BAB II DEPOSITO SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA A. Pengertian Deposito - Deposito Pihak Ketiga Sebagai Jaminan Kredit Pada PT. Bank Sumut Cabang Utama, Medan

BAB II DEPOSITO SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA A. Pengertian Deposito Seperti diketahui salah satu aktivititas perbankan dalam usaha untuk

  mengumpulkan dana adalah mengarahkan aktivitas deposito. Di mana orang yang menyimpan uang dalam bentuk deposito ini dikenal dengan deposan. Simpanan deposito di Bank lazimnya di letakkan pada persyaratan jangka waktu pengambilannya. Dengan deposito ini pihak bank akan lebih mudah memberikan kredit kepada masyarakat yang memerlukan kredit

  Deposito menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 ayat (7) adalah: “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.” Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan mengatakan bahwa deposito adalah Simpanan dana pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan”.

  Pengertian Deposito adalah produk simpanan berjangka dari tiap – tiap bank. Simpanan berjangka ini biasanya dapat berupa rupiah atau valas (Valuta Asing) dan menggunakan jangka waktu 1, 3, 5, 12, atau 24 bulan, tergantung dari Bank-nya. Deposito adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk Anda

14 Muchdasyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: Bumi Aksara, Jakarta, 1999)

  melakukan investasi selain menggunakan emas ataupun tanah dan rumah. Klik Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Tidak seperti tabungan yang boleh ditarik kapan saja, maka dalam deposito tidak demikian. Jika anda memaksa untuk menarik dana tersebut sebelum jatuh tempo maka biasanya kan dikenakan potongan

  Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa deposito pada dasarnya merupakan salah satu faktornya yang cukup besar pengaruhnya terhadap aktivitas perbankan dan merupakan salah satu sumber dana pembiayaan, operasionalnya yang disalurkan lewat kredit untuk membantu permodalan para pengusaha yang melakukan investasi.

  Deposito merupakan salah satu bentuk penyerahan dana oleh nasabah untuk disimpan pada bank, dimana mengandung pengertian bahwa bank yang menerima simpanan berhak untuk memakai dana tersebut sekehendaknya untuk keperluan apapun juga dan nasabah penyimpan dana sementara tidak mempunyai hak apapun mengenai tujuan pemakaian dana tersebut oleh bank. Hak nasabah penyimpan dana semata-mata hanya berupa hak menagih dan mendapatkan kembali dana tersebut, karena uang atau dana yang telah diserahkan oleh nasabah penyimpan dana kepada bank adalah uang milik bank selama dalam penyimpanan bank. 15

  akses tanggal 12 Januari 2015 16 Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank dan Nasabah terhadap produk tabungan

  Sebelumnya bank milik pemerintah dalam menjalankan kegiatan penghimpunan dana melalui deposito diatur secara ketat dalam hal ketentuan dan suku bunganya yaitu sesuai dengan Ketentuan Instruksi Presiden No: 28/1968 yang diatur lebih lanjut tentang suku bunganya dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No:5/4/KEP/DIR tertanggal 31 Mei 1972 dan kemudian diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No22/65/KEP/DIR, dan Surat Edaran Bank Indonesia No16/2/UPUM tertanggal 1 Juni 1983.

  Bunga dari simpanan deposito oleh pemerintah dipungut pajak sebagai pajak penghasilan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No: 74 tahun 1971 tentang Pajak atas Bunga Deposito Berjangka, Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito, dan Tabungan

  Tarif bunga dari Simpanan Deposito diberikan dengan sangat menarik sesuai dengan perkembangan pasar dan dibayarkan setiap bulan sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Dengan memiliki deposito seperti ini, pemilik dapat menghimpun kekayaan secara diam-diam (silent Find Raising) tanpa susah payah melakukan kegiatan usaha, sedangkan keuntungan bagi bank adalah penyediaan likuiditas untuk penarikan dana dapat diperhitungkan dan diperkirakan secara tepat.

  Bunga atas simpanan deposito dapat ditarik tunai setiap jangka waktu tertentu ataupun ditransfer ke suatu rekening deposan. Untuk kemudahan, Nasabah biasanya juga membuka rekening tabungan untuk menampung bunga 17 M. Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996),

  hlm 178 18 Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Deposito Berjangka (Segi Hukum

  atas deposito tersebut yang telah jatuh tempo dan tidak diperpanjang lagi. Selain itu, bunga dari simpanan deposito dapat juga langsung dicairkan dan ditambahkan secara otomatis kedalam simpanan deposito milik nasabah tanpa harus dimasukkan kedalam rekening tabungan. Pihak-pihak dalam deposito, pihak-pihak yang terdapat dalam deposito yaitu:

  1. Deposan Kepemilikannya dapat terdiri dari suatu badan atau perseorangan yang ada dalam masyarakat.

  2. Depositoris Terdiri dari bank-bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Simpanan deposito yang ditempatkan oleh deposan kepada suatu bank berdasarkan hubungan kepercayaan.

  Kelebihan kredit dengan jaminan deposito antara lain : 1.

  Kelebihan yang paling utama adalah, Anda bisa menjaga kepemilikan aset Anda. Jika Anda tidak memiliki harta berharga kecuali peninggalan keluarga, Anda pun tidak perlu mempertaruhkan warisan tersebut. Katakanlah satu- satunya aset yang Anda punya adalah rumah yang sudah turun-temurun ditinggali beberapa generasi, daripada menggunakannya sebagai jaminan, apabila Anda memiliki deposito atau tabungan dalam jumlah cukup besar, maka Anda bisa menggunakannya sebagai jaminan. 19 20 Ahmad Anwari ,Deposito berjangka, (Jakarta: Balai Aksara, Jakarta, 1988) hlm 11 Seputarforex.com/artikel/deposito/Menggunakan Deposito Sebagai Jaminan Kredit

  2. Alternatif ini merupakan solusi ketika Anda memiliki kebutuhan mendadak, sedangkan Anda terlanjur aripada menarik sebelum jatuh tempo dan terkena denda, Anda memiliki opsi untuk mengambil kredit saja dan menggunakan deposito tersebut sebagai jaminan. Anda bisa meminjam hingga sebesar 70-90 persen dari deposito, tergantung kebijakan bank.

  3. Apalagi, karena aset yang dijadikan jaminan (deposito) berada di bank yang sama dengan tempat Anda mengambil kredit, maka pemrosesan permohonan kredit juga jadi relatif lebih cepat. Situasinya berbeda dengan pemrosesan jaminan aset seperti tanah atau rumah yang perlu appraisal terlebih dahulu. Ini akan sangat membantu jika kebutuhan Anda sudah mendesak 4. Menggunakan deposito sebagai jaminan kredit, akan terkena bunga yang lebih kecil daripada bunga kredit umum. Bunga yang harus dibayar ke Bank dihitung dari bunga kredit biasa dikurangiagi pihak bank, resiko pinjaman berjaminan deposito jelas jauh lebih rendah daripada jaminan bentuk lain, maka Anda pun hanya perlu membayar bunga rendah. Bahkan kabarnya ada yang menetapkan bunga kredit hanya 2-3% diatas bunga deposito, yang berarti Anda hanya perlu membayar bunga 2-3% itu saja. Kelemahan menggunakan deposito sebagai jaminan kredit antara lain : 1. Kelemahan pertama, bunga deposito umumnya jauh lebih rendah daripada bunga kredit. Sehingga, ada kalanya menarik deposito dan terkena denda jadi lebih baik secara ekonomis daripada menarik kredit dengan jaminan deposito. Perhitungkan baik-baik dari segi jumlah dana yang Anda butuhkan dan perkiraan berapa lama akan bisa menyelesaikan angsuran kredit. Jika dana yang dibutuhkan relatif kecil dan krisis keuangan Anda hanya akan berlangsung sebentar, maka ada baiknya mengambil kredit dengan jaminan deposito saja daripada terkena denda atau menanggung bunga tinggi KTA. 2. Deposito yang dijadikan jaminan tak bisa ditarik selama masa kredit. Berbeda dengan ketika Anda menggunakan mobil sebagai jaminan kredit, Anda masih bisa menggunakan mobil tersebut, atau ketika Anda menjaminkan rumah dan tanah, dimana Anda bisa terus tinggal dan memanfaatkan rumah. Selain itu, deposito yang dijadikan jaminan praktis kehilangan manfaat bunga-nya, karena bunga kredit yang lebih besar daripada bunga deposito tadi.

B. Deposito Sebagai Surat Berharga dan Surat Yang Berharga

  Surat berharga adalah surat bukti tuntutan hutang, pembawa hak dan mudah diperjualbelikan, maksudnya adalah bahwa suatu surat berharga yang dimiliki/berada pada tangan seseorang merupakan suatu alat bukti bagi pemegang surat berharga tersebut terhadap suatu hak. Surat berharga ini mudah diperjualbelikan karena surat berharga ini dibuat dalam bentuk atas tunjuk (aan

  

order ) ataupun dalam bentuk atas bawa ( aantoonder). Contoh surat berharga ini

  adalah sertifikat deposito, wesel bank, sertifikat saham, sertifikat dana, obligasi dan lain-lain. Surat yang berharga adalah surat bukti tuntutan hutang yang sukar diperjualbelikan, artinya adanya surat ini membuktikan bahwa si pemegang surat 21 Ibid 22 Purwosucipto.Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia : Hukum Surat Berharga,

  yang namanya tercantum pada surat tersebut mempunyai hak menuntut uang kepada debitur. Surat yang berharga ini mempunyai sifat yang sukar diperjualbelikan karena ia sengaja dibuat dalam bentuk yang mempunyai akibat hukum sukar diperjualbelikan. Bentuk tersebut adalah bentuk atas nama (op

  naam).

  Dalam bentuk ini setiap surat yang berharga tersebut penyerahannya dilakukan dengan cara cessie. Salah satu contoh dari surat yang berharga ini adalah surat pengakuan utang atas nama, surat deposito berjangka, tabanas, dan lain-lain.

C. Jenis-Jenis Deposito dan Cara Penyerahannya

  Menurut OP.Simorangkir dalam bukunya “Seluk Beluk Bank Komersial”, membagi deposito beberapa jenis, yaitu :

1. Deposito Berjangka (time deposit)

  Deposito Berjangka adalah suatu piutang atas nama deposan (pemilik uang) kepada penerbit deposito (dalam hal ini adalah Bank) karena deposito ini merupakan suatu piutang atas nama maka tidak dapat dipindahtangankan/diperjualbelikan. Bunga deposito berjangka dibayar setiap bulan pada hari bayarnya atau sekaligus pada saat jatuh tempo dan dapat dijadikan jaminan kredit.

  Mengenai cara penyerahannya, maka dilakukan menurut ketentuan Pasal 613 ayat (1) dan (2) KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut : “ Penyerahan 23 OP. Simorangkir dalam Hartono Hadisoeprapto, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan ( Yogyakarta: Liberty 1984), hlm. 54. 24 Johannes Ibrahim. Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam Hukum Positif

  akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan nama hak-hak kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain”.“Penyerahan yang demikian bagi si berutang tiada akibatnya, melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis disetujui dan diakuinya”. Menurut

  Pasal 613 ayat (1) dan (2) KUH Perdata ini setiap piutang atas nama penyerahannya dilakukan dengan cessie yaitu dengan akta otentik atau akta di bawah tangan yang menyatakan bahwa piutang telah dipindahkan kepada seseorang.

  Simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Apabila waktu yang ditentukan itu habis, maka deposan dapat mengambil langkah-langkah : a.

  Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank b. Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan suatu periode tertentu yang diinginkan.

2. Deposito On Call

  Simpanan uang milik pribadi yang penarikannya dilakukan sesuai dengan kebutuhan pihak deposan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada pihak bank. Pemberitahuan itu dilakukan tergantung kepada perjanjian yang diadakan antara pihak deposan dengan pihak banknya. Apabila waktu yang ditentukan itu sudah habis, maka deposan dapat mengambil langkah-langkah: a.

  Menarik simpanan deposito berjangka itu dari bank b.

  Memperpanjang simpanan deposito berjangka itu dengan jangka waktu yang digunakan.

  Adanya penerimaan deposito sebagai jaminan kredit dilandaskan pada Instruksi Presiden Nomor 28 tahun 1968, tentang Deposito yang ada kaitannya dengan perkreditan pada angka 3 sub a yang menyatakan: “…berpegang pada pertimbangan tersebut diatas maka perlu diadakan penyesuaian tentang ketentuan mengenai seseorang yang memperoleh kredit dan mempunyai deposito, dimana Deposito Berjangka yang bersangkutan dijadikan jaminan kredit.” Fasilitas kredit dengan jaminan deposito dapat diberikan kepada debitur yang telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telahdisyaratkan oleh pihak bank dalam perjanjian kredit yang telah disepakati oleh pihak debitur dengan bank.

3. Demand Deposito (rekening koran giro), penyimpan dapat menyimpan/menarik dananya pada / dari bank setiap saat dikehendaki.

  4. Deposito Automatic Roll-Over, yaitu uang deposan secara otomatis diperhitungkan bunganya, begitu deposito habis jangka waktunya. Uang deposan akan terus diberi bunga seandainya deposan lupa menarik deposito yang sudah jatuh tempo.

  5. Sertifikat Deposito, yaitu simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindah tangankan. Sertifikat Deposito biasa juga disebut dengan sertifikat bank merupakan suatu tanda bukti penerimaan kepada pembawa yang diterbitkan oleh bank atas sejumlah uang yang telah diserahkan kepada bank untuk suatu jangka waktu dengan mendapat bunga sebagai imbalannya serta dapat diperjualbelikan dengan mudah.

  Deposito termasuk dalam kategori benda bergerak yang tidak berwujud, sehingga atasnya, dapat dibebani dengan hak gadai. Terhadap gadai atas benda bergerak tersebut maka hukum yang berlaku adalah ketentuan dalam KUHPerdata Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160.

  Maka untuk mengikat deposito sebagai jaminan kredit, akan dilakukan

  

  tahap-tahap pengikatan sebagai berikut : 1.

  Pengikatan kredit sebagai perjanjian pokok dimana di dalamnya disebutkan jaminan kredit ini adalah deposito.

  2. Pengikatan deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank. Menurut hukum, akta perjanjian gadai dapat dibuat secara sah dengan dilakukan secara notaril maupun di bawah tangan, dibuat untuk menjamin perjanjian pokoknya yang berupa perjanjian kredit.

  3. Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang dijaminkan kepada pemegang gadai, dalam hal ini pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahan yang nyata, 25 26 Purwosucipto,Op.cit. hlm, 192.

  Satrio J, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Undang-Undang, (Bandung: artinya bilyet deposito itu harus benar-benar diserahkan dibawah kekuasaan bank, tidak boleh hanya berdasarkan pada pernyataan dari pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada didalam kekuasaannya. Penyerahan nyata ini dilakukan bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya gadai.

  4. Bersamaan dengan tahap ketiga, pemilik deposito/penjamin harus memberikan kuasa kepada pemegang gadai/pihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam hal pemilik deposito/debitur wanprestasi. Kuasa mencairkan deposito ini adalah juga bentuk nyata penyerahan yuridis deposito kepada bank untuk memudahkan pihak kreditur dalam melakukan pelunasan kredit yang dijamin dengan deposito tersebut.

  5. Tahap kelima. Kreditur selaku penerima gadai deposito akan melakukan pemblokiran atas deposito jaminan tersebut sesuai dengan jangka waktu perjanjian kreditnya. Artinya sepanjang kredit sebagai perjanjian pokok belum dilunasi maka sepanjang itu pula deposito jaminan diblokir.