Model Pembelajaran Langsung Direct Instr (2)

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakekatnya adalah pemberian bantuan kepada orang
lain secara sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengaktifkan
potensi orang lain, agar yang bersangkutan memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Musaheri, 2005:20).
Menurut La sula (2000:34) “pendidikan adalah suatu kegiatan yang
sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta
didik yang berlangsung di semua lingkungan yang saling mengisi
(lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat)”.
Proses penyelenggaraan pendidikan pada institusi pendidikan di
negara kita berupaya untuk mewujudkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Adanya upaya mewujudkan manusia
sebagaimana tersebut di atas sebenarnya telah tertuang dalam UUD No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal III yang
berbunyi :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demakratis serta bertanggung
jawab (Depdiknas, 2005:7).”
Semakin maju tingkat pendidikan seseorang, maka semakin siap pula
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) di masa depan yang
penuh ketidakpastian. Perkembangan IPTEK tidak pasti itulah menuntut
tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran di bidang
pendidikan.

1

Masalah interaksi di kelas, yaitu komunikasi antara guru dan murid
dalam proses belajar mengajar di kelas merupakan masalah pendidikan yang
sangat menarik untuk dibicarakan yang sampai kini tidak pernah ada
habisnya. Oleh karena itu bagi para pendidik serta pengelola pendidikan
senantiasa diharapkan pemecahannya guna menuju proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Shachelford dan Fenak (dalam Ulfah, 2004:3), apa yang

dikenal selama ini dalam proses belajar mengajar yaitu bahwa mengajar
harus menguasai :
1. Apa yang diajarkan;
2. Teori pengajaran yang relevan;
3. Hal-hal baru (mau melakukan penelitian untuk memperkaya isi
bahan ajar yang diajarkan);
4. Karakteristik siswa.
Setiap guru harus memiliki keahlian di dalam memilih model
pengajaran yang dipakai sehari-hari dikelas. Pemilihan model yang tepat
dalam pengajaran tentu saja berorientasi pada tujuan pengajaran termasuk
tujuan setiap materi yang akan diberikan pada siswa. Dari beberapa model
pengajaran yang baru, salah satu bentuk model penyajian materi yang
penting untuk diketahui adalah model pengajaran langsung (Direct
instruction). Istilah lain yang sering di pergunakan ialah pengajaran
aktif, Master learning dan Explicit Instruction (Nur, 2000:3).
Model

pengajaran

langsung


dirancang

secara

khusus

untuk

mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah
demi selangkah (Nur, 2000:4-5).
Pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada
guru, yang mempunyai 5 langkah dalam pelaksanaannya, yaitu menyiapkan

2

siswa menerima pelajaran, demontrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik,

dan pelatihan lanjut (mandiri) (Nur, 2000:7).
Pengembangan model pengajaran langsung dilandasi oleh latar
belakang teoritik dan empirik tertentu. Di antaranya adalah ide-ide dari
bidang sistem analisis, teori pemodelan sosial dan prilaku, serta hasil
penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Secara
historis, beberapa aspek dari model pengajaran langsung berasal dari
prosedur pelatihan dalam industri (Nur, 2000:9)
Selanjutnya Nur (2000:18) juga mengatakan bahwa : Pengajaran
langsung paling cocok diterapkan untuk mata pelajaran yang berorientasi
pada keterampilan seperti matematika dan membaca dimana mata pelajaran
itu dapat di ajarkan selangkah demi selangkah.
B. Rumusan Masalah
1.

Apa konsep dasar dan karakteristik dari model pembelajaran
langsung?

2.

Berapa tahapan pembelajaran dari model pembelajaran langsung?


3.

Apa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung?

4.

Bagaimana aplikasi model pembelajaran langsung dalam pembelalajaran matematika?

C. Tujuan
1.

Untuk mengetahui konsep dasar model pembelajaran langsung.

2.

Untuk mengetahui tahapan pembelajaran model pembelajaran
langsung.

3.


Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
langsung.

4.

Untuk mengetahui bagaimana aplikasi model pembelajaran langSung dalam pembelajaran matematika.

3

Bab II
Kajian Teori dan Aplikasi
A. Konsep Dasar Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal
dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching.
Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran yang
terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru
terhadap siswa dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Menurut
Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model pembelajaran
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan

dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap selangkah demi selangkah.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori
belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada
pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori
perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada
siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan
penerapan teori perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a
teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation
and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice
a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher
and a learning environment that businesslike and task-oriented”.
Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru
yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek.
Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang
hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
berorientasi tugas.


4

Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran
langsung adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian
keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri
sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh
pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses
pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana
pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta
didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Sedangkan menurut Ratuman (2004), model pembelajaran langsung
merupakan model yang berpusat pada guru. Peran guru adalah sebagai
penyaji materi (pengajar). Informasi disampaikan atau ditransfer guru
pada siswa, selanjutnya guru membimbing siswa dalam latihan.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar
dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang
dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan
dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari
menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.

Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung
tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran,
struktur materi,dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemusian
menyampaikan

pengetahuan

kepada

siswa,

memberikan

pemodelan/demonstarsi, memberikan kesempatan pada siswa untuk
berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari dan
memberikan umpan balik.
Sebagaimana halnya pelaksanaan pembelajaran pada umumnya,

dalam pelaksanaan pembelajaran langsung guru perlu mengetahui
bagaimana teknik perencanaannya sehingga saat menerapkan model

5

pembelajaran ini dapat sukses. Adapun pembahasan tentang aspek-aspek
perencanaan model pembelajaran langsung ini meliputi:
a. Merumuskan tujuan
Menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa
yang spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian
(kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kerja yang
diharapkan (kriteria keberhasilan).
b. Memilih isi
Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan
sepenuhnya materi ajar, disarankan agar memilih materi ajar mengacu
pada kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu.
c. Melakukan analisis tugas
Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikatnya dari suatu
keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik,

yang akan diajarkan oleh guru.
d. Merencanakan waktu dan ruang
Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru:
 Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan
bakat dan kemampuan siswa
 Memotifasi siswa agar mereka tetap melakukan tugastugasnya dengan perhatian yang optimal
e. Merencanakan Pengaturan Ruang Kelas
Dikarenakan model pembelajaran langsung (direct instruction)
membutuhkan atensi siswa kepada guru (model) yang sedang
melakukan presentasi dan demonstrasi, maka pengaturan ruang kelas
juga menjadi sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan. Formasi
tempat duduk dan pengaturan ruang kelas harus memungkinkan siswa
mudah mengamati semua sesi demonstrasi yang dilakukan. Guru
sebaiknya berada pada posisi di depan kelas, kalau perlu di tempat

6

yang lebih tinggi, yang dapat dipandang atau diamati seluruh siswa
dari setiap arah. Formasi kelas tradisional sangat cocok digunakan
untuk penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction).
B. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah
adanya sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memberikan sintaks,
guru yang akan menggunakan pengajaran langsung juga harus
memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa,
waktu dan dampak dari pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat
beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran langsung adalah
adanya fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang
harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus
ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas
siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok, berperan
sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan
non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan
sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang
harus dilaksanakan oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung
terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang memberikan keunggulan pada
model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam
penugasan dan penyelesaian tugas akademik. Dalam hal ini,
penggunaan perangkat non akademik seperti misalnya mainan dan tekateki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa
para ahli, fokus yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan
keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam rangka menghasilkan dan
memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave, Ghen,

7

dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980;
Rosenshine, 1970, 1971, 1985).
b. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan
mengarahkan tugas pembelajaran, menegaskan peran inti selama
memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan siswa yang
tidak berorientasi akademik.
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern
dalam bidang tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan
akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan dalam
pendidikan.
d. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu
memaksimalkan waktu belajar siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku
guru yang tampak berhubungan langsung dengan waktu yang dimiliki
siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada
akhirnya juga berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa.
Menurut Rosenshine (1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai
70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya, siswa
dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari
jumlah waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada
kemajuan prestasi siswa yang cukup signifikan.
e. Atmosfer akademik yang cukup netral
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran
menjadi fokus utama dan tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas
akademik dalam waktu tertentu dan mencapai rating kesuksesan yang

8

tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif
dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari
praktek-praktek negatif, seperti mencela perilaku siswa.
Kemudian, menurut Arrend (2001) model pembelajaran langsung
juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya :
a)

Adanya Tujuan Pembelajaran
Model pembelajaran langsung ini dirancang khusus untuk

menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan
dipelajari selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif adalah
pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip,
sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana
melakukan sesuatu yang akan dipelajari.
Model pembelajaran langsung juga efektif digunakan agar siswa
menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural,
model ini juga efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa.
Beberapa keterampilan belajar siswa yang harus dikembangkan oleh guru
seperti menggarisbawahi, membuat catatan, serta membuat rangkuman.
b)

Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan-Kegiatan

Pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat suatu urutan
pembelajaran atau yang biasa disebut juga dengan fase. Pada model
pembelajaran langsung terdapat lima fase, yaitu: orientasi, presentasi,
latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri.
Dalam proses pembelajarannya model pembelajaran langsung
dapat menggunakan beberapa metode seperti: ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek, dan diskusi.

9

Ciri khas pada model pembelajaran langsung adalah penyampaian
pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.
c)

Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar

kegiatan-kegiatan tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Suatu kegiatan dalam proses pembelajaran akan berhasil jika
didukung oleh sistem pengelolaan dan lingkungan belajar. Lingkungan
belajar yang harus diperhatikan antara lain adalah fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa serta
waktu.
C. Tahapan Pembelajaran dari Model Pembelajaran Langsung
Tahapan pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti
pola-pola pembelajaran secara umum. Tahapan atau sintaks model
pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996), sebagai berikut:


Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru,

akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka
pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.
Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan
untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan
tujuan pelajaran; (3) memberikan penjelasan/arahan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep
yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran; dan (5) menginformasikan kerangka pelajaran.


Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi

pelajaran

baik

berupa

konsep-konsep

maupun

keterampilan.

Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam langkahlangkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu

10

relatif pendek; (2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan
atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan
langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4) menjelaskan ulang halhal yang sulit.



Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk

melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini
adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan
mengoreksi respon siswa yang salah.



Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan.
Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya.
Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan
bimbingan jika diperlukan.



Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan

latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah
menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase
bimbingan latihan.
Di lain sisi, menurut Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah
dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

o

Menginformasikan

tujuan

pembelajaran

dan

orientasi

pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan halhal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

11

o

Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam

tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan
dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

o

Menyampaikan

materi

pelajaran. Dalam

fase

ini,

guru

menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contohcontoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

o

Melaksanakan

bimbingan.

Bimbingan

dilakukan

dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman
siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.

o

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam

tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.

o

Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru

memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan
mengulang keterampilan jika diperlukan.

o

Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat

memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
Kemudian, menurut Ismail (2003), fase dalam pembelajaran langsung
adalah :
a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
b. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
c. Membimbing pelatihan
d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e. Memberikan latihan dan penerapan

12

Dari fase diatas dengan mengacu standar proses yaitu Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran langsung yaitu:
1. Tahap awal guru menyiapkan siswa baik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi

dasar

yang

akan dicapai,

mengajukan

pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan
motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.
2. Tahap berikutnya adalah guru mempresentasikan materi ajar atau
mendemonstrasikan mengenai keterampilan tertentu. Selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan
memberikan

umpan

balik.

memfasilitasi

siswa

untuk

Dalam

langkah

mengeksplorasi,

ini

dikaitkan

guru

mengelaborasi

dan

mengonfirmasi proses pembelajaran.
3. Langkah akhir guru memberikan latihan untuk menerapkan konsep
yang telah dipelajari, membuat

rangkuman

bersama-sama

siswa,

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung,
merencanakan

kegiatan

tindak

lanjutnya,

menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihankelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik
digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi
selain mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran
juga

ditemukan

keterbatasan-keterbatasan

13

yang

merupakan

kelemahannya.
a.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan

sebagai berikut:
1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi
dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.
3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu
permasalahan

dapat

didekati,

bagaimana

informasi

dianalisis,

bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi),
sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.
6. Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam
kelas besar maupun kelas yang kecil.
7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol
dengan ketat.
9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.
10.Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
11.Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
12.Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan
butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi
siswa.

14

13.Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.
b.

Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan

sebagai berikut:
1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan
pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam
persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa
dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan
terhambat.
2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara
komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik
maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.
3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
4. Jika terlalu sering menggunakan model pengajaran langsung akan
membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua
informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa
tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri. Demonstrasi
sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Dan pada
kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga
sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

E. Aplikasi Model pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran
Matematika
Berikut ini akan disajikan sebuah contoh penerapan model
pengajaran langsung pada pembelajaran matematika sesuai dengan
sintaks pembelajarannya. Untuk tujuan ini penulis akan menyajikan
15

contoh pengajaran matematika ditingkat SD. Model Pengajaran
Langsung (Direct-Instruction).
Materi pembelajaran : Sudut
Kompetensi Dasar

: Menggambar sudut , menentukan jenis sudut,

dan mengukur besar sudut.
Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks model pengajaran
langsung
Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Perilaku Guru : Guru mengkomunikasikan garis besar tujuan
pembelajaran, memberikan informasi latar belakang, dan
menjelaskan mengapa pelajaran itu penting. Mempersiapkan siswa
untuk belajar.
Contoh Penerapan:
1. Memotivasi siswa dengan memberikan beberapa contoh fakta
makna belajar sudut dalam kehidupan sehari-hari dan penting
memahami konsep sudut dengan memberi sejumlah pertanyaan
pancingan (guiding question) seperti
- Kapan kalian menggunakan sudut?
- Mengapa tangga rumah dibuat miring?
- Dll
2. Mengkomunikasikan beberapa materi tentang sudut yang akan
dipelajari pada setiap pertemuan seperti; mengambar sudut,
menentukan jenis sudut, dan mengukur besar sudut .
3. Menginformasikan tujuan pembelajaran tentang sudut dengan
jelas kepada siswa.

16

Fase 2 : Mempersentasekan
Perilaku Guru : Guru mempresentasikan
pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan
tersebut dengan benar atau mendemonstrasikan keterampilan langkah
demi langkah.
Contoh Penerapan:
Mengambar sudut dengan busur derajat (sudut 70° )
Langkah 1: Gambarlah satu sisi sudut tersebut dengan menarik sebuah
garis sembarang. Kemudian tandai titik sudutnya disalah satu ujung
garis.

Langkah 2 : Letakkan titik pusat busur derajat pada titik sudut tersebut.
Himpitkan tanda yang berlabel o pada busur derajat dengan garis
tersebut. Temukan 70° pada skala busur derajat dan tandai dengan
alat tulismu.

17

Langkah 3. Tariklah garis yang menghubungkan titik yang
menunjukkan skala 70° tersebut (yang kamu tandai dengan busur )
dengan titik pada ujung garis yang telah kamu buat pada langkah 1.

Fase 3 : Memberi latihan terbimbing
Perilaku Guru : Guru memberi dan membimbing latihan awal
Contoh Penerapan
1. Memberikan soal untuk latihan terbimbing (tugas latihan pendek
namun dan bermakna)
Soal latihan terbimbing
Dengan menggunakan busur derajatmu, gambarlah besar sudut dengan
ukuran berikut ini.
a. 60°

b. 105°

c. 85°

2. Membantu siswa yang bermasalah (belum memahami) cara
menggambar sudut sesuai yang telah didemonstrasikan.
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Perilaku Guru : Guru mengecek pemahaman
siswa untuk mencari tahu apakah siswa telah
memahami konsep dengan benar.

18

Contoh Penerapan
- Mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS
Contoh:
1. Hitunglah besar dalam lingkaran berikut

D
A

D

B
C

Sudut A = ______

Sudut B = ______

Sudut D = ______

Sudut E = ______

Sudut C = ______

2. Gambarlah setiap sudut berikut.
a. 120°
b. 215°
c. 285°
d. 345°
- Mengecek hasil pekerjaan siswa dan menginformasikan kesalahankesalahan yang masih ditemukan sebagai umpan balik dari soal yang
diberikan.

19

Fase 5 : Memberikan latihan lanjutan sebagai latihan mandiri
Perilaku Guru : Guru mempersiapkan kondisi untuk latihan lanjutan
dengan memusatkan perhatian pada transfer keterampilan tersebut
kesituasi-situasi yang lebih kompleks.
Contoh penerapan
1. Memberikan LKS lanjutan yang berisi soal-soal yang lebih
kompleks.
2. Menyiapkan beberapa soal latihan sebagai PR. Misalnya latihan 4,
Latihan 6 dan latihan 7 No 1, 3, 5, dan 9 pada buku cetak.

20

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga
dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class
teaching. Pembelajaran langsung merupakan suatu model pembelajaran
yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan
baru terhadap siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah
suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Adapun karakteristik model pembelajaran langsung, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.

Fokus akademik
Arahan dan kontrol guru
Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Sistem manajemen waktu
Atmosfer akademik yang cukup netral

Model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat
penting, yaitu :
a. Fase 1 : Fase Orientasi
b. Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi
c. Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
d. Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing
e. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri
B. Saran
Dalam makalah ini mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan
yang terjadi karena ketidaktahuan pemakalah. Untuk itu pemakalah
harapkan agar pembaca berkenan untuk memberi kritikan yang
membangun dan menambahkan kekurangan-kekurangan yang ada pada
makalah ini.
21

Daftar Kepustakaan
Muslim Ibrahim dkk., Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: Unversity Pers,
2000).
W. Johnson, Learning Toghether and Alone: Cooperative, Competitive, and
Individualistic Learning (Boston: Allyn and Bacon, 1991).
Arends, Learning To Teaceh (New York: Mc. Graw Hill Companies,
1997).
Ismail. Model-model pembelajaran. (Jakarta : Pendidikan Lanjutan
Pertama,2003)
Hall, Gene E., Mengajar Dengan Senang. (Jakarta: PT. Indeks, 2008)
Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo, 1994).
Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007).
Depdiknas. 2009. Modul KKG/MGMP
https://made82math.files.wordpress.com/2013/10/model-pengajaranlangsung-dan-aplikasinya-dalam-pembelajaran-matematika.pdf
diakses pada tanggal 15 April 2018

22