P A R T I S IP A S I P O N D O K P E S A N T R E N A L - M A N A R B E N E R DALAM PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN P A D A M A SA K E P E M IM P IN A N K Y A I M U H A M A D IM A M F A U Z I SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mempe

  

P A R T I S IP A S I P O N D O K P E S A N T R E N A L - M A N A R B E N E R

D A L A M P E N D I D I K A N K E M A S Y A R A K A T A N

P A D A M A SA K E P E M IM P IN A N K Y A I M U H A M A D IM A M F A U Z I

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Strata Satu dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

  Oleh:

NUR SHOKHEH

  NIM. I l l 02 022

  

J U R U S A N T A R B I Y A H

S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I (S T A I N )

S A L A T I G A

  

2 0 0 7 D E P A R TE M E N A G A M A Rl S E K O LA H TIN G G I A G A M A IS LA M N E G E R I (S TA IN ) S A L A T IG A J in . S t a t i o n 0 3 T elp (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721 Website;: administrasi@stain salatiga.ac.id.

  Drs. Abdul Syukur, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara NUR SHOKEH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalam u’alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara; Nama : NUR SHOKEH NIM : 111 02 022

  Jurusan / Progdi : Tarbiyah/PAI

  P A R TIS IP A S I P O N D O K P E S A N TR E N A L -M A N A R

  Judul :

  B E N E R D A L A M PE N D ID IK A N K E M A S Y A R A K A T A N P A D A M A S A K E P E M IM P IN A N K Y A I M U H A M A D IM AM F A U Z IT A H U N 2006/2007

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian W a s s a l a m u ’a l a i k u m . W r. W b .

  D E PA R TE M E N A G A M A R I S E K O LA H T IN G G IA G A M A IS LA M N E G E R I (S TA IN ) S A L A T IG A J in . S t a t i o n 03 T elp (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721 Website: : administra$i@stain salatiga.ac.id.

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara Nur Shokeh dengan Nomor induk Mahasiswa 111 02 022 yang

  “ PA R TISIPA SI P O N D O K P E SA N TR EN A L -M A N A R B E N E R D A LA M

  berjudul:

  

P E N D ID IK AN K E M A S Y A R A K A T A N P A D A M A S A KE P E M IM P IN A N K Y A I M U H A M A D

IM A M FAUZI TA H U N 2006/2007” .

  Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Rabu, 28

  

Februari 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1428 H dan diterima

  sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Februari 2007 M Salatiga

  10 Shafar 1428 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang Dr. H. Muh Saerozi. M.Ag.

  trs. Imam Sutomo. M.Ag

  NIP. 150 247 014 NIP. 150 216 814 Pengujil Dra. Siti Farikhah. M.Pd.

  NIP. 150 234 916

  DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion No. 03 Salatiga 50721 * (0 2 9 8 ) 323706

D E K L A R A S I

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian had temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang monaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 11 Februari 2007

  JadiCab orangyang mengajar atau orangyang 6eCajar atau orang yang mendengarbgn atau orangyang mencintai iCmu, dan janganfab ja d i orang yang bedm ajibp bgmu menjadi orangyang b§Cima mafia bamu aban rusa

  £ ^e la jju tL d i/ s m i kcviMa/ dmycuv serw hidup/ rmnjaAi/ indaU clfhelajmlah/llmwaqama> kw ienadengarvaqam w fudup/m snpidlW iaw b

fU difaA cUdunia, in i fa y r tfa * <vt**t<? tfo n f *UK$c*t&<vui atax, <yuutf y u t?

tccUmy- *Kcleid&aH&&4*c ftevjtU etnaK.

  

&>adio'uiang/ setup i&a/uunang&a'

< @j& dado uiany senty uunang&O' i&a/

g iv e yo u r smiCefor any person 6ut g ive yo u r Cove f o r one person

  BAB i n : POTRET PESANTREN AL-MANAR

  PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN

  

  

   B. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan partisipasi pondok pesantren dalam

  

  

  

  

  A. Partisipasi pondok pesantren dalam pendidikan

   BAB IV : PASTISIPASI PONDOK PESANTREN AL-MANAR DALAM

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB V : PENUTUP DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  2

  rangka ikut serta mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup rakyat dan warga Negara Indonesia.

  Sebagai lembaga kemasyarakatan pondok pesantren mempunyai peranan dalam mengembangkan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan. Pesantren adalah milik masyarakat luas sekaligus menjadi anutan berbagai keputusan sosial, politik, agama dan etika.

  Penulis memilih masalah pendidikan karena pendidikan adalah kegiatan yang melibatkan setiap orang dan seluruh lapisan masyarakat.

  Setiap orang sejak awal sampai akhir hayatnya berurusan dengan pendidikan baik itu pendidikan untuk diri sendiri, anak-anak (keluarga) maupun untuk lingkungan masyarakatnya. Pendidikan ini pada dasamya adalah merupakan kewajiban untuk selalu menyempumakan dirinya, kualitas hidup dan bertanggungjawab atas amanah sebagai kholifah.

  Penulis memilih obyek penelitian pondok pesantren karena pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan agama Islam di daerah pedesaan yang belum banyak di ketahui umum khususnya desa Bener. Gambaran umum tentang pesantren dengan kyai sebagai top figur sering diasosiasikan dengan tokoh yang kolot, fanatik, sulit diajak bicara hingga masyarakat enggan untuk membicarakannya.

  Melihat fungsi dan peranan pondok pesantren di atas maka penulis tertarik meneliti tentang keberadaan pondok pesantren al-Manar, dimana ia tidak lepas dari tanggung jawabnya sebagai lembaga pendidikan

  3 kemasyarakatan yang telah banyak sumbangannya dalam membina dan meningkatkan kualitas hidup di desa Bener.

  Pondok pesantren al-Manar adalah salah satu pondok pesantren yang mengajarkan pendidikan agama Islam dan ilmu pengetahuan umum.

  Dan mengambil panca jiwa pondok sebagai landasan yakni keikhlasan, kesederhanaan, kebebasan, berdikari dan ukhuwah diniyyah. Telah memperbaiki sistem pendidikan dan pengajarannya sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan masyarakat.

  Pengembangan masyarakat oleh pondok pesantren al-Manar pada awalnya dikarenakan berbagai persoalan yang menyangkut masalah kemerosotan ekonomi, kehidupan sosial dan kegiatan penduduk yang belum beijalan dengan baik, kemudian banyaknya angka pengangguran dan rendahnya tingkat pendidikan.

  Kemudian yang menjadi dasar dalam segala mobilitas adalah kyai sebagai pemimpin dan pengasuh sebuah pondok pesantren. Dalam hal ini, K.M. Imam Fauzi adalah pimpinan pondok pesantren Al-Manar yang mana beliau telah mencetuskan gagasan dan ide-ide kreatif berkaitan dengan pengembangan masyarakat dan pendidikan di pondok pesantren itu sendiri sehingga antara keduanya mampu beijalan bersama-sama untuk mencapai tujuan.

  Berkat perjuangan dan kepemimpinan K. Muhamad Imam Fauzi kemajuan pondok pesantren semakin dapat dirasakan oleh masyarakat.

  Tetapi dalam perjalanan selanjutnya pondok pesantren Al-Manar

  4 mengalami perubahan-perubahan ke arah kemunduran yang disebabkan munculnya beberapa masalah yang justru datang dari intern pondok pesantren.

  Beberapa tahun kemudian ketika usaha-usaha perbaikan dan renovasi sedang dilaksanakan dan belum mencapai titik maksimal, K.Muhamad Imam Fauzi wafat pada Kamis, 11 Mei 2000, bertepatan dengan tanggal 6 shofar 1421 H. pukul 06.00 wib abah kyai yang telah 6 hari berbaring sakit dibawa ke RSU Boyolali. Kamis sore pukuL 17.00 tanggal itu juga, beliau berpulang ke rahmat Allah SWT dengan meninggalkan sejumlah peijuangan yang wajib diteruskan para santri. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap semua aktivitas pondok pesantren termasuk upaya pengembangan masyarakatnya.

  Pengembangan pondok pesantren Al-Manar setelah wafatnya K.Muhamad Imam Fauzi mengalami beberapa dinamika di bawah kepemimpinan K. As'ad Haris Nasution sebagai pengganti yang mana beliau merupakan adik ipar dari kyai terdahulu. Pada pereode ini beliau melaksanakan berbagai macam kegiatan untuk membangkitkan kembali pondok pesantren Al-Manar, seperti pembangunan flsik menunjukkan arah yang lebih baik dan semakin maju.

  Sedangkan keadaan masyarakat pada umumnya sangat membutuhkan figur seorang pemimpin yang dapat memberikan perlindungan baik itu dari segi fisik maupun rohani. Dari beberapa masalah diatas penulis tertarik untuk meneliti pelak^.naan pendidikan

  5 kemasyarakatan oleh pondok pesantren Al-Manar, dalam hal ini penulis ingin mengetahui kontribusi pemikiran K. Muharnad Imam Fauzi dan partisipasi dari pondok pesantren tersebut terhadap pendidikan kemasyarakatan.

  Jadi pesantren dan masyarakat bekerja sama untuk memajukan kedua belah pihak serta mengusahakan terciptanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Keijasama ini menjadi suatu kebutuhan pesantren untuk menjaga eksistensi pesantren dan masyarakat secara keseluruhan juga menjadi alat bagi pembinaan dan pendidikan agama terutama bagi masyarakat sekitar, tersetenggaranya usaha dan kelancaran program pesantren.

B. Penegasan Istilah

  Skripsi ini berjudul “Partisipasi Pondok Pesantren Al-Manar Bener Dalam Pendidikan Kemasyarakatan Pada Masa Kepemimpinan K. Muharnad Imam Fauzi”. Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang penulis maksudkan, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan disini:

1. Partisipasi

  Partisipasi berasal dari Bahasa inggris Participation yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.1 Makna lain dari partisipasi adalah pengambilan bagian (di dalamnya), keikutsertaan, peranserta, ‘John. M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.

  Gramedia) hal. 449

  6

  penggabungan did (menjadi peserta).2 Jadi yang di maksud partisipasi disini adalah keikutsertaan Pondok Pesantren Al-Manar Bener dalam pelaksanaan pendidikan kemasyarakatan termasuk juga di dalamnya pembangunan dan pengembangan masyarakat desa sekitamya. Dalam hal ini pondok pesantren berperan sebagai inovator dan motivator dalam pendidikan kemasyarakatan, pengembangan dan pembangunan masyarakat desa.

2. Pondok Pesantren Al-Manar Bener

  Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam umumnya dengan cara non klasikal dimana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santrinya yang berdasarkan kitab-kitab yang di tubs dalam bahasa arab oleh ulama abad pertegahan, para santri biasanva tinggal dalam pondok (asrama) dalam pesantren.

  Pondok pesantren al-Manar merupakan sebuah Lembaga pendidikan Islam yang didalamnya mengajarkan ilmu keagamaan dan juga ilmu pengetahuan umum. Sistem yang digunakan dalam pendidikan dan pengajarannya menggunakan model klasikal atau madrasah.

3. Pendidikan Kemasyarakatan

  Pendidikan berasal dan kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an” mengandung arti perbuatan (hal, cara). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie, yang berarti bimbingan yang diarahkan kepada anak. Istilah ini kemudian

  2Pius. A. Partanto dan M. Dahlan A1 Barry, Kamus Ilm iah Populer, (Surabaya : Arkola, 1994), hal. 585

  7 diteijemahkan ke dalam bahasa Inggris education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diteijemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.3

  Dalam perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekolompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang,dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rokhaninya kearah kedewasaan4

  Sedangkan kemasyarakatan berasal dari kata dasar “masyarakat” dan mendapat imbuhan “ke” dan akhiran “an”. Masyarakat itu sendiri mempunyai makna sejumlah orang yang hidup bersama disuatu tempat yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.5 Kata lain dari masyarakat yang semakna adalah sosial, dalam Bahasa Inggris “social” yang artinya pergaulan dan perhubungan manusia dengan kehidupan kelompok yang teratur 6

  

3Ramayulis, llm u Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Kalam Mulia, 1994), hal. 1

  4Ib id , hal. 2

  5Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modem English Press, 1991), hal. 945.

  6Sidi Gazalba, M asyarakat Islam, Sosiologi dan Sosiografi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1989), hal. 11.

  8 Kemasyarakatan bisa juga berarti perihal atau mengenai

  masyarakat atau suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan mempunyai tujuan tertentu serta berguna bagi masyarakat.

  Jadi pendidikan kemasyarakatan adalah sebuah usaha atau kegiatan pendidikan dan pengajaran yang dapat mengajarkan peserta didik atau siswa dan anggota masyarakat untuk mengetahui berbagai persoalan yang ada di masyarakat sehingga ia mampu memasyarakat dan menjadikan diri sebagai anggota masyarakat Desa Bener.

4. Masa kepemimpinan

  Masa adalah waktu, jangka waktu yang agak lama terjadinya atau berlangsungnya suatu peristiwa penting, zaman, jangka waktu tertentu yang ada permulaan dan ada batasnya.7 8

  Sedangkan kepemimpinan berasal dari kata dasar “pemirnpin” mendapatkan imbuhan “ke” dan akhiran “an” sehingga mempunyai makna sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pemirnpin. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain. Definisi lain mengenai kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik seseorang maupun

  o kelompok bergerak kearah tujuan tertentu.

  Jadi yang dimaksud masa kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan seorang pemimimpin diantara perorangan dan

  7Peter Salim, op. cit., hal. 939

  8Hadari Nawawi, Adm inistrasi Pendidikan, ( Jakarta : CV. Haji Masagung,1989 ), hal. 78-79

  9 kelompok yang menyebabkan kelompok itu bergerak kerah tujuan tertentu yang terjadi pada jagka waktu tertentu, telah lampau yang mana mempunyai pemiulaan dan barasannya. Kepemimpinan K. Muhamad Imam Fauzi berlangsung dari tahun 1993-2000, namun data diambil pada masa kepemimpinan K. As’ad Haris Nasution tahun 2000-2007.

5. K. M. Imam Fauzi

  Kyai Muhammad Imam Fauzi adalah putra K. Soekamo (pionir Pon-Pes A1 Ittihad, Poncol) yang lahir pada tanggal 09 September 1964.

  Pada awalnya beliau adalah santri Pondok Pesantren Al-Manar yang dinikahkan dengan Putri sulung K. Fatkhurrohman (Nyai Fatekhah ulfa) pada tanggal 23 Maret 1989. dari pemikahan ini beliau dikaruniai 4 putra;

  Evah Fauziyah, Nur Faizah lathifah, Itqon Faza ‘ Arof dan Rahma Adibatul Fauziyah.

  Beliau diangkat menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Manar sejak sepeninggal K. Fatkhurrohman (sejak 1993) sampai tahun 2000.

  Selama itu banyak kemajuan yang dicapai. Yaitu masalah pendidikan dan kemjuan Pondok Pesantren Al-Manar. Penambahan saran-prasarana berupa gedung, dibukanya program khusus setingkat SLTA yaitu

  Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) pada tahun 1994/1995 yang sebelumnya adalah MA umum. Serta peningkatan kuantitas santri.

  Beliau dikenal alim, cerdas, ahli fiqih, tafsir dan ilmu falaq. Sangat arif terhadap santri, hubungan beliau dengan masyarakat sangat dekat, tercermin dari ke-tawadlu-kan beliau tanpa membedakan siapapun, besar

  10

  kecil, kaya miskin, rakyat atau berpangkat. Beliau juga sangat sufi. Beliau tidak pemah menyimpan uang serupiahpun9. Menolak dengan halus jabatan DPR tingkat II kab. Semarang dan tawaran berupa mobil dan handphone. Dari segi pakaian dan dhahar, beliau sering berpakaian seadanya ketika ngaji dengan santri, dengn kaos yang sudah sobek. Dan jarang dhahar, terkadang hanya minum air putih. Sebenamya sejak kepemimpinan beliau, Ponpes Al-Manar semakin maju. Namun Allah berkehendak lain. Kamis, 11 Mei 2000, bertepatan dengan tanggal 6 shofar

  1421 H. pukul 06.00 wib abah kyai yang telah 6 hari berbaring sakit dibawa ke RSU Boyolali. Kamis sore pilkuL 17.00 tanggal itu juga, beliau berpulang ke rahmat Allah SWT dengan meninggalkan sejumlah perjuangan yang wajib diteruskan para santri.

  C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang, maka dapat diangkat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana partisipasi pondok pesantren Al-Manar dalam pendidikan kemasyarakatan.

  2. Apa Kontribusi pemikiran K. Muhamad Imam Fauzi terhadap

  iT pendidikan kemasyarakatan dalam pondok pesantren Al-Manar.

  3. Kendala dan apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kemasyarakatan.

  9Hasil wawancara dengan K. M. Ali Musthofa Nuznla, selaku Pembantu Pengasuh PP al- Ittihad Poncol pada tanggal 26 Januari 2007

  11 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah sebagai berikut a. Untuk mengetahui partisipasi pondok pesantren Al-Manar terhadap pendidikan kemasyarakatan.

  b. Untuk mengetahui beberapa kontribusi pemikiran K. Muhamad Imam Fauzi tentang pendidikan kemasyarakatan dalam pelaksanaannya di pondok pesantren Al-Manar.

  c. Untuk mengetahui kendala dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan aari program pendidikan kemasyarakatan.

  2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Memberikan masukan bagi dunia pendidikan Islam, khususnya pendidikan dan pengembangan masyarakat di sekitar pondok pesantren.

  b. Berguna untuk mengangkat citra lembaga pendidikan Islam terutama pondok pesantren.

  c. Bagi pondok pesantren Al-Manar, dapat memberikan motivasi untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan masyarakat dan melaksanakan tanggung jawab dalam pendidikannya.

  12

  d. Bagi penulis menjadi pengalaman melakukan penelitian, menerapkan ilmu yang teJah di peroleh dan dapat mengembangkan disiplin ilmu yang telah di pelajari.

  E. Telaah Pustaka Judul skripsi ini adalah “Partisipasi Pondok Pesantren Al-Manar Dalam Pendidikan Kemasyarakatan Pada Masa Kepemimpinan K.

  Muhamad Imam Fauzi)”. Pengembangan masyarakat dalam skripsi ini adalah di ungkap oleh Manfred Oepen dan Wolfgang Karcher, “Dinamika Pesantren, dampak pesantren dalam 'pendidikan dan pengembangan masyarakat” yang berisi tentang fungsi pesantren dalam pengembangan masyarakat, hambatan dan permasalahan serta pendidikan ketrampilan di pesantren.

  Adapun kekhususan penelitian yang dilakukan penulis adalah mencoba mengkaji tentang pemikiran-pemikiran, ide dan gagasan dari K.

  Muhamad Imam Fauzi tentang pendidikan kemasyarakatan dan pengembangan pendidikan di pondok pesantren Al-Manar.

  1. Tinjauan Tentang Pendidikan Kemasyarakatan Pendidikan kemasyarakatan arahnya bukan sekedar untuk penyiapan pengetahuan dan ketrampilan guna memasuki lapangan kerja, tetapi lebih dari itu yaitu berfungsi untuk melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan di masyarakat, tentu saja layanannya melalui jalur

  13 luar sekolah, bias berfungsi sebagai suplemen, komplemen dan atau pengganti dan pendidiakan system persekolahan.

  Pendidikan kemasyarakatan sudah wajar kalau perlu ditata dan terpadu didalam system pendidikan Nasional. Dalam hubungan tersebut, komisi pembaharuan pendidikan Nasional berpendapat bahwa: “Pendidikan kemasyarakatan sebagai satu gerakan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan jenis pendidikan yang mempunyai jangkauan luas. Oleh karena itu, pendidikan kemasyarkatan harus di dukung oleh sistem pengolahan yang kuat dan jelas. Dalam hubungan ini perlu di pertimbangkan upaya pendidikan kemasyarakatan di kelola oleh satu badan pemerintahan non-departemen yang merupakan badan koordinasi pendidikan kemasyarakatan dengan lingkup kewenangan dan tanggungjawab sendiri dan memperoleh anggaran secara tersendiri.10

  Wujud konkrit dari pendidikan kemasyarakatan digambarkan oleh komisi pembaharuan pendidikan nasional sebagai berikut:

  1. Lembaga pendidikan kemasyarakatan yang memberi efek social budaya dan keagamaan seperti pondok pesantren, pengajian, pusat budaya spiritual, pusat inovasi pendidikan, pembinaan generasi muda, pendidikan melalui TV/radio, pendidikan wanita.

  2. Pendidikan kemasyarakatan yang memberikan ketrampilan dan keahlian seperti kursus-kursus, latihan-latihan keija/magang pendidikan keprofesian, pembinaan generasi muda, pendidikan wanita

  10Sanapiyah Faisal, Pendidikan Luar Sekolah, D i Dalam Sistem Pendidikan dan Pembangunan Nasional, (Surabaya :CV. Usaha Nasional, 1981), hal. 56.

  14

  3. Pendidikan kemasyarakatan yang memberikan efek akademis dan efek sipil seperti lembaga pelaksana program kejar, pendidikan melalui radio/tv, pendidikan pengajaran dan lain-lain.11

  Sedang menurut Sanapiah Faisal istilah “learning society” menunjukkan pada kenyataan dimana warga secara aktif menggali pengalaman belajar di dalam setiap segi kehidupannya. Dalam hubungan ini, bukan lagi warga masyarakat yang di tarik unutk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga resmi (sekolah atau kursus), akan tetapi warga masyarakat secara sadar melakukan aktivitas belajar individual mandiri. Aktivitas belajar mandiri tesebut bukan hanya dengan jalan membaca buku, majalah/surat kabar, mendengarkan radio arau menyaksikan TV akan tetapi ada kesengajaan dengan penuh kesadaran untuk memburu pengetahuan, ketrampilan dan pandangan-pandangan hidup dari manapun, dari siapapun, dari apapun, kapanpun jadi di tern pat keija, di organisasi profesi, di kelompok keagamaan, di tengah masyarakat, di perpustakaan dan di pusat-pusat studi lainnya.12

  Menurut Abdur Rohman Wahid, bahwa pengembangan masyarakat di pandang penting untuk mengembangkan kekuatan sosial ekonomi masyarakat yang mulai menurun. Kemudian jalan yang di pilih oleh pesantren untuk mengatasi kesulitan ini adalah menggalakkan pelajaran ketrampilan atau mengajarkan sesuatu yang praktis.

  "ib id ., hal. 57. "Ibid., hal. 46.

  15 Dari refleksi di atas muncul dua kerangka yang dijadikan sebagai dasar pengembangan masyarakat yaitu kerangka teologis dan kerangka strategis. Pengembangan masyarakat di lihat dari sudut teologi terdapat komponen utama mengenai pengaturan masyarakat yaitu watak kehidupan dan cara penggunaan kekuasaan. Pengembangan masyarakat melalui pesantren harus berdiri pada tiga prinsip yakni prinsip persamaan, prinsip keadilan dan prinsip musyawarah atau demokrasi.

  Sedangkan kerang strategis dalam pengembangan masyarakat menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan sosiopolitik yang mempersoalkan segi kelembagaan, pendekatan kultural yang berbicara tentang perilaku masyarakat dan usaha pencerahan, dan terakhir dengan pendekatan sosiokultural yang membicarakan dan mengaitkan lembaga dengan prilaku lembaga.13

  Sedangkan menurut Mansur Faqih salah satu gagasan yang selalu disertakan dalam setiap proyek kerjasama adalah perlunya ideologi pengembangan masyarakat yang mana menggunakan pendekatan partisipasi dan swadaya serta gagasan demokratisasi masyarakat.

  Pengembangan masyarakat adalah suatu integrasi antara penelitian dan aksi di mana masyarakat yang menjadi pelaku utamanya. Setiap kegiatan dipastikan benar menjadi kebutuhan nyata (real need) masyarakat. Dengan begitu taksiran kebutuahan (need asessment) menjadi pusat keseluruhan kegisatan. Tugas dari pesantren sebagai motivator

  13Abdurrohman Wahid, Menggerakkan Tradisi, Esai-esai Pesantren, ( Yokyakarta : LKiS, 2001 ), hal. 146-151.

  16 adalah mengalih kelolakan kemampuan untuk melakukan taksiran kebutuhan.14

  Program pengembangan masyarakat berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving), yaitu membantu masyarakat untuk memecahkan maslahnya sendiri. Keberadaan masyarakat di hormati hak- haknya, ketrampilan dan aspirasi juga di bantu dalam menata nilai lingkungan budayanya. Artinya seluruh proses kegiatan ini merupakan proses pendidikan bagi masyarakat.15

  Dengan mengembangkan komponen-komponen di pondok pesantren, maka peranan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan lembaga kemasyarakatan akan segera terwujud. Hal ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pondok pesantren diharapkan mampu memenuhi tuntutan pembangunan masyarakat.

  Pada zaman dahulu bagi masyarakat desa yang terpencil, pesantren telah menampung dan berperan memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak yang tidak tertampung pada sekolah-sekolah model klasikal, baik karena alasan biaya maupun keadaan wilayah. Pendidikan yang diberikan oleh pesantren telah cukup untuk membekali para santri

  Pengembangan M asyarakat di Pesantren, hambatan dan

  14Mansoer Faqih, permasalahan dalam Manfred Oepen, Dinamika Pesantren, (Jakarta : P3M, 1988), hal. 152-153.

  15M. Dawam Rahardjo, Pegulatan Dunia Pesantren, M embangun dari Bawah, ( Jakarta LP3ES, 1988), hal. 216.

  17 supaya mampu menjalani dan menghadapi kehiduan dengan berbagai macam problematika.16

  Menurut Ki Hajar Dewantoro bahwa di dalam kehidupan anak- anak mempunyai tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang sangat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan (sekolah), dan alam pergerakan pemuda (kemasyarakatan).

  Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan terpenting oleh karena sejak timbulnya adab kemanusiaan hingga kini, kehidupan keluarga itu selalu mempengaruhi tumbuhnya budi pekerti dari tiap-tiap manusia. Sedangkan Alam Perguruan (sekolah) adalah pusat pendidikan yang teristimewa dan berkewajiban mengusahakan kecerdasan fikiran (perkembangan Intelektual) beserta pemberian ilmu pengetahuan (balai wiyata). Dan terakhir Alam Pemuda (masyarakat) yaitu tempat pergerakan pemuda pada zaman sekarang ini, dan digunakan untuk menyokong dan mendukung terlaksananya pendidikan.17 1

  8

2. Tinjauan Tentang kepemimpinan

  a. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antar pribadi atau orang lain dalam situasi tertentu, melalui suatu aktivitas

  1R komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

  16M.Dawam Rahardjc (editor), Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta :LP3ES, 1994), hal. 5.

  17Ki Hajar Dewantoro, Pendidikan Bagian Pertama, (Yokyakarta :Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977), hal. 70-74.

  18Pariata Westra, SH., dkk, Ensiklopedi Administrasi, ( Jakarta : CV. Mas Agung, 1989), hal. 246.

  18 Kepemimpinan juga dapat diartikan tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan keija sama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka adalah perlu dan manfaat.19

  Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang lain supaya mereka dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.20 Dari banyak definisi tentang kepemimpinan tersebut, Dr.

  Hamzah Ya’kub memberikan kesipulan bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan untuk memberikan atau mengajak orang lain dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah proses pemberian bimbingan dan contoh teladan, proses pemberian jalan yang mudah (fasilitas) atas pekerjaan orang-orang yang terorganisasi guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Atau dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan tenaga orang lain.21

  Dengan demikian jelaslah bahwa kepemimpinan merupakan soal penilaian masyarakat terhadap pribadi tertentu dalam kaitannya dengan sistem sosial yang berlaku. Interaksi yang dinamis antara kedua unsur pribadi dan sistem sosial ini adalah faktor utama yang

  19H.M. Sya’roni, Manajemen, ( Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. 1998 ), hal. 58.

  20Emil H. Tambonan, MA, Kunci Mertuju Sukses Dalam Manajemen dan Kepemimpinan, (Bandung : Indonesia Publishing House, 1994), hal. 36. 2‘Hamzah Ya’kub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, ( Bandung : CV. Diponegoro, 1981), hal. 155.

  19 memapankan kepemimpinan itu. Hal ini dianggap atau di nilai telah memenuhi kebutuhan dan sistem sosial dan komunitasnya, maka selama itu pula dapat mempertahankan ikatan emosional dengan para pengikutnya dan selama itu pula kepemimpinan berlanjut.

  b. Tipe-tipe kepemimpinan Ada beberapa tipe kepemimpinan yang lazim di dapati dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

  1) Tipe autocratic (bersifat otokrasi) Pemimpin ini cenderung menentukan sendiri tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok maupun cara keijanya yang harus dipatuhi. Pemimpin ini bertindak dictator, tidak mau menerima saran dan kritik, ia hanya mementingkan kekuasaan dan dianggapnya kekuasaan tidak dapat di ganggu gugat.22

  Menurut Bimo Walgito, kepemimpinan yang otoriter adalah suatu cirri kepemimpinan yang menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter, orang lain tidak boleh ikut andil dalam memutuskan segala sesuatu. Ini mengakibatkan adanya jurang pemisah antara pemimpin dan bawahannya.23

  Dari pendapat itu arti pemimpin otoriter yaitu tidak mengenal musyawarah, jadi semua keputusan, kekuasaan dan kepemimpinan hanya ada pada seorang pemimpin.

  22H.M. Sya’roni, loc.cit.

  

23Bimo Waigito, Psikologi Sosial, (Yokyakarta : Fakuitas Psikologi UGM, 1990), hal. 43.

  20

  2) Tipe Laisesez Faire (bersifat libera^ebas) Kepemimpinan tipe ini memberikan kesempatan kepada para pengikutnya untuk bertindak sebanyak mungkin sedangkan ia banyak bersifat pasif.24

  Menurut Hendiyat soetopo, pemimpin liberal adalah pemimpin yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada semua anggota untuk berinisiatif sendiri dan membuat kebijaksanaan sendiri. Pemimpin tidak usah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan dengan harapan supaya semua usaha dapat tercapai.25

  Dari pendapat di atas, arti kepemimpinan liberal adalah seorang pemimpin menyerahkan sepenuhnya segala kehendak atau inisiatif anak buah untuk mengerjakan sesuatu yang ingin dikeijakan.

  3) Tipe participative or democratic (bersifat demokrasi atau partisipan) Kepemimpinan ini biasanya dilakukan oleh orang yang menghargai hakekat manusia dan di dalam mengambil keputusan selalu musyawarah sebagai ciri utamanya.26

  Menurut Hendiyat Soetopo, kepemimpinan demokratis adalah cara kepemimpinan yang mengikutsertakan semua anggota kelompok dalam mengambil keputusan.27 24H.M. Sya’roni, loc.cit.

  

25Hendiyat Soetopo, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Usaha Nasional, 1990), hal. 285

  26H.M. Sya’roni, op.cit., hal. 59

  21 Dan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa arti

  kepemimpinan demokratis adalah seorang pemimpin yang selalu mengggunakan sistem musyawarah dengan semua anggota dalam menentukan segala keputusan. 4) Tipe Kharismatik

  Tipe kepemimpinan ini biasanya di terima oleh masyarakat karena kepribadiannya yang berpengaruh dan di percayai sehingga pendapat dan keputusannya banyak di ikuti.2

  7 Dan uraian pengertian-pengertian kepemimpinan di atas dapat disimpulkan dan keempat macam sifat kepemimpinan tersebut, demokrasilah yang paling ideal atau efektif bila diterapkan dalam bimbingan, pengarahan terhadapa bawahan, karena seorang pemimpin yang demokratis memberikan arah atau bimbingan yang baik kepada anak buah. Sedangkan tipe kepemimpinan yang biasanya dimiliki oleh kebanyakan kyai adalah tipe kharismatik, yang mana beberapa pendapat dan kebijakannya banyak di ikuti oleh masyarakat.

  28

  c. Syarat dan Fungsi Kepemimpinan Pada garis besamya ada dua faktor yang mempenaruhi kepemimpinan seorang yaitu menyangkut sifat dan kemampuan seseorang. Dalam hal ini Amin Rais menjelaskan bahwa:

  27Hendiyat Soetopo, loc.cit 28 Hadari Nawawi, op.cit. hal. 97.

  22 Seorang pemimpin Islam, hendaklah memiliki syarat-syarat: pertama, ia harus mujtahid mutlak yang dapat memahami ajaran Islam

  secara mendalam. Kedua, ia harus memiliki kepribadian yang bersih mencerminkan ketundukan pada Allah dan kemauan menaklukkan hawa nafsunya. Ketiga, ia harus mempunyai kemampuan (kifaah) untuk mengatur masyarakat, ilmu-ilmu yang berkenaan dengan filsafat dan soal-soal kemasyarakatan.29 Hadari Nawawi membagi fungsi kepemimpinan menjadi enam macam:

  1) Fungsi instruktif Setiap pemimpin perlu memiliki kemampuan dalam memberikan perintah yang bersifat komunikatif, agar bisa menjadi kegiatan yang dilaksanakan oleh para penerima perintahnya. 2) Fungsi Konsultatif

  Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, karena berlangsung dalam bentuk interaksi antara pemimpin dan anggota organisasinya.

  3) Fungsi Partisipasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, tetapi juga merupakan perwujudan hubungan manusiawi yang kompleks. Dalam menjalankan tugasnya seorang pemimpin harus selalu berusaha mengaktifkan anggotanya, sehingga menimbulkan komunikasi antara pemimpin dan bawahan juga sesama staf atau karyawan.

29 Amin Rais, Islam di Indonesia, ( Jakarta : CV Rajawali, 1986), hal. 48.

  23 4) Fungsi Delegasi

  Setiap pemimpin tidak mungkin dapat melaksanakan tugasnya tanpa bantuan orang lain. Maka untuk itu seorang pemimpin harus melimpahkan sebagian wewenangnya kepada stafnya. 5) Fungsi Pengendalian

  Fungsi ini dilakukan melalui control atau pengawasan. Juga bisa dilakukan melalui bimbingan kerja, termasuk memberikan penjelasan dan contoh dalam bekeija. 6) Fungsi Keteladanan

  Para pemimpin mempakan tokoh utama dalam lingkungan organisasi. Oleh karena itu setiap penampilan dan sikap akan dijadikan teladan bagi stafnya.30

  Dari uraian beberapa fungsi kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang calon pemimpin harus dapat menjalankan fungsinya dengan baik agar tujuan dari organisasinya dapat tercapai.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode-metode yang digunakan adalah:

  Kepemimpinan M enurut Islam, ( Yokyakarta : Gadjah Mada

  30Hadari Nawawi, University, 2001), 143-150.

  24

  1. Metode Penentuan Obyek Penyusunan skripsi ini berupa penelitian lapangan (field research) dimana data yang dipergunakan berasal dari kancah penelitian yaitu

  Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang Jawa Tengah.

  Penelitian ini mengambil metode penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan histories. Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang, tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data itu.31

  Sedangkan penelitian historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu terlepas dari keadaan masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan masa lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya dapat dipergunakan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang.

  Metode historis dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pertama untuk menggambarkan gejala-gejala yang terjadi pada masa lalu sebagai suatu rangkaian peristiwa yang berdiri sendiri, terbatas dalam kurun waktu tertentu di masa lalu. Yang kedua, menggambarkan gejala-gejala masa lalu sebagai sebab suaiu keadaan atau kejadian pada masa sekarang sebagai akibat. Data masa lalu itu dipergunakan sebagai informasi untuk

  31Sutrisno Hadi, M etodologi Research 1, (Yokyakarta : Fakultas Psikologi UGM), hal.

  75 .

  25 mempeijelas kejadian atau keadaan masa sekarang sebagai rangkaian yang tidak terputus atau saling berhubungan satu dengan yang lain.32

2. Teknik Pengumpulan Data

  a. Teknik Observasi Adalah sebuah pengamatan dan pencatatari dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti.33 Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mengenai situasi umum lokasi penelitian, keadaan pondok pesantren, keadaan fasilitas yang ada, keadaan masyarakat sehingga dapat diperoleh diskripsi umum mengenai keadaan lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Manar.

  b. Teknik Interview Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik, yang satu melihat muka yang lain mendengarkan dengan telinganya sendiri.34

  Jenis interview yang digunakan adalah interview bebas terpimpin artinya perpaduan antara interview terpimpin dengan interview tidak terpimpin, yakni pewawancara sudah menyusun inti pokok pertanvaan yang akan diajukan. Dalam interview selalu ada dua pihak atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang

  32Hadari Nawawi, M etode Peneliticm Bidang Sosial, (Yokyakarta :Gadjah Mada University Press, 1995), hal. 78. autrisno Hadi, op.cit., hal. 131.

  34Winamo Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilm iah Dasar, M etode Teknik, (Bandung: Transito, 1985), hal. 132.

  2 6

  berlainan. Pihak yang satu dalam kedudukan sebagai pengejar informasi sedangkan pihak yang lain sebagai pemberi informasi.

  Interview ini penulis lakukan kepada:

  1. Pimpinan pondok pesantren

  2. Tenaga pengajar dan stafatau karyawan

  3. Tokoh masyarakat Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi tentang pemikiran K. Muhamad Imam Fauzi terhadap pendidikan kemasyarakatan dan partisipasi dari pondok pesantren Al-Manar dan juga akan di ketahui hambatan-hambatan dan faktor yang mempengaruhinya.

  c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya.35 Atau pengumpulan data yang bersifat dokumenter atau catatan. Metode dokumentasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu dalam arti luas adalah berupa monument, foto, tape dan lain sebagainya. Dokumentasi dalam arti sempit adalah pengumpulan data verbal dalam bentuk tulisan-tulisan.36

  35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta PT Rineka Cipta, 1998), hal. 236.

  36Koencoroningkrat (ed), M etode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1977), hal. 63.

  27 Dalam penelitian ini digunakan dokumentasi dalam arti sempit, karena data yang dikumpulkan hanya berupa catatan atau arsip yang ada hubungannya dengan penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum pondok pesantren, struktur kepengurusan dan jadwal seluruh kegiatan pondok pesantren.

  3. Metode Anal isis Data Setelah data selesai terkumpulkan dengan lengkap dari laporan, tahapan berikutnya adalah tahap analisis data untuk dapat di ambil kesimpulan sesuai dengan jenisnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke-dalam bentuk*yang lebih mudah di baca. Atau usaha yang konkrit untuk membuat data berbicara.37

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sehingga dalam menganalisis data juga menggunakan analisis data kualitatif. Yaitu berpikir berdasarkan realitas proses sehingga yang penting bukan prosentasenya tetapi upaya dalam memecahkan berbagai macam persoalan dalam arti pemaknaan proses tersebut.

  Analisis kualitatif adalah analisa data dengan menggunakan analisis deskriptif non statistic melalui penjelasan kata-kata yang akhimya dapat di tarik suatu kesimpulan. Secara garis besar langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu persiapan, tabulasi atau perumusan data dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.38 Dalam

  37Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Transito, 1985), hal. 163 38Suharsimi Arikunto, op.tit., hal. 240.

  28 menganalisis data yang bersifat kualitatif ini, maka menggunakan pola berpikir deskriptif analisis induktif.

  Induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari faktor-faktor khusus, peristiwa yang konkrit, kemudian dari faktor dan peristiwa konkrit itu di tarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.39 Adapun langkah- langkah pengolahan data adalah sebagai berikut: a. Penelaahan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi, gambar, foto dan lain sebagainya.

  b. Mereduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.

  c. Penyusunan dal am satuan-satuan, pertama satuan itu harus mengarah pada satu pengertian atau tindakan yang diperlukan peneliti, dan kedua satuan-satuan itu harus dapat disatukan.

  d. Kategori, yaitu penyusunan kategori yang dalam hal ini salah satu tumpukan dan seperangkat tumpukan yang telah disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.

  e. Pemeriksaan keabsahan data, yaitu pemeriksaan data yang di dapat secara keseluruhan untuk memastikan apakah sudah falid atau masih ada yang dilakukan pengulangan atau revisi.40

  Sedangkan proses analisis data dilakukan setelah data yang diperoleh sudah final artinya tidak lagi melakukan wawancara atau

  39Sutrisno Hadi, op.tit., hal. 42.

  40Lexi J. Moleong, M etodologi Penelitian K ualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 190-193

Dokumen yang terkait

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

F O R M U L A S I K E B IJA K A N P E M E R IN T A H A N D E S A

1 6 14

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

K A J I A N M A N A J E M E N R A N T A I P A S O K A N P A D A P R O D U K B E N I H P A D I D I U D . B U N G A T A N I K A B U P A T E N J E M B E R

0 3 16

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10