BAB I latar belakang (4)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
Belajar merupakan sebuah proses kompleks yang terjadi pada semua orang

dan berlangsung secara kontinu, dan dapat kita lihat dari bertambahnya jumlah
pengetahuan, adanya perubahan sikap, dan dapat mengaitkan sesuatu dengan
realita kehidupan. Belajar juga merupakan proses yang terjadi pada seseorang
menuju perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya, perubahan berkaitan
dengan kepribadian, pengetahuan, serta sosial masyarakat. Salah satu usaha untuk
pengaplikasian dari belajar ini adanya pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses kompleks dari belajar, Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian aktivitas antara
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai
guru. Guru berperan dalam serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam
menciptakan situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan
tingkah laku dan perkembangan siswa oleh Wrightman (1997) dalam Usman

(2010 : 4).
Winkel (1991) dalam siregar (2010 : 4) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar

siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian yang tidak biasa yang
berpengaruh terhadap rangkaian kejadian – kejadian yang dialami siswa.
Syamsurizal (2008: 128) menyatakan proses pembelajaran bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan yang menyangkut penguasaan bahan atau materi
ajar, kemampuan keterampilan dan juga mengembangkan nilai dan sikap positif.
Terutama pada aspek pengetahuan yang dapat di ukur menggunakan alat ukur
yang biasa disebut tes prestasi belajar. Tes semacam ini dikembangkan untuk
mengukur proses intelektual yang meliputi kemampuan dalam untuk mengingat
(recognition), Bloom menyebutkan ada beberapa aspek yang terdapat pada ranah
kognitif, yaitu : Pemahaman (Knowledge), Pemahaman (comprehension),
penerapan atau aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan
evaluasi (evaluation).
Dalam paradigma lama proses pembelajaran hanya terfokus pada guru, hal
ini dapat memberikan dampak pada aktivitas belajar siswa yang pasif. Untuk
mengatasi hal tersebut penulis bermaksud menggunakan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok

yang memiliki tahapan pembelajaran tertentu. Prinsip dasar pembelajaran
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan sesama anggota
kelompok saling berkontribusi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan
bersama ( Wena, 2009: 189).
Agar pembelajaran lebih berkualitas dan tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai. Maka guru sebagai pengajar dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
untuk meningkatkan minat belajar serta keaktifan siswa, sehingga hal ini

berpengaruh kepada aspek kognitif yang ditandai dari hasil belajar. Salah satu
bentuk usaha yang dilakukan guru menggunakan srategi serta model – model
pembelajaran yang menarik dan meningkatkan keantusiasan siswa, sehingga siswa
dapat terlibat secara langsung dalam proses belajar-mengajar.
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini
tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Menurut Wrightman, (1977) di dalam
Usman (2010 : 4), peranan guru disekolah ialah agar terciptanya serangkaian
tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta

berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa
yang menjadi tujuannya
Syamsurizal (2008: 128) menyatakan, proses pembelajaran bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan yang menyangkut penguasaan bahan atau
materi ajar, kemampuan keterampilan dan juga mengembangkan nilai dan sikap
positif. Terutama dalam mengukur penguasaan materi terutama pada ranah
kognitif sehingga di gunakan alat ukur yang disebut tes prestasi belajar. Tes ini
digunakan untuk proses intelektual yang meliputi kemampuan dalam mengingat
(recognition), Bloom juga menyebutkan beberapa aspek yang terdapat pada ranah
kognitif diantaranya, “ knowledge”, pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan evaluasi (evaluation).

Dalam paradigma lama proses pembelajaran hanya terfokus guru saja,
namun hal ini hanya dapat memberikan pengetahuan pasif terhadap siswa. Untuk
mengatasi masalah diatas penulis memilih menggunakan pembelajaran kooperatif,
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok
yang memiliki prinsip tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah
siswa membentuk kelomok kecil, anggota yang heterogen dan saling
berkontribusi dengan sesama untuk mencapai tujuan bersama ( Wena, 2009:189).
Kenyataannya, hubungan timbal balik ini dapat dikatakan kurang maksimal

karena pada pelaksanaanya, hanya pengajar yang lebih aktif dari peserta didik.
Pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang wajib bagi siswa. Mata
pelajaran ini berbicara mengenai makhluk hidup (Hewan, tumbuhan dan
manusia). Selain itu pelajaran biologi juga berkaitan dengan fungsi, interaksi,
serta pengaruh terhadap kesehatan dan lingkungan. Pelajaran biologi ini sangat
menarik, jika pelaksanaannya juga menarik sehingga tujuan dari pembelajaran
tecapai dan pembelajaran lebih berkualitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan pada hari selasa
tanggal 30 Maret 2015, peneliti mendapatkan data nilai rata – rata ulangan harian
beberapa sub bab materi secara berkelanjutan, serta nilai ujian tengah semester
kelas X SMA Negeri 13 Padang sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai rata- rata ulangan harian dan ujian tengah semester genap kelas X
SMA Negeri 13 Padang tahun pelajaran 2014/2015.
KELAS

ULANGAN

UJIAN MID


HARIAN
X.I
73,6
56,6
X.3
80
77
X.4
80
57
X.5
79
55
X.6
75
53
Sumber : Guru biologi SMA Negeri 13 Padang
Kendala yang terjadi di SMA Negeri 13 Padang berdasarkan data pada
Tabel 1 adalah rendahnya hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh cara belajar
siswa


yang

pembelajarannya

terfokus

pada

teacher

centered,

metode

pembelajaran yang kurang bervariasi dan sarana serta prasarana yang kurang
memadai. Untuk itu peneliti dituntut lebih kreatif dan dapat membuat suasana
belajar siswa menjadi lebih kondusif dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif. Macam – macam model pembelajaran kooperatif diantaranya ialah :
Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT), Jigsaw, Team Games

Tournament (TGT), dll.
Penulis memilih bentuk model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada
penelitian yang akan dilakukan karena model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan anak didik, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rusman (2007), didapat kesimpulan bahwa model
pembelajaran TGT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dan
mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan selama proses

pembelajaran berlangsung. Seiring dengan Rusman (2007) penelitian Mayroza
(2012) menyatakan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
juga dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa.
Dalam bidang pendidikan, mind map mempunyai kegunaan yang sangat
besar, terutama untuk belajar dan mengajar. Untuk keperluan belajar, mind map
sangat bermanfaat pada saat kita meringkas, mencatat dan mengkaji ulang. Untuk
keperluan mengajar, mind map sangat bagus diterapkan pada saat guru mencatat,
mempersiapkan

materi

pengajaran


dan

managemen

waktu

pengajaran.

Penggunaan mind map untuk keperluan belajar dan mengajar akan sangat
membantu proses belajar dan mengajar itu sendiri.
“Mind map (Sistem Peta Pikiran) adalah cara paling efektif dan efisien
untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari ke otak. Sistem ini
bekerja sesuai dengan cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan
seluruh potensi dan kapasitas otak manusia”. Edward (2009 : 64)
Model pembelajaran kooperatif TGT merupakan model pembelajaran
kooperatif yang membutuhkan konsentrasi tinggi serta keaktifan peserta didik
dalam melakukan pembelajaran, sedangkan mind map merupakan suatu pemikiran
yang ada dalam diri seseorang yang dapat digambarkan (peta), peta pemikiran
inilah yang mempermudah kita dalam memahami materi pelajaran yang akan

berpengaruh terhadap point dari kelompok.
Adapun kelebihan model pembelajaran advance organizer dalam
pembelajaran adalah: (1) Siswa dapat berinteraksi dengan memecahkan masalah

untuk menemukan konsep - konsep yang dikembangkan; (2) Melatih siswa
meningkatkan keterampilan melalui diskusi kelompok; (4) Mendorong siswa
untuk mengetahui jawaban yang diberikan (siswa semakin aktif); (5) Menambah
kompetensi dalam kelas; dan (6) Membangkitkan perolehan materi akademik dan
keterampilan sosial siswa (Ramlan. 2012)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berencana melakukan penelitian
mengenai “ pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams
game tournament (tgt) menggunakan mind map terhadap hasil belajar siswa dalam
materi protista kelas X SMA Negeri 13 Padang”.
B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang hanya terpusat kepada guru

2. Kurang berkualitasnya pembelajaran karena kurang bervariasinya model
serta srategi pembelajaran yang digunakan guru
3. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran/monoton
4. Hasil belajar siswa (aspek kognitif) yang rendah

C.

Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Proses

pembelajaran

pembelajaran

dilakukan

kooperatif


Teams

dengan
Games

menggunakan

model

Tournament

(TGT)

menggunakan mind map.
2. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif.

D.

Rumusan Masalah
Berdasarakan identifikasi dan batasan masalah yang diutarakan, maka

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “ Apakah terdapat pengaruh
hasil belajar biologi siswa yang diberi tugas berupa mind map dan dalam model
pembelajaran kooperatif Teams Game Tournament (TGT) untuk mata pelajaran
siswa kelas X SMA Negeri 13 Padang”.
E.

Asumsi
1.

Setiap siswa mempunyai kesempatan sama dalam memperoleh
materi pelajaran

2.

Penggunaan tugas berupa mind map pada pembelajaran kooperatif
TGT

F.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar biologi siswa

menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Game Tournament
menggunakan Mind map

G.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru untuk dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif agar dapat memacu
kreatifitas, aktifitas serta motivasi siswa untuk belajar yang dapat
berpengaruh pada hasil belajar siswa
2. Sebagai dasar untuk masukan bagi calon peneliti selanjutnya.