LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL (1)

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL
DEKOMPOSISI KAIN ANYAMAN KEPER

Nama

: Luluk Hamdiyah

Grup

: 2G3

NPM

: 15030054

Dosen

: Dra. Ae Kusna

Asisten Dosen


: Resty M. H., S.ST.
Gina T., S.Pd

POLITEKNIK STTT BANDUNG
2017

I.

Maksud danTujuan
I.I Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa bisa mengidentifikasi anyaman
keper.
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan memiliki pengetahuan dekomposisi kain,
yang meliputi :
 Memiliki kemampuan mengenali ciri-ciri dan karakteristik anyaman keper.
 Pengetahuan menentukan arah lusi dan pakan.
 Memiliki pengetahuan menghitung tetal benang dalam kain.
 Pengetahuan menghitung nomor benang.
 Pengetahuan menghitung mengkeret benang.

 Menghitung berat kain per m2.
 Pengetahuan menentukan nomor sisir.
 Pengetahuan menggambar anyaman kain contoh.
 Memiliki kemampuan menghitung berat kain per m2.
 Memiliki kemampuan menentukan fabric cover factor.

II. Dasar Teori
a.

Pengertian anyaman keper
Anyaman keper adalah suatu anyaman yang benang lusinya menyilang

diatas atau dibawah dua benang pakan atau lebih dengan silangan benang lusi
sebelah kiri atau kanannya bergeser satu benang pakan atau lebih untuk membentuk
garis diagonal atau garis keper. Atau dapat pula diartikan sebagai suatu anyaman
yang bergaris – garis miring pada muka kain yang biasa dipakai untuk membuat kain –
kain drill, taplak meja, dll.
Nama untuk anyaman keper berdasarkan jumlah gun minimum misalnya
keper 3 gun, keper 4 gun atau berdasarkan pula arah garis kepernya, yaitu keper yang
garis miringnya dari kiri bawah ke kanan atas disebut keper kanan dan keper yang

garis miringnya dari kanan bawah ke kiri atas disebut keper kiri. Selain dua cara
penamaan tadi, nama keper juga dapat ditentukan dari efek benang, garis keper yang
dibentuk oleh lusi disebut efek lusi / keper lusi sedangkan garis keper yang dibentuk
oleh benang pakan disebut efek lusi / keper pakan.
b. Nama lain anyaman keper


Twill (USA)
2



Drill (Inggris) = Nama dagang



Koper (Jerman)

c. Ciri – ciri dan karakteristik anyaman keper
 Anyaman keper adalah anyaman dasar kedua

 Pada permukaan kain terdapat garis miring atau rips miring yang tidak putusputus ( garis - garis diagonal )

 Jika arah garis miring dari kanan bawah ke kiri atas maka disebut keper kiri
Jika arah garis miring dari kiri bawah ke kanan atas maka disebut keper
kanan

 Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut anyaman keper lusi /
efek lusi
Garis miring yang dibentuk oleh benang pakan disebut anyaman

keper

pakan / efek pakan
 Sudut garis keper dipengaruhi oleh tetal lusi dan angka loncat. Garis miring
membentuk sudut 450 terhadap garis horizontal
 Kenampakan / appearance kain pada permukaan atas dan bawah berbeda
 Anyaman keper diberi nama menurut jumlah gun minimum. Jika rapot terkecil
dari anyaman keper, 4 kelai lusi dan 4 helai pakan maka disebut keper 4 gun
 Anyaman keper dapat dibuat dalam konstruksi lebih padat daripada anyaman
polos karena float yang lebih panjang

 Dalam kondisi yang sama kain anyaman keper tidak sekuat kain dengan
anyaman polos
 Pada umumnya tetal pada kain anyaman keper dibuat lebih tinggi
dibandingkan dengan anyaman polos
 Arah twist benang sangat berpengaruh terhadap kanampakan garis miring /
kejelasan arah garis keper
 Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal
pakan
 Garis miring dengan arah ≥450disebut keper curam (steep twill)
 Raport anyaman yang terkecil adalah 3 lusi dan pakan
d. Rencana tenun untuk anyaman keper
Untuk rencana tenun pada anyaman keper, cucukan yang digunakan

bisa

cucukan lurus atau cucukan loncat tergantung anyaman. Pada ATBM tanpa Dobby,
injakan dapat digunakan injakan lurus atau injakan locat. Pada umumnya menenun
kain dengan anyaman keper dilakukan dengan keper pakan, karena pengangkatan
gun lebih ringan. Penentuan injakan harus dibuat senyaman mungkin.
3


(Gb. anyaman keper)

III. Alat dan Bahan
 Loop/ kaca pembesar.
Kegunaan loop pada praktikum ini adalah untuk :
o

Menghitung tetal lusi atau pakan.

o

Mengidentifikasi jenis benang, apakah benang tunggal, gintir,
monofilamen, multifilamen, benang tekstur atau jenis benang lainnya.

 Jarum
Kegunaan jarum pada praktikum ini adalah untuk :
o

Alat bantu menghitung tetal lusi atau pakan pada lubang pemeriksa

loop bila loop tidak dilengkapi dengan jarum.

o

Alat bantu mengeluarkan benang lusi dan pakan pada pinggir kain
dalam menentukan ukuran kain.

o

Alat bantu menentukan anyaman kain dengan jalan menjarangkan
tetalnya dengan jarum sehingga jalannya lusi dan pakan terlihat
menjadi lebih jelas.

 Mistar
Kegunaan mistar pada praktikum ini adalah untuk :
o

Alat bantu membuat ukuran pada kain contoh dengan ukuran tertentu
sesuai dengan prosedur pada dekomposisi kain tenun.


o

Alat bantu mengukur panjang lusi dan pakan setelah ditiras dan
dikeluarkan dari kain.

 Kertas design/ buku kotak-kotak matematika
4

Kegunaan kertas design pada praktikum ini adalah untuk :
o

Tempat menggambar anyaman atau desain anyaman kain tenun yang
sedang dianalisa.

o

Tempat menggambar rencana kain tenun (menggambar hubungan
antaran anyaman, cucukan, ikatan, dan pengaturan pengangkatan
gun)


 Gunting
Kegunaan gunting pada praktikum ini adalah untuk memotong kain atau
benang.
 Timbangan
Ada dua macam timbangan yang diperlukan yaitu :
o

Timbangan biasa dengan satuan gram untuk menimbang kain
sempel.

o

Timbangan microbalance dengan satuan miligram untuk menimbang
sejumlah helai benang.

 Kain sempel.

IV. Cara Kerja
1)


Siapkan kain contoh uji berukuran 20 cm x 20 cm yang kemudian digunting
menjadi berukuran 10 cm x 10 cm.

2)

Menentukan arah lusi dan pakan pada kain uji (arah lusi diberi tanda panah),
dimana lusi dicari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena
telah diberi kanji. Dapat juga dengan melihatnya ke arah cahaya. Yang
terlihat lurus-lurus (dan ada bagian-bagian yang tebal) adalah benang lusi.

3)

Menghitung tetal lusi dan tetal pakan:
 Ratakan kain tanpa tegangan pada meja pemeriksa
 Dengan loop dibantu dengan jarum hitung jumlah lusi dan pakan
setiap inchi
 Pengujian dilakukan paling sedikit 3 tempat yang berbeda

4)


Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat
beratnya.

5)

Mengambil benang lusi dari 2 (dua) sisi yang berbeda pada kain contoh uji
tersebut sebanyak 5 (lima) helai – 5 (lima) helai, sehingga total benang yang
diperolehnya sebanyak 10 helai, Lalu menimbangnya. Demikian pula untuk
benang pakannya.
5

6)

Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan),
lalu mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula
untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 10 (sepuluh)
benang tersebut dirata-ratakan. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung
mengkeret lusi dan pakan.

7)

Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang
sudah diperoleh.

8)

Melalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh
selisih berat.

9)

Menggambar anyaman dari hasil yang diuji (contoh uji).

V.

Data Pengamatan

No



Berat contoh uji (10x10) cm

: 2,18 gram



Berat 10 helai lusi

: 33,5 mg = 0,0335 gram



Berat 10 helai pakan

: 34,5 mg = 0,0345 gram

1

Tetal (helai/inch)
Lusi
Pakan
107
54

Panjang (cm)
Lusi
Pakan
10,2
10,2

2

109

56

10,2

10,2

3

108

56

10,2

10,1

4

10,2

10,2

5

10,2

10,2

6

10,2

10,2

7

10,2

10,1

8

10,2

10,1

9

10,2

10

10,2
102
10,2

10,1
101,4
10,14

10



324
108

166
55,33

Perhitungan
Berat kain ( 10x10 ) cm

= 2,18 gram

Jumlah 10 helai lusi

= 102 cm = 1,02 m

Jumlah 10 helai pakan

= 101,4 cm = 1,014 m

Berat 10 helai lusi

= 33,5 mg = 0,0335 gr
6

Berat 10 helai pakan

= 34,5 mg = 0,0345 gr

Rata-rata tetal lusi

= 108 helai/inchi = 42,519 helai/cm

Rata-rata tetal pakan

= 55,33 helai/ inchi = 21,783 helai/cm

1. MENGKERET
a. Mengkeretlusi =

=

¯x panjang lusi−panjang kain x 100 %
¯x panjang lusi
10,2−10
x 100 %
10,2

= 1,96 %
b. Mengkeretpakan =

=

¯x panjang pakan− panjang kain x 100 %
x¯ panjang pakan
10,14−10
x 100 % = 1,38 %
10,14

2. NOMOR BENANG
-

Nomor benang lusi :

 Nm

panjang 10lusi
berat 10 lusi
1,02m
= 0,0335 gr
=∑

= 30,447 m/g
 Ne1

= 0,59 x Nm
= 0,59 x 30,447
= 17,964

 Tex

1000
Nm
1000
= 30,447
=

= 32,844
 Td

9000
Nm
9000
= 30,447
=

= 295,596

Nomor benang pakan :
7

 Nm

=

∑ panjang 10 pakan

berat 10 pakan
1,014
= 0,0345
= 29,39 m/g

 Ne1

= 0,59 x Nm
= 0,59 x 29,39
= 17,34

 Tex

1000
Nm
1000
= 29,39
=

= 34,025
 Td

9000
Nm
9000
= 29,39
=

= 306,227
3. BERAT KAIN/ M2
a. Penimbangan
Berat kain

= Berat CU x

= 2,18 x

( 100 x 100 ) cm

ukuran CU

( 100 x 100 ) cm

(10 x 10)cm

= 218 g/m2
b. Perhitungan
 LUSI
Tetal lusi (hl/cm) =

rata−rata tetal lusi
2,54
108

= 2,54
= 42,519 hl/cm
Berat lusi

100

= tetal lusi ¿ ¿ x ( 100−mlusi ¿

8

=

42,519 x 100 cm x 100 cm
100
x ( 100−1,96 ¿
30,447 x 100
425190

= 3044,7 x 1,0199
= 142,428 gr
 PAKAN

rata−rata tetal pakan
2,54
55,33
= 2,54

Tetal pakan (hl/cm)

=

= 21,783 hl/cm

100

= tetal pkan ¿ ¿ x ( 100−mpkn ¿

Berat pakan

21,783 x 100 cm x 100 cm
100
x ( 100−1,38 ¿
29,39 x 100
217830
= 2939 x 1,014
=

= 75,155 gr
BERAT KAIN

= BERAT LUSI + BERAT PAKAN
= 142,428 + 75,155
= 217,583 gram

4. SELISIH BERAT (%)
Selisih (%) =

BB −BK
X 100 %
BB

Jika A > B, maka

A−B
X 100 %
A

Jika A < B, maka

B− A
X 100 %
B

A>B

A−B
A X 100 %

=

218−217,583
x 100% = 0,19 %
218

5. FABRIC COVER FACTOR
 nw

= 108 hl/”

 nf

= 55,33 hl/”

 dw

=

1
28 √ Ne 1

9

=

1
28 √ 17,964

= 0,0084
 df

1
28 √ Ne 1
1
=
28 √17,34
=

= 0,0086
 Cw

= nw x dw
= 108 x 0,0084
= 0,91

 Cf

= nf x dn
= 55,33 x 0,0086
= 0,476

 Cover Factor (CF)

= ((Cw + Cf ) – (Cw x Cf)) x 100 %
= ((0,91 + 0,476) – (0,91 x 0,476)) x 100%
= (1,386 – 0,433) x 100 %
= 95,3 %

VI.

Diskusi dan Kesimpulan
1. Diskusi
Berdasarkan ciri-ciri yang dilihat dan di amati diketahui bahwa kain
sempel yang diteliti merupakan kain anyaman keper, karena memiliki
hasil anyaman garis miring yang tidak putus-putus. Pada kain yang
diteliti terdapat jumlah tetal lusi lebih besar dibandingkan jumlah tetal
pakan hal ini menunjukkan bahwa kain yang diteliti merupakan kain
anyaman keper lusi. Juga selisih berat didapatkan sebesar 0,19%
artinya percobaan yang dilakukan baik. Karena apabila hasil selisih
yang didapatkan lebih dari 5% maka praktikum dianggap kurang baik
karena jauh dari literature.
2. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

2

bahwa kain uji mempunyai anyaman keper lusi 1 ¿ karena memiliki
ciri-ciri : Pada kain terlihat garis miring yang tidak putus-putus, garis
miring berjalan ke arah kiri atas dan permukaan atas dan bawah
berbeda. Dengan data :


Tetal lusi : 108 helai/inch = 42,519 helai/ cm
10



Tetal pakan : 55,33 helai/inch = 21,783 helai/cm



Mengkeret lusi : 1,96 %



Mengkeret pakan : 1,38 %



Nm lusi : 30,447 m/g ~ Ne1 17,964 ~ 32,844 Tex~ 295,596 Td



Nm pakan : 29,39 m/g~ Ne1 17,34 ~ 34,025 Tex~ 306,227 Td


Berat kain cara penimbangan dan cara perhitungan hampir
sama yaitu 218 gr/m2 dan 217,583 gr dengan selisih 0,19 %.



Cover Factor : 95,3 %

P9
P8
P7
P6
P5
P4
P3
P2
P1
L1

L2

L3

L4

L5

L6

L7

L8

L9

2

ANYAMAN KEPER LUSI 1 ¿

1 rapot
Keterangan :

Lusi

Pakan

VII.

Daftar pustaka
Rohmah,siti & giarto.Bahan ajar Praktikum Desain Tekstil. 2013. Bandung
11

Jumaeri,Bk. Teks,dkk.1974.TEXTILE DESIGN. Institut Teknologi Tekstil. Bandung.
LAMPIRAN

12