Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

4.1

ANALISIS SOSIAL

Pada taraf perencanaan pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh
aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti
pengentasan

kemiskinan

serta

pengarusutamaan

gender.

Sedangkan

pada


saat

pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses
konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali.
Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan
infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek
sosial adalah sebagai berikut:
1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan dengan
memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang
beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah
terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA


102

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak di tingkat
nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan bagi
Pembangunan untuk Kepentingan umum.
Pasal 3 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa, Negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang
Berhak.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014.
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja,
termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan
pembangunan infrastruktur dasar.

Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi
perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1 tentang Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

103

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional.
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
terkait aspek sosial bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemerintah Pusat
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat strategis nasional
ataupun bersifat lintas provinsi.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yangbersifat strategis
nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
Melaksanakan

pengarusutamaan

gender


guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun
bersifat lintas kabupaten/kota.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional
ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

104

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
Melaksanakan

pengarusutamaan

gender

guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta
Karya.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat,pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
Melaksanakan


pengarusutamaan

gender

guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang
Cipta Karya.

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan pembangunan bidang
Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya
meliputi

Program

Nasional

Pemberdayaan


Masyarakat

(PNPM)

Mandiri

Perkotaan,Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP), Pengembangan
Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural
Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

105

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan

Masyarakat bidang Cipta Karya.

Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat
kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

4.1.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh
aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang berkembang saat ini, seperti
pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender dan pemberdayaan masyarakat local
sebagai hak ulayat. Sehingga keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa
manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

4.1.2

Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi
berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat

penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,
pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman
kembali.
1.

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan
bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi
mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

106

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan
program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.


2.

Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan Kegiatan
pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan
terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang
bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari
satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang
diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan
standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3.

Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang memerlukan
pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman
kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak
dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat
proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta
bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang
baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk
yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

4.1.3

Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta
Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara
sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

107

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh
penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

4.2

ANALISIS EKONOMI

Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan ditempuh untuk memberdayakan usaha-usaha
ekonomi masyarakat yang mampu menunjang perekonomian keluarga, terutama keluarga
Orang Asli Papua, serta diarahkan kepada pengembangan sektor unggulan perkebunan skala
besar, pertanian, perikanan dan peternakan. Strategi pengembangan ekonomi kerakyatan akan
bertumpu pada sektor unggulan Kabupaten Intan Jaya, maka perlu diterapkan pendekatan
yang mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengembangkan usaha peternakan
dan budidaya ikan, serta mengolah hasil-hasil Sumber Daya Alam yang potensial agar lebih
berdaya guna dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Selanjutnya strategi ini akan
memprioritaskan sistem pemasaran mulai dari pengolahan pasca panen sampai dengan
penyaluran di pasaran sehingga mata rantai produksi dan pemasaran dapat bersinergi dan
tidak berjalan sendiri-sendiri.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyiapan tenaga motivator kampung sebagai
tenaga yang menggerakkan dan mendorong masyarakat dalam pengembangan ekonomi
kampung, yang mana motivator ini berasal dari kampung itu sendiri. Sehingga diharapkan
kampung akan mandiri sesuai potensinya masing-masing. Perwujudan nyata dari strategi ini
yaitu dukungan Cipta Karya dalam penyediaan infrastruktur untuk mendukung penyediaan
prasarana dasar lingkungan permukiman (air bersih, sanitasi).

Aspek ekonomi pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu
melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

108

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca
2015,serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.

Tabel 4.1
Analisis Kebutuhan penanganan Kemiskinan di Kabupaten Intan Jaya

NO

1
2

4.3

JUMLAH
PENDUDUK
MISKIN

LOKASI

Kampung,
Distrik,……..
Dan
Seterusnya..

PERMASALAHAN

BENTUK
PENANGANAN

KEBUTUHAN
PENANGANAN

Program/Kegiatan…

Jumlah Jiwa / KK

ANALISIS LINGKUNGAN

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPIJM bidang
Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Tugas dan wewenang pemerintah Kabupaten dalam aspek
lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada :
1.

UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas
antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan AMDAL),
Lingkungan

dan

(UKL-UPL)

dan

Upaya
Surat

Pengelolaan
Pernyataan

Lingkungan-Upaya Pemantauan
kesanggupan

Pengelolaan

dan

Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”.
2.

UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsipprinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.

3.

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014
“ Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

109

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan,
penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya
tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim “.
4.

Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,rencana dan/atau program agar dampak
dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5.

Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun dokumen
Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal
atau UKL dan UPL.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah pusat
Menetapkan kebijakan nasional.
Menetapkan norma, standar, prosedur, dan criteria.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Menetapkan

dan

melaksanakan

kebijakan

mengenai

pengendalian dampak

perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

110

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyrakat.
Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi
Menetapkan kebijakan tingkat provinsi yaitu :
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan
daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada kabupaten/kota di
bidang program dan kegiatan.
Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota
Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
Melaksanakan standar pelayanan minimal.
Tujuan safeguard lingkungan ini adalah untuk menyediakan landasan bersama bagi semua
pihak terkait dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan, mengoperasikan dan
memantau kegiatan potensial sejalan ketentuan dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang
dampak lingkungan. Safeguard diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah melakukan
suatu penilaian sistematis terhadap suatu kegiatan sedemikian hingga dapat menekan dan
mengelola risiko yang merugikan; meningkatkan manfaat lingkungan; dan menjamin
RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

111

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

keterbukaan dan proses konsultasi publik yang bermakna dengan warga yang terkena dampak
suatu kegiatan.

Pengkajian lingkungan dan rencana mitigasinya dapat mengambil bentuk (i) AMDAL (atau
ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek. Penentuan
kategori lingkungan untuk masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam
safeguard ini. Semua usulan kegiatan yang terkait dengan RPIJM wajib memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam dokumen ini.
Safeguard ini juga menguraikan badan-badan pelaksana dan pemantau AMDAL dan UKL/UPL.
Pengaturan kelembagaan ini berlaku pada seluruh aspek mekanisme safeguard tersebut, dan
tidak dapat ditafsirkan seolah-olah setiap aspek memerlukan pengaturan atau badan-badan
yang berbeda.

Prinsip dasar safeguard lingkungan secara garis besar digambarkan sebagai berikut. Semua
proyek yang harus sesuai dengan prinsip dimaksud.
Pengkajian lingkungan dan rencana penanggulangannya dapat berbentuk: (i) AMDAL
(atau ANDAL dan RKL/RPL), atau (ii) UKL/UPL, tergantung kategori dampak proyek
dimaksud (lihat daftar kategori, di bawah). Penentuan kategori lingkungan untuk
masing-masing proyek mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam kerangka
safeguard ini.
AMDAL dan UKL/UPL harus dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
proyek. Karena itu, AMDAL atau UKL/UPL harus menjadi bagian tak terpisahkan dari
analisis kelayakan teknis, ekonomi, sosial, institusional dan keuangan setiap usulan
proyek.
Sedapat mungkin proyek harus menghindari, atau meminimalkan, dampak negatif
pada lingkungan. Alternatif desain, termasuk alternatif tanpa-proyek, harus dikaji

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

112

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

dengan seksama sebelum usulan proyek diajukan. Sebaliknya, proyek harus dirancang
sedemikian sehingga dampak positif dapat dimaksimalkan.
Proyek yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dan dampaknya tidak
dapat dikelola melalui rancangan atau praktek-praktek konstruksi, harus disertai
dengan AMDAL.
Kegiatan-kegiatan yang diusulkan hendaknya tidak mengganggu habitat alam kritis,
kawasan lindung, dan kawasan sengketa. Demikian pula setiap kegiatan hendaknya
menghindari penggunaan :
a. Bahan-bahan yang merusak ozon.
b. Asbes. Berbagai tindakan pencegahan berkaitan dengan penggunaan asbes,
seperti renovasi bangunan yang menggunakan asbes harus diterapkan.
c. Bahan beracun berbahaya (B3).
d. Kekayaan budaya. Proyek yang merusak kekayaan budaya, termasuk barang,
struktur fisik dan lokasi yang dianggap sakral atau setidaknya memiliki nilai
spiritual.

Safeguard lingkungan ini berlaku pada semua tahap pengembangan proyek, seperti:
pengajuan usulan, perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian proyek. Tiap proyek akan
diteliti secara cermat menurut kriteria yang tercantum dalam peraturan-perundangan Nasional.
Berdasarkan :
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006, dan
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/2003, tertanggal
3 Februari 2003

Landasan lebih lanjut dari safeguard lingkungan ini adalah UU No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan pasal 15(1) menyatakan bahwa setiap rencana usaha atau kegiatan

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

113

Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

yang dapat menimbulkan dampak lingkungan besar dan penting harus disertai dengan AMDAL.
Serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/1997 tentang AMDAL pasal 5 (1) lebih lanjut
menjabarkan kriteria dampak besar dan penting, yang meliputi: (i) mempengaruhi sejumlah
besar orang, wilayah dan komponen lingkungan; (ii) dampak berlangsung kuat, lama, kumulatif,
dan tidak-terbalikkan (irreversible).

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian
Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain
karena :
1. RPIJM

membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan

infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPIJM adalah karena RPIJM
bidang Cipta Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini,
KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola
Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung
dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi
penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman
mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2018 - 2022
KABUPATEN INTAN JAYA

114