Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

  

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA RINGAN

DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

  

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SEPTINE DWI NINGSIH MARYANI

  

NIM: 111-12-060

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

         

       

  

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan p erkataan yang benar.” (Qs. An-Nisa’ 4: 9).

  

PERSEMBAHAN :

  Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya.

  2. Ibuku tercinta, Ibu Tri Maryani yang tak henti-hentinya melantunkan do’a untuk anak-anaknya, yang selalu membimbing dan mendukung setiap langkah putra-putrinya, dan yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya.

  3. Mbah Kung, Bapak Amat Karyo Musri terima kasih untuk semua kasih sayang, nasehat, do’a dan dukungan yang telah diberikan.

  4. Kakak adikku, Mas Novandhi Bagus Wicaksono dan Nikmattul Fitri yang selalu menjadi teman bertengkar, namun itu menjadi sesuatu yang sangat dirindukan.

  5. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam mencapai kesuksesan.

  6. Seluruh siswa-siswi SLB Negeri Salatiga, jangan pernah menyerah dalam menjalani kehidupan meskipun dengan berbagai keterbatasan.

  7. Untuk Nur Aini, Bai’atun Nisak, yang tak pernah lelah melukiskan cerita- cerita indah untuk mewarnai hidupku, yang selalu ada dalam menemaniku menggapai mimpi.

  8. Untuk Ika, Tilam, kawan-kawan yang menjadi teman suka duka di kampus, yang sama-sama berjuang meraih kesuksesan. Seluruh teman- teman PAI B 2012 seperjuangan, terimakasih atas canda tawa yang luar biasa.

  9. Seluruh teman PPL Diponegoro Salatiga dan KKN 2016 yang mengajarkanku arti kesabaran, kesungguhan, dan kebersamaan.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan seluruh umat Islam Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafa’atnya di hari akhir kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.”

  Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak ada ungkapan lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT karena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd., selaku Dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan.

  5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag., selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Bapak Eko Puji, S.Ag. selaku guru PAI, Bapak Wawan P, S.PdSD selaku Waka Kurikulum, seluruh staf dan karyawan serta seluruh peserta didik SLB Negeri Salatiga.

  8. Keluargaku yang selalu mencurahkan dukungan dan do’a yang tiada henti bagi keberhasilan penulis.

  9. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a, semoga amal dan kebaikan seluruh pihak dapat diterima oleh Allah sebagai amal ibadah dan mendapatkan balasan sebaik-baiknya. Tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini melainkan Dia Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga,10 Agustus 2016 Penulis

  Septine Dwi Ningsih Maryani 111-12-060

  

ABSTRAK

  Maryani, Septine Dwi Ningsih. 2016. 111-12-060. Pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 . Skripsi. Fakultas

  Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

  Kata Kunci: Pembelajaran, PAI, dan Tunagrahita Ringan

  Pendidikan agama menjadi sangat penting karena membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan intelektual maupun psikologisnya, mengembangkan bakat dan potensi, membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, dan untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk itu semua orang berhak mendapatkan layanan pendidikan.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : sistem pembelajaran PAI pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pembelajaran PAI yang diterapkan pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga. Serta bagaimana solusi yang diberikan sekolah dalam menghadapai hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitik. Untuk mendapatkan data teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi , wawancara. Sedangkan teknik analisis menggunakan model analisis data kualitatif deskriptif.

  Berdasarkan temuan penelitian dapat dipahami bahwa dalam menyampaikan pembelajaran PAI menggunakan beberapa metode yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, metode-metode tersebut diharapkan dapat membantu memudahkan peserta didik yang memiliki keterbatasan dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Materi pembelajaran PAI juga disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan dalam penyampaian materi dilakukan dengan berulang-ulang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran PAI yang menggunakan berbagai metode dan bantuan berbagai media, dalam menghadapi hambatan pada pelaksanaan pembelajaran dengan mengulang-ulang materi yang disampaikan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL......................................................................................... i HALAMAN BERLOGO................................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi KATA PENGANTAR...................................................................................... viii ABSTRAK........................................................................................................ x DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

  BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7 E. Definisi Operasional............................................................................. 8 F. Metode Penelitian................................................................................. 9 G. Sistematika Penulisan.......................................................................... 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 17 A. Pendidikan Agama Islam..................................................................... 17 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................................. 17 2. Landasan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam............................ 20

  B.

  Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Tunagrahita.......................................................................................... 29 1.

  Pengertian Belajar.......................................................................... 29 2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam........................................ 33

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...................... 44 A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga.............................................. 44 1. Sejarah Berdirinya SLB Negeri Salatiga....................................... 44 2. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi Pembelajaran SLB Negeri Salatiga.......................................................................................... 45 3. Data Guru, Siswa, serta Sarana dan Prasarana SLB Negeri Salatiga......................................................................................... 47 4. Dukungan Masyarakat Untuk SLB Negeri Salatiga..................... 48 5. Peran SLB Negeri Salatiga Dalam Memunculkan Kesadaran Orang Tua Akan Pentingnya Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita.......................................................................... 49 B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga..................................................... 51 1. Kurikulum yang Digunakan.......................................................... 51 2. Materi yang Diajarkan................................................................... 51 3. Metode yang Digunakan Pada Pembelajaran Agama Islam.......... 53 4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran PAI Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga.............................................................................. 58

  C.

  Solusi Menghadapi Hambatan Pembelajaran PAI Pada Anak Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga..................................................................................... 59

  BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 61 A. Implementasi Pembelajaran PAI Pada Kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga...................................................... 61 1. Kurikulum dalam Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga.. 61 2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga........... 62 3. Metode Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga................... 63 B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran PAI Pada Anak Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga....................................................................................... 66 1. Faktor Pendukung Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga.. 67 2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPLB Negeri Salatiga................................................................................. 68 C. Solusi Menghadapi Hambatan Pemebelajaran PAI Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga........................................................ 68 BAB V PENUTUP............................................................................................ 70 A. Kesimpulan............................................................................................ 70 B. Saran...................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilaksanakan guna

  membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan intelektual

  • – maupun psikologisnya serta dapat mengembangkan bakat atau potensi potensi yang mereka miliki, sehingga dapat berbaur atau menyesuaikan diri dilingkungannya serta dapat mencapai tujuan hidupnya. Setiap individu tentunya berhak untuk mendapatkan suatu layanan pendidikan yang dapat membantu diri individu dalam menjalani proses kehidupan. Tidak terkecuali pada anak Tunagrahita, meskipun memiliki kemampuan intelektual yang rendah atau di bawah rata-rata namun mereka juga berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan.

  Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 menyatakan, bahwa setiap warga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kemudian pada pasal 8 Ayat 1 dari Undang-Undang yang sama menyebutkan, bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang disesuaikan dengan kelainan peserta didik berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bersangkutan (Apriyanto, 2012:12). Dengan berlandaskan UU inilah anak Tunagrahita yang termasuk dalam individu yang memiliki keterbatasan intelektual berhak mendapatkan layanan atau kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi lain yang masih dimiliki secara maksimal.

  Pelayanan pendidikan pada setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus tentu akan berbeda-beda, tergantung kekurangan apa yang dialami oleh masing-masing anak dan seberapa parahkah kekurangan tersebut sehingga pelayanannya pun dapat sampai kepada ABK dengan tepat (Smart, 2012:102).

  Sekolah Luar Biasa tidak hanya untuk penyandang cacat mental saja, namun juga peruntukan bagi para peyandang cacat fisik atau ABK, yang didalamnya terdapat Tunarungu, Tunanetra, Tunalaras, Tunadaksa, Anak Berbakat, Anak Lamban Belajar, serta Tunagrahita dimana anak Tunagrahita masuk dalam kelas SLB-C.

  Undang-Undang Pendidikan No 19 Tahun 1954 Pasal 6 Ayat 2 menyebutkan bahwa Pendidikan dan Pengajaran Luar Biasa diberikan dengan khas untuk mereka yang membutuhkan, Ayat 3 menyebutkan bahwa pendidikan dan pengajaran luar biasa yang di maksudkan di atas di wujudkan dalam bentuk sekolah khusus. Adapun maksud khas dari pernyataan di atas adalah bahwa pendidikan dan pengajaran diberikan secara berbeda dengan sekolah pada umumnya. Sekolah yang memberikan pengajaran dan pendidikan luar biasa yang disediakan pemerintah, sering dikenal dengan nama Sekolah Luar Biasa (SLB) (Apriyanto, 2012:18).

  Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sekolah yang dirancang khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus dari satu jenis kelainan.

  Dalam satu unit SLB biasanya terdapat berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga lanjutan. SMPLB atau Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa sendiri merupakan salah satu unit jenjang pendidikan dari SLB yang bertujuan melaksanakan pendidikan sehingga dapat mencerdaskan anak-anak berkebutuhan khusus pada tingkat lanjutan.

  Dalam pelaksanaan pendidikan tentunya diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, orang tua, masyarakat, serta pemerintah, sehingga diharapkan dapat terwujudnya sistem pendidikan yang sesuai dengan siswa dan hasil yang sesuai dengan harapan orang tua.

  Anak Tunagrahita selain membutuhkan keterampilan dan ilmu pengetahuan umum seperti ilmu alam, membaca, berhitung, dan lainnya, juga membutuhkan Pendidikan Agama karena bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta (Daulay dan Pasa, 2012:3).

  

             

           

    

  Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

  "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Qs. Al-Baqarah 2:30).

  Dalam Qs. Al-Baqarah 2:30 disebutkan bahwa manusia mempunyai tugas sebagai khalifah Allah di bumi ini, untuk itu manusia memikul amanah untuk menjaga, merawat, memelihara, dan melestarikan alam ini. Tidak terkecuali bagi anak Tunagrahita, mereka juga memiliki fungsi sebagai khalifah dibumi ini, mereka juga memiliki tugas yang sama seperti manusia normal lainnya meskipun kapasitasnya tidak sama besarnya.

  Agama Islam sendiri mengajarkan kepada manusia untuk tidak membeda-bedakan terhadap sesama termasuk kepada anak Tunagrahita yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dengan memberikan pendidikan agama kepada mereka diharapkan anak-anak Tunagrahita memiliki bekal spiritual untuk dapat menjalani kehidupan didunia serta dapat menerima keadaan atau kondisi mereka. Melalui pendidikan agama anak-anak Tunagrahita juga belajar untuk mengenal siapa Tuhan mereka dan belajar untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya serta belajar untuk memiliki sikap budi pekerti yang luhur terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya.

  Setiap peserta didik tentu memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda, namun sebagai seorang pendidik harus dapat mengerti dan memahami perbedaan dari setiap siswanya. Karenanya, pendidik tidak boleh membeda-bedakan siswanya, seperti halnya siswa yang normal dengan siswa berkebutuhan khusus harus diperlakukan sama karena mereka sama-sama memiliki hak untuk memperoleh pendidikan.

  Pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tidak boleh dipandang sebelah mata, mereka memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan agar dapat menjalani berbagai tantangan kehidupan.

  Sebagai anak berkebutuhan khusus yang berbeda dari anak-anak normal lainnya tentunya mereka memerlukan lembaga pendidikan khusus untuk belajar yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Di SLB ini akan memberikan layanan pendidikan khusus yang sesuai dengan ketunaan masing-masing pesera didiknya, seperti pendidik khusus, kurikulum khusus, alat-alat bantu khusus, serta pembinaan-pembinaan khusus sehingga dapat membatu mereka agar dapat berinteraksi dengan lingkungannya, memiliki sikap yang luhur serta membantu mereka untuk mencapai cita-citanya dan juga bekal untuk kehidupan di akhirat nantinya.

  SLB Negeri Salatiga yang memberikan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki layanan-layanan khusus dalam membantu pelaksanaan pembelajaran khususnya untuk pembelajaran PAI. Terlihat dengan sebagian siswa khususnya anak tunagrahita yang memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat saat adzan telah berkumandang, serta memiliki sikap dan perilaku yang sopan terhadap orang lain. Tentunya hal ini menjadi menarik mengingat anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelektual sehingga bagaimana peranan sekolah khususnya dalam memberikan pendidikan agama untuk membina anak-anak tunagrahita ini menjadi anak yang beriman dan bertakwa kepada Tuhannya serta memiliki sikap dan budi pekerti yang baik.

  Berdasarkan latar belakang inilah, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam Pada Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.” B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran PAI yang diterapkan pada kelas Tunagrahita

  Ringan di SMPLB Negeri Salatiga? 2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembelajaran PAI pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri

  Salatiga? 3. Bagaimana solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas

  Tunagrahita Ringan?

C. Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yaitu:

  1. Mengetahui pembelajaran PAI yang diterapkan pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga.

  2. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat

  pelaksanaan pembelajaran PAI pada kelas Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga.

  3. Mengetahui solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk

  menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas Tunagrahita Ringan.

D. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian diharapkan akan memberikan informasi tentang implementasi pembelajaran PAI pada siswa Tunagrahita Ringan, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.

  Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta dapat berpartisipasi dalam pengembangan pengetahuan di IAIN Salatiga, khususnya pada pengembangan ilmu pengetahuan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan serta memberikan khazanah keilmuan bagi para pendidik sehingga menjadi pendidik yang berkompeten.

2. Secara praktis

  Dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan guna pengembangan SLB Negeri Salatiga. Dan diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana memberikan pendidikan bagi anak Tunagrahita yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan bagi siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lebih baik dan hasil yang dicapai siswa dapat lebih maksimal.

E. Definisi Operasional

  Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa istilah yang perlu diperjelas agar tidak terjadi kesalah pahaman pembaca sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi dari skripsi ini. Adapun istilah-istilah tersebut ialah:

1. Pembelajaran PAI

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah pelaksanaan suatu kegiatan atau upaya untuk membelajarkan peserta didik yang telah disusun secara matang dan terperinci yang lebih khusus ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar mampu mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan mampu mempertahankan kehidupannya didunia dan sebagai bekal di akhirat (Achmadi, 1987:10).

2. Anak Tunagrahita

  Anak tunagrahita ialah anak-anak dalam kelompok dibawah normal dan atau lebih lamban daripada anak normal, baik perkembangan sosial maupun lecerdasannya disebut anak terbelakang mental (Apriyanto, 2012:21).

  Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak atau orang yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata- rata atau bisa juga disebut dengan retardasi mental. Tunagrahita ditandai dengan keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Keterbatasan inilah yang membuat para tunagrahita sulit untuk mengikuti program pendidikan seperti anak pada umumnya.

F. Metode Penelitian

  Coghlan dan Brannick (2010); Collis dan Hussey (2003); Leedy dan Ormrod (2005), mengungkapkan bahwa metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah (Sarosa, 2012:36).

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana penelitian ini akan mewawancarai wakil kepala sekolah, mengamati guru Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas C Tunagrahita Ringan di SMPLB Negeri Salatiga, dengan memperhatikan proses belajar mengajar terhadap anak-anak tunagrahita, sehingga akan diketahui apa saja hambatan pada pelaksanaan pembelajaran PAI.

  2. Kehadiran Penelitian Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat dan juga pendamping guru Pendidikan Agama Islam dalam penyampaian materi

  PAI terhadap anak-anak tunagrahita ringan di SMPLB Negeri Salatiga.

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian a.

  Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SMPLB Negeri Salatiga.

  b.

  Waktu Penelitian Waktu Penelitian di mulai Bulan April 2016 s.d selesai.

  4. Sumber Data Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, pengambilan foto atau film (Moleong, 2009:157).

  Adapun sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari wakil kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan para siswa serta pihak-pihak yang terkait selama proses pembelajaran PAI anak- anak tunagrahita. Adapun sumber yang lain berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan tunagrahita dan Pendidikan Agama Islam.

5. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandarrumidi,

  2004:69). Pengamatan dilaksanakan secara langsung dimana pewawancara dan yang diwawancarai saling berhadapan. Peneliti menulis hasil observasi dan merekamnya menggunakan alat bantu seperti video dan audio tape agar data yang didapatlan lebih akurat.

  Leedy (1980) mengungkapkan bahwa : Obsevation has

  been accompanied by the making of a record and the record is always a part of the observation. Observation is indissolubly linked with a record.

  Artinya “Observasi selalu disertai dengan pembuatan rekaman dan rekaman sendiri merupakan bagian dari observasi. Observasi tidak dapat dipisahkan dengan perekaman (Yunus, 2010:375).

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipan. Observasi partisipan ialah jenis observasi dimana peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati (Sukandarrumidi, 2004:71). Selain meneliti, dalam pelaksanaannya peneliti juga berperan serta dalam proses pembelajaran PAI Tunagrahita Ringan kelas C SMPLB Negeri Salatiga. b.

  Interview / Wawancara Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber informasi (Yunus, 2010:357). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan interview kepada wakil kepala sekolah, guru PAI dan siswa guna mengetahui apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pembelajaran PAI c. Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian, dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan khusus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2004:100-101). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan data- data sekolah yang diperlukan dalam penelitian ini.

6. Analisis Data

  Bogdan dan Biklen (1982) mengungkapkan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009:248).

  Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif deskriptif, dimana data yang sudah terkumpul melalui observasi, interview / wawancara serta dokumentasi akan dipilah sesuai dengan yang diperlukan untuk kemudian diolah atau disusun sehingga dapat dideskripsikan secara sistematis. Hal ini berkaitan dengan, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen (Moleong, 2009:9).

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

  Agar peneliti ini mendapatkan kepercayaan dari pembaca, maka diperlukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan : a.

  Perpanjangan keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai

  (Moleong, 2009:327). Dalam pelaksanaan metode ini, peneliti ikut berperan serta dalam proses pembelajaran PAI, yaitu dengan ikut menjadi pengajar mata pelajaran PAI. Sehingga dengan metode ini diharapkan dapat memperoleh data yang valid mengenai proses pembelajaran PAI dan apa saja hambatan-hambatannya.

  b.

  Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009:330). Metode triangulasi juga dapat diartikan sebagai suatu metode untuk mengumpulkan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dengan maksud untuk memperoleh tingkat kebenaran yang tinggi (Yunus, 2010:409).

  Pemanfaatan metode triangulasi dapat dilaksanakan menggunakan tiga macam cara : 1)

  Triangulasi dengan sumber, menurut Patton (1987:331) berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2009:330).

  2) Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329) terdapat dua strategi yaitu : (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2009:331).

  3) Triangulasi dengan penyidik yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data (Moleong, 2009:331).

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis triangulasi dengan metode, dimana peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dapat menunjang keakuratan data, seperti observasi, interview / wawancara dan juga dokumentasi.

8. Tahap-Tahap Penelitian a.

  Tahap Pra lapangan Peneliti merancang apa saja yang akan dilakukan seperti memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menyiapkan perlengkapan penelitian serta memperhatikan etika dalam penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Dalam tahap ini peneliti mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan isi skripsi, kemudian mengumpulkan data dengan melakukan observasi ke sekolah dan melaksanakan wawancara kepada wakil kepala sekolah, guru PAI serta para peserta didik.

  c.

  Tahap analisis data 1)

  Pengumpulan data Dalam tahap pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dari yang diperoleh dari proses obervasi, wawancara dan dokumentasi. 2)

  Analisis data Pada tahap ini penulis menelaah semua data yang telah terkumpul dari berbagai sumber yaitu kepala sekolah, guru

  PAI dan peserta didik.

G. Sistematika Penulisan Sistematika disini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.

  Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :

  BAB I berisikan Pendahuluan yang membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pemeriksaan Keabsahan Data, Tahap-Tahap Penelitian), dan Sistematika Penulisan. BAB II memuat Kajian Pustaka yang berisi Landasan Teori, yang mengungkapkan tentang implementasi pembelajaran PAI pada Sekolah Luar Biasa.

  BAB III akan membahas mengenai gambaran umum lokasi dan subyek penelitian yaitu sejarah berdirinya SMPLB Negeri Salatiga, lokasi, visi dan misi, keadaan siswa, guru dan karyawan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, serta penyajian data hasil penelitian.

  BAB IV berisikan analisis data yang terdiri dari : analisis deskriptif dan pembahasan. Pembahasan tersebut meliputi : Sistem pembelajaran PAI SMPLB (Kelas C) Negeri Salatiga, faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPLB (Kelas C) Negeri Salatiga, serta solusi yang diberikan dari SMPLB Negeri Salatiga untuk menghadapi hambatan dalam implementasi pembelajaran PAI kelas Tunagrahita Ringan (Kelas C).

  BAB V merupakan bab terakhir yang berisikan Penutup yang akan memuat kesimpulan dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Secara bahasa, pendidikan dalam Bahasa Arab berasal dari kata

  “Attarbiyah” yang merupakan masdar dari Rabbaa yang memiliki arti

  antara lain mengasuh, mendidik dan memelihara yang sesuai dengan Qs. Al-

  Israa’ : 24

              

  Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".” (Qs. Al-Israa’ : 24).

  Selain Rabbaa ada pula kata-kata yang serumpun dengannya yaitu Rabba yang artinya memiliki, memimpin, memperbaiki, menambah. Kemudian ada kata Rabaa yang artinya tumbuh dan berkembang.

  Dari pengertian yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah tindakan yang sadar tujuan untuk memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju kesempurnaan insani (Insan Kamil).

  Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan anak (Achmadi, 1987:1-5). Dengan makna yang sama Moh. Roqib mengungkapkan bahwa pendidikan yang dalam bahasa disebut Tarbiyah berasal dari kata

  

Rabb yang seperti dinyatakan dalam Qs. Al-Fatihah (1) : 2, Allah

  sebagai Tuhan seluruh alam (Rabb al-álamin) yaitu Tuhan yang mengatur dan mendidik seluruh alam (Roqib, 2009:14).

  Dalam al-Qurán istilah agama menggunakan kata al-din al-

haqq yang berarti agama yang benar. Allah Swt. berfirman dalam Qs.

  At-Taubah (9) : 33

  

         

    

  Artinya: “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (Qs. At-Taubah (9) : 33).

  Agama yang benar adalah agama yang bersumber dari Allah Swt. yang disampaikan melalui Rasul-Rasul Allah (Makbuloh, 2013:2- 23). Al-dinu Al-haq dalam arti luas adalah sistem hidup yang diterima dan diridhai Allah ialah sistem yang hanya diciptakan-Nya sendiri atas dasar tunduk dan patuh kepada-Nya. Siapa yang menolak tunduk kepada Allah dan mengikuti aturan / sistem agama lain dari agama yang benar yang diciptakanNya, untuk mengatur kehidupan, akan mengalami kerugian di akhirat nanti (Ahmad, 1985:8).

  Selain pengertian tersebut, ada pula beberapa pendapat dari para ahli diantaranya : a.

  Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun di akhirat kelak (Daradjat, dkk, 2011:86).

  b.

  Achmadi Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Achmadi, 1987:10).

  c.

  Muhaimin, dkk Didalam GBPP PAI, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2008:75-76).

2. Landasan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam a.

  Landasan Pendidikan Islam Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan. Adapun landasan tersebut terdiri dari :

  1) Al-Qur’an

  Al- Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

  Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-

  Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubunga n dengan amal yang disebut syari’ah. Pendidikan karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia termasuk ke dalam ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat (Daradjat, dkk, 2011:19-20).

  Didalam Al- Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Salah satunya ialah Qs. At-Tahrim (66) : 6

  

        

         

   

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. At- Tahrim (66) : 6).

  Dari ayat Qs. At-Tahrim (66) : 6 dapat kita simpulkan pengertiannya, bahwasanya pendidikan hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu dapat dimulai dari orang tua terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, Daradjat (2011:20) berpendapat bahwa pendidikan Islam harus berlandaskan ayat- ayat Al-

  Qur’an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.

  2) As-Sunnah

  As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah Swt. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al- Qur’an. Seperti Al-Qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga denga mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam. Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim (Daradjat, dkk, 2011:20- 21).

  3) Ijtihad

  Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-

  Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al- Qur’an dan Sunnah. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al- Qur’an dan Sunnah tersebut. Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan yang senantiasa berkembang.

  Ijtihad bidang pendidikan sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, terasa semakin urgen dan mendesak, tidak saja dibidang materi atau isi, melainkan juga dibidang sistem dalam artinya yang luas.

  Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al- Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup disuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup (Daradjat, dkk, 2011:21-22). Selain landasan diatas, terdapat pula dasar pendidikan dari negara, landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Pendidikan menurut UUD 1945 yakni terdapat pada

  Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Kadir, 2012:97).

  Pendidikan Agama juga memiliki dasar pelaksanaan pendidikan yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama disekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu : 1)

  Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.