FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL.docx

TUGAS: SOSIOLOGI

  

FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

D

  

I

S

U

S

U

N

OLEH :

Kelompok IV

Nama : IQBAL

  Npm :1003120023

Dosen Pembimbing

IR.H.M.AHSAN JASS, ME

  

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

FAKULTAS EKONOMI

BANDA ACEH

2012

  

PEMBAHASAN TENTANG FAKTOR FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

Dewasa ini perubahan merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi.

  Mengapa masyarakat melakukan perubahan? Dapatkah kamu menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan sosial? Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.

1. Faktor Intern

  Ada beberapa faktor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.

  a. Perubahan Penduduk Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial.

  b. Penemuan-Penemuan Baru Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.

  1) Discovery , yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat- alat baru ataupun ideide baru. 2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat

  3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat. Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh bermacam-macam. Biasanya pengaruh itu mempunyai pola sebagai berikut.

  1) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.

  2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat.

  3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio

  4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembagalembaga sosial baru yang bersifat nasional.

  c. Konflik dalam Masyarakat Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain-lain.

  Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

  d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor Ekstern

  Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruhpengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut.

  a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi. Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam.

  Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.

  b. Peperangan Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut.

  1) Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain. 2) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.

  3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural

  animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun

  berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.

  4) Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur- unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.

  

PEMBAHASAN TENTANG FUNGSI LEMBAGA SOSIAL DALAM

PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG

  Setelah mempelajari cara melakukan pengendalian sosial tentu anda ingin mengetahui lembaga sosial mana yang diberi wewenang untuk mengawasi, mengendalikan dan menyadarkan perilaku masyarakat. Serta apa saja fungsi lembaga pengendalian sosial tersebut? Di Indonesia lembaga-lembaga pengendalian sosial yang diakui di antaranya adalah :

1. Kepolisian. Kepolisian merupakan lembaga yang dibentuk untuk

  memelihara keamanan dan ketertiban serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga tercipta ketertiban. Fungsi kepolisian dijalankan oleh aparaturnya yang disebut polisi. Untuk mendukung fungsi dan tugasnya polisi diberi hak untuk melakukan penyidikan terhadap berbagai jenis kejahatan dan menerima laporan tentang gangguan ketertiban masyarakat. Hasil penyidikan dibawa ke kejaksaan untuk diproses lebih lanjut. Lembaga pengendalian kepolisian merupakan lembaga yang bersifat formal dan berlaku universal untuk seluruh warga negara. Dapat ditemui pada masyarakat modern.

  

2. Pengadilan. Pengadilan merupakan lembaga pengendalian yang berhak

  memberi sanksi tegas kepada siapapun yang terbukti bersalah. Para pelaku pelanggar hukum dapat dikenakan sanksi berupa denda, uang, hukuman, kurungan atau penjara. Lembaga pengendalian sosial ini memiliki unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu hakim, jaksa, pengacara, polisi dan panitera, mereka bersama-sama menyelenggarakan pengadilan terhadap pihak yang diduga atau dituduh bersalah. Jaksa bertugas menuntut pelaku yang diduga melakukan penyimpangan untuk dijatuhi hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Pengacara atau pembela bertugas mendampingi pelaku yang dianggap melakukan penyimpangan dalam pembelaan. Hakim bertugas menetapkan dan memutuskan berdasarkan data dari jaksa dan pengacara. Lembaga pengendalian sosial pengadilan dapat ditemui pada masyarakat modern, bersifat formal dan berlaku universal bagi seluruh masyarakat. Keputusannya bersifat tegas dan mengikat.

  

3. Adat Lembaga adat merupakan pengendalian sosial pada masyarakat

  tradisional. Adat berisi nilai-nilai, norma-norma yang dipahami, diakui dan dipelihara terus menerus oleh masyarakat dimana adat tersebut berada. Lembaga adat mengatur perilaku anggota masyarakat agar tidak melakukan perilaku menyimpang. Pelaku penyimpangan sosial akan dihukum seperti: ditegur, dikenakan denda atau sanksi, dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya. Pihak yang berperan dalam pengendalian ini adalah ketua adat. Berbeda dengan kepolisian dan pengadilan, lembaga pengendalian sosial adat bersifat setempat berlaku untuk warga masyarakat dimana adat tersebut hidup. Sebelum masyarakat mengenal lembaga pengendalian sosial kepolisian dan pengadilan, lembaga pengendalian sosial adat sudah terlebih dahulu ada untuk mengendalikan perilaku anggota masyarakatnya. Walaupun tidak bersifat formal, lembaga pengendalian ini lebih kuat mengikat masyarakat karena sudah mendarah daging melalui proses sosialisasi.

4. Tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat adalah orang-orang yang memiliki

  pengaruh pada masyarakat. Tokoh masyarakat ada yang bersifat formal dan informal. Tokoh yang bersifat formal adalah yang diangkat dan dipilih oleh lembaga negara dan bersifat struktural. Contohnya : camat, lurah atau anggota dewan perwakilan rakyat. Tokoh masyarakat yang bersifat informal adalah tokoh yang diakui oleh masyarakat karena orang

  Misalnya tokoh agama, ulama, pendeta, biksu, dan kiai. Pengendalian sosial yang dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk perilaku menyimpang dari sudut nilai dan norma agama. Umumnya menggunakan pengendalian sosial dilakukan dengan cara persuasif. Pada peristiwa tertentu kekuatan pengendalian sosial tokoh masyarakat dapat lebih kuat dari pengendalian sosial lainnya.

  Selain lembaga pengendalian sosial tersebut masih ada lembaga pengendalian sosial lain yaitu keluarga dan sekolah. Hanya saja lembaga- lembaga ini berlaku hanya untuk anggota keluarga dan warga sekolah saja sehingga tidak bisa digunakan untuk masyarakat yang lebih luas. Mengapa demikian ? karena selain menggunakan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat di mana individu tinggal, kedua lembaga pengendalian sosial ini menggunakan nilai dan norma khusus yang hanya berlaku bagi anggota keluarga atau warga sekolah saja. Misalnya, setiap sekolah memiliki norma menggunakan seragam yang menutup aurat akan tetapi pada hari-hari tertentu seragam yang digunakan berbeda karena mereka menggunakan batik ciri khas sekolah masing-masing.

  Selain pengendalian sosial yang bersifat formal ada beberapa pengendalian sosial yang bersifat informal tetapi efektif untuk menyadarkan anggota masyarakat dari perilaku menyimpang misalnya, gosip, celaan atau kritik sosial.

  Gosip (desas-desus) merupakan informasi yang menyebar secara cepat walaupun informasinya belum tentu benar yang terpenting membuat orang sadar untuk mematuhi nilai dan norma sosial. Awalnya gosip disebarkan secara tertutup kemudian menyebar luas.

  Celaan merupakan tindakan kritikan atau tuduhan terhadap suatu pandangan, sikap, perilaku yang tidak sesuai atau tidak sepandangan dengan perilaku masyarakat pada umumnya.

  Kritik sosial merupakan tanggapan yang ditujukan pada satu hal yang terjadi di masyarakat manakala terdapat sebuah konfrontasi dengan realitas berupa kepincangan atau kebobrokan. Berbeda dengan gosip yang informasinya belum tentu benar, kritik sosial mengambarkan keadaan yang informasinya benar. Dapat disampaikan secara langsung atau melalui tulisan.

  Jika lembaga pengendalian sosial berjalan sesuai dengan fungsinya maka masyarakat dapat merasakan dampak positifnya. Kehidupan bermasyarakat yang aman, nyaman, tentram dan tertib. Semua anggota masyarakat melaksanakan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sedangkan jika lembaga sosial tidak dapat menjalankan fungsinya hal-hal di atas tidak akan tercapai, masyarakat akan merasa resah dan tidak tenang bahkan bisa main hakim sendiri jika menemukan pelaku perilaku menyimpang.

BAB III PEMBAHASAN PERAN PRANATA SOSIAL DALAM MENGATASI MASALAH SOSIAL Pranata sosial memiliki peranan yang sangat besar didalam pengendalian

  sosial, khususnya terhadap perilaku menyimpang. Pranata merupakan pedoman bagi para aparat untuk menciptakan pengendalian sosial yang efektif.

  Konsep pranata sosial atau social institution, telah lama berkembanng dan dipergunakan dalam sosiologi. Dalam bahasa sehari – hari pranata sering disama artikan dengan lembaga atau intitute, maka sering institusionalisasi diartikan sebagai melembagakan. Padahal sebenarnya keduanya berbeda, sebab pranata adalah sistem norma atau aturan – aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khususu, sedangkan lembaga adalah bajjjdan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas tersebut.

  Agar lebih jelas pemahamajn kita tentang perbedaan pranata sosial dengan lembaga sosial, dalam sekema berikut ini dapat dicermati lebih lanjut : Lembaga/Institute/organisasi Pranata sosial/Social institution

  • institut pertanian bogor pendidikan pertanian
  • institut agama islam negeri pendidikan agama
  • lembaga penelitian penelitian masyarakat
  • Penerbit “kompas” jurnalistik
  • Departemen pertahanan dan keamanan kamanan negara
  • Divisi siliwangi perang
  • PBSI olahraga bulutangkis
  • STIE sekolah tinggi ilmu ekonomi

  • TNI Angkatan udara pertahanan udarA
  • PT Kereta API angkutan darat

  Koentjaningrat, mngidentifiJkasi pranata sosial dalam masyarakat menjadi 8 macam, yaitu:

  1. Pranata yang bertujuaJn untuk memenuhi kebutuhan kehidupan

  kekerabatan atau domestic intitution. Contoh : perkawinan, keluarga, melamar dan perceraian.

  2. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia atau

  economic institution. Contoh : pertanian, perbuJruhan, perdagangan, jasa dan lain - lain.

  3. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan

  penerangan atau educational insttution. Contoh : SMA, TK, Pondok Pesantren, Dan lain – lain.

  4. Pranata yang bertujuan untruk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia atau

  scientific institution. Contoh : riset, penelitian, metodologi ilmiah, dan lain – lain.

  5. Pranata yang bertujuan untuk ememnuhi kebutuhan manusia dalam

  hubungannya dengan hal yang ghaib atau religius institution. Contoh : jemaat, gereja, remaja masjid, kenduri, sesaji dan lain -lain.

  6. Pranata yang bertujuan untuk ememnuhi kebutuhan manusia dalam

  mengungkapkan keindahan dan rekreasi atau aesthetic and recreational intitution. Contoh : kesenian, olahraga, hobi dan lain- lain.

  7. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

  mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara, atau political intitution. Contoh : demokrasi, pengadilan, partai politik, pemilu dan lain

  • – lain.

  8. Pranata yang bertujuan untuk mengurus kebutuhan jasmani atau cosmetic

  institution. Contoh : kesehatan, rumah sakit, salon kecantikan, dan lain - lain.

  Pranata sosial berguna untuk epengendalian sosial, karena dua alasan yaitu :

  1. Pranata sebagai alat pengamatan masyarakat atau kontrol sosial, sebab

  dengan pranata sosial setiap orang dapat mengatur perilakunya sesuai dengan kehendak masyarakat.

  2. Pranata sebagai sarana untuk mempelajari masyarakat tertentu.

  3. Pengendalian sosial pada dasarnya dapat dilakukan oleh setiap anggota

  masyarakat, misalnya dalam pengendalian sosial yang berebentuk cemoohan, desas desus, teguran, oastrasisme dan lain -lain. Namun dimasyarakat ada juga pranata – pranata sosial yang memiliki peran khusus dalam pengadilan sosial. Peran pengendalian sosial tersebut dilakukan oleh aparat – aparat atau orang -orang yang ada dalam pranata sosial itu. Pranata – pranata sosial yang melakukan penegndalian sosial itu diantaranya adalah :

  1. Polisi

  Polisis merupakan aparat negara yang mempunyai tugas utama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban tersebut polisi mengendalikan atau mengawasi perilaku masyarakat agar tidak menyimpang atau melanggar norma – norma hukum yang berlaku. Polisi mempunyai wewenang untuk menangkap dan menahan seseorang yang melangggar hukum. Peranan polisi memang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat. Jika tidak ada polisi atau polisisnya lemah, maka sangat sulit untuk mungkin terjadi dimana – mana. Dengan adanya polisis, warga masyarakat menjadi takut dan berhati -hati untuk melakukan pelanggaran hukum. Polisi pun mempunyai kekuasaan yang memaksa agar mesyarakat mau mematuhi hukum.

  2. Pengadilan

  yaitu suatu lembaga milik negara yang mempunyai wewenang untuk menyelidiki, mengusut, dan menjatuhkan hukuman kepada warga masyarakat yang melanggar hukum. Lembaga pengadilan yang ada di Indonesia meliputi Pengadilan negeri, Pengadilan Agama, Pemgadilan Militer, Pengadilan Tata Uasaha Negara, Pengadilan Tinggi, dan mahkamah agung.

  3. Pengadilan adat

  Pengadilan adat merupakan suatu lembaga yang terdapat pada masyarakat yang masihb kuat memegang adat istiadat. Lembaga adat bertugas untuk mengawasi atau mengendalikan perilaku warga masyarakat dan sekaligus mengadili terhadap warga yang melanggar norma adat. Hukuman bagi para pelanggar norma adat dapat berupa denda atau diusir dari lingkungan masyarakat adat yang bersangkutan.

  4. Tokoh masyarakat

  Tokoh masyarakat adalah apara pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Mereka ditokohkan karena memiliki pengaruh atau wibawa atau kharisma dihadapan masyarakatnya. Para tokoh masyarakat dapat melakukan peranan pengendalian sosial terhadap warga masyarakatnya. Misalnya dengan cara mendidik, menasehati, membimbing, membina, menegur, dan sebagainya agar warga masyarakatnya mematuhi nilai – nilai dan norma yang berlaku.

  5. Sekolah

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki fungsi pendidikan dan pengajar. Para guru berkewajiban mendidik dan mengajar kepada para muridnya. Mendidik tidak hanya mengajar, artinya dalam mendidik menghukum murid yang melanggar norma – norma yang berlaku disekolah. Maka tidak mengherankan jika disekolah sering berlaku skorsing dan mengembalikan siswa kepada orang tuanya.

  Keluarga dapat berperan sebagai pranata pengendalian sosial khususnya bagi anggota keluarga, terutama untuk anak – anak. Peranan keluarga dalam mengendalikan sosial sangat besar, sebab lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak -anak untuk belajar hidup sosial, termasuk mengenal nilai -nilai dan norma – norma yang berlaku dimasyarakat.

6. Mahasiswa

  Mahasiswa sering disebut sebagai pelaku pengendali sosial. Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut para pemimpin dan pejabat pemerintah yang melanggar norma norma hukum sehingga merugikan rakyat dan negara adalah salah satu contoh penegndalian sosial mahasiswa. Sebenarnya, selain hal – hal diatas masih terdapat beberapa pranata sosial lainnya yang dapat menjalankan fungsi pengendalian sosial. Misalnya, lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa, Organisasi Politik, dan lain lain . Namun, untuk keperluan pemahaman tentang pranata yang dapat mengatasi masalah sosial, kiranya uraian