HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL,

KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I

DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AKUNTANSI

(Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh :

  NOVITA SARI NIM: 081334030

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada: Debata Jahowa Tuhanta Jesus K ristus

  St . A. Nainggolan (+) / St . D. Br Siant ur i (alm. Amang dohot inang)

  Kakak tersayang, Regina br. Nainggolan, Mei br. Nainggolan, Aretha br. Nainggolan Adikku ter sayang Ber kat Nainggolan

  Keponakanku t ercint a Hasianna, Mordekhai, Alm. Samuel, Christ ian, Sabrina, Cilla MAULIATE SASUDENA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

“Hiduplah sebagai anak- anak yang taat dan jangan tur ut i hawa nafsu yang

menguasai kamu pada waktu kebodohanmu”

1 Petrus 1:14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 November 2012 Penulis

  Novita Sari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

  Nama : Novita Sari NIM : 081334030

  

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN

BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI (Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal

  13 November 2012 Yang menyatakan

  (Novita Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syuku r penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih yang telah

  melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul, “hubungan antara kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan Nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi”.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kritik dan saran yang positif, sehingga membantu memperlancar terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

  Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

  2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

  Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

  Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta;

  4. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen

  Pembimbing yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

  menguji penulis dalam saat ujian sarjana dan memberikan pengarahan serta masukan positif bagi skripsi ini;

  6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang

  telah menguji penulis dalam saat ujian sarjana dan memberikan pengarahan serta masukan positif bagi skripsi ini;

  7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

  tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

  8. Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2008 yang juga telah

  memberi masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Penelitian dan kerjasama yang baik selama ini;

  9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

  membantu kelancaran proses belajar selama ini;

  10. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 dan 2008

  sebagai subjek penelitian;

  11. Sahabat-sahabatku terkasih: Sharon, Septi, Vania, Tri, Nea, Siska, Riris,

  Ogut, Nina, Elliya, Ubad, Ayit, Priska, Ester, Isah, Eyi, dan Windru terima kasih atas dukungan dan doanya;

  12. Ito, kakak, adik, dan pariban Nainggolan se-Yogyakarta, terima kasih atas

  kebersamaan, dukungan, dan doanya;

  13. Saudara-saudaraku tercinta: tante Poltak, bang Poltak, Retha, Butet, kak

  Shara, eda Linda, ito Rhio, bang Hasian, bang Alex, terima kasih untuk supportnya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14. Orang tuaku, kakak-kakak, dan adikku yang tiada henti memberikan dukungan serta doa selama proses pengerjaan skripsi ini.

  15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang bersangkutan dalam penyusunan skripsi ini;

  Yogyakarta, November 2012 Penulis, (Novita Sari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN

BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

(Survei Pada Mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi)

Novita Sari

Universitas Sanata Dharma

2012

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, 2) kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, dan 3) nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  Penelitian ini merupakan penelitian Ex-Post Facto. Subjek penelitian yaitu mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007 dan 2008 yang masih aktif dan telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan II (PPL II) yang berjumlah 60 orang mahasiswa. Metode pengumpulan data dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan

  

Product Moment dari Pearson, sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan

Cronbach’s Alpha . Teknik analisis data dengan menggunakan Spearman Rank

  dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,908 (lebih besar dari 0,05), 2) tidak ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL

  II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,477 lebih besar dari 0,05), 3) tidak ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi didukung dengan nilai probabilitas hipotesis 0,746 (lebih besar dari 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN THE EMOTIONAL INTELLIGENCE,

THE ANXIETY OF SPEAKING, THE MICRO TEACHING SCORE, AND

THE TEACHING ACTIVITIES IN THE CLASSROOM SCORE OF

  

ACCOUNTING EDUCATION PROGRAM STUDENTS

A Survey of the Teaching Activities in the Classroom at Accounting

Education Program Students

Novita Sari

  

Sanata Dharma University

2012

  The purposes of this research are to know the correlation between: 1) the emotional intelligence and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students, 2) the anxiety of speaking and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students, 3) the micro teaching score and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students.

  This research is an Ex-Post Facto type. The subjects of this research were 60 students of Accounting Education Program, Majoring in Social Sciences, Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 and 2008 batch who are active students and have already taken the teaching activities in the classroom of Accounting Education Program Students. The methods of collecting the data were questionnaire and documentation. To examine the validity of data applied Product Moment, and to examine the reliability some of data applied Cronbach’s Alpha. The technique of data analysis is Spearman Rank with the signification degrees about 5%.

  The result indicates that: 1) there aren’t any positive correlation between the emotional intelligence and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,908, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05, 2) there aren’t any positive correlation between the anxiety of speaking and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,477, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05, and 3) there aren’t any positive correlation between the micro teaching score and the teaching activities score in the classroom of Accounting Education Program Students. It is supported by 0,746, the number of hypothesis probability, it is greater than 0,05.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

HALAMAN MOTTO ..............................................................................

  v

  

HALAMAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................

  xi

  

ABSTRACT ............................................................................................. xii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................

  1 B. Batasan Masalah ........................................................................

  6 C. Rumusan Masalah .......................................................................

  6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ......................................................................

  7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

  9 A. Landasan Teori ..........................................................................

  9 1. Kecerdasan Emosional ........................................................

  9 2. Kecemasan Berbicara ..........................................................

  12 3. Pengajaran Mikro/ PPL I .....................................................

  17 4. Program Pengalaman Lapangan II .......................................

  20 B. Kerangka Berpikir ......................................................................

  27 C. Hipotesis .....................................................................................

  29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................

  30 A. Jenis Penelitian ..........................................................................

  30 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................

  31 C. Populasi Penelitian .....................................................................

  31 D. Subyek dan Obyek Penelitian .....................................................

  31 E. Definisi Operasional Variabel ....................................................

  32 F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

  36 G. Teknik Pengujian Instrumen .......................................................

  37 H. Teknik Analisis Data ..................................................................

  44 BAB IV GAMBARAN UMUM ...............................................................

  48 A. Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ............

  48 B. Visi dan Misi FKIP ....................................................................

  50 C. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi .........................

  50 D. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi ....

  51 E. Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................................

  53

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  F. Sarana dan Prasarana .................................................................

  54 G. Kemahasiswaan .........................................................................

  54 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................

  56 A. Deskripsi Data ...........................................................................

  56 B. Analisis Data ..............................................................................

  60 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................

  64 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ................

  72 A. Kesimpulan ................................................................................

  72 B. Keterbatasan Penelitian ..............................................................

  72 C. Saran ..........................................................................................

  73 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

  75 LAMPIRAN .............................................................................................

  78

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional .....................

  33 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecemasan Berbicara .......................

  35 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ..................

  40 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kecemasan Berbicara ...................

  41 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecerdasan Emosional ..............

  43 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kecemasan Berbicara ................

  43 Tabel 5.1 Deskripsi Data Variabel Kecerdasan Emosional .......................

  56 Tabel 5.2 Deskripsi Data Variabel Kecemasan Berbicara .........................

  57 Tabel 5.3 Deskripsi Data Variabel Nilai PPL I .........................................

  58 Tabel 5.4 Deskripsi Data Variabel Nilai PPL II ........................................

  59 Tabel 5.5 Hasil Pengujian Hipotesis Spearman Rank ................................

  60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .............................................................

  79 Lampiran 2 Data Induk Penelitian ............................................................

  87 Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................

  94 Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II .................................

  99 Lampiran 5 Uji Hipotesis ......................................................................... 102 Lampiran 6 Tabel r Product Moment ........................................................ 104

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, situasi dan

  kondisi kehidupan manusia yang semakin kompleks, serta derasnya arus informasi dan globalisasi merupakan tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Bangsa Indonesia yang sedang berkembang dan memacu pembangunan di segala bidang, tidak dapat menghindar dari berbagai tantangan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan manusia-manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. Manusia ini harus dapat dikembangkan agar dapat menghadapi tantangan jaman. Salah satu wadah yang berfungsi sebagai pengembangan sumber manusia yang bermutu tinggi adalah pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun luar sekolah. Sedangkan yang dikembangkan dalam proses pendidikan ini adalah kemampuan untuk mengembangkan orang lain.

  Orang yang tepat dan penting dalam usaha mengembangkan orang lain adalah guru. Adimassana (2007: 6) mengemukakan guru adalah pendidik di lingkungan sekolah. Jadi guru adalah orang yang mempunyai tugas bukan hanya untuk mengajarkan ilmu, melainkan juga untuk membimbing atau membina kepribadian para muridnya agar berkembang menjadi manusia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  utuh atau manusia yang dewasa susila, yakni dewasa (matang/ mantap) dalam semua aspek kepribadian dan aspek kesusilaan (moral). Maka, guru sangat berperan dalam pengembangan sumber daya manusia. Sepanjang masa, guru tetap merupakan seseorang yang memiliki andil besar dalam dunia pendidikan. Sebagai guru tanggung jawab yang paling besar adalah mendidik peserta didiknya untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Tidak cukup hanya belajar mengajar tapi harus mengembangkan potensi-potensi yang ada supaya tahap-tahap perkembangan yang ada pada dirinya dapat atau mampu mereka lewati dengan baik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

  Pilihan pendidikan yang harus ditempuh untuk menjadi seorang guru salah satunya adalah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

  Adimassana mengungkapkan bahwa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) adalah calon-calon guru/ pendidik, maka mereka selayaknya mendapatkan bekal ilmu dan kompetensi yang memenuhi standar bagi seorang guru/ pendidik (2007: 6).

  Dalam membentuk seorang guru, ada dua program yang dilalui mahasiswa FKIP saat menempuh pendidikan, yaitu mahasiswa FKIP harus mengikuti Program Pengalaman Lapangan I (PPL I) atau pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan II (PPL II). Mata kuliah PPL I atau pengajaran mikro dan PPL II, mensyaratkan mahasiswa FKIP menuntaskan beberapa mata kuliah sebagai prasyarat PPL I dan PPL II dengan nilai minimal C. Mata kuliah tersebut diantaranya adalah mata kuliah pengantar pendidikan, perencanaan pengajaran, evaluasi pengajaran, psikologi belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan lain-lain. Program Pengalaman Lapangan II (PPL II) menuntut seorang mahasiswa FKIP mempraktikkan langsung kemampuan mengajarnya di depan peserta didik.

  Dalam pelaksanaan PPL II yang berperan penting dalam penilaian PPL

  II adalah guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing. Sarkim (2007: 17) menyatakan bahwa guru pamong sebagai penilai harus menilai beberapa komponen diantaranya, komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain, serta penampilan personal dan sosial mahasiswa FKIP. Sedangkan dosen pembimbing sebagai penilai harus menilai beberapa komponen diantaranya, menilai komponen praktik pembelajaran di sekolah (minimal 1 kali), aspek personal dan sosial mahasiswa, laporan akhir/ pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai final mahasiswa FKIP.

  Dalam mencapai nilai PPL II juga tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosional.

  Penguasaan kecerdasan emosi mahasiswa FKIP dapat mempengaruhi kemampuan berbicara saat tampil di depan kelas. Apabila kemampuan berbicaranya baik dan dapat membuat peserta didiknya paham atas materi yang dibahas, maka pengelolaan emosi mahasiswa FKIP sudah tercapai dengan baik. Sebaliknya, pengelolaan emosinya kurang baik maka akan menimbulkan kecemasan berbicara di depan kelas sehingga pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tidak berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, beberapa prasyarat mata kuliah yang harus dituntaskan sebelum melaksanakan PPL II, seharusnya dapat menjadi patokan apakah mahasiswa FKIP sudah layak melaksanakan PPL II atau tidak.

  Ketuntasan mata kuliah prasyarat dan nilai yang dicapai dalam kategori baik seharusnya dapat menjamin pelaksanaan PPL juga baik, terutama untuk mencapai nilai PPL II. Dalam pelaksanaan PPL II ini dapat ditemukan masalah-masalah yang nyata dari sebuah sistem pembelajaran. Hasil PPL II sangat menentukan apakah mahasiswa FKIP pantas menjadi seorang guru atau tidak. Nilai dari mata kuliah prasyarat tersebut juga mempengaruhi kesiapan mahasiswa FKIP untuk dapat terjun langsung ke lapangan. Kemungkinan pertanyaan yang timbul adalah, ”Jika nilai yang diperoleh baik, apakah nilai PPL II juga baik?”.

  Pada kenyataannya, mahasiswa FKIP yang lulus dari beberapa mata kuliah prasyarat dengan nilai yang “baik”, saat tampil di depan kelas tidak sebaik saat mempelajari teori dari mata kuliah prasyarat. Jadi teori dengan praktiknya sangat jauh berbeda. Masalah yang timbul tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut misalnya, kurangnya kesiapan diri (mental) maupun materi dari mahasiswa FKIP, adanya ketakutan saat tampil di depan kelas, adanya rasa cemas hingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan tidak percaya diri, dan yang lebih kompleks adalah mahasiswa FKIP kurang mampu mengelola emosi saat di depan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Apabila mahasiswa FKIP memiliki kemampuan mengelola emosinya dengan baik, maka faktor penghambat yang tingkatnya lebih rendah dapat dikendalikan. Oleh karena itu, pengelolaan kecerdasan emosional sangat berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran PPL II.

  Dari faktor-faktor penghambat memperoleh nilai PPL II tersebut, membuat orang mulai sadar bahwa saat ini tidak hanya kemampuan kerja yang sempurna saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tetapi diperlukan sejenis keterampilan lain untuk menjadi yang terdepan yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang dikelola dengan baik dapat mengurangi kecemasan berbicara di depan kelas serta menambah kepercayaan diri dari mahasiswa FKIP saat melaksanakan PPL II.

  Maka berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional,

  Kecemasan Berbicara, dan Nilai PPL I dengan Nilai PPL II Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma”.

  Penelitian ini akan dilaksanakan pada mahasiswa yang sudah melaksanakan PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Batasan Masalah

  Penelitian ini memfokuskan perhatian pada kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan pelaksanaan PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma?

  2. Apakah ada hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma?

  3. Apakah ada hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  2. Untuk mengetahui hubungan positif antara kecemasan berbicara dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Untuk mengetahui hubungan positif antara nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

  1. Manfaat Teoritis

  a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama psikologi pendidikan.

  b. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut terutama tentang variabel-variabel yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I.

  2. Manfaat Aplikatif

  a. Dosen Sebagai bahan informasi dalam upaya mempersiapkan psikis mahasiswa saat pelaksanaan PPL II.

  b. Orang Tua Mahasiswa Diharapkan orang tua dapat lebih meningkatkan dukungan dan perhatian pada anaknya saat melaksanakan PPL II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Penulis Lain Sebagai tambahan referensi lain serta tambahan pengetahuan tentang hubungan kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan nilai PPL II.

  d. Bagi Universitas Sanata Dharma Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya literatur untuk penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecerdasan Emosional

  a. Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Howard Gardner dalam Uji Utami (2009: 5) menyatakan kecerdasan adalah suatu kemampuan memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.

  Menurut Goleman (2007: 411), emosi adalah suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Selain itu emosi dalam kamus psikologi dirumuskan sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang didasari, yang mendalami sifat-sifat dan perilaku.

  Salovey dan Mayer dalam Goleman (2005: 30) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, memilah-milahnya dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Jadi dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektualnya.

  b. Komponen-Komponen Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional memiliki beberapa komponen yang dapat dijadikan pedoman dalam mencapai kesuksesan, komponen- komponen tersebut adalah (Salovey dalam Goleman, 1999: 58): 1) Kesadaran Diri/ Mengenali Emosi Diri

  Yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. 2) Mengelola Emosi/ Pengaturan Diri

  Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan merasa tidak cepat puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir mampu pulih kembali dari tekanan emosi. 3) Motivasi

  Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Perhatian yang larut ke dalam emosi, bereaksi secara berlebihan dan melebih-lebihkan apa yang diserap. Kesadaran diri lebih merupakan modus netral yang mempertahankan refleksi diri bahkan di tengah badai emosi. 4) Mengenali Emosi Orang Lain/ Empati

  Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. 5) Keterampilan Sosial/ Membina Hubungan

  Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.

  c. Lima Langkah Penting untuk Melatih Emosi menurut Gottman dan Joan Declaire (1997: 67-114): 1) Menyadari emosi-emosi anak

  Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 73) memperlihatkan bahwa agar orang tua (guru/ pendidik) merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak (peserta didik) mereka, mereka harus menyadari emosi-emosi yang dimiliki dalam diri mereka sendiri dan kemudian dalam diri anak-anak (peserta didik) mereka.

  Penelitian Gottman dan Joan Declaire (1997: 74) memperlihatkan bahwa orang dapat sadar secara emosional, dan dengan demikian siap menjadi pelatih emosi tanpa bersikap sangat ekspresif, tanpa merasa seolah-olah mereka kehilangan kendali.

  Kesadaran emosional hanyalah berarti Anda mengenali kapan Anda merasakan suatu emosi, Anda dapat mengidentifikasi perasaan-perasaan Anda, dan Anda peka terhadap hadirnya emosi-emosi dalam diri orang lain. 2) Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan dan mengajar

  Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 94) pengalaman- pengalaman negatif yang dialami oleh seseorang dapat berguna bagi kita sebagai peluang yang baik sekali untuk berempati. Seorang anak paling membutuhkan orang tuanya ketika ia sedang sedih, marah, atau takut.

  Kemampuan untuk menolong menenangkan seorang anak yang marah merupakan sesuatu yang membuat kita “merasa paling jelas sebagai orang tua”. Dengan mengakui emosi-emosi anak kita, kita menolong mereka mempelajari keterampilan- keterampilan untuk menghibur diri mereka sendiri, keterampilan- keterampilan yang akan berguna bagi mereka seumur hidup. 3) Mendengarkan dengan empati dan meneguhkan perasaan anak

  Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 95) mengungkapkan bahwa setelah kita melihat bahwa situasi merupakan suatu kesempatan untuk menjalin keakraban dan mengajarkan pemecahan masalah, maka kita telah siap untuk langkah yang paling penting dalam melatih emosi yaitu mendengarkan dengan empati.

  Dalam konteks ini, mendengarkan berarti jauh lebih banyak mengumpulkan data dengan telinga. Para pendengar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  emosi-emosi anak. Para pendengar menggunakan imajinasi mereka untuk melihat situasi tersebut dari titik pandang anak. Mereka merumuskan kata-kata untuk merumuskan kembali, dengan cara yang menenangkan bukan dengan cara mengecam. 4) Menolong anak memberi nama emosi dengan kata-kata

  Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 102) membahas tentang emosi sewaktu kita sedang mengalaminya, mengaktifkan belahan otak kiri yang merupakan pusat bahasa dan penalaran. Para orang tua (pendidik/ guru) haruslah membantu anak-anak (siswa) menemukan kata-kata untuk melukiskan apa yang sedang mereka rasakan. Ini berarti bukan memberitahu anak bagaimana yang seharusnya mereka merasa. Tetapi membantu anak menyusun kosakata yang dapat mereka gunakan untuk mengungkapkan emosi mereka. 5) Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan masalah

  Dalam Gottman dan Joan Declaire (1997: 102) mengemukakan bahwa anak harus didorong untuk memilih salah satu pilihan dan mencobanya. Bila anak sudah mendapatkan keputusannya, bantulah anak untuk menyusun rencana konkret untuk menindaklanjutinya. Apabila anak memilih suatu pemecahan masalah dan itu gagal, bantulah anak untuk menganalisis mengapa hal tersebut gagal.

  Kemudian pendidik dapat mulai memecahkan persoalan itu dengan cara yang baru. Ini mengajarkan kepada anak bahwa membuang salah satu ide bukanlah berarti ide itu gagal total. Tunjukkanlah bahwa setiap penyesuaian mendorong mereka semakin mendekati akhir yang sukses.

2. Kecemasan Berbicara

  a. Pengertian Kecemasan Berbicara Dalam kamus istilah psikologi mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan campuran yang berisi ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.

  Menurut Opt dan Loffredo dalam Astrid (2009: 13) juga menyebut kecemasan berbicara di depan umum dengan istilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  “anxiety of speaking”. Jadi kecemasan berbicara di depan umum merupakan bentuk dari perasaan takut atau cemas secara nyata ketika sedang berbicara di depan orang-orang sebagai hasil proses belajar sosial.

  Dalam suatu kesempatan kita dapat berbicara dengan orang dalam keadaan informal, seperti obrolan ringan, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya sesuatu hal, dan sebagainya. Namun pada kesempatan yang berbeda atau di lain waktu kita diharuskan untuk berbicara di hadapan begitu banyak orang dalam suatu keadaan yang formal. Terkadang hal tersebut dapat membuat kita menjadi cemas atau gugup, hingga membuat jantung kita terasa berdegup begitu kencang, tangan berkeringat, dan membuat konsentrasi menjadi buyar hingga hal yang ingin dibicarakan terasa hilang dari pikiran. (http://alzenapresent.blogspot.com/2009/12/mengatasi-kecemasan- berbicara-di-depan.html)

  Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan berbicara di depan umum (dalam konteks mengajar berarti berbicara di depan kelas) adalah ketidaknyamanan yang dialami seorang individu dan sifatnya tidak menetap pada individu tersebut pada saat berbicara atau sedang mengajar di depan para peserta didiknya. Hal ini akan ditandai dengan reaksi dari fisik dan psikologis individu tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Sebab-Sebab Kecemasan Berbicara 1) Penyebab kecemasan berbicara pada individu menurut Ramaiah dalam Uji Utami (2009: 12), adalah: a) Lingkungan mempengaruhi cara berfikir dalam arti bahwa cara berfikir dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh dari lingkungan keluarga, sahabat, rekan sekerja, terutama pengalaman yang berkenaan rasa tidak aman terhadap lingkungan.

  b) Emosi yang ditekan, yaitu kecemasan bisa terjadi karena tidak mampu menemukan jalur keluar dalam hubungan interpersonal, terutama jika menekan rasa marah atau frustasi jangka waktu lama.

  c) Sebab-sebab fisik sebagai interaksi antara pikiran dan tubuh bisa menimbulkan kecemasan, misalnya pada kehamilan, semasa remaja, menghadapi ujian dan waktu pulih dari suatu penyakit.

  d) Keturunan, yaitu kecemasan seseorang bisa timbul dalam keluarga yang sering mengalami kecemasan, walaupun keterikatan antara kecemasan seseorang dengan keadaan keluarga tidak meyakinkan.

  2) Beberapa hal yang menyebabkan seseorang merasa cemas (http://ruangpsikologi.com/regulasi-emosi-untuk-mengurangi- kecemasan-berbicara-di-depan-umum):

  Hal lain yang menyebabkan seseorang merasa cemas seperti misalnya seseorang memiliki ekspektasi (harapan) yang tinggi terhadap apa yang harus ia dapatkan setelah presentasi. Seseorang tersebut ingin presentasinya sukses, semua berjalan sesuai dengan rencana, atau dapat membuat semua audiens kagum dengan apa yang ia bicarakan. Selain itu, pengalaman masa lalu dimana ketika gugup saat presentasi kemudian mendapatkan tertawaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan kritikan dari orang lain dapat mempengaruhi kecemasan seseorang saat melakukan prensentasi saat ini.

  c. Komponen Kecemasan Berbicara Komponen kecemasan berbicara dibagi menjadi tiga menurut Rogers dalam Astrid (2009: 14), yaitu: 1) Komponen fisik, yang biasanya dirasakan jauh sebelum memulai pembicaraan. Gejala fisik tersebut dapat berbeda setiap orangnya.

  Beberapa contoh gejala fisik yang dimaksud adalah detak jantung yang semakin cepat, suara yang bergetar, kaki yang gemetar, kejang perut, sulit untuk bernafas, dan hidung sampai berlendir. 2) Komponen proses mental, misalnya: sering mengulang kata atau kalimat saat mengajar, hilang ingatan secara tiba-tiba saat akan menjelaskan materi, dan melupakan hal-hal penting yang seharusnya disampaikan. 3) Komponen emosional, yang termasuk dalam komponen emosional adalah adanya rasa tidak mampu dalam diri individu, rasa takut yang muncul sebelum tampil dan rasa kehilangan kendali. Biasanya karena hal-hal tersebut mendadak muncul rasa tidak berdaya untuk tampil di depan umum.

  Jadi, kecemasan berbicara terdiri dari tiga komponen yakni komponen fisik, proses mental, dan komponen emosional.

  d. Teknik Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Charles Sirait (2010: 36), resep kesuksesan yang perlu dipraktikan dalam penampilan kita di depan umum adalah: riset yang kuat, latihan penampilan, dan tidak tegang, dalam bahasa Inggrisnya adalah Research, Rehearse, and Relax (3R).

  Ada tiga hal yang penting untuk meningkatkan rasa percaya diri (Charles Sirait, 2010: 88-89) yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1) Lakukan riset Lakukan analisis bagaimana situasi yang akan Anda hadapi saat ini. Siapa saja para audiensnya? Dari kalangan mana mereka berasal? Berapakah rata-rata usia audiens Anda? Apa tujuan mereka tersebut? Apakah persepsi yang timbul bagi orang yang pertama kali melihat penampilan Anda?

  Semakin dalam riset yang kita lakukan, semakin besar rasa percaya diri itu tumbuh dalam diri kita. Kalau acaranya adalah peluncuran sebuah produk, pengetahuan kita mengenai produk tidak boleh kalah dibandingkan sang product manager. Detail produk harus kita pahami, kuasai, dan cintai. Kalau harganya masih terjangkau bagi Anda beli produk itu, gunakan, rasakan dan ceritakan pada duniamu. 2) Latihan

  Berlatih harus dianggap sebagai pekerjaan yang harus kita cintai. Semakin sering Anda berlatih bicara, Anda akan semakin percaya diri saat naik ke atas panggung. 3) Visualisasi penampilan terakhir

  Apakah kita masih ingat atau memiliki dokumentasi penampilan terakhir kita? Keberhasilan dan kegagalan kita pada saat penampilan terakhir dapat meningkatkan kembali rasa percaya diri kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lalu bagaimana jika Anda baru pertama kali tampil? Anda perlu merekam latihan penampilan menggunakan handycam beberapa kali sebelum tampil. Lalu, lakukan evaluasi bersama orang-orang terdekat, teman, orang tua, dan sahabat. Tanyakan kepada mereka apa kekurangan Anda.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL OSCE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

3 27 71

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN HASIL OSCE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

0 8 63

HUBUNGAN NILAI PRETEST SKILLS LAB TERHADAP NILAI OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

0 12 47

PERBEDAAN JENIS KELAMIN TERHADAP NILAI KEAKTIFAN DAN HUBUNGAN NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA DENGAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN TERHADAP NILAI KEAKTIFAN DAN HUBUNGAN NILAI KEAKTIFAN MAHASISWA DENGAN NILAI AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN MAHASISWA BIOLOGI UMS TA

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN KECEMASAN MENYELESAIKAN STUDI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN KECEMASAN MENYELESAIKAN STUDI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN PARENTING ATTACHMENT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FK UNS.

0 0 16

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PEROLEHAN NILAI RESPONSI ANATOMI BLOK GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 0 12

STUDI KOMPETENSI SOSIAL DAN KEPRIBADIAN MAHASISWA PROGRAM PPL PRODI PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2010 DI KOTA MAGELANG.

0 0 96

HUBUNGAN KONSEP DIRI, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECEMASAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

0 0 14

MENGUNGKAP PEMAHAMAN TENTANG AKUNTANSI DARI KECERDASAN EMOSIONAL, SPIRITUAL DAN SOSIAL MAHASISWA

1 6 16