JENIS JENIS KOPI Dan Hama Utamanya

JENIS JENIS KOPI
Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica), Kopi Liberika (Coffee
Liberica), Kopi Robusta (Coffee Cannephora), Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei).Diantara
keempat ini best of the best nya adalah kopi Liberika.
Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh), Mandaling
(Sumut),Kintamani (Bali), Mangkuraja (Bengkulu),Jawa dan Kalosi (Toraja). Sementara satu
jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain.
Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi
Luwak.
Syarat tumbuhnya tanaman kopi arabika adalah pada ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 1518 derajat celcius. Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17 sampai 20
derajat celcius dan kopi robusta pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 derajat celcius.
VARIETAS KOPI ARABICA
Beberapa varietas yang terkenal meliputi :
* Kopi Kolombia (Colombian coffe) - pertama kali diperkenalkan di kolombia pada awal tahunn
1800. Saat ini kultivar Maragogype,Caturra,Typica dan Bourbon ditanam dinegeri ini. Jika
langsung di goreng kopi ini memiliki rasa dan aroma yang kuat.
* Colombian Milds - varietas ini termasuk kopi dari Kolombia, Kenya dan Tanzania. Semuanya
adalah jenis kopi arabica yang telah dicuci.
* Guatemala Huehuetenango -ditanam 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
* Ethiiopian Harrar - dari Ethiopia
* Hawaiian Kona Coffee - dari Hawai

* Jamaican Blue Mountain Coffee - dari Jamaica.
* Kopi Jawa
* Kenyan.
* Mexico.
* Mocha - kopi dari Yemen.
* Santos - dari Brasil.
* Sumatra.
* Sulawesi Toraja Kalosi.
* Tanzania Peaberry.
* Uganda.
KOPI ROBUSTA
Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar, bentuknya oval,tinggi kafein dan memiliki
aroma yang kurang harum.
Robusta dapatt dikembangkan dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh..
Kopi Robusta (Coffee robusta Lindl ex
Ciri ciri :
DeWild)
Habitus : perdu,tahunan,tinggi 5 meter.
Nama Ilmiah Coffee robusta lindl ex dewild.
Batang : Berkayu,keras,putih keabuabuan.

Klasifikasi :
Daun : tunggal,bulat telur,panjang 5-15
Divisi Spermatophyta
cm,lebar 4-6.5 cm.

Subdivisi Angiospermae
Bunga : majemuk,mahkota berbentuk bintang
Kelas Dicotyledoneae
Buah : diameter 5 mm,warna hijau setelah tua
Bangsa Rubiales
kemerahan.
Suku Rubiaceae
Biji : bulat telur, berbelah dua,keras
Marga Coffea
Akar: tunggang,kuning muda.
* VARIETAS KOPI ROBUSTA
Variestas kopi robusta yang terkenal adala Kopi Luwak dari Indonesia dan Kape Alamid dari
Filipina.
KOPI LIBERIKA
Kopi Liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh

hingga 9 meter. Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika
yang terserang hama.
Kopi ini memiliki beberapa karakteristik :
* Ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta.
* Berbuah sepanjang tahun
* Kualitas buah relatif rendah.
* Ukuran buah tidak merata.
* Tumbuh baik didataran rendah.
Varietas yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan Durvei.

Tanaman kopi dipercaya berasal dari benua Afrika kemudian menyebar ke seluruh dunia. Saat
ini kopi ditanam meluas di Amerika Latin, Asia-pasifik dan Afrika. Pohon kopi bisa tumbuh
dengan baik di daerah yang beriklim tropis dan subtropis meliputi dataran tinggi maupun dataran
rendah. Kopi dipanen untuk diambil bijinya kemudian dijadikan minuman atau bahan pangan
lainnya.
Di Indonesia, tanaman kopi dibawa oleh bangsa Belanda pada tahun 1896. Mereka
memperkenalkan jenis kopi arabika. Pada perkembangannya, terjadi serangan penyakit karat
daun (HV) yang menyebabkan kematian tanaman secara massal. Kemudian pemerintahan
kolonial memperkenalkan jenis kopi liberika dan robusta yang lebih tahan penyakit HV.


Jenis kopi budidaya
Jenis kopi yang paling populer adalah arabika. Para penikmat kopi menghargai jenis kopi arabika
lebih dibanding jenis kopi lainnya. Faktor penentu mutu kopi selain jenisnya antara lain habitat
tumbuh, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan pengolahan biji.
Jenis kopi yang ada di bumi ini sangat banyak ragamnya. Namun hanya empat jenis kopi yang
dibudidayakan dan diperdagangkan secara massal. Sebagian hanya dikoleksi pusat-pusat
penelitian dan ditanam secara terbatas. Sebagian lagi masih tumbuh liar di alam.

Empat jenis kopi yang banyak dibudidayakan adalah jenis kopi arabika, robusta, liberika dan
excelsa. Sekitar 70% jenis kopi yang beredar di pasar dunia adalah kopi arabika. Disusul jenis
kopi robusta menguasai 28%, sisanya adalah kopi liberika dan excelsa.
a. Kopi arabika

Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai karena rasanya dinilai
paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di ketinggian 1000-2100 meter dpl. Namun
masih bisa tumbuh baik pada ketinggian diatas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih
rendah, jenis kopi ini sangat rentan terhadap penyakit HV.
Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 16-20oC. Untuk mendapatkan hasil panen yang
baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar 3 bulan/tahun. Arabika mulai bisa dipanen
setelah berumur 4 tahun. Dengan produktivitas rata-rata sekitar 350-400 kg/ha/tahun. Namun

bila dipelihara secara intensif bisa menghasilkan hingga 1500-2000 kg/ha/tahun.
Apabila telah matang, buah arabika berwarna merah terang. Buah yang telah matang mudah
sekali rontok, jika dibiarkan buah tersebut akan menyerap bau-bauan yang ada ditanah sehingga
mutunya turun. Arabika sebaiknya dipanen sebelum buah rontok ke tanah. Rendemen atau
prosentase antara buah yang panen dengan biji kopi (green bean) yang dihasilkan sekitar 1820%.
Para petani kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah. Meski memerlukan
biaya dan waktu lebih lama, tapi mutu biji kopi yang dihasilkan jauh lebih baik.
b. Kopi robusta

Kopi robusta (Coffea canephora) lebih toleran terhadap ketinggian lahan budidaya. Jenis kopi ini
tumbuh baik pada ketinggian 400-800 m dpl dengan suhu 21-24oC. Buididaya jenis kopi ini
sangat cocok dilakukan didataran rendah dimana kopi arabika rentan terhadap serangan penyakit
HV. Dahulu setelah ada serangan penyakit HV yang masif, pemerintah kolonial mereplanting
tanaman kopi arabika dengan kopi robusta.
Jenis kopi robusta lebih cepat berbunga dibanding arabika. Dalam waktu sekitar 2,5 tahun
robusta sudah mulai bisa dipanen meskipun hasilnya belum optimal. Produktivitas robusta secara
rata-rata lebih tinggi dibanding arabika yakni sekitar 900-1.300 kg/ha/tahun. Dengan
pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa ditingkatkan hingga 2000 kg/ha/tahun.
Untuk berbuah dengan baik, jenis kopi robusta memerlukan waktu panas selama 3-4 bulan dalam
setahun dengan beberapa kali hujan. Buah robusta bentuknya membulat dan warna merahnya

cenderung gelap. Buah robusta menempel kuat di tangkainya meski sudah matang. Rendemen
kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%.

Para penggemar kopi menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang
murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih rendah
biaya.
c. Kopi liberika

Kopi liberika (Coffea liberica) bisa tumbuh dengan baik didataran rendah dimana robusta dan
arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada penyakit HV dibanding jenis lainnya.
Mungkin inilah yang menjadi keunggulan kopi liberika. Ukuran daun, percabangan dan tinggi
pohon jenis kopi liberika lebih besar dari arabika dan robusta.
Kopi liberika mutunya dianggap lebih rendah dari robusta dan arabika. Ukuran buahnya tidak
merata, ada yang besar ada yang kecil bercampur dalam satu dompol. Selain itu rendemen kopi
liberika juga sangat rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang membuat para petani malas
menanam jenis kopi ini.
Produtivitas jenis kopi liberika ada pada kisaran 400-500 kg/ha/tahun. Liberika dapat berbunga
sepanjang tahun dan cabang primernya dapat bertahan lebih lama. Dalam satu buku bisa
berbunga lebih dari satu kali. Di Indonesia, jenis kopi ini ditanam di daerah Jawa dan Lampung.
d. Kopi excelsa


Kopi excelsa (Coffea excelsa) merupakan salah satu jenis kopi yang paling toleran terhadap
ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik didataran rendah mulai 0-750 meter dpl.
Selain itu, kopi excelsa juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.
Pohon kopi excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Bentuk daunnya besar dan lebar dengan
warna hijau keabu-abuan. Kulit buahnya lembut, bisa dikupas dengan mudah oleh tangan. Kopi
excelsa memiliki produktivitas rata-rata 800-1.200 kg/ha/tahun. Kelebihan lain jenis kopi excelsa
adalah bisa tumbuh di lahan gambut. Di Indonesia, excelsa ditemukan secara terbatas di daerah
Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Jenis kopi lainnya
Berdasarkan penulusuran literatur, terdapat ribuan spesies kopi di dunia. Namun dalam
perdagangan global hanya dikenal empat jenis saja seperti yang telah dijabarkan di atas. Adapun
beberapa jenis lainnya adalah sebagai berikut:
Coffea dewevrei
Coffea arnoldiana
Coffea abeokutae
Coffea wightiana
Coffea bengalensis


Coffea khasiana
Coffea salvatrix
Coffea congenis
Coffea kapakata
Coffea stenophylla

Coffea traverncorensis
Coffea recemosa

Coffea eugenioides
Coffea zanguebariae

Biji Kopi & Jenis Minuman Kopi

BIJI KOPI
Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis
varietas utama, yaitu kopi arabika (Cofea arabica) dan robusta (Cofea robusta).
Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya
sendiri.


Biji kopi arbika, jenis kopi dengan cita rasa terbaik.

Biji kopi arabika
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian
besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal
dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari
Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum, kopi
ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh

pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh
hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah
18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga
merah gelap.

Biji kopi robusta
Biji kopi robusta, jenis kopi kelas 2.
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat
dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan
daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus

ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan
ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten
terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih
murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia
Tenggara, dan Amerika Selatan.

Kopi luwak
Biji kopi luwak hasil fermentasi alami di perut hewan luwak.
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan
robusta. Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masingmasing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain
yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.

Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses
terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga
jual kopi jenis ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini
kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi, tidak semua
bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian
akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran
pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri
alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.










ARABICA
Populasinya 75%

Tumbuh diatas ketinggian 4000

kaki (1220 meter) dari permukaan
laut
Tumbuh secara perlahan

Lebih lembut dan mempunyai kaya

akan rasa dan aroma
Dewasa setelah 5 tahun

Dipanen 2 kali dalam setahun



ROBUSTA
Populasinya 25%
Tumbuh dibawah ketinggian 4000
kaki (1220 meter) dari permukaan
laut
Tumbuh dengan cepat
Kadar
minyaknya
rendah/
keasaman tinggi
Dewasa setelah 2 tahun
Dipanen 4 kali dalam setahun
Kadar cafeinnya 3 kali lebih
banyak

JENIS² MINUMAN KOPI
Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya. Masing-masing jenis
kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik. Berikut ini
adalah beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai:

Kopi hitam,
merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa
penambahan perisa apapun.

Espresso,
merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap
panas pada tekanan tinggi.

Latte (cofee atte),
merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu
dan kopi 3:1.

Café au ait,
serupa dengan cafe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.

Cafè macchiato,
merupakan kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan
susu 4:1.

Cappuccino,
merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.

Dry cappuccino,
merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.

Frappé,
merupakan espresso yang disajikan dingin.

Kopi instan,
berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.

Kopi Ir andia (irish cofee),
merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.

Kopi tubruk,
kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.

Me ya,
sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.

Kopi moka,
serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.

O eng,
kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.

Hama dan Penyakit Tanaman Kopi
Tapanuli Utara adalah salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan pertanian.
Salah satu potensi pertanian yang ada di daerah Tapanuli Utara dan telah dibudidayakan sian
akka opung nta najolo adalah tanaman kopi.
Namun seiring waktu yang berjalan saat ini produksi tanaman kopi di Bona Pasogit yang kita
cintai mengalami penurunan yang salah satu penyebabnya dikarenakan serangan hama dan
penyakit.
Karena itu melalui tulisan kali ini BP4K Kabupaten Tapanuli Utara mencoba memberikan
pengenalan tentang hama dan penyakit tanaman kopi serta pengendaliannya.
1. HAMA TANAMAN KOPI
A. Nematoda Parasit
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan nematoda endoparasit yang berpindah‐
pindah. Daur hidup P.coffeae sekitar 45 hari dan R.similis sekitar 1 bulan.
Gejala:
Tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun menguning dan gugur. Pertumbuhan
cabang‐cabang primer terhambat sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, bunga prematur
dan banyak yang kosong. Bagian akar-akar serabut membusuk, berwarna coklat atau hitam. Pada
serangan berat tanaman akhirnya mati.
Pengendalian:
Pengendalian di pembibitan: Disarankan menggunakan cara kimiawi yaitu dengan fumigasi
media bibit menggunakan fumigan pra tanam, misalnya Basamid G dan Vapam L. Untuk
nematisida sistemik dan kontak a.l.: Curaterr 3G, Vydate 100 AS, Rhocap 10G dan Rugby
10G.Vydate diaplikasikan dengan cara disiramkan pada bibit dengan konsentrasi 1,0% dan
dengan dosis 250 ml/bibit.

Pengendalian di pertanaman: Penggunaan jenis kopi tahan nematoda parasit. Digunakan sebagai
batang bawah misalnya kopi ekselsa (Coffeae exelsa), klon Bgn 121.09 dan kopi robusta klon BP
961. Cara kultur teknis: pembukaan lubang tanam, rotasi tanaman dan pembuatan parit barier.
Pengendalian hayati: Untuk menekan populasi nematoda menggunakan musuh alami berupa
bakteri, jamur dan nematoda predator.
Pengendalian kimiawi: Beberapa nematisida sistemik maupun kontak yang disarankan a.l.
karbofuran (Curaterr 3G–35 g / tanaman), oksamil (Vydate 100 AS 1,0% 1 – 2.5 l / tanaman) dan
etoprofos (Rhocap 10G ‐ 25 g / tanaman). Aplikasi diulang tiap tiga bulan.
B. Hama Penggerek Buah Kopi
Serangga dewasa penggerek buah kopi atau bubuk buah kopi (BBK), Hypothenemus hampei
(Coleoptera, Scolytidae) berwarna hitam kecoklatan, panjang yang betina sekitar 2 mm dan yang
jantan 1,3 mm. Telur diletakkan dalam buah kopi yang bijinya mulai mengeras, umur stadium
telur 5 – 9 hari. Lama stadium larva 10 – 26 hari, prapupa 2 hari dan stadium pupa 4 – 9 hari.
Masa perkembangan dari telur sampai dewasa 25 – 35 hari. Lama hidup serangga betina rata‐rata
156 hari dan serangga jantan maksimum 103 hari.
Gejala:
Serangga BBK masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus.
Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah, serangan pada buah yang cukup tua
menyebabkan biji kopi cacat berlubang‐lubang dan bermutu rendah.
Pengendalian:
Pengendalian secara kultur teknis: Memutus daur hidup BBK, meliputi tindakan : Petik bubuk,
yaitu mengawali panen dengan memetik semua buak masak yang terserang bubuk 15-30 hari
menjelang panen besar.
Lelesan, yaitu pemungutan buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun
buah tidak terserang, selanjutnya buah juga direndam dalam air panas. Racutan/rampasan, yaitu
memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua buah hasil petik bubuk,
lelesan dan racutan direndam air panas 5 menit. Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi
pertanaman terlalu gelap yang sesuai bagi perkembangan BBK.
Pengendalian secara biologi: Menggunakan parasitoid Cephalonomia stephanoderis dan jamur
patogen (Beauveria bassiana). Aplikasi B.bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan padat
per hektar selama tiga kali aplikasi per musim panen.
2. PENYAKIT TANAMAN KOPI
A. Penyakit Karat Daun ( Penyakit HV)
Terutama menyerang kopi arabika pada dataran rendah, disebabkan oleh Cendawan Hemileleia
vastatrix,.
Gejala: Bercak-bercak kuning muda pada daun yang berubah menjadi kuning tua dan tertutup
oleh tepung spora, terutama di permukaan daun sebelah bawah. Makin lama bercak membesar
dan menyatu, lalu mengering. Pada serangan berat seluruh pohon tampak kekuningan, lalu daun
gugur, dan pohon mati.
Pengendalian: Tanaman yang terserang parah disemprot dengan Anvil 6650 EC, Beyleton 250
EC dan Benlate, kemudian ditebang dan dibakar. Untuk pencegahan, semprotlah tanaman
dengan fungisida tersebut pada setiap menjelang musim hujan, sekali dalam tiga minggu.
B. Penyakit Jamur Upas:
Disebabkan oleh Cendawan salmonicolor, terutama menyerang bagian tanaman yang lembab

seperti bagian bawah cabang dan ranting.
Gejala: Ada millennium tipis berserabut seperti sarang laba-laba, kemudian millennium
membentuk bintil dan berubah menjadi kemerahan. Serangan yamg berlanjut menyebabkan
tanaman mengering, daun layu dan menggantung pada ranting.
Pengendalian: Kurangi kelembaban dengan mengurangi naungan; Batang atau cabang sakit yang
ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm) dipotong 10 cm di bawah pangkal di bagian yang sakit.
Potongan‐potongan batang dan cabang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar. Batang atau
cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, apabila serangannya masih awal, bagian yang
sakit cukup diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz 0,4% formulasi atau olesi
fungisida bubur Bordeaux atau Carnolineum 5 %. Apabila serangannya sudah lanjut, batang atau
cabang yang sakit dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong dan cabang‐cabang di
sekitarnya diolesi dengan fungisida Calixin RM atau Copper Sandoz atau atau olesi fungisida
bubur Bordeaux atau Carnolineum 5 % pada bagian yang terserang.
C. Penyakit Akar hitam dan Akar Cokelat.
Penyakit akar hitam disebabkan oleh Cendawan Rosellina bunodes dan R. arcuata, sedangkan
Penyakit akar cokelat disebabkan oleh Cendawan Fomes.
Gejala: penyakit akar hitam dan akar cokelat: Daun menguning, layu, dan menggantung,
kemudian berguguran dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian penyakit akar hitam dan akar cokelat: Bongkar pohon kopi hingga akarnya lalu
dibakar; Beri tepung belerang 200 g pada lobang bekas bongkaran yang dimasukkan ke dalam
tanah, lalu diaduk dan lubang jangan ditanami selama satu tahun; Perbaiki drainase sehingga air
tidak menggenang; Isolasi tanaman yang terserang dengan membuat parit sedalam 1 m
mengelilingi daerah tanaman yang terserang.
D.Penyakit Bercak Cokelat Daun
Disebabkan oleh Cendawan Cercospora cafeicola Berk et Cooke.
Gejala: Ada bercak cokelat berbentuk lingkaran pada daun , berwarna putih di tengah dan merah
di pinggirnya. Bila menyerang buah, maka buah berwarna hitam , mengeriput, rontok sebelum
waktunya. Kulit buah mengeras.
Pengendalian: kurangi kelembaban kebun dengan mengurangi naungan, pangkas bagian tanaman
kopi yang tidak produktif, penjarangan bibit, perbaiki drainase, pangkas dan bakar bagian
tanaman yang terserang. Secara kimiawi semprot dengan fungisida Benlate, Benlate T20/20 WP
dan Dithane M-45 80 WP, Bavistin 50 WP 0,2%, Cupravit OB 21 0,35%, Delsene MX 200 0,2%
formulasi sesuai anjuran.
E. Penyakit Mati Ujung
Disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia.
Gejala: Daun pada ranting yang terserang akan menguning dan gugur, kemudian ranting mati
dimulai dari bagian ujung.
Pengendalian: Pangkas ranting yang terserang (pemangkasan dilakukan pada bagian ranting yang
masih sehat), kemudian hasil pangkasan dibakar atau dikubur; Semprot seluruh tanaman dengan
fungisida.
F. Penyakit Embun Jelaga:
Disebabkan oleh cendawan Root-down
Gejala: Cendawan menyerang tanaman ang banyak dikerumuni kutu dompolan atau kutu hijau.
Daun yang terserang akan tertutup lapisan hitam seperti jelaga.
Pengendalian: Daun dilap dengan kain bersih hingga warna hitam menghilang.
G. Penyakit Bercak Hitam pada Buah

Disebabkan oleh cendawan Cephaleuros coffea.
Gejala: Kulit buah yang belum matang timbul bercak-bercak hitam yang kemudian melebar
hingga seluruh kulit buah mengering dan berwarna hitam. Pada bercak kemudian tumbuh rambut
halus yang ujungnya terdapat butiran spora berwarna merah.
Pengendalian: Semprot dengan fungisida bila buah di kebun masih sangat muda, namun bila
buah sudah tua sebaiknya dipetik saja kemudian direbus untuk diolah secara kering, dan bakar
buah yang terserang.