PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) - Test Repository

  

PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN

SISTEM PERHITUNGAN WAKTU

(Studi Kasus Desa Jetak, Kecamatan Getasan,

Kabupaten Semarang)

  

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Strata 1 (S-1) Sarjana Syari’ah

  

Oleh:

KHUSEIN ALI MOCHAMMAD

NIM: 21109004

JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

  

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH (AS)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

  MOTTO

                  

   

  Artinya: Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan

apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.

  

tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan,

dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

  “Man Jadda Wa Jadda” Barang siapa yang bersungguh - sungguh akan mendapatkannya.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu melampaui berbagai proses dalam menyusun skripsi ini dengan judul PELAKSANAAN

  IJAB KABUL PERNIKAHAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang) guna memenuhi tugas untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu syari’ah pada jurusan Syari’ah STAIN Salatiga.

  Pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih terutama kepada: A. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua Stain Salatiga.

  B. Bapak Benny Ridwan, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam.

  C. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ahwal Al- Syakhsiyah Jurusan Syari’ah.

  D. Bapak Prof. Dr. H. Muh Zuhri MA. selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu semata-mata membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi.

  E. Bapak Ibu Dosen STAIN Salatiga. Khususnya dosen jurusan syari’ah yang telah mencurahkan ilmunya selama penulis belajar di STAIN Salatiga.

  F. Bapak Trimo selaku Kepala Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Desa Jetak.

  G. Bapak Ibu yang selalu mendo’akan dan memberi semangat yang tiada henti- hentinya sampai terselesaikannya skripsi ini.

  Demikian skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan segala keterbatasan dan kemampuan penulis sehingga skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Penulis, Khusein Ali M 21109004

  

ABSTRAK

  Muhammad, Khusein Ali. PELAKSANAAN IJAB KABUL PERNIKAHAN

  DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang). Skripsi jurusan Syari’ah. Program Ahwal Al Syakhsiyyah STAIN Salatiga.

  Pembimbing Prof. Dr. H. Muh Zuhri MA. Kata kunci: Pelaksanaan Ijab Kabul dan Sistem Hitungan Waktu

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui alasan-alasan persepsi masyarakat di desa Jetak dalam menggunakan ikatan waktu dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) Bagaimana pendapat para pelaku, para tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu? 2) Bagaimana hukum pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu berdasarkan ilmu fiqh? Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui alasan masyarakat jawa menggunakan sistem hitungan waktu dalam melaksanakan ijab kabul pernikahan. Untuk mengetahui persepsi atau tanggapan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama masyarakat jawa khususnya di desa Jetak kecamatan Getasan kabupaten Semarang terhadap pelaksanaan ijab kabul pernikahan dengan sistem perhitungan waktu. Untuk mengetahui konsep penggunaan sistem perhitungan waktu dalam pelaksanaan ijab kabul pernikahan masyarakat Jawa muslim dalam perspektif ilmu fikih .

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Berdasarkan dari penelitian kebanyakan alasan masyarakat menggunakan tradisi tersebut yaitu peninggalan para leluhur yang harus dilestarikan dan juga untuk menghindari malapetaka dalam acara pernikahan nanti dan mendapat kemantapan dalm pelaksanaan ijab kabul penikahan. Namun ada juga alasan yang mengikuti saran dari orang tuanya atau dari kakeknya.

  Dari persepsi tokoh-tokoh agama ada perbedaan pendapat ada yang setuju dan ada yang tidak, ketidak setujuan dari tokoh agam itu adalah dalam syariat Islam tidak ada, sedangkan yang setuju itu merupakan suatu tradisi jadi harus tetap dilestarikan dengan catatan tidak melanggar dari ajaran-ajaran Islam dan dengan adanya tradisi itu bisa menambah keimanannya kepada Allah Swt. Dalam pandangan ilmu fikih kebudayaan merupakan suatu adat tradisi yang memang bersumber dari nenek moyang tetapi dalam ilmu fiqh juga mengatur mengenai tradisi (adat) dalm ilmu fiqh disubut dengan ‘urf. Dalm ‘urf ada beberapa macam ‘urf. apabila adat itu melanggar nash Al Qur’an dan Hadist itu termasuk kedalam ‘urf al-fasid yang tidak bisa dijadikan sebagai tradisi yang sesuai dengan syariat Islam. Dan dari segi keyakinan masyarakat desa Jetak sangat memegang teguh terhadap adat tradisi tersebut dan sampai sekarang ini masih digunakan walaupun adanya unsur-unsur mistik.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………….

  i

  

LOGO …………………………………………………………………..... ii

PENGESAHAN ………………………………………………………... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING …………………..…………….... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………… v

MOTTO …………………………………………………………………..

  vi

  

PERSEMBAHAN ………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………... vii

ABSTRAK ………………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………...

  xiv

  BAB I: PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ………………………………………… B.

  8 Fokus Penelitian …………………………………………………..

  C.

  9 Tujuan Penelitian ………………………………………………....

  D.

  9 Kegunaan Penelitian ……………………………………………...

  E.

  10 Telaah Pustaka …………………………………………………… F.

  12 Penegasan Istilah ………………………………………………....

  G.

  13 Metode Penelitian ………………………………………………… H.

  18 Sistematika Penulisan ………………………………………….....

  BAB II: KAJIAN PUSTAKA A.

  20 Pengertian Perkawinan …………………………………………..

  B.

  23 Dasar Hukum Perkawinan ……………………………………….

  C.

  26 Rukun dan Syarat Perkawinan …………………………………..

  D.

  29 Akad Nikah dan Syarat-Syarat Ijab Kabul ……………………….

  a)

  31 Kata-Kata Dalam Ijab Kabul …………………………………

  b)

  32 Ijab Kabul Bukan Dengan Bahasa Arab ……………………...

  c)

  33 Ijab Kabul Orang Bisu ……………………………………….

  d)

  33 Ijab Kabulnya Orang Yang Ghaib (Tidak Hadir) …………….

  E.

  34 Hikmah Nikah …………………………………………………… F.

  36 Upacara Pengantin Adat Jawa …………………………………….

  G.

  40 Menentukan Hari Pernikahan …………………………………….

  1.

  42 Memilih Hari dan Bulan Yang Baik ………………………… 2.

  45 Memilih Pasaran dan Waktu Yang Baik ………………….....

  H.

  48 Penggunaan Hitungan atau Memilih Hari Baik Dalam Islam …...

  I.

  52 Pengertian ‘Urf ………………………………………………….. J.

  53 Macam-Macam ‘Urf ……………………………………………... K.

  54 Syarat-Syarat ‘Urf ……………………………………………….

  BAB III: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penduduk Di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ………………………………………………………...

  57

  57 2. Keadaan Administratif ……………………………………….

1. Letak Geografis ……………………………………………….

  58 3. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat …………………….

  59 4. Tingkat Pendidikan …………………………………………..

  61 B. Praktek Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu …………………………………………………………....

  62 1. Persepsi Masyarakat Tentang Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu …………………………………………..

  62 2. Alasan Masyarakat Menggunakan Waktu dalam Pelaksanaa Ijab Kabul Pernikahan ……………………………………….

  64 3. Cara Menentukan Waktu-Waktu Yang Baik dalam Pelaksanaan

  Ijab Kabul Pernikahan Di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ………………………………………....

  65 4. Persepsi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Tentang Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu ….………….

  69 BAB IV: ANALISIS A.

  Analisis Penggunaan Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu Dalam Tinjauan Ilmu Fiqh …………………

  72 B. Analisis Praktek Menghitung atau Memilih Waktu Baik ……….

  78 C. Analisis Perspektif Masyarakat terhadap Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan dengan Sistem Perhitungan Waktu …..……………..

  79

BAB V: PENUTUP A.

  82 Kesimpulan ……………………………………………………….

  1. Alasan-Alasan Para Pelaku Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan Dengan Sistem Perhitungan Waktu ………….……………...

  82 2. Persepsi Para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Tentang Pelaksanaan

  Ijab Kabul Penikahan Dengan Sistem Perhitungan Waktu ……………………………………………………….

  83 3. Ilmu Fikih Tentang Tradisi Pelaksanaan Ijab Kabul Pernikahan Dengan Sistem Perhitungan Waktu ........................................

  83 B.

  84 Saran ……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

  SURAT REKOMENDASI SURAT KETERANGAN DESA DATA KELURAHAN SKK LEMBAR KONSULTASI DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Islam, manusia dan makhluk yang ada di alam

  semesta merupakan ciptaan Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah lengkap dengan pasangannya. Secara naluriah mereka mempunyai keterkaitan kepada lawan jenis. Untuk merealisasikan keterkaitan tersebut menjadi hubungan yang benar maka harus melalui pernikahan.

  Perkawinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan manusia. Dengan jalan ini, hubungan yang mulanya haram menjadi halal. Implikasinya pun besar dan beragam. Perkawinan adalah sarana awal mewujudkan sebuah tatanan masyarakat, karena keluarga peran dalam kehidupan masyarakat. Jika unit-unit keluarga baik dan berkualitas, bisa dikatakan bangunan masyarakat yang diwujudkan akan kokoh dan baik.

  Perkawinan termasuk salah satu bentuk ibadah. Tujuan perkawinan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis, tetapi juga untuk menyambung keturunan dalam naungan rumah tangga yang penuh kedamaian dan cinta kasih. Setiap remaja yang telah memiliki kesiapan lahir batin diperintahkan segera menentukan pilihan hidupnya untuk mengakhiri masa lajang. Menurut ajaran agama Islam, menikah adalah menyempurnakan agama oleh karena itu, barang siapa yang menuju kepada suatu pernikahan, maka ia telah berusaha menyempurnakan agamanya, dan berarti dia pula telah berjuang untuk kesejahteraan masyarakat. Membantu terlaksananya suatu pernikahan, demikian pula merupakan ibadah yang tidak tenilai pahalanya.(Hariwijaya, 2005:1) seperti dalam hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

   َﻥِﺫَﺍ ْﻮ�َﻟ َﻭ َﻞ�ﱡﺘَﺒﱠﺘﻟﺍ ٍﻥْﻮ�ُﻌْﻈَﻣ ِﻦ�ْﺑ َﻥﺎ�َﻤْﺜُﻋ ﻰ�َﻠَﻋ ﺹ ِﷲ ُﻝْﻮ�ُﺳَﺭ ﱠﺩَﺭ :َﻝﺎ�َﻗ ٍﺹﺎ�ﱠﻗَﻭ ﻰ�ِﺑَﺍ ِﻦ�ْﺑ ِﺪْﻌ�َﺳ ْﻦَﻋ ﻢﻠﺴﻣ ﻭ ﻯﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻭ ﺪﻤﺣﺍ .ﺎَﻨْﻴَﺼَﺘ ْﺧﻻَ ُﻪَﻟ

  Artinya: Dan Sa’ad bin Abu Waqqash ia berkata, “Rasulullah SAW

  

pernah melarang ‘Utsman bin Madh’un membujang dan kalau sekiranya

Rasulullah mengijinkannya tentu kami berkebiri” . (HR. Ahmad, Bukhari dan

  Muslim) Hadits Rasulullah SAW :

   ، ْﺝ ﱠﻭَﺰَﺘَﻴْﻠَﻓ َﺓَءﺎَﺒﻟْﺍ ُﻢُﻜْﻨِﻣ َﻉﺎَﻄَﺘْﺳﺍ ِﻦَﻣ ِﺏﺎَﺒﱠﺸﻟﺍ َﺮَﺸْﻌَﻣ ﺎَﻳ :ﺹ ِﷲ ُﻝْﻮُﺳَﺭ َﻝﺎَﻗ :َﻝﺎَﻗ ٍﺩْﻮُﻌْﺴَﻣ ِﻦْﺑﺍ ِﻦَﻋ ْﻠِﻟ ُﻦَﺼ ْﺣَﺍ َﻭ ِﺮَﺼَﺒْﻠِﻟ ﱡﺾَﻏَﺍ ُﻪﱠﻧِﺎَﻓ ﺔﻋﺎﻤﺠﻟﺍ .ٌءﺎَﺟِﻭ ُﻪَﻟ ُﻪﱠﻧِﺎَﻓ ِﻡْﻮﱠﺼﻟﺎِﺑ ِﻪْﻴَﻠَﻌَﻓ ْﻊِﻄَﺘْﺴَﻳ ْﻢَﻟ ْﻦَﻣ َﻭ .ِﺝْﺮَﻔ

  Artinya: Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,

  

“Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah,

maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan

  

pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum

mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi)

pengekang syahwat” . (HR. Jamaah)

  Dalam setiap pelaksanaan perkawinan pasti ada suatu syarat atau pun rukun yang harus dilaksanakan, Apabila salah satu rukun atau syarat tidak terlaksana akan membuat tidak sahnya suatu perkawinan. Rukun yang paling pokok dalam perkawinan, ridhonya laki-laki dan perempuan dan persetujuan mereka untuk mengikat hidup berkeluarga. Karena perasaan ridho dan setuju bersifat kejiwaan yang tak dapat dilihat dengan mata kepala, karena itu harus ada perlambangan yang tegas untuk menunjukkan kemauan mengadakan ikatan bersuami istri. Perlambangan itu diutarakan dengan kata-kata oleh kedua belah pihak yang mengadakan aqad.

  Pernyataan pertama sebagai menunjukkan kemauan untuk membentuk hubungan suami istri disebut “ijab”. Dan pernyataan kedua yang dinyatakan oleh pihak yang mengadakan aqad berikutnya untuk menyatakan rasa ridho dan setujunya disebut “qabul”. (Sayyid, 1980:53)

  Dalam masyarakat Jawa khususnya pada masyarakat Desa Jetak Keceamatan Getasan Kabupaten Semarang dalam suatu pernikahan dalam pelaksanaannya sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan tradisi- tradisi jawa walaupun sebagian besar masyarakatnya beragama Islam. Tetapi biasanya mereka menganggap atau menyebutnya dengan istilah Islam

  

kejawen. Dalam penikahan pun di desa itu masih digunakan hitung-hitungan

hari dan waktu.

  Agama Islam memandang semua waktu, hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang baik. Tidak ada waktu atau hari sial ataupun hari keramat, namun sebagian masyarakat Jawa masih berpegang teguh terhadap ajaran nenek moyang yang percaya terhadap hari-hari sial atau waktu-waktu sial. Tathayyur (menganggap sial) adalah tindakan yang tidak berlandaskan ilmu atau realita yang benar. Karena Islam masuk di Indonesia setelah ajaran Hindu dan Budha maka orang-orang Jawa masih mempunyai kepercayaan tentang ajaran Hindu maupun Budha yang berupa tradisi-tradisi dan sebagian besar orang jawa masih menggunakan kepercayaan yang turun temurun dari zaman dahulu misalnya dalam masyarakat di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang masih menggunakan acara ijab qabul pernikahan dengan waktu-waktu yang tepat. Mereka tidak berani melanggar tradisi-tradisi tersebut walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi kalau tradisi-tradisi itu dilanggar. Waktu-waktu itu dihitung berdasarkan tanggal kelahiran dari kedua calon mempelai. Diluar waktu-waktu yang di tentukan maka tidak akan dilaksanakan ijab qabul pernikahan tersebut, karena apabila tradisi tidak dipatuhi mengakibatkan keluarga tidak harmonis, pernikahan tidak lancar, dan lain sebagainya. Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 170 menerangkan bahwa beragama tidak boleh atas dasar keturunan atau warisan leluhur yang berbunyi:                

          Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang

  

telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya

mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".

  

"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu

tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (Departemen

  Agama Republik Indonesia, 1989:41) Dan dalam Islam semua hari ataupun waktu itu baik, tidak ada hari sial atau hari keberuntungan, seperti dalam Al Qur’an surat Yunus ayat 5:

                          

   Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

  

bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi

perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan

  

dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-

orang yang mengetahui. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1989:306)

  Dalam hadist Rosulullah SAW yang di riwayatkan oleh Imam Muslim, seseorang yang mendatangi dukun atau paranormal ibadahnya tidak akan diterima selama 40 hari seperti dalam hadist di bawah ini:

   َﻝﺎَﻗ َﻢﱠﻠ َﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟﺍ ْﻦَﻋ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟﺍ ِﺝﺍَﻭْﺯَﺃ ِﺾْﻌَﺑ ْﻦَﻋ َﺔﱠﻴِﻔَﺻ ْﻦَﻋ ًﺔَﻠْﻴَﻟ َﻦﻴِﻌَﺑْﺭَﺃ ٌﺓ َﻼَﺻ ُﻪَﻟ ْﻞَﺒْﻘُﺗ ْﻢَﻟ ٍءْﻲَﺷ ْﻦَﻋ ُﻪَﻟَﺄَﺴَﻓ ﺎًﻓﺍﱠﺮَﻋ ﻰَﺗَﺃ ْﻦَﻣ

  Artinya: Dari Shafiyah, puteri Abu Ubaid dari salah seorang istri

  

Rasulullah SAW, dari Nabi Muhammad, bahwasanya beliau telah bersabda,

"Barang siapa mendatangi juru ramal {dukun}, kemudian ia bertanya sesuatu

kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam" (HR.

  Muslim Juz 4 Bab 39 No. 2230:1751) Orang yang percaya pada dukun akan terjerumus kedalam perbuatan- perbuatan yang syirik. Padahal agama Islam melarang seseorang untuk menyekutukan Allah atau berbuat syirik. Seperti dalam hadist Rosulullah SAW:

   َﻘَﻓ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ ِﻝﻮُﺳَﺭ َﺪْﻨِﻋ ﺎﱠﻨُﻛ َﻝﺎَﻗ ِﻪﻴِﺑَﺃ ْﻦَﻋ َﺓَﺮْﻜَﺑ ﻲِﺑَﺃ ُﻦْﺑ ِﻦَﻤ ْﺣﱠﺮﻟﺍ ُﺪْﺒَﻋ َﻻَﺃ َﻝﺎ َﻥﺎَﻛَﻭ ِﺭﻭﱡﺰﻟﺍ ُﻝْﻮَﻗ ْﻭَﺃ ِﺭﻭﱡﺰﻟﺍ ُﺓَﺩﺎَﻬَﺷَﻭ ِﻦْﻳَﺪِﻟﺍَﻮْﻟﺍ ُﻕﻮُﻘُﻋَﻭ ِ ﱠﻟﺎِﺑ ُ ﺍَﺮْﺷِ ِْﺍ ﺎًﺎ َﻼَﺎ ِﺮِﺮﺎَﺒَﻜْﻟﺍ ِﺮَﺒْﻛَﺄِﺑ ْﻢُﻜُﻜﱢﺒَﻧُﺃ

َﺖَﻜَﺳ ُﻪَﺘْﻴَﻟ ﺎَﻨْﻠُﻗ ﻰﱠﺘَﺣ ﺎَﻫُﺭﱢﺮَﻜُﻳ َﻝﺍَﺯ ﺎَﻤَﻓ َﺲَﻠَﺠَﻓ ﺎًﻜِﻜﱠﺘُﻣ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ ُﻝﻮُﺳَﺭ

  Artinya: Dari Abdurahman bin Abu Barkah, dari ayahnya

  

radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Kami pernah berada di sisi Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda, "Maukah engkau aku

beritahukan tiga dosa terbesar? Ada tiga (yaitu) Menyekutukan Allah,

durhaka terhadap kedua orang tua dan kesaksian dusta atau ucapan dusta"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan itu sambil bersandar,

kemudian beliau duduk. Tak henti-hentinya beliau mengulangi ucapannya,

sehingga kami mengharapkan, "Semoga beliau diam." (HR. Muslim)

   َﻝﻮُﺳَﺭ ﺎَﻳ َﻞﻴِﻗ ِﺕﺎَﻘِﺑﻮُﻤْﻟﺍ َﻊْﺒﱠﺴﻟﺍ ﺍﻮُﺒِﻨَﺘْﺟﺍ َﻝﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ َﻝﻮُﺳَﺭ ﱠﻥَﺃ َﺓَﺮْﻳَﺮُﻫ ﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ ِﻢﻴِﺘَﻴْﻟﺍ ِﻝﺎَﻣ ُﻞْﻛَﺃَﻭ ﱢﻖ َﺤْﻟﺎِﺑ ﱠﻻِﺇ ُ ﱠﷲ َﻡﱠﺮَﺣ ﻲِﺘﱠﻟﺍ ِﺲْﻔﱠﻨﻟﺍ ُﻞْﺘَﻗَﻭ ُﺮ ْﺤﱢﺴﻟﺍَﻭ ِ ﱠﻟﺎِﺑ ُ ْﺮﱢﺸﻟﺍ َﻝﺎَﻗ ﱠﻦُﻫ ﺎَﻣَﻭ ِ ﱠﷲ ِﺕﺎَﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ ِﺕ َﻼِﻓﺎَﻐْﻟﺍ ِﺕﺎَﻨِﺼ ْﺤُﻤْﻟﺍ ُﻑْﺬَﻗَﻭ ِﻒْﺣﱠﺰﻟﺍ َﻡْﻮَﻳ ﻲﱢﻟَﻮﱠﺘﻟﺍَﻭ ﺎَﺑﱢﺮﻟﺍ ُﻞْﻛَﺃَﻭ

  Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hindarilah tujuh perkara

  

yang mencelakakan" Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah! Apa tujuh perkara

  itu?" Beliau bersabda, "(yaitu) Menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang

  

yang diharamkan oleh Allah kecuali terdapat alasan yang dibenarkan,

memakan harta riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang dan

menuduh zina terhadap perempuan yang baik yang menjaga kehormatan

dirinya serta beriman. (HR. Muslim)

  Dilihat dari tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Jetak yang masih menganut ajaran-ajaran nenek moyang maka peneliti akan meneliti tentang tradisi-tradisi yang tidak ada dasarnya dalam ajaran agama islam, maka peneliti akan meneliti tentang tradisi perkawinan. Tetapi dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “ PELAKSANAAN IJAB KABUL

  PERKAWINAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang).

  B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi objek masalah dalam penelitian ini adalah

  1. Bagaimana pendapat para pelaku, para tokoh agama dan tokoh masyarakat tentang pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu? 2. Bagaimana konsep penggunaan sistem perhitungan pelaksanaan ijab kabul pernikahan masyarakat jawa muslim dalam perspektif ilmu fiqh?

  3. Bagaimana hukum pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu?

  C. Tujuan Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu :

  1. Untuk mengetahui pendapat para pelaku, para tokoh agama dan tokoh masyarakat tentang pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

  2. Untuk mengetahui konsep penggunaan sistem perhitungan pelaksanaan ijab kabul pernikahan masyarakat jawa muslim dalam perspektif ilmu fiqh 3. Untuk mengetahui hukum pelaksanaan pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Pembaca tahu bagaimana pendapat-pendapat para pelaku pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

  2. Pembaca tahu persepsi para tokoh agama dan tokoh masyarat mengenai pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

3. Pembaca tahu hukum pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu berdasarka ilmu fiqh.

E. Telaah Pustaka

  Tradisi merupakan suatu karya cipta manusia. Sepanjang ia tidak bertentangan dengan inti ajaran agama, tentunya Islam akan membenarkannya. Kita bisa bercermin bagaimana walisongo tetap melestarikan tradisi jawa yang tidak melenceng dari ajaran Islam.(Yazid, 2005:249)

  Aqidah yang murni adalah landasan pokok bagi tegaknya masyarakat Islam. Sedangkan tauhid merupakan inti sari aqidah itu, Ia adalah keseluruhan jiwa-jiwa Islam. Perang terhadap berbagai keyakinan jahiliyah yang dikembangkan oleh paham keberhalaan yang sesat merupakan suatu keniscayaan, demi menyucikan masyarakat muslim dari debu-debu syirik dan sisa-sisa kesesatan.(Qardhawi, 2007:333)

  Tradisi-tradisi yang ada di pulau Jawa tersebut masih saja berkembang di zaman modern seperti saat ini dan di lingkungan masyarakat muslim.

  Penelitian yang menyangkut tentang tradisi-tradisi di pulau jawa telah dilakukan oleh peneliti yang bernama Mikdad Musa Mubaroq dengan judul Fiqh Lingkungan Sesajen Kali Dan Kearifan Lokal (Studi Kasus di Desa

  Warangan, Muneng Warangan, Pakis, Magelang). Penelitian ini mengkaji tentang sesajen kali di masyarakat Jawa dengan kaitannya fiqh lingkungan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto dengan judul Penggunaan Petungan Masyarakat Jawa Muslim Dalam Ritual Pernikahan (Studi Kasus di

  

Desa Reksosari, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang). Penelitiannya itu

  membahas tentang perhitungan untuk memperoleh hari, tanggal dan bulan yang baik dan tidak baik untuk melaksanakan ritual pernikahan. Sehingga penelitian ini masih membahas hari, tanggal dan bulan secara menyeluruh.

  Adapun penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Isro’i mengambil judul Larangan Menikah Pada Bulan Muharram Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten

  

Boyolali) . Penelitiannya ini berisi tentang larangan menikah pada bulan

  Muharram dikarenakan pernikahan yang dilakukan di bulan tersebut akan banyak mendapatkan halangan. Dan bulan suro’ adalah bulan keramat. Tetapi para ulama di desa tesebut menjelaskan bahwa menikah pada bulan itu merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt, dan dalam pelaksanaannya pun belum pernah ada kejadian-kejadian aneh yang terjadi. Dalam hukum Islam pun tidak pernah membeda-bedakan bulan atau hari-hari ketika akan melakukan sesuatu hal. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih khusus tentang “PELAKSANAAN IJAB KABUL PERKAWINAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU”.

  Setelah meninjau dari beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Dilihat dari segi lingkungan adapun juga dari tradisi masyarakat Jawa. Maka disini penulis akan meneliti tentang tradisi jawa yang berkaitan dengan perkawinan tetapi dalam penelitian ini nanti lebih spesifik yaitu masalah ijab qabulnya, dengan judul “PELAKSANAAN IJAB KABUL PERKAWINAN DENGAN SISTEM PERHITUNGAN WAKTU (Studi Kasus di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang)” .

F. Penegasan Istilah

  Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis perlu memberikan penegasan dan batasan terhadap istilah-istilah. Istilah-istilah tersebut adalah:

  1. Nikah adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi).(Poerwadarminta, 2006:800) Kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan mejadi suami istri. (Poerwadarminta, 2006:531-532) Pernikahan adalah perbuatan nikah; upacara perkawinan.(Fajri dan Senja :590) 2. Ijab adalah ikrar penyerahan dari pihak pertama

  Kabul adalah ikrar penerimaan dari pihak suami.(Syarifuddin, 2006:61) 3. Waktu adalah sekalian rentetan saat yang telah lampau, sekarang, dan yang akan datang.(Poerwadarminta, 2006:1360)

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah field

  research (penelitian lapangan) yaitu penelitian terjun langsung kelapangan

  guna mengadakan penelitian pada objek yang dibahas yaitu bagaimana tata cara seseorang menetukan waktu-waktu yang baik untuk melangsungkan ijab kabul dan mengetahui persepsi masyarakat, selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gejala secara menyeluruh melalui pengumpulan data di lapangan dan memanfaatkan dari peneliti sebagai instrument kunci.

  Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.(Moleong, 2009:6)

  Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologis yang digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu masyarakat Jawa muslim, khususnya di Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dan penentuan waktu yang baik untuk pelaksanaan serta akibat- akibat yang ditimbulkan pasca ijab kabul perkawinan.

  Yang dimaksud pendekatan sosiologis adalah melakukan penyelidikan dengan cara melihat fenomena masyarakat atau peristiwa social, politik dan budaya untuk memahami hukum yang berlaku di masyarakat.(Soekanto, 1986:4-5)

  2. Kehadiran peneliti Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan data yang ada dilapangan. Sedangkan status peneliti dalam hal mengumpulkan data diketahui oleh informan secara jelas guna menghindari kesalah pahaman antara peneliti dan informan.

  3. Lokasi penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Jetak Kecamatan Getasan

  Kabupaten Semarang. Karena para masyarakat masih percaya dengan adanya waktu-waktu yang baik untuk melaksanakan ijab qabul pernikahan. Sehingga hal ini menjadi menarik untuk ditelit. Dan sampai saat ini pun mereka masih melaksanakan kebiasaan yang mereka percayai itu.

  4. Sumber data Data yang penulis pergunakan dalam penulisan skripsi ini meliputi: a.

  Data premier yang merupakan data yang pokok atau utama yang digunakan dalam penulisan skripsi. Dalam hal ini data di peroleh dari para pelaku yang melangsungkan ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu yang terjadi di Desa Jetak.

  b.

  Data sekunder merupakan data tambahan atau data yang digunakan untuk melengkapi data premier. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang tersedia. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku-buku primbon atau buku kejawen sebagai sumber data resmi serta buku fiqh dan juga buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini juga dapat diperoleh dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama maupun masyarakat umum yang tinggal disekitar orang-orang yang melaksanakan ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

  5. Prosedur pengumpulan data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data premier untuk keperluan penelitian.(Nazir, 1988:21)

  Peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: a.

  Metode observasi atau pengamatan langsung Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dngan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.(Nazir, 1988: 212)

  Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui keadaan serta kondisi mengenai objek penelitian.

  b.

  Metode wawancara Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh beberapa jenis data dengan teknik komunikasi secara langsung

  (Surakhmad, 1990:74). Wawancara ini dilakukan dengan acuan catatan mengenai pokok masalah yang akan di tanyakan. Sasaran wawancara adalah para pelaku perkawinan yang menggunakan ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu. Maupun keluarga yang melaksanakan perkawinan serta masyarakat Desa Jetak.

  c.

  Metode dokumentasi Mencari data mengenai beberapa hal baik yang berupa catatan dan data dari kantor kelurahan Desa Jetak Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Metode ini digunakan sebagai pelengkap memperoleh data.

6. Analisi data

  Setalah data tekumpul semua maka penulis menentukan bentuk analisa terhadap data-data tersebut.

  Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.(Nazir, 1988:405)

  Analisis data yang digunakan analisis deskriptif penyelidikan yang menuturkan, menggambarkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survey, interview dan observasi.(Surakhmad, 1990:139) 7. Pengecekan keabsahan data

  Disini penulis menggunakan triangulasi (menggunakn beberapa sumber, metode, teori) sebagai teknik. Dimana pengertiannya adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek peneliti.(Moleong, 2009:330)

8. Tahap-tahap penelitian

  Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama yaitu pra lapangan, dimana peneliti melakukan penelitian untuk menetukan topik penelitian, mencari informasi tentang ada atau tidaknya pelaksanaan ijab qabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

  Tahap kedua peneliti terjun langsung kelapangan untuk menggali informasi dan mencari data dari informan, yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahap akhir pembuatan laporan penelitian dengan cara menganalisis data dari informan dan juga memaparkan dengan narasi deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan.

  BAB II: Kajian pustaka yang menjelaskan tentang pengertian ijab qabul, pengertian perkawinan, dan juga tahap-tahap penentuan ijab qabul perkawinan dalam masyarakat Jawa dan dalam ajaran Islam.

  BAB III: Tetang hasil penelitian yaitu praktek ijab qabul dalam perkawinan dengan sistem perhitungan waktu, alasan-alasan pelaku menggunakan terikatnya waktu dan tidak terikatnya waktu dalam pelaksanaan ijab qabul. Gambaran umum penduduk Desa Jetak dan persepsi tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu

  BAB IV: Analisis tentang praktek pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu. Analisis alasan-alasan pelaku menggunakan sistem perhitungan waktu dan tidak menggunakan sistem perhitungan waktu dalam pelaksanaan ijab qabul. Analisis persepsi tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ijab kabul perkawinan dengan sistem perhitungan waktu.

  BAB V: Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan riwayat hidup penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan atau pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan

  berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt., sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya.(Tihami dan Sohari, 2010:6)

  Perkawinan atau pernikahan dalam literatur fiqh berbahasa Arab disebut dengan dua kata, yaitu nikah dan zawaj. Kedua kata ini yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al Qur’an dan hadist nabi. Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam Al Qur’an dengan arti kawin, (Syarifuddin, 2006:35)seperti dalam Surat An Nisa’ ayat 3:                             

    Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap

  (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.

  

kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah)

seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah

lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Departemen Agama Republik

  Indonesia, 1989:115) Demikian pula dengan kata za-wa-ja dalam Al Qur’an dalam arti kawin, seperti pada Surat Al Ahzab ayat 37:

   ...

               ...

    Artinya: Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap

  

Istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak

Dokumen yang terkait

PERAN NCUHI DALAM PELESTARIAN UPACARA PERNIKAHAN DAN KESENIAN TRADISIONAL (Studi Kasus di Desa Kala, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat)

0 16 3

MAKNA PERNIKAHAN BERDASARKAN PERHITUNGAN HARI(Studi Tentang Makna Pernikahan Berdasarkan Perhitungan HariBagi Masyarakat Berpendidikan Tinggidi Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

0 13 2

PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUAN BREKSI ANDESIT BERDASARKAN UKURAN FRAGMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK (Studi Kasus Lahan 52 Ha, Desa Mekarsari, Kecamatan Merak, Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten)

0 0 6

LEGALISASI PERNIKAHAN MELALUI KONVERSI AGAMA Di Desa Suwaru Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang

0 0 23

MAKNA SUMBANGAN PADA ACARA PERNIKAHAN MASA KINI (Studi Kasus di Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen)

0 1 107

Analisis Pemasaran Gula Kelapa (Studi Kasus Di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang)

0 0 13

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI TERHADAP KESADARAN ORANG TUA DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK KE PERGURUAN TINGGI (Studi Korelasi Pada Keluarga Muslim di Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang) - Test Repository

0 0 84

PENGARUH MUJAHADAH TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUAL SANTRI( Studi Kasus Di Pondok Pesantren Bina Insani Desa Ketapang,Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang) TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 84

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

RELEVANSI SISTEM PELAKSANAAN UJIAN AKHIR NASIONAL DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL (TELAH BERIFIKATIF ATAS PELAKSANAAN UJUAN AKHIR NASIONAL DENGAN UU NOMOR.20 TAHUN 2003) - Test Repository

0 0 76