MAKALAH TENTANG PANCASILA UNIVERSITAS PA

MAKALAH TENTANG PANCASILA
UNIVERSITAS PAMULANG

Nama Dosen :
Ibu Mukhoyyaroh

Disusun Oleh :


Amirul Shaquille Rashaun

Anissa Rubiani

Fauza Khanindo

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karna berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
pendidikan Pancasila ini.penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan
Pancasila kami, Ibu Mukhoyyaroh.

Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kami yang
bersumber dari internet dan buku sebagai referensi.tak lupa lami
ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan
Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
teman-teman sekalian.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dengan adanya
makalah ini kita semua dapat lebih mengerti mengenai Pancasila.

1.

PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila adalah Dasar Negara Indonesia. Kedudukan dan fungsi
Pancasila secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, dalam kedudukan sebagai
dasar Negara, pandangan hidup bangsa, dan sebagai ideologi bangsa dan Negara.
Oleh karena itu menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka
pengertian Pancasila tersebut terbagi menjadi 3, diantaranya :


a.

Pengertian Pancasila secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India
(bahasa kasta Brahmana).
Menurut Muhammad Yamin. Dalam bahasa Sangsekerta perkataan
“Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau ”dasar”
“syiila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh”.)
Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari I bermakna 5
aturan tingkah laku yang penting (Yamin, 1960 : 437).
Ajaran Pancasyilla menurut Budha merupakan lima aturan (larangan) atau
five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut
biasa atau awam. Pancasyiila yang berisi lima larangan atau pantangan itu
menurut isi lengkapnya sebagai berikut
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya “jangan
mencabut nyawa makhluk hidup” atau dilarang membunuh.

Dinna dana veremani shikapadam samadiyani artinya ”janganlah
mengambil barang yang tidak diberikan”, maksudnya dilarang mencuri.
Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani artinya
janganlah berhubungan kelamin, yang maksudnya dilarang berzina.
Musawada ‘veramani sikapadam samadiyani, artinya janganlah berkata
palsu, atau dilarang berdusta.
Sura meraya masjja pamada tikana veramani, artinya janganlah
meminum minuman yang menghilangkan pikiran. Yang maksudnya dilarang
minum minuman keras (Zainal Abidin. 1958 : 361).

b.

Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama
dr.Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar
Negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tanpa pilah pada sidang tersebut
tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tangal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut tersebut Ir. Soekarno

berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar Negara
Indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah dasar Negara tersebut Soekarno
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar. Hal ini menurut Soekarno
atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak
disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia mamproklamirkan
kemerdekaannya. Kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkan
Undang-Undang Dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945 dimana di
dalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai suatu dasar
Negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulahperkataan Pancasila telah menjadi bahasa Indonesia dan
merupakan istilah umum, Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945
tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan
Demikianlah riwayat singkat Pancasila baik dari segi istilahnya maupun
proses perumusannya, sampai menjadi dasar Negara yang sah sebagaimana
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Adapun secara terminologi historis proses
perumusan Pancasila adalah sebagai berikut :


Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Pada tanggal 29 Mei 1945 tersebut BPUPKI mengadakan sidangnya yang
pertama. Pidato Mr. Muh Yamin itu berisikan lima asas dasar Negara Indonesia
Merdeka yang diidam-idamkan sebagai berikut :
1.
Peri Kebangsaan
2.
Peri Kemanusiaan
3.
Peri Ketuhanan
4.
Peri Kerakyatan
5.
Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul tertulis mengenai
rancangan UUD Republik Indonesia. Di dalam Pembukaan dari rancangan UUD
tersebut tercantum rumusan lima dasar Negara yang rumusannya adalah sebagai
berikut:
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
2.

Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.
Rasa kemanusiaan yang beradab
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

5.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia



Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut Soekarno mengucapkan pidatonya
dihadapan sidang Badan Penyelidik. Dalam pidato tersebut diajukan oleh
Soekarno secara lisan usulan lima asas dasar Negara Indonesia yang akan
dibentuknya, yang rumusannya adalah sebagai berikut :
1.
Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

2.
Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3.
Mufakat atau Demokrasi
4.
Kesejahteraan sosial
5.
Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut
dapat diperas menjadi “Tri Sila” yang rumusannya:




Sosio Nasional yaitu “Nasionalisme dan Internasionalisme”
Sosio Demokrasi yaitu “Demokrasi dengan Kesejahteraan rakyat”
Ketuhanan yang Maha Esa

Adapun”Tri Sila” tersebut masih di peras lagi menjadi “Eka Sila” atau
satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”.

Pada tahun 1947 pidato Ir.Soekarno tersebut di terbitkan dan di modifikasi
dan di beri judul “Lahirnya Pancasila”, sehingga dahulu pernah popular bahwa
tanggal 1 juni adalah hari lahirnya Pancasila.


Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasinonal yang juga tokoh
Dokuritu Zyunbi Tioosakay mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta
usul usul mengenai dasar Negara yang telah di kemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik. Sembilan tokoh tersebut dikenal dengan “Panitia Sembilan”, yang
setelah mengadakan sidang berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang
dikenal “Piagam Jakarta” yang di dalam nya memuat Pancasila. Sebagai buah
hasil pertama kali di sepakati oleh sidang.
Ada pun rumusan Pancasila sebagaimana termuat dalam Piagam
Jakarta adalah sebagai berikut;
1.
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemelukpemeluknya.
2.
Kemanusiann yang adil dan beradab.
3.

Persatuan Indonesia.
4.
Kerakyatan yang di pimipin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Dalam sidang tanggal 18 agustus 1945 mengesahkan UUD Negara
republic Indonesia yang dikenal denga UUD 1945. Adapun UUD 1945 tersebut
terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal pasal UUD 1945
yang berisi 37 pasal. 1 aturan peralihan yang teridir atas 4 pasal. Dan 1 aturan
tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas 4 alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
1.
Ketuhanan yang Maha Esa
2.
Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.

Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratn perwakilan
5.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar Negara Republik
Indonesia. Yang di sah kan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
Namun dalam sejarah ketata negaraan Indonesia dalam upaya bangsa Indonesia
mempertahankan Proklamasi dan ekstitensi Negara dan bangsa Indonesia maka
terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut:
1.
1.
2.
3.
4.
5.
2.


1.
2.
3.
4.
5.

Dalam Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)
Dalam kontitusi RIS yang berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus 1950. Tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
Ketuhanan yang Maha Esa
Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kerakyatan
Keadilan Sosial
Dalam UUD (Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Dalam UUDS 1950 yang berlaku mulai 17 Agustus 1950 sampai tanggal
5 Juli 1959, terdapat pula rumusan pancasila seperti rumusan yang tercantum
dalam Konstitusi RIS, sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kerakyatan
Keadilan sosial

3.

1.
2.
3.
4.
5.

Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat
Selain itu terdapat juga rumusan Pancasila dasar Negara yang beredar
dikalangang masyarakat luas, bahkan rumusannya sangat beraneka ragam
antara lain terdapat rumusan sebagai berikut:
Ketuhanan yang Maha Esa
Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kedaulatan Rakyat
Keadilan Sosial

Dari bermacam-macam rumusan Pancasila tersebut yang sah dan benar
secara Konstitusional adalah rumusan pancasila sebagaimana yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Hal ini diperkuat dengan ketetapan
NO.XX/MPRS/1996. Dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan
bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan pancasila dasar Negara Republik
Indonesia yang sah dan benar adalah sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945.

2.landasan pendidikan Pancasila
Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada
pemerintah yang berkuasa, dengan menempatkan Pancasila sebagai satu satunya
asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Masyarakat tidak
di bolehkan menggunakan asas lain, sekalipun tidak bertentangan dengan
Pancasila.
a.

Landasan historis

Dalam perjalanan ketatanegaraan Indonesia, telah terjadi perubahan dan
pergantian undang-undang dasar, seperti UUD 1945 di gantikan kedudukan nya
oleh konstitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD sementara dan kembali lagi
menjadi UUD 1945. Dalam pembukaan undan-undang dasar itu, tetap tercantum
nilai nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila telah di sepakati
sebagai nilai yang di anggap paling tinggi kebenaran nya. Oleh karena itu, secara
historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat di lepaskan dengan nilai nilai
Pancasila.
Pada masa orde lama, Pancasila di tafsirkan dengan nasionalis, agama, dan
komunis (nasakom) yang disebut dengan trisila, kemudian diperas lagi menjadi
eka sila (gotong royong). Pada masa orde baru Pancasila harus dihayati dan
diamalkan dengan berpedoman kepada butir butir yang telah di tetapkan oleh
MPR melalui Tap.MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang penegasan pancasila
sebagai dasar Negara, yang mengandung makna ideology nasional sebagai cita
cita dan tujuan Negara.

b.

Landasan kultural

Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tak dapat di
pisahkan dengan kehidupan bangsa itu sendiri.
Pancasila sebgai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan
pencerminan nilai nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Nilai-nilai yang di rumuskan dalam pancasila bukan lah pemikiran
seseorang, seperti hal nya ideology komunis yang merupakan pemikiran dari Karl
Marx, melainkan pemikiran konseptual dari tokoh tokoh bangsa Indonesia, seperti
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr.Muhammad Yamin, Prof.Mr.Dr.Sutomo,
dan tokoh tokoh lain lain.
Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang di gali
dari budaya bangsa sendiri, pancasila tidak mengandung nilai nilai yang kaku dan
tertutup. Pancasila mengandung nilai nilai yang terbuka terhadap masuk nya nilai
nilai baru yang positif, baik yang dating dari dalam negri sndiri maupun yg dating
dari luar negri. Dengan demikian, generasi penerus bangsa dapan memperkaya
nilai nilai pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.

c.

Landasan yuridis

Undang-Undang tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di
gunakan sebgai dasar penyelenggaran pendidikan tinggi. Pasal 39 ayat (2)
menyebutkan, bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
wajib memuat: (a) Pendidikan pancasila, (b) Pendidikan Agama, dan (c)
pendidikan Kewarga negaraan. Di dalam operasional nya, ketiga mata kuliah
wajib dari kurikulum tersebut, di jadikan bagian dari kurikulum yang berlaku
secara nasional
Berdasarkan keputusan Mendiknas tahun 2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi, dan penilaian hasil belajar Mahasiswa,
telah ditetapkan bahwa Pendidikan agama, pendidikan Pancasila, dan pendidikan
Kewarnegaraan merupakan kelompok mata kuliah yang wajib diberikan dalam
kurikulum setiap Program Studi/kelompok Program Studi, untuk melaksanakan
ketentuan diatas, maka Direktur Jendral Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat
keputusan tahun 2002 tentang rambu-rambu pelaksaan kelompok kuliah
diperguruan tinggi. Begitu pula Depdiknas mengeluar surat keputusan tahun 2006
tentang Mata Kuliah diatas.
d.

Landasan Filosofis

Pancasila sebagai dasar Filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala
tindakan para penyelenggara Negara oleh karna itu, dalam menghadapi tantangan
bangsa memasuki Globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai,
pancasila sebagai, sumber dalam pelaksaan kenegaraan yang menjiwai
pembanganun nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanaan

3.

Tujuan Pedidikan Pancasila

Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan, bahwa
pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan kebudayaa bangsa Indonesia, diarahkan untuk meningkatkan
kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, dan mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila mengarah kepada moral yang diwujudkan pada
kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa pada
Tuhan Yang Maha Esa dalam bermasyarakat yang terdiri dari golong agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku kebudayaan,
dan beraneka ragam yang mendukung kerakyatan dan mengutamakan
kepentingan bersama.
 Visi dan Misi Pendidikan Pancasila
a) Misi Pendidikan Pancasila
Misi pedidikan Pancasila menjadi sumber nilai dan pedoman
dalam mengantarkan seseorang untuk mengembangkan kepribadian.
b) Visi Pendidikan Pancasila
Bertujuan untuk membantu seseorang agar mampu mewujudkan
nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan
bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang dikuasainya dengan merasa tanggung jawab kemanusiaan.

 Kompetensi Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila dengan kompetensinya bertujuan menguasai
kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia dan intelektual. Kompetensi yang diharapkan adalah
sebagai berikut:
1. Mengantarkan seseorang memiliki kemampuan untuk mengambil sikap
yangbertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2. Mengantarkan seseorang memiliki kemampuan untuk mengenali
masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengantarkan seseorang mampu mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Mengantarkan seseorang memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang
persatuan Indonesia

Pendidikan pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap
mental bersifat cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan
perilaku yang:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME
2. Berperikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Mendukung persatuan bangsa
4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
diatas kepenting perseorangan
5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.
Diharapkan melalui pendidikan Pancasila seseorang akan menjadi
manusia Indonesia terlebih dahulu, sebelum menguasai dan memiliki iptek dan
seni yang dipelajarinya. Didambakan bahwa warga Negara Indonesia unggul
dalam penguasaan iptek dan seni, namun tidak kehilangan jati dirinya, apalagi
tercabut dari akar budaya bangsa dan keimanan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN RESIKO CEDERA PADA INFANT DAN TODDLER

38 264 22

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18