Analisa Proses Produksi Ordner dengan Perhitungan Waktu Tunggu

  

Analisa Proses Produksi Ordner dengan Perhitungan Waktu Tunggu

Albertus Laurensius Setyabudhi

  

Program Studi Teknik Industri

Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam

Email: nanang@stt-ibnusina.ac.id

  

ABSTRAK

  Pada Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu cara meningkatkan produktivitas pada proses pembuatan ordner di CV. Dirgahayu Mfg. Co. Dengan membuat peta proses pembuatan ordner serta menghitung waktu tunggu masing-masing proses maka dapat dilihat bottle neck yang timbul pada proses tersebut. Dari waktu tunggu yang ada maka dapat diperoleh Througput Time masing-masing proses yang juga nantinya akan menentukan jumlah Work In Process (WIP) disetiap proses produksi yang ada. Untuk menghilangkan waktu tunggu dan Work In Process maka harus dilakukan peningkatan kapasitas pada proses yang ada, dalam hal ini salah satu proses yang harus ditingkatkan kapasitasnya adalah proses penempelan outer odner. Salah satu cara yang diambil pada penelitian ini untuk peningkatan kapasitas proses adalah dengan modifikasi sistem kerja pada proses tersebut. Hasil penelitian ini adalah Throughput time dipengaruhi oleh waktu tunggu, WIP inventory dipengaruhi oleh Throughput time, bila ingin mengurangi waktu tunggu maka harus meningkatkan kapasitas proses sehingga tidak menjadi bottleneck, meningkatkan kapasitas proses dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu: shift/jam kerja dari mesin yang ada, modifikasi mesin yang ada, menambah jumlah mesin yang ada, modifikasi sistem pada proses terkait, serta pemilihan cara peningkatan kapasitas harus melalui proses analisis juga. Kata Kunci: Produktivitas, througput time, Work In Process, ordner

1. PENDAHULUAN Ordner merupakan barang yang sering

  Analisis proses adalah merupakan keahlian digunakan oleh setiap pekerrjaan administrasi mendasar yang dibutuhkan dalam memahami yang ada disegala bidang usaha. Otomatis bagaimana sebuah bisnis proses dijalankan. permintaan ordner sangatlah banyak dan Sebuah gambaran yang berguna mengenai menyebar. Oleh karena itu kapasitas dan sebuah rancangan bisnis proses dapat produktivitas pembuatan ordner menjadi salah diperoleh dengan menggambarkan sebuah satu hal yang sangat diperhatikan oleh

  

flowchart sederhana untuk menunjukkan aliran manajemen pusat. Karena apabila kita tidak

  material atau informasi dalam sebuah dapat menyediakan ordner disetiap daerah organisasi perusahaan. maka otomatis market share ordner kita akan menurun drastic karena ordner bukan merupakan barang spesifik yang memiliki Oleh karena itu, dengan menghilangkan waktu kriteria khusus dalam penggunaannya. Apabila tunggu, secara dramatis akan dapat orang tidak menemukan barang tersebut maka meningkatkan kinerja dari sebuah proses. dengan mudah konsumen akan pindah ke

  Melihat pentingnya flowchart pada produk sejenis dengan merk lain. sebuah analisis proses maka perlu diketahui

  CV. Dirgahayu sudah cukup lama bergelut pula lambang-lambang atau symbol yang dalam pembuatan ordner ini. Oleh karena itu digunakan pada sebuah flowchart untuk proses yang ada sudah menjadi sebuah menggambarkan aliran material atau informasi kebiasaan yang dilakukan oleh semua pegawai tersebut. Lambang atau symbol yang produksi dibagian ordner, tanpa menyadari ada digunakan pada sebuah flowchart antara lain beberapa hal yang harus diperbaiki untuk dapat adalah: meningkatkan kapasitas maupun produktivitas Flow Chart Symbol dari proses produksi pembuatan ordner ini. Task Of Operation Decission Points

2. METODOLOGI PENELITIAN

  Analisis proses adalah merupakan Queues (Waiting Lines) Storage Areas Flows of Material or Customer keahlian mendasar yang dibutuhkan dalam memahami bagaimana sebuah bisnis proses

  Gambar 1. Simbol flowchart

  dijalankan. Sebuah gambaran yang berguna Dan yang harus diperhatikan juga mengenai sebuah rancangan bisnis proses adalah konsep dasar ketika menganalisis dapat diperoleh dengan menggambarkan sebuah proses; apa yang masuk ke proses harus sebuah flowchart sederhana untuk keluar dari proses tersebut. Suatu proses secara menunjukkan aliran material atau informasi keseluruhan ditampilkan seperti saluran dalam dalam sebuah organisasi perusahaan. Dan gambar berikut ini : diagram harus mencakup semua elemen operasional serta menunjukkan bagaimana mereka dapat berjalan bersama bersama dan saling melengkapi. Dari diagram atau

  flowchart yang digambarkan harus dipastikan

  dapat menunjukkan dimana material disimpan atau di mana permintaan yang mengalami proses antrian. Seringkali 90 persen atau lebih dari waktu yang diperlukan untuk melayani pelanggan dihabiskan hanya utnuk menunggu,

  Sumber : Chase Aquilano Operations & Supply menemukan aktivitas apa yang membatasi Dari ilustrasi berdasarkan gambar diatas, outlet output dari suatu proses dan meningkatkan dari saluran membatasi jumlah yang dapat kapasitas kegiatan itu. Atau dengan kata lain, mengalir melalui saluran yang menyempit dan tabung yang menjadi saluran dari corong perlu digambarkan sebagai process required to dibuat lebih besar atau apabila sesuai dengan

  complete work. Dalam proses bisnis yang

  ilustrasi gambar diatas adalah dengan nyata, sumber daya tertentu dapat membatasi meningkatkan utilitas dari proses proses apa jumlah output. Dan apabila sesuai dengan saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan ilustrasi diatas, Jika cairan dituangkan ke sebuah pekerjaan. dalam corong dengan volume yang lebih besar

  Sebuah proses dibagi menjadi 2 jenis daripada jumlah volume cairan yang bisa proses menurut banyaknya stage didalam keluar, jumlah volume dalam saluran juga proses tersebut, yaitu : akan terus bertambah. Seiring dengan

  1. Single-stage proses, jika sebuah proses meningkatnya cairan dalam saluran, waktu dipandang secara sederhana dan yang diperlukan cairan untuk mengalir melalui langsung mengeluarkan barang jadi. saluran mengalami peningkatan pula. jika terlalu banyak cairan dituangkan ke saluran tersebut, maka akan mengakibatkan cairan tersebut akan tumpah dan tidak pernah

  2. Multi-stage proses, proses yang mengalir melalui. Dari ilustrasi tersebut, hal memiliki banyak group kegiatan yang sama berlaku pada proses operasional sebelum bahan menjadi barang jadi. nyata. jika terlalu banyak pekerjaan yang dipompa ke dalam proses, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan

  Berikut ini berbagai model flowchart yang tentunya akan mengalami peningkatan serta akan ditemui dalam multi-stage proses dan waktu tunggu akan meningkat pula. Dalam sebutan untuk model flowchart tersebut. kondisi tertentu, customer akan pergi ke

  Dimana setiap model tersebut mempunyai tempat lain dan peluang bisnis akan hilang. jenis proses yang berbeda. Model tersebut

  Ketika sebuah proses yang sedang beroperasi antara lain adalah: pada tingkat kapasitas, satu satunya cara untuk

  1. Alternative paths , model proses meningkatkan kinerja / menambah pekerjaan pemilihan. Dimana model flowchart ini tanpa meningkatkan waktu tunggu adalah menunjukan jenis proses dengan meningkatkan kapasitas yang lebih memilih/mengambil keputusan. besar. ini memerlukan sebuah upaya untuk

  2. Simultaneous activities, model proses

ISTILAH KUNCI

  yang berjalan sejajar. Dimana model

  Proses / Process flowchart ini menunjukan jenis proses

  Adalah setiap set kegiatan yang dilakukan oleh yang harus berjalan bersama-sama dan organisasi yang mengambil masukan (Input) kemudian hasilnya digabungkan pada dan mengubahnya menjadi keluaran (Output). proses selanjutnya.

  Idealnya nilai Ouput harus lebih besar bagi

  3. Different product produced, model organisasi apabila dibandingkan dengan nilai proses pemilihan yang produk Input awal. akhirnya berbeda. Dimana model

  flowchart menunjukan dua proses yang Waktu siklus / Cycle Time

  berjalan setelah adanya pengambilan Rasio waktu rata-rata perbandingan antara unit keputusan, dan hasil dari dua proses yang berurutan dalam suatu proses. Istilah ini tersebut berdiri sendiri. kadang-kadang digunakan untuk mengartikan waktu yang telah berlalu, antara tahap awal dan tahap akhir dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.

  Kegunaan / Utilization

  Rasio antara waktu pemanfaatan waktu oleh sumber daya yang telah diaktifkan relatif terhadap waktu yang tersedia untuk digunakan.

  Buffering

  adalah tempat penyimpanan diantara tahap di mana output dari suatu tahapan ditempatkan sebelum digunakan dalam tahap hilir.

  Buffering memungkinkan beberapa tahapan untuk beroperasi secara independen.

  Blocking

  Kegiatan dalam sebuah tahapan yang harus berhenti karena tidak adanya tempat untuk

  Sumber : Chase Aquilano Operations & Supply menyimpan hasil pekerjaan yang baru saja diselesaikan

  Starving

  Productivity

  Sumber : Chase Aquilano Operations & Supply Management 12 th edition Sumber : Chase Aquilano Operations & Supply Management 12 th edition

  Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan mesin untuk membuat item tertentu

  Setup Time

  Adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu bagian tertentu.

  Run Time

  Adalah rasio antara Ouput aktual dalam suatu proses dibandingkan dengan standar Output yang telah ditetapkan.

  Efficiency

  Adalah rasio output terhadap input. mengambil nilai dari output dan membagi dengan nilai dari input yang biasanya digunakan untuk mengukur faktor produktivitas total. Secara alternatif, faktor produktivitas parsial diukur berdasarkan Individual Input dan sering kali tidak dihitung menggunakan nilai mata uang seperti rupiah maupun dollar akan tetapi dengan menggunakan satuan Unit/orang

  setengah jadi ini dibuat dan ditebar di beberapa titik dalam proses. Barang terlebih dahulu dibuat setengah jadi dan disimpan pada beberapa titik dalam sebuah proses. Barang setengah jadi ini kemudian dirakit pada akahir proses sesuai dengan pesanan aktual dari customer atau pelanggan.

  Kegiatan dalam sebuah tahapan yang harus berhenti karena tidak adanya pekerjaan.

  to order dan make to stock. Jenis produk

  Menggabungkan dari kedua Fitur yakni make

  Hybrid

  sebuah proses yang menghasilkan produk standar yang tersimpan dalam persediaan barang jadi. produk disampaikan dengan cepat kepada pelanggan dari persediaan barang jadi

  Make to Stock

  sebuah proses yang diaktifkan hanya sebagai respons terhadap suatu permintaan.

  Make to Order

  Sebuah Sumber daya yang membatasi kapasitas atau output maksimum dalam sebuah proses.

  Bottleneck

  Sumber : Chase Aquilano Operations & Supply Management 12 th edition

  Operation Time − − ℎ ℎ =

  ℎ ℎ

  Adalah jumlah antara Run time dan setup Time untuk sebuah batch selesai diproses.

PERHITUNGAN PERFORMANCE

  Throughput Time PROSES

  Rata-rata waktu yang dibutuhkan unit dalam melalui proses keseluruhan, dari bahan baku sampai menjadi barang jadi, dimana waktu tunggu juga termasuk dihitung didalamnya.

  Lead time istilah yang digunakan untuk

  merujuk kepada total waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk menerima pesanan (termasuk waktu untuk memproses pesanan, waktu

  Dari gambar diatas dapat dilihat cara tunggu dan waktu pengiriman) perhitungan dari berbagai macam variasi

  Throughput Rate

  perhitungan performance secara praktis. Hal

  Output rata-rata dimana produk diharapkan

  ini perlu diketahui untuk menyamakan selesai diproduksi dalam satu periode waktu persepsi dalam analisa proses yang ada.

  Process Velocity

  Sehingga tidak sampai terjadi perbedaan Rasio atau perbandingan antara throughput perhitungan. Dan bila seseorang berkata

  time dengan waktu yang dibutuhkan untuk

  bahwa utilization dari produksinya mencapai memberi nilai tambah. 95% itu ada dasarnya serta perhitungannya.

  Value-added time

  3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

  Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Berikut ini akan dilihat flowchart dari proses pekerjaan yang berguna untuk memberi nilai produksi ordner yang ada saat ini. Dimana tambah pada produk. tampak disana bahwa pada setiap proses

  Little’s law

  memiliki work-in-process karena setiap proses Sebuah pernyataan matematika tentang memiliki waktu tunggu. hubungan antara throughput rate, throughput

  time dan jumlah persediaan work-in-process

  (WIP). Dimana throughput time sama dengan hasil pembagian work-in-process dengan

  throughput rate .

  Seperti kita lihat dari data serta perhitungan mempengaruhi throughput time yang ada. Hal yang ada, data mengenai waktu tunggu ini dapat kita lihat dari simulasi perhitungan nilainya cukup besar. Hal ini tentunya akan dibawah ini. mempengaruhi nilai throughput time, dan menurut Little’s law throughput time juga akan mempengaruhi jumlah WIP inventory pada kolom akhir. Berikut ini hasil perhitungan throughput time untuk data perhitungan diatas.

   Perhitungan proses ordner Plain  Perhitungan proses ordner Marble

  Jumlah WIP inventory yang besar dan nilai throughput time yang cukup lama sangat tidak menguntungkan untuk sebuah perusahaan ataupun bidang usaha. Karena dengan banyaknya WIP inventory berarti banyak juga uang yang berhenti disana, hal ini mengakibatkan perputaran uang semakin lama. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi pengusaha. Selain itu Throughput time yang lama menunjukkan bahwa proses produksi yang sangat panjang sehingga customer pun semakin lama dalam menerima produk yang ada. Hal ini juga membuat produk yang ada kurang kompetitif, bila customer mendapat produk serupa dari pesaing dalam jangka waktu yang lebih cepat maka tentunya mereka akan segera pindah. Oleh karena itu sangat penting mengurangi waktu tunggu yang ada. Karena itu sangat dapat mempercepat produk sampai ke customer. Selain itu dengan hilangnya waktu tunggu maka WIP inventory juga menurun. Dan ini akan mempercepat putaran uang yang ada. Akan tetapi jika kita ingin menghilangkan waktu tunggu, itu akan mempengaruhi kapasitas masing-masing proses yang ada. Bila kita amati kapasitas masing-masing dibawah ini, maka kita akan mendapati beberapa proses yang menjadi bottleneck dan itu harus dihilangkan agar waktu tunggu yang ada juga menurun atau hilang. Adapun kapasitas masing-masing proses adalah seperti berikut ini.

  Dengan alur proses yang berubah seperti berikut: Dengan hilangnya waktu tunggu diharapkan throughtput time menjadi lebih kecil sehingga Dari data diatas dapat dilihat bahwa ada

  bottleneck pada proses Outer chipboard laminating process , linened process, etiket process , dan mekanik process. Agar supaya

  waktu tunggu yang ada dapat hilang maka bottleneck harus dihilangkan, yaitu dengan cara memperbesar kapasitas dari proses yang menjadi bottleneck tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menambah kapasitas dari proses tersebut dengan cara antara lain adalah:

  1. Shift/jam kerja dari mesin yang ada

  2. Modifikasi mesin yang ada

  3. Menambah jumlah mesin yang ada

  4. Modifikasi sistem pada proses terkait Perlu dicatat bahwa Kapasitas actual merupakan hasil kali dari kapasitas dengan effisiensi yang ada. Karena tidak mungkin tenaga kerja yang ada menggunakan jam kerja satu shift total untuk memproduksi, karena ada waktu setup, waktu pembersihan dan penyiapan bahan.

  Hasil dari penambahan kapasitas tersebut dapat kita lihat kembali pada tabel berikut ini.

  Pada outer chipboard laminating process dan mekanik process dilakukan penambahan shift/ jam kerja untuk meningkatkan kapasitas. Dan pada linened process dan etiket process dilakukan penambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas. Tetapi hasil ini tidak maksimal karena dengan penambahan shift/jam kerja memang mengurangi waktu tunggu dari proses cutting chipboard process, akan tetapi akan tetap keluar waktu tunggu dari

  outer chipboard laminating process ke proses

  selanjutnya. Demikian juga sama kasusnya untuk mekanik process, waktu tunggu dari proses sebelumnya akan hilang tetapi akan timbul waktu tunggu baru untuk proses sesudahnya. Jadi akan lebih baik peningkatan kapasitas dengan mengubah dan memodifikasi mesin, atau sistem kerja yang ada di dalam proses tersebut.

  Untuk memodifikasi sistem kerja maka kita harus melihat proses sebagai single-stage

  process . Agar memudahkan modifikasi yang

  ada, maka kita menggunakan proses yang sederhana sehingga tidak melebar. Sebagai contoh modifikasi sistem kerja yang ada, yang sudah dilakukan adalah modifikasi sistem kerja inner chipboard laminating process. Pada awal proses ini berjalan kapasitas proses hanya mencapai + 2000 pcs/shift, dengan menggunakan tenaga kerja sejumlah 6 - 8 orang. Dan ini sangatlah tidak efektif bila dilihat oleh mata management. Dengan kapasitas dari proses yang lainnya mencapai + 8000 pcs/shift maka harus ada perbaikan pada proses tersebut. Sehingga tidak terjadi

  bottleneck pada proses ini. Adapun formasi

  tenaga kerja yang ada pada mesin adalah seperti berikut ini. analisa proses lebih dalam. Setelah menganalisa maka diusulkan menggunakan jumlah tenaga kerja 5 orang, tetapi target perorang tetap sehingga target pershift menjadi 10000 pcs/shift. Bila dilihat dari kapasitas perorang maka akan sama saja, tetapi kalau

  Gambar 2. Formasi awal mesin huming dilihat dari bobot team maka akan cukup berat bagi tenaga kerja yang berada ditengah. Dengan duduk berhadapan maka akan lebih

  Karena dengan sistem yang pertama maka dia sering tenaga kerja berinteraksi sehingga bekerja seorang diri untuk memenuhi target pekerjaan kurang efektif, dan tenaga kerja sebesar 4000 pcs/shift. Sedangkan untuk yang membelakangi arah jalan mesin akan susah merasakan kedatangan raw material. sistem yang kedua maka mereka bekerja sama memenuhi target sebesar 10000 pcs/shift. Sehingga mereka akan cenderung hanya membantu tenaga kerja yang berada dihadapannya. Ini menyebabkan kerja semakin lambat. Dan tentunya berpengaruh pada hasil yang ada, akan memperkecil output dari proses ini. Sehingga perlu dikurangi dan dirubah

  Gambar 4. Formasi terakhir mesin huming formasi duduk tenaga kerja yang ada. Dengan formasi terakhir ini maka target tenaga

  Ada usulan dari management untuk kerja yang ditengah menjadi 2500 pcs /shift. memodifikasi mesin sehingga hanya

  Dan itu akan mempermudah tenaga kerja yang dijalankan oleh 2 tenaga kerja saja. Dan ada, selain itu tidak ada biaya yang dikeluarkan masing-masing tenaga kerja ditargetkan untuk untuk modifikasi mesin. Data perhitungan mendapatkan hasil sebesar 2000 dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini. pcs/orang/shift. Jadi 2 orang harus dapat 4000 pcs/ shift. Formasi yang diusulkan menjadi seperti berikut ini.

  Gambar 3. Formasi usulan management Untuk memutuskan formasi tersebut dapat dipakai atau tidak maka perlu dilakukan

  Dapat dilihat dari perhitungan yang mungkin dilakukan adalah alternative nomor 1 dan 2. Yang lainnya kurang baik karena speed maksimal dari mesin yang ada 35 pcs/min, sehingga kapasitas tenaga kerja lebih tinggi dari kapasitas mesin. Jadi akan sangat tidak effiseien. Dari alternative 1 dan

DAFTAR PUSTAKA

  1. Throughput time dipengaruhi oleh waktu tunggu.

  2. WIP inventory dipengaruhi oleh Throughput time

  3. Bila ingin mengurangi waktu tunggu maka harus meningkatkan kapasitas proses sehingga tidak menjadi bottleneck.

  4. Meningkatkan kapasitas proses dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu: a. Shift/jam kerja dari mesin yang ada

  b. Modifikasi mesin yang ada

  c. Menambah jumlah mesin yang ada

  2 dibandingkan kembali maka akan dilihat agar tidak terjadi bottleneck maka alternative ke 2 yang dipakai. Selain itu kapasitas perorang untuk mencapai alternative 1 sangatlah susah. Sehingga alternative yang diambil adalah alternative 2, dan dijalankan sampai sekarang.

  5. Pemilihan cara peningkatan kapasitas harus melalui proses analisis juga.

  Angiz, L. M. Z., Mustafa, A., Ghani, N. A., & Kamil A. A. (2012). Group Decision via Usage of Analytic Hierarchy Process and Preference Aggregation Method, Sains Malaysiana 41(3)(2012): 361 –366. Erbasi, A., & Parlakhaya, R. (2012). The Use of Analytic Hiearchy Process in The

  Balanced Scorecard: an Approach in a Hotel firm. Business and Management Review. Vol Vol. 2(2). h: 23-37.

  Groselj, P., Stim, L. Z., Ayrilmis, N., & Kuzman, M. K. (2014). Comparison of some aggregation techniques using group analytic hierarchy process, Expert Systems with Applications 42 (2015) 2198 –2204, Elsevier Ltd. Kazibudzki, P. (2011). Comparison of

4. KESIMPULAN

  Analytic Hierarchy Process and some New Optimization Procedures for Ratio Scaling, Scientific Research of the Institute of Mathematics and Computer Science, 1(10) 2011, 101- 108.

  Quezada , L. E., Palominos, P. I., & Gonzalez M. A. (2013). Application of AHP in the Design of a Strategy Map, Scientific Research, iBusiness, 2013, 5, 133-137.

  d. Modifikasi sistem pada proses terkait