pengukuran temperature di tempat kerja

PENGUKURAN INTENSITAS SUHU LINGKUNGAN KERJA
DI RUANG GENSET HOTEL VIA RENATA CIMACAN
PUNCAK, JAWA BARAT

TUGAS MATA KULIAH LABORATORIUM K3

DISUSUN OLEH :

LISA KHAIRUNNISA
031311019

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidaya-nya kami dapat menyelesaikan
tugas


makalah

yang

berjudul

“PENGUKURAN

INTENSITAS

SUHU

LINGKUNGAN KERJA DI RUANG GENSET HOTEL VIA RENATA
CIMACAN – PUNCAK, JAWA BARAT ”.
Kami berterimakasih kepada Drs. Sahuri,SST.K3, MA. selaku dosen mata
kuliah laboratorium K3 yang telah membimbing kami. Kami juga berterimakasih
kepada teman-teman yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami membuat makalah ini dari berbagai sumber. Kami berharap makalah
ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pekerja yang beresiko terhadap pajanan panas di lingkungan kerja.

Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan manfaat.

Jakarta, November 2014

Penyusun

PENDAHULUAN
Tekanan panas adalah problematik (masalah) faktor ditempat kerja yang
ditimbulkan perpaduan kondisi suhu udara, kelembapan, kecepatan getaran udara
dan radiasi.
Temperatur lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang
berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja bila berada pada
kondisi yang ekstrim. Kondisi kerja ekstrim meliputi panas dan dingin yang
berada diluar batas kemampuan manusia untuk beradaptasi.
Kemampuan manusia beradaptasi dengan suhu lingkungan secara umum
dapat dilihat dari perubahan suhu tubuh. Seperti yang telah diketahui suhu tubuh
(suhu inti) atau core body temperature berkisar 37° - 38°C.
Jika suhu lingkunga tinggi (lebih tinggi dari suhu normal), maka akan
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh karena tubuh menerima panas

dari lingkungan. Sedangkan hal yang sebaliknya terjadi, yaitu bila suhu
lingkungan rendah (lebih rendah dari suhu tubuh normal) maka suhu tubuh akan
menurun karena tubuh menerima dingin atau mengalami kehilangan panas dari
lingkungan. Pada saat tubuh panas yang pertama kali dirasa pada kulit.
Efek dari lingkungan kerja yang panas yaitu susah konsentrasi, tidak
fokus, dehidrasi, dan kegerahan (berkeringat). Terjadinya tekanan panas juga
dipengaruhi oleh faktor lain yaitu beban kerja, pakaian kerja dan karakteristik
pekerja.

Alat yang digunakan pada metode pengukuran kali ini adalah Smart
Sensor Humadity & Temperature AR847 .

Cara pengukuran menggunakan alat Smart Sensor Humadity & Temperature AR847 :
1. Lakukan kalibrasi alat Smart Sensor AR-847, Humidity dan Temperature
Meter AR 847 dengan alat kalibrasi. (biasanya sudah terlebih dahulu di
kalibrasi oleh ahlinya dan di seusaikan dengan standar yang berlaku.)
2. Tentukan lokasi dan titik pengukuran.
3. Lakukan pengukuran tingkat temperatur di dekat tenaga kerja yang sedang
melakukan aktivitas kerja, dan sumber panas.
4. Tekan tombol On atau tombol


pada alat Smart Sensor AR-847,

Humidity dan Temperature Meter AR 847, kemudian pilih jenis satuan
suhu (⁰C atau ⁰F)
5. Lakukan pembacaan setiap lima detik selama dan lakukan pembacaan
selama 10 kali, kemudian hasil pembacaan ditulis dalam formulir hasil
pengukuran dan kemudian dirata-rata.

6. Bandingkan dengan NAB Kep. 51/MEN/1999, tentang iklim kerja.
ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygyenist)
ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygyenist)
merupakan lembaga pemerintahan Amerika Serika Yang bergerak atau yang
mengurusi permasalahan di bidang Industrial Hygyenist. Selain itu juga lembaga
ini mengeluarkan standar-standar yang berkaitan dengan TLV (Threshold Limit
Value) atau Nilai Ambang Batas bagi Industrial Hygyenist dan juga
mengidentifikasi adanya kemungkinan terjadinya tekanan panas.

Standard NAB yang Dikeluakan ACGIH (2007)


Kepmen 51/MEN/1999 tentang NAB Iklim Kerja
⁰C

Pengaturan waktu kerja/jam

Beban Kerja

Waktu

Ringa

Waktu Kerja
Istirahat

Sedang

Berat

30


26,7

25

30,6
31,4
32,3

28
29,4
31.1

25,9
27,9
30

n

Kerja terusmenerus
8 jam/hari

75% Kerja
50% Kerja
25% Kerja

25%
50%
75%

CATATAN :
 Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 kilo kalori /jam
 Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 kilo kalori/jam
 Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 kilo kalori /jam

Laporan

Pada hari selasa tanggal 25 November 2014 pukul 9.40, saya telah
melakukan pengukuran intensitas suhu di ruang genset hotel Via Renata Cimacan
Puncak, Jawa Barat. Alat yang saya gunakan dalam melakukan pengukuran yaitu
Smart Sensor AR847. Pengukuran dilakukan menggunakan satuan ukuran suhu
°C dari skala (°C atau °F) pada alat. Pengukuran menggunakan metode grab


sampling. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil rata-rata intensitas suhu diruang
genset hotel Via Renata yaitu 22,86°C.
Ketika pengukuran dilakukan, mesin genset dalam keadaan menyala.
Sehingga ruang genset tersebut terasa sangat panas dan tidak nyaman untuk
pekerja. Selain panas, disana juga terasa sangat bising yang berasal dari mesin
genset. Sehingga para pekerja membutuhkan alat pelindung diri (APD) yang
memadai agar pekerja tetap selamat dan dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

FORMULIR INTENSITAS TEKANAN PANAS PADA LINGKUNGAN KERJA

Nama Perusahaan

: HOTEL VIA RENATA

Alamat Perusahaan

: Cimacan – Puncak, Jawa Barat

Jenis Perusahaan


: Ruang Genset

Alat Yang Digunakan

: Humidity & Temperature AR847

Petugas

: Lisa Khairunnisa

Tanggal Pengujian

: 25 November 2014

N

LOKASI

WAKTU


HASIL

BEBA

O

UKUR

UKUR

UKUR

N

9:40 wib

(°C)
22,86°C


1.

RUANG

KETERANGAN

KERJA
BERAT Tingkat Intensitas suhu di ruang

GENSET

genset Via Renata diluar nilai
ambang batas, sehingga pekerja
diruang tersebut termasuk dalam
kategori kerja dengan beban berat.

 Data awal pengukuran
N

HASIL PENGUKURAN

O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

22,95
22,15
21,65
21,45
21,35
21,35
25,45
21,35
25,45
25,45

JENIS MAKANAN DAN MINUMAN SERTA JUMLAH KALORI YANG SESUAI
DENGAN BEBAN KERJA

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kita membutuhkan energy untuk
melakukannya. Energy tersebut didapat dari asupan makanan atau minuman yang

kita konsumsi sehari-hari. Dari makanan atau minuman yang kita konsumsi
tersebut mengandung kalori yang akan di ubah menjadi energi oleh tubuh kita.
Kebutuhan kalori setiap individu berbeda bergantung jenis aktivitas apa yang
dilakukan, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka semakin tinggi jumlah
kalori yang dimakan. Berikut ini adalah table jenis makanan dan jumlah kalori
sesuai dengan beban kerja.
1. Beban Kerja Berat
Beban kerja berat membutuhkan asupan kalori 350-500 kkal/jam (7001000 kkal/8jam kerja)
a. Makan Pagi (Sarapan)
Jenis Makanan dan
Minuman
Nasi Putih
Ikan Tuna Goreng
Sayur Bayam
Tempe Goreng
Teh Manis (Cangkir)

Berat (gr)

Jumlah Kalori

100
60
50
50
1

175
180,7
52
118
70

b. Coffe Break I
Jenis Makanan dan

Berat (gr)

Jumlah Kalori

Minuman
Getuk Lindri (2 buah)
Juice Melon (gelas)

120
1

254
127

c. Makan Siang
Jenis Makanan dan
Berat (gr)

Jumlah Kalori

Minuman
Nasi Putih
Sambal Goreng Udang

100

175

+ Kentang
Tahu Goreng
Teh Manis (Cangkir)

100
100
1

101
111
70

Berat (gr)

Jumlah Kalori

Minuman
Martabak Keju

100

265

Juice Tomat (Gelas)

1

20

d. Coffe Break II
Jenis Makanan dan

e. Makan Malam
Jenis Makanan dan
Berat (gr)

Jumlah Kalori

Minuman
Nasi Merah

100

216,45

Dendeng Balado

40

338

Air Mineral (gelas)

Pemenuhan Kecukupan

0

Air

KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran intensitas suhu diruang genset hotel Via Renata
didapat hasil sebesar 22,86°C dibandingkan dengan NAB Kep.51/MEN/1999
tentang iklim kerja dapat disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja diruang genset
tersebut memiliki waktu kerja 50% kerja (dari 8 jam kerja) karena yang saya lihat
pekerja disana tidak selalu ada diruang genset, melainkan hanya mematikan dan
menghidupkan tombol power mesin genset yang berarti memiliki beban kerja
berat. Karena secara tidak langsung mereka terpapar pajanan yang berbahaya di
dalam ruang genset tersebut. Disana juga hanya ada satu ventilasi udara dan itu
pun sangat kecil, tidak heran jika disana hawanya sangat panas. Belum lagi
ditambah suara mesin yang sangat besar dan getaran mesin yang terasa. Di dalam
ruang genset juga tercium bau bensin, solar dan oli yang menyengat serta tata
ruangnya juga kurang memadai. Sehingga pekerja tersebut membutuhkan asupan
makanan atau gizi yang cukup yaitu 350-500 kkal/jam.

SARAN
Sebaiknya pihak pengelola menambahkan ventilasi udara di ruang
genset tersebut dan mengelola tata ruangnya. Melakukan pengecekkan secara
berkala satu bulan sekali. Mengadakan pemeriksaan kesehatan untuk pekerja,
khususnya yang berkerja diruang genset. Menyediakan air minum agar pekerja
tidak dehidrasi. Membuat shift kerja, jam kerja normal selama 8 jam sehari atau
selama 40 jam seminggu. Untuk pekerja sebaiknya menggunakan APD yang
memadai seperti masker, kacamata, sepatu, earmuff, dan pakaian yang dapat
mengurai penguapan keringat seperti bahan katun. Sehingga dapat meminimalisir
resiko yang terjadi di ruang genset tersebut.