DESAIN DAN KONSTRUKSI TRANSFORMATOR TERISOLASI UNTUK ANODA PEMFOKUS DARI SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA UNTUK MBE LATEKS 300 kV20 mA

  Yogyakarta, 28 November 2017

  

DESAIN DAN KONSTRUKSI TRANSFORMATOR TERISOLASI

UNTUK ANODA PEMFOKUS DARI SUMBER ELEKTRON TIGA

ELEKTRODA UNTUK MBE LATEKS 300 kV/20 mA Elin Nuraini, Saefurrochman, Sutadi Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Jalan Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 elin@batan.go.id ABSTRAK

DESAIN DAN KONSTRUKSI TRANSFORMATOR TERISOLASI UNTUK ANODA PEMFOKUS DARI

SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA UNTUK MBE LATEKS 300 kV/20 mA. Pada MBE (Mesin Berkas

Elektron) lateks 300 keV/20 mA dibutuhkan tegangan terisolasi dengan tujuan untuk memfokuskan dan mempercepat

berkas elektron luaran dari sumber elektron. Sesuai desain telah terkonstruksi trafo terisolasi dengan komponen

koker primer dan sekunder dari bahan teflon dengan masing-masing dimensi diameter 14,2 cm x tinggi 48,5 dan

diameter 20,2 cm x tinggi 35,5 cm. Koker tersebut terhubung oleh inti yang memisahkan koker primer dan sekunder

dengan jarak 20 cm. Penampang inti 8 cm x 8 cm dengan panjang 59,5 cm, dimana inti transformator ini harus

terisolasi terhadap tegangan tinggi 300 kV. Kumparan primer terdiri dari 190 lilit kawat tembaga diameter 2 mm,

dan kumparan sekunder 9460 lilit kawat tembaga diameter 0,3 mm. Berdasarkan hasil uji awal, pada beb an 100 kΩ

dengan tegangan primer 220 V dihasilkan tegangan sekunder 6,6 kV dan arus optimum 76 mA, dan untuk beban

14,285 kΩ dengan tegangan primer 220 V, dihasilkan tegangan sekunder 6,1 kV dengan arus beban optimum 59,45

mA. Pada pengoperasiannya, trafo terisolir ini ditempatkan dalam bejana horisontal MBE yang diisi gas SF6

bertekanan 6 bar sebagai medium isolator.

  Kata kunci : transformator terisolasi, anoda pemfokus, sumber elektron tiga elektroda, MBE lateks ABSTRACT

DESIGN AND CONSTRUCTION OF THE INSULATED TRANSFORMER FOR FOCUSING ANODE OF

THREE ELECTRODE ELECTRON SOURCE OF EBM-LATEX 300 /20 kV MA. The insulated transformer was

needed by Electron Beam Machine-latex (EBM-latex) to focus and accelerate electron beam that was obtained from

electron source. The insulated transformer consists of primary and secondary bobbins made from Teflon. The

dimension of bobbins are 14.2 cm of diameter and 48.5 cm of height for primary and 20.2 cm of diameter and 35.5

cm of height for secondary. These bobbins were connected by laminated cores and separate from each other along

20 cm. The surface area of laminated cores is 8 cm x 8 cm with 59.5 cm of length. It should withstand 300 kV of

voltages. The insulated transformer was equipped with primary and secondary windings that were made from copper

coil. The primary winding has 190 wounds with 2 mm of coil diameter and the secondary winding has 9460 wounds

with 0.3 mm of coil diameter. The insulated transformer was tested with 100 kΩ and 14.285 kΩ of loads. It generates

6.6 kV of output voltage and 76 mA of optimum current when it was loaded by 100 kΩ with 220 V of input voltage.

When it was loaded by 14.285 kΩ with 220 V of input voltage, it also generates 6.1 kV of output voltage and 59.45

mA of optimum current. The insulated transformer was placed in the horizontally of EBM-latex pressure vessel that

was filled SF6 gas with 6 bar of pressure.

  Keywords : insulated transformer, focusing anode, three electrode electron source, latex-EBM

PENDAHULUAN termionik dari filamen yang dialiri arus listrik.

  Selanjutnya emisi elektron dari filamen dibentuk menjadi esin berkas elektron merupakan akselerator berkas elektron oleh katoda dan anoda. Pada sumber penghasil berkas elektron. Mesin berkas elektron

  M

  elektron termionik dengan elektroda Pierce, katoda dapat digunakan untuk iradiasi karet alam [1,2]. Di Pusat berfungsi untuk menolak/mendorong dan memfokuskan

  Sains dan Teknologi Akselerator, Yogyakarta sebagai elektron hasil emisi termionik sehingga membentuk satu-satunya institusi akselerator di Indonesia sedang berkas elektron yang terfokus dan lurus hampir sejajar mengembangkan MBE untuk iradiasi karet alam. Proses dengan sumbu berkas. Selanjutnya berkas elektron ini pengembangannya telah sampai tahap peningkatan unjuk diekstraksi keluar dari sumber elektron melalui celah/slit kerja khususnya arus berkas elektron. pada anoda. Berkas elektron dihasilkan oleh sumber elektron

  Arus berkas elektron yang telah tipe termionik menggunakan elektroda Pierce. Sumber dirancangbangun sebesar 40 mA[3]. Namun terdapat elektron tipe termionik dengan elektroda Pierce, permasalahan yang harus dihadapi dalam pembuatan mempunyai elektroda pembentuk berkas yang terdiri dari sumber elektron yaitu untuk mendapatkan hasil profil katoda dan anoda. Elektron dihasilkan oleh emisi berkas elektron yang sesuai memiliki banyak parameter

  Elin Nuraini, dkk yang hasus dipenuhi meliputi lintasan dan diameter berkas elektron, energi dan sudut masuk berkas ke tabung pemercepat. Profil berkas elektron ini sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri katoda, anoda dan filamen serta medan listrik yang diberikan pada elektroda pembentuk berkas.

  Pada umumnya tegangan AC digunakan untuk memanaskan filamen sumber ion [4]. Namun untuk meningkatkan efisiensinya, maka digunakan tegangan DC untuk memanaskan filamen tersebut [5]. Catu daya DC tersebut harus terisolasi terhadap tegangan pemercepatnya. Untuk itu dibutuhkan catu daya filamen sumber elektron berupa suatu transformator yang mampu menghasilkan tegangan keluaran 15 kV dengan arus beban 100 mA, serta pada operasinya antara kumparan primer dan sekunder harus terisolasi terhadap tegangan tinggi pemercepat sebesar 300 kV.

  kerapatan fluks maksimum (gauss/cm

  ), b sisi penampang memanjang inti transformator (cm), h adalah sisi penam pang melintang inti transformator (cm) dan P

  1

  adalah daya input pada kumparan primer (VA). Untuk menentukan jumlah lilitan masing-masing koil transformator, terlebih dahulu ditentukan faktor lilitan/volt atau N/E. Dengan demikian jumlah lilitan (N) diperoleh dari hasil kali besar tegangan kumparan (V) dengan faktor lilitan N/E, sehingga dapat dihitung: Jumlah lilitan koil (N)

  (8) Faktor lilitan N/E dapat diturunkan dari persamaan pembangkitan tegangan seperti Per. (9-10). Tegangan induksi pada koil:

  (9) Fluks magnet maksimum:

  (10) sehingga tegangan induksi (E) seperti ditunjukkan oleh Pers. (11):

  (11) dengan E adalah tegangan induksi yang dibangkitkan (V

  rms

  ) , f frekuensi (Hz), N jumlah lilitan, 

  max

  fluks maksimum (weber), B

  max

  2

  adalah luas penampang inti efektif yang diberi lilitan koil (cm

  ) dan A penampang inti (cm

  2 ).

  Berdasarkan tipikal konstruksi transformator pada umumnya memiliki data-data: B

  max

  :  9000 (gauss/cm

  2

  ), rugi-rugi inti: < 1 % Po, rugi-rugi total:1-3 % Po, efisiensi : 97-98 %. Dari Pers. (11) dengan frekuensi f: 50 Hz, B

  max

  : 9000 (gauss/cm

  2

  ), maka faktor lilitan dapat dirumuskan sebagai Pers. (12).

  (12)

  2

  p

  Trafo terisolasi ini akan ditempatkan pada suatu bejana tekan penyungkup sumber tegangan tinggi Cockcroft Walton dan berisi gas SF6 sebagai medium isolator. Ilustrasi letak trafo terisolasi untuk MBE Lateks seperti diilustrasikan pada Gambar 1.

  (6) (7) dengan A

  ( ) ⁄

  (5)

  √ (4) dengan adalah diameter kawat lilitan (mm) dan I arus yang melalui kawat lilitan (A). Untuk dimensi inti transformator dapat ditentukan menggunakan Pers. (5-7) [9]:

  Selanjutnya untuk menentukan ukuran penampang kawat lilitan pada kumparan primer maupun sekunder dapat ditentukan dengan pendekatan rumus empiris sebagai berikut:

  (2) (3)

  1 2 3 4 6 7 8 5 9 10 Keterangan: Trafo pemayar (2) Pompa vakum (3) Trafo

  filamen (4) Corong pemayar (5) Tabung pemercepat (6) Sumber elektron (7) Trafo anoda sumber elektron (8) Cockcroft Walton (9) Bejana tabung pemercepat (10) Bejana STT horisontal.

  Gambar 1. Skema MBE lateks 300 keV/20 mA dengan

  bejana STT horisontal

DASAR TEORI

  ) dihitung menggunakan Pers. (1).

  1

  ) dapat ditentukan berdasarkan rumus Ohm seperti yang terlihat pada Pers. (2-3) [8]:

  2

  ) dan arus kumparan sekunder (I

  1

  Transformator terisolir ini pada prinsipnya mendekati kinerja dari Insulated Core Transformer (ICT) [6]. Jenis isolator yang digunakan adalah teflon [7].

  Pada perancangan transformator, parameter awal yang harus ditetapkan adalah kapasitas transformator yang dicirikan dengan daya primer (P

  ), daya sekunder (P

  1

  2

  ), tegangan primer (V

  1

  ) serta tegangan sekunder (V

  2 Parameter isolasi transformator meliputi tebal primer dan koker sekunder dibuat dan dibentuk dengan isolasi dan jarak kumparan primer-sekunder merupakan fasilitas mesin bubut seperti ditampilkan pada Gambar 3. hal yang penting. Tebal isolasi dan jarak kumparan primer-sekunder dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tegangan dadal maupun flashover berdasarkan konsep rancangan dasar dari transformator yang dimaksud ditunjukkan Gambar 2.

  (1) dengan  adalah efisiensi transformator akibat timbulnya rugi-rugi pada saat kondisi operasi. Untuk arus kumparan primer (I

  ), sesuai kebutuhan pengguna atau sebagai kriteria rancangan. Daya primer transformator (P

  Keterangan (1) Inti/kern transformator (2) Kumparan

  : Gambar 2. Rancangan dasar transformator terisolasi primer ; (3) Kumparan sekunder.

  tegangan tinggi 300 kV.

  Gambar 3. Dimensi transformator 15 kV/100 mA

  Untuk menentukan tebal isolasi dan jarak kumparan terisolasi tegangan tinggi 300 kV. primer-sekunder ditentukan dengan Pers. (13-14).

  Setelah diperoleh koker primer maupun koker Tebal isolasi (t) sekunder, selanjutnya dilakukan penggulungan kumparan

  (13) ⁄ primer dan sekunder, pemotongan plat trafo, pelapisan dan perakitan trafo seperti ditampilkan pada Gambar 4.

  Jarak kumparan primer-sekunder (j) (14)

  ⁄ dengan E adalah tegangan tinggi keluaran Cockcroft- Walton (300 kV), S angka keamanan dan E batas

  f bt

  tegangan dadal bahan teflon yaitu 19,7 kV/mm[10]., sedangkan E batas tegangan dadal dari gas SF yaitu 9,8

  bs

  6 kV/mm [11].

  TATA KERJA Konstruksi Transformator

  Konstruksi transformator yang dibuat berdasarkan spesifikasi teknis hasil rancangan detil dengan kriteria rancangan meliputi: 1.

  Input: 220 V-AC/50 Hz 2. Output: 15 kV-DC/100 mA 3. Bahan koker primer/sekunder: Teflon (PTFE) 4. Medium isolator: Gas SF6 5. Inti Trafo: Besi lunak (Fe-Si) Gambar 4. Dimensi transformator 15 kV/100 mA

6. Trafo berada/ditempatkan pada bejana tekan terisolasi tegangan tinggi 300 kV.

  penyungkup tegangan tinggi Cockcroft Walton Setelah diperoleh koker primer maupun koker dengan keluaran tegangan 300 kV. sekunder, selanjutnya dilakukan penggulungan kumparan

  Berdasarkan dokumen hasil rancangan dimana kumparan primer dan sekunder, pemotongan plat selanjutnya dilakukan pembuatan komponen utama trafo trafo, pelapisan dan perakitan trafo seperti ditampilkan meliputi: koker primer dan koker sekunder, serta plat inti pada Gambar 5. trafo.

  Koker primer dan koker sekunder dibuat dari bahan Teflon (PTFE) dengan pertimbangan kuat dielektrikumnya tinggi, mudah dibentuk, serta mudah diperoleh di pasaran. Plat inti/kern trafo dibuat dari lapisan besi lunak (Fe-Si) setebal 0,5 mm dengan penampang 8 cm x 8 cm, dimana pembuatannya dilakukan dengan fasilitas mesin potong plat. Koker Elin Nuraini, dkk

  Persiapan Gulungan kumparan penggulungan trafo trafo primer No. Tegangan Primer, (Volt) Arus primer, (Amper) 5. 50 0,6 6. 60 0,7 7. 70 0,7 Pemotongan plat Proses 8. 80 0,7 trafo pelapisan 9. 90 0,8

  10. 100 0,8 11. 110 0,9 12. 120 0,9 13. 130 0,9 14. 140 1,0 15. 150 1,0 Proses perakitan 16. 160 1,0 perakitan trafo 17. 170 1,1 18. 180 1,1 19. 190 1,2 20. 200 1,2 21. 210 1,3 22. 220 1,3

  Tabel 2. Data hasil pengujian trafo tanpa beban

  (Kumparan sekunder)

  Gambar 5. Penggulungan kumparan primer dan Teg. Input Teg. Output Suhu Inti

  No. Keterangan kumparan sekunder, perakitan trafo (V) (kV) Trafo terisolasi sampai uji fungsi.

  1. 0,5

  26 2. 17 0,6

  27 HASIL DAN PEMBAHASAN 3. 31 1,2

  27 4. 47 1,8

  27 Untuk mengetahui karakteristik unjuk kerjanya, 5. 60 2,4

  27 dilakukan pengujian trafo terisolasi meliputi uji hubung 6. 71 3,0

  27 buka, pengujian trafo dengan beban sesuai daya beban 7. 83 3,6

  27 sebagai fungsi waktu, serta uji hubung singkat. 8. 100 4,2

  28 Berdasarkan hasil pengujian akan dapat ditentukan 9. 110 4,8

  28 kelayakan unjuk kerja dari trafo yang telah dibuat guna 10. 122 5,4

  28 menunjang rancangbangun MBE Lateks. Hasil pengujian 11. 133 6,0

  28 trafo terisolasi dapat dilihat pada Tabel 1 hingga Tabel 5. 12. 148 6,6

  28 Pembuatan trafo terisolasi ini mengacu pada 13. 157 7,2

  28 spesifikasi teknis maupun gambar detil dari hasil 14. 165 7,8 28,5 perancangan berdasarkan kajian literatur dan analisis 15. 184 8,4

  29 perhitungan trafo sedemikian hingga dapat diperoleh 16. 196 9,0

  29 konstruksi trafo terisolasi sesuai yang diinginkan. 17. 204 9,6 29 10/V2=

  Pada trafo ini, pemilihan bahan koker sangat 18. 215 10,2 29 10/1,414 penting karena menyangkut aspek mekanik dan

  = 7,638 elektriknya (isolasi). Bahan teflon dipilih karena 19. 224 10,8 (DC)

  29 (AC) memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki kuat dielektrikum dan titik leleh yang tinggi, mudah dibentuk

  Tabel 3. Data hasil pengujian trafo dengan beban R = dan mudah diperoleh dipasaran [12].

  100 kΩ

  Tabel 1. Data hasil pengujian trafo tanpa beban

  Teg. Teg. Arus (Kumparan primer)

  Suhu inti No. Primer Sekunder beban o trafo, (

  C) (V) (kV) (mA)

  No. Tegangan Primer, (Volt) Arus primer, (Amper) 1. 10 0,3 4,0

  31 1. 10 0,3 2. 20 0,45 7,2

  31 3. 30 0,75 10,0

  31 2. 20 0,4 4. 40 1,05 14,0

  31 3. 30 0,5 5. 50 1,35 16,4

  31 4. 40 0,6 6. 60 1,65 20,0

  31 Elin Nuraini, dkk No.

  Teg. Primer

  C) 1. 10 0,45 4,0

  Arus beban (mA)

  Sekunder (kV)

  (V) Teg.

  Teg. Primer

  29 No.

  29 5. 50 1,50 14,0

  29 4. 40 0,90 11,0

  29 3. 30 0,75 8,5

  29 2. 20 0,60 6,0

  o

  o

  Suhu inti trafo, (

  Arus beban (mA)

  Sekunder (kV)

  (V) Teg.

  Teg. Primer

  beban R = 14,285 kΩ No.

  Tabel 5. Data optimasi hasil pengujian trafo dengan

  Selain itu diperoleh karakteristik unjuk kerja trafo meliputi: efisiensi trafo pada beban mencapai 67 %, efisiensi ini relatif lebih baik dari efisiensi berdasarkan desain yaitu sebesar 65 %. Efisiensi ini berbeda dengan trafo tenaga biasa dimana nilainya sekitar 80% [14]. Hal ini karena pengaruh dari isolator (teflon) dengan ukuran yang relatif tebal.

  31 Berdasarkan hasil pengujian tidak terlihat adanya kebocoran arus antara primer dan sekunder. Hal ini membuktikan penggunaan prespan sebagai isolasi antar lilitan sudah cukup baik untuk kondisi di udara [13].

  Suhu inti trafo, (

  C) 6. 60 1,95 16,0

  31 11. 220 7,70

  30 19. 190 6,00 52,0

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil eksperimen untuk tegangan pemfokus sumber elektron tiga elektroda tegangan inputnya hanya butuh 5 kV [15], sehingga trafo terisolasi untuk catu daya sumber elektron yang dibuat bisa digunakan.

  Sesuai data hasil pengujian, suhu inti trafo tanpa beban lebih rendah dibanding dengan yang di beri beban. Hal ini sudah sesuai dengan teori, karena suhu trafo dipengaruhi oleh adanya rugi-rugi yang terdisipasi. Pada saat tanpa beban suhu trafo hanya dipengaruhi oleh rugi inti yang sifatnya tetap, sedangkan pada saat berbeban suhu trafo dipengaruhi oleh rugi-rugi inti dan rugi lilitan kawat.

  C, rugi-rugi inti pada beban penuh 26,9 %, serta rugi-rugi kawat lilitan pada beban penuh 5,7 %, dimana trafo tersebut mampu dioperasikan kontinyu selama 1 jam. Hasil dilapangan jauh berbeda dengan desain awal yaitu 15 kV/100 mA. Hal ini disebabkan karena penambahan tebal gulungan kawat karena penggunaan isolasi menyebabkan keterbatasan jumlah lilitan yang semula direncanakan 9460 lilitan menjadi 6857 lilitan. Perubahan ini mengakibatkan tegangan dan arus sekunder lebih rendah dari desain awal. Disamping itu trafo yang dibuat masih memiliki kekurangan yaitu nilai voltage regulation (VR) masih tinggi yaitu diatas 10 %.

  o

  31 Pada kondisi berbeban penuh dengan tegangan primer 220 V dapat dihasilkan tegangan sekunder 6,6 kV dan arus beban optimum 76 mA, dengan temperatur inti trafo konstan pada 32

  31 22. 220 7,80 59,0

  31 21. 210 7,20 56,0

  30 20. 200 6,60 55,0

  30 18. 180 5,40 48,0

  29 7. 70 2,25 19,0

  30 17. 170 4,95 46,0

  30 16. 160 4,50 44,0

  30 15. 150 4,14 41,0

  30 14. 140 3,90 38,0

  29 13. 130 3,60 36,0

  29 12. 120 3,30 33,0

  29 11. 110 3,15 30,0

  29 10. 100 3,00 27,5

  29 9. 90 2,70 24,0

  29 8. 80 2,55 22,0

  59

  59

  (V) Teg.

  31 13. 130 3,90 44,0

  32 22. 220 6,60 76,0

  32 21. 210 6,30 72,0

  32 20. 200 6,00 68,0

  32 19. 190 5,70 64,0

  32 18. 180 5,40 60,8

  32 17. 170 4,95 58,0

  32 16. 160 4,65 54,0

  31 15. 150 4,35 51,6

  31 14. 140 4,05 48,0

  31 12. 120 3,60 40,4

  Teg. Primer

  31 11. 110 3,30 36,4

  31 10. 100 3,00 32,4

  31 9. 90 2,70 30,0

  31 8. 80 2,40 27,2

  C) 7. 70 2,16 24,0

  o

  Suhu inti trafo, (

  Arus beban (mA)

  Sekunder (kV)

  32 Tabel 4. Data validasi hasil pegujian tegangan luaran dan arus pada R beban 14,285 kΩ, V in = 220 volt. No.

  (V) Teg.

  31 10. 220 7,70

  29 5. 220 6,75

  59

  30 9. 220 7,70

  59

  30 8. 220 7,60

  59

  30 7. 220 7,50

  60

  30 6. 220 7,50

  60

  60

  Sekunder (kV)

  28 4. 220 5,70

  59

  27 3. 220 5,55

  60

  26 2. 220 5,55

  60

  C) 1. 220 6,10

  o

  Suhu inti trafo (

  Arus beban (mA)

  Berdasarkan spesifikasi teknis trafo terisolasi untuk catu daya anoda pemfokus sumber elektron tiga elektroda MBE Lateks, koker terbuat dari Teflon, besi lunak Fe-Si sebagai inti dengan tebal 0,5 mm, kumparan primer dipilih kawat email diameter 2 mm dengan jumlah kumparan 190 lilitan, kumparan sekunder menggunakan kawat email diameter 0,3 mm dengan jumlah kumparan 9460 lilitan, serta jarak isolasi antara kumparan primer

  2015. [9]

  SHUGG W.T., Shugg, Handbook of Electrical and

  SALAM

  A., SANTOSO

  B., dan SAEFURROCHMAN, Rancangan sistem catu daya sumber elektron berbasis katoda plasma. Prosiding

  Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya vol.14 : 184-189, 2012.

  [10]

  XU X., JAYARAM S., dan BOGGS S.A., IEEE Transaction, DEI-3: 836, 1996. [11]

  Electronic Insulating Materials , Van Nostrand Reinhold, New York, 1986.

  Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir : 21-29,

  [12] SUTADI, SAEFURROCHMAN, dan SUPRAPTO,

  Rancangan transformator 625 VA terisolasi pada tegangan tinggi 300 kV untuk catu daya filamen sumber elektron MBE lateks. Prosiding Pertemuan

  dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya vol. 13 : 175

  Berdasarkan hasil eksperimen, trafo terisolasi tersebut dapat digunakan sebagai pencatu tegangan pemfokus sumber elektron tiga elektroda yang hanya membutuhkan tegangan sebesar 5 kV.

  Dari uji fungsi trafo terisolasi diperoleh karakteristik unjuk kerja trafo. Pada pengujian dengan beban 100 kΩ dengan tegangan primer 220 V dapat dihasilkan tegangan sekunder 6,6 kV arus beban optimum 76 mA. Pada beban 14,285 kΩ dengan tegangan primer 220 V, dihasilkan tegangan sekunder rata-rata 6,1 kV dan arus beban optimum rata-rata 59,45 mA (pengulangan 10 kali).

  dan sekunder minimal 20 cm. Untuk mencegah tegangan dadal maupun lucutan listrik yang dapat mengganggu kinerjanya, trafo terisolasi ini diletakkan pada bejana tekan berisi gas SF6 dengan tekanan sekitar 7 bar sebagai medium isolator.

UCAPAN TERIMA KASIH

  • – 184, 2012. [13]

DAFTAR PUSTAKA

  Simulasi desain perisai radiasi MBE-lateks menggunakan MCNP5. Jurnal Iptek Nuklir

  Ucapan terimakasih disampaikan kepada Prof. Darsono, Suhartono, Rany Saptaaji, Sumaryadi dan anggota tim MBE lateks yang telah membantu penelitian ini.

  Elin N Pertimbangannya adalah nilai dielektrikumnya tinggi, mudah dibentuk dan mudah diperoleh di pasaran

  Apa dasar pertimbangannya sehungga digunakan bahan teflon untuk komponen koker

  Elin N Yang perlu diperhatikan adalah kapasitas trafonya, ini dicirikan dengan daya primer dan sekundernya, tegangan primer dan sekundernya. Kemudian menentukan ukuran diameter kawat dan jumlah lilitan serta bahan yang digunakan Suhardi M

  Parameter apa saja yang perlu diperhatikan dalam desain dan konstruksi transformator terisolasi, mohon penjelasan

  TANYA JAWAB Triyono

  Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya , 2015.

  Pengukuran bentuk profil berkas elektron dari sumber elektron tipe Pierce menggunakan sensor tabung TV bekas. Prosiding Pertemuan dan

  [15] DARSONO, SUHARTONO, dan NURAINI E.,

  [14] DARSONO, SUYAMTO, dan TAUFIK, Analisis efisiensi trafo frekuensi tinggi pada sumber tegangan tinggi Cockcroft Walton MBE lateks. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra vol. 17 No.2 : 101-110, 2014.

  Ganendra vol. 15 No.2 : 93-103, 2012.

  DARSONO, SAEFURROCHMAN, DARMAWAN R.S., dan SUHARTONO, Analisis desain dan uji kinerja STT-MBE basis trafo. Jurnal Iptek Nuklir

  [1] DARSONO, SAFIRUDIN, dan TOIFUR M.,

  YANG L., YU T.Q., YANG J., HUANG J., FAN K.J., XIONG Y.Q., QI W., ZUO C., ZHANG L.G., dan LIU T., A novel design of insulated core transformer high voltage power supply. Proceedings of RuPAC , St. Petersburg, Rusia : 623-625, 2016.

  [7] LEI C., dan JUN Y., Linear circuit model of the three-phase insulated core transformer power supply.

  [2] RIMJAEN S., KONGMON E., RHODES M.W.,

  SAISUT J., dan THONGBAI C., Electron linear accelerator system for natural rubber vulcanization.

  Nuclear Instruments and Methods in Physics Research B : 233-238, 2016.

  [3] SUPRAPTO, PUDJORAHARDJO D.S., dan

  DJASIMAN, Rancangan dan konstruksi sumber elektron untuk mesin berkas elektron industri lateks.

  Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir , 2006.

  [4] BARUAH S, SAHU G.K., THAKUR K.B., Detectors and Associated Equipment : 622, 2010.

  [5] LIGE Z., LEI Y., JUN Y., JIANG H., KAIFENG L., dan CHEN Z., Power supply design for the filament of the high-voltage electron accelerator. Nuclear

  Instruments and Methods in Physics Research A : 94-98, 2015.

  [6] LI M.K., FAN M.W., ZHANG Y.F., LIANG H.,

  B., dan SAEFURROCHMAN, Rancangan sistem catu daya plasma iradiator elektron pulsa. Prosiding

  A., SANTOSO

  [8] SALAM

  IEEE Transaction on Nuclear Science vol. 63 No. 1 : 288-296, 2016.

  Ganendra vol. 16 No.2: 87-96, 2013.