EDITING (Paska Produksi) oleh: Defri Dahler, MM

  

EDITING

(PASKA PRODUKSI)

  

OLEH:

DEFRI DAHLER, MM

PENGANTAR PENGETAHUAN

  

EDITING

Pengembangan konsep/concept

development sampai pembuatan

script/skenario selesai, proses

selanjutnya dapat dibagi menjadi 3:

  • Tahapan Pra-Produksi
  • Tahapan Produksi
  • Tahapan Paska Produksi

  Yang harus disadari oleh seorang Editor : Ia merupakan orang paling akhir

  • yang bertugas pada sebuah

    pekerjaan kalaborasi dari berbagai

    unsur kreatif produksi flm/video. Mengerti betul mengenai konsep,
  • visi dan pendekatan yang ingin dicapai baik dari sudut pandang sutradara maupun naskah yang ditulis oleh Penulis Skenario

  Apakah Editing ?

  • Suatu cara dengan menggunakan shot-shot sebagai materi Editing dan menyusunnya menjadi suatu kesatuan flm yang utuh menurut struktur cerita.

  An Introduction Film Art, Editing adalah Suatu gagasan untuk mengkoordinasi dari satu shot dengan shot berikutnya. Statement Pudovkin dari buku The Technique of Film

  • Editing yang dinyatakannya pada tahun 1928 mengenai

  hubungan Editing dan flm. Editing adalah kekuatan kreatif dari realita flmis yang sifatnya hanya memberikan bahah mentah atau bahan baku yang sesuai

  • Kesimpulannya Editing adalah kerja kreatif yang krusial dalam produksi flm.

  Secara fsik, Editing adalah pekerjaan yang menggabungkan sebuah pita flm atau shot dengan pita

  

Pada tingkat yang paling mekanis

pekerjaan Editing menghilangkan

ruang dan uaktu yang tidak

diperlukan pada struktur cerita

sebuah flm.

  Film dibuat dari begitu banyak shot yang direkam atau dishooting tanpa berurutan. Dari shot pertama hingga shot terakhir dari suatu struktur.

  

Merupakan tugas Editorlah untuk menggabungkan shot demi

shot hingga menjadi sebuah adegan (SCENE), lalu menyusun

adegan-adegan itu hingga terbentuk babak-an (SEQUENCE) dan akhirnya menyusun sequence menjadi film utuh. Maka tugas Editor adalah menyusun hasil shooting hingga membentuk pengertian dan urutan cerita. Editor bekerja dibawah pengawasan sutradara tanpa mematikan kreatifitasnya. Editor bekerja berdasarkan konsepsi editing tertentu, sehingga ia mempunyai kesempatan menggembangkan kreatifitasnya dalam melakukan pemotongan, penyempurnaan dan pembentukan

  Shot… ?

Shot merupakan unsur terkecil dari

sebuah struktur flm yang utuh, dimana

kita bisa melihat kandungan / isi dari

apa

yang terdapat didalam sebuah shot.

  Ada lima faktor yang terkandung Didalam Sebuah shot,yaitu : 1.

  Faktor manusia atau subyek 2. Faktor ruang 3. Faktor uaktu 4. Faktor peristiua dramatik 5. Faktor suara

1.Faktor manusia atau subyek lainya :

  

Dalam sebuah shot tentu ada unsur faktor

pertama ini, karena unsur ini adalah bagian

integral dengan peristiwa yang ingin disajikan dalam flm. Dengan adanya

subyek tersebut, baik manusia atau subyek

lainya, maka mereka hadir untuk melambangkan perwatakan ataupun menjadi subyek yang terkait masalah utama dari sebuah flm. Manusia ataupun

   :

2.Faktor ruang

  Faktor ruang terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

  1.Ruang alami

adalah ruang atau tempat sesungguhnya dimana

sebuah peristiwa atau adegan direkam.

  2.Ruang non alami

adalah ruang atau tempat pengganti yang dipakai

untuk menggambarkan suatu atau peristiwa atau adegan.

  Dengan kata lain ruang non alami sering juga kita kenal sebagai studio yang juga bisa direkayasa menjadi suatu ruang yang diinginkan sesuai dengan kebutuhanya.

3.Faktor uaktu :

  Faktor waktu dalam flm bisa memiliki 2 (dua)

pengertian, yaitu pengertian waktu secara fsik

seperti pagi, siang dan malam, serta waktu kejadian ketika sebuah peristiwa berlangsung.

  

Disamping itu faktor waktu di dalam media flm

(yang biasa juga disebut flm time), bisa berbeda dengan waktu yang sesungguhnya (real time) ketika sebuah peristiwa terjadi.

   4.faktor peristiua dramatik : Tanpa adanya peristiwa,ruang dan waktu tidak akan memiliki nilai dramatik.

  Peristiwa dalam flm realitanya sangat relatif,akan tetapi peristiwa dalam flm bisa dimungkinkan untuk menimbulkan reaksi emosinal penonton yang lebih besar dibandingkan peristiwa sebenarnya. Pada flm-flm dokumenter,peristiwa yang sifatnya faktual dan aktual menuntut editor lebih jeli untuk

melihat jalinan materi stock shot yang tersedia, karena

sering peristiwa yang terjadi baru bisa dipahami setelah beberapa shot dirangkai.

5.Faktor suara :

  salah satu kelebihan media flm adalah dengan adanya faktor suara yang juga memiliki kemampuan untuk diolah secara kreatif, sama seperti unsur gambarnya.Faktor suara bisa berfungsi sebagai informasi ruang, waktu dan peristiwa,dimana pada

awalnya ketika suara bisa masuk kedalam flm hanya

berfungsi sebagai pelengkap dan penunjang gambar

saja.

  Bahkan beberapa pembuat flm kini sering memasukan musik flm juga mempertimbangkan tahun

produksi musik itu sendiri, baik sebagai usaha untuk

mencapai tahun aktualita peristiwa flm itu terjadi,

   Fungsi shot ….? Ada tiga macam fungsi shot yaitu :

1. Fungsional

  artinya shot yang akan kita gunakan itu harus mempunyai fungsi yang jelas, baik itu sebagai fungsi informatif, dramatik, ritmik ataupun hanya sebagai fungsi transisi saja.Hal ini penting karena setiap shot yang akan kita gunakan merupakan sarana untuk membina perhatian penonton.

2. Struktural

  Artinya kita harus menggunakan dan menempatkan sebuah shot dari sebuah adegan itu dengan tepat, sesuai tuntutan jukstaposisi dari adegan tersebut sehingga tercapai apa yang diinginkan (maksud dan tujuan) adegan tersebut .

  Hal ini penting karena shot tidak berdiri sendiri, dia harus didukung dengan shot-shot lain yang memang jenjang keterkaitannya menuntut

3. Proporsional Artinya penggunaan shot yang sesuai dengan fungsinya haruslah tepat ukuran panjang

  

pendeknya, sehingga film yang dihasilkan nanti

adalah film informatif serta memiliki tingkat

dramatik dengan tempo film yang terjaga baik.

  

Dimensi editing

Kalau sebelumnya sudah dikatakan keterhubungan sebagai seseuatu yang hakiki dari editing. Ini karena ketika kita menghubungkan shot A, misalnya, dengan shot B, maka hubungan kedua shot tadi pasti mengandung sebuah

dimensi. Dimensi yang terkandung dalam setiap

hubungan antar sebuah shot dengan shot yang

lain adalah:

  1. Hubungan grafis antara shot A dan shot B

  2. Hubungan ritmis antara shot A dan shot B

  3. Hubungan spasial (ruang) antara shot A ot B

1.Hubungan grafis antara shot A & shot B

  

Menyatukan 2 shot apapun membentuk suatu

interaksi melalui persamaan maupun perbedaanya,

dari suatu kualitas piktorial yang berhubungadengan

seluruh aspek mise-en-scene(pengadeganan),yaitu

lighting, setting,kostum dan sikap dari semua sosok

Frame dalam ruang dan waktu,juga kualitas

  

Sinematografis. Framing (pembingkaian) serta

mobilitas kamera. Kesemuanya itu memoles elemen-elemen grafis yang potensial, sehingga setiap shot memberikan kemungkinan editing

  Materi grafis ini dapat diedit untuk meningkatkan kesinambungan yang halus atau bahkan kekontrasan yang mendadak.dengan menyadari aspek grafis tersebut, maka editor diharapkan dapat memanfaatkan kemungkinan cutting point antar shot,

  Dengan mempertimbangkan aspek grafis dari

  

shot-shot materi yang dimilikinya.Kita bisa merinci

  hubungan grafis antara satu shot dengan shot lainya melalui elemen grafis:bentuk,garis,cahaya(nada gelap terang),warna,dan gerak(baik subyek maupun kamera)

   Pembuat film bisa menggabungkan shot-shot dengan kesamaan grafisnya yang sering disebut sebagai grafhic match (kesinambungan grafis), atau bahkan justru berusaha membuat benturan dari satu shot ke shot lainnya. Kesinambungan ataupun benturan grafis dari kelima unsur grafis yang disebut di atas akan membentuk suatu cara yang sangat efektif dalam penggunaan kemungkinan nilai grafis dari teknik editing yang ingin dicapai dari pembuat film.

2. Hubungan ritmis antara shot A dan shot B

  Irama dari cutting bisa berkaitan dengan type of shot, serta dijaga konstan sesuai kebutuhan.

  Editing membuka kemungkinan pengontrolan rangkaian gambar secara ritmis dengan cara mengatur panjang pendek(durasi) shot-shotnya.

  Pembuat film bisa mengkonstruksikan ritme editing yang tetap (konstan) dengan membuat seluruh shot yang dirangkai memiliki panjang yang sama, atau ritme editing yang semakin cepat (ritme berakselerasi) dengan membuat rangkain shot-shot yang semakin memendek, bahkan membuat ritme tidak teratur yang dihasilkan oleh kombinasi shot yang memiliki panjang sangat berbeda.

  Maka secara fisik ritme dalam film bisa dibentuk dengan dua cara yaitu :

1. External Rhythm(Ritme exsternal)

  

yaitu irama editing yang dibentuk oleh ukuran

panjang-pendek shot tersebut secara fisik

2. Internal Rhythm(Ritme internal) yaitu irama editing yang dibentuk dari isi atau peristiwa yang terjadi dalam frame ataushoitu sendiri. Aspek-aspek yang mempengaruhi ritme internal tentu berhubungan dengan konsep penyutradaraan yang dalam hal ini meliputi :

  A. Ukuran besar gambar(frame size/type of shot)

  B. Gerakan subyek (blocking pemain)

  C. Gerakan kamera

  3 .Hubungan spasial (ruang) antara shot A dan shot B Editing menawarkan suatu cara kepada sinema dalam meningkatkan kehadiran ruang yang tak terbatas,karena editing membuat sineas berhubungan dengan 2 point dalam ruang, yaitu ruang dalam realita dan ruang dalam film. Dengan kata lain, editing membuat wilayah pengetahuan tentang ruang yang mampu

  

A dan shot B

Editing dapat juga mengontrol waktu aksi yang ditunjukan dalam

sebuah film, khususnya dalam sebuah film cerita.Editing biasanya

memberikan kontribusi pada manipulasi waktu penceritaaan dari setiap plotnya, yang mana waktu penceritaan ini dapat dibagi menjadi tiga area penting yaitu :

  1. Urutan

  2. Durasi

  3. Frekuensi Dengan ketiga aspek dari hubungan waktu antara shot tersebut, maka pembuatan film dapat memberikan petunjuk kepada - penontonya dalam membentuk waktu penceritaan filmnya. Dengan memahami kata urutan, pembuat film bisa mengontrol

  • rangkaian waktu melalui editing,dimana yang perlu di ingat bila perubahan urutan peristiwa tidak dipersiapkan dari awal dan baru dilakukan dimeja editing, maka manipulasi susunan peristiwa akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan plot cerita yang tentu akan menuntut kejernihan berpikir editornya.

  Urutan dari presentasi peristiwa pada umumnya nampak jelas

  • pada film yang menggunakan pola bercerita flashback dan pola bercerita flashforward.

  

Editing eliptis ini dapat memperlihatkan sebuah

aksi dengan cara dimana menghabiskan waktu

lebih sedikit dibanding dalam peristiwa itu sendiri. Pembuat film dapat menciptakan sebuah elipsis dalam 3 cara prinsip:

   Durasi editing juga menawarkan berbagai cara bagi pembuat film untuk mengubah durasi“alamiah” dari peristiwa penceritaanya.Editing dapat menciptakan elepsis (penghilangan atau pengubahan) waktu. sebagai contoh sutradara ingin menunjukan

seorang pria menaiki tangga apartemen menuju

sebuah kamar, akan tetapi tidak ingin

   Frekuensi yang dimaksud adalah melakukan pengulangan (repetisi) shot atau adegan untuk menambah nilai dramatik adegan atau peristiwa

tersebut. Seperti dalam film action di mana seseorang

dipukul sekali tetapi dibuat beberapa kali, baik dari angle yang sama maupun dari angle yang berbeda. Bisa juga adegan orang jatuh dari tempat yang tinggi dibuat dari beberapa angle dan diedit sedemikian rupa

sehingga adegan jatuh diulang-ulang.Repetisi adegan

bisa menjadi sumber editing yang sangat berdaya guna.

  Dengan demikian frekuensi adalah area lain dari pemilihan dan pengontrolan tersebut, seperti juga

urutan dan durasi yang memberikan kepada pembuat

film suatu posibilitas (kemungkinan) temporal dalam

  

  Penggabungan dari satu shot ke shot berikutnya secara prinsip dapat dilakukan dengan 2 cara saja, yaitu dengan cara cut atau menggunakan optical effect (special effect). Efek yang biasa digunakan dalam produksi sebuah film adalah :fade (in maupun out) dissolve (superimpose), flip frame dan wipe.

  • Fade out merupakan penggambaran dari akhir shot secara perlahan atau cepat tenggelam dalam layar yang kemudian menjadi hitam, putih atau warna apapun yang dibutuhkan.
  • Fade in adalah kebalikanya dari layar gelap, atau putih atau warna lainya kemudian muncul menjadi gambar

   Dissolve / superimpose adalah peralihan dari akhir

  sebuah gambar,perlahan atau cepat, diikuti awal dari gambar berikutnya mulai terlihat, perlahan atau cepat , dan sejenak terjadi dua gambar menyatu lalu gambar pertama menghilang berganti gambar berikutnya secara utuh.

  Flip frame seluruh bingkai gambar dari sebuah shot

  secara perlahan atau cepat tertutup dan terbalik oleh gambar berikutnya,sehingga memperoleh efek seperti membalik halaman buku.

  Wipe sebuah gambar perlahan atau cepat berganti

  dengan gambar berikutnya. Dimana gambar berikutnya secara horizontal, atau vertikal ataupun diagonal bergerak melintasi layar untuk mendorong atau menutup gambar sebelumnya.

  

Sementara sambungan dengan cara cut terasa

sebagai perubahan segera dari shot ke shot

berikutnya.

Cara cut ini yang juga biasa dikatakan orang cut to

cut mempunyai 2 jenis cut yaitu : mached cut dan

cutaway

  

Matched cut adalah sambungan antar 2 shot yang secara

  fisik kedua shot itu memilki inti subyek aksi yang sama namun berbeda type of shot (ukuran shot) maupun berbeda

  angle(sudut pengambilan gambar). Dengan dilakukanya

matched cut ini penonton akan melihat sambungan antara

  kedua shot itu sebagai satu kesatuan yang utuh dan juga langsung terlihat keberlanjutan aksi bisa tetap terjaga dari 2 sambungan tersebut .

  cutaway dapat digunakan untuk: memadatkan waktu

  kejadian didalam adegan, menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan shot sebelumnya, atau terkadang untuk mengalihkan perhatian pada adegan yang kesinambunganya kurang baik. Dengan kekuatan eyeline

  match (kesinambungan/ kese-suain arah pandang) serta

  screen direction (arah layar) penggunaan cutaway bisa menyatukan kesinambungan ruang yang terpisah,serta sangat efektif untuk digunakan sebagai efisiensi waktu film dari peristiwa yang berlangsung

  Cutaway adalah sambungan antar 2 shot dimana shot

  sebelumnya dengan shot berikutnya tidak memiliki hubungan langsung dari inti subyek aksinya.

  

1. Continuity editing: Metode editing yang mengikuti

pola azas kesinambungan.

   a. kesatuan waktu

   b. kesatuan ruang c. kesatuan situasi dramatik. Dasar2 kesinambuangan ;

   a. posisi b. gerak.

   c. arah pandang

  2. Paralel editing : metode editing,yang berupa dua kejadian didalam waktu yang sama tapi dengan tempat yang berbeda.

  3. Cross editing : metode editing yang hampir sama dengan paralel editing,tetapi dengan plot yang lebih dari dua dan menuju kesatuan ending.

  4. Contras editing : Metode editing dimana dua kejadian yang saling bertolak belakang untuk mencapai dramatik tertentu.

  5. Macth cut ; cutting editing yang mengikuti pola

kesinambungan shot sebelumnya & berikutnya.

  6. Cut away /jump cut : cutting editing yang

sebaliknya tidak perlu pola kesinambungan tapi

masih berkesan kesatuan ruang,waktu dan situasi

dramatik dan biasanya untuk pemadatan waktu.

  

  1. Breakdown shot/ loggging shot/digitized/captured

  2. Sinkronisasi suara gambar,memadukan antara suara dan gambar yang berpatokan pada klep dan laporan shoting.

  3.Asembling shot,penyususunan shot melalui urutan yang ada dilaporan shoting.

  4. Rought cut, editing kasar yang masih mengikuti struktur skenario.

   5. Screening 1,pemutaran hasil roughtcut pada sutradara.

  6. editing 1,mengerjakan editing setelah melalui suatu diskusi kreatif dengan sutradara, dan menemukan interpretasi-interpretasi baru yang memperbaiki film tsb.

  7. Screening 2 , pemutaran hasil editing pada sutradara dan produser, lalu diskusi.

  8. Final editing, editing terakhir untuk finalisasi film tersebut,hingga mendapatkan hasil yang paling maximal.