GAMBARAN KEPUASAN AKSEPTOR KB TENTANG PE
GAMBARAN KEPUASAN AKSEPTOR KB TENTANG PELAYANAN KB
DI KLINIK NUR MEDIKA Jl. SIMO POMAHAN I NO.4, 8-10 B
SURABAYA
PICTURES SATISFACTION FAMILY PLANNING ACCEPTORS OF
FAMILY PLANNING SERVICE IN CLINIC NUR MEDIKA JL. SIMO
POMAHAN I NO. 4, 8-10 B SURABAYA
FENTI DWI FIBRIANA
Ringkasan
Kepuasan merupakan suatu tingkat perasaan yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Hasil survey awal yang
dilakukan peneliti pada 21 Maret 2013, di Klinik Nur Medika surabaya
temukan dari 10 responden terdapat , 0 (0%)orang akseptor KB merasa sangat
puas, 5 (50%) dari akseptor KB merasa puas, 4 (40%) akseptor KB tidak
puas, dan 1 (10%) akseptor yang sangat tidak puas. Berdasarkan data diatas
maka masih banyak akseptor KB yang kurang puas dalam menerima
pelayanan KB di Klinik Nur medika jl.Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan Teknik
Purposive sampling, populasinya yaitu semua akseptor KB yang berkunjung
di Klinik Nur medika jl.Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B Surabaya, dimana
sampelnya sebagian akseptor KB yang berkunjung yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 61 responden. Pengambilan data dengan menggunakan
angket/kuesioner, Pada penelitian ini analisis data menggunakan skala likert.
Dari hasil analisis tersebut gambaran kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB di Klinik Nur Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B
Surabaya 2013 setengahnya ( 50,8%) sebanyak 31 Responden menyatakan
tidak puas.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa gambaran pada
kepuasan ibu tentang pelayanan KB di Klinik Nur Medika jl.Simo Pomahan I
No. 4, 8-10 B Surabaya 2013 adalah tidak puas. Sebaiknya tenaga kesehatan
perlu meningkatkan kualitas pelayanan yang ada dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh akseptor KB sehingga klien merasa puas dengan pelayanan
yang telah diberikan.
Kata kunci: Kepuasan, akseptor KB, pelayanan
ABSTRACT
Satisfaction is a state of feeling which arises as a result of the
performance of health services obtained after patients compared with what
was expected. The results of the initial survey conducted by researchers at
March 21, 2013, in Surabaya Medika Clinic Nur of 10 respondents found
there, 0 (0%) people feel very satisfied acceptors, 5 (50%) of family planning
acceptors were satisfied, 4 (40%) acceptors are not satisfied, and 1 (10%)
were very dissatisfied acceptors. Based on the data above, it is still much less
satisfied acceptors in receiving family planning services in Clinical Nur
medika jl.Simo Pomahan I 4, 8-10 B Surabaya.
The design of this study using a descriptive method possible with
purposive sampling technique, all acceptors population who visit the clinic
Nur medika jl.Simo Pomahan I No.4, 8-10 B Surabaya, where the sample is
partially acceptors who visited that met the inclusion criteria as much as 61
respondents. Retrieval of data using a questionnaire/questionnaires, this
research analyzes the data using a Likert scale.
From the analysis of the picture of contentment acceptors of family
planning services in Clinical Nur Medika Jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
2013 Surabaya half (50.8%) of 31 respondents are not satisfied.
Based on the results of the study concluded that the mother's picture
on the satisfaction of family planning services in Clinical Nur Medika jl.Simo
Pomahan I No.. 4, 8-10 B Surabaya 2013 is not satisfied. We recommend that
health professionals need to improve the quality of existing services and in
accordance with what is expected by the acceptors so that the client is
satisfied with the service provided.
Keywords: Satisfaction, acceptors, service
kontrasepsi yang tersedia untuk
PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan serta diberi
Kepuasan pasien adalah suatu
bantuan dalam memilih jenis
tingkat perasaan pasien yang timbul
kontrasepsi yang akan berlanjut,
sebagai akibat dari kinerja layanan
tanpa efek samping yang berarti
kesehatan yang diperolehnya setelah
hingga
tujuan
klien
untuk
pasien membandingkannya dengan
menjarangkan
atau
membatasi
apa yang diharapkannya sedangkan
kelahiran tercapai (Saifuddin, 2003).
ketidakpuasan pasien timbul karena
Pelayanan KB sangat menekankan
terjadinya
kesenjangan
antara
pada aspek demografis, yaitu
harapan pasien dengan kinerja
pengendalian angka kelahiran salah
layanan kesehatan yang dirasaknnya
satu aspek utama dalam program
sewaktu
menggunakan
layanan
keluarga berencana adalah kualitas
kesehatan ( Imbalo, 2006).
pelayanan yang diberikan. Perbaikan
Pelayanan KB adalah bagaimana
kualitas
pelayanan
akan
akseptor dilayani oleh suatu sistem
memperbesar jumlah peserta KB
yang memberikan pelayanan KB
yang puas dan akan meningkatkan
yang akan menjamin bahwa klien
prevalensi dan menurunkan tingkat
dilayani dengan tanggung jawab dan
kelahiran (BKKBN, 2005).
perhatian, mendapat informasi yang
memadai tentang berbagai pilihan
Berdasarkan pengalaman praktek
ada beberapa akseptor kb yang
mengeluh pelayanan yang diterima
kurang memuaskan karena ada
beberapa akseptor yang mengalami
abses dalam penyuntikan kb suntik
sehingga klien tidak merasa puas
dengan ketarampilan yang petugas
miliki dan konseling yang diberikan
kurang memuaskan klien.
Menurut BKKBN Jawa Timur
jumlah akseptr KB baru bila dilihat
dari pemakaian alat kontrasepsinya
dapat dikatakan bahwa 63,85%
akseptor kb memilih suntikan
sebagai alat kontrasepsi, 22,50%
emilih pil, 5,18% memilih implant,
5,06% memilih IUD, 1,66 %
memilih kondom, 1,05% memilih
MOW, dan 0,65% memilih MOP.
(Panduan kti,2013,pp 79). Dari data
yang diambil dari Klinik Nur Medika
Surabaya tahun 20 adalah Pil 15
orang, IUD 14 orang, Suntik 250
orang, implan 8 orang, Kondom 3
orang, MOW 0 orang, MOP 0 orang.
Dan dalam segi pelayanan ada
beberapa klien yang mengeluh
kurang puas dalam pelayanannya
dikarenakan biasanya tidak ditangani
oleh bidannya langsung tetapi
dilayani oleh mahasiswa atau siswa
yang praktek di klinik oleh sebab itu
pelayanan tidak sesuai dengan
harapan klien.
Hasil survey awal yang dilakukan
peneliti pada 21 Maret 2013, di
Klinik Nur Medika surabaya
temukan dari 10 responden terdapat ,
0 (0%)orang akseptor KB merasa
sangat puas, 5 (50%) dari akseptor
KB merasa puas, 4 (40%) akseptor
KB tidak puas, dan 1 (10%)
akseptor yang sangat tidak puas.
Berdasarkan data diatas maka masih
banyak akseptor KB yang kurang
puas dalam menerima pelayanan KB
di Klinik Nur medika jl.Simo
Pomahan I No.4, 8-10 B.
Ada beberapa faktor penyebab
mengapa akseptor kurang puas
tentang
pelayanan
KB
yang
diberikan, salah satunya adalah
kurangnya informasi masalah KB.
Kurangnya kepuasaan dipengaruhi
oleh beberapa factor: kenyataan,
kehandalan, ketanggapan, jaminan,
dan konseling. Salah satu factor dari
kepuasan
pelayanan
adalah
kehandalan
yaitu
kemampuan
petugas memberikan pelayanan
dengan segera tepat waktu yang
akurat dan tidak ada kesalahan.
Apabila
akseptor
KB
tidak
mendapatkan pelayanan seperti itu
sehingga apa yang diharapkan
akseptor tidak sesuai dengan
keinginannya.
Setidaknya
bila
akseptor KB mengatakan drop out
dari tempat pelayanan maka akseptor
kb memilih tempat pelayanan yang
lain.
Untuk meningkatkan kepuasan
akseptor KB maka akseptor harus
mendapatkan
konseling
dan
pelayanan yang bagus yang sesuai
dengan apa yang diinginkan akseptor
sehingga klien merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan.
Dengan alasan tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Kepuasan Akseptor KB
tentang Pelayanan KB di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya 2013.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua akseptor
KB yang berkunjung di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya tahun 2013 sebanyak
61 responden. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian
akseptor KB yang berkunjung yang
memenuhi kritera di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya tahun 2013 jumlah
sempel 61 respoden yang memenuhi
kriteria inklusi. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Pada penelitian
ini menggunakan 1 variabel yaitu
kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB Di Klinik Nur Medika
Jl. Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B
Surabaya.
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner yang setiap pernyataan
tentang pelayanan di klinik.
Teknik
pengolahan
data
meliputi editing, coding, scoring dan
tabulating. Data yang terkumpul
diolah dan selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan skala likert.
Pembahasan
Kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB di klinik Nur Medika
jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Kepuasan Akseptor KB tentang Pelayanan
KB di Klinik Nur Medika Jl.SimoPomahan I
No.4, 8-10 B Surabaya 2013
Kepuasan
Frekuensi
Prosentase
(%)
Sangat
Tidak Puas
(STP)
Tidak Puas
(TP)
Puas (P)
Sangat Puas
(SP)
Jumlah
1
1,6
31
50,8
26
42,7
3
4,9
61
100
Sumber: Data Primer Penelitian 2013
Berdasarkan tabel 4.5 diatas
menunjukkan bahwa dari 61
responden setengahnya (50,8%)
tidak puas dalam pelayanan KB yaitu
31 responden.
Pembahasan
Berdasarkan
penelitian
setengahnya(50,8%) dari responden
tidak puas dengan pelayanan KB
yang diberikan di Klinik Nur Medika
Surabaya tahun 2013 sebanyak 31
responden.
Menurut teori motivasi Maslow,
alasan seseorang didorong oleh
kebutuhan tertentu pada waktu
tertentu, karena kebutuhan manusia
tersusun secara berjenjang, mulai
dari
yang
paling
banyak
menggerakkan sampai yang paling
sedikit
memberikan
dorongan.
Pertama-tama
orang
akan
memuaskan kebutuhan yang paling
penting dulu, baru kemudian
memenuhi kebutuhan berikutnya.
Berdasarkan urutan kepentingannya,
jenjang kebutuhan adalah kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan
sosial,
kebutuhan
penghargaan
dan
kebutuhan
aktualisasi diri (Simmamora, 2004).
Hal ini berarti, pelayanan yang
didapatkan
akseptor
selama
mendapatkan pelayanan lebih rendah
dari apa yang mereka harapkan.
Kebanyakan dari harapan-harapan
yang ada pada pasien tidak cukup
kuat untuk memotivasi seseorang
dalam bertindak pada suatu saat
tertentu. Suatu kebutuhan akan
berubah menjadi motif apabila
kebutuhan itu telah mencapai tingkat
tertentu.
Motif
adalah
suatu
kebutuhan yang cukup menekan
seseorang untuk mengejar kepuasan.
Hasil
penelitian
juga
menggambarkan bahwa kepuasan
akseptor KB terhadap kemampuan
dan ketanggapan bidan dalam
menyelesaikan
keluhan
pasien,
tindakan bidan pada saat pasien
membutuhkan pertolongan dilakukan
dengan cepat dan tepat. Selain itu
juga akseptor KB ada yang merasa
puas dan ada yang tidak puas
terhadap keramahan bidan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan
para bidan dalam bekerja, jaminan
keamanan dan kepercayaan terhadap
pelayanan KB dan kehati-hatian serta
ketenangan perilaku bidan dalam
melakukan
pemeriksaan
dan
tindakan.
Menurut Parasuraman (1997,
dalam Purwanto, 2007) faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan adalah
kenyataan yang meliputi fasilitas
fisik, peralatan dan penampilan
petugas, kebersihan, kerapian dan
kenyamanan ruangan, kesiapan dan
kebersihan alat; Kehandalan yaitu
kemampuan petugas memberikan
pelayanan dengan segera, tepat
waktu
dan
benar,
misalnya
penerimaan pasien yang cepat,
pelayanan
pemeriksaan
dan
perawatan yang cepat dan tepat;
Ketanggapan yaitu kemampuan
petugas dalam menanggapi keluhan
klien termasuk kemampuan petugas
untuk
cepat
tanggap
dalam
menyelesaikan keluhan dan tindakan
cepat pada saat dibutuhkan; Jaminan
yaitu kepercayaan pasien terhadap
jaminan kesembuhan dan keamanan
sehingga akibat pelayanan yang
diberikan termasuk pengetahuan
petugas
kesehatan
dalam
memberikan tindakan pelayanan.
Jaminan juga mencakup kesopanan
dan sifat dipercaya yang dimiliki
oleh petugas, bebas dari bahaya,
resiko dan keragu-raguan; Konseling
yaitu pertemuan tatap muka antara
dua pihak, dimana satu pihak
membantu
pihak
lain
untuk
mengambil keputusan yang tepat
bagi dirinya sendiri dan kemudian
bertindak sesuai keinginannaya
Kesadaran
untuk
menjaga
kualitas perlu diupayakan guna
memberikan
kepuasan
bagi
pelanggan serta petugas kesehatan.
Perusahaan
jasa,
khususnya
kesehatan
dituntut
untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
yang berorientasi pada tingkat
kepuasan pasien serta mengubah
pandangan
negatif
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan,
khusunya
milik
pemerintah
(Tjiptono, 2005).
Dengan
kurangnya
ketidakpuasan akseptor KB dalam
menerima
pelayanan
menurut
peneliti
menunjukkan
bahwa
pelayanan
yang
baik
akan
mempengaruhi kepuasan Akseptor
KB dalam menerima pelayanan..
Berdasarkan
persentase
jumlah
pasien yang menyatakan tidak puas
terhadap kualitas pelayanan KB yang
diberikan, dan sebagian besar pasien
mengharapkan adanya peningkatan
kualitas pelayanan KB. Hal ini akan
berpengaruh terhadap pemasaran
klinik, karena kualitas pelayanan
yang rendah dapat menyebabkan
banyaknya keluhan pelanggan, bila
hal ini tidak diatasi dengan baik,
maka tempat pelayanan akan
kehilangan
pelanggannya.
Sebaliknya, pasien yang puas akan
memberi tahu teman, keluarga dan
tetangga serta pasien tersebut akan
datang kembali untuk kontrol atau
membutuhkan pelayanan yang lain.
Maka dalam hal ini pelayanan
haruslah efektif dan sesuai dengan
harapan pasien. Persepsi mutu
keandalan pelayanan kebidanan
dengan kepuasan pasien adalah
semakin
tidak
baik
persepsi
responden terhadap mutu keandalan
pelayanan
kebidanan,
maka
responden semakin tidak puas
terhadap layanan kebidanan.
Dalam penelitian ini peneliti
menyadari kemampuan peneliti yang
masih terbatas karena masih tahap
belajar sehingga mungkin hasil
penelitian kurang memuaskan, serta
instrument pengumpulan data di
rancang oleh peneliti sendiri dan
belum di uji validitas dan
realibilitas.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
diungkapkan, maka pada bagian
akhir ini disimpulkan
yaitu
Kepuasan Akseptor KB tentang
Pelayanan KB di Klinik Nur Medika
Jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya tahun 2013, setengahnya
(50,8%) tidak puas dengan pelayanan
KB.
Saran
Diharapkan peneliti selanjutnya
lebih pandai mengatur waktu dan
dana yang digunakan agar hasil
penelitian ini dapat digunakan
sebagai
bahan
dasar
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan
dibidang
pelayanan
kesehatan
khususnya dalam pelayanan KB
sehingga pelayanan yang diperoleh
pasien sesuai dengan apa yang
diharapkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Aziz. (2007). Metodologi
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
2. Arikunto.(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Pineka Cipta.
3. Budiarto,
Eko,dkk.
(2002).
Biostatistik untuk kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC.
4. Hanafi, Hartanto. (2004). KB dan
Kontrasepsi. Jakarta: PT. Sinar
Harapan.
5. Hidayat, A. A. A. (2007). Riset
Keperawatan
Dan
Teknik
Penullisan
Ilmiah,
Jakarta:
Salemba Medika.
6. http://respiratory.usu.ac.id/handle/
123456789/19265.
7. http://karyaanakstikes.blogspot.co
m/2012/12/kepuasan-akseptor-kbterhadap-pelayanan.
8. http://www.tundakehamilan.com
9. Hendri.2013. Tingkat Kepuasan.
Diakses pada tanggal 21 mei 2013
melalui
http://yantzace.wordpress.com/20
10/01/23/injeksi/KTI
10.
Imbalo S. (2006). Jaminan
Mutu
Layanan
Kesehatan.
Jakarta: EGC.
11.
J.s.sondaks,jenny,marjiati,ika
,t.p.(2012).
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
12.
Nursalam. (2008). Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen
Penelitian
Keperawatan
(edisi
kedua),
Jakarta; Salemba Medika.
13.
Purwanto,
S.
(2007).
Kepuasan
Pasien
Terhadap
Pelayanan Rumah Sakit. Diakes
pada28maret2013
dari
http://klinis.wordpress.com/2013/
3/28/kepuasan-pasien-terhadappelayanan-rumah-sakit.
14.
Prio,wahyu. (2012). Proposal
KTi dengan judul Gambaran
Tingkat
kepuasan
Pasien
jamkesmas dalam menerima
pelayanan
Kesehatan
Di
Puskesmas. Diakses pada 28
maret 2013 dari http://nursepolkesma.blogspot.com/2012/05/p
roposal-kti-dengan-judulgambaran.
15.
Sabarguna,
B.S.
2004.
Quality Assurance Pelayanan
Rumah
Sakit.
Yogyakarta:Konsorsium Rumah
Sakit Islam Jateng-DIY.
16.
Saifuddin, Bari. (2006). Buku
Panduan
Praktis
Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
17.
Simamora, Bilson. 2004.
Panduan
Riset
Perilaku
Konsumen. Jakart: PT Gramedia
Pustaka Utama,
18.
Simatupang, Erna Juliana.
2008. Manajemen Pelayanan
Kebidanan. Jakarta: EGC
19.
Tjiptono, F. 2005. Prinsipprinsip Total Quality Service.
Yogyakarta: Andy Offset.
20.
Zuri, (2012). Akseptor Kb.
Diakses 20 maret 2013 dari
http//infoseputarilmukebidananzury.blogspot.com
DI KLINIK NUR MEDIKA Jl. SIMO POMAHAN I NO.4, 8-10 B
SURABAYA
PICTURES SATISFACTION FAMILY PLANNING ACCEPTORS OF
FAMILY PLANNING SERVICE IN CLINIC NUR MEDIKA JL. SIMO
POMAHAN I NO. 4, 8-10 B SURABAYA
FENTI DWI FIBRIANA
Ringkasan
Kepuasan merupakan suatu tingkat perasaan yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien
membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Hasil survey awal yang
dilakukan peneliti pada 21 Maret 2013, di Klinik Nur Medika surabaya
temukan dari 10 responden terdapat , 0 (0%)orang akseptor KB merasa sangat
puas, 5 (50%) dari akseptor KB merasa puas, 4 (40%) akseptor KB tidak
puas, dan 1 (10%) akseptor yang sangat tidak puas. Berdasarkan data diatas
maka masih banyak akseptor KB yang kurang puas dalam menerima
pelayanan KB di Klinik Nur medika jl.Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan Teknik
Purposive sampling, populasinya yaitu semua akseptor KB yang berkunjung
di Klinik Nur medika jl.Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B Surabaya, dimana
sampelnya sebagian akseptor KB yang berkunjung yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 61 responden. Pengambilan data dengan menggunakan
angket/kuesioner, Pada penelitian ini analisis data menggunakan skala likert.
Dari hasil analisis tersebut gambaran kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB di Klinik Nur Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B
Surabaya 2013 setengahnya ( 50,8%) sebanyak 31 Responden menyatakan
tidak puas.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa gambaran pada
kepuasan ibu tentang pelayanan KB di Klinik Nur Medika jl.Simo Pomahan I
No. 4, 8-10 B Surabaya 2013 adalah tidak puas. Sebaiknya tenaga kesehatan
perlu meningkatkan kualitas pelayanan yang ada dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh akseptor KB sehingga klien merasa puas dengan pelayanan
yang telah diberikan.
Kata kunci: Kepuasan, akseptor KB, pelayanan
ABSTRACT
Satisfaction is a state of feeling which arises as a result of the
performance of health services obtained after patients compared with what
was expected. The results of the initial survey conducted by researchers at
March 21, 2013, in Surabaya Medika Clinic Nur of 10 respondents found
there, 0 (0%) people feel very satisfied acceptors, 5 (50%) of family planning
acceptors were satisfied, 4 (40%) acceptors are not satisfied, and 1 (10%)
were very dissatisfied acceptors. Based on the data above, it is still much less
satisfied acceptors in receiving family planning services in Clinical Nur
medika jl.Simo Pomahan I 4, 8-10 B Surabaya.
The design of this study using a descriptive method possible with
purposive sampling technique, all acceptors population who visit the clinic
Nur medika jl.Simo Pomahan I No.4, 8-10 B Surabaya, where the sample is
partially acceptors who visited that met the inclusion criteria as much as 61
respondents. Retrieval of data using a questionnaire/questionnaires, this
research analyzes the data using a Likert scale.
From the analysis of the picture of contentment acceptors of family
planning services in Clinical Nur Medika Jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
2013 Surabaya half (50.8%) of 31 respondents are not satisfied.
Based on the results of the study concluded that the mother's picture
on the satisfaction of family planning services in Clinical Nur Medika jl.Simo
Pomahan I No.. 4, 8-10 B Surabaya 2013 is not satisfied. We recommend that
health professionals need to improve the quality of existing services and in
accordance with what is expected by the acceptors so that the client is
satisfied with the service provided.
Keywords: Satisfaction, acceptors, service
kontrasepsi yang tersedia untuk
PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan serta diberi
Kepuasan pasien adalah suatu
bantuan dalam memilih jenis
tingkat perasaan pasien yang timbul
kontrasepsi yang akan berlanjut,
sebagai akibat dari kinerja layanan
tanpa efek samping yang berarti
kesehatan yang diperolehnya setelah
hingga
tujuan
klien
untuk
pasien membandingkannya dengan
menjarangkan
atau
membatasi
apa yang diharapkannya sedangkan
kelahiran tercapai (Saifuddin, 2003).
ketidakpuasan pasien timbul karena
Pelayanan KB sangat menekankan
terjadinya
kesenjangan
antara
pada aspek demografis, yaitu
harapan pasien dengan kinerja
pengendalian angka kelahiran salah
layanan kesehatan yang dirasaknnya
satu aspek utama dalam program
sewaktu
menggunakan
layanan
keluarga berencana adalah kualitas
kesehatan ( Imbalo, 2006).
pelayanan yang diberikan. Perbaikan
Pelayanan KB adalah bagaimana
kualitas
pelayanan
akan
akseptor dilayani oleh suatu sistem
memperbesar jumlah peserta KB
yang memberikan pelayanan KB
yang puas dan akan meningkatkan
yang akan menjamin bahwa klien
prevalensi dan menurunkan tingkat
dilayani dengan tanggung jawab dan
kelahiran (BKKBN, 2005).
perhatian, mendapat informasi yang
memadai tentang berbagai pilihan
Berdasarkan pengalaman praktek
ada beberapa akseptor kb yang
mengeluh pelayanan yang diterima
kurang memuaskan karena ada
beberapa akseptor yang mengalami
abses dalam penyuntikan kb suntik
sehingga klien tidak merasa puas
dengan ketarampilan yang petugas
miliki dan konseling yang diberikan
kurang memuaskan klien.
Menurut BKKBN Jawa Timur
jumlah akseptr KB baru bila dilihat
dari pemakaian alat kontrasepsinya
dapat dikatakan bahwa 63,85%
akseptor kb memilih suntikan
sebagai alat kontrasepsi, 22,50%
emilih pil, 5,18% memilih implant,
5,06% memilih IUD, 1,66 %
memilih kondom, 1,05% memilih
MOW, dan 0,65% memilih MOP.
(Panduan kti,2013,pp 79). Dari data
yang diambil dari Klinik Nur Medika
Surabaya tahun 20 adalah Pil 15
orang, IUD 14 orang, Suntik 250
orang, implan 8 orang, Kondom 3
orang, MOW 0 orang, MOP 0 orang.
Dan dalam segi pelayanan ada
beberapa klien yang mengeluh
kurang puas dalam pelayanannya
dikarenakan biasanya tidak ditangani
oleh bidannya langsung tetapi
dilayani oleh mahasiswa atau siswa
yang praktek di klinik oleh sebab itu
pelayanan tidak sesuai dengan
harapan klien.
Hasil survey awal yang dilakukan
peneliti pada 21 Maret 2013, di
Klinik Nur Medika surabaya
temukan dari 10 responden terdapat ,
0 (0%)orang akseptor KB merasa
sangat puas, 5 (50%) dari akseptor
KB merasa puas, 4 (40%) akseptor
KB tidak puas, dan 1 (10%)
akseptor yang sangat tidak puas.
Berdasarkan data diatas maka masih
banyak akseptor KB yang kurang
puas dalam menerima pelayanan KB
di Klinik Nur medika jl.Simo
Pomahan I No.4, 8-10 B.
Ada beberapa faktor penyebab
mengapa akseptor kurang puas
tentang
pelayanan
KB
yang
diberikan, salah satunya adalah
kurangnya informasi masalah KB.
Kurangnya kepuasaan dipengaruhi
oleh beberapa factor: kenyataan,
kehandalan, ketanggapan, jaminan,
dan konseling. Salah satu factor dari
kepuasan
pelayanan
adalah
kehandalan
yaitu
kemampuan
petugas memberikan pelayanan
dengan segera tepat waktu yang
akurat dan tidak ada kesalahan.
Apabila
akseptor
KB
tidak
mendapatkan pelayanan seperti itu
sehingga apa yang diharapkan
akseptor tidak sesuai dengan
keinginannya.
Setidaknya
bila
akseptor KB mengatakan drop out
dari tempat pelayanan maka akseptor
kb memilih tempat pelayanan yang
lain.
Untuk meningkatkan kepuasan
akseptor KB maka akseptor harus
mendapatkan
konseling
dan
pelayanan yang bagus yang sesuai
dengan apa yang diinginkan akseptor
sehingga klien merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan.
Dengan alasan tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Kepuasan Akseptor KB
tentang Pelayanan KB di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya 2013.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua akseptor
KB yang berkunjung di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya tahun 2013 sebanyak
61 responden. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian
akseptor KB yang berkunjung yang
memenuhi kritera di Klinik Nur
Medika Jl. Simo Pomahan I No. 4, 810 B Surabaya tahun 2013 jumlah
sempel 61 respoden yang memenuhi
kriteria inklusi. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Pada penelitian
ini menggunakan 1 variabel yaitu
kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB Di Klinik Nur Medika
Jl. Simo Pomahan I No. 4, 8-10 B
Surabaya.
Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner yang setiap pernyataan
tentang pelayanan di klinik.
Teknik
pengolahan
data
meliputi editing, coding, scoring dan
tabulating. Data yang terkumpul
diolah dan selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan skala likert.
Pembahasan
Kepuasan akseptor KB tentang
pelayanan KB di klinik Nur Medika
jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Kepuasan Akseptor KB tentang Pelayanan
KB di Klinik Nur Medika Jl.SimoPomahan I
No.4, 8-10 B Surabaya 2013
Kepuasan
Frekuensi
Prosentase
(%)
Sangat
Tidak Puas
(STP)
Tidak Puas
(TP)
Puas (P)
Sangat Puas
(SP)
Jumlah
1
1,6
31
50,8
26
42,7
3
4,9
61
100
Sumber: Data Primer Penelitian 2013
Berdasarkan tabel 4.5 diatas
menunjukkan bahwa dari 61
responden setengahnya (50,8%)
tidak puas dalam pelayanan KB yaitu
31 responden.
Pembahasan
Berdasarkan
penelitian
setengahnya(50,8%) dari responden
tidak puas dengan pelayanan KB
yang diberikan di Klinik Nur Medika
Surabaya tahun 2013 sebanyak 31
responden.
Menurut teori motivasi Maslow,
alasan seseorang didorong oleh
kebutuhan tertentu pada waktu
tertentu, karena kebutuhan manusia
tersusun secara berjenjang, mulai
dari
yang
paling
banyak
menggerakkan sampai yang paling
sedikit
memberikan
dorongan.
Pertama-tama
orang
akan
memuaskan kebutuhan yang paling
penting dulu, baru kemudian
memenuhi kebutuhan berikutnya.
Berdasarkan urutan kepentingannya,
jenjang kebutuhan adalah kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan
sosial,
kebutuhan
penghargaan
dan
kebutuhan
aktualisasi diri (Simmamora, 2004).
Hal ini berarti, pelayanan yang
didapatkan
akseptor
selama
mendapatkan pelayanan lebih rendah
dari apa yang mereka harapkan.
Kebanyakan dari harapan-harapan
yang ada pada pasien tidak cukup
kuat untuk memotivasi seseorang
dalam bertindak pada suatu saat
tertentu. Suatu kebutuhan akan
berubah menjadi motif apabila
kebutuhan itu telah mencapai tingkat
tertentu.
Motif
adalah
suatu
kebutuhan yang cukup menekan
seseorang untuk mengejar kepuasan.
Hasil
penelitian
juga
menggambarkan bahwa kepuasan
akseptor KB terhadap kemampuan
dan ketanggapan bidan dalam
menyelesaikan
keluhan
pasien,
tindakan bidan pada saat pasien
membutuhkan pertolongan dilakukan
dengan cepat dan tepat. Selain itu
juga akseptor KB ada yang merasa
puas dan ada yang tidak puas
terhadap keramahan bidan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan
para bidan dalam bekerja, jaminan
keamanan dan kepercayaan terhadap
pelayanan KB dan kehati-hatian serta
ketenangan perilaku bidan dalam
melakukan
pemeriksaan
dan
tindakan.
Menurut Parasuraman (1997,
dalam Purwanto, 2007) faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan adalah
kenyataan yang meliputi fasilitas
fisik, peralatan dan penampilan
petugas, kebersihan, kerapian dan
kenyamanan ruangan, kesiapan dan
kebersihan alat; Kehandalan yaitu
kemampuan petugas memberikan
pelayanan dengan segera, tepat
waktu
dan
benar,
misalnya
penerimaan pasien yang cepat,
pelayanan
pemeriksaan
dan
perawatan yang cepat dan tepat;
Ketanggapan yaitu kemampuan
petugas dalam menanggapi keluhan
klien termasuk kemampuan petugas
untuk
cepat
tanggap
dalam
menyelesaikan keluhan dan tindakan
cepat pada saat dibutuhkan; Jaminan
yaitu kepercayaan pasien terhadap
jaminan kesembuhan dan keamanan
sehingga akibat pelayanan yang
diberikan termasuk pengetahuan
petugas
kesehatan
dalam
memberikan tindakan pelayanan.
Jaminan juga mencakup kesopanan
dan sifat dipercaya yang dimiliki
oleh petugas, bebas dari bahaya,
resiko dan keragu-raguan; Konseling
yaitu pertemuan tatap muka antara
dua pihak, dimana satu pihak
membantu
pihak
lain
untuk
mengambil keputusan yang tepat
bagi dirinya sendiri dan kemudian
bertindak sesuai keinginannaya
Kesadaran
untuk
menjaga
kualitas perlu diupayakan guna
memberikan
kepuasan
bagi
pelanggan serta petugas kesehatan.
Perusahaan
jasa,
khususnya
kesehatan
dituntut
untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
yang berorientasi pada tingkat
kepuasan pasien serta mengubah
pandangan
negatif
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan,
khusunya
milik
pemerintah
(Tjiptono, 2005).
Dengan
kurangnya
ketidakpuasan akseptor KB dalam
menerima
pelayanan
menurut
peneliti
menunjukkan
bahwa
pelayanan
yang
baik
akan
mempengaruhi kepuasan Akseptor
KB dalam menerima pelayanan..
Berdasarkan
persentase
jumlah
pasien yang menyatakan tidak puas
terhadap kualitas pelayanan KB yang
diberikan, dan sebagian besar pasien
mengharapkan adanya peningkatan
kualitas pelayanan KB. Hal ini akan
berpengaruh terhadap pemasaran
klinik, karena kualitas pelayanan
yang rendah dapat menyebabkan
banyaknya keluhan pelanggan, bila
hal ini tidak diatasi dengan baik,
maka tempat pelayanan akan
kehilangan
pelanggannya.
Sebaliknya, pasien yang puas akan
memberi tahu teman, keluarga dan
tetangga serta pasien tersebut akan
datang kembali untuk kontrol atau
membutuhkan pelayanan yang lain.
Maka dalam hal ini pelayanan
haruslah efektif dan sesuai dengan
harapan pasien. Persepsi mutu
keandalan pelayanan kebidanan
dengan kepuasan pasien adalah
semakin
tidak
baik
persepsi
responden terhadap mutu keandalan
pelayanan
kebidanan,
maka
responden semakin tidak puas
terhadap layanan kebidanan.
Dalam penelitian ini peneliti
menyadari kemampuan peneliti yang
masih terbatas karena masih tahap
belajar sehingga mungkin hasil
penelitian kurang memuaskan, serta
instrument pengumpulan data di
rancang oleh peneliti sendiri dan
belum di uji validitas dan
realibilitas.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
diungkapkan, maka pada bagian
akhir ini disimpulkan
yaitu
Kepuasan Akseptor KB tentang
Pelayanan KB di Klinik Nur Medika
Jl. Simo Pomahan I No.4, 8-10 B
Surabaya tahun 2013, setengahnya
(50,8%) tidak puas dengan pelayanan
KB.
Saran
Diharapkan peneliti selanjutnya
lebih pandai mengatur waktu dan
dana yang digunakan agar hasil
penelitian ini dapat digunakan
sebagai
bahan
dasar
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan
dibidang
pelayanan
kesehatan
khususnya dalam pelayanan KB
sehingga pelayanan yang diperoleh
pasien sesuai dengan apa yang
diharapkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Aziz. (2007). Metodologi
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
2. Arikunto.(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Pineka Cipta.
3. Budiarto,
Eko,dkk.
(2002).
Biostatistik untuk kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGC.
4. Hanafi, Hartanto. (2004). KB dan
Kontrasepsi. Jakarta: PT. Sinar
Harapan.
5. Hidayat, A. A. A. (2007). Riset
Keperawatan
Dan
Teknik
Penullisan
Ilmiah,
Jakarta:
Salemba Medika.
6. http://respiratory.usu.ac.id/handle/
123456789/19265.
7. http://karyaanakstikes.blogspot.co
m/2012/12/kepuasan-akseptor-kbterhadap-pelayanan.
8. http://www.tundakehamilan.com
9. Hendri.2013. Tingkat Kepuasan.
Diakses pada tanggal 21 mei 2013
melalui
http://yantzace.wordpress.com/20
10/01/23/injeksi/KTI
10.
Imbalo S. (2006). Jaminan
Mutu
Layanan
Kesehatan.
Jakarta: EGC.
11.
J.s.sondaks,jenny,marjiati,ika
,t.p.(2012).
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
12.
Nursalam. (2008). Konsep
dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis dan
Instrumen
Penelitian
Keperawatan
(edisi
kedua),
Jakarta; Salemba Medika.
13.
Purwanto,
S.
(2007).
Kepuasan
Pasien
Terhadap
Pelayanan Rumah Sakit. Diakes
pada28maret2013
dari
http://klinis.wordpress.com/2013/
3/28/kepuasan-pasien-terhadappelayanan-rumah-sakit.
14.
Prio,wahyu. (2012). Proposal
KTi dengan judul Gambaran
Tingkat
kepuasan
Pasien
jamkesmas dalam menerima
pelayanan
Kesehatan
Di
Puskesmas. Diakses pada 28
maret 2013 dari http://nursepolkesma.blogspot.com/2012/05/p
roposal-kti-dengan-judulgambaran.
15.
Sabarguna,
B.S.
2004.
Quality Assurance Pelayanan
Rumah
Sakit.
Yogyakarta:Konsorsium Rumah
Sakit Islam Jateng-DIY.
16.
Saifuddin, Bari. (2006). Buku
Panduan
Praktis
Pelayanan
Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
17.
Simamora, Bilson. 2004.
Panduan
Riset
Perilaku
Konsumen. Jakart: PT Gramedia
Pustaka Utama,
18.
Simatupang, Erna Juliana.
2008. Manajemen Pelayanan
Kebidanan. Jakarta: EGC
19.
Tjiptono, F. 2005. Prinsipprinsip Total Quality Service.
Yogyakarta: Andy Offset.
20.
Zuri, (2012). Akseptor Kb.
Diakses 20 maret 2013 dari
http//infoseputarilmukebidananzury.blogspot.com