BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu manusia berusaha memenuhi segala kebutuhan untuk

  mempertahankan kelangsungan hidupnya. Manusia berusaha memperoleh segala kebutuhan dengan berbagai cara, baik melalui perbedaan adat-istiadat, hukum,

  1 institusi, maupun teknologi.

  Pemenuhan kebutuhan manusia yang beraneka ragam tersebut memicu adanya persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi berbagai jenis barang dan jasa. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan itu sendiri dapat memproduksi barang dan jasa baik yang memiliki jenis yang sama maupun berbeda kualitas yang sedang maupun yang lebih baik. Sehingga perusahaan-perusahaan dalam memasarkan produknya kepada masyarakat atau publik memiliki cara untuk memperkenalkan dan memasarkan hasil produk perusahaannya masing-masing. Kondisi persaingan bisnis ini terlihat dalam perusahaan yang mempromosikan produknya tersebut dengan berbagai cara yang menarik sedemikian rupa untuk menarik daya minat masyarakat selaku konsumen untuk memiliki dan menggunakan produk hasil perusahaannya, misalnya berupa

  2 memberikan hadiah atau harga produk yang miring.

  Tujuan utama dari promosi ini adalah untuk memperkenalkan produk kepada konsumen agar mendapat perhatian konsumen sehingga konsumen melihat 1 Kustadi Suhandang, Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa,

  2010) hal. 7 2 Nazwa Muis, Analisis Terhadap Risiko Hukum Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame (Studi Kasus Di Kota Medan), (Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005 hal. 1 serta mendengarkan apa yang dipromosikan untuk meningkatkan penjualan dari perusahaan. Berkaitan dengan promosi inilah berbagai perusahaan bersaing dengan berlomba-lomba memperkenalkan dan mempromosikan produknya agar mengikat daya tarik serta minat terhadap konsumen dengan menggunakan iklan.

  Istilah iklan juga sering dinamai dengan sebutan yang berbeda-beda. Di Amerika sebagaimana halnya di Inggris, disebut dengan advertising. Sementara di Perancis disebut dengan reclamare yang kemudian sering dikenal sebagai reklame. Reklame berasal dari bahasa Spanyol yaitu Re dan Clamos. Sedangkan dalam bahasa latin Re dan Clame. Re artinya berulang-ulang sedangkan Clame atau Clamos artinya berteriak, sehingga secara bahasa reklame adalah suatu teriakan/seruan yang berulang-ulang, atau meneriakkan sesuatu secara berulang-

  3 ulang.

  Sebenarnya di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan istilah lain yaitu advertensi dan reklame. Kedua istilah tersebut diambil begitu saja dari bahasa aslinya yaitu bahasa Belanda dan Prancis. Namun kini sebutan kata iklan lebih sering digunakan dibanding dengan istilah advertensi dan reklame.

  Iklan menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun 2005, “Iklan adalah berita pesan untuk mendorong, membujuk, khalayak ramai

  4 agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan”.

  Menurut Wright, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu

  3 4 Muhammad Jaiz,Dasar-dasar Periklanan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2001) hal. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta, PT Balai Pustaka, 2005 ) menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran

  5 tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.

  Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual barangnya, sedangkan di posisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi

  6 yang memadai mengenai produk-produk barang yang tersedia di pasar.

  Penggunaan iklan yang sudah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi maka dimaksudkan agar mendapatkan suatu tanggapan baik dari masyarakat, yang menarik suatu perhatian untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhannya. Penggunaan iklan ini sekaligus dapat memperkenalkan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa tersebut sehingga sangat berpengaruh bagi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya.

  Iklan dibuat oleh jasa periklanan, periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pemasang iklan), yang membayar sebuah media massa atas penyiaran iklannya. Iklannya itu sendiri biasanya dibuat atas pesanan si pemasang iklan itu, oleh sebuah agen atau biro iklan atau bisa saja oleh bagian Humas (Public

  7 Relations) lembaga pemasang iklan itu sendiri.

  Perkembangan jumlah dan jenis media massa kini harus sudah distimulasi oleh perlunya tiap orang dan organisasi berkomunikasi satu dengan lainnya. Kini berbagai ragan media massa menghiasi sistem komunikasi massa di kalangan masyarakat dengan hebat sekali, di antaranya berupa: 5 6 Muhammad Jaiz, Op.Cit, hal. 3 7 Frank Jefkins, Advertising, terjemahan Haris Munandar (Jakarta: Erlangga, 1996), hal.2 Kustadi Suhandang, Op.Cit, hal. 13

  a.

  

Media cetak, yang merupakan suatu dokumen atas suatu hal yang dikatakan

  orang lain atau suatu peristiwa yang diubah oleh seorang jurnalis dalam bentuk kata-kata, foto, gambar, dan lainnya. Seperti; surat kabar harian, surat kabar mingguan, majalah mingguan, majalah tengah bulanan, majalah bulanan, dan bulletin.

  b. Media elektronik, yang merupakan suatu media yang menyampaikan suatu peristiwa dengan menggunakan alat elektronik dalam bentuk foto, gambar, teks, film, suara, dan video. Seperti; televisi (nasional, lokal, komersial, umum), radio, bioskop, telepon, handphone, short message service (SMS), dan alat elektronik lainnya.

  c.

  

Media Online, yang merupakan suatu media yang menyampaikan suatu

  peristiwa yang hanya dapat diakses melalui internet dapat berbentuk kata- kata, foto, gambar, film, suara,dan video. Seperti; e-mail, website, blog, dan media.

  social

  d. Media luar ruang, yang merupakan suatu media yang menyampaikan pesan atau peristiwa atas suatu hal dalam bentuk kata-kata, foto, dan gambar yang terdapat di jalan-jalan atau tempat-tempat terbuka. Seperti; papan reklame,

  8 poster, pameran, dan kartu-kartu transit.

  Dengan adanya media massa yang berkembang saat ini maka suatu perusahaan melakukan suatu kegiatan periklanan untuk mendapatkan respon dari masyarakat serta untuk mengembangkan kesadaran atau membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya.

8 Ibid, hal, 28 ditambah dari http://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-

  diakses pada tanggal 3 Oktober 2014

  Media massa sekarang ini yang memiliki perkembangan pesat di kota besar dan memiliki daya tarik masyarakat untuk dapat dilihat oleh masyarakat umum yaitu salah satu media massa di luar ruang yang sangat efektif bagi pemasangan iklan reminder adalah papan reklame, seperti iklan-iklan yang terpampang pada papan-papan yang gampang ditangkap mata. Iklan-iklan demikian bisa menghasilkan jangkauan dan frekuensi lebih baik terhadap khalayak sekitar atau mereka yang lalu-lalang melewati tempat di mana iklan itu terpampang. Jarak tampaknya medium ini merupakan alat penguat yang efektif guna memperkenalkan produknya secara jelas. Di samping biayanya relatif

  9 rendah, penggunaan papan reklame cukup fleksibel.

  Papan reklame adalah media luar ruang yang sering dipakai untuk melakukan suatu promosi. Media ini seperti halnya poster, namun berbentuk sangat besar. Papan reklame pun berkembang mengikuti perkembangan teknologi yang pesat hingga muncul adanya digital billboard. Di Indonesia sendiri papan reklame dikenal terbuat dari bahan kayu, logam, fiberglass, kain, kaca, plastik, dan sebagainya. Pemasangannya biasanya sendiri, menempel di bangunan dengan konstruksi yang tetap, dan bersifat permanen. Salah satu contoh papan reklame ini

  10 adalah papan iklan di atas toko.

  Biasanya papan reklame ditempatkan pada tempat-tempat umum seperti bahu jalan/trotoar, perempatan jalan, taman umum, di atas bangunan yang bertingkat, maupun tempat-tempat strategis yang dapat dilihat oleh berbagai masyarakat umum untuk mendapatkan perhatian. Namun, demikian medium ini pun tidak luput dari kekurangannya, yaitu tidak memiliki peluang untuk 9 10 Ibid, hal. 94 Yudha Ardhi, Merancang Media Promosi Unik dan Menarik, (Yogyakarta: Taka

  Publisher,2013), hal. 45 menampilkan iklan yang naskahnya panjang. Jadi membatasi pengenalan produk yang lengkap informasinya. Juga, manfaat penempatan papan reklame tergantung pada pola lalu-lintas dan alur pandang orang-orang. Hukum lingkungan hidup di

  11 wilayah-wilayah tertentu membatasi penggunaan medium tersebut.

  Jika dilihat sekarang ini banyak papan reklame menghiasi tempat-tempat umum yang berbentuk gambar maupun tulisan biasa saat ini beraneka ragam seperti gambar bergerak, tulisan bergerak bahkan sinar lampu yang bergerak agar lebih menarik dan dapat mengikat perhatian dari masyarakat. Khususnya di Kota Medan ini maka aturan mengenai papan reklame dalam permasalahan penataan dan perizinan reklame diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame dan Peraturan Walikota Medan Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Penataan Reklame, sehingga pengusaha periklanan bekerjasama dan bersinergi dengan pemerintah kota Medan untuk menata papan reklame, sehingga mendukung keindahan kota. Papan reklame harus memenuhi kelayakan konstruksi reklame dan materi reklame yang disesuaikan dengan nilai budaya masyarakat sehingga peraturan ini dibuat agar penataan reklame, materi, dan desain reklame yang etis serta tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang berkembang.

  Selain penataan reklame, pemerintah daerah kota Medan juga mengeluarkan peraturan walikota yang berhubungan dengan pembayaran pajak dan nilai sewa diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame dan Peraturan Walikota Medan No. 17 Tahun 2014 11 Kustadi Suhandang, Loc.Cit. tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame.

  Pemasangan papan reklame dalam prakteknya sering kali menggunakan jasa biro advertising untuk pemasangan konstruksi besi pada papan reklame dan membuat gambar pada iklan yang diinginkan. Dalam hal pemasangan papan reklame, terjadi perjanjian pemasangan reklame antara para pihak. Sebagai salah satu perjanjian yang tidak diatur di dalam KUHPerdata, perjanjian pemasangan reklame dikelompokkan sebagai perjanjian innominaat. Oleh karena itu, adanya suatu perjanjian yang dibuat oleh pemasang iklan dengan biro advertising. Perjanjian tersebut sebagai berkembangnya hukum kontrak karena adanya kebebasan berkontrak (party autonomy) yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata. Penerapan asas kebebasan berkontrak pada kebebasan perjanjian pemasangan papan reklame itu, meliputi kebebasan untuk membuat perjanjian, mengadakan kontrak dengan siapapun, menentukan isi kontrak, pelaksanaan dan

  12

  persyaratannya, serta bentuk kontrak, yaitu lisan atau tertulis. Perjanjian innominaat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan yang beredar di dalam masyarakat. sehingga dalam pembuatan perjanjian pemasangan reklame, perlu dikaji bagaimana penerapan asas kebebasan berkontrak.

  Seiring dengan pesatnya para perusahaan dalam mengenalkan produksinya kepada konsumen melalui papan reklame, tidak semua orang mengerti bagaimana untuk memasarkan produknya melalui reklame. Karena minimnya informasi tentang pemasangan papan reklame dalam masyarakat. Kebanyakan mereka hanya tahu bahwa papan reklame tersebut merupakan salah satu sarana iklan, namun 12 Salim H. S, Perkembangan Hukum Kontrak di Luar KUH Perdata, (Jakarta: Raja

  Grafindo Persada, 2008), hal. 1 mereka tidak mengetahui bagaimana prosedur pemasangan papan reklame tersebut. Sehingga perlu dikaji, bagaimana prosedur pemasangan papan reklame tersebut. Prosedur ini harus diikuti dan ditaati setiap penyelenggara reklame sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada kota Medan khusunya

  Dalam penerapan kebebasan berkontrak bagi perjanjian pemasangan papan reklame, selanjutnya sebagaimana diatur dalam Pasal 1340 KUHPerdata bahwa perjanjian hanya berlaku bagi pihak-pihak yang membuatnya. Untuk ketentuan penyelesaian sengketa menjadi penting bagi para pihak akan diberi kebebasan untuk memilih jalan dalam menyelesaikan masalah yang dituangkan dalam perjanjian yang dibuat.

  B. Perumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah yang dapat diambil penulis adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pemasangan papan reklame di PT. Bensatra?

  2. Bagaimana prosedur pemasangan papan reklame melalui PT. Bensatra?

  3. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa dalam perjanjian pemasangan papan reklame pada PT. Bensatra?

  C. Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui penerapan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pemasangan papan reklame di PT. Bensatra.

  2. Untuk mengetahui prosedur pemasangan papan reklame di PT. Bensatra.

  3. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa dalam perjanjian pemasangan papan reklame pada PT. Bensatra.

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis dan praktis.

  1. Kegunaan teoritis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan 2. penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya.

3. Kegunaan praktis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari

  penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi, yaitu khususnya pada pemerintah agar dapat membuat suatu undang-undang atau peraturan yang lebih spesifik terhadap penyelenggaran pemasangan papan reklame dan tindak lanjut pengawasan pemasangan papan reklame kepada para pengusaha advertising.

E. Keaslian Penulisan

  Keaslian penulisan merupakan suatu tanda bahwa apa yang dibuat dan dijelaskannya pada tugas akhir ini merupakan suatu hasil karya dan buah pikirannya sendiri.

  Berdasarkan penulusuran dari seluruh daftar skripsi di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Perdata, sejauh ini belum pernah ditulis di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tentang “Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame (Studi Pada PT.

  Bensatra)”. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan buah karya asli yang disusun berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan ilmiah.

  Adapun judul yang ada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, yaitu:

  1. Ob aja David J.H. Sitorus Nim 010222143 dengan judul “ Analisis Terhadap Risiko Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame (Studi Kasus Di Kantor Walikota Medan” dengan rumusan masalah, yaitu:

  a. Bagaimana penerapan Peraturan Daerah yang mengatur pajak reklame tersebut oleh pihak Pemerintah Daerah dalam pemasangan papan reklame (billboard).

  b. Bagaimana pula tanggung jawab suatu biro advertising yang bekerja untuk kepentingan pemilik papan reklame (perusahaan/pengusaha) dalam hubungannya dengan pemilik tanah ataupun bangunan tempat pemasangan papan reklame.

  c. Jika timbul adanya suatu kerugian akibat adanya suatu keadaan yang memaksa (force majeure) dalam pemasangan papan reklame (billboard), pihak manakah yang akan menanggung risiko tersebut?

  2. Nazwa Muis Ni m 057011063 dengan judul “Analisis Terhadap Risiko Hukum Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame (Studi Kasus Di Kota Medan) dengan rumusan masalah, yaitu:

  a. Bagaimana penerapan Peraturan Daerah kota Medan tentang pembayaran pajak pemasangan papan reklame? b. Bagaimana pertanggungjawaban resiko yang timbul apabila terjadi kerugian karena keadaan memaksa (force majeure) dalam pemasangan papan reklame tersebut? Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skripsi yang disusun ini merupakan karya asli dan tidak meniru dari kepunyaan orang lain.

F. Metode Penelitian

  1. Sifat dan jenis penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka hasil penelitian ini bersifat penelitian deskriptif yang merupakan tipe penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu gejala atau fenomena. Sehingga dapat memaparkan, menggambarkan, atau mengungkapkan pelaksanaan pemasangan papan reklame. Hal tersebut kemudian dibahas atau dianalisis menurut ilmu dan teori-teori atau pendapat peneliti sendiri, dan terakhir

  13 menyimpulkannya.

  Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif disebut juga juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, acap kali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (laws

  in books) atau hukum yang dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang

  14

  merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas. Penelitian normatif ini merupakan penelitian yang meneliti mengenai norma-norma hukum yang 13 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta:

  Ghalia Indonesia, 1999), hal. 27 14 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), 2003, hal. 118 berkaitan dengan reklame. Sedangkan penelitian hukum secara empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Karena dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat, maka metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitan hukum sosiologis. Penelitian hukum ini berdasarkan dari fakta-fakta yang ada di dalam

  15

  suatu masyarakat, badan hukum, atau badan pemerintah. Penelitian empiris ini dilakukan untuk meneliti pelaksanaan perjanjian pemasangan papan reklame secara langsung di lapangan.

  2. Data yang digunakan Penelitian ini memerlukan data yang merupakan fakta tersebut digunakan untuk menguji hipotesis. Data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu: a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari studi lapangan.

  16 b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan.

  Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan dalam :

  1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, dalam penelitian ini menggunakan bahan hukum primer seperti: peraturan perundang-undangan dan KUHPerdata (BW).

  2. Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, dalam penelitian ini menggunakan hasil penelitian (hukum), 15

   diakses pada tanggal 17 Maret 2015 16 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2003), hal. 37 hasil karya (ilmiah) dari kalangan hukum, dan sebagainya yang berkaitan dengan dengan permasalahan yang diteliti.

  3. Bahan hukum tertier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu: kamus-kamus (hukum), ensiklopedia, dan sebagainya. Agar diperoleh informasi yang terbaru dan berkaitan erat dengan permasalahannya, maka kepustakaan yang dicari

  17 dan dipilih harus relevan dan mutakhir.

  3. Metode pengumpulan data Untuk melengkapi penelitian ini agar mempunyai tujuan yang jelas dan terarah serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai salah satu hasil karya ilmiah, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara:

  a. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu suatu metode pengumpulan data- data yang dilakukan dengan cara meneliti langsung dengan mencari data-data ke lapangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Misalnya dengan cara wawancara, yaitu menyusun pertanyaan kepada narasumber. Adapun wawancara yang dilakukan adalah dengan PT. Bensatra sebagai biro advertising .

  b. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku, situs internet, yang isinya berkaitan dengan judul skripsi ini yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisis data yang dihadapi.

17 Ibid, hal. 113

  4. Alat pengumpulan data Dalam memperoleh data primer, perlu dilakukan wawancara, yaitu merupakan komunikasi secara verbal dengan narasumber. Sehingga pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan wawancara.

  5. Analisis data Semua data yang diperoleh merupakan dari data pustaka serta data yang diperoleh dari lapangan dianalisa secara kualitatif, metode analisis data yang dipakai adalah metode deduktif.

  Pada prosedur deduktif, bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui (diyakini) dan berakhir pada suatu kesimpulan

  18

  (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus. Melalui metode deduktif, data dijadikan pedoman dan dilihat pelaksanaan dan prakteknya.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus diuraikan secara sistematik. Penulisan sistematik ini dibagi beberapa yang disebut dengan bab yang mana masing-masing bab diuraikan permasalahannya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara sistematis dapat menempatkan materi pembahasan keseluruhannya ke dalam 5 (lima) bab yang terperinci sebagai berikut:

18 Ibid, hal. 11

  Bab I ini diuraikan gambaran hal-hal yang bersifat umum, yang di mulai dengan latar belakang kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah dan tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan dan metode penelitian. Bab ini ditutup dengan memberikan sitematika dari penulisan skripsi.

  Bab II diuraikan perjanjian pada umumnya. Pada bab ini sesuai dengan judul yang dikemukakan, maka bab ini akan menguraikan tentang pengertian perjanjian, asas-asas perjanjian, syarat-syarat-perjanjian, akibat hukum adanya suatu perjanjian, akibat wanprestasi dalam suatu perjanjian, dan hapusnya perjanjian.

  Bab III diuraikan tentang perjanjian pemasangan papan reklame, yakni tinjauan umum tentang reklame yang terdiri dari pengertian reklame, pengaturan tentang reklame, jenis-jenis reklame, dan maksud dan tujuan reklame. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan perjanjian dan pemasangan papan reklamae yang terdiri dari perjanjian pemasangan reklame pada umumnya, para pihak dalam perjanjian pemasangan papan reklame, dan prosedur dalam pemasangan papan reklame.

  Bab IV diuraikan terlebih dahulu penerapan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian pemasangan papan reklame di PT. Bensatra, dilanjutkan dengan menguraikan prosedur pemasangan papan reklame melalui PT. Bensatra, serta mekanisme penyelesaian sengeta dalam perjanjian pemasangan papan reklame pada PT. Bensatra.

  Bab V diuraikan kesimpulan dan saran dari berbagai hal penting dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, serta meyimpulkan saran sebagai wujud rekomendasi dari skripsi berdasarkan analisis yang dilakukan.

Dokumen yang terkait

II. PENGETAHUAN GIZI - Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Makan Remaja Putri Dengan Kejadian Anemia Di SMP Negeri 2 Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Putri - Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Makan Remaja Putri Dengan Kejadian Anemia Di SMP Negeri 2 Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014

0 10 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Efek Berkumur Dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Kondisi Gingiva Pada Mahasiswa Fkg Usu

0 1 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor Dominan Anak Putus Sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN - Faktor Dominan Anak Putus Sekolah di Kelurahan Sipolha Horisan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas. - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Warga Binaan Anak Oleh Upt Pelayanan Sosial Anak Dan Lanjut Usiadi Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Warga Binaan Anak Oleh Upt Pelayanan Sosial Anak Dan Lanjut Usiadi Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 10

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Uang Di Indonesia(Studi Putusan No. 1129/Pid.Sus/2013/Pn.Jkt.Tim)

0 0 32

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Uang Di Indonesia(Studi Putusan No. 1129/Pid.Sus/2013/Pn.Jkt.Tim)

0 0 17

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Konsekuensi Yang Terjadi Dalam Perjanjian Pemasangan Papan Reklame(Studi Pada Pt. Bensatra)

0 0 21