Analisa Pucuk Daun Teh Terhadap Kualitas Teh Hitam Yang Dihasilkan di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih - Unika Repository
Oleh:
Joanna Destiny Paramartha
NIM : 14.I1.0157
ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS
TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK
SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2017
SEJARAH PERUSAHAAN
Gabungan dari kebun Semugih dan kebun Pesantren (Belanda)
- 1961 1963 1973 1968 1994 1995 1999 1957
Diambil alih oleh pemerintah Indonesia menjadi Nasionalis Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Baru Unit Jawa Tengah IV
PPN Aneka Tanaman IX PNP XVIII Kebun Semugih atau
Kebun Pesantrean
Restrukturisasi menjadi PTP Nusantara IX (Persero)
PTP XVIII (Persero) Penggabungan dengan Kebun Kaligua Brebes
Pemisahan dengan Kebun Kaligua Brebes
WILAYAH KEBUN
1. Afdeling Semugih
2. Afdeling Semangkir
3. Afdeling Pesantren
VISI DAN MISI PERUSAHAN
- Visi Menjadikan PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih suatu perusahaan Agribisnis dan Agroindustri yang tangguh, berwawasan lingkungan, berdaya saing tinggi dan tumbuh kembang bersama mitra.
VISI DAN MISI PERUSAHAN
- Misi – Memproduksi dan memasarkan produk karet teh, kopi, gula dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth).
– Menggunakan teknologi yang menghasilkan produk bernilai
(delivery value) yang dikehendaki pasar dengan proses produksi yang ramah lingkungan.- – Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan
kerja yang sehat serta menyelenggarakan pelatihan guna
menjaga motivasi karyawan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. – Mengembangkan produk hilir, agrowisata dan usaha lainnya
untuk mendukung kinerja perusahaan.
VISI DAN MISI PERUSAHAN
- – Membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
- – Bersama petani tebu mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional.
– Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi
lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi nasional
melalui penciptaan lapangan kerja.- – Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi Perusahaan.
– Menjaga kelestarian lingkungan melalui pemeliharaan tanaman
dan peningkatan kesuburan tanah.
Waktu Kerja Bagian Kantor Diberlakukan untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, seperti karyawan kantor
induk, kantor kebun, dan kantor teknik.
Hari Waktu Hari Senin - Kamis, Sabtu 06.30 -14.00 WIB
Hari Jumat 06.30 - 11.30 WIB
Waktu Kerja Bagian Pengolahan
Diberlakuakan untuk karyawan yang berhubungan langsung
dengan proses produksi, seperti tenaga kerja bagian pengolahan.Kegiatan Waktu Pelayuan Shift I : 15.00 - 22.00 WIB Shift II : 22.00 - 05.00 WIB Pengolahan Basah Shift I : 04.00 - 11.00 WIB Shift II : 11.00 - 18.00 WIB Pengeringan 06.00 -13.00 WIB
Sortasi Kering 11.00 - 18.00 WIB Pengepakan 06.30 - 14.00 WIB
STRUKTUR ORGANISASI
SPESIFIKASI PRODUKSI 1 . Grade I BOP, BOPF, PF, DUST, BP, dan BT
2 . Grade I I BP I I , PF I I , FANN I I , DUST I I , dan DUST I I I
3 . Grade I I I BM dan KAWUL
Grade I
BOP (Broken Orange Pekoe) Berasal dari daun teh yang muda dan mengandung
tip atau peko.Ciri – ciri : partikel berukuran pendek, agak kecil, berwarna hitam, terpilin dan keriting.
BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning) Berasal dari daun teh muda dan tangkai teh yang
muda, sedikit mengandung tip.Ciri - ciri: berukuran lebih pendek dari BOP, berwarna hitam, keriting
PF (Pekoe Fanning) Berasal dari pecahan daun teh yang menggulung,
terpilin, agak keriting,Ciri – ciri : berwarna hitam, dan memiliki ukuran lebih kecil dari BOPF dan mengandung tip.
DUST Serbuk teh dengan ukuran yang sangat kecil, grainny (lembut seperti debu), dan memiliki warna
yang hitam.
BP (Broken Pekoe) Berasal dari tangkai daun teh, tulang daun teh
Grade I
BOP (Broken Orange Pekoe) BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning) PF (Pekoe Fanning) Grade II
BP (Broken Pekoe) II Serbuk teh BP II berbentuk seperti serbuk BP tetapi lebih banyak
mengandung tangkai teh dan tulang daun teh tua yang terkupas sehingga memiliki warna hitam sedikit kemerahan.PF (Pekoe Fanning) II Serbuk teh PF II memiliki bentuk dengan serbuk teh PF, namun
memiliki warna hitam kemerahan, serta bersumber dari potongan serat daun teh berukuran lebih kecil dan sedikit rata.FANN (Fanning) II Serbuk teh FANN II memilki partikel lebih pendek, berwarna hitam
sedikit kemerahan dan mengandung serat teh.DUST
II Serbuk teh DUST II memiliki partikel teh yang sangat kecil seperti debu serta banyak mengandung serat teh sehingga berwarna sedikit kemerahan.
DUST
III Serbuk teh DUST III memiliki partikel sangat kecil seperti debu, banyak mengandung serat dan berwarna kemerahan.
Grade II Broken Pekoe
II Pekoe Fanning
II Fanning
II
Grade III
BM Jenis teh yang berasal dari sisa proses sortasi kering yang memiliki banyak
kandungan serat daun teh serta berwarna merah.KAWUL Jenis serbuk teh yang berasal dari sisa proses sortasi kering yang banyak mengandung tangkai daun teh dan berwarna merah.
Standar Teh Hitam SNI 01-1906-2000 No Jenis Uji
Spesifikasi
1 Kadar air (b/b) Maks. 8,00
2 Kadar ekstrak dalam air (b/b) Min. 32
3 Kadar abu total Min. 4 – maks. 8
4 Kadar abu larut dalam air (b/b) dari abu total Min. 45
5 Kadar abu tak larut dalam asam (b/b) Maks. 10
6 Alkalinitas abu larut dalam air (b/b) Min. 1,0 – maks. 3,0
7 Kadar serat kasar (b/b) Maks. 16,5
8 Kadar cemaran logam (ppm) Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg)
Maks. 2,0 Maks. 150 Maks. 40 Maks. 0,03
9 Kadar cemaran Arsen (As) (ppm) Maks. 1
10 Kadar cemaran mikroba Angka lempeng total (koloni/g) Maks. 3x10
3 PROSES PRODUKSI PENERIMAAN PUCUK PELAYUAN TEA TESTER FERMENTASI SORTASI BASAH SORTASI KERING PENGERINGAN PENGEMASAN PEMETIKAN PUCUK
PEMETIKAN PUCUK
Pemetikan pucuk teh yang baik harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, antara lain:
- – Siklus petikan (7-9 Hari)
- – Rumus petikan Ada 3 (tiga) rumus petikan, antara lain:
- Petikan Halus (p + 1m dan b + 1m)
- Petikan Medium (p + 2m; p + 3m; b + 2m; b + 3m)
- Petikan Kasar (p + 4m dan b + 1t atau lebih)
p + 1m p + 2m p + 3m
PENERIMAAN PUCUK
1. Penimbangan
Pucuk yang telah datang kemudian ditimbang dengan menggunakan jembatan timbangan disertai dengan hasil rekaman timbangan. Penimbangan ini dilakukan dengan menimbang truk yang berisi hasil petikan teh yang telah didapatkan
2. Analisa Fisik Pucuk Daun Teh
Analisa pucuk dilakukan secara acak sebanyak 1 kg, kemudian diambil sebanyak 200 gram sebagai sampel. Sampel pucuk teh
dipisahkan menjadi 8 bagian yaitu pucuk muda, lembar muda, rusak
muda, pucuk tua, lembar tua, rusak tua, burung tua, dan yang terakhir adalah tangkai.PELAYUAN
Pucuk teh dihamparkan secara merata pada withering
Udara panas campuran dihembuskan pada throught. oC- withering trough dengan menggunakan suhu sekitar 25 o
28 C dan penggunanannya dapat digunakan seminimal
mungkin. Kemudian, dilakukan pembalikan
(pengiraban), perlakuan tersebut dilakukan pembalikan 1-3
SORTASI BASAH
OTR: 50’ RRB: 10’ BUBUK I PCR: 30’ RRB: 10’
BUBUK II
RV: 25’ RRB: 10’
BUBUK III
RV: 25’ RRB: 10’
- OTR (Open Top Roller)
Penggilingan dimulai dengan menggunakan mesin OTR (Open Top Troller) yang memiliki durasi selama 50 menit. Pucuk layu akan saling bergesekan dengan dinding dan dasar dari mesin OTR. Dari proses tersebut, maka pucuk teh akan menggulung dan terpotong menjadi ukuran yang lebih kecil
Mesin OTR ( Open Top Troller )
- RRB (Rotary Roll Breaker)
Bubuk teh yang dihasilkan dari mesin OTR, ditampung didalam gerobak dorong dan akan diayak dengan dengan mesin RRB (Rotary Roll Breaker) dengan mesh 6-6-7 selama 15 menit, dari proses pengayakan tersebut teh yang berhasil lolos dari ayakan akan di fermentasi Mesin RRB (Rotary Roll Breaker) (Bubuk I).
- PCR (Press Cup Roller)
Teh yang tidak lolos dari mesin RRB akan diproses kembali dengan menggunakan mesin PCR (Press Cup Roller) mesin ini akan menekan serta menggulung teh selama 30 menit.
- RV (Rotor Vane)
RV (Rotor Vane) I Teh yang tidak lolos dari ayakan akan diolah kembali dengan menggunakan mesin RV (Rotor Vane) selama 25 menit untuk memotong daun teh dan memperkecil ukuran serbuk teh basah.
Mesin RV (Rotor Vane)
FERMENTASI
Fermentasi berjalan selama 110 menit hingga 180 menit.
Fermentasi menggunakan baki alumunium yang diisi dengan
bubuk teh dengan tebal hamparan 2,5 cm, disusun dalam rak
dan ditempatkan dalam ruang fermentasi,. Suhu bubuk
o odidalam baki fermentasi di atur antara suhu 28 C hingga 30 C
PENGERINGAN
Teh diletakan dipermukaan trays yang digerakan oleh motor.
Trays terdiri dari 4 tingkatan, pada tingkatan pertama, teh
dryer,bergerak mendekati ujung kemudian bubuk teh
dijatuhkan ke tray yang dibawahnya, seperti itu seterusnya
hingga pada tingkat yang terakhir. Tray memiliki kecepatan yaitu
20 menit hingga 24 menit dengan ketebalan hamparan bubuk 1
ocm hingga 5 cm. Suhu inlet dalam tungku diatur pada suhu 90 C
SORTASI KERING
Tujuan dari sortasi kering ini adalah untuk memisah serbuk teh kering
menjadi beberapa garde, baik dari ukuran, warna, serta beratnya sesuai dengan standar perdagangan teh yang telah ditetapkan.
Vibro Mess Vibro blank Chota stiffer
SORTASI KERING HOPPER I, II / III, IV, BADAG
Serbuk Tidak lolos
VIBRO DRUG ROLL BUBBLE TRAY MESH
Serat dan
VIBRO BLANK Tulang daun (ditampung) Serbuk lolos
CHOTA STIFER
BOP / BP + BT C Mesh 12 BOP / BP R Mesh 14 BOPF
WINNOWER BOPF + BT U Mesh 18 PF
PF + BT S
Mesh 24 DUST H
Mesh 60 DUST III E
SORTASI KERING
Serat dan Tulang Daun (Fraksi Hitam)
Serbuk Tidak Lolos
VIBRO DRUG BUBBLE TRAY MESS ROLL
VIBRO BLANK
Serbuk Lolos
CHOTA STIFER Mesh 12 BP II Mesh 14 PF II
Sisa Serbuk Mesh 18 FANN II
BM dan KAWUL Mesh 24 DUST II (Grade III) Mesh 60 DUST III
TEA TESTER
Analisa kadar air (Maks. 4%) dan organoleptik perlu
dilakukan pada semua bubuk hasil proses sortasi sebelum
dilakukan penimbangan dan penyimpanan pada peti miring.PENGEMASAN Teh yang telah disortir berdasarkan jenisnya maka dimasukan ke dalam peri miring sebagai tempat
penyimpanan sementara yang selanjutnya dimasukan ke
dalam tea bulker untuk dimasukan dalam paper sack.Berat isi serbuk teh pada kemasan meurut jenisnya ada 13 jenis, antara lain: BOP : 50 kg / paper sack PF II : 58 kg / paper sack BOPF : 52 kg / paper sack BP II : 58 kg / paper sack PF : 56 kg / paper sack FANN II : 56 kg / paper sack DUST : 60 kg / paper sack DUST II : 60 kg / paper sack BP : 60 kg / paper sack DUST III : 65 kg / paper sack BT : 40 kg / paper sack BM : 50 kg / paper sack KAWUL : 40 kg / karung
PENGEMASAN
Tea bulker Tea pakcer Pengemas Teh
ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP
KUALITAS TEH HITAM YANG DIHASILKAN DI PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN SEMUGIH
Pucuk teh diambil sebanyak 200 gram, pucuk teh dipisahkan menjadi 8 bagian, antara lain pucuk muda, lembar muda, rusak muda, pucuk tua, lembar tua, rusak tua, burung tua, dan yang terakhir adalah tangkai. Analisa pucuk harus memenuhi syarat (MS) sebesar 50 - 60%.HASIL ANALISA PUCUK DAUN TEH TERHADAP KUALITAS TEH
24
19
38
7
14
8
16
34 17 - -
41 G 840
26 13 200 100
17
34
21
42
48
26
5
10
8
16
24 12 - -
43 F 770
28 14 200 100
8
16
28
56
21
42
52
16
14
50 Jumlah 8980 238 119 - - 132 66 106 53 418 209 322 161 150 75 234 117 200 100 381 Rata2
48
30 15 1600 800
9
18
20
40
26
52
7
14
8
16
30 15 - -
34 17 200 100
8
6
12
17
34
29
58
6
12
10
20
30 15 - -
43 H 1020
30 15 200 100
7
7
HITAM
Data Analisa pucuk daun teh yang dilakukan pada tanggal 2 Januari 201732
32
64
5
10
6
12
32 16 - -
55 B 1420
30 15 200 100
4
8
17
34
64
21
9
18
9
18
28 14 - -
A 1123
Tua Kg gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % gr % %
Muda
Tua
Muda
Tua
Muda
Group Hasil
42
8
14
26 13 - -
30 15 - -
45 E 1175
24 12 200 100
11
22
22
44
27
54
5
10
10
20
51 D 1170
4
30 15 200 100
17
34
9
18
25
50
9
18
8
16
34 17 - -
53 C 1410
32 16 200 100
- MS = Memenuhi Standar Bagian Daun Pucuk Rusak Lembar Burung Tua Tangkai Jumlah Sampel MS
PEMBAHASAN Terjadinya penurunan MS tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:
kurangnya pengawasan pemetik oleh mandor kurangnya ketrampilan pemetik tidak memperhatikan gilir petik.
Semakin panjang fase gilir petik teh akan menyebabkan hasil mutu pucuk teh semakin kasar dan jenis pucuk teh tidak seragam .
Faktor yang menentukan kualitas produk teh dalam sistem
siklus petik kehalusan pemetikan salah satunya adalah dan
PEMBAHASAN
- K andungan kimia yang dimiliki daun teh
dipengaruhi dengan beberapa faktor yaitu umur , jenis klon, variasi musim serta kondisi daun tanah, perlakuan kultur teknis, dan banyaknya sinar matahari yang diterima tanaman teh.
• Kualitas produk teh yang baik akan diperoleh dari
daun muda/ pucuk karena mengandung senyawa
polifenol (golongan catechin), tannin, caffein
PEMBAHASAN
• Konsentrasi katekin pada teh tergantung pada umur
teh . Kandungan zat katekin tertinggi didapatkan dari pemetikan pucuk peko dengan dua daun muda dibawahnya (p+2m) (Singh et al., 1999).
• Polifenol akan teroksidasi selama proses fermentasi
berlangsung dan akan membentuk pigmen dari teh hitam yaitu zat theaflavin dan thearubigin . Katekin akan memberikan kontribusi terhadap flavor dan
PEMBAHASAN
Pada daun tua juga memiliki kandungan kimia
yang cukup bermanfaat. Salah satunya adalah
kandungan beta-caroten dan lutein . Lutein merupakan antioksidan yang ada pada daun teh tua. Kandungan beta-caroten serta lutein teh terdapat di daun yang tua dibandingkan daun teh yang muda.
KESIMPULAN
- Serbuk teh yang diproduksi antara lain BOP, BOPF, PF, DUST, BP, BT, PF II, BP II, FANN II, DUST II, DUST III, BM, KAWUL.
- Kualitas teh ditentukan dari penanganan bahan baku, proses serta kandungan kimia dalam daun teh.
- Nilai posentase MS (Memenuhi Standar) ditentukan dari bagian daun teh yang muda seperti pucuk muda, lembar muda dan rusak muda.
- Mutu teh yang baik dihasilkan dari pucuk daun teh yang masih muda.
SARAN
• Untuk mendapatkan kualitas teh hitam uang baik