uraian secara rinci tentang metode
dan langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan

26 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

jenis penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, tahapan
penelitian, teknik pengumpulan, teknik analisis data.
-

Bab IV adalah Penyajian Data Dan Analisis Data Penelitian
Pada bab ini yaitu memaparkan tentang hasil yang didapat
selama penelitian dan menganalisis data yang didapat dengan
metode dakwah yang telah ada. Pemaparan berisi deskripsi objek
penelitian, data dan fakta subyek yang terkait dengan rumusan
masalah, Hal ini akan dijelaskan dengan secukupnya agar
pembaca mengetahui hal-ikhwal sasaran penelitian.

-

Bab V adalah Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan
jawaban langsung dari permasalahan. Yang perlu diingat bahwa
kesimpulan harus sinkron dengan rumusan masalah, baik dalam
hal urutan atau jumlahnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “Meta”
(melalui) dan “Hodos” (jalan, cara). Metode juga berasal dari bahasa
Jerman Methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa
Yunani metode berasal dari kata Methodos artinya jalan yang dalam
bahasa Arab disebut Thariq. Metode berarti cara yang telah diatur dan
melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.1 Sedangkan
Ali Aziz mengutip dari Kamus Ilmiah Populer, metode adalah cara
yang sistematis dan teratur untuk melaksanakan sesuatu atau cara
kerja.2 Jadi, metode dakwah ialah penyesuaian cara dengan materi
(isi) sesuai dengan situasi dan kondisi objek, cocok dengan lokasi dan
sikap da’i untuk mencapai tujuan dakwah.
Dakwah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab “da’wah”
( ‫)الدعو‬. Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu, dal, „ain dan wau.
Dari ketiga huruf tersebut terbentuk beberapa kata dengan beberapa
makna. Makna tersebut adalah panggilan, seruan, ajakan, dan
undangan. Definisi itu seakan telah disepakati bersama oleh para

1 Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h.6
2 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta:Kencana, 2012), h.358

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

ulama dan tokoh dakwah. Kesepakatan itu juga telah disepakati oleh
para ahli bahasa. Ahmad Warson Munawwir juga dalam kamusnya
Al-Munawwir, kamus Arab-Indonesia, menterjemahkan kata ‫دعا – دعو‬
(da’a - da'wah)

di antaranya yaitu memanggil, menyeru,

dan

mengundang.3
Sedangkan Dakwah ditinjau dari segi etimologi atau asal kata
(bahasa) dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti “Panggilan,
ajakan, atau seruan”.4 seperti makna arti Dakwah yang terkandung
pada Al-qur’an Surat An-Nahl ayat 125:

‫اد إل س يل ربك بالحك ة وال وع ة الحسنة وجادل م بالَتي هي أحسن إ َن ربَك‬
– ‫هو أعلم ب ن ض َل عن س يله وهو أعلم بال تدين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”5
Dan makna kata dakwah secara istilah menurut beberapa ahli adalah
yaitu:
1. Jamaluddin Kafie
Dakwah adalah Suatu sistem kegiatan dari seseorang,
kelompok, atau segolongan ummat Islam sebagai aktualisasi
imaniyah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan,

3 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Arab – Indonesia Terlengkap, (Surabaya:Pustaka
Progressif, 2002), h. 406
4 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h. 19
5 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Surabaya:Surya Cipta Aksara, 1993),
h.421

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

panggilan, undangan, doa, yang disampaikan dengan ikhlas dengan
menggunakan metode, sistem, dan bentuk tertentu agar mampu
menyentuh kalbu dan fitrah seseorang, sekeluarga, sekelompok,
massa, dan masyarakat manusia, supaya dapat memengaruhi
tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.6
2. Asmuni Syukir
Dakwah islam adalah suatu usaha atau proses yang
diselenggarakan dengan sadar dan terencana untuk mengajak
manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi ke arah yang lebih
baik (dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan) dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, yaitu hidup bahagia di dunia dan
di akhirat.7
3. Quraish Shihab
Dalam

segi

epistimologi

(istilah)

Quraish

Shihab

mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakaan kepada
keinsafan, atau mengubah situasi yang tidak baik menjadi situasi
yang lebih baik dan sempurna baik terhadap diri pribadi maupun
masyarakat.8
4. Aboebakar Atjeh
Dakwah adalah Perintah mengadakan seruan kepada sesama
manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang
benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
6 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, h.15
7 Ibid, hlm14
8 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an. (Bandung:Mizan,1992), h.304.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Jadi secara umum, dakwah bisa dikatakan yaitu kegiatan yang
mempunyai tujuan ke arah perubahan positif. Dakwah adalah
menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia ke jalan Allah
SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat, sesuai
dengan tuntutan dan contoh Rasulullah SAW.9
Dari penjelasan tentang metode dan dakwah diatas, maka
Metode dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara
berdakwah untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien.10
sedangkan Munir dalam bukunya yang berjudul Metode Dakwah
mengutip dari Toto Tasmara yaitu metode dakwah adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.11 Menurut Wahidin Saputra, metode dakwah adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u (komunikan) untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah
dan kasih sayang.12
Metode dakwah adalah cara-cara yang ditempuh oleh
pendakwah dalam berdakwah atau cara untuk menerapkan strategi
dakwah. Ada tiga karakter yang melekat dalam metode dakwah, yaitu,
Metode

dakwah

merupakan

cara-cara

yang

sistematis

yang

9 Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.28
10 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h. 100
11 Munir, Metode Dakwah, h.7
12 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h.243

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

menjelaskan arah strategi dakwah yang telah ditetapkan, metode
dakwah bersifat konkret dan praktis, arah metode dakwah tidak hanya
meningkatkan efektifitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan
keunggulan dan kelemahan. Dengan demikian metode dakwah adalah
cara-cara yang sistematis, konkret, praktis dan efektif yang ditempuh
oleh pendakwah dalam melaksanakan dakwah untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.13
Di dalam melaksanakan suatu kegiatan dakwah diperlukan
metode penyampaian yang tepat agar tujuan dakwah bisa tercapai
dengan baik. Metode dalam melaksanakan kegiatan dakwah adalah
suatu cara dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.14
Dan Metode Dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tentang bagaimana cara-cara yang ditempuh oleh Ustadz
Sulaiman Ibnu Salam untuk berdakwah pada masyarakat terdampak
bencana lumpur lapindo di Desa Renojoyo Kecamatan Porong
Kabupaten Sidoarjo.

2. Macam-macam Metode Dakwah
a. Metode dakwah dalam Al Qur’an
Allah menurunkan Qur’an kepada hamba-Nya agar ia
menjadi pemberi peringatan bagi semesta alam. Ia menggariskan
bagi makhluk-Nya itu akidah yang benar dan prinsip-prinsip yang
13 Sunarto, Kiai Prostitusi, h.27Ibid, h.27
14 Bahri ghazali, Da’wah Komunikatif, (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

lurus dalam ayat-ayat yang tegas keterangannya dan jelas ciricirinya. Itu semua merupakan karunia-Nya kepada umat manusia,
dimana ia menetapkan bagi mereka pokok-pokok agama untuk
menyelamatkan akidah mereka dan menerangkan jalan lurus yang
harus mereka tempuh.15
Untuk

itu

al-quran

sebagai

pedoman

umat

islam

didalamnya juga terdapat penjelasan tentang metode dakwah yaitu
dijelaskan dalam Al-Qur’an salah satunya terdapat dalam firman
Allah SWT dalam surat An-Nahl, ayat 125 :

‫اد إل س يل ربك بالحك ة وال وع ة الحسنة وجادل م بالَتي هي أحسن إ َن ربَك‬
– ‫هو أعلم ب ن ض َل عن س يله وهو أعلم بال تدين‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”16
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode
dakwah itu meliputi tiga cakupan, diantaranya:
1. Al-Hikmah
Kata al-hikmah mempunyai banyak pengertian. Pengertianpengertian yang dikemukakan para ahli bahasa maupun pakar alqur’an tidak hanya mencakup pemaknaan eksistensinya, tetapi
juga pemaknaan dalam konsepnya sehingga pemaknaannya
15 Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor:PT. Pustaka Litera Antar
Nusa,2011), h.302
16 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Surabaya:Surya Cipta Aksara, 1993),
h.421

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam kamus dan beberapa
kitab tafsir, kata Al-hikmah diartikan : al „adl (keadilan), al-hilm
(kesabaran dan ketabahan), an-nubuwwah (kenabian), al’ilm (ilmu
pengetahuan, al-qur’an, falsafah, kebijakan, pemikiran atau
pendapat yang baik, al-haq (kebenaran), meletakkan sesuatu pada
tempatnya, kebenaran sesuatu, dan mengetahui sesuatu yang
paling utama dengan ilmu yang paling utama.17
Dalam bukunya, Asep Muhiddin menjelaskan bahwa dalam
kitab-kitab Tafsir Al-qur’an Al-„Adzim karya Jalalain, dengan
makna bi al-hikmah, yakni dengan Al-Quran, yaitu, Syekh
Muhammad Nawawi Al-Jawawi memberi makna bi al-hikmah
dengan hujjah (argumentasi), akurat dan berfaedah untuk
penetapan akidah atau keyakinan. Sedangkan Wahbah Al-Juhali
dalam karyanya Tafsir Al-Munir memberi makna bi al-hikmah
sebagai perkataan yang jelas dengan dalil yang terang, yang dapat
mengantarkan pada kebenaran dan menyingkap keraguan. Adapun
Al-Maraghi memberi makna bi al-hikmah itu secara lebih luas,
yakni “dengan wahyu Allah yang telah diberikan kepadamu”.
Dari beberapa pemaknaan al-hikmah tersebut, dapat
diambil beberapa kesimpulan bahwa dakwah bi al-hikmah pada
intinya adalah penyeruan atau pengajakan dengan cara bijak,
filosofis, argumentatif dilakukan dengan adil, penuh kesabaran

17 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 163

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dan ketabahan, sesuai dengan risalah an-nubuwwah dan ajaranajaran Al-Quran atau wahyu Ilaihi. Terungkaplah apa yang
seharusnya secara al-haq (benar) dan terposisikannya sesuatu
secara proporsional.18
Sedangkan menurut Munir, kata “hikmah” dalam AlQur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh
maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “bukman” yang
diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan
dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika
dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang
kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah. Orang yang
memiliki hikmah disebut al-hakim yaitu orang yang memiliki
pengetahuan yang paling utama dari segala sesuatu. Kata hikmah
juga sering dikaitkan dengan filsafat, karena filsafat juga mencari
pengetahuan hakikat segala sesuatu.19
Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana,
akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, dan
menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Al hikmah
adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih,
memilah dan menyamakan teknik dakwah dengan kondisi mad’u.
Al hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan
doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi
18 Ibid, h.163
19 Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h.10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah
sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan
teoritis dan praktis dalam berdakwah.20
Al-hikmah adalah berdialog menggunakan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Hikmah adalah yang
paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun
perbuatan. Hikmah adalah pengetahuan dan tindakan yang bebas
dari kesalahan dan kekeliruan, hikmah adalah sesuatu yang
mengena pada kebenaran berdasarkan ilmu dan akal.21
Menurut Thabathaba’i, hikmah adalah argumen yang
menghasilkan kebenaran yang tidak diragukan, tidak mengandung
kelemahan, juga tidak mengandung kekaburan. Cara ini digunakan
untuk berkomunikasi dengan lawan bicara yang gemar mencari
kebenaran (al-khawas).22
Metode dakwah bil-hikmah yaitu memberikan teladan yang
terbaik dalam sikap dan prilaku, dengan selalu sopan santun
kepada siapapun. Kemudian, hal ini diistilahkan dengan akhlaqul
karimah. Setelah itu Rasulullah SAW mendapatkan predikat dari
langit sebagai “Uswatun Hasanah” yang bermakna Teladan
Terbaik dan Terpuji. Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 telah
menjelaskannya yaitu :

20 Ibid, hh.10-11
21 Gunara Thoriq, Komunikasi Rasulullah, (Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2009), h.110
22 Ibid, h.110

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

َ ‫لقد كان لكم في رسو‬
َ ‫َ أسو ٌ حسنةٌ ل ن كان يرجو‬
‫َ واليو اْخر‬
َ ‫و كر‬
– ‫َ كثيرا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.” 23
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa
hikmah adalah menyerukan dan mengajak dengan cara yang baik
dan benar sesuai dengan Al-Quran.
2. Al-Mau’izhah Hasanah
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata,
yaitu mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah berarti, nasihat,
bimbingan, pendidikan, dan peringatan. Sementara hasanah
merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan
lawannya kejelekan. Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan
sebagai

ungkapan

yang

mengandung

unsur

bimbingan,

pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan,
pesan-pesan positif yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan
agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
Mau’izhah hasanah, akan mengandung arti kata-kata yang
masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam
perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau

23 Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahnya.(Surabaya:Surya Cipta Aksara, 1993)
,h.670

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah-lembutan
dalam menasihati sering kali dapat meluluhkan hati yang keras
dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan
kebaikan daripada larangan dan ancaman.24
Mau’izhah

hasanah

adalah

memberi

nasihat

dan

perumpamaan yang baik dan menyentuh jiwa sesuai dengan
tingkat pengetahuan lawan bicara. Al-mau’izhah diambil dari kata
wa „azha yang berarti nasihat. Mau’izhah adalah uraian yang
menyentuh hati yang mengantar kepada kebaikan. Cara ini
digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan bicara dari
golongan orang awam (al-awwam).25
Sedangkan menurut beberapa komentar ahli bahasa dan
pakar tafsir, beberapa deskripsi pengertian Al Mau’izhah Al
hasanah adalah sebagai berikut, yaitu:
-

Pelajaran dan nasihat yang baik, berpaling dari hal perbuatan
jelek melalui tarhib dan targhib.

-

Bi Al Mau’izhah Al hasanah adalah melalui pelajaran,
keterangan, petutur, peringatan, pengarahan dengan gaya
bahasa yang mengesankan.

-

Dengan bahasa dan makna simbol, alamat, tanda, janji,
penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil yang memuaskan.

24 Munir, Metode Dakwah, hh.15-17.
25 Gunara Thoriq, Komunikasi Rasulullah, h.110

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

-

Dengan kelembutan hati menyentuh jiwa dan memperbaiki
peningkatan amal.

-

Melalui

suatu

nasihat,

bimbingan

dan

arahan

untuk

kemaslahatan.
-

Suatu ungkapan dengan penuh kasih sayang yang dapat
terpatri dalam kalbu, penuh kelembutan sehingga terkesan
dalam jiwa.

-

Dengan tutur kata yang lemah lembut, pelan-pelan, bertahap,
dan sikap yang penuh kasih sayang.
Dengan demikian, dakwah melalui Al Mau’izhah Al hasanah
ini jauh dari sikap egois, agitasi emosional, dan apologi.26
Jadi, dakwah dengan Mauidhotul Hasanah merupakan

dakwah yang paling umum dilakukan semenjak dari zaman
dakwah Rasulullah SAW dan tidak tergerus zaman sampai
sekarang. Banyak da’i yang masih menerapkan metode ini
menjadi metode utama, namun dengan berkembangnya zaman
kadang da’i memberikan sentuhan baru yaitu dibumbui oleh
“Sholawatan” atatupun “Banjarian” untuk menarik hati mad’u dan
agar pendengarnya juga tidak bosan menyerap pesan dakwah yang
disampaikan oleh da’i.

26 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-qur’an, h. 166

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

3. Al-Jadal al-Husna/Mujadalah
Dari segi etimologi (bahasa) Jadilhum adalah perdebatan
dengan menggunakan logika dan retorika yang halus, lepas dari
kekerasan, dan umpatan. Jadilhum diambil dari kata jidal yang
berarti diskusi atau bukti-bukti (ber-hujjah/berdalih) untuk
membenarkan pendapat sendiri dan mematahkan alasan atau dalih
lawan bicara sehingga ia tidak dapat mempertahankan alasan atau
dalihnya. Cara ini digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan
bicara dari golongan yang apriori, menentang, dan menolak
kebenaran (al-mu’amidun).27
Metode dakwah yang ketiga dalam surat An-Nahl:125 ini
yaitu upaya dakwah melalui jalan bantahan, diskusi, atau berdebat
dengan cara yang terbaik, sopan santun, saling menghargai, dan
tidak arogan. Dalam pengaplikasian metode ini, ada watak dan
suasana yang khas, yakni bersifat terbuka atau transparan,
konfrontatif, dan kadang-kadang reaksioner, namun pendakwah
harus memegang teguh prinsip-prinsip pendakwah yritu intinya
kepada pencerahan pikiran dan penyejukan jiwa.28
Hikmah sebagai induk dan metode dakwah juga meliputi
pendekatan dakwah melalui debat yang terpuji. Pendekatan
dakwah ini dilakukan dengan dialog yang berbasis budi pekerti
yang luhur, tutur kalam yang lembut, serta mengarah kepada
27 Gunara Thoriq, Komunikasi Rasulullah, h.111
28 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-qur’an, h. 167-169

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

kebenaran dengan disertai argumentasi demonstratif rasional dan
tekstual sekaligus, dengan maksud menolak argumen batil yang
dipakai lawan dialog. Debat yang terpuji dalam dakwah tidak
memiliki tujuan pada dirinya sendiri. Ia lebih ditujukan sebagai
wahana atau wasilah untuk mencapai kebenaran dan petunjuk
Allah SWT.
Bahri Ghazali berpendapat bahwa Metode tanya jawab
lebih akurat apabila digunakan sebagai pedalam