Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik (Studi Kasus Waduk Sukawana – Sungai Cimahi

Vol. 11 No.
3 Juli 2004
Azmeri,
dkk.

urnal
TEKNIK SIPIL

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan
Metode Dinamik Deterministik
(Studi Kasus Waduk Sukawana – Sungai Cimahi)
Azmeri1)
Sri Legowo2)
Iwan Kridasantausa2)
Abstrak
Metode simulasi dan optimasi merupakan dua metode yang sering digunakan dalam pengelolaan sumberdaya
air. Dalam penulisan makalah ini metode tersebut digunakan untuk memperoleh suatu metode pemanfaatan
sumberdaya air dari Waduk Sukawana pada Sungai Cimahi - Jawa Barat. Metode simulasi yang digunakan
adalah untuk mencoba berbagai pemanfaatan kebutuhan air diantaranya air minum, irigasi, industri dan
PLTMH mulai dari tahun 2003 sampai 2028. Dari simulasi neraca air untuk 2 (dua) alternatif yaitu untuk Q80
diperoleh volume tampungan waduk untuk tahun 2003 (25,847x106 m3), tahun 2008 (25,665 x106 m3), tahun

2018 (26,277 x106 m3) dan tahun 2028 (41,284 x106 m3). Sedangkan untuk Q50 diperoleh volume tampungan
waduk untuk tahun 2003 (17,506 x106 m3), tahun 2008 (17,325 x106 m3), tahun 2018 (17,936x106 m3) dan tahun
2028 (20,784 x106 m3). Dari optimasi operasi waduk dengan program dinamik deterministik menghasilkan pola
operasi untuk waduk Sukawana. Pada tahun basah, normal dan kering, storage bulan Januari dan Desember
berada pada elevasi maksimum 1475m. Pada bulan Mei sampai September terjadi penurunan elevasi air di
waduk. Taraf muka air normal dijadikan pedoman dalam menjalankan operasi waduk. Taraf muka air normal
yang ditentukan sebagai permulaan adalah pada bulan Mei, dimana tinggi air waduk diusahakan mencapai
elevasi maksimum Untuk mencegah bahaya banjir, muka air waduk antara bulan Oktober sampai dengan bulan
April diusahakan di bawah elevasi maksimum
Kata-kata Kunci: simulasi neraca
Waduk Sukawana

air,

optimasi

program

linier,


optimasi

dinamik

deterministik,

Abstract
Simulation and optimation methods is often used in management of water resources. In this thesis, the methods
are used to get method exploiting of water resources from accumulating Sukawana reservoir at River of Cimahi
- West Java. Method Simulation is used to try various exploiting of amount of water required among others
drinking water, irrigation, industrial and PLTMH start from year 2003 until 2028. From balance simulation for
two alternativies that is for Q80 obtained by volume accomodate accumulating reservoir for year 2003
( 25,847x106 m3), year 2008 ( 25,665 x106 m3), year 2018 ( 26,277 x106 m3) and year 2028 (41,284 x106 m3).
For Q50 obtained by volume accomodate accumulating basin for year 2003 (17,506x106m3), year 2008
( 17,325 x106 m3), year 2018 (17,936x106m3) and year 2028 (20,784 x106 m3). From optimation operate for
accumulating reservoir with program of dinamic deterministic yield pattern operate for accumulating Sukawana
reservoir. Wet in the year, dry and normal, January month moon storage capacity and December at maximum
elevation 1475m. In May until September happened degradation of elevasi in accumulating basin. Normal water
level which determined as start is in May, where is high of accumulating basin water laboured to reach
maximum elevation. To prevent effect of floods, hence water level of accumulating basin during the month

October up to April under of highest maximum elevation.
Keywords: water Balance Simulation, Linear Program Optimation, Deterministic Dinamics Optimation,
Sukawana Reservoir.

1. Mahasiswa Program Pascasarjana Rekayasa Sumberdaya Air, Departemen Teknik Sipil FTSP-ITB.
2. Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil FTSP-ITB.
Catatan : Usulan makalah dikirimkan pada 8 Oktober 2004 dan dinilai oleh peer reviewer pada tanggal 26 Oktober 2004 –
7 Desember 2004. Revisi penulisan dilakukan antara tanggal 28 Nopember 2004 hingga 9 Nopember 2004.

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 135

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

Menurut Nahthan B. (1975) pengoptimalan operasi
waduk tergantung dari fungsi dan masalah dari waduk
yang ditinjau. Aspek yang ditinjau tersebut antara lain
adalah:

1. Pendahuluan
Peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan di

segala sektor menyebabkan peningkatan kebutuhan
akan air. Akan tetapi permasalahan konflik yang
dihadapi dalam pendayagunaan sumber daya air
adalah pengelolaannya yang harus tepat agar diperoleh
hasil yang optimum.

• Aspek pemenuhan kebutuhan air di hilir waduk,
yaitu:
1. meminimumkan kekurangan air
shortage)

Kebutuhan akan air tidak selamanya terpenuhi oleh
sumber daya air yang ada pada saat diperlukan. Oleh
karenanya diperlukan tampungan untuk menyimpan
kelebihan air pada saat kelebihan dan menyalurkannya
pada waktu diperlukan. Salah satu bentuk tampungan
tersebut adalah waduk. Dimana fungsinya menampung
kelebihan air pada musim hujan dan menyalurkannya
pada musim kemarau. Adanya waduk merubah pola
aliran sedemikian rupa sehingga lebih bermanfaat bagi

manusia dan lingkungannya. Dalam pengelolaan
sumber daya air yang terbatas, dimana terjadi
kekurangan untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi
dan air baku, maka dikehendaki cara operasi yang
dapat memperkecil kekurangan tersebut.

2. memaksimumkan penyaluran air (maximum
release) atau memaksimalkan keuntungan.

2. Kajian Daerah Studi
Waduk Sukawana terletak pada sungai Cimahi dan
merupakan waduk multi guna. Aliran air dari sungai
Cimahi pada akhirnya akan bermuara di sungai
Citarum. Secara administrasi waduk Sukawana ini
terletak di Kampung Sukawana, Desa Karyawangi,
Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung. Skema
inflow dan outflow disajikan pada Gambar 1 berikut
ini:

WADUK SUKAWANA

1
2
D.I WATERPANG

PLTMH

3

PDAM Cimahi
? Cisarua

S. Pasir Nyampai

4

S. Cijanggel

5

Kab. Bandung


?

?
D.I. LAGADAR

7
SUNGAI CIMAHI

?Bukitasri

LEMBANG

D.I. CENTENG

6
D.I. LEUWI LAYUNG
8

S. Nangorak


9

D.I. CITEUREUP
S. Bojongpari

10

?Cibaligo
11

D.I. KANTIN

12

S. Cihunjung

13

?Leuwi M

14

Industri & Komersil
? Cimindi

?Cikuya B
SUNGAI CITARUM

Gambar 1. Skema inflow dan outflow sepanjang Sungai Cimahi

136 Jurnal Teknik Sipil

(minimum

Azmeri, dkk.

Legenda:
: Outflow
: Inflow
1 s/d 14 : Penomoran titik simpul simulasi untuk


yang tersedia secara alami tersebut dan
pengoperasiannya yang belum dilakukan secara
optimal, dapat menjadi bekalan air yang dapat
diandalkan dan didistribusikan secara optimal.
Menurut John A.D dan Warren A.H. (1970) sistem
adalah sekumpulan komponen yang fungsional dan
saling berkaitan dengan beragam cara, dimana sistem
tersebut memerlukan input dan menghasilkan output.

simulasi
: Waduk
D.I

: Daerah Irigasi

Metode simulasi yang digunakan pada penulisan
jurnal ini adalah dengan menggunakan hukum
keseimbangan air (water balance). Prinsip dasar
simulasi untuk daerah aliran sungai yaitu dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

: Kota Cimahi
: Sungai Citarum
Inflow yang masuk ke waduk berasal dari sungai
Cimahi dengan luas aliran sungai 19,840 km2. Adapun
data teknis waduk disajikan pada Tabel 1.
Sungai yang dijadikan inflow untuk waduk Sukawana
adalah sungai Cimahi. Masukan untuk waduk
Sukawana ini adalah untuk kurun waktu 34 tahun
yaitu mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2002.
Stasiun curah hujan yang berpengaruh dan terdekat
dengan lokasi waduk adalah stasiun Sukawana,
Lembang, Bandung, Margahayu II dan DagoBengkok. Sedangkan data klimatologi diperoleh dari
stasiun klimatologi Bandung (Meteo).

Metode simulasi yang digunakan pada penulisan
jurnal ini adalah dengan menggunakan hukum
keseimbangan air (water balance). Prinsip dasar
simulasi untuk daerah aliran sungai yaitu dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
I– O =

dS
dt

(1)

dS
S − S j −1
= j
dt
dt

(2)

dimana : I = aliran masuk (m3);
O = aliran keluar (m3);
dS/dt = perubahan tampungan terhadap fungsi
waktu;

3. Model Program Dinamik
j = 1, 2, …,12; bulan dalam tahun tertentu;
Menurut Paul J. O. (1984) analisis sistem adalah suatu
metode untuk mempelajari dan menganalisa berbagai
aspek dari suatu sistem. Analisa sistem sumber daya
air bertujuan untuk memodifikasikan bekalan air
(water supply) yang tersedia secara alami. Menurut
Cooper, Leon dan Mary W. (1981) dengan
menggunakan metode analisis sistem, diharapkan air

S

= volume waduk sesuai dengan elevasi
tertentu (akhir dan awal waktu
pengoperasian).

Teknik optimasi adalah proses sistematik yang
bergantung dari algoritma optimasi untuk memperoleh

Tabel 1. Data teknis waduk

Parameter
Elevasi muka air maksimum (m)
Volume air maksimum (m3)
Elevasi muka air minimum (m)
Volume air minimum (m3)
Luas genangan (ha)
Luas DPS (km2)
Panjang waduk (m)
Lebar mercu (m)

Besaran
+1475
1.772.803,25
+1435
52.031,50
13,23
19,840
100
8

Sumber: Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), Tahun 2003

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 137

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

hasil terbaik. Model optimasi juga disebut sebagai
model pengambilan keputusan, dimana pada dasarnya
mempunyai sistematika kerja yang membandingkan
semua keputusan-keputusan yang dapat dilaksanakan
dan pada tahap akhir dapat dipilih satu alternatif yang
terbaik.

Selain dari DPS bendungan Sukawana, ada beberapa
sumber inflow yang memberikan sumbangan dalam
ketersediaan air. Sumber inflow tersebut untuk
memenuhi berbagai kebutuhan untuk kota Cimahi dan
2 (dua) kecamatan di kabupaten Bandung. Untuk lebih
jelasnya debit rata-rata bulanan Daerah Pengaliran
Sungai (DPS) Sukawana dapat dilihat pada Gambar
2. Sedangkan debit bulanan untuk 34 tahun DPS
Sukawana disajikan pada Gambar 3.

terdapat pengambilan untuk Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) kota Cimahi dan 2 (dua) kecamatan
di kabupaten Bandung. Di sebelah kiri sungai Cimahi
terdapat daerah irigasi Waterpang. Di sebelah hilir
daerah irigasi Waterpang dilakukan penggelontoran/
maintenance flow. Semakin ke hilir, di sebelah kanan
sungai Cimahi terdapat daerah irigasi Centeng dan di
sebelah kiri terdapat daerah irigasi Leuwi Layung.
Setelah dilakukan pengambilan di kedua daerah
irigasi tersebut, kemudian kembali dilakukan
penggelontoran. Selanjutnya di sebelah kanan terdapat
daerah irigasi Citeureup. Semakin ke hilir di sebelah
kanan sungai Cimahi terdapat daerah irigasi Kantin.
Di sebelah hilir daerah irigasi Kantin, terdapat daerah
industri dan komersial di daerah Cimindi yang
mempunyai debit pengambilan berbeda untuk tiaptiap bulannya. Selanjutnya terdapat daerah irigasi
Lagadar. Di hilir daerah irigasi Lagadar kembali
dilakukan penggelontoran.

Waduk Sukawana merupakan waduk multiguna yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air minum,
irigasi, industri dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH). Pusat-pusat pengambilan air dari
sebelah hulu sungai adalah PLTMH untuk kota
Cimahi. Selanjutnya di sebelah kanan sungai Cimahi

Besarnya kebutuhan air total untuk tahun 2003 dan
proyeksi jangka pendek, menengah dan panjang
sampai tahun 2028 dalam bentuk grafik kebutuhan air
untuk DMI (Domestik, Municipal, Industri) dan
kebutuhan air untuk irigasi selengkapnya disajikan
pada Tabel 2 dan Gambar 4.

4. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan
Air

Tabel 2. Kebutuhan air irigasi dan DMI

Kebutuhan air irigasi
(m3)
17.397.153,090
16.110.275,562
13.294.283,277
10.970.511,781

Tahun
2003
2008
2018
2028

Kebutuhan air DMI
(m3)
4.843.559,088
5.323.525,721
6.743.816,028
8.546.377,583

Kebutuhan total
(m3)
22.240.712,18
21.436.522,72
20.045.961,08
19.528.013,27

Sumber: Hasil analisis

Gra
fik Ketersediaan
Keterse diaa
n Sungai
Air Sunga
i Cim a hi
Grafik
Air
Cimahi

De bit Air (lt/de tik)

2000

1500

1000

500

0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Bu lan

Gambar 2. Grafik debit ketersediaan air di Sungai Cimahi

138 Jurnal Teknik Sipil

12

Azmeri, dkk.

GRAFIK
HUBUNGAN
DEBIT
BULANAN
SELAMA
34 TAHUN
Grafik
Hubungan
Debit
Bulanan
Selama
34 Tahun
7,0

Debit (m 3/detik)

6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0

48

96

144

192

240

288

336

384

t (bulan)
Gambar 3. Debit bulanan DPS Sukawana 34 tahun

Grafik
Irigasi dan
danDMI
DMI
Grafik Hubungan
Hubungan Kebutuhan
Kebutuhan Air Irigasi
25
20
15
10
5
0
2003

2008

2013

2018

2023

2028

T ahun
Irigasi

DMI

Total

Gambar 4. Grafik hubungan kebutuhan air irigasi dan DMI

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 139

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

2028. Hasil rekapitulasi besarnya volume tampungan
waduk Sukawana selengkapnya disajikan pada
Gambar 5.

5. Analisis dan Diskusi
Simulasi neraca air pada studi ini bertujuan untuk
memadukan antara ketersediaan dengan menggunakan
debit rata-rata bulanan dan debit Q80 dengan kebutuhan
air dari berbagai jenis kebutuhan. Pada titik kontrol,
pertemuan antara debit ketersediaan (inflow) dan
pengambilan air (demand), dilakukan proses
penambahan/pengurangan dan sisa (surplus/defisit).
Proses simulasi tersebut diurut mulai dari hulu sampai
ke hilir sungai.

Program dinamik deteministik menggunakan hanya
satu inflow pada setiap stage untuk satu kali
perhitungan. Nilai inflow yang digunakan berdasarkan
pembagian jenis tahun dan dilakukan untuk operasi
bulanan. Pada program determninistik ditentukan juga
tampungan pada awal dan akhir bulan. Status sistem
ditunjukkan dengan level tampungan.
Dalam perencanaan pengoperasiaan waduk dengan
program dinamik deterministik, perhitungan inflow
didasarkan atas jenis tahun basah, normal dan kering
disajikan Gambar 6.

Dari hasil simulasi neraca air untuk perhitungan debit
Q80 dan Q50 serta dari perhitungan rekapitulasi simulasi
neraca air terjadinya fluktuasi besarnya volume
tampungan waduk untuk tahun 2003 sampai dengan

G ra f ikVolume
V o lu me
Ta mp u n ga
n To
ta l W a d u k
Grafik
Tampungan
Total
Waduk
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2003

2008

2013

2018

2023

2028

B ula n
Q sukaw ana ( Q 8 0 ) & Q s ub D P S( Q 8 0 )
Q sukaw ana( Q 5 0 ) & Q s ub D P S( Q 8 0 )

Gambar 5. Grafik volume tampungan total Waduk Sukawana

De
b i t I Inflow
n f l o w Waduk
W a d u kSukawana
S uk a wa na
Debit
B Berdasarkan
e r d a s a r k a nJenis
J e n iTahun
s T a hun

3

2

1

0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

B ula n

T ahun B asah

T ahun N o r mal

T ahun K er i ng

Gambar 6. Grafik debit inflow Waduk Sukawana berdasarkan jenis tahun

140 Jurnal Teknik Sipil

12

Azmeri, dkk.

Untuk mewakili semua kemungkinan tampungan yang
terjadi, maka pada tampungan didiskritisasi menjadi 12
level tampungan. Selang nilai minimum dan
maksimum volume tampungan aktif dibagi dengan
selang level yang sama. Nilai yang mewakili setiap
level disebut nilai representatif. Nilai tampungan
representatif terbesar sama dengan nilai maximum
storage dan nilai tampungan representatif terkecil sama
dengan nilai minimum storage. Nilai tampungan
representatif untuk level tampungan pada program
dinamik deterministik disajikan pada Tabel 3.
Pola operasi pada program dinamik determininstik
ditunjukkan dengan elevasi yang harus dicapai pada
setiap bulan untuk setiap jenis tahun. Hasil pola
operasi dan nilai shortage untuk tahun basah, kering
dan normal disajikan pada Gambar 7, 8 dan 9.
Dari grafik pola operasi perhitungan program dinamik
deterministik forward untuk tahun basah, pada bulan
Juni, Juli dan Agustus level tampungan St berada pada
tingkat 6 (enam). Sedangkan pada bulan September
sampai dengan Mei, level tampungan St berada pada
tingkat 12 (duabelas).
Pada grafik pola operasi perhitungan program dinamik
deterministik forward untuk tahun normal, pada bulan
Mei level tampungan St berada pada tingkat 9
(sembilan), pada bulan Juni level tampungan St berada
pada tingkat 4 (empat), pada Juli dan Agustus level
tampungan St berada pada tingkat 3 (tiga). Sedangkan
pada bulan September level tampungan St kembali
naik dan berada pada tingkat 5 (lima). Dari bulan
Oktober sampai April level tampungan St berada pada
tingkat 12 (duabelas).
Dari grafik pola operasi perhitungan program dinamik
deterministik forward untuk tahun basah, pada bulan
Juni, Juli dan Agustus level tampungan St berada pada
tingkat 6 (enam). Sedangkan pada bulan September
sampai dengan Mei, level tampungan St berada pada
tingkat 12 (duabelas).
Pada grafik pola operasi perhitungan program dinamik
deterministik forward untuk tahun normal, pada bulan
Mei level tampungan St berada pada tingkat 9
(sembilan), pada bulan Juni level tampungan St berada

pada tingkat 4 (empat), pada Juli dan Agustus level
tampungan St berada pada tingkat 3 (tiga). Sedangkan
pada bulan September level tampungan St kembali
naik dan berada pada tingkat 5 (lima). Dari bulan
Oktober sampai April level tampungan St berada pada
tingkat 12 (duabelas).
Pada grafik pola operasi perhitungan program dinamik
deterministik forward untuk tahun kering, pada bulan
April level tampungan St berada pada tingkat 8
(delapan), pada bulan Mei St berada pada tingkat 6
(enam), pada bulan Juni dan Oktober St berada pada
tingkat 3 (tiga), pada Juli St berada pada tingkat 2
(dua), pada bulan Agustus dan September St berada
pada tingkat 1 (satu). Sedangkan pada bulan Januari,
Februari, Maret, November dan Desember level
tampungan St berada pada tingkat 12 (duabelas).
Besar volume dan durasi shortage disajikan pada
Tabel 4 dan Gambar 10.
Selain pola operasi, dari perhitungan optimasi
program dinamik deterministik juga diperoleh
besarnya persamaan shortage dan rekursif yang terjadi
pada tahun basah, normal dan kering. Besarnya
shortage dan rekursif disajikan pada Gambar 11, 12
dan 13. Sedangkan status sistem waduk Sukawana
yang ditunjukkan dengan elevasi tampungan berupa
grafik pola operasi berikut ini disajikan pada Gambar
14.
Tabel 3. Diskritisasi
Sukawana

level

tampungan

Waduk

Volume (m3)
52031,50
221951,76
391872,02
561792,29
731712,55
901632,81
1071553,07
1241473,33
1411393,60
1581313,86
1751234,12
1772803,25

Level tampungan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Sumber: Hasil analisis

Tabel 4. Shortage pada tahun basah, normal dan kering

Tahun
operasi
Basah (B)
Normal (N)
Kering (K)

Shortage
Total volume (m3)
Durasi (bulan)
3.539.827
3.582.604
3.693.652

3
3
3

Kehandalan
Total volume (%)
Durasi (%)
94,025
91,782
88,992

75
75
75

Sumber: Hasil analisis

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 141

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

GRA FIK POL A OPERA SI PERHIT UNGA N PROGRA M DINA M IK
DET ERM INIST IK u n tu k T A HUN BA SA H
14
12

LEVEL St

10
8
6
4
2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

BUL A N

Gambar 7. Grafik pola operasi tahun basah

GRA FIK POLA OPERASI PERHIT UNGA N PROGRAM DINA M IK
DET ERM INIST IK u ntu k T A HUN KERING
14
12

LEVEL St

10
8
6
4
2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

BUL A N
Gambar 8. Grafik pola operasi tahun kering

142 Jurnal Teknik Sipil

10

11

12

Azmeri, dkk.

GRA FIK POL A OPERA SI PERHIT UNGA N PROGRA M DINA M IK
DET ERM INIST IK u n tu k T A HUN NORM A L
14
12

LEVEL St

10
8
6
4
2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

BUL A N
Gambar 9. Grafik pola operasi tahun normal

G RA FIK KEHA NDA L A N S HO RT A G E
T a h u n O p e ra s i
3

2

1

100

100

95

95

90

90

85

85

80

80

75

75

70

70

65

65
1

2

3

T a hun O peras i

Gambar 10. Grafik kehandalan shortage

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 143

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

GRAFIK SHORT A GE DA N REKURSIF u n tu k T A HUN BA SAH
2,50E+06

1,20E +14
1,00E +14

2,00E+06

1,50E+06
6,00E +13
1,00E+06
4,00E +13

Shortage

LEVEL St

8,00E +13

5,00E+05

2,00E +13
0,00E +00

0,00E+00
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

BUL A N

Gambar 11. Shortage dan rekursif tahun basah

GRA FIK SHORT AGE DAN REKURSIF u n tu k T AHUN NORM A L
2,50E+06

5,00E+13
4,50E+13

2,00E+06

4,00E+13

1,50E+06

3,00E+13
2,50E+13
2,00E+13

1,00E+06

1,50E+13
1,00E+13

5,00E+05

5,00E+12
0,00E+00

0,00E+00
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

BUL AN

Gambar 12. Shortage dan rekursif tahun normal

144 Jurnal Teknik Sipil

12

Shortage

LEVEL St

3,50E+13

Azmeri, dkk.

GRAFIK SHORT AGE DAN REKURSIF u n tu k T AHUN KERING
2,50E+06

4,00E+13
3,50E+13

2,00E+06

2,50E+13

1,50E+06

2,00E+13
1,00E+06

1,50E+13

Shortage

LEVEL St

3,00E+13

1,00E+13
5,00E+05
5,00E+12
0,00E+00

0,00E+00
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

BUL AN

Gambar 13. Shortage dan rekursif tahun kering

Po la Op e r as i Bu lan an Wad u k Su k aw an a
14 80
14 75
14 70

Elevasi (m)

14 65
14 60
14 55
14 50
14 45
14 40
14 35
14 30
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Bu lan
T ahun B as ah

T ahun N o rm al

T ahun K ering

Gambar 14. Pola operasi tahun basah, normal, dan kering

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 145

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

Pola operasi Waduk Sukawana dilaksanakan dengan
mengacu pada pedoman operasi Waduk Sukawana.
Pada tahun basah, normal dan kering, jika storage
bulan Januari jatuh pada elevasi 1475m, maka storage
pada bulan Desember akan jatuh pada elevasi 1475 m.
Hanya saja pada bulan Mei sampai September terjadi
penurunan elevasi air di waduk. Hal ini
mengakibatkan pola pengoperasian waduk juga
mengalami perubahan.
Taraf muka air normal perlu dijadikan pedoman dalam
menjalankan operasi waduk. Taraf muka air normal
yang ditentukan sebagai permulaan adalah pada bulan
Mei, dimana tinggi air waduk diusahakan mencapai
elevasi maksimum. Hal ini disebabkan karena pada
bulan tersebut pemakaian air melebihi debit yang
masuk waduk dan untuk menjamin kebutuhan air pada
bulan berikutnya. Taraf muka air minimum sedapat
mungkin tidak dilampaui lebih rendah. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pembatasan, agar pada
waktu debit pemasukan ke waduk kurang. Sehingga
taraf muka air tidak terlalu rendah terutama pada
musim kemarau.
Taraf muka air maksimum sedapat mungkin tidak
dilampaui lebih tinggi. Hal ini untuk menjaga agar
apabila terjadi banjir yang besar tidak akan
menimbulkan bahaya. Untuk mencegah bahaya akibat
banjir, muka air waduk antara bulan Oktober sampai
dengan bulan April diusahakan di bawah air tertinggi
elevasi. +1475m.

6. Kesimpulan
Jenis kebutuhan air pada hilir waduk Sukawana adalah
untuk air Domestik, Municipal, Industri (DMI), dan
irigasi. Jumlah kebutuhan air untuk tahun 2003
masing-masing adalah DMI sebesar 4.843.559,100 m3
dan untuk irigasi adalah sebesar 17.397.153,09 m3,
sehingga besarnya kebutuhan total pada tahun 2003
adalah sebesar 22.240.712,18 m3. Peningkatan
kebutuhan air mendatang didasarkan pada laju
pertumbuhan penduduk (i=2,46%pertahun) dan
perkembangan kawasan industri dan komersil
(i=2,42%pertahun). Khusus untuk kebutuhan air
irigasi terjadi penurunan luas lahan irigasi (i=1,899%
pertahun), hal tersebut terjadi karena adanya alih
fungsi areal pertanian menjadi kawasan pemukiman,
industri dan komersil.
Pohon kebutuhan air disajikan secara bulanan yang
meliputi jenis kebutuhan, besar dan tempat (lokasi
pusat pengambilan air) mulai dari hulu (waduk
Sukawana) sampai dengan muara sungai Cimahi.
Jumlah total kebutuhan air mendatang, diproyeksikan
untuk jangka pendek (tahun 2008) adalah sebesar

146 Jurnal Teknik Sipil

22.720.678,81 m3; untuk jangka menengah (tahun
2018) adalah sebesar 22.856.813,03 m3; dan untuk
jangka panjang (tahun 2028) adalah sebesar
21.484.522,63 m3.
Hasil simulasi alokasi air menghasilkan defisit dan
surplus air pada tiap titik kontrol pada tahun 2003
untuk surplus=154,866 x106 m3 dan
defisit=17,489x106 m3; jangka pendek (tahun 2008)
untuk surplus=154,899 x106 m3 dan
defisit=17,307x106 m3; untuk jangka menengah (tahun
2018) untuk surplus=152,297 x106 m3 dan
defisit=17,919x106 m3; dan untuk jangka panjang
(tahun 2028) untuk surplus=146,186 x106 m3 dan
defisit=120,766x106 m3. Dari hasil perhitungan
simulasi alokasi air tersebut diperoleh volume
tampungan waduk. Volume tampungan waduk
mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun
2028.
Hasil optimasi operasi waduk dengan program dinamik
deterministik menghasilkan pola operasi waduk untuk
tahun basah, normal dan kering. Storage bulan Januari
dan Desember berada pada elevasi maksimum 1475 m.
Pada bulan Mei sampai September terjadi penurunan
elevasi air di waduk. Hal ini mengakibatkan pola
pengoperasian waduk juga mengalami perubahan.

Daftar Pustaka
Cooper, Leon, Mary, W.,1981, “Introduction to
Dynamic Programming”, Pergamon Press,
USA.
John, A.D., Warren, A.H., 1970, “Water Resources
Systems Engineering”, McGraw Hill, USA.
Nahthan, B., 1975, “Scientific Allocation of Water
Resources”, American Elsevier Publishing
Company, Inc New York.
Paul,

J.O., 1984, “System Analysis for Civil
Engineering”, University of New Humpshire,
Durham-New Hampshire.

Azmeri, dkk.

LAMPIRAN

Tabel 5. Debit ketersediaan air Sungai Cimahi

Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Debit rata-rata bulanan (liter/detik)
4177,874
3043,078
3245,941
2145,021
1315,111
601,845
406,391
265,657
532,886
1264,923
3148,196
2557,406

Tabel 6. Debit inflow Waduk Sukawana berdasarkan jenis tahun

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Debit berdasarkan jenis tahun (m3/detik)
Tahun basah
Tahun normal
Tahun kering
2,797
1,799
1,300
2,755
1,335
0,821
2,561
1,427
0,901
1,956
1,074
0,483
1,035
0,541
0,337
0,395
0,258
0,160
0,381
0,191
0,079
0,354
0,137
0,038
1,013
0,303
0,035
1,558
1,026
0,152
2,170
1,712
0,868
2,132
1,611
0,673

Tabel 7. Volume tampungan Waduk Sukawana hasil simulasi air

Tahun
2003
2008
2018
2028

Volume tampungan waduk hasil simulasi air (x106m3)
Q80
Q50
25,830
25,648
26,259
41,267

17,489
17,307
17,919
20,766

Vol. 11 No. 3 Juli 2004 147

Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik

148 Jurnal Teknik Sipil

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25