PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

  

PEMBINAAN OR ANG TUA PENGARUHNYA

TERMADAP AKHLAK REMAJA DI DESA

KALIYOSO KELLRAHAN KUTOWINANGUN

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIG

a

  

TAHUN 2008

D ia ju k a n G u n a M c m e n u h i T u g a s clan M c le n g k a p i S y a ra t G u n a M c m p c ro lc h

G c la r S a rja n a D a la m llm u T a rb iy a h J u ru sa n P c n d id ik a n A g a m a Islam

  

D is u s u n o lc h :

M L S T 1 K O W A T1

M M . i 1 406016

  

.III K USA N l A RBI YAH

PROG RAM STI.IDI PKNDI DI KAN A C A M A ISLAM

SKKOLAII TI NGGI A G A M A ISLAM NEGLRI (STAIN)

S A L A T I GA

DEPARTEMEN AGAMA

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl.Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  N O TA P E M B IM B IN G Salatiga, 04 Agustus 2008

  Lamp : 3 ( Tiga ) naskah Hal : Pengajuan naskah skripsi

  Y th . K t'lu a S T A IN Salatiga

  Di Salatiga Assalamu'alaikum WR. V/b.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : Mustikowati NIM : 11406016 Program Studi: Pendidikan Agama Islam

  Judul : P E M B IN A A N O R A N G T U A PEN G A R U H N Y A T E R H A D A P A K H L A K R EM A JA D I D ESA K A L IY O SO K E L U R A H A N K U TO W IN A N G U N K EC A M A TA N T IN G K IR KOTA SA LATIG A TA H U N 2008

  Untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah Skripsi Demikian harap menjadi periksa.

  Wassalamu'aloikum WR. Wb.

  Pembimbing D EPA RTEM EN AGAMA SEK O LA H T IN G G I AGAM A ISLA M N E G E R I (STAIN)

  SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.2 Telepon (0298)323706,323433,

  Faks. 3234333 Kode Pos 50721 Website:

  

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA

KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008

  Nama : Mustikowati NIM : 11406016

  Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 23 Agustus 2008

  Dewan Penguji, PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangar. di bawah ini:

  Nama : Mustikowati NIM : 11406016 Judul Skripsi : PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP

  AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 Menyatakan dengan sebenamya bahwa Skripsi yang saya serahkan ini benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbemya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang diberikan oleh SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Salatiga batal saya terima. c

  Salatiga, 08 Agustus 2008 pemyataan,

  

MOTTO

“TIADA HARI BERLALU TANPA BERTAMBAHNYA

  

ILMU” PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkar. kepada1

  1. Ayah dan Ibuku tercinta atas segala kasih sayang dan bimbingan serta doa mereka.

  2. Suamiku tercinta, Saryo Utomo yang tanpa henti memberikan dukungan dan kasih sayang

  3. Putra-putriku, buah hati tercinta yang menjadi semangatku

  4. Rekan-rekan guru di MTs Al-Manar Bener Tengaran, Semarang

  ABSTRAK PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK

  r e M a j a

  DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TA HUN 2008 M UStlK O W A TI: M M . 11406016, Program Studi SI PA1 STAIN Salatiga Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebptuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yattg terbentuk, sejarah mencatat, bahvva selalu ada praktek keberagamaan yahg menyertai setiap perkembangan Kebudayaan menjadi peradaban. peranan orahg tua satigatlah penting dalam memberttuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga rrtetiginjak masd remaja. Pendidikan agama merupakan uhsur terpettting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara ititensif di rumah tangga. Biasanya orang tua yang mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi, akan lebih memperhatlkan kebtituhan pendidikan anaknya dan akhimya akan membimbing anak-anaknya. pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Akhlak remaja adalah budi pekerti dan perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun tahun

  2008. Selain itu juga untuk mengetahui pembinaan orang tua dan akhlak siswa di desa tersebut serta mencari cara bagaimana mendidik remaja agar berakhlak yang benar. Hipotesis yang penulis ajukan adalah ada hubungan antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2008. Populasi penelitian adalah 4.053 jiwa dan jumlah KK 450 jiwa. Sampel yang aiambil 10% yaitu sebanyak 50 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling.

  Hasil analisis data kusioner menunjukkan bahwa tingkat pembinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso adalah baik. Pengolahan data dari pembinaan orang tua dan akhlak remaja menghasilkan nilai rx> = 0,849. Sedangkan nilai r, untuk taraf signitlkansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,279 dan 0,361. Karena rxy > r, maka terbukti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pembinaan orang tua terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso tahun 2008. Berarti hipotesis penulis diterima.

  Kata kunci: pembinaan, keteladanan, orang tua. akhlak, remaja

  KATA PENGANTAR Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Puji syukur, alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Hanya karena kemurahan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis persembahkan kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW, nabi dengan akhlak terbaik yang dapat mensyafaati umatnya di yaumul kiyamah. Semoga kita tergolong umat beliau yang mendapat syafaat. Amiin.

  Dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang beijudul

  “PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DE3A KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008”.

  Selesainya penvusunan skripsi ini merupakan buah dari bantuan berbagai pihak. Penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatanini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Allah SWT, Tuhan sekalian alam

  2. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, beserta jajaran staf.

  3. Bapak Drs. H. Sa'adi, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan.

  4. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi Ekstensi PA1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf.

  5. Drs. Masykurminan, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

  6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya. Akhimya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Seluruh insan penuidikan Islam di tanah air. Amiin.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 08 Agustus 2008 Penulis ivttrsT iktiW A T i

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  2. Faktor-Fakior yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Kelurahan

  

  2. Akhlak Remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun

  

  3. Pembinaan Orang Tua terhadap Akhlak Remaja di Desa

   fcAB V I>£NUTU1>

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Keagamaan Penduduk Desa Kaliyoso Tahun 2008 Tabel 2 Data Pembinaan Orang Tua di Desa Kaliyoso Tabel 3 Data Akhiak Remaja di Desa Kaliyoso

  Tabel 4 Distribusl Prekuensi Pembinaan Orartg Tua Tabel 5 DlstribUsi Prekuensi Akhiak Remaja

  Tabel 6 Tabel Keija Koefisien korelasi Antara Variabel X dan Y Tabel 7 Tihgkat Pembinaan Ofang tu a Tabel 8 Tingkat Akhiak Rettiaja di bfesa Kaliyoso

  DAFTAR GAMBAR Gam bar 1

  Struktur Organisasi Des?. Kaliyoso Kelurahan Kutowinangim Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Untuk Orang Tua

  Lampiran 2 Angket Untuk Remaja Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel X

  Lampiran 4 Tabulasi Data Kuesioner Untuk Variabel Y Lampiran 5 Koding Data Kuesioner Variabel X Lampiran 6 Koding Data Kuesioner Variabel Y Lampiran 7 Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y Lampiran 8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X Lampiran 9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y

  Lampiran 10 Statistik Deskriptif Variabel X dan Y Lampiran 11 Perhitungan Korelasi antara Variabel X dan Y Lampiran 12

  Uji Hipotesis Lampiran 13

  Perhitungan Tinggi Rendah Pembinaan Orang Tua Lampiran 14 Perhitungan Tinggi Rendah Akhlak Remaja Lampiran 15

  Tabel Value o f r Product Moment Lampiran 16 Tabel Nilai t

  BA B I P E N D A H U L U A N

  A. L atar Bclakang Masalah Agama adalah hak asasi manusia yang paling asasi sekaligus juga merupakan kebutuhan ruhaniyah pokok setiap manusia. Di setiap peradaban manusia yang terbentuk, sejarah mencatat, bahwa selalu ada praktek keberagamaan yang menyertai setiap perkembangan kebudayaan menjadi peradaban. Jika makan adalah kebutuhan pokok bagi fisik manusia, maka agama adalah kebutuhan pokok bagi jiwa manusia.

  Seperti yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW, (

  j u

  ^

  i j j j )

  i

  f j i ^ o ^ u

  m Artinya: Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti) (H.R. Ahmad).1

  Maka jelas bahwa kerosulan beliau bertujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia maka Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya pendidikan akhlak. Kebutuhan terhadap pendidikan tersebut bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengerahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup yang dihajatkan manusia dalam bidang duniawiyah dan keharmonisan. Olch karena itu dalam apa yang disebut “keharusan 1

  2

  pendidikan” itu sebenarnya mengandung aspek paedagogis, psikologis, sosiologis dan kultural dan aspek fisiologis.2 Disinilah peran lembaga pendidikan sangatlah penting. Karena manusia seialu belajar sejak lahir hingga mati, sadar ataupun secara tidak sadar. Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli.J Masa ini memerlukan perhatian yang lebih agar generasi muda dapat menjadi tumpuan bangsa di masa mendatang.

  Remaja yang mengalami kegoncangan akan menghasilkan generasi muda yang lemah. Secara umum, remaja mu la-mu la tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilan yang menyebabkan kegoncangan. Kadang-kadang juga karena pedoman yang sudah dimiliki berbeda dengan yang baru ia temui. Hasil penelitian Dr. Zakiah menunjukkan bahwa kelambangan remaja tentang nilai-nilai timbul ketika mereka bandingkan dengan yang mereka pelajari di sekolah. Karena mereka bimbang kadang-kadang lalu yang lama ditinggalkan dan yang baru sedang uipertimbangkan.4

  Pada masa ini remaja perlu dibimbing oleh orang tua. Bimbingan orang tua dapat berupa nasihat, teladan dan teguran sewaktu remaja melakukan kesalahan. Nasihat dengan kata-kata harus diberikan dengan

  Ic m b u t d a n tid a k m e n g g u ru i, d is in ila h o r a n g tu a j u g a h a r u s b e rp e ra n se b a g a i

  3

  sahabat. Sedangkan teladan sangat perlu diberikan karena remaja senang mencontoh perilaku. Bimbingan berupa teguran berlaku sebagai alat kontrol, seperti hukuman bagi orang yang salah, sehingga mereka tahu bahwa mereka salah dan harus berani menanggung konsekwensinya. Bimbingan tersebut harus dilakukan oleh orang tua kandung maupun guru.

  Faktor keteladanan orang tua tidak dapat dikesampingkan. Hal ini karena keteladanan merupakan masalah utama karena manusia belajar dengan meneladani. Disamping hal itu, proses pembelajaran sesungguhnya berawal dari keluarga. Orang tua adalah teladan pertama dan paling utama bagi anak da lam hidupnya. Orang tua adalah peletak dasar-dasar kepribadian seorang anak. Apabila bimbingan dan keteladanan yang dilakukan orang tua tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu juga akan ditiru oleh anak. Dalam hal ini. Dr. Zakiyah Daradjat mengatakan, “Orang tua adalah pembina dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sedikitnya masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.5

  Pada bagian ini, peranan orang tua sangatlah penting dalam membentuk pondasi yang kuat terhadap terbentuknya pribadi anak hingga menginjak masa remaia. Diperlukan keteladanan yang hati-hati dari orang tua, karena apabila salah, maka tidak hanya kepribadian anak akan menjadi salah

  

bentuk, namun kepribadian masa remajanya juga akan menjadi lebih salah

  lagi. Pada bagian ini pulalah, pendidikan Agama mengambil peranan yang

  4

  amat mendasar. Yaitu menunjukkan, membimbing dan mengevaluasi keteladanan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Mula-mula setelah mer.inggalkan pedoman hidup masa kanak-kanaknya mereka rr.engalami masa fakim, lalu mereka mulia merindukan dan mencari nilai-nilai meskipun seringkali remaja tidak tahu tentang nilai apa yang sedang mereka cari.6 Sering pada tahap ini mereka mengambil resiko dengan mencoba hal-hal atau nilai yang belum mereka ketahui. Sehingga tak jarang banyak remaja yang terjerumus pada hal-hal atau nilai-nilai yang salah, kenakalan remaja, narkoba, dan pergaulan bebas yang menjerumus ke seks bebas.

  Pendidikan agama merupakan unsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di rumah tangga.7 Keluarga diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai agama, moral dan kesusilaan.

  Karena selain implikasi normatifhya jelas bahwa seks bebas adalah pelanggaran, secara kesusilaan, juga termasuk perbuatan asusila secara sosiologis juga akan menimbulkan persoalan-persolan yang sangat merugikan.8

  Kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah bahwa orang tua sangat menentukan perkembangan jiwa anaknya pada masa remaja, karena dari orang tua mereka dapat mcngetahui sesuatu itu baik atau buruk. Biasanya

  orang tua yang mempunyai tingkat kcagamaan yang tinggi, akan lebih

  5 Mustaqim, Op.OY.him.22

  7 Zakiyah Daradjat, Penman Agama dalam Kesehatan Mental. Toko Gunung Agung,

  5

  memperhatikan kebutuhan pendidikan anaknya dan akhirnya akan membimbing anak-anaknya. Sebagai contoh, orang yang mempunyai tingkat keagamaan di atas rata-rata akan mempunyai pola pikir yang lebih maju terhadap pembinaan belajar anaknya, sekolah, teman bermain dan kelompok yang sesuai agar anak mendapatkan pendidikan keimanan, moral, fisik, spiritual dan pendidikan mental. Dan apabila pembinaan pendidikan anak berhasil dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja dengan normal dan pembinaan pribadi anak nanti di masa remaja tidak akan mengalami kesukaran.9

  Latar belakang permasalahan di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang “PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008.”

  B. Pencgasan Istilah Agar terhindar dari salah tafsir, maka penulis akan memberikan penjelasan dan pembahasan dari judul di atas sebagai berikut:

  1. Pembinaan orang tua

  Pembinaan adalah “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan; penyempumaan; 3 usaha, tindakan, dan kegiatan yang

  6

  dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.10 Menurut definisi kata yang diambil dari kamus di atas, maka penulis mengartikan pembinaan sebagai usaha, tindakan, dan kegiatan yang* dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

  Orang tua: “ 1 ayah ibu kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua;”.11

  Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli, dan orang yang disegani di kampung.

  Jadi pembinaan orang tua adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif oleh ayah dan ibu kandung, orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli dan orang yang disegani di kampung, untuk memperoleh hasil yang lebih baik

  Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:

  a. - Orang tua mem peri ngatkan jika remaja melakukan saiah

  b. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan pertemuan untuk mcmbahas masalah remaja

  c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan kegiatan untuk membimbing remaja

  7

  d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik bagi remaja

  2. Pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso

  a. Pengaruhnya berarti: daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa atau berkekuatar..12 b. Akhlak berarti: sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.13 c. Akhlak juga berarti: kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap manusia.14 d. Remaja adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.15

  e. Desa adalah: kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri; kelompok ruah di luar kota yang merupakan kesatuan16

  f. Akhlak adalah: budi pekerti, kelakuan.17 Akhlak remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku remaja selama di masyarakat. Untuk memudahkan dalam variabel akhlak remaja di masyarakat maka diajukan indikator-indikator sebagai berikut: a Akhlak pergaulan remaja dengan orang tua

  1) Sopan santun dalam bicara , 2) Mengucapkan salam terlebih dahulu ketika masuk rumah

  12 WJS Poerwadarminta, Kumus Umum Bahasa Indonesia,Ba\m Pustaka, Jakarta, 1978, him.731.

  13 Asmarama A. S. M. A, Pengantar Studi Akhlak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm.l.

  14 Tim Penyusun Kamus, Op. c it, him. 12.

  11 G. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode scbagai berikut:

  1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporaii tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.-1

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pcmbinaan orang tua dan akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Angket disebarkan kepada 50 orang tua untuk memperoleh data pembinaan orang tua dan 50 remaja untuk memperoleh data akhlak remaja.

  2. Metode interview Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian.22

  Metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam memperoleh data tentang pembinaan orang tua pengaruhnya terhadap akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinganun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

  3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku. notulen, raport, leber, agenda, majalah dan sebagainya.

  12

  Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan Desa, jumlah orang tua, remaja, sarana dan prasarana.

  H. Analisis Data

  1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan adalah analisis data deskriptif. Penulis melakukan koding atas angket yang penulis sebarkan kepada kuesioner, jawaban-javvaban angket tersebut penulis catat dan penulis ubah menjadi data-data angkat serta penulis hitung nilainya.

  Data yang ada dikelompokkan. Pengelompokan data tersebut dilakukan dengan menyusun tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian. Untuk merubah data yang bersifat kualitatif menjadi kuantitatif penulis menggunakan kriteria tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan standar skor sebagai berikut:

  1) Jawaban responden a diberi skor 5 2) Jawaban responden b diberi skor 4 3) Jawaban responden c diberi skor 3 4) Jawaban responden d diberi skor 2 5) Jawaban responden e diberi skor 1

  b. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut

  13

  Dalam analisis ini penulis menggunakan rumus korelasi product

  moment . sebagai berikut:

  " Z ^ - t Z * Z v) Keterangan: rxy : korelasi antara xy xy : product dari x dan y N : jumlah subyek yang diteliti X : variabel pembinaan orang tua Y : variabel akhlak remaja23

  Untuk menghitung signifikansi hasil pengujian, penulis melakukan uji signifikansi satu arah {one tail test) dengan menggunakan rumus t r.-Jn-

  2 ' h“ = 1 ^ 7

  Keterangan: t : signifikansi koefisien korelasi r : nilai korelasi antar variabel x dan y n : jumlah sampel

  Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak. Signifikan tidaknya korelasi antar variabel ditentukan melalui nilai t, jika t hitung

  14

  lebih besar dari t tabel maka korelasi tersebut signifikan dan jika kurang dari t tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan.

  c. Analisis Lanjut Yaitu pengolahan lebih lanjut dari uji hipotesis. Dalam hal inf penulis menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis, jika rxy > rt berarti ada pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Tetapi bila rxy < rt berarti tidak ada hubungan atau pengaruh yang positif antara pembinaan orang tua dengan akhlak remaja, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan ditolak atau tidak diterima.

  I. Sistematikan Skripsi Sistematika yang penulis ketengahkan di sini terdiri dari 5 (lima) bab, dan masing-masing bab terdiri dari sub atau bagian.

  Adapun sebelum bab pertama terdapat halaman yang bersifat formal yang berhubungan dengan skripsi ini yaitu: halaman nota pembimbing, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

  Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Berisi antara lain: alasan pemilihan judul. penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis. metode penelitian dan sistematika skripsi.

  BAB II Landasan Teori

  1. Yang berhubungan dengan pembinaan orang tua meliputi: pengertian pembinaan, pengertian orang tua, pentingnya pembinaan dan pembinaan yang baik kepada remaja

  2. Yang berhubungan dengan akhlak meliputi: pengertian akhlak, tujuan akhlak, urgensi akhlak serta macam dan pembagian akhlak

  3. Yang berhubungan dengan Anak meliputi bagaimana sifat-sifat anak pada masa-masa tertentu dalam perkembangannya, faktor- faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan anak?

  B a B

  III Laporan Hasil Per.elitian Yang meliputi dua bagian yaitu:

  1. Keadaan Umum Desa Kaliyoso yang meliputi: sejarah Desa Kalivoso. letak geografis, data keadaan penduduk, struktur organisasi dan kegiaian yang ada.

  2. Data khusus yang meliputi: data pembinaan orang tua dan data akhlak remaja di Desa Kaliyoso Kelurahan Kutowinangun Kecamaian Tingkir Kota Salatiga.

  BAB IV Analisis Data Pada bab ini berisi tentang penyajian data dan pengolahannya. Analisis data berupa analisis pendahulmn. analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.

  BAB V Penutup Pada bab ini terdiri dari kesimpulan. saran-saran, kata penutup, dan

  15 BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBINAAN ORANG TUA

  1. Pengertian Pembinaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online. Pembinaan adalah

  “proses, cara, perbuatan membina (negara dsb); 2 pembaharuan; penyempumaan; 3 usaha tindakan. dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.1 Pembinaan adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoieh hasil yang lebih baik. Dalam hal ini usaha yang dilakukan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai tersebut harus dirumuskan dengan jelas sehingga dalam prosesnya tidak berbelok ke arah yang tidak semestinya.

  Tanpa adanya pembinaan, maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal. Sebuah lembaga pendidikan, apabila tidak melakukan pembinaan pada anak-anak didiknya yang “nakaf* akan menghasilkan keluaran yang berkualitas pas-pasan atau bahkan jelek. Pembinaan dalam arti pembaharuan berarti memperbaharui nilai-nilai yang dianggap telah tidak sesuai. Jika pembaharuan tidak dilakukan dikhawatirkan sang pemilik nilai tersebut akan ketinggalan jaman dan tidak dapat lagi eksis karena tidak mampu beradaptasi.

  dikunjugni: 5 Mei 2008 <htlp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.>

  17 Demikian pula dalam pendidikan. Pembinaan perlu sekali dilakukan. Hal ini disebabkan karena pendidikan bertujuan membentuk insan yang kompeten dan memiliki keterampilan serta emosi yang baik. Sehingga akhimya insan tersebut dapat menggunakan segala yang dia miliki sebagai bekal menghadapi kehidupan.

  Menurut Islam, perlakuan terhadap anak didik besar sekali pengaruhnya terhadap mereka, sehingga nabi Muhammad saw berkata:

  s

  Artinya: Tidaklah dilahirkan seorang anak melainkan atas fitrah Islam, kemudian orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR Muslim).2

  Dalam hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dalam pendidikan sangat penting perannya. Kenyataan bahwa semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah Islam, namun atas bimbingan orang tuanyalah kemudian mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi, bahkan mungkin tidak mempercayai adanya Tuhan. Bimbingan yang benar akan semakin mempertebal fitrah anak, sedangkan bimbingan yang salah akan menjauhkan anak dari fitrahnya, dan pada akhimya ia akan menjadi remaja yang sama sekali tidak mengenal Tuhan.

  Pembinaan yang dilakukan dalam pendidikan harus kontinu. Tidak boleh dilakukan sepotong-sepotong. Telah banyak realitas yang menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan secara tidak utuh akan »jjj] .

  .i' • '> *

  I_a

  18 menghasilkan generasi yang tidak utuh pula, serba gamang dan tidak mantap menghadapi tantang dunia. Banyak sekali anak-anak yang belajar ngaji di surau sampai berusia 17 tahun. Namun setelah ia berusia 17 tahun, ia mulai meninggalkan kebiasaannya tersebut. Ketika ia memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas. ketika ia menjadi remaia, pembinaan dari orang tua mengendur atau bahkan hilang sama sekali. Padahal pada masa ini ia menjadi sangat rentan terhadap perubahan. Ia memasuki masa kebimbangan, masa mencari jati diri. masa pcrgolakan.

  Masa remaja adalah masa sulit, masa fakim, masa goncang dan masih banyak lagi nama yang diberikan oleh para ahli. Secara umum remaja mula-mula tidak mau memakai pedoman hidup dan sikap atau pedoman hidup yang baru, hal inilah yang menyebabkan kegoncangan/ Pada masa inilah pembinaan dari orang tua sangat diperlukan, bukan justru ditinggalkan.

  Telah banyak lembaga pendidikan anak yang baik menghasilkan anak-anak cerdas yang berakhlak baik. Namun hasil ini tidak diteruskan dengan pembimbingan di tingkat pendidikan dan umur selanjutnya.

  Banyak ditemui anak yang sebelum masuk Sekolah Menengah Atas adalah anak yang penurut dan sopan serta taat beragaina, namun setelah memasuki jenjang pendidikan SMA ia berubah total. Sikapnya menjadi penentang, tidak memiliki akhlak baik dan mulai malas mcnjalankan perilaku beragama. Apabila tidak dicermati dan ditangguiangi, maka bisa 3

  19

  jadi mereka menjadi orang dewasa yang tidak bertanggung jawab dan tidak beraklak.

  2. Pengertian orang tua Mengambil definisi dalam kamus, maka orang tua adalah “1 ayah ibu kandung; 2 (orang tua) orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung: tetua;” 4 Orang tua memiliki arti yang luas. orang tua dapat berarti ayah ibu kandung. Yaitu orang yang menjadi lantaran kita lahir di dunia. Orang tua juga dapat berarti orang yang dianggap tua, orang yang telah hidup lebih lama, juga orang yang dihormati dan disegani di daerah kita menetap.

  Pengertian orang tua di sini tidak terbatas pada ayah dan ibu kandung, namun juga termasuk orang yang dianggap tua, cerdik pandai, ahli, dan orang yang disegani di kampung. Penulis ingin mengetahui adakah pembinaan yang dilakukan oleh orang tua di Desa Kaliyoso kemudian mencari hubungan antara pembinaan yang dilakukan, jika ada, dengan akhlak para remaja.

  Sebagai orang tua. baik yang menduduki posisi sebagai ayah dan ibu ataupun guru serta sebagai orang yang dihormati. hams memiiiki persepsi yang baik tentang mendidik remaja. Pentingnya persepsi ini ditunjukkan secara jelas oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosenthal dan Jacobson pada tahun 1968. Hasil penelitian tersebut tnenunjukkan bahvva

  Cara berpikir dan cara pandang seseorang akan menentukan sikap individu tersebut terhadap lingkungannya. Selanjutnya,

  20

  lingkungannya pun akan memberikan respons atau reaksi sesuai dengan harapan individu yang mempersepsikan.' Jadi, jika orang tua menganggap anaknya nakal. apalagi memberikan label nakal pada anaknya, besar kemungkinan anaknya akan menjadi benar-benar nakal. Hasil penelitian mereka disebut dengan istilah dampak Pyangmalion.

  Hasil penelitian kedua ilmuvvan tersebut berhasii menunjukkan banwa harapan guru atau pendidik, sebagai orang tua pula, berfungsi sebagai pengerak serangkaian perilaku yang diarahkan untuk memenuhi harapan diri mereka sendiri. Karenanya pyangmalion juga dikenal dengan istilah falsafah pemenuhan diri (.self-fulfilling prophecies). Sedangkan di dalam keluarga, persepsi orang tua temyata mempengaruhi sikapnya kepada anak-anak mereka. Adanya label dan atribut tertentu yang disandang oleh anak juga merangsang orang-orang di sekelilingnya untuk memanggil mereka sesuai dengan label dan atribut yang mereka sandang. Hal inilah yang perlu diwaspadai oleh orang tua dalam mendidik dan menumbuhkembangkan anak.

  Orang tua tidak boleh memberikan label negatif seperti: pemalas, bodoh, nakal dan label-label negatif lainnya.

  3. Pentingnya Pembinaan Yang Baik Arti pentingnya pembinaan terlihat dalam Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa "tidaklah anak yang dilahirkar. itu kecuali telah membawa fithrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, 5

  Nasrani, ataupun Majusi.” Jika anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan agama yang baik, mereka akan menjadi orang yang taat beragama pula. Tetapi bilama benih agama yang telah dibawa itu tidak dipupuk dan dibina dangan baik, maka anak akan menjadi orang yang tidak beragam ataupun jauh dari agama.

  Pembinaan penting artinya, karena tanpa pembinaan, benih-benih agama yang ada dalam diri anak akan pupus ketika ia menjadi remaja dan dewasa kelak. Apabila benih-benih agama telah pupus, sudah hampir bisa dipastikan bahwa ia akan menjadi remaja yang mungkin cerdas tetapi tidak berakhlak.

  Sigmund Freud berpendapat bahwa: Anak-anak semenjak kecilnya telah ada perasaan dan percaya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Bahkan pada tahun-tahun pertama dalam hidupnya, anak mempunyai anggapan, bahwa orang tuanya itu sebagai

  Tuhannya. Karena menurut pandangan mereka orang tua itu sebagai sumber keadilan, sumber kasih sayang dan merupakan sumber kekuasaan, tempat mereka bergantung dan tempat mereka meminta segala keinginannya.0 Dalam perkembangan selanjutnya orang tua harus membimbing anak untuk mengetahui hal yang sebenamya mengenai kehidupan. Jangan sampai orang tua membiarkan anak berkembang dengan sendirinya karena sangat berbahaya. Pembinaan dari orang tua bersifat mengarahkan agar perkembangan berpikir anak mengarah pada yang benar, sehingga saat remaja menjadi generasi yang tangguh sesuai potensi yang dimiliki dan ketika dewasa menjadi orang dewasa yang memiliki kecerdasaran dan akhlak yang baik. 6

  21

  22

  Oleh sebab itu. orang tua harus memberikan bimbingan yang baik kepada anak ketika berkembang menjadi remaja. Remaja adalah masa kritis scseorang, jadi harus diperhatikan secar?. serius agar tidak terjadi perkembangan yang salah. Pembinaan yang baik secara islami adalah pembinaan yang menekankan unsur-unsur tertentu dalam Islam. Unsur-unsur tersebut adalah: kasih sayang, Iemah lembut, memberikan kemerdekaan, memberikan penghargaan. sesuai dengan perkembangannya, mengarahkan ke masa depan, berbicara kepada mereka dengan benar, baik lembah lembut dan mudah dimengerti, dan disiplin.7

  a) Kasih Sayang Orang tua harus selalu menanamkan pemahaman bahwa “barang siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi. Untuk itu, jika ingin dikasihi, dia harus mengasihi orang dan makhluk hidup lain. Orang tua juga harus menunjukkan sikap kasih sayangnya kepada anaknya. Ini akan membentuknya menjadi remaja yang penuh kasih sayang.

  b) Lemah Lembut Pembinaan orang tua selanjutnya adalah dengan bersikap lembah lembut kepada anak. Orang tua harus mendidik dan membimbing anak dengan lemah lembut. Jika orang tua mendidik dan membina anak dengan kasar. maka anak akan pergi dari didikan dan pembinaan orang tua. Sering sekali ditemukan kasus anak kabur dari rumah karena tidak tahan dengan orang

  23

  tuanya yang kasar. Oleh karena itu, tutur kata orang tua pun haras lemah lembut, tidap boleh kasar kepada anak.

  c) Memberikan kemerdekaan Manusia tidak boleh dipaksa. Allah ser.diri berfirman dalam surat A1

  Ghasiyah : 22 bahwa (XT

  ' * Artinya: "Bukanlah engkau seorang yang berhak memaksa mereka”.

  Karena itulah, orang tua dalam melakukan pembinaan kepada remaja tidak boleh melakukan pemaksaan karena dalam agama pun tidak ada paksaan. Remaja harus diberikan kebebasan memilih dengan didampingi dan diarahkan oleh orang tua.

  d) Memberikan Penghargaan Unsur penghargaan harus ditonjolkan dalam membina remaja. Dalam sebuah haditsnya nabi Muhammad berkata:

  .ffii! S#

  Artinya: hargailah anak-anakmu dan baguskanlah budi pekerti mereka (HR N asa'if Allah melarang umatnya menghina dan merendahkan s-eseorang.

  Orang tua harus dapat menghargai pribadi anak. karya anak pendapat anak dan kevakinan anak. 8

  9

  24

  e) Sesuai dengan Perkembangannya Orang tua tidak boleh tergesa-gesa dalam membina remaja. Anak

  s?5

  berkembang :a: tahapan tertentu. Orang tua harus mampu mengetahui seorang anak sampai tahap apa. Saat anak mencapai usia remaja, orang tua harus menerapkan cara-cara yang sesuai untuk membina seorang remaja, caranya tentu berbeda dengan caranya mendidik saat ia masih balita.

  f) Mengarahkan ke masa depan Anak diciptakan untuk menghadapi jaman yang berbeda dengan jaman yang dihadapi oleh orang tua. Oleh karena itu, pendidikan dan pembinaan yang diterima oleh remaja haruslah sesuai dengan kondisi jamannya berada sekarang tidak selalu berpegang dan berdasarkan pada ajaran jaman orang tua dulu. Harus puia ditekankan mengenai kampung akhirat karena itulah masa depan yang harus dihadapi oleh remaja.

  g) Berbicara kepada mereka dengan benar, baik, lembah lembut dan mudah dimengerti Perkataan yang benar membina remaja untuk berkata jujur, selain itu memang hal iiu diperintahkan oleh Allah dalam QS. An Nisa: 9,

  • * - > >

  ( \ : * L J I J

  . \1> ijiU J , Artinya:**dan hedaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar (S. An

  Nisa’ 9)". 1

  25

  Bahasa yang mudah dimaksudkan adalah bahisa yang diketahui oleh remaja. Dengan bahasa yang mudah dimengerti mere*-- akan semakin mudah menyerap pembinaan yang dilakukan oleh orang tua.

  h) Disiplin Pembinaan mengenai disiplin erat kaitannya der.gan pelaksanaan shalat lima waktu. Dengan menyuruh anak melakukan sbalat lima waktu ketika vvaktunya tiba dengan segera akan mendidik anak unr_< berlaku disiplin. Hal ini akan berakar di kehidupannya kelak dan akan meir.bimbingnya melakukan segala sesuatu dengan disiplin.

  Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa indikator untuk mengukur pembinaan yang dilakukan oleh orang tua. Adapun indikator pembinaan orang tua adalah:

  a. Orang tua memperingatkan jika remaja melakixan salah

  b. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan pertemuan untuk membahas masakh remaja c. Orang tua, cerdik pandai dan orang yang disegani di kampung melakukan kegiatan untuk membimbing remau d. Orang tua memberi teladan akhlak yang baik b-gi remaja

  26 B . A K H L A K

  1. Pengertian Akhlak Akhlak adalah “budi pekerti; kelakuan”11 sedangkan menurut

  Mohammad Damami Zein, niuatan istilah “akhlak” pada hakikatnya di selingkar pandangan, sifat, sikap dan tingkah laku yang seharusnya disadari dan dihayati dalam kehidupan nyata sehari-hari Dalam konteks ini. istilah akhlak yang dipakai mengandung pengertian budi pekerti.

  2. Tujuan Akhlak Akhlak pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lain, terutama hewan. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk. Namun posisi tinggi manusia itu dapat langsung turun menjadi serendah-rendahnya lebih rendah dari hewan jika manusia tidak mcmegang sifat-sifat kemanusiaan.

  Salah satu sifat kemanusiaan adalah akhlak.

  Kejatuhan manusia ke derajat yang lebih rendah dapat dihindari jika ia beriman, beramal sholeh, dan berakhlak. Manusia yang paling tinggi derajatnaya di sisi Allah adalah manusia yang beriman, beramal sholeh dan berakhlak mulia. Sebagaimana dicontohkan oleh tujuan diutusnya Nabi Muhammad saw bahwa beliau diutus ke dunia untuk menyempumakan akhlak yang mulia.

  Segala tindakan manusia dilakukan untuk mencapai maksud- maksud dan tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk mencapai 1

  1 11 Pusat Baha-si. Op.,Cit.

  1

  2

  27

  kepuasan, kesenangan maupun kebahagiaan, karena secara kodrati setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan. Karena ingin mencapai kebahagiaan, manusia rela melakukan apa saja yang menurutnya mampu menyebabkan ia memperoleh kebahagiaan tersebut.

  Aliran hedonisme misalnya, mendasarkan segala perbuatan manusia dianggap baik jika menhasilkan hedone (kelezatan atau kesenangan). Kelezatan ini menurut mereka merupakan ketenteraman jiwa yang berarti memperoleh keseimbangan badan.

  Aliran vatalisme berpendapat bahwa yang baik adalah orang yang kuat yang dapat memaksakan dan menekan kehendaknya agar berlaku dan ditaati oleh orang-orang yang ada di bawahnya.

  Sedangkan dalam Islam sendiri pencapaian kebahagiaan tersebut berarti kebahagiaan hidup dan hidup setelah mati (dunia-akhirat).

  Kebahagiaan menurut islam adalah kebahagiaan yang dapat melindungi perseorangan dan melindungi umat Kebahagiaan sejati bukan kebahagiaan yang bersifat khayalan dan angan belaka. Sedangkan kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati menurut Islam adalah “ridho ilahi”, sebab tanpa adanya ridho Allah kebahagiaan sejati tidak mungkin diraih. Oleh karea itu, dalam islam segala perilaku umat Islam diarahkan agar mengarah pada ridho Allah.

  3. Urgensi Akhlak Urgensi akhlak bagi kaum musiim diketahui dari tujuan nabi

  28

  hanya untuk membenahi akhlak yang mulia”1 J. Melalui hadits tersebut, nabi hendak menekankan bahwa sejak awal, islam telah menyeru pada budi peke^i yang baik. Dengan d^mikian, omng yang berbudi pekerti buruk adalah orang yang durhaka kepada Allah.

  Diantara budi pekerti yang baik tersebut adalah; rasa malu, berbakti kepada kedua orang tua, kelembutan, kasih sayang, belas kasih, jujur, menyampaikan amanah, tawadlu, etika kepada Al-Qur’anul karim, memberikan hak muslim atas muslirti yang lain, menghormati tetangga dan tamu. berkata-kata baik, memuliakan tetangga, memuliakan tamu dan beretika ketika makan, minum dan tidur.

  Apabila sifat-sifat tersebut telah dimiliki oleh seorang anak, maka sudah dapat dipastikan ia akan menjadi anak berakhlak mulia. Padahal sebaik-baiknya muslim adalah muslim yang berakhlak mulia, dan “tidak ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (utair.a) daripada pendidikan yang baik, sebagaimana yang terkandung dalam hadits nabi:

  Artinya: Tidak ada pemberian dari orang tua kepada anak yang lebih afdhal (uiama) daripada pendidikan yang baik. ( HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)”1

  3

  14

  29

  Penyakit masyarakat yang harus diwaspadai adalah kerusakan akhlak. Hal ini sejalan dengan pendapat Syekh Musthof A1 Ghalayaini dalam kitabnya “’Idhotu An-Nasyi’in”;