Hubungan AE dengan COBIT. docx

Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise dan COBIT
Tugas Ini Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Nilai Mata Kuliah Arsitektur
Enterprise
Dosen Pengampu : Asep Fajar F I A, MTI

Oleh:
Mujahidah Ardillah (1113093000056)
Ineke Kusuma Dewi (1113093000063)
Silvia Yulianti (1113093000069)
Putri Suci Dwi Hita (1113093000072)
Farah Nadhya (1113093000085)
Kelas : SI 5D

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw., beserta keluarga sahabat dan tentunya kita
selaku umatnya.
Tugas ini dibuat dengan judul Arsitektur Enterprise dan COBIT. Tugas ini bertujuan
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Arsitektur Enterprise.Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tugas ini.
Penyusun juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini terdapat banyak
kekurangan.Sehingga penyusun berharap kritik serta saran yang sifatnya dapat membangun
untuk penulisan berikutnya.Dan semoga dapat bermanfaat bagi kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.,

Jakarta, 10 September 2015

Penyusun

BAB I


PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin kompleksnya perkembangan teknologi telah memicu berkembangnya
pemahamaan atas cara pandang terhadap teknologi tersebut. Perkembangan cara pandang ini,
juga telah menghadirkan pengayaan dalam memahami kehadiran teknologi.
Keberadaan arsitektur enterprise merupakan upaya pengelolaan dan perencanaan atas
evolusi sistem informasi di lingkup enterprise dengan berbasiskan model, sehingga secara
strategis sistem informasi dapat memberikan dukungan atas penguatan keunggulan
kompetitif perusahaan dengan terbentuknya keseimbangan yang tepat dalam efisiensi
penggunaan teknologi dan inovasi bisnis.
Sementara itu, banyak kerangka Arsitektur Enterprise, seperti Zachman, FEA, Gartner.
Kali inimembahas tentang arsitektur enterprise dan secara khusus dalam konteks COBIT 5.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan, maka rumusan masalah pada makalah
ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Enterprise Arsitektur?
2. Apakah yang dimaksud dengan COBIT 5?
3. Apa saja keterkatitan arsitektur Enterprise dengan COBIT 5?
A. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini, diantaranya :

1. Dapat lebih memahami Asritektur Enterprise
2. Dapat mengetahui COBIT 5
3. Dapat mengetahui keterkaitan antara Arsitektur Enterprise dengan COBIT 5

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN

1. Arsitektur Enterprise
Seperti yang dikatakan oleh John Zachman bahwa Arsitektur Enterprise sudah bukan lagi
menjadi suatu pilihan tetapi sudah menjadi suatu kewajiban. Arsitektur Enterpriseadalah satu
praktek manajemen untuk memaksimalkan kontribusi dari sumber daya perusahaan, investasi
TI, dan aktivitas pembangunan sistem untuk mencapai tujuan kinerjanya. Untuk mencapai
misi organisasi melalui kinerja optimal dari proses bisnis dengan efisiensi lingkungan TI
maka penerapan Arsitektur Enterprise harus dimasukkan kedalam roadmap dari perusahaan.
Pengembangan teknologi dan sistem informasi di sebuah organisasi atau perusahaan
sering kali tidak didasari dari sebuah perancangan yang baik dan jelas tentang seperti apa
teknologi dan sistem informasi yang dibutuhkan, bagaimana pengembangan di masa yang
akan datang, dan apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi dan sistem
informasi tersebut sehingga teknologi dan sistem informasi yang dibangun terkadang tidak

efisien bahkan kurang sesuai dengan misi dari perusahaan. Untuk itu dalam pembangunan
atau pengembangan teknologi dan sistem informasi diperlukan sebuah arsitektur yang
kemudian arsitektur tersebut menjadi sebuah rencana induk perusahaan yang menjadi acuan
atau pedoman misalnya seperti apa hardware atau software yang dibutuhkan dan lain
sebagainya.
Istilah Enterprise Architecture dipopulerkan oleh John A. Zachman di sekitar tahun 1980
dengan definisi bahwa enterprise architecture adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di
dalamnya termasuk informasi, fungsi atau kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja.
Enterprise architecture menggambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau
sekumpulan sistem (Osvalds, Gundars, 2001). Bagaimana implementasi dari enterprise
architecture bisa digunakan oleh organisasi, sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode
atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan enterprise
architecture tersebut. Sehingga dengan adanya metode enterprise architecture diharapkan
dapat mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan teknologi
informasi yang akan diinvestasikan (Kourdi, 2007).
Jadi tujuan dan manfaat penerapkan enterprise architecture adalah sebagai berukut:

1. Sebagai penjabaran hubungan keterkaitan antara organisasi dengan teknologi dan sistem
informasi.
2. Sebagai acuan dalam melakukan pembangunan dan pengembangan teknologi dan sistem

informasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
3. Sebagai pendukung pengambilan keputusan untuk investasi.
4. Untuk mengurangi redudansi atau tumpang tindih teknologi dan sistem informasi
sehingga teknologi dan sistem informasi yang diterapkan akan lebih efektif.
5. Untuk mempermudah dalam mencari kerusakan ketika melakukan perbaikan jika terjadi
kerusakan
Menurut Dirk Maurer dan Patrick Buch (2007), Arsitektur Enterprise muncul sebagai
perangkat kunci untuk mendokumentasikan, menganalisis, dan mengelola struktur yang
kompleks pada suatu enterprise, yang pada gilirannya membentuk bagian dari satu
framework arsitektur yang menggambarkan informasi yang diperlukan untuk satu arsitektur
lengkap.Elemen-elemen Arsitektur Enterprise secara umum, menurut Maurer dan Buch
terdiri atas empat deskripsi arsitektur yang berbeda, yaitu:
1. Arsitektur bisnis mendefinisikan startegi bisnis dan menggambarkan struktur serta proses
bisnis organisasi.
2. Arsitektur aplikasi menggambarkan layanan dan sistem aplikasi yang mendukung proses
bisnis.
3. Arsitektur informasi menggambarkan sasaran bisnis dan pertukaran data diantara para
peserta proses dan aplikasi.
4. Level


paling

rendah

adalah

arsitektur

infrastruktur,

yang

digunakan

untuk

menggambarkan “landscape” fidik- perangkat keras dan jaringan yang mendukung
sistem aplikasi.

Arsitektur enterprise mencakup beberapa model dan artifak yang berkaitan :

1. Arsitektur informasi :entitas bisnis, relasi, atribut, defenisi dan nilai referensi.
2. Arsitektur proses : fungsi, aktivitas, aliran kerja, kejadian, siklus, produk dan prosedur.
3. Arsitektur bisnis : tujuan, strategi, aturan, struktur organisasi, lokasi.
4. Arsitektur sistem : aplikasi, komponen perangkat lunak, antarmuka, proyek.
5. Arsitektur teknologi : jaringan, perangkat keras, platform perangkat lunak, standar,
protokol.
6. Informasi analisa rantai nilai : memetakan hubungan antara data, proses, bisnis, system
dan teknologi.
Manfaat dari arsitektur enterprise ialah :
1. Memungkinkan integrasi data, proses, teknologi dan usaha
2. Menyelaraskan system informasi dengan strategi bisnis
3. Memungkinkan penggunaan dan koordinasi sumber daya yang lebih efektif
4. Mengembangkan komunikasi dan pemahaman dalam organisasi
5. Mengurangi biaya pengelolaan infrastruktur TI
6. Mengarahkan perbaikan proses bisnis
Dengan berkembangnnya arsitektur enterprise telah menyebabkan munculnya 2 kutub
pemahaman arsitektur enterprise, yaitu :
1. Arsitektur enterprise yang berpusat pada proses :lebih menekankan bagaimana aktivitas
bekerja dilakukan, lalu kemudian bagaimana perangkat lunak digunakan dalam bagian
tertentu dalam aktivitas bekerja.


2. Arsitektur enterprise berpusat pada teknologi informasi : lebih menekankan pada
membberikan pemahaman tentang bagaimana sumber daya teknologi informasi bekerja
dalam organisasi perusahaan.
2. COBIT 5
COBIT adalah kerangka IT governance yang ditujukan kepada manajemen, staf
pelayanan TI, departemen kontrol, fungsi audit dan lebih penting lagi bagi pemilik proses
bisnis (business process owner’s), untuk memastikan confidenciality, integrity dan
availability data serta informasi sensitif dan kritikal.
Pada dasarnya kerangka kerja COBIT terdiri dari 3 tingkat objek kontrol, yaitu activities
dan tasks, process, domains. Activities dan tasks merupakan kegiatan rutin yang memiliki
konsep daur hidup, sedangkan task merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah.
Selanjutnya kumpulan activity dan task ini dikelompokan ke dalam proses TI yang memiliki
permasalahan pengelolaan TI yang sama dan dikelompokan ke dalam 4 domains (ITGI,
2005:24).
ITGI mengambil peranan yang penting dalam pengembangan publikasi. Hanya berselang
dua tahun kemudian dengan tambahan baru COBIT ingin terus membangun dirinya sebagai
kerangka kerja yang berlaku umum untuk tata kelola TI pada perusahaan. Pada 2007 rilis
COBIT versi 4.1 yang kemudian dilakukan penambahan dengan Val (Value) IT 2.0 yakni,
nilai investasi dengan TI dan Risk IT, yakni resiko penggunaan dengan TI. Dan saat ini yang

terakhir adalah COBIT 5 yang melengkapi seluruh cakupan pada versi COBIT yang
sebelumnya.
Menurut ISACA (2012:15), COBIT 5 merupakan generasi terbaru dari panduan ISACA
yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen TI. COBIT 5 dibuat berdasarkan
pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan
pengguna dari bidang bisnis, komunitas TI, risiko, asuransi, dan keamanan.
COBIT 5 mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah tata kelola dan
manajemen proses. COBIT 5 menyediakan referensi model proses yang mewakili semua
proses yang biasa ditemukan dalam suatu perusahaan terkait dengan kegiatan TI. Model
proses yang diusulkan bukan hanya sekedar model proses tetapi suatu model yang bersifat

komprehensif. Setiap perusahaan harus mendefinisikan bidang prosesnya sendiri, dengan
mempertimbangkan situasi tertentu dalam perusahaan tersebut. COBIT 5 juga menyediakan
kerangka kerja untuk mengukur dan memantau kinerja TI, berkomunikasi dengan layanan
dan mengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik (ISACA, 2012).
COBIT 5 dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan penting seperti:
1. Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari informasi dan
teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko berapa, dan pada biaya
berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam menjamin bahwa nilai tambah yang
diharapkan benar-benar tersampaikan. Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam

jangka pendek sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang.
Beberapa pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa pihak
tidak.Perbedaaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus dihadapi secara
efektif. Stakeholder tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga menginginkan
transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan bagaimana hasil yang akan diperoleh.
2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan perusahaan pada perusahaan lain dan
rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien, cloud, dan penyedia layanan lain,
serta pada beragam alat internal dan mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang
diharapkan.
3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan. Bagaimana perusahaan
memilih informasi yang relevan dan kredibel yang akan mengarahkan perusahaan kepada
keputusan bisnis yang efektif dan efisien? Informasi juga perlu untuk dikelola secara
efektif dan model informasi yang efektif dapat membantu untuk mencapainya.
4. Mengatasi TI yang semakin meresap ke dalam perusahaan. TI semakin menjadi bagian
penting dari bisnis. Seringkali TI yang terpisah tidak cukup memuaskan walaupun sudah
sejalan dengan bisnis. TI perlu menjadi bagian penting dari proyek bisnis, struktur
organisasi, manajemen risiko, kebijakan, kemampuan, proses, dan sebagainya. Tugas dari
CIO dan fungsi TI sedang berkembang sehingga semakin banyak orang dalam
perusahaan yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan dalam keputusan dan operasi
TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan dengan lebih baik.

5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru. Hal ini
berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk baru, membuat produk
saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih tipe pelanggan baru. Inovasi juga

menyiratkan perampingan pengembangan produk, produksi dan proses supply chain agar
dapat memberikan produk ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan kualitas yang
lebih baik.
6. Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung semua aspek
yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI perusahaan yang efektif, seperti
struktur organisasi, kebijakan, dan budaya.
7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.
8. Memberikan perusahaan:
a) Nilai tambah melalui penggunaan TI yang efektif dan inovatif,
b) Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik,
c) Kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan internal,
d) Peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan TI.
9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan standar lain
seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE2, COSO, dan ISO. Hal ini akan membantu
stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai framework, berbagai standar antar satu
sama lain, dan bagaimana mereka bisa digunakan bersama-sama.
10. Mengintegrasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus pada COBIT, Val
IT, dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS, ITAF, dan TGF, sehingga COBIT
5 mencakup seluruh perusahaan dan menyediakan dasar untuk integrasi dengan
framework dan standar lain menjadi satu kesatuan framework.
Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :
1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana
TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga
terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
1 P01

Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi (Define a Strategic IT
Plan)

2 P02

Menetapkan Arsitektur Informasi (Define the Information Architecture)
Menetapkan Arah Teknologi (Determine Technological Direction)

3 PO3

Menetapkan Organisasi TI dan Hubungannya (Define the IT Organisation

4 PO4

and Relationships)
Mengatur Investasi TI (Manage the IT Investment)

5 PO5

Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen (Communicate

6 PO6

Management Aims and Direction)
Mengelola Sumberdaya Manusia (Manage Human Resources)

7 PO7

Memastikan Kesesuaian dengan Kebutuhan-kebutuhan eksternal (Ensure

8 PO8

Compliance with External Requirements)

9

Menilai Resiko (Assess Risks)

PO9

10PO10

Mengatur Proyek (Manage Projects)

11PO11

Mengatur Kualitas (Manage Quality)

2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan
kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
12

AI1

Identifikasi solusi-solusi otomatisasi (Identify Automated Solutions)

13

AI2

Memperoleh dan memelihara Perangkat Lunak Aplikasi (Acquireand
Maintain Application Software)

14

AI3

Memperoleh dan memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain
Technology Infrastructure)

15

AI4

Mengembangkan dan memelihara prosedur (Develop and Maintain
Procedures)

16

AI5

Instalasi dan pengakuan sistem (Install and Accredit Systems)

17

AI6

Mengatur Perubahan (Manage Changes)

3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari
operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
18

DS1

Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service
Levels)

19

DS2

Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services)

20

DS3

Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity)
Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service)

21

DS4

Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security)

22

DS5

Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs)

23

DS6

Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users)

24

DS7

Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise

25

DS8

Customers)

26

DS9

Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration)

27

DS10

Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents)

28

DS11

Mengelola Data (Manage Data)

29

DS12

Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)

30

DS13

Mengelola Operasi (Manage Operations)

4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan
kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Keempat domain tersebut diatas kemudian dijabarkan menjadi 34 faktor resiko yang harus
dievaluasi jika ingin diperoleh suatu kesimpulan mengenai seberapa besar kepedulian
manajemen terhadap teknologi informasi, serta bagaimana teknologi informasi dapat memenuhi
kebutuhan manajemen akan informasi.
31

M1

Mengawasi proses (Monitor the Processes)

32

M2

Menilai kecukupan pengendalian internal (Assess Internal Control Adequacy)

33

M3

Memperoleh jaminan independen (Obtain Independent Assurance)

34

M4

Menyediakan Audit Independen (Provide for Independent Audit)

B. HUBUNGAN ANTARA ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN COBIT 5
COBIT5, sekarang merupakan sebagai kerangka kerja bisnis untuk tata kelola dan
manajemen perusahaan IT, telah disemen kebutuhan bisnis untuk ratusan ribu perusahaan
global, dan ribuan di Afrika Selatan, untuk terlibat dalam arsitektur enterprise (EA) dengan
secara jelas mendefinisikan. Arsitektur Enterprise umumnya disebut sebagai kerangka kerja.
ISACA didirikan 46 tahun yang lalu oleh sekelompok teknologi yang mengerti maka
sudah bahwa proses bisnis dan TI yang tak terpisahkan. Sejak itu telah matang sejauh global

mengadopsi COBIT (sebelumnya dikenal sebagai Tujuan Pengendalian Informasi dan
Teknologi Terkait) digunakan oleh lebih dari 100 000 profesional di 180 negara
Upaya yang digunakan dalam architecting operasi atau model bisnis yaitu dengan sistem
yang optimal untuk memenuhi visi, misi, dan tujuan bisnis, dan untuk memberikan strategi,
dari Enterprise yang berkelanjutan atau secara terus-menerus. Dengan kata lain, Arsitektur
Enterprise adalah disiplin bisnis dan teknologi yang diperlukan oleh organisasi untuk bersatu
menjadi yang strategis, taktis dan operasionalpraktek mereka sehingga mereka terus kembali
architecting Perusahaan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan yang selalu berubah dari
bisnis.
Namun banyak tidak menyadari bahwa arsitektur enterprise sudah terintegrasi ke dalam
COBIT 5 kerangka bisnis. Untuk meluruskan rencana dan mengatur domain dari daerah
Manajemen

COBIT

5,

ada

proses

khusus

yang

disebut

Mengelola Arsitektur

Enterprisedidefinisikan untuk membangun arsitektur perusahaan umum yang terdiri dari
proses bisnis, informasi, data, aplikasi dan teknologi lapisan arsitektur untuk secara efektif
dan efisien mewujudkan perusahaan dan IT strategi. Dan untuk proses Arsitektur Enterprise
ini ada lima praktik manajemen kunci dan sejumlah kegiatan untuk masing-masing. Kelola
Proses Arsitektur Enterprise mendukung pencapaian semua Tujuan TI, yang pada gilirannya
mendukung pencapaian Perusahaan Sasaran
Bukan hanya itu dalam evaluasi Arsitektur Enterprise, langsung memantau domain dari
wilayah Pemerintahan COBIT 5, arsitektur enterprise langsung dimasukkan ke dalam proses
Optimization Sumber Daya dan kegiatan terkait. Dimasukkannya dan integrasi Arsitektur
Enterprise ke COBIT 5 adalah kebetulan, dan paralel yang jelas dapat ditarik antara fokus
baik dari segi bisnis dan teknologi. COBIT 5 difokuskan perusahaan besar, dari masingmasing pada kedua bisnis dan TI, yang mencakup seluruh organisasi dan menyediakan dasar
yang kuat untuk mengintegrasikan kerangka kerja lainnya. secara khusus dalam kasus yang
arsitektur enterprise, COBIT 5 tidak hanya mengkonsolidasikan semua kerangka ISACA
besar, tetapi sejalan dengan kerangka utama lainnya seperti TOGAF® untuk arsitektur
enterprise, yang memungkinkan kerangka menyeluruh tunggal untuk perusahaan.

Penggunaan COBIT5 akan mempercepat adopsi sesuai bisnis, Arsitektur Enterprise
berkelanjutan sebagai disiplin inti yang menganugerahkan fleksibilitas, pengurangan biaya,
keselarasan bisnis-IT dan jangka panjang keunggulan kompetitif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang didalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur
enterprise menggambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah system atau sekumpulan
system.
Enterprise Architecture Planning (EAP), merupakan suatu metode yang digunakan untuk
membangun sebuah arsitektur informasi.
COBIT adalah kerangka IT governance yang ditujukan kepada manajemen, staf
pelayanan TI, departemen kontrol, fungsi audit dan lebih penting lagi bagi pemilik proses
bisnis (business process owner’s), untuk memastikan confidenciality, integrity dan
availability data serta informasi sensitif dan kritikal.
Pada dasarnya kerangka kerja COBIT terdiri dari 3 tingkat objek kontrol, yaitu activities
dan tasks, process, domains. Activities dan tasks merupakan kegiatan rutin yang memiliki
konsep daur hidup, sedangkan task merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah.
Selanjutnya kumpulan activity dan task ini dikelompokan ke dalam proses TI yang memiliki
permasalahan pengelolaan TI yang sama dan dikelompokan ke dalam 4 domains (ITGI,
2005:24).
Penggunaan COBIT5 akan mempercepat adopsi sesuai bisnis, Arsitektur Enterprise
berkelanjutan sebagai disiplin inti yang menganugerahkan fleksibilitas, pengurangan biaya,
keselarasan bisnis-IT dan jangka panjang keunggulan kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA
Zachman JA. Enterprise Architecture: Issues, Inhibitors and Incentives. DataToKnowledge
Newsletter. 2000; 27(1): 11-17.
Grönlund Å. “It’s The Economy Stupid”- Why the Swedish E-Government Action Plan Will Not
Deliver Better Government, and How It Could. International Journal of Public
Information Systems. 2009; 5(2): 61-75.
Buckl S, Ernst AM, Matthes F, Ramacher R, Schweda CM. Using Enterprise Architecture
Management Patterns to Complement TOGAF. IEEE International Enterprise Distributed
Object Computing Conference (EDOC). 2009: 34-41.
Soewano, Hendra. 2014. Data Flow Diagram, Perancangan Database, Perancangan Input dan
Output.
Chandra, Agra Andhyka. 2014. COBIT (Control Objectives for Information and related
Technology).
Repository Universitas Sumatera Utara. 2012. Enterprise Architecture Planning
Soewarno, Hendra. 2014. hsoewarno.blogspot.com. mata kuliah analisa dan perancangan.
Sukma, Benny. 2010. bennysukmanegara.wordpress.com. arsitektur enterprise