PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015) - Test Repository

  

PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH

DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN

KESADARAN BERIBADAH

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama

  

Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali

Tahun 2015)

SKRIPSI

  

Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh

  

Faizatul Ummah

11111096

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Faizatul Ummah NIM : 11111096 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 24 Agustus 2015 Yang Menyatakan, Faizatul Ummah NIM : 11111096

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721 Website: Dr. Muh. Saerozi, M.Ag Dosen IAIN Salatiga

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudari Faizatul Ummah Kepada:

  Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu‟alaikum Wr.Wb

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka bersama ini, kami kirimkan skripsi saudari: Nama : Faizatul Ummah NIM : 11111096 Fakultas/ Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam Judul

  :Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Siswa ( Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015) Dengan ini kami mohon, skripsi tersebut supaya segera dimunaqosahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 24 Agustus 2015 Pembimbing Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

  NIP. 19660215 199103 1001

  SKRIPSI PELAKSANAAN KHUTBAH JUM’AT DI SEKOLAH DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBENTUKAN KESADARAN BERIBADAH ( Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015) DISUSUN OLEH FAIZATUL UMMAH NIM : 11111096

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada TanggaL 29

  Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S.1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji: Ketua Penguji : Drs. Bahroni, M.Pd. ________________ Sekretaris Penguji : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. ________________ Penguji I : Drs. Abdul Syukur, M.Si. ________________ Penguji II

  : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. ________________ Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002

  

MOTTO

سفنل ا نىغ نىغل ا انم ا و ل الم ا ة رثك نع نىغل ا سيل

  “ Kekayaan itu bukanlah karena banyaknya harta, kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan jiwa (H.R. Bukhari dan Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Partono dan Ibu Siti Mahmudah, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan do‟a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.

  2. Saudaraku Mas Manan, mbak Imanah, mas Roni, dek Umdatun, dek Nisa yang senantiasa selalu membuatku semangat dalam belajar dan membuatku lebih bertanggungjawab dalam segala hal.

  3. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan bimbingan kepadaku.

  4. Kepada beliau Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

  5. Untuk semua teman angkatan 2011, sahabatku Laila Arofatul Mufidah dan Fenny Riskya yang selalu ada saat aku sedih maupun bahagia.

  

KATA PENGANTAR

ِمْيِحهرلا ِنَمْحهرل ا ِ هاللَّ ِمْسِب

  Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, tempat memohon pertolongan dan ampunan,tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan.Barangsiapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak akan ada yang mampumenyesatkan dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang mampumemberi petunjuk.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam daribelenggu kebodohan.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dansenantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehinggaskripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terima kasih, terutama kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  4. Teman- teman mahasiswa jurusan PAI angkatan 2011 yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis dalam pengambilan data skripsi ini.

  5. Sahabat- sahabatku tercinta yang telah memberikan bekal baik material maupun spiritual.

  6. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 24 Agustus 2015 Penulis Faizatul Ummah NIM. 11111096

  

ABSTRAK

Ummah, Faizatul. 2015.

  Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun 2015. Skripsi Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

  Kata Kunci:

  Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di sekolah, Pembentukan kesadaran beribadah Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang berkembang di Indonesia banyak yang di warnai dengan pola pendidikan islam. Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal. Di antara satuan kegiatan yang dapat ditempuh dalam pendidikan formal adalah kegiatan jum‟atan di sekolah. Dalam ibadah jum‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan agama Islam. Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga diperhatikan secara seksama dan khitmat.

  Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab (1) bagaimana Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (2) bagaimana Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?, (3) apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data denga cara melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.

  Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa: (a) Pelaksanaan khutbah jum‟at di lakukan dengan baik sesuai dengan rukun khutbah, menyampaikan khutbah dengan singkat, padat, dan suara lantang, boleh menggunakan tongkat, iqomah bila khutbah selesai. Namun yang masih kurang dalam penyampain khutbah ini siswa ada yang mendengarkan dan ada juga yang malah tidur, bermain sendri dan megobrol dengan temannya. (b) .Pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro ini dirasa baik. Karena dalam kegiatan ini secara keseluruhan memang bagus, dan semuanya memiliki tujuan yang positif untuk para siswa baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari. (c). Relevansi pelaksanaan khutbah jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah sebenarnya berkaitan erat.

  Hal ini dikarenakan pelaksanaan khutbah jum‟at ini merupakan salah satu program yang menopang dalam pembentukan kesadaran beribadah siswa. Namun dalam pelaksanaan khutbahnya yang masih kurang, siswa belum bisa mengikuti khutbah jum‟at dengan mendengarkan secara seksama dan khitmat.

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR BERLOGO ………………………………………...........…………….i

  …………………………………………………….... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  …………………………............. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING

  ………………………………………….... iv PENGESAHAN KELULUSAN

  …………………………………. .............. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  …………………………………………... vi KATA PENGANTAR

  ………………………………………………………... vii ABSTRAK…………………………………………………………………... ix DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x DAFTAR TABEL……………………………………………………………..... xiv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….... xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1 B. Fokus Penelitian………….…………………………………………………. 3 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………… 3 D. Kegunaan Penelitian……………………………………………………….. 4 E. Penegasan Istilah…………………………………………………………… 5 F. Metode Penelitian………………………………………………………….. 6 G. Sistematika Penulisan………………………………………………………. 13 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah.………….......………. 15 B. Pembentukan Kesadaran Beribadah....…….........................…… 27

BAB III : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data………………………………………………… 33 B. Temuan Penelitian…………………………………………. 43 BAB IV :PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Shalat Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

  …….......................................................................................… 62 B. Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro ......................................................................

  …… 65 C. Relevansi Pelaksanaan Khutbah Jum‟at dengan Pembentukan Keadaran Ibadah Siswa......................................................................

  ……. 67

  BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………… 68 B. Saran………………………...................................................... 69

  DAFTAR TABEL 1.

  Bagan1.1 Metode Pengumpulan Data……………………….………….......9 2.

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Sekolah………………………………….....35 3.Bagan 3.3 Struktur Pengurus Komite............................................................36 4.Tabel 3.4 Keadaan Siswa Menurut Rombongan dan Agama.………….. 37 5.Tabel 3.5 Keadaan Guru………………………………….............................38 6.Tabel 3.6 Keadaan Karyawan …………………………...…………...… 38 7.Tabel 3.7 Pembentukan Kesadaran Beribadah...............................................44 8.Tabel 3.8 Jadwal khatib………………………………………………... 52 9.

  Peta 3.9 Pengawasan Guru.............................................................................55 10.

Tabel 3.10 Kurikulum Khutbah Khutbah…………………………. ....... 60

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Pustaka 2. Daftar Riwayat Hidup 3. Pedoman Wawancara 4. Hasil Wawancara 5. Suratijin Penelitian 6. Surat Keterangan Penelitian 7. Lembar Konsultasi Pembimbing 8. Lampiran foto 9. Lampiran Khutbah 10.

  Laporan SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara muslim terbesar di dunia, dimana

  penduduk Indonesia mayoritas adalah muslim. Oleh sebab itu maka lembaga yang berkembang di Indonesia banyak yang diwarnai dengan pola pendidikan islam.

  Pendidikan islam di Indonesia, jika kita melihat dari sejarahnya dan perkembangannya hingga saat ini banyak mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya adalah dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai jenjang dan jalur pendidikan. Berbagai jenjang dan jalur yang dapat ditempuh dalam proses pendidikan adalah melalui berbagai jalur pendidikan. Diantara jalur tersebut adalah pendidikan informal, jalur pendidikan non formal, dan jalur pendidikan formal.

  Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan melalui pendidikan keluarga, dengan menentukan dan melibatkan anggota keluarga sebagai pendidik kodrati (Nawawi, 1993:185). Melalui jalur ini peran utama yang dilibatkan dalam proses pendidikan adalah keluarga, terutama ayah dan ibu.

  Jalur pendidikan non-formal disebut pendidikan luar sekolah, yang berpengaruh langsung atau tidak langsung pada perkembangan anak-anak. Di dalam jalur ini terdapat kegiatan kursus-kursus, baik di bidang umum maupun khusus di bidang keagamaan misalnya di pondok pesantren. (Nawawi, 1993:204).

  Jalur pendidikan formal disebut juga jalur sekolah, dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, termasuk juga madrasah dan sekolah. Sekolah atau sejenisnya merupakan lembaga formal, karena kegiatanya dilakukan secara sengaja, berencana dan sistematis, dalam rangka membantu anak-anak mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi (Nawawi, 1993:194).

  Melalui jalur sekolah seorang siswa akan berkembang dan akan menambah wawasan untuk dirinya. Di dalam proses pembelajarannya melibatkan guru dan murid. Kegiatan yang diterapkan melihat situasi kondisi dan kepentingan dari masing-masing sekolah. Salah satu kegiatan yang diterapkan adalah kegiatan jum‟atan di sekolah.

  Dalam ibadah jum ‟atan ada khutbah yang sebagai media pendidikan agama Islam. Khutbah bukan saja sebagai ibadah, tetapi juga menambah wawasan ilmu agama bagi siswa. Khutbah idealnya bukan hanya didengarkan, tetapi juga diperhatikan secara seksama dan khitmat.

  Namun pada umumnya khutbah J um‟at kurang diperhatikan ada sebagian orang yang malah mengantuk, berbicara dengan temannya dan ada pula yang tertidur.

  Atas dasar kenyataan yang umum berlaku itu, maka penulis berminat untuk meneliti “ Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah”. Penelitian di fokuskan di Sekolah

  Menengah Pertama Muhammadiyah 13 Wonosegoro Tahun Ajaran 2015”.

  Alasan peneliti memilih SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro sebagai tempat penelitian karena di SMP ini memiliki banyak ke unggulan dibandingkan dengan SMP lainnya di wilayah yang sama.

  B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro? 2. Bagaimana pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13

  Wonosegoro? 3. Apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at di sekolah dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro 2. Untuk mengetahui pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah

  13 Wonosegoro 3. Untuk mengetahui apakah ada relevansi antara pelaksanaan khutbah Jum‟at dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13

  Wonosegoro? D.

   Kegunaan Penelitian 1.

  Secara teori a.

  Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran pembentukan kesadaran beribadah khususnya di Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga.

  b.

  Memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis untuk mengadakan penelitian berikutnya maupun riset baru tentang Pelaksanaan Khutbah

  Jum‟at di sekolah dan relevansinya dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP.

2. Secara praktis a.

  Bagi institusi terkait, informasi yang ada dapat dijadikan sebagai bahan rujukan supaya lebih meningkatkan program-program pembelajaran yang menunjang perbaikan perilaku siswa sehingga berdampak pada mutu lulusan yang dihasilkan.

  b.

  Bagi para pendidik, hasil survai ini bermanfaat sebagai masukan dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran, melalui pelaksanaan khutbah

  Jum‟at tersebut sebaiknya peserta didik benar-benar diawasi agar saat khutbah berlangsung siswa mendengarkan khutbah dengan baik.

  c.

  Manfaat bagi para pemerhati pendidik dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengevaluasi system pendidikan dan dapat ikut serta menentukan kompetensi yang diperlukan, khususnya dalam aspek pembentukan kesadaran beribaah siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

  d.

  Manfaat bagi peserta didik, sebagai acuan bagi siswa untuk mendapatkan tambahan ilmu melalui khutbah Jum‟at, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik E.

   Penegasan Istilah

  Supaya tidak terjadi penafsiran yang salah dari judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:

  1. Relevansi: hubungan, kaitan (KBBI, 2007: 943) Adapun yang dimaksud relevansi dalam penelitian ini adalah hubungan antara pelaksanaan khutbah jum‟at di sekolah dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

  2. Pelaksanaan Khutbah Jum‟at Khutbah adalah menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam (Amin, 2009: 9). Sedangkan J um‟at adalah hari ke 6 dalam seminggu. Dimana disitu telah dilaksanakannya shalat J um‟at bersama

  (KBBI: 480) . Jadi Pelaksanaan khutbah Jum‟at adalah suatu kegiatan menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam y ang diaksanakan pada shalat wajib pada setiap hari Jum‟at.

  3. Pembentukan Kesadaran Beribadah Pembentukan kesadaran beribadah adalah proses untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh allah.

F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdad dan Taylor dalam (Moleong, 2009: 4) mendefnisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

  Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena dan tidak serupa angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen lainnya. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah Pelaksanaan Khutbah Jum‟at di Sekolah dan Relevansinya dengan Pembentukan Kesadaran Beribadah di SMP.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.

  Kehadiran peneliti di lapangan untuk melakukan pengamatan, wawancara, serta berbagai kegiatan secara mendalam untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai data penelitian.

  Dalam hal ini peneliti akan turun langsung kelapangan tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Agar data dan informasi yang diperlukan di dapat secara akurat.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

  Tepatnya di Repaking, Wonosegoro, Boyolali. Karena di SMP Muhammadiyah

  13 Wonosegoro ini benar-benar ada dan diwajibkan mengikuti kegiatan jum‟atan.

  4. Subjek dan informan

  Subjek penelitian adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap paling mengetahui dan berfungsi untuk memperoleh data-data penelitian, sedangkan informan adalah orang dari lokasi penelitian yang dianggap mengetahui, bersedia bekerjasama, berdiskusi membahas hasil penelitian.

  (Kasiram, 20I0: 283)

  Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru agama Islam, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan beberapa murid SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: a.

  Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasar pada tujuan penelitian (Hadi, I989:I93) Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data mengenai k egiatan khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro.

  Lebih lanjut peneliti akan menanyakan tentang pelaksanaan khutbah jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah, sedangkan yang menjadi nara sumber adalah Kepala sekolah, Guru PAI, dan Siswa.

  b.

  Observasi Dalam bukunya “metodologi research”, Sutrisno Hadi mengatakan bahwa observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sisitematik fenomene-fenomene yang diselidiki (I989: I36)

  Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi sekolah, letak geografisnya, tentang pelaksanaan khutbah jum‟at, sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, dan yang menjadi nara sumber adalah Kepala Sekolah.

  c.

  Dokumentasi

  Tehnik dokumentasi dan arsip digunakan untuk mempelajari berbagai tugas sumber terutama yang berada di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro dan dokumen eksternal yang dapat memanfaatkan untuk menelaah konteks sosial (Moleong, 2002: I63).

  Dokumentasi dalam penelitian ini diambil dari arsip-arsip dan pelaksanaan khutbah jum‟at yang dijadikan satu, yang kemudian dimanfaatkan untuk menyusun gambaran yang relevan mengenai pelaksanaan khutbah jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lengkap.

Tabel 1.1 Jenis Metode Pengumpulan Data

  Jenis Metode Materi Khutbah Program Wawancara 1.

  Kepada kepala sekolah 2. Kepada guru Pai 3. Kepada siswa 1.

  Kepada Kepala sekolah 2. Kepada guru Pai

  Observasi 1.

  Kepada Kepala sekolah 2. Kepada Guru Pai 3. Siswa 1.

  Kepada Kepala sekolah 2. Kepada guru Pai 3. Siswa Dokumentasi 1. Buku Materi khutbah 2. Pelaksanaan sholat jum‟at

  1. Kepada Kepala sekolah

  2. Kepada guru Pai

  3. TU 6.

   Analisis Data

  Menurut Miles dan Huberman juga Yin yang dikutip oleh Suprayogo (200I:I92), tahap penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  a.

  Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan multi sumber bukti,membangun rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan tentang draf kasar dari laporan penelitian.

  b.

  Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang hendak dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang sedang berkembang. Setelah data dipilih maka dilakukan penyajian data dari data dan informasi yang diperoleh di lapangan selama penelitian berlangsung.

  c.

  Penyajian Data Adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Biasanya penyajian data tersebut berupa teks naratif/peneliti menyajikan datanya secara panjang lebar.

  d.

  Penarikan Kesimpulan

  Kesimpulan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditangani dengan sifat yang longgar, tetap terbuka. Maksudnya kita dapat mulai menarik simpulan sembari kita melakukan penelitian.

  Adapun model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model alir, Miles dan Huberman (I984), menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alirakan melalui tiga alur, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap informasi yang terkumpul yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

  Penaikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, melalui kesimpulan- kesimpulan sementara untuk menuju simpulan akhir yang memiliki keterpercayaan yang tinggi. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara terus menerus selama penelitian di lapangan berlangsung. Dengan demikian analisis penelitian dilakukan semenjak awal pengambilan data di lapangan sampai khasanah data mencukupi untuk proses penarikan kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti melakukan beberapa upaya, di samping menanyakan langsung kepada obyek, peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain.

  Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya menggunakan teknik kehadiran peneliti dilapangan, observasi mendalam, pembahasan dengan sejawat melalui diskusi, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota (Bungin, 2009: 77)

  Selanjutnya perlu dilakukan melalui dapat tidaknya ditransfer ke latar lain atau keteralihan yang dilakukan uraian rinci. Sedangkan ketergantungan pada konteksnya atau kepastian data bila dikonfirmasikan dengan sumbernya dilakukan menggunakan audit.

  Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua data teknik validasi, adapun teknik validasi yang digunakan adalah validasi sumber data yaitu kepala sekolah dengan guru agama Islam dan validasi metode yang meliputi: interview, observasi, dan dokumentasi.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Penelitian pendahuluan Mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan khut bah jum‟at di sekolah dan pembentukan kesadaran beribadah b. Penelitian desain

  Setelah mengetahui kegiatan yang dilaksanakan dala m sholat jum‟at pada anak SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro berdasarkan buku-buku yang telah dikaji kemudian melakukan observasi dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam, khususnya pada Pembentukan kesadaran beribadah dan wawancara langsung dengan guru agama Islam.

  c.

  Penelitian sebenarnya Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku mengenai kegiatan khutbah jum‟at dengan data yang diperoleh di lapangan.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skirpsi.

  Bab I :merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II : Kajian Pustaka merupakan kerangka teori yang berisi tentang definisi khu pesan tbah jum‟at, dasar-dasar, tujuan khutbah dalam Islam, penyampaian khutbah, tehnik penyampaian khutbah, khaifiyah khutbah jum‟at, bimbingan Rasulullah SAW dalam pelaksanan khutbah jum‟at, pengertian pembentukan, pengertian kesadaran, pengertian ibadah, tujuan ibadah, macam-macam ibadah, hakikat dan hikmah ibadah.

  Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi: Gambaran umum SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pelak sanaan shalat Jum‟at di SMP

  Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah Jum‟at di SMP Muhammadiyah

  13 Wonosegoro

  Bab IV merupakan pembahasan yang meliputi pelak sanaan shalat jum‟at di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro, materi khutbah

  Jum‟at di SMP Muhammadiyah

  13Wonosegoro, relevansi pelaksanaan k hutbah Jum‟at di sekolah dengan pembentukan kesadaran beribadah di SMP Muhammadiyah 13 Wonosegoro

  Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pelaksanaan Khutbah Jum’at 1. Pelaksanaan Adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan. (KBBI: 890) 2. Pengertian Khutbah Jum‟at Menurut bahasa dakwah berati seruaan.Yaitu seruan kepada manusia

  untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjahui segala yang dilarang Nya. Dakwah dalam pengertian tersebut, adalah searti atau berdekatan arti atau mencakup pengertian kata-kata sebagai berikut: a.

  Tabligh (menyampaikan ajaran Allah) b.

  Jihad (berjuang menegakkan agama Allah) c. Ishlah (menyelesaikan persoalan sesuai dengan ajaran Allah) d.

  Khutbah (berpidato tentang ajaran Allah) e. Taushiyyah (berwasiat, memberi nasihat) f. Amar ma‟ruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari keburukan) (Materi Ujian Komprehensif Lesan: 2012)

  Khutbah merupakan sinonim dari kata dakwah, dalam bukunya Amin (2009: 9) Yang berarti memberi khutbah atau nasihat kepada orang lain. Yaitu menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam.

  Sedangkan jum‟at adalah hari ke 6 dalam seminggu. Dimana disitu telah dilaksanakannya shalat jum‟at bersama (KBBI, 2007: 480)

  Hari J um‟at adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Ibnu Qayyim dalam

  Muhammad Syafi‟i (2011: 3) menyebutkan lebih dari empat puluh keutamaan shalat jum‟at. Salah satunya adalah di hari itu diwajibkan bagi umat Islam yang laki-laki, merdeka, sehat, dan bermukim untuk mendirikan shalat

  Pelaksanaan khutbah jum‟at dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan menyampaikan nasihat-nasihat kebajikan sesuai dengan perintah ajaran Islam yang dilaksanakan pada shala t wajib pada setiap hari jum‟at

  Dalam khutbah jum‟at seorang khatib harus mempunyai dasar-dasar yang harus dipegang oleh seorang khatib agar khutbah yang disampaikan dapat berlangsung dengan lancar dan berhasil baik. Karena dalam khutbah pada dasarnya adalah kegiatan penyampaian informasi dari seorang kepada orang lainnya, maka perlu dikaji faktor apa saja yang merupakan penghambat dan pelancar kegiatan transformasi dan informasi.

3. Dasar-dasar dan tujuan khutbah dalam Islam a.

  Tentang prinsip melaksanakan dakwah, Allah SWT mewahyukan dalam Al- Qur‟an surat An-nahl 125-128

                           

  

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl 125) Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil

  

            



  

Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan

Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan

tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi

orang-orang yang sabar. (Q.s An-Nahl 126)

  Maksudnya pembalasan yang dijatuhkan atas mereka janganlah melebihi dari siksaan yang ditimpakan atas kita.

                 

  

Bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah bertakwa kesabaranmu

itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu

bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu

bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan . (Q.S An-

Nahl:127 ).

           Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yangbertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S An-Nahl 128)

  Dari ayat-ayat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pokok-pokok pandangan Psikologi mengenaikhutbah dalam Islam, yaitu: 1)

  Khutbah dilakukan secara hikmah, dengan kata-kata yang baik serta argumentasi yang baik.

  2) Harus bersabar dan optimis dalam khutbah. Sabar akan segala macam kesulitan dan optimis bahwa Allah akan memberikan jalan bagi mereka yang mendapat petunjuk. Allah akan selalu mendampingi mereka yang taqwa dan berbuat kebaikan.

  Ayat-ayat yang dikutip di atas memberikan dua hal utama dalam kegiatan khutbah, yaitu sikap mental positif yang harus dipegang oleh juru khutbah dan penyampaian informasi khutbah secara baik dan benar.

  Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan khutbah sangat ditentukan oleh sikap mental juru khutbah. Sikap penuh keyakinan bahwa khutbah yang disampaikan akan diterima dengan baik oleh pendengar, sikap yakin bahwa apa yang disampaikan adalah perintah Allah, serta sikap optimis dan pantang menyerah akan segala kesulitan adalah ciri-ciri kepribadian seorang juru khutbah b.

  Tujuan khutbah dalam islam Tujuan khutbah harus di ketahui oleh setiap juru khutbah atau da‟i. Karena seseorang yang melakukan aktivitas khutbah pada dasarnya harus mengetahui tujuan apa yang dilakukan nya itu. Tanpa mengetahui tujuan dari aktivitas khutbah tersebut, maka khutbah tidak akan mempunyai makna apa-apa (Samsul Munir, 2009: 58-59).

  Secara umum tujuan khutbah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah Swt. Kemudian tujuan khutbah secara khusus adalah sebagai berikut: 1)

  Menanamkan rasa keagamaan kepada anak 2)

  Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam 3)

  Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam 4)

  Membiasakan berakhlak mulia

  5) Mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur‟an

  6) Aspek-aspek lain yang intinya mengajarkan ajaran Islam kepada anak.(Samsul Munir, 2009: 88)

  Sebagaimana diungkapkan surat an-nahl 125-128, pesan khutbah harus disampaikan dengan hikmah, pelajaran yang baik dan bantahan yang baik.Khutbahdengan hikmah telah ditafsirkan oleh ahli tafsir sebagai perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan batil.

  Namun kata hemat penulis, kata hikmah tidak hanya terbatas pada definisi tersebut. Hikmah dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan ilmu yang berisikan hikmah yang berkaitan dengan khutbah adalah psikologi komunikasi.

  Jika ditinjau dari psikologi komunikasi, dalam bukunya Ancok (2005: 25) ada tiga faktor yang sangat menentukan keberhasilan khutbah yaitu: a.

  Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator), b.

  Teknik penyampaian khutbah (komunikasi), c. Penerima pesankhutbah (audience).

  Sejauh mana proses perubahan sikap tersebut dapat terbentuk sangat tergantung pada ketiga aspek komunikasi, yaitu: 1)

  Siapa yang menyampaikan khutbah (komunikator) Komunikator dalam hal ini juru khutbah atau dai, yang dapat menarik perhatian pendengar dan mengubah sikap pendengar kearah yang dikehendaki ajaran Islam, adalah komunikator yang mempunyai ciri-ciri berikut: a)

  Jujur dan dapat dipercaya (thrustworthy)

  b) Memiliki keahlian di bidang yang disampaikan (expertise)

  Sifat jujur dan dapat dipercaya ini sangat menentukan apakah pendengar akan mematuhi atau tidak terhadap apa yang disampaikan.

  Adanya kesesuaian antara apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat adalah indicator thrustworthy. Orang tidak akan percaya dengan komunikator bilamana terdapat perbedaan antara apa yang disampaikan dengan apa yang diperbuat. Perilaku khutbah tidak semata-mata penyampaian khutbah dalam wujud perkataan, tetapi yang jauh lebih penting adalah penyampaian pesan khutbah dalam wujud perbuatan.Al- Qur‟an telah memperingatkan akan pentingnya kesesuaian antara kata dan perbuatan.

  “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang

  tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa- apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-shaf: 2-3).

  Ciri lain yang tak kalah penting adalah keahlian (expertise). Apa yang dimaksud dengan expertise adalah pengetahuan yang luas tentang apa yang dikhutbahkan. Semakin paham kita akan masalah keagamaan, maka orang-orang akan semakin percaya dengan apa yang disampaikan. Namun demikian tidaklah berarti harus memahami agama secara tuntas baru kemudian berkhutbah.

  2) Teknik penyampaian khutbah (komunikasi)

  Dalam bagian ini akan dibahas teknik komunikasi yang dapat menimbulkan perhatian (attention)dan pemahaman (comprehension).

  Komunikasi yang perlu dikembangkan adalah komunikasi yang memperhatikan kebutuhan dasar manusia, tatap muka, penggunaan bahasa yang mudah dimengerti. a) Khutbah dan kebutuhan dasar. Penyampaian pesan khutbah yang disertai pemberian barang yang menguntungkan bagi si penerima pesan khutbah, adalah suatu cara yang efektif. Banyak kegiatan khutbah dilakukan oleh kelompok agama di luar Islam dilakukan bersamaan dengan pemberian sesuatu yang bermanfaat. Tentu saja kegiatan seperti ini keberhasilannya sangat tergantung kepada sasaran khutbah.

  b) Kunjungan tatap muka. Ditinjau dari segi psikologi. Kunjungan terhadap orang lain adalah salah satu cara untuk menghargai orang lain.Tehnik kunjungan ini merupakan hal yang dapat menumbuhkan rasa cinta yang disebabkan karena kebiasaan. Seperti pepatah jawa yang mengatakan

  “witing tresno jalaran soko kulino”. Artinya, semakin sering kita berjumpa dengan suatu obyek makin kita pada obyek tersebut

  c) Bahasa yang dipakai. Khutbah sebaiknya dilakukan dengan bahasa yang biasa dipakai oleh pendengar. Agar seorang pendengar lebih jelas dalam isi yang disampaikan. Dan seorang khotib harus mempunyai atau menguasai Bahasa dan irama penyampaian agar tidak terjadinya kejenuhan/bosan dengan begitu khutbah akan sukses. Dan penyampaian isi khutbah harus dinamis, tidak satu irama (monotone), agar pendengar tidak mengantuk.

  3) Penerima pesan khutbah (audience)