LP KE 4 MANDIBULLA MOH ALI ABD RAHIM

LAPORAN PENDAHULUAN
ABSES MANDIBULA
A.

Defenisi
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat

atau infeksi bakteri. (www.,medicastore.com,2004)
Abses adalah kumpulan tertutup jaringan cair, yang dikenal sebagai
nanah, di suatu tempat di dalam tubuh. Ini adalah hasil dari reaksi
pertahanan tubuh terhadap benda asing (Mansjoer A, 2005)
Abses adalah tahap terakhir dari suatu infeksi jaringan yang diawali
dengan proses yang disebut peradangan (Bambang, 2005)
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa
kantong berisi nanah. (Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah
abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang
submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari
daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)
B.

Etiologi

Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses

melalui beberapa cara antara lain:
1.

Bakteri masuk kebawah kuit akibat luka yang berasal dari tusukan

jarum yang

tidak steril

2.

Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain

3.

Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan

tidak


menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya

abses.
Lebih lanjut Siregar (2004) menjelaskan peluang terbentuknya suatu
abses akan meningkat jika :
1.

Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi

2.

Darah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang

3.

Terdapat gangguan sisitem kekebalan.
Menurut Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, (2001),

abses mandibula sering disebabkan oleh infeksi didaerah rongga mulut atau

gigi. Peradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah
submandibula yang pada perabaan sangat keras biasanya tidak teraba
adanya fluktuasi. Sering mendorong lidah keatas dan kebelakang dapat
menyebabkan trismus. Hal ini sering menyebabkan sumbatan jalan napas.
Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas maka jalan napas hasur segera
dilakukan trakceostomi yang dilanjutkan dengan insisi digaris tengah dan
eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak
ada tanda- tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi
tidak ditemukan nanah, kelainan ini disebutkan Angina ludoviva (Selulitis
submandibula). Setelah dilakukan eksplorasi diberikan antibiotika dsis tinggi
untuk kuman aerob dan anaerob.
Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut,
rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat
dibawah kulit terutama jika timbul diwajah.
C.

Patofisiologi
Jika bakteri menusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi

infeks. Sebgian sel mati dan hancur, menigglakan rongga yang berisi jaringan

dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan
tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan
setelah menelan bakteri.sel darah putih kakan mati, sel darah putih yang mati
inilah yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong
jaringan pada akhirnya tumbuh di sekliling abses dan menjadi dinding
pembatas. Abses hal ini merupakan mekanisme tubuh mencefah penyebaran

infeksi lebih lanjut jka suat abses pecah di dalam tubuh maka infeksi bisa
menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung
kepada lokasi abses.(www.medicastre.com.2004).
D.

Anatomi dan fisiologi

A).

Mulut (oris)
Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut.


Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh tulang
rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-otot pipi,
serta sebelah bawah oleh rahang bawah.
1) Rongga Mulut(Cavum Oris)
Rongga mulut merupakan awal dari saluran pencernaan makanan. Pada
rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan, yaitu:
Gigi(dentis)
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi
partikel yang kecil-kecil. Gigi tertanam pada rahang dan diperkuat oleh gusi.
Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:
Mahkota Gigi
Bagian ini dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin (tulang gigi).
Lapisan email mengandung zat yang sangat keras, berwarna putih
kekuningan, dan mengilap. Email mengandung banyak garam kalsium.
Tulang Gigi
Tulang gigi terletak di bawah lapisan email. Tulang gigi meliputi dua bagian,
yaitu leher gigi dan akar gigi. Bagian tulang gigi yang dikelilingi gusi disebut
leher gigi, sedangkan tulang gigi yang tertanam dalam tulang rahang disebut
akar gigi. Akar gigi melekat pada dinding tulang rahang dengan perantara

semen.
Rongga gigi

Rongga gigi berada di bagian dalam gigi. Di dalam rongga gigi terdapat
pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.oleh karena itu, rongga gigi
sangat peka terhadap rangsangan panas dan dingin.
menurut bentuknya, gigi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
(a)

Gigi seri (incisivus/I), berfungsi untuk memotong-motong makanan.

(b)

Gigi taring (caninus/ C), berfungsi untuk merobek-robek makanan.

(c)

Gigi geraham depan (Premolare/ P), berfungsi untuk menghaluskan

makanan.

(d)

Gigi geraham belakang (Molare/ M), berfungsi untuk menghaluskan

makanan.
Pada manusia, ada dua generasi gigi sehingga dinamakan bersifat
diphydont. Generasi gigi tersebut adalah gigi susu dan gigi permanen. Gigi
susu adalah gigi yang dimiliki oleh anak berusia 1-6 tahun. Jumlahnya 20
buah. Sedangkan gigi permanen dimiliki oleh anak di atas 6 tahun, jumlahnya
32 buah.
B) Lidah (lingua)
Lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian belakang otototot lidah melekat pada tulang hyoid. Lidah tersiri dari 2 jenis otot, yaiyu:
(1)

Otot ekstrinsik yang berorigo di luar lidah, insersi di lidah.

(2)

Otot instrinsik yang berorigo dan insersi di dalam lidah.


Kerja otot lidah ini dapat digerakkan atas 3 bagian, yaitu: radiks lingua
(pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), apeks lingua (ujung lidah).
Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal
membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam
menelan makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam
berbicara.
Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf
perasa (papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:

(1)

Papila fungiformis, berbentuk seperti jamur, terletak di bagian sisi lidah

dan ujung lidah.
(2)

Papila filiformis, berbentuk benang-benang halus, terletak di 2/3 bagian

depan lidah.
(3)


Papila serkumvalata, berbentuk bundar, terletak menyusun seperti

huruf V terbalik di bagian belakang lidah.
Lidah memiliki 10.000 saraf perasa, tapi hanya dapat mendeteksi 4 sensasi
rasa: manis, asam, pahit, dan asin.
C)

Kelenjar Ludah

Makanan dicerna secara mekanis dengan bantuan gigi, secara kimiawi
dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar ludah. Kelenjar
ludah mengandung menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin
atu amylase yang berfungsi mengubah zat tepung atau amilum menjadi zat
gula atau maltosa.
Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:
(1)

Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar ini menghasilkan


saliva berbentuk cair yang disebut serosa. Kelenjar paotis merupakan
kelenjar terbesar bermuara di pipi sebelah dalam berhadapan dengan
geraham kedua.
(2)

Kelenjar submandibularis / submaksilaris, terletak di bawah rahang

bawah.
(3)

Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Kelenjar submandibularis dan sublingualis menghasilkan air dan lender yang
disebut Iseromucus. Kedua kelenjar tersebut bermuara di tepi lidah.
E.

Pencegahan
Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan

anaerob harus diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan


dalam anasksi lokalal untuk abses yang dangkal dan teriokalisasi atau
eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada
tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 05 tiroid, tergantung letak dan
luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi
reda.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah
dengna sendirinya dan mengeluarkan isinya.kadang abses menghilang
secara perlahan karena tubuh menghancurkan. infeksi yang terjadi dan
menyerap sisa-sisa infeksi, abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan
yang keras.
Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses
bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah,
sehingga pemberian antibiotik biasanya sia-sia Antibiotik biasanya diberikan
setelah

abses

mengering

dan

hal

ini

dilakukan

untuk

mencegah

kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi
kebagian tubuh lainnya.
F.

Manifestasi Klinik
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada

lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa
berupa :
1.

Nyeri

2.

Nyeri tekan

3.

Teraba hangat

4.

Pembengakakan

5.

Kemerahan

6.

Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagi

benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah.

Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena
kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan
gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih mungkin
menyebarkan infeksi keseluruh tubuh.
Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai
pembengkakan di bawah mandibula dan di bawah lidah, mungkin
berfluktuasi.
G.

Pemeriksaan Penunjang
Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah

dikenali. Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita
abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel
darah putih. Untuk menetukan ukuran dan lokasi abses dalam bisa dilkukan
pemeriksaan rontgen,USG, CT, Scan, atau MR.

G. PENYIMPANGAN KDM

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
N

Diagnosa

Tujuan dan

O

Keperawatan

Kriteria

Nyeri akut

Hasil
NOC

1.

Defenisi : pengalaman
sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan

Intervensi

NIC

 Pain level
Kriteria hasil :

Pain manajement
-

 Mampu

Lakukan
pengkajian nyeri

yang muncul akibat

mengontrol

secara

kerusakan jaringan yang

nyeri ( tahu

komprehensif

aktual atau potensial atau

penyebab

termasuk lokasi,

digambarkan dalam hal

nyeri,

karakteristik,dura

kerusakan sedemikian

mampu

si, frekuensi,

rupa ( international

menggunaka

kualitas dan

association for the study

n teknik

faktor prespitasi

of pain) awitan yang tiba

nonfarmakol

–tiba atau lambat dari

ogi untuk

nonverbal dari

intensitas ringan hingga

mengurangi

ketidaknyamanan

berat dengan akhir yang

nyeri,

dapat diantisipasi atau

mencari

komunikasi

diprediksi dan

bantuan)

terapeutik untuk

-

-

Observasi reaksi

Gunakan teknik

berlangsung < 6 bulan

 Melaporkan

Batasan karakteristik :

bahwa nyeri

pengalaman nyeri

berkurang

pasien

 Perubahan selera
makan
 Perubahan tekanan
darah
 Perubahab

dengan

mengetahui

-

Bantu pasien dan

menggunaka

keluarga untuk

n manajemen

mencari dan

nyeri

menemukan

frekwensi jantung
 Perubahan

 Mampu
mengenali

dukungan
-

Kontrol

frekwensi

nyeri ( skala

lingkungan yang

pernapasan

intensitas,

dapat

 Laporan isyarat

ferekuensi,

mempengaruhi

 Diaforeses

dan tanda

nyeri seperti suhu

 Perilaku distraksi (

nyeri

ruangan,

misalnay berjalan

Menyatakan rasa

pencahayaan dan

mondar mandir

nyaman setelah nyeri

kebisingan

mencari orang lain

berkurang.

-

Pilih dan lakukan

dan atau aktifitas

penanganan nyeri

lain, aktivitas yang

( farmakologi dan

berulang)

non farmakologi
dan interpersonal)

 Mengeskpresikan
prilaku (mil,

-

Kaji tipe dan

gelisah merengek,

sumber nyeri

menangis)

untuk
menentukan

 Masker wajah

intervensi

( mis, mata kurang
bercahaya,tampak

-

untuk mengurangi

kacau, gerakan

nyeri

mata berpencar,
atau tetap pada
satu fokus
meringis)
 Sikap melindungi
area nyeri
 Fokus menyempit

Berikan analgetik

-

Kolaborasikan
dengan dokter
jiak ada keluhan
dantindakan nyeri
tidak behasil

Analgesic

( mis,
gangguanpersepsi

Administration
-

Tentukan

nyeri, hambatan

lokasi,

proses berpikir,

karakteristik,

penurunan

kualitas, dan

interaksi dengan

derajat nyeri

orangdan

sebelum

lingkungan)

pemberian

 Indikasi nyeri
yang dapat

obat
-

Cek instruksi
dokter tentang

diamatai

jenis obat,

 Perubahan posisi
untuk menghindari

dosis, dan

nyeri

frekueansi

 Sikap tubuh

-

alergi

melindungi
 Dilatasi pupil

Cek riwayat

-

Pilih
analgesik

 Melaporkan nyei

yang

secara verbal

diperlikan

 Gangguan tidur

atau

Faktor yang

kombinasi

berhubungan :

dari analgesik

Agen cedera ( mis,

ketika

biologis , zat kimia, fisik,

pemberian

psikologis

lebih dari satu
-

Tentukan
pilihan

analgesik
tergantung
tipe dan
beratnya nyeri
-

Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal

-

Pilih rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur

-

Monitor vital
sing sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik yeri
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat

Evaluasi evektivitas
analgesik, tanda dan
gejala.

2.

Gangguan nutrisi nutrisi NOC

NIC

kurang dari kebutuhan  Nutritional

Nutrition Management

tubuh

Status:

Defenisi: asupan nutrisi  Nutritional
tidak

cukup

memenuhi

untuk
kebutuhan

-

Kolaborasi

Status: food and

ahli

gizi

untuk

fluid

menentukan

jumlah
nutrisi

metabolic

 Intake

kalori

Batasan karakteristik:

 Nutritional

yang

 Kram abdomen

Status:

klien

 Nyeri abdomen

intake

 Menghindari makanan

nutrient
-

 Weight control

 Berat badan 20% atau Kriteria Hasil:
lebih dibawah berat  Adanya
badan ideal
 Kerapuhan kapiler
 Diare

dengan

dan

dibutuhkan

Anjurkan klien untuk
meningkatkan intake
Fe

-

Anjurkan klien untuk

peningkatan berat

meningkatkan

badan

protein dan vitamin

sesuai

dengan tujuan

C

rambut  Berat badan ideal -

 Kehilangan

sesuai

berlebihan
 Bising usus hiperaktif

pada

 Penurut berat badan
asupan

makanan adekuat
 Keslahan konsepsi
 Kesalahan informasi
 Membrane

mukosa

pucat
 Ketidakmampuan
memakan makanan
 Tonus otot menurut
 Mengeluh

mengandung

kebutuhan nutrisi

konstipisa
-

Berikan

makanan

yang terpilih (sudah

tanda malnutrisi

dikonsultasikan

 Menunjukkan

dengan ilmu gizi)

peningkatan
fungsi

Nutrition Monitoring

pengecapan dari -

Monitor

menelan

penurunan

 Tidak

terjadi

adanya
berat

badan

penurunan berat -

Monitor

badan

jumlah aktivitas yang

yang

berarti

tipe

-

gangguan

pengobatan
jam makan

asupan

-

Monitor kulit kering
dan

RDA

pigmentasi

(recommended

daily allowance)
 Cepat kenyang setelah

 Steatorea

perubahan

-

Monitor turgor kulit

-

Monitor

makan
mulut

dan

tindakan tidak selama

makanan kurang dari

 Sariawan

dan

biasa dilakukan

sensasi rasa
 Mengeluh

tinggi

serat untuk mencegah

 Tidak ada tanda-

makanan
dengan

tinggi badan
mengidentifikasi

 Kurang informasi
minat

dimakan

 Mampu

 Kurang makanan

 Kurang

dengan

Yakinkan diet yang

mual

dan

muntah
rongga

-

Monitor

kadar

albumin,

total

 Kelemahan

otot

protein,

Hb,

dan

kadar Ht

pengunyah
 Kelemahan untuk otot

-

Monitor
pertumbuhan

penenan
Faktor-faktor

perkembangan

yang
-

berhubungan:

dan

Monitor

pucat,

 Faktor biologis

kemerahan,

dan

 Faktor ekonomi

kekeringan

jarinagn

 Ketidak

konjugtiva

untuk

mampuan
mengabsorbsi

-

intake nutrisi

nutrient
 Ketidak
untuk

mampuan
mencerna

-

Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papil

makanan
 Ketidak

Monitor kalori dan

mampuan

menelan makanan
 Faktor psikologis

lidah

dan

cavitas oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet.

Hambatatan komonikasi

3.

verbal:

Noc :

Defenisi :
Penurunan, kelambatan,
atau ketidakmampuan
menerima, proses,
mengirim,
dan/menggunakan sistim

 Anxietty self
control
 Coping
Kriteria hasil :
 Komonikasi :

Nic :
Comonikation
enchanment : speech
deficit ;
-

Gunakan

symbol.

penerimaan

penerjemaan jika

Batasan Krateristik :

interprestasi

diperlukan

 Tidak dapat bicara

dan eksperesi

 Kesulitan

pesan lisan,

menyusun

tulisan dan

kaliamat

non verbal

 Tidak bicara

meningkat

-

Beri kalimat
simple jika
bertemu jika
diperlukan

-

Dorong klien
untuk

 Tidak mampu
bicara dalam

eksperesif

bahasa pemberian

( kesulitan

asuhan

berbicara

 Ketidakmampuan
verbalisasi
 Sulit bicara
 Gagap
 Bicara dengan
kesulitan
Faktor yang
berhubungan:

berkomonikasi

 Komonikasi

eksperesi

secara berlahan.
-

penuh perhatian
-

verbal yang

berkomonikasi
-

Ajarkan berbicara
dengan

brmakna )

esophagus jika

 Gerakan
terorgasnisasi

Berdiri didepan
pasien jika

pesan verbal
dan atau non

Dengarkan engan

diperlukan
-

Anjurkan

-

Hambatan fisik

mampu

eksperesi diri

-

Kondisi psikologi (

mengkoordin

dengan cara lain

misalnya psikos

asi gerakan

dalam

kurang stimulus )

dalam

menyampaikan

Pelemahan sisitim

menggu akan

muskululetal

isarat

-

informasi (
-

bahasa isarat )

Anative listenening
DevicitAnctyie
reducation

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

ABSES MANDIBULA
1.

Pengkajian.
Pengkajian adalah usaha untuk mengumpulkan data-data

sesuai dengan respon klien baik dengan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, wawacara, observasi dan dokumentasi secara bio-psiko-sosiospiritual (Doenges, 2001).
Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada
kasus abses mandibula menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut :
a.

Aktifitas/istirahat

Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera
(trauma).
b.

Sirkulasi

Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi,
hiperventilasi, dll).
c.

Integritas ego

Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : cemas, bingung, depresi.
d. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami
gangguan fungsi.
e.

Makanan dan cairan

Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
f.

Neurosensori.

Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo.
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status
mental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
g.

Nyeri dan kenyamanan

Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
h.

Pernafasan

Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot
aksesoris.
i.

Keamanan

Data Subyektif : Trauma baru akibat gelisah.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif. Gangguan rentang gerak.
j.

Prioritas keperawatan

1) Mengurangi ansietas dan trauma emosional
2) Menyediakan keamanan fisik
3) Mencegah komplikasi
4) Meredakan rasa sakit
5) Memberikan fasilitas untuk proses kesembuhan
6) Menyediakan informasi mengenai proses penyakit/prosedur
pembedahan, prognosis dan kebutuhan pengobatan
k.

Tujuan pemulangan

1) Pasien menghadapi situasi yang ada secara realistis
2) Cidera dicegah
3) Komplikasi dicegah/diminimalkan
4) Rasa sakit dihilangkan/dikontrol
5) Luka sembuh/fungsi organ berkembang ke arah normal
6) Proses penyakit/prosedur pembedahan, prognosis, dan regimen
terapeutik dipahami
Sedangkan menurut Dr. Rahajeng, (2006) pengkajian pada Abses
Mandibula, adalah:
a.

Keadaan umum: lemah, lesu, malaise, demam

b.

Pemeriksaan Ekstra oral : asimetri wajah, tanda radang jelas, fluktuasi

(+), tepi rahang teraba
c.

Pemeriksaan intra oral: Periodontitis akut, muccobuccal fold, fluktuasi (-)

2.

Diagnosa Keperawatan
Menurut T. Heather Herdman, et.al (2007), diagnosa keperawatan pada

pasien dengan abses mandibula adalah:
a.

Nyeri Akut yang berhubungan dengan egen injuri biologi

Menurut Carpenito (2000) nyeri akut adalah keadaan dimana individu
melaporkan dan mengalami adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau
sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang.
b.

Nyeri berhubungan dengan adanya proses peradangan, luka insisi.

Menurut Carpenito (2000) nyeri akut adalah keadaan dimana individu
melaporkan dan mengalami adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau
sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
mampuan menelan makanan, nyeri area rahang. Menurut Carpenito (2000)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan suatu keadaan dimana individu
yang tidak mengalami puasa atau yang beresiko mengalami penurunan berat
badan atau yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat.
d. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan adanya peradangan di
area mulut. Menurut Carpenito (2000) Gangguan komunikasi verbal adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami, atau dapat mengalami
penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk berbicara tetapi dapat
mengerti orang.

DAFTAR PUSTAKA
Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris :
kurt J. Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi
13. jakarta : EGC. 2005.
NANDA, 2015
NIC, 2005
NOC2005
Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2.
Jakarta:EGC,2005
Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Bruner and Suddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa
Indonesia :Monica Ester. Edisi 8 jakarta : EGC,2001.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
SEHUBUNGAN DENGAN “ ABSES MANDIBULA”
DI RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA
1.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien

Nama :
Umur

:

Tahun :
Jenis kelamin :
Agama :
Status Pernikahan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Penkajian :
Diagnosa Medis :
2. Identitas Penaggung Jawab
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan Dengan Klien :

B. STATUS KESEHATAN
1. Riwayat Perjalanan Penyakit
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
C. ASPEK PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1 Status Psikologis
2.Status Sosial
3. Status Spiritual
D.POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
No
1.

Pola Aktivitas
Nutrisi
- Makan
Frekuensi
Porsi
Diet
- Minum
Jenis minum

2.

Frekuensi
Eliminasi
- BAK
Frekuensi
Warna
-BAB
Frekuensi
Warna

Sebelum di RS

Setelah di RS

3.

Konsistensi
Pola Aktivitas

4.

Istirahat Tidur
- Tidur malam
Lamanya
Insomnia
-Tidur Siang
Lamanya

E. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
1. KEADAAN UMUM
A. Kesadaran :
B. Tanda-tanda Vital
2.KEADAAN KHUSUS
A. kepala
- Rambut
Warna :
- Wajah
Bentuk :
-Mata :
Kebersihan :
Diplopia :
Pupil :
Konjuntiva :
Skelera :
-Hidung :
Polip :

-Mulut :
Bibir :
Mukosa :
gagi :
-Telinga :
B. Leher :
C.Pola Nafas
nafas :
Retraksi dinding dada :
Keluhan :
Payudara :
D Abdomen:
Kesimetrisan :
lain-lain:
E.Genetalia:
F. Anus:
G.Ekstrimitas:
H. Punggung :

F.THERAPY OBAT
N
O
1
2
3

JENIS

PEMBERIAN

DOSIS

4
5
6

G. DATA PENUNJANG
H. ANALISA DATA
No.
1

B.

DATA

ETIOLOGI

MASALAH

Prioritas Masalah
ASUHAN KEPERAWATAN
N Diagnosa
o

Keperaw

Perencanaan
Tujuan Intervensi

Tindakan Keperawatan
Rasional Implementasi

atan

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANTAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG UNTUK BEKERJA KE BALI

0 83 83

DESAIN MODIFIKASI KARBURATOR PADA MESIN BENSIN 4 LANGKAH BERBAHAN BAKAR ETANOL

0 79 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT TENAGA KERJA INDONESIA UNTUK KEMBALI BEKERJA KE LUAR NEGERI DI DESA KEDUNG JAJANG KECAMATAN KEDUNG JAJANG KABUPATEN LUMAJANG

1 42 20

IMPROVING THE TENTH YEAR STUDENTS’ DESCRIPTIVE WRITING ABILITY THROUGH GENRE- BASED APPROACH AT SMA NEGERI 4 JEMBER IN THE 2009/2010 ACADEMIC YEAR

1 57 8

Implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 Di Kelas 4 SDN Cijantung 03 pagi

6 127 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

SIKAP MASYARAKAT KOTA PALEMBANG TERHADAP PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PASAR 16 ILIR PALEMBANG KE PASAR RETAIL JAKABARING

4 84 128

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS XI IPS SMAN 4 METRO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 33 110