PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPR1BADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 - Test Repository

  PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHA D A P KEPR1BADIAN ANAK DI PA N TIA SU H AN ULYA DESA KALIBENING KECAM ATAN TIN G K IR KOTA SALATIGA TAHUN 2009

  

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi

Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

O leh:

  NISA’ ULINNUHA NOOR NIM . I l l 05033

JURUSAN TARBIYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2 0 0 9

SKJR.IPSI

  P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K D I P A N T IA S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A T A N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

NOTA PEMBIMBING

  N IS A ' U L IN N U H A N O O R N IM . 111 0 5 0 3 3 2 0 0 9

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433, Faks. 323433 Salatiga 50721

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 (T iga) naskah Hal : Pengajuan naskah skripsi Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalammu’alaikum Wr.Wb.

  Setel&h kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: : NISA’ ULINNUHA NOOR

  Nama NIM : 111 05 033

  : Pandidikan Agama Islam Program studi

  : PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP Judul

  KEPRIBADIAN ANAK DI PANTIASUHAN ULYA DESA KALIBENING KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 untuk diajukan dalam sidartg munaqasyah skripsi.

  Demikian harap menjadi periksa.

  Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 19 Agustus 2009 Pembimbing

  Dra. Siti Asdiqoh. M.Si 150267136 P E N G E S A H A N UffEfWF•?.»•■ ■ '•■ '.vr- ■ "

  

SKRIPSI

  P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K D I P A N T IA S U H A N 1 ULYA D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA S A LA TIG A

  IBMRMMMHIMi

  N IS A ' U L rN N U H A N O O R N IM . I l l 0 5 0 3 3 2 0 0 9

  D E P A R T E M E N A G A M A R l S E K O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A LA TIG A JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433, Salatiga 20544

  Website : P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : NISA’ ULINNUHA NOOR dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  111 05 033 yang berjudul ; “ PENGARIJH PERAN ORANG TUA ASUH TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN ULYA DESA KALIBEN1NG KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009 Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Sabtu tanggai 12 September 2009 yang bertepatan dengan tanggai 22 Ramadhan 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelai Saijana dalam Ilmu Tarbiyah,

  12 September 2009 M « Salatiga,------------------------------

  22 Ramadhan 1430 H Panitia Ujian

  Sekretaris Sidang

  Dr. H. Muh SacrozL M. Ag

  NIP. 19660215 199103 1001

  N IP. 19751004 200312 1002

  Pembimbing

  

m i l

  7 DrarSiti Asdiaoh. M. Si NIP. 19680812 199403 2003

  SICRIPSI

  P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A S U H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K DI PANT I A S U H A N ’ ULYA

  D E S A K A U B B N IN G K B C * M * T A N T 1N G K IR K O T A S A L * n o _

  NIS A' ULINNUHA NOOR NIM. I ll 05033 2009 m

  

DEKLARASI

Bismillahirrohmalirrohim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penyataan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila dikemudian hari temyata materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 19 Agustus 2009 Penulis

  N isa’ Ulinnuha Noor

  NiM : 111 05 033

  MOTTO Siapa yang 6ersungguft-sunggu.fi pasti a^ati SerfiasiC

  >

  94anusia Hanya 6isa merencanabgn sesuatu, tapi JAttah S W I yang

  >

  menentukgn segafanya

  > Setiap per6uatan seReciC apapun, nantinya aftan dimintai pertanggung

  jawa6an cCi fiadapan flfJah SM*T

  V E W E M W U O W ini kupersemSafi^an hepada:

  1. Kjdua orang tuahu tercinta (fl.6a.fi K Muhammad Imron S.flg dan I6u Vmiyanah Imron)yang sefaCu mendo’ahgn, menasehati, mem6im6ing, mendu^ung dan menyayangi a%u disetiap ivafyu

  2. K(i^ahfyi tercinta flnis Musyaffa fNoor, ST yang sefaCu mem6eri semangat dan dufaingan 3. fldihfyi tercinta Muhammad Kanif <Rpsyid Noor yang sefaCu menghi6uiiu dan mem6eri semangat kepadaku, 4. flCmh. Nenehfai yang sangat menyayangi ahu, semoga amaC i6adahnya diterima fldafi SWT 5. fl£hjufth£u VLTfl (<Pa % Ihsan, QadruC, Johg)

  6. Saha6at-saha6athu tersayang ( Pgfid, Nita, Siti, Mefi)

  7. KfCuarga ]<FC hu ( No’e, Om hay, (Ban^Odie, Ipun £ UndeCetto, Cerya, (Papah, Mamah, Indun^ Ocim, Ocip, (Banhjo)

  8. Teman-teman <PflI <B anghgtan 2005

  9. Semua mahasiswa STflINSaCatiga 10.

   Seseorang yang sangat aku cintai, sampai saat ini 6eCum adayang hisa menggantihgn dirimu dihatihu....

  

SKRIPSI

  P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K D I PA N TI A S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A .. ._ ...

  iRtfi'teOTBl!. flttS!#

KATA PENGANTAR

  N IS A ' U L rN N U H A N O O R N IM . 111 0 5 0 3 3 2 0 0 9

KATA PENGANTAR

  Bismillahir rohmanir rohim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan skripsi yang sangat sederhana ini dapat penulis selesaikan. Sholawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW penghulu ambiya’ wal mursalin.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material dan spiritual, selanjutnya penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhorm at:

  ' 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Fatchurrohman, S.Ag, M.P.d selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing.

  4. Para bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga.

  5. Bapak Ketua Panti Asuhan ULYA Kalibening yang tel ah banyak memberikan informasi yang diperlukan.

  6. Semua teman sepeijuangan dan semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi yang sederhana ini. Semoga Allah SWT berkenan memberikan pahala yang berlipat ganda serta berkenan menerima amal shaleh.

  Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan, untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, Agustus 2009 Penulis

  

SKRIPSI

  P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K D l P A N T IA S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A

  smxi&sim .....

  D A FT A R ISI

  N IS A ' U L I N N U H A N O O R N IM . 111 0 5 0 3 3 2 0 0 9

  

DAFTARISI

  Halaman

  

  BAB I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

   Anak di Panti Asuhan ULYA Kalibening

  BAB I I I : LAPORAN HA SIL PEN ELITIA N

  

  

  

  

  

  6. Visi dan Misi

  45 BAB I V : ANALISIS

  

  

  C. Analisis Data Tentang Pengaruh Peran Orang Tua Asuh

  BAB V : PENUTUP Daftar Pustaka Lampiran

  SKLRIPSI

  P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D I AN A N A K DI P A N T IA S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A T A N T IN G K IR KOTA<SA LA TJG A

  

' i f ®0 1

DAFTAR TABEL

  WgBggGBSSISBgSiSSBi NISA* ULINNUHA NOOR NIM. I ll 05033 2009 liiM H M IiR iN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 4.1 : Interval Tentang Peran Orang Tua Asuh................................. 57Tabel 4.2 : Persentase Peran Orang Tua Asuh...............................................59Tabel 4.3 : Interval Tentang Kepribadian Anak Asuh..................................60Tabel 4.4 : Persentase Kepribadian Anak Asuh............................................ 62

  

STCRIPSI

  P E N G A R U H PE R A N O R A N G T U A A SU H T E R H A D A P K E P R IB A D IA N A N A K DI P A N T IA S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N T IN G K IR K O TA SA LA TIG A N IS A ' U L IN N U H A N O O R

  N IM . I l l 0 5 0 3 3 2 0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah dari Allah SWT. Disatu sisi anak merupakan

  dambaan orang tua. Dan disisi lain anak adalah amanah yang baik buruknya tingkah laku dan kepribadian anak sangat tergantung pada orang tuanya.

  Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW : Artinya : Tiap-tiap manusia itu dilaliirkan atas fitrah dan tergantung ayah dan ibunyalah yang mendidik dia menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.1

  Kewajiban orang tua tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani anak melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani anak yang hanya dapat terpenuhi dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik, yaitu sebuah pendidikan yang akan menjaga anak dari ketergelinciran dalam kehidupannya, pendidikan yang akan menjaga anak sehingga tidak keluar dari jalan yang benar1 2,serta pendidikan yang berguna untuk pembentukan kepribadian anak.

  Pada hakikatnya, orang tua adalah pembimbing dan pendidik dalam keluarga yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Namun disaat anak tidak mempunyai orang tua utuh atau bahkan dari kecil hidup di Panti asuhan, maka

  1 HR. Abu Hurairah

  2 Adil Fathi Abdullah, Menjadi Ayah Ideal, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2003, hlm.2 disinilah tanggung jawab serta peran orang tua kandung diambil alih oleh orang tiia asuh. Anak asuh tentunya membutuhkan perhatian dan bimbingan yang lebih dari orang tua asuh agar sifat rendah diri yang kebanyakan dimiliki oleh anak asuh dapat dihilangkan. Kemudian pandangan negatif orang terhadap anak-anak Panti asuhan sebisa mungkin diubah menjadi pandangan positif, bahkan masyarakat sekitar harus ikut ambil bagian untuk mensejahterakan anak-anak asuh tersebut.

  Hal tersebut dikarenakan anak-anak asuh juga memiliki hak-hak yang sama seperti anak-anak lainnya.

  Tugas dan kewajiban orang tua asuh dalam hal ini adalah membesarkan hati anak-anak asuhnya dan mengajarkan kepada mereka untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, karena masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita.

  Agar anak asuh memiliki kepribadian yang baik, tentunya orang tua asuh harus memiliki kepribadian yang baik pula dimana akan dicontoh atau dijadikan suri tauladan bagi anak-anak asuhnya, baik dalam perbuatan, ucapan maupun sikap, sehingga pembentukan kepribadian setiap anak asuh mudah dilakukan.

  Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 36 :

  Artinya : Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

  Pendidikan agama dan kepribadian anak asuh tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, ulama, kyai tetapi menjadi tanggung jawab orang tua asuh itu sendiri. Pada Panti asuhan ULYA Kalibening terdapat 36 anak asuh. Setiap anak asuh tentu memiliki sifat dan watak yang berbeda-beda. Mereka kebanyakan bersifat rendah diri, minder, pemalu, can perhatian orang dan sebagainya. Peran orang tua asuh disini sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi yang baik bagi anak asuhnya.

  Dengan latar belakang masalah diatas, penulis inencoba mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH PERAN ORANG TUA ASUH

  

TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN ULYA

KALIBENFNG KEC. TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009

B. Penegasan Istilah

  1. a. Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.3

  b. Peran orang tua asuh adalah tugas utama yang harus dilaksanakan oleh para orang tua asuh terhadap anak asuhnya.

  2. a. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan.4

  b. Kepribadian anak panti asuhan adalah tingkah laku, watak, sifat yang dimiliki anak panti asuhan.

  3. Adapun yang dimaksud dalam judul penelitian adalah pengamh tugas utama yang harus dilaksanakan orang tua asuh terhadap tingkah laku, watak, sifat anak asuh di Panti asuhan ULYA Kalibening Salatiga. Adapun indikator masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

  A. Peran orang tua asuh

  1. Mcngajak anak asuh untuk sholat beijama’ah

  2. Mcngajari mengaji

  3. Mengawasi perilaku anak asuh

  4. Mengajari tata krama dan sopan santun

  5. Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anak asuh

  6. Mengetahui prinsip-prinsip psikologis untuk memahami perilaku anak asuh

  7. Mengidentifikasi perilaku anak asuh yang menyimpang

  3 ibid, hlm.667

4 Jalaludin Ramayulis, Pengantar Umu Jlwa Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 1987, hlm.44

  8. Mendisiplinkan anak asuh dengan memberikan hadiah dan hukuman

  9. Menyekolahkan anak asuh pagi di Sekolah umum dan sore di Taman Pendidikan Alqur’an

  10. Mengajarkan ketrampilan kepada anak asuh

  B. Kepribadian anak asuh

  1. Rendah diri

  2. Pemalu

  3. Kurang percaya diri

  4. Mencari perhatian orang lain

  5. Sombong

  6. Penakut

  7. Pembangkang

  8. Penurut

  9. Ram ah

  10. Pendiam C. Rum usan M asalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka secara spesifik, permasalahan itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah peran orang tua asuh pada Panti Asuhan ULYA Kalibening?

  2. Bagaimanakah kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening?

  3. Bagaimanakah pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening?

D. Tujuan Penelitian

  Kaitannya dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ad alah :

  1. Untuk mengetahui peran orang tua asuh pada Panti Asuhan ULYA Kalibening.

  2. Untuk mengetahui kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening.

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak Panti Asuhan ULYA Kalibening. E. Hipotesis Penelitian Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka periu dirumuskan hipotesis. Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap permasaiahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.5

  Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : “ Ada pengaruh positif antara peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak di Panti Asuhan, atau dengan kata lain, semakin baik peran orang tua asuh maka, semakin baik pula kepribadian anak asuh.”

F. Manfaat Penelitian

  1. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan tentang pengaruh peranan orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh. Bagi para orang tua asuh, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih baik dalam mendidik dan membentuk pribadi yang baik bagi anak-anak asuhnya.

  2. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagi bahan masukan dalam usaha pembentukan kepribadian yang baik bagi anak-anak asuh.

  5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, him. 67

  C . Mctodologi Penelitian 1. a. Populasi

  Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.6 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga yang beijumlah 36 anak.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 8 Dalam pengambilan sampel, menurut Suharsimi Arikunto bila popoluasinya besar (lebih dari 100 orang), maka dapat diambil antara 10-15% atau 20- 25% atau lebih. Dalam penelitian ini penulis mengambil sample terhadap semua anak-anak Panti asuhan ULYA Kalibening yang beijumlah 36 anak.

  2. Teknik Pengumpulan Data

  a. Metode angket atau kuesioner Kuesioner adalah sejvmlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoieh informasi dari responden dalam arti laporan

  o

  tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mcncari data tentang peran orang tua asuh dan kepribadian anak asuh.

  b. Metode interview atau wawancara Interview atau yang sering disebut wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviwer) untuk

  6 Ibid, him. 115

  7 Ibid, him. 117

  8 Ibid, him.73

  

8 memperoleh informasi dari terwawancara.9 Metode ini merupakan aJat bantu ya

  Lg

  pcnuJis gunakan untuk memperoleh informasi tentang bagaimana peranan orang tua asuh dan kepribadian anak asuh secara tanya jawab (lisan).

  c. Metode dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum, Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga dan data responden yang menjadi objek, baik letak geografis, demografi, sosiografis serta lain-lain.

  3. Analisis Data Dalam menganalisa data, penulis menetapkan dua variabel, yaitu : • Variabel x : yaitu variabel peran orang tua asuh.

  • Variabel y : yaitu variabel kepribadian anak asuh. Adapun teknik penulisan datanya sebagai b erik u t: a. Analisis pendahuluan.

  Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang diperoleh dari hasil angket tentang peran orang tua asuh dan kepribadian anak asuh.

  f

  Untuk menganalisanya menggunakan rumus :

  P

  = — x 100%

  N

  Keterangan:

  • P = Persentase • F = Jumlah Objek • N = Frekuensi.

9 Ibid, him. 140

  b. Analisis Uji Hepotesis Tahap ini digunakan untuk menganalisis pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh. Menggunakan rumus :

  (BOOM

  N

N

N Produck Momen

  Keterangan Rumus :

  Produck Moment

  rxy = Koefisien Korelasi X = Variabel pengaruh Y = Variabel terpengaruh

  N = Jumlah objek yang diteliti I = Sigma

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Dalam penulisan ini rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan Menguraikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II : Kajian Teori Pada bab ini diuraikan berbagai peinbahasan teori yang • menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian, yang terdiri dari

  A. Peran orang tua asuh

  3. Faktor penghambat pernbentukan kepribadian

  3. Uji hipotesis pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak asuh Panti Asuhan ULYA Kalibening Salatiga.

  2. Analisis data kepribadian anak asuh

  1. Analisis data peran orang tua asuh

  Bab IV : Analisis Data

  Bab III : Hasil Penelitian Pada bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian dan informasi yang diperoleh selama penelitian terutama yang berkaitan dengan objek dan variabel penelitian.

  C. Pengaruh peran orang tua asuh terhadap kepribadian anak di Panti Asuhan ULYA Kalibening

  2. Faktor pendukung pernbentukan kepribadian

  1. Pengertian orang tua asuh

  1. Pengertian kepribadian

  B. Kepribadian Anak Asuh

  3. Pola asuh

  b. Hak orang tua asuh

  a. Kewajiban orang tua asuh

  2. Peran orang tua asuh

  11 Bab V : Penutup

  Bagian ini menjelaskan kesimpulan dan saran

  12 P E N G A R U H P E R A N O R A N G T U A A S U H TE R H A D A PIC E PR IB A D L A N A N A K D IP A N T IA S U H A N ' ULYA

  D E S A K A L IB E N IN G K EC A M A TA N TTNGKIR K O TA SA LA T IG A N IS A ' U L I N N U H A N O O R

  N IM . I l l 0 5 0 3 3 2 0 0 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Orang Tua Asuh

  1. Pengertian Orang Tua Asuh Dalam keberhasilan mendidik seorang anak asuh, peran orang tua asuh sangat besar pengaruhnya dalam pengembangan karaktuistik kepribadian anak asuh. Kepribadian anak asuh akan baik jika mendapatkan motivasi-motivasi yang kuat dari orang tua asuh. Sebab orang tua asuh juga merupakan lingkungan pertama yang menanamkan dapat tidaknya seorang anak asuh untuk berpacu lebih keras dalam meraih sukses dalam pendidikannya.

  Dijelaskan disini pengertian orang tua asuh adalah warga masyarakat, baik perorangan maupun kelompok, yang secara sukarela memberi bantuan pendidikan kepada anak sekolah dari keluarga tidak mampu agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya. Orang tua asuh juga dapat diartikan sebagai komponen orang tua yang terdiri dari para pengurus panti asuh an. Orang tua asuh memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anak asuhnya untuk mencapai tahe.pan tertentu yang menghantarkan anak asuh untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

  Secara tradisional, orang tua asuh diartikan sebagai adopsi yang memiliki tempat tinggal bersama. Namun secara dinamis individu yang membentuk orang tua asuh dapat digambarkan sebagai anggota dari grup masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kcbutuhan individu maupun antar individu mereka.

  Pada orang tua asuhlah kali pertama anak-anak mendapat pengalaman dini langsung yang akan digunakan sebagai bekal hidupnya dikemudian hari melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spritual.1

  Anak ketika baru lahir tidak memiliki tata cara dan kebiasaan (budaya) yang begitu saja lerjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lain. Bahwa struktur sosial (masyarakat) harus ditanamkan sejak individu dilahirkan agar seorang anak mengetahui dan memahami posisi dan kedudukannya, dengan harapan agar mampu menyesuaikannya dalam masyarakat kelak setelah ia dewasa, peran orang tua asuh disini sangat diperlukan, mengingat tugas orang tua kandung kini telah digantikan oleh orang tua asuh. Dengan kata lain, orang tua asuh merupakan sumber agen terpenting yang berfungsi meneruskan budaya melalui proses sosialisasi antara individu dengan lingkungan.

  Selanjutnya, perlu diingat bahwa orang tua asuh merupakan suaiu sistcm yang tcrdiri atas clcmcn-elcmcn yang saling tcrkait antara satu dengan lainnya dan memiliki hubungan yang kuat. Oleh karena ilu, untuk 1 M. Sahlan Syafei, Bagalmana Andu Mendldik Anak, Ghalia Indonesi, Ciawi-Bogor, 2006.

  hal 34 mewujudkan satu fungsi tertentu bukan yang bersifat alami saja melainkan juga adanya berbagai faktor atau kekuatan yang ada di sekitar orang tua asuh, seperti nilai-nilai, norma dan tingkah laku serta faktor-faktor lain yang ada di masyarakat.

  Untuk menciptakan ketertiban sosial diperlukan suatu struktur yang dimulai dalam orang tua asuh. Plato mengibaratkannya seperti tubuh manusia, yang terdiri atas tiga bagian yaitu, kepala (akal), dada (emosi dan semangat) dan perut (nafsu) yang memperlihatkan hirarki dan struktur dalam tubuh organik manusia itu sendiri, dimana masing-masing individu akan mengetahui di mana posisinya.

  2. Peran Orang Tua Asuh

  a. Kewajiban orang tua asuh

  1. Memberi nama yang baik pada anak asuh Pemberian nama yang baik adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap anak-anak asuh. Dengan memberikan nama yang baik diharapkan anak asuh dapat berperilaku baik sesuai dengan namanya. Islam melarang pemberian nama yang berarti ketidakberuntungan, kesialan, kesedihan, kekurangan, bencana atau yang mernbuat penyandang namanya bersifat pesimis. Masih ada diantara kaum muslimin yang memberikan nama kepada anaknya dengan nama-nama yang tidak berbau Arab (maksudnya dengan nama-nama yang tidak menunjukkan identitas keislaman anaknya, mereka cenderung terimbas dengan peradaban Barat samapai-sampai memberikan nama kepada anaknya dengan nama-nama Barat.

  Sesungguhnya dengan berbuat demikian, para orang tua telah melepas diri dari akar budaya Islam dan merasa bangga dengan sesuatu yang bukan agama Allah.

  2. Mengaqiqahkan anak asuh Kata aqiqah menurut bahasa berarti penyembelihan binatang dari kelahiran seorang anak pada hari yang ketujuh, atau nama rambut yang terdapat di atas kepala bayi yang dilahirkan. Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak yang dilahirkan tergadai (menjadi tanggungan) dengan aqiqahnya sampai disembelih (aqiqah) itu untuknya pada hari ketujuh. dicukur, dan diberi nama.” (HR. Ahmad, Imam empat, dan disahkan oleh At-Turmudzi). Hukum aqiqah adalah sunnah muakkad bagi kedua orang tuanya, dalam hal ini menjadi tanggung jawab orang tua asuh.

  Adapun binatang temak untuk aqiqah adalah kambing, bagi anak laki-laki dua ekor kambing dan bagi anak perempuan satu ekor kambing. Waktu pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran anak atau hari keempat belas atau hari keduapuluh satu.

  3. Mendidik anak asuh Setiap orang tua asuh berkewajiban mendidik anak asuhnya, agar mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas, patuh, terampil dan berkepribadian baik. Disisi lain, setiap orang tua asuh berkeinginan untuk mendidik anak asuhnya secara baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbakti kepada orang tua, berguna bagi dirinya,

  16 kcluarga, masyarakat, nusa, bangsa, negara, juga bagi agamanya. Kebanyakan orang tua asuh beranggapan bahwa perdidikan anak asuh adalah tugas guru di sekolah dan melepaskan diri dari tanggung jawab mendidik anak asuh dengan alasan bahwa anak tersebut telah disekclahkan, kewajiban administrasi dan keuangan sudah dipenuhi, kelengkapan sarana dan prasarana belajar telah disediakan. Padahal sebenamya yang bertugas mendidik anak asuh adalah orang tua asuh itu sendiri. Pendidikan bagi anak asuh tersebut meliputi, pendidikan agama, pendidikan formal, pendidikan tata krama dan budi pekerti.

  4. Memberi makan dan keperluan lainnya Salah satu kewajiban orang tua asuh adalah memberi makan dan memenuhi kebutuhan hidup anak asuh. Asupan gizi yang baik sangat diperlukan anak asuh untuk pertumbuhan badan dan perkembangan otak, dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi, menjaga kesehatan, dan olanraga tentunya anak asuh akan menjadi sehat serta dapat melakukan aktivilas sehari hari dengan baik. Seperti anak-anak lainnya, anak asuh juga memiliki kebutuhan hidup. disamping makan seperti pakaian, tempat .inggal yang nyaman, memperoleh pendidikan dan sebagainya yang menjadi tanggung jawab orang tua asuh.

  5. Mendidik anak asuh tentang agama Pendidikan agama merupakan hal pertama dan utama yang wajib diajarkan oleh orang tua asuh kepada anak asuhnva. Mengajarkan sholat dan mengaji semenjak dini kepada anak asuh adalah salah satu cara tepat

  17 mendidik anak asuh tentang agama. Dengan memiliki dasar agama yang baik maka diharapkan anak asuh memiliki akhlak yang baik sebagai bekal hidup di kemudian hari. Sebab, walaupun seorang anak memikiki kemampuan akademik yang bagus bahkan jenius, tetapi tidak diimbangi dengan penanaman akhlak yang baik, boleh jadi akan berakibat fatal bila anak sudah besar nanti. Sesungguhnya kebaikan yang paling tinggi nilainya yang diberikan orang tua asuh kepada anak asuhnya adalah pendidikan agama. Dalam satu atsar disebutkan, “Didiklah putra-putrimu tiga perkara ; Pendidikan agar mereka mencintai Nabi kalian, pendidikan agar mereka mencintai keluarga Nabi, dan pendidikan agar mereka mencintai Al-Qur’an.” Tidak salah memang, jika tugas orang tua adalah memberikan nasehat dan memberikan motivasi kepada anak untuk meraih cita-citanya dalam hal keduniaan, bahkan hal tersebut sudah selayaknya.

  Akan tetapi, ada kewajiban lain yang lebih penting yang seringkali terlupakan oleh orang tua, yaitu mengingatkan anaknya tentang Allah, mengingatkan anaknya untuk selalu menaati perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, memberikan pendidikan agama kepada mereka sebagai dasar kehidupan mereka.

  (). Mnulidik nnnk iis ii I i untuk sliolut

  Sholut sebagai rukun Islam yang kc dua dan mcrupakan kewajiban bagi setiap muslim menjadi salah satu pendidikan yang wajib diajarkan orang tua asuh kepada anak asuh. Rasulullah SAW memberikan arahan tentang keharusan mendidik anak untuk sholat yaitu suruhlah anak untuk

  18' sholat pada usia tujuh tahun dan pukullah bila tidak sholat pada usia sepuluh tahun dengan pukulan ringan yang mendidik bukan pukulan yang membekas dan menyakitkan. Sesungguhnya, jika seorang anak tidak belajar shalat pada usia tujuh tahun, tidak terbiasa melaksanakan shalat ini diberikan oleh orang tua dengan pelaksanaan shalat, ia akan terbiasa dengan mudah meninggalkan sebuah kewajiban yang sangat agung, sebuah kewajiban >ang di dalam Islam merupakan satu pondasi agama. Jika pendidikan ini diberikan oleh orang tua di saat anak sudah beranjak dewasa, hal ini bisa menjadi sangat sulit, sebab anak bisa saja menentangnya. Oleh karena itu, kewajiban orang tua adalah membenkan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Dalam hal ini orang tua asuh harus membenkan contoh kepada anak asuh tata cara dan bacaan sholat yang benar. Sholat memberikan ketenangan dan ketentraman bagi yang menjalankamiya.

  7. Menyediakan tempat tidui terpisah antara anak asuh laki-laki dan perempuan Islam mengajarkan hijab sejak dini, meskipun terhadap sesama mulirim. Apabila anak asuh telah berusia 7 tahun, maka kewajiban orang tua asuh adalah memisahkan tempat tidur antara anak asuh laki-laki dan perempuan, ini merupakan awal yang baik untuk mendidik anak asuh tentang pergaulan yang baik antara laki-laki dan perempuan menurut Islam.

  8. Mendidik anak asuh tentang adab yang baik Orang tua juga berkewajiban untuk memberikan pelajaran akhlak yang terpuji dan membiasakan anak utuk berperilaku dengan adab-adab Isalm sejak usia dini, seperti mengajarkan dan membiasakn adab ketika mereka makan, minum, adab buang hajat, adab tidur, adab bangun tidur, adab berbicara dengan orang yang lebih tua, adab dalam berdo’a serta adab- adab lain dalam kehidupannya. Sesungguhnya jika seorang anak tidak terbiasa meiakukan adab-adab yang Islami sejak usia dini, maka akan sulit baginya membiasakan adab-adab tersebut di saat ia tumbuh dewasa.

  9. Memberi pengajaran A1-Qur’an kepada anak asuh Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat manusia di dunia menjadi hal yang sangat penting yang perlu diajarkan orang tua asuh kepada anak asuh.

  Dengan awal mengajarinya membaca Al-Qur’an sejak dini, setelah benar- benar lancar membaca dengan tajwid yang benar lalu memahami arti serta kandungan ayat didalamnya kemudian diharapkan anak asuh dapat mempunyai akhlak yang sesuai dalam Al-Qur’an.

  10. Mengajarkan anak asuh membaca dan menulis Disamping mengajarkan anak asuh membaca Al-Qur’an, orang lua asuh juga harus mengajarkan anak asuh untuk membaca dan menulis huruf abjad sebagai bekal hidup di dunia juga dengan menyekolahkan anak asuh di sekolah formal, agar nantinya di masa depan dapat memperoleh pckcrjaan yang bail'.

  20

  11. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan kepada anak asuh Kesehatan sangat penting bagi setiap orang, agar dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kesehatan anak asuh menjadi tanggung jawab orang tua asuh, dengan mengajarkan caia hidup bersih nantinya diharapkan anak asuh dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  Membuang sampah pada tempatnya, menyapu lantai, membersihkan kamar mandi adalah beberapa cara mengajarkan poia hidup beisih pada anak asuh.

  12. Memberikan pengajaian ketrampilan anak asuh Memberikan pengajaran ketrampilan dapat melatih kemandirian anak asuh dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, sep erti: membersihkan rumah, merapikan lempat tidur, mencuci piring dan sebagainya yang dimulai dari hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Di masa depan, dengan mempunyai ketrampilan, anak asuh diharapkan dapat sukses meraih cita-cita.

  13. Memberikan kasih sayang kepada anak asuh Kasih sayang orang tua asuh kepada anak asuh harus seperti anaknya sendiri, karena semua tanggung jawab orang tua ksndung sekarang diambil alih oleh orang tua asuh. Kasih sayang tersebut bukan hanya bersifat materi saja melainkan juga perhatian dan kecintaan yang lulus dari orang tua asuh kepada anak asuh.

b. Hak orang tua asuh

  1. Dita’ati dan dipatuhi perintahnya oleh anak asuh selama itu tidak mendurhakai Allah SWT

  2. Mendapat perlakuan yang baik dari anak asuh

  3. Menerima tutur kata yang baik dari anak asuh

  4. Di do’akan oleh anak asuh

  3. PolaA suh Orang tua asuh merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak asuh dapat berinteraksi. Pengaruh orang tua asuh dalam dalam perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya.

  Salah satu faktor orai.g tua asuh yang mempunyai peranan penting dalam kepribadian anak asuh adalah praktik pengasuhan anak. Orang tua asuh adalah lingkungan yang pertama kali menerima kehadiran anak asuh setelah orang tua kandung meninggal. Orang tua asuh mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu di antaranya ialah mengasuh anak asuh. Dalam mengasuh anak asuh, orang tua asuh dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua asuh juga diwamai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan anak asuhnya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anak asuh yang berbeda-beda, karena orang tua asuh mempunyai pola pengasuhan tertentu layaknya orang tua kandung.

  Asuhan itu tcrdiri dari dua kecenderungan pola asuh orang tua asuh yaitu:2

  a. Pola asuh otoriter

2 Artikel http://www.e-psikologi.com/usia/090402.htm diakses 28 Juni 09. 08.50

b. Pola asuh demokartis

  Sebagai pengasuh dan pembimbing, orang tua asuh sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anak asuhnya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua asuh selalu dilihat dinilai, dan ditiru oleh anak asuhnya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anak asuhnya. Hal demikian disebabkan karena anak asuh mengidentifikasikan diri pada orang tua asuhnya dan menganggapnya seperti orang tuanya sendiri, sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain.

  Faktor lingkungan sosial memiliki sumbangannya terhadap perkembangan tingkah laku anak asuh khususnya orang tua asuh terutama pada masa awal (kanak-kanak) sampai masa kepribadian. Dalam mengasuh anak asuh, orang tua asuh cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mcwarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku sosial tertentu pada anak asuhnya. Pola asuh orang tua asuh merupakan interaksi antara anak asuh dan orang tua asuh selama mengadakan kegiatan pengasuhan.

  Pengasuhan ini berarti orang tua asuh mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak asuh untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan nomia-norma yang ada dalam masyarakat.

  Bahwa pola asuhan merupakan sikap orang tua asuh dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua asuh ini meliputi cara orang tua asuh memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua asuh menunjukkan otoritasnya, dan cara orang taa asuh memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak asuhnya. Dalam meiakukan tugas- tugas perkembangannya, anak asuh banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua asuh tersebut. Peranan orang tua asuh itu memberikan lingkungan yang memungkinkan anak asuh dapat menyelesaikan tugas- tugas perkembangannya.

  Melly Budiman mengatakan bahwa orang tua asuh yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak asuh supaya anak asuh dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak asuh akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya komptnsasi dari anak asuh.

  Sebenamya, setiap orang tua asuh harusnya menyayangi anak asuhnya seperti anak kandungnya sendiri, akan tetapi dari rasa sayang itu berbeda- beda dalam penerapannya, perbedaan itu akan nair.pak dalam pola asuh yang diterapkan. Adapun ciri-ciri yang dapat membedakan kedua pola asuh di atas adalah :

  1. Pola asuh otoriter :

  a. Menurut Stewart dan Koch, orang tua asuh yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri sebagai berikut: 1) Kaku. 2) Tegas. 3) Suka menghukum.

  24

  4) Kurang ada kasih sayang serta simpatik. 5) Orang tua asuh memaksa anak-anak asuh untuk patuh pada nilai- nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak asuh. 6) Orang tua asuh tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak asuh untuk mandiri dan jarang memberi pujian.

  7) Hak anak asuh dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.

  b. Dalam penelitian Walters ditemukan bahwa orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik.3 c. Sementara itu dikatakan bahwa orang tua asuh yang otoriter tidak memberikan hak anak asuhnya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya.

  d. Sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah orang tua asuh yang otoriter adalah : 1) Orang tua asuh amat berkuasa terhadap anak. 2) Memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak asuh patuh pada perintah-perintah orang tua asuh.

  3) Dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak asuh dikontrol dengan ketat.

  2. Pola Asuh Demoktaris :

  3 Artikel kepribadian penentu Karir, zone.com kepribadian.htm. diakses 28 Juni 09. 08.50

  25 Orang tua asuh yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. Ciri-cirinya adalah:

  1) Bahwa orang tua asuh yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua asuh dan anak asuh.

  2) Secara bertahap orang tua asuh memberikan tanggung jawab bagi anak-anak asuhnya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. 3) Mereka selalu berdialog dengan anak-anak asuhnya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-anaknya.4

  B. Kepribadian Anak Asuh

  1. Pengertian Kepribadian Kepribadian secara umum personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasamya definisi dari kepribadian secara

  minim ini mlulnli Iciniili kitrciui Imnyii nicniliii perilnku yang diipitl diiunali

  saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitamya selain itu definisi ini disebut lemah

  

4 Artikel Tentang Teori Kepribadian Sigmund Freud Dan Aplikasinya Dalam Proses Bimbingan, ne.com kepribadian.htm. diakses 28 Juni 09. 08.50 karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasamya kepribadian itu tidak dapat dinilai *‘baik” atau “buruk” karena bersifat netral. Kepribadian menurut Psikologi akan menggunakan teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiw a dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama. Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian