BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No. 8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hari Selasa tanggal 29 Oktober 1929, tercatat sebagai hari terburuk dalam sejarah finansial bangsa Amerika, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday. Krisis dimulai pada hari sebelumnya tanggal 28 Oktober, terjadi aksi profit taking besar-besaran yang menyebabkan Indeks Dow Jones turun menjadi 12.8%. Keesokan harinya terjadi kekacauan di lantai bursa. Investor terdorong oleh resiko

  yang semakin besar akibat berlakunya sistem margin trading, berbondong- bondong menjual saham-saham yang mereka miliki. Dalam dua jam, nilai saham- saham papan atas turun hingga lebih dari separuhnya, dan dalam dua minggu

1 Indeks Dow Jones turun hingga 40%.

  Dalam rangka mengembalikan kepercayaan investor pada pasar modal, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan the Securities Act pada tahun 1933, yang mengatur perihal operasional dan sistem yang berlaku pada pasar modal. Dan pada tahun 1934, dibentuk Securities and Exchange Commission (SEC) yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan undang-undang tersebut. Guna melindungi investor dari aksi kejahatan finansial, SEC mewajibkan setiap perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek untuk melaporkan keuangan

1 Runtuhnya wallstreet dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Runtuhnya_Wall_Street_1929

  diakses tangal 29 September 2013 perusahaan yang telah diaudit, serta mengawasi setiap peralihan kepemilikan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.

  Melihat dari sejarah diatas dapat diketahui terbentuknya pasar modal hingga sampai saat ini harus melewati perjalanan yang rumit, berliku-liku bahkan pada awal mulanya pasar modal beraktifitas di lapangan terbuka seperti pasar- pasar tradisional di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pasar modal merupakan suatu sarana yang penting bagi suatu Negara. Karena merupakan suatu hal yang penting bagi perekonomian, maka pasar modal diupayakan untuk selalu sehat dan terjaga dari segala masalah. Salah-satunya adalah dengan cara menerapkan Prinsip keterbukaan didalam pasar modal.

  Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan di pasar modal harus selalu mengikuti peraturan yang ada dan telah ditetapkan oleh pasar modal itu sendiri.

  Hal diperlukan demi terciptanya pasar modal yang dapat melindungi kepentingan investor dan pemegang saham dalam kegiatan penanaman modal di dalam pasar

  

  modal. Dasar dan sumber hukum yang berkaitan dengan pasar modal di Indonesia terdapat pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

   Modal dan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  Perusahaan yang menjalankan prinsip akuntabilitas menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ dan unit perusahaan secara jelas

2 Sri Redjeki Hartono, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung: Mandar Maju,

  2000), hal. 136 3 Ridwan Khairandy dan Siti Anisah, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003),hlm. 5

  

  dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan. Salah satu ketentuan di Pasar Modal terkait dengan prinsip akuntabilitas adalah ketentuan yang mewajibkan pernyataan manajemen mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan. Oleh karena itulah maka pihak yang paling bertanggung jawab atas laporan keuangan adalah presiden direktur dan direktur yang membawahi bidang keuangan dan akuntansi. Untuk memastikan akuntabilitas laporan keuangan, Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.11 mewajibkan Presiden Direktur dan Direktur yang membawahi bidang akuntansi dan keuangan untuk menandatangani pernyataan tanggung jawab atas laporan keuangan dan melampirkan pernyataan

   tersebut dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.

  Berkaitan dengan perlindungan pemegang saham, terdapat suatu struktur dan proses yang mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan secara menyeluruh untuk kepentingan pemegang saham dan dengan memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan lain. Struktur dan proses inilah yang disebut dengan Good Corporate Governance. Penerapan good corporate governance di pasar modal bertujuan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, meningkatkan citra atau reputasi perusahaan, serta meningkatkan kemakmuran seluruh stakeholders. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni;

1. Pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya.

  4 5 Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) 2006

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No : Kep-40/PM/2003Tanggal : 22

Desember 2003

  2. Kewajiban perusahaan untuk melakukan keterbukaan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja

   perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

  Pasar modal yang besar dan diperhitungkan adalah pasar modal yang melindungi kepentingan berbagai pihak, terutama kepentingan investor. Undang- undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang merupakan landasan hukum pasar modal di Indonesia memberikan perlindungan kepada investor dengan mengharuskan para pelaku pasar modal, untuk melaksanakan keterbukaan informasi karena informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi para pihak yang memiliki kepentingan dalam pasar modal, terutama bagi calon investor atau investor. Informasi yang dibutuhkan oleh investor adalah informasi yang relevan, jelas, tepat waktu dan rata penyebarannya serta bukan sekedar desas- desus.

   Setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan didalam pasar modal.

  Pertama, prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar, sebab prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi karena keterbukaan bisa tebentuk suatu penilaian terhadap investasi, sehingga investor secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portopolio

6 Thomas S. Kaihatu, Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.

  puslit.petra.ac.id/jurnals/pdf.php?PublishedID=MAN06080101 diakses tangal 08 Februari 2014 7 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, (Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001), hal. 8 mereka. Makin jelas informasi perusahaan , maka keinginan investor untuk melakukan investasi makin tinggi, sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi dapat menimbulkan ketidakpastian bagi investor, dan konsekuensinya menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal. Kedua, prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Filosofi ini didasarkan pada konstruksi pemberian informasi secara penuh sehingga menciptakan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia.

  Dengan demikan prinsip keterbukaan dapat berperan dalam meningkatkan ketersediaan informasi yang benar, agar dapat ditetapkan harga pasar yang akurat.

  Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan pasar modal sebagai lembaga keuangan yang beroprerasi beradasarkan informasi. Tanpa informasi, peserta pasar tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan. Ketiga, prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud). Sangat baik untuk dipahami ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K Rider: “sun light is the

  

best disinfectant and electric light the best policeman.” Dengan perkataan lain,

  Rider menyatakan bahwa “more disclosure will inevitably discourage wrong

  

doing and abuse.” Selanjutnya dia menyatakan bahwa dalam pasar keuangan

  pendapat itu tidak perlu lagi dibuktikan, tetapi lebih banyak bergantung pada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu

   disampaikan.

  Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik surat utang (obligasi), saham, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait

  

  lainnya. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang memperte-mukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal di- perlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerjasama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat.

8 Barry A.K. Rider, “Global Trends in securities Regulation: The changing Legal Climate” , Dick Climate. J Int’IL, Spring 1995.

  9 Mengenal Pasar Modal dalam http://www.idx.co.id/id- id/beranda/informasi/bagiinvestor/pengantarpasarmodal.aspx diakses 29 September 2013

  Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Melihat potensi perkembangannya, pemerintah Indonesia bertekad akan mengurangi peranan bantuan luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Adapun langkah yang diupayakan Pasar Modal dalam pembangunan Negara Republik Indonesia ini adalah dengan melakukan penawaran umum( go publik ).Dan hal lain yang sangat penting adalah telah berlaku efektifnya Undang-Undang Pasar Modal yakni Undang-Undang No.

  8 Tahun 1995.Di dalam UU No. 8 Tahun 1995 secara tegas mewajibkan setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui Pasar Modal, atau disebut emiten, untuk mengungkapkan seluruh informasi mengenai keadaan usahanya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaan perusahaan ( Full Disclosure ) kepada masyarakat.

  Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan keterbukaan didalam pasar modal, sehingga penulis mengangkat judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No.8 tahun 1995”

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang diatas, maka dikemukakan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu:

1. Bagaiamana penerapan keterbukaan pada pasar modal ? 2.

  Bagaimana prinsip akuntabilitas dalam pasar modal ?

  3. Bagaimana penerapan keterbukaan dalam prinsip akuntabilitas pada pasar modal ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

  Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan skirpsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui keterbukaan dalam pasar modal 2.

  Untuk mengetahui bahwa prinsip akuntabilitas merupakan aspek penting dalam pasar modal

  3. Untuk mengetahui keterbukaan dalam prinsip akuntabilitas pasar modal Disamping dari tujuan penulisan, adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam hal ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis, yakni:

  1. Manfaat secara Teoritis Pembahasan terhadap permasalahan diatas diharapkan dapat menjadi pemahaman dan pengertian bagi pembaca mengenai Penerapan Keterbukaan dan juga mengenai Prinsip Akuntabilitas pada Pasar Modal sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1995 2.

  Manfaat secara Praktis Penulis berharap semoga Tulisan ini bermanfaat bagi semua orang, dan juga menjadi sumbangan pemikiran bagi hukum positif yang ada di Indonesia dan dapat menjadi bahan referensi bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya yang berkaitan dengan keterbukaan dalam pasar modal

D. Keaslian Penulisan

  Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, disamping membaca buku yang berhubungan dengan judul skirpsi ini, penulis berusaha untuk mengembangkan demi untuk memenuhi kebutuhan akan wawasan dan pengetahuan tentang kondisi pasar modal yang terus berkembang sehingga membawa pengaruh pula terhadap perkembangan pasar modal itu sendiri. Dalam penulisan skripsi ini penulis berkeinginan untuk memaparkan suatu “Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No. 8 Tahun 1995” yang menjadi judul skripsi penulis.

  Adapun judul yang berkaitan dengan skripsi ini adalah berjudul “Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Sebagai Upaya Perlindungan Terhadap Investor Dalam Pasar Modal” yang ditulis oleh Nova GW. Sirait tahun 2004, dimana didalamnya membahas tentang upaya perlindungan terhadap investor sebagai perwujudan pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal.

  Sedangkan didalam skirpsi ini yang dibahas adalah tentang penerapan keterbukaan dalam pasar modal yang dilihat dari prinsip akuntabilitasnya. Dimana dalam menjamin suatu pasar modal yang kuat dan sehat dan juga untuk mencegah

  

  terulang kembali kasus runtuhnya Wallstreet beberapa dekade silam di Amerika , maka dibutuhkan suatu pegangan dan prinsip untuk memelihara suatu kondisi yang baik didalam suatu perusahaan yang akan ataupun telah melakukan go publik. Peranan akuntabilitas ini dapat membuat perusahaan akan dipercayai oleh para investor yang biasanya sangat kritis terhadap informasi dan keadaan perusahaan yang dituju. Dengan menerbitkan suatu laporan pertanggungjawaban diharapkan investor tersebut dapat memutuskan apakah ingin menanamkan modalnya atau tidak, sehingga dengan semakin bertambahnya informasi yang didapat investor ataupun publik, maka semakin jelas juga apakah perusahaan itu layak untuk diberikan modal atau tidak.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain. Skirpsi ini juga diperoleh dari hasil pemikiran para prakatisi, refrensi buku-buku, makalah, media cetak, media elektronik seperti internet juga dari bantuan berbagai pihak yang berdasarkan atas asas keilmuan yang jujur, rasioanal dan keterbukaan, dengan demikan skirpsi ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan 1.

  Prinsip Keterbukaan Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang 10 Runtuhnya wallstreet, Op.Cit. menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap

  

  keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan harga efek tersebut. Tujuannya adalah untuk menciptakan mekansime pasar yang efisien. Ini didasarkan supaya para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material. Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dipasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta materil sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga secara rasional dapat

   mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.

2. Akuntabilitas

  Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu- individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang

  

  menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrument untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat.

  Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggungjawaban dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu 11 12 Pasal 1 ayat 7 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Bismar Nasuition, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Universitas Indonesia, Program

  Pasca Sarjana, Jakarta 2001) Hal.1 13 Suherman Toha, Penelitian Masalah Hukum tentang Penerapan Good Coorporate Governance Pada Dunia Usaha . Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HakAsasi Manusia RI, 2007, hal. 34.

  mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip akuntabilitas terutama berkaitan erat dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau program yang telah ditetapkan. Pengertian akuntabilitas menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan sebagai sebuah proses dimana seorang atau sekelompok orang yang diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang mereka sudah atau belum ketahui untuk melaksanakan

   pekerjaan mereka.

3. Pasar Modal

  Menurut pendapat Abdurrahman mengatakan bahwa istilah “Pasar Modal” dipakai sebagai terjemahan dari istilah “Capital Market” yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu perusahaan yang merupakan pasar tempat orang membeli dan

  

menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

  Menurut Hugh T. Patrick dan U Tun Wai, sebagaimana dikutip Abdul basith Anwar membedakan tiga arti pasar modal, yaitu : Arti Luas : “Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua peraturan dibidang keuangan, surat berharga/klaim jangka panjang, pendek, primer dan tidak langsung.”

  14 Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI), Memahami Good Government Governance dan Good Coorporate Governance , (Yogyakarta : Penerbit YPAPI, 2004), hal 68. 15 Abdurrahman A. Ensikopledia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, (Jakarta: PT.

  Pradnya Paramita,1991). hal. 169

  Arti Menengah : “Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan, dan deposito berjangka.” Arti Sempit : “Pasar Modal adalah tempat pasar yang terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar

  

  dan underwriter.” Sementara itu, menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,

  pasal 1 ayat 13 memberi pengertian kepada pasar modal sebagai : “Suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

  

  diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Pada dasarnya, pasar modal menjembatani hubungan antara pemilik dana

  (investor) dan pengguna dana. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah wahana investasi bagi investor dan wahana sumber dana bagi pengguna dana. Peranan lain dari pasar modala dalah mengumpulkan dan mengerahkan tabungan masyarakat untukkeperluan investasi. Pasar modal tergolong dalam pengertian “financial market” yang bertujuan untuk mengadakan alokasi tabungan (saving) secara efeisien dari pemilik dana (saver) kepada

  

  pemakai dana terakhir (ultimate user). Dengan meningkatnya investasi, maka kapasitas produksi akan meningkat, yang berarti menambah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat serta memperluas lapangan kerja. Sektor swasta menjadi lebih kompetitif dan pasar modal yang maju terutama bagian sekuritasnya 16 Yayasan Mitra Dana, Penuntun Pelaku Pasar Modal Indonesia,( Jakarta: Yayasan

  Mitra Dana, 1991), hal. 33 17 18 Pasal 1 ayat 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

  Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, (Bandung: Alumni Bandung, 2007).Hal. 121-122. memungkinkan individu, bagaimanapun kecilnya kontribusi mereka, menikmati

   kemakmuran karena adanya sektor swasta yang kompetitif.

F. Metode Penulisan

  Dalam membahas permasalahan yang ada didalam skripsi ini tentu harus disertai dengan informasi yang benar dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam melengkapi bahan-bahan bagi penelitian skripsi ini, maka diadakan penelitian dalam pengumpulan data.

  Adapun metode yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Spesifikasi Penelitian

  Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan dengan bertitik tolak pada analisis terhadap undang-undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Penelitian ini difokuskan terhadap tinjauan yuridis terhadap penerapan keterbukaan dalam prinsip akuntabilitas pada pasar modal. Ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian kepustakaan, atau studi kepustakaan. Penelitian ini juga tidak lepas dari sumber media masa maupun media elektronik. Selain itu, penulis juga menggunakan metode penulisan yuridis, dengan melihat ketentuan- ketentuan yang ada didalam masyarakat dan dampak ketentuan tersebut bagi masyarakat. Sedangkan sifat penelitiannya adalah deskriptif, dimana penulis akan

19 Ibid., Hal. 122.

  mendeskirpsikan gejala atau peristiwa secara faktual dan akurat mengenai fakta- fakta yang terjadi dilapangan.

2. Bahan Penelitian a.

  Bahan Hukum Primer, adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, seperti Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-undang Nomor 40 Tahun 1997 tentang Perseroan Terbatas, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No : Kep-40.

  b.

  Bahan Hukum Skunder, adalah bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk membantu menganalisis bahan baku primer yang ada. Bahan hukum yang diperoleh dapat berasal dari buku teks, jurnal-jurnal asing, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, serta sumber-sumber lainnya yang berasal dari internet yang memiliki kaitan dengan pokok permasalahan.

  c.

  Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan skunder,

  

  seperti kamus hukum, ensikopledia dan lain-lain 3. Teknik Pengumpulan Data

  Bahan hukum primer dan bahan hukum skunder dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara

20 Johny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif (Surabaya: Bayumedia, 2005), hal. 338.

  mengumpulkan data yang terdapat dalam buku-buku literature, peraturan perundang-undangan, majalah hasil seminar dan sumber-sumber lain yang terkait dengan permasalahan yang ada.

4. Analisis Data

  Data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Sedangkan kualitatif adalah metode analisis data dengan mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas dan kebenarannya, dan dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga didapatkan jawaban terhadap permasalahan yang ada.

G. Sistematika Penulisan

  Adapun urutan sistematika penulisan skirpsi ini adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Didalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan, keaslian penulisan, tinjaun kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PASAR MODAL

  Bab ini menguraikan tentang perkembangan keterbukaan informasi di Indonesia. Dimana dapat dilihat dari sejarah mula-mula penerapan keterbukaan informasi di Indonesia, penggunakaannya hingga sampai terbentuknya undang-undang yang mengaturnya yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Penulis juga menguraikan tentang keterbukaan informasi tersebut dari sudut pandang pasar modal. Dimana untuk menjaga kesetabilan dan kesehatan pasar modal tersebut dibutuhkan suatu transparansi dalam setiap laporan yang dibuat oleh emiten kepada pasar, sehingga pasar tidak dicurangi. Dalam hal ini hubungan emiten dengan para investor maupun calon investor terjaga dari informasi-informasi yang menyesatkan.

  BAB III PRINSIP AKUNTABILITAS SEBAGAI ASPEK PENTING DALAM PASAR MODAL Bab ini menguraikan tentang Prinsip Akuntabilitas sebagai aspek penting dalam pasar modal. Maksud dari prinsip akuntabilitas adalalah ketentuan yang mewajibkan pernyataan manajemen mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan.

  Selain itu dalam bab ini menguraikan tentang Impementasi Akuntabilitas dalam Good Corporate Governance. Diamana konsep dari Good Corporate Govermance tidak terlepas dari prinsip akuntabilitas tersebut. BAB IV PENERAPAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PRINSIP AKUNTABILITAS DALAM PASAR MODAL Dalam bab ini menjelaskan tentang apakah pengaturan Keterbukaan Informasi dalam Prinsip Akuntabilitas Pasar Modal ada pada UU No.8 Tahun 1995 dan juga ditinjau dari sudut pandang UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari keseluruhan bab yang diuraikan dari penulisan skripsi ini. Dan juga penulis memberikan saran manakala penulisan ini bermanfaat bagi perkembangan studi penelitian di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No. 8 Tahun 1995

3 59 142

Kajian Yuridis Atas Kejahatan Pasar Modal Di Bursa Efek Indonesia Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

5 85 103

Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

7 147 139

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Terhadap Peran Pemerintah Daerah Dalam Kegiatan Penanaman Modal Asing Sektor Pariwisata

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Analisis Harmonisasi Pengaturan Wewenang Penanaman Modal Ditinjau Dari Prinsip Birokrasi Kewirausahaan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kepemilikan Asing Terhadap Perusahaan Asuransi

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Restorative Justice Dalam Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus 3969/Pid.B/2010/Pn-Medan)

0 0 17

BAB II KETERBUKAAN DI DALAM PASAR MODAL A. Prinsip Keterbukaan di Dalam Pasar Modal 1. Ketentuan Prinsip Keterbukaan Dalam Hukum Pasar Modal - Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal Ditinjau Dari UU No

0 0 28