Kerangka Konsep ASP PERTEMUAN II Dr Rilla Gantino, SE., AK., MM Akt-FEB
Kerangka Konsep ASP
PERTEMUAN II
Dr Rilla Gantino, SE., AK., MM
Akt-FEB
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
- Mahasiswa mampu memahami Kerangka Konseptual ASP,
IPSAS, SAP, SAK dan GAS
Tujuan Laporan Keuangan Elemen Laporan Keuangan
Asumsi Dasar dan Prinsip Akuntansi Karakteristik kualitatif
Tujuan laporan keu. sektor publik pengambilan keputusan dan akuntabilitas Info mengenai sumber2, alokasi, dan penggunaan sumber daya finansial
Info mengenai bgmn mendanai aktivitas dan memenuhi persyaratan kas
Info dlm mengevaluasi kemampuan mendanai
aktivitas dan memenuhi kewajiban serta komitmen Info tentang kondisi keu. dan perubahan didlmnya
Info menyeluruh dlm mengevaluasi kinerja: by jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan
Elemen2 laporan keuangan: Aktiva Kewajiban Aktiva/ekuitas neto Pendapatan Biaya Arus kas
Karakteristik kualitatif LK sektor
publik Dapat dipahami (pemakai, penyaji)
Relevan (mempengaruhi keputusan eko pemakai)
Keandalan (bebas dari pengertian yg menyesatkan, kesalahan material, dan dpt diandalkan pemakainya)
Dapat diperbandingkan (antar periode
entitas yg sama, dan antar entitas yang berbeda)Dapat diperbandingkan:
Tujuan: untuk mengidentifikasi trend posisi dan kinerja keu.
Implikasi: Pemakai hrs mendapat info mengenai kebijakan akts, perubahan kebijakan, dan pengaruh perubahan kebijakan tsb. Definisi
Aktiva: Sumber yg dikendalikan suatu entitas sbg hasil dari peristiwa masa lalu. Dari sumber2 tsb, manfaat ekonomi masa depan atau jasa potensial yg mengalir masuk ke entitas, diharapkan ada.
Kewajiban: Utang masa kini yg timbul dari peristiwa masa lalu. Penyelesaian utang tsb mrpk arus keluar manfaat ekonomi suatu entitas.
Ekuitas: Hak residualaktiva pemerintah pusat/ daerah setelah dikurangi semua kewajiban.
Pendapatan: arus kas masuk selama periode pelaporan dengan tujuan peningkatan aktiva/ekuitas neto (peningkatan kontribusi pemilik)
Biaya: pengurangan manfaat ekonomis masa depan selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva atau kewajiban yg mengurangi distribusi ke pemilik.
Pengakuan unsur LK
Menyatakan suatu pos baik dlm kata2 maupun dlm jumlah uang dan mencantumkannya kedlm laporan posisi keu atau lap.kinerja.
Syarat pengakuan: (1) probabilitas manfaat ekonomi masa depan (2)dpt diukur dgn andal. Pengukuran
Biaya historis
Biaya berjalan
Nilai realisasi/penyelesaian
Nialai sekarang Akuntansi Berbasis Kas
Hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Laporan keuangan tidak bisa dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban.
Mudah dipahami dan juga ditafsirkan.
Sehingga tidak membutuhkan biaya banyak dan keahlian akuntansi yg tinggi.
Satu-satunya cara mengukur kinerja adalah membandingkan anggaran dengan aktual.
Tidak adanya catatan modal.
Kelebihan penerimaan atas
pembayaran tak dapat disebut laba,
karena penerimaan modal termasuk
penerimaan. Kelebihan pembayaran atas penerimaan tak dapat dinyatakan sebagai rugi karena pembayaran utk akuisisi aktiva, termasuk pembayaran.
Basis Akrual
Kepastian penerimaan secara hukum ditentukan dengan faktur yang telah diterbitkan.
Kepastian biaya ditentukan dengan penerimaan jasa/barang.
SISTEM AKUNTANSI SINGLE ENTRY
- Sistem akuntansi yang telah berjalan
selama ini, pembukuan hanya dilakukan
secara single entry, dan diselenggarakan oleh instansi-instansi secara terpisah.
KELEMAHAN SISTEM SINGLE ENTRY
Proses penyusunan lambat, disusun dari sub sistem yang terpisah-pisah dan tidak terpadu.
Memakai sistem single entry accounting yang tidak lagi memadai menampung kompleksitas transaksi-transaksi keuangan pemerintah.
Sulit dilakukan reformasi antar subsistem Tidak mendasarkan pada Akuntansi Keuangan Pemerintah Tidak dapat menghasilkan neraca Penerintah
BASIS AKUNTANSI
Sesuai amanat UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU
No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dari belanja negara paling lambar tahun anggaran 2008. basis akuntansi yang sekarrang ini diterapkan oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam Standar AKuntansi Pemerintahan adalah dual basis, Yang dimaksud dual basis adalah pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas, sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca menggunakan basis akrualBASIS AKUNTANSI (2)
- Penggunaan dual basis tersebut di dasarkan pada kenyataan bahwa pemerintahan diwajibkan membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi lain juga wajib membuat laporan realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama Peritungan ANggaran Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas.
PRODUK DAN USAHA YANG
DILAKSANAKAN
BAKUN- Sejak tahun 1982 telah berupaya membuat Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
- SAPP yang dibuat oleh BAKUN terdiri dari dua sistem utama yang terpadu, yaitu :
- – Sisten AKuntansi Pusat (SAP) yang diselenggarakan oleh BAKUN
- – Sisten Akuntansi Instansi (SAI) yang diselenggarakan oleh Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen.
- Single entry → double entry → Triple entry
- Bisa membuat neraca
PRODUK DAN USAHA YANG
DILAKSANAKAN (2)
- KASP telah menyusun standara akuntansi untuk sektor publik/emerintah yaitu Standar Akuntans Pemerintahan (SAP) PP No,
24 Tahun 2005
- Untuk organisasi sektor publik lainnya IAI telah mengeluarkan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba
STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA (SPKN)
• BPK telah mengembankan standar penting
yang akan menjadi panduan dalam prose
audit di Indonesia • SPKN menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa (peraturan BPK No. 1 Tahun 2007)- SPKN hanya mengatur hal-hal yang tidak terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPSP)
SPKN MEMBAGI AUDIT MENJADI
TIGA JENIS
- Pemeriksanaan keuangan
- Pemeriksanaan kinerja
- Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
REGULASI PERUNDANGAN SEKTOR PUBLIK PERKEMBANGAN UU SETELAH OTONOMI DAERAH
LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
UU No 17 Tahun 2004 Pasal 30/31 Presiden/GUbernur/Bupati/ Walikota menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjwaban pelaksanaan APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan
UU No 17 Tahun 2004 Pasal
32 Bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBN/APBD
sebagaimana dimaksud
disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan UU No 1 Tahun 2005 Pasal
51 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku
Nemdahara Umum Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaki keuangan aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayan dan perhitungannya.
Kepala satua kerja perangkat daerah selaku Pengguna
Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendaptan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.Akuntansi sebagaimana dimaksud digunakan untuk menyususn laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
UU No 1 Tahun 2005 Pasal
55
- Ayat (1) Kepala Satuan Pengelola Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun laporan keuangan pemerintanh daerah untuk disampaikan kepada guberrnur/bupati/walikota dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
- Ayat (2) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaiakan laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan
UU No 15 Penjelasan Pasal 16
Ayat (1)
- Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada kriteris
(i) kesesuaian dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), (iii) kepatuahan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern.
UU No 31 Tahun 2005 Pasal
184
- Kepala daerah menyampaiakan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksan Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran beakhir.
- Laporan keuangan sebagaimana dimasud sekurag- kurangnya meliputi laporan realisasi APBD, neraca,
laporan arus kas, dan catatn atas laporan keuangan,
yang dilampiri dengan laporan keuangan badan usaha milik negara. - Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Peraturan Mentri Dalam Negeri No 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
- Pasal 265 ayat (2) : Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dan disajikan sesuai dengan peraturanpemerintah yang mengatur tentang standar
akuntansi pemerintahan
KEDUDUKAN SAP
- Pelaksanaan UU No 17 Tahun 2003 dan
UU No. 32 Tahun 2004
- Dibutuhkan dalan rangka penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan
- Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah daerha wajib menerapkan SAP
Concluding Comments
- Inthis course you will become familiar
with current GASB, FASB dan FASAB,
SAKP, SAP. - Accounting and reporting for govermental dan not-for-proft entities
difer from those of for-proft entiries
becouse each type of entity has diferent purpose and reporting objectives
Selesai …..
Terima Kasih Lanjut ke Pertemuan 3