48 Keragaman Serangga Musuh Alami Kutu Sisik Lepidosaphes beckii Pada Jeruk Keprok Dan Jeruk Manis

  

Keragaman Serangga Musuh Alami Kutu Sisik Lepidosaphes beckii

Pada Jeruk Keprok Dan Jeruk Manis

Redy Alviantono¹ dan Amin Setyo Leksono¹

¹Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang

  

¹[email protected] dan [email protected]

ABSTRAK

Serangan hama dapat menurunkan nilai ekonomi jeruk. Salah satu hama penting yang

menyerang jeruk adalah kutu sisik Lepidosaphes beckii. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

jenis dan keanekaragaman serangga musuh alami yang berasosiasi dengan kutu sisik Lepidosaphes

beckii pada tanaman jeruk keprok dan jeruk manis. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan

langsung, pengambilan sampel dan identifikasi. Data dianalisis untuk menentukan nilai indeks

keanekaragaman, indeks kesamaan (IBC) dan indeks dominansi. Serangga musuh alami yang

ditemukan meliputi kelompok predator Famili Coccinellidae (Chilocorus, Symnus dan Harmonia)

dan Formicidae, serta kelompok parasitoid Famili Trichogrammatidae (Trichogramma) dan

Aphelinidae (Aphytis dan Encarsia). Nilai IBC untuk kedua komunitas adalah 0,93. Nilai tersebut

menunjukkan secara umum kerapatan semua jenis serangga musuh alami kutu sisik pada kedua

komunitas adalah sama. Berdasarkan nilai indeks Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis serangga

musuh alami pada kedua lokasi tergolong rendah dan tidak terdapat perbedaan pada kedua jenis

jeruk (jeruk keprok 1,5387 dan jeruk manis 1,5542). Formicidae merupakan serangga yang paling

banyak ditemukan di kedua lokasi. Kelimpahan Formicidae yang lebih tinggi daripada kelimpahan

serangga lain disebabkan karena bersifat polifaga dan memiliki struktur sosial populasi yang

terorganisasi dengan baik. Kata Kunci : keanekaragaman, Lepidosaphes beckii, serangga musuh alami

  

ABSTRACT

Pests can reduce the economic value of citrus fruits. One of the important pests attacking citrus is

purple scales. The objective of this study was to determine the type and diversity of insect natural

enemies of purple scale Lepidosaphes beckii on tangerine and sweet orange. The quantitative data

were obtained by direct observation, sampling and identification. Data were analyzed to determine

the value of diversity index, similarity index (IBC) and the index of dominance. Four family of insect

natural enemies have been collected. There are the predatory Family Coccinellidae (Chilocorus,

Scymnus and Harmonia) and Formicidae, and the parasitoids Family Trichogrammatidae

(Trichogramma) and Aphelinidae (Aphytis and Encarsia). IBC value for two communities is 0,93. This

values indicated that the density of all types insect natural enemies of purple scales on the two

communities were equal. Based on the Shannon-Wiener index, species diversity of insect natural

enemies was low and there was no difference in both locations (1,5387 on tangerine and 1,5542 on

sweet orange). The result showed that Formicidae is the most commonly insect found in both

locations. Formicidae has higher abundance than the abundance of other insects because they was a

polifaga insect and has a well organized social structure population. Key words : diversity, Lepidosaphes beckii, insect natural enemies

  PENDAHULUAN menghasilkan minyak yang dapat diolah

  menjadi wewangian, beberapa jenis jeruk Buah jeruk merupakan komoditas pertanian dapat digunakan sebagai obat tradisional [7]. atau perkebunan yang memiliki nilai ekonomi

  Beberapa manfaat tersebut menjadikan jeruk tinggi. Buah jeruk memiliki banyak manfaat sebagai buah yang memiliki potensi pasar yang dapat digunakan untuk keperluan yang tinggi. Nilai ekonomi jeruk dapat manusia. Buah jeruk memiliki kandungan menurun disebabkan oleh adanya serangan vitamin C yang tinggi, kulitnya dapat hama.

  Lepidosaphes beckii merupakan contoh

  Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di perkebunan jeruk Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan Laboratorium Ekologi Universitas Brawijaya Malang. Penelitian menggunakan metode survei, pengambilan sampel kemudian data dianalisis.

  Trichogrammatidae yang teridentifikasi yaitu

  Harmonia . Terdapat satu genus dari famili

  Serangga yang berhasil ditemukan terdiri dari empat famili yaitu Coccinellidae, Formicidae, Trichogrammatidae dan Apheli- nidae. Coccinellidae dan Formicidae adalah predator sedangkan Trichogrammatidae dan Aphelinidae merupakan parasitoid. Terdapat tiga genus dari famili Coccinellidae yang teridentifikasi yaitu Chilocorus, Scymnus dan

  Pengambilan sampel dilakukan selama 20 kali, dua kali dalam satu bulan. Serangga yang ditemukan kemudian diidentifikasi berdasar- kan ciri-ciri morfologi. Data jumlah serangga musuh alami dikompilasi guna kemudian dianalisis menggunakan indeks kesamaan Bray-Curtis (IBC), indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan indeks dominansi Simpson [1].

  Pengambilan sampel serangga musuh alami dilakukan pertama kali saat tanaman jeruk berbunga pada bulan Agustus dan pengambilan terakhir dilakukan pada bulan Juni saat buah jeruk siap dipanen. Pengambilan sampel serangga diurnal musuh alami dilakukan pada pukul 08.00 – 11.00 WIB dengan cara mengumpulkan serangga tersebut dari berbagai fase instar. Sampel serangga pada tajuk tanaman diambil dengan cara ditangkap menggunakan jaring serangga dan sticky trap yang ditempatkan pada batang dan ranting. Serangga kemudian dimasukkan dalam kantung plastik. Parasitoid dikoleksi dengan cara mengambil daun jeruk yang memiliki koloni kutu sisik yang diduga telah terparasiti. Daun dan kutu sisik tersebut kemudian dibawa ke laboratorium dan dipelihara, untuk kemudian diamati parasitoid yang muncul atau keluar dari tubuh inang (kutu sisik).

  Pengamatan langsung dilakukan dengan cara mengamati tanaman jeruk yang memiliki koloni kutu sisik. Setiap jenis jeruk dipilih lima individu yang memiliki koloni kutu sisik lebih padat dibandingkan tanaman jeruk lain dalam satu area kebun. Selain kepadatan kutu sisik, letak tanaman jeruk terhadap area kebun yang mendapatkan perlakuan pestisida, juga dipertimbangkan dalam penentuan tanaman sampel. Selanjutnya dari pengamatan langsung ini diperoleh beberapa tanaman jeruk yang menjadi inang kutu sisik, untuk kemudian pengambilan contoh serangga diurnal musuh alami kutu sisik dapat dilakukan pada tanaman jeruk hasil dari pengamatan langsung tersebut.

  Terdapat beberapa cara dan metode yang biasa digunakan petani jeruk untuk mengendalikan populasi Lepidosaphes beckii. Penggunaan musuh alami berupa predator, patogen atau parasitoid, adalah salah satu metode yang mulai banyak dikembangkan. Sebagai upaya untuk menambah informasi tentang jenis-jenis musuh alami yang berasosiasi dengan Lepidosaphes beckii untuk kemudian digunakan sebagai dasar upaya pengendalian hama secara biologis maka penelitian ini dilaksanakan.

  organisme pengganggu tanaman (OPT) jeruk yang penanganan secara alaminya tidak banyak dilakukan. Kutu ini menyukai bagian tanaman yang terlindung, terutama banyak dijumpai di bawah permukaan daun, sepanjang tulang daun. Serangga ini berukuran kecil, panjang 2-4 mm saat dewasa, tetapi mampu menyebabkan kerusakan dan kerugian yang besar dalam budidaya jeruk. Hal ini disebabkan kutu sisik mudah tersebar pada bagian-bagian tanaman kemudian menghisap nutrisi tanaman. Fase yang paling berpotensi untuk menyebabkan kerugian besar adalah saat kutu ini dalam fase

  dengan mudah disebarkan oleh angin atau hewan lain ke seluruh bagian tanaman atau ke tanaman lain [6].

  crawler yang sangat kecil menyebabkan akan

  tubuh hanya sekitar 0,2 – 0,3 mm. Ukuran

  beckii yang memiliki kaki dengan ukuran

  merupakan fase hidup dari Lepidosaphes

  Crawler

  crawler .

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Trichogramma . Sedangkan dari famili

  Aphelinidae terdapat dua genus yang teridentifikasi yaitu Aphytis dan Encarsia. Terdapat fluktuasi jumlah serangga musuh alami baik pada jeruk keprok maupun jeruk manis selama penelitian (Gambar 1 dan 2). Penurunan jumlah serangga yang ditemukan terjadi saat pengamatan keenam dan ketujuh serta kesebelas dan dua belas. Pada waktu tersebut keempat famili serangga ditemukan dengan jumlah yang paling kecil dari 20 kali pengamatan. Jumlah kutu sisik juga mengalami penurunan pada waktu pengamatan tersebut. Kondisi ini dapat disebabkan karena interval waktu pengamatan yang singkat (lima hari) dan berdekatan dengan waktu penyemprotan pestisida. Musim hujan yang panjang juga berpengaruh terhadap kecilnya jumlah serangga yang ditemukan. Serangga musuh alami ditemukan paling banyak saat pengamatan ke 18 hingga 20. Pada waktu tersebut buah jeruk telah masak dan siap dipanen. Penggunaan pestisida telah dikurangi serta musim kemarau menyediakan kondisi yang optimal untuk kehidupan serangga.

  2 13 6 13 2 5 2 4 6 8 10 12 14 30 /8 /2 01 6/ 9/ 20 10 21 /9 /2 01 21 /1 0/ 20 10 10 /1 1/ 20 10 14 /1 2/ 20 10 20 /1 2/ 20 10 12 /1 /2 01 1 18 /1 /2 01 1 9/ 2/ 20 11 22 /2 /2 01 1 8/ 3/ 20 11 21 /3 /2 01 1 7/ 4/ 20 11 21 /4 /2 01 1 10 /5 /2 01 1 24 /5 /2 01 1 7/ 6/ 20 11 14 /6 /2 01 1 24 /6 /2 01 J 1 Waktu Pengamatan u m la h S e ra n g g a Coccinellidae Formicidae Aphelinidae Trichogrammatidae Gambar 1., Fluktuasi jumlah serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk keprok.

  3 11 8 14 2 6 2 2 4 6 8 10 12 14 16 30 /8 /2 01 6/ 9/ 20 10 21 /9 /2 01 21 /1 0/ 20 10 10 /1 1/ 20 10 14 /1 2/ 20 10 20 /1 2/ 20 10 12 /1 /2 01 1 18 /1 /2 01 1 9/ 2/ 20 11 22 /2 /2 01 1 8/ 3/ 20 11 21 /3 /2 01 1 7/ 4/ 20 11 21 /4 /2 01 1 10 /5 /2 01 1 24 /5 /2 01 1 7/ 6/ 20 11 14 /6 /2 01 1 24 /6 /2 01 J 1 Waktu Pengamatan u m la h S e ra n g g a Coccinellidae Formicidae Aphelinidae Trichogrammatidae Gambar 2., Fluktuasi jumlah serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk manis.

  Berdasarkan data dapat diketahui tingkat kesamaan kerapatan masing-masing jenis serangga musuh alami dari kedua lokasi penelitian/komunitas. Tingkat kesamaan kedua komunitas tersebut dapat dihitung mengguna- kan indeks kesamaan Bray-Curtis. Nilai IBC untuk kedua komunitas adalah 0,93. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara umum populasi semua jenis serangga musuh alami kutu sisik pada kedua komunitas memiliki tingkat keseragaman yang tinggi. Genus-genus serangga yang ditemukan pada kedua jeruk adalah sama, baik dari segi keragaman jenis maupun jumlah populasi setiap jenis serangga yang ditemukan. Perbedaan mencolok hanya pada genus Encarsia yang banyak ditemukan pada komunitas jeruk manis. Kondisi tersebut sangat terkait dengan kerapatan kutu sisik dan jumlah keseluruhan serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk keprok yang lebih sedikit daripada di jeruk manis. Encarsia memang belum banyak digunakan sebagai pengendali populasi Lepidosaphes beckii, khususnya di Indonesia. Serangga ini membutuhkan kondisi lingkungan yang benar-benar sesuai untuk mendukung perkembangannya serta sangat peka terhadap pestisida dan bahan kimia lain. Populasi Encarsia akan meningkat saat musim panas sekitar bulan Juni-Juli [5].

  Berdasarkan penghitungan data diperoleh nilai indeks shannon-wiener serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk keprok adalah 1,5387 sedangkan pada jeruk manis adalah 1,5542. Keanekaragaman jenis serangga musuh alami pada kedua lokasi tergolong rendah. Rendahnya nilai indeks keaneka- ragaman tersebut menunjukkan bahwa kondisi komunitas serangga musuh alami mudah berubah hanya dengan mengalami pengaruh lingkungan yang relatif kecil [4]. Kondisi tersebut berbanding lurus dengan jumlah populasi kutu sisik pada kedua tanaman inang. Adanya kontaminasi pestisida dan pengaruh musim yang tidak mendukung perkembangan kutu sisik mengakibatkan jumlah populasi kutu berkurang, hal ini lebih lanjut akan mempengaruhi jumlah dan keanekaragaman jenis serangga musuh alami kutu sisik pada lokasi penelitian.

  Serangga predator (Famili Coccinellidae dan Formicidae) memiliki nilai indeks dominansi yang lebih besar daripada serangga parasitoid (Famili Trichogrammatidae dan Aphelinidae) pada lokasi jeruk keprok dan jeruk manis. Hal ini mengindikasikan bahwa serangga predator sangat dominan dan mencirikan struktur komunitas serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk keprok dan manis di lokasi penelitian. Kondisi dimana serangga predator lebih dominan di suatu komunitas daripada serangga parasitoid, merupakan hal yang wajar karena hampir semua ordo serangga memiliki jenis serangga yang bersifat predator sedangkan hanya beberapa ordo serangga yang bersifat parasitoid [8].

  Tabel 1., Indeks Dominansi Simpson tiap famili serangga musuh alami L. beckii Tanaman Inang

  Nilai Indeks Dominansi Coccinelli dae Formi cidae Trichogra mmatidae Apheli nidae Jeruk keprok 0,11 0,189 0,032 Jeruk manis

  0,083 0,217 0,024

  Famili Formicidae adalah famili serangga yang paling banyak ditemukan. Hal ini umum terjadi di daerah tropis dimana hampir 80% populasi arthropoda daerah tropis adalah Famili Formicidae [9]. Lebih lanjut Famili Formicidae memiliki nilai indeks dominansi simpson yang paling besar di antara keempat famili lain yang teridentifikasi, baik saat pengambilan sampel pada jeruk keprok maupun jeruk manis. Nilai indeks dominansi formicidae pada jeruk keprok adalah 0,189 sedangkan pada jeruk manis adalah 0,217. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai indeks dominansi dari famili serangga lain yang teridentifikasi (tabel 1). Akan tetapi berdasar- kan nilai tersebut dapat diketahui bahwa formicidae memiliki tingkat dominansi parsial yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun jumlah formicidae yang ditemukan lebih banyak dari serangga lain, tetapi formicidae belum mencirikan struktur komunitas serangga pada tempat penelitian.

  Penggunaan serangga predator dan parasitoid untuk mengontrol populasi kutu sisik Lepidosaphes beckii memiliki keunggul- an dan kelemahan masing-masing. Predator seperti Famili Coccinellidae dan Formicidae bersifat polifaga umumnya efektif sebagai pengendali kutu sisik, akan tetapi rentan dan akan cepat mati jika kondisi lingkungan tidak mendukung dan sumber makanan sedikit [3]. Sedangkan serangga parasitoid Famili Trichogrammatidae dan Aphelinidae bersifat endoparasitoid. Parasitoid memiliki daya kelangsungan hidup yang tinggi dan sebagian besar bersifat monofaga atau oligofaga sehingga sangat spesifik dalam memilih inang [2]. Genus Aphytis adalah parasitoid yang paling umum digunakan sebagai agen pengendali populasi kutu sisik.

  KESIMPULAN

  Serangga musuh alami kutu sisik

  Lepidosaphes beckii yang ditemukan pada

  tanaman jeruk keprok dan jeruk manis meliputi kelompok predator Famili Coccinellidae dan Formicidae, serta kelompok parasitoid Famili Trichogrammatidae dan Aphelinidae. Terdapat tiga genus dari Famili Coccinellidae yang teridentifikasi yaitu

  Chilocorus , Symnus dan Harmonia. Terdapat

  satu genus dari famili Trichogrammatidae yang teridentifikasi yaitu Trichogramma . Famili Aphelinidae terdapat dua genus yang teridentifikasi yaitu Aphytis dan Encarsia. Nilai IBC untuk kedua komunitas adalah 0,93 yang menunjukkan secara umum kerapatan semua jenis serangga musuh alami kutu sisik pada kedua komunitas adalah sama. Nilai indeks shannon-wiener serangga musuh alami kutu sisik pada jeruk keprok adalah 1,5387 sedangkan pada jeruk manis adalah 1,5542. Keanekaragaman jenis serangga musuh alami pada kedua lokasi tergolong rendah. Keanekaragaman yang rendah disebabkan oleh adanya kontaminasi pestisida pada kedua lokasi penelitian. Formicidae memiliki nilai indeks dominansi simpson yang paling tinggi, pada jeruk keprok adalah 0,189 sedangkan pada jeruk manis adalah 0,217. Kelimpahan Formicidae yang lebih tinggi daripada kelimpahan serangga lain disebabkan karena bersifat polifaga dan memiliki struktur sosial populasi yang terorganisasi dengan baik.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Ucapan terima kasih kepada Amin Setyo Leksono, M.Si., Ph.D., Dr. Bagyo Yanuwiadi dan Dr. Suharjono, M.Si atas bimbingan, arahan dan dukungannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

  DAFTAR PUSTAKA [1] Brower, J.E., Zar, J.H. dan Von Ende, C.N.

  1990. Field and Laboratory for General

  Ecology . Third Edition. Wm.C. Brown Publishers. Dubuque.

  [2] Jumar. 2000. Entomologi Pertanian .

  Rineka Cipta. Jakarta [3] Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of

  

Crops in Indonesia . PT. Ichtiar

Baru Van Hoeve. Jakarta.

  [4] Krebs, C.J. 1985. Experimental Analysis

  of Distribution and Abudance . Harper & Row Publisher. New York.

  [5] Kresnowati, S.K. 2004. Keragaman Musuh

  Alami Kutu Pseudococcidae, Coccidae dan Diaspididae (Hemiptera : Coccoidea ) pada Berbaai Tanaman di Daerah Bogor . Institut Pertanian Bogor.

  Bogor [6] Miller, D. R., dan J. A. Davidson. 2005.

  Armored Scale Insects of Trees and Shrubs . Cornell Univ. Press, Ithaca, NY.

  425 pp. [7] Prihatman, K. 2000. Jeruk (Citrus sp.).

  Sistim Informasi Manajemen Pem- bangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta

  [8] Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu . UGM Press.

  Yogyakarta [9] Vincent, H.R. dan Ring, T.C. 2003.

  Encyclopedia of Insects . Academic

  Press. New York

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65