Makalah Kimia Fisika Peranan Lingkungan

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul


Peranan

Lingkungan

terhadap

Korosi”

dengan

sebaik

mungkin.


Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan

makalah

ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Padang, April 2016
Penyusun

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 1

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korosi atau pengaratan adalah hal yang umum kita jumpai dalam kehidupan seharihari pada logam. Korosi merupakan reaksi elektrokimia yang berlangsung spontan.
Korosi pada logam ini menimbulkan beberapa kerugian. Diantaranya pagar yang
berkarat akan menurunkan estetika dan juga manfaatnya menjadi kurang kokoh,
bagian tertentu dari kendaraan bermotor yang terbuat dari logam, tidak sedikit juga
yang menurun kemampuannya karena proses pengaratan, dan lain-lain. Korosi ini
tidak dapat dicegah ataupun dihentikan, namun dapat dikendalikan atau diperlambat
laju reaksinya. Inilah yang melatarbelakangi percobaan tentang Peranan Lingkungan
Terhadap Korosi, untuk melihat faktor lingkungan apa saja yang terkait dengan
korosi.
B. Rumusan Masalah
C. Apa pengaruh udara terhadap proses pengaratan?
D. Apa pengaruh air terhadap proses pengaratan?
E. Bagaimana pengaruh larutan asam terhadap pengaratan logam?
F. Mengapa pengaratan dipengaruhi oleh inhibitor?
G. Bagaimana pengaruh inhibitor nitrit dan natrium kromat pada pengaratan paku
beton?

C. Tujuan

Untuk menunjukan peranan lingkungan sekitar dalam proses korosi

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Korosi adalah suatu pokok bahasan yang menyangkut berbagai disiplin ilmu, atau
dengan kata lain, ini menggabungkan aspek-aspek fisika, kimia, metalurgi, elektronika
dan perekayasaan. Walaupun demikian kebanyakan dari kita yang berkecimpung
dalam bidang penanggulangan korosi sering mempunyai latar belakang salah satu atau
beberapa disiplin itu tetapi tidak semuanya.
Sulit bagi kita untuk menemukan proses alami yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan energi. Korosi adalah gejala yang timbul secara alami. Pengaruhnya dialami
oleh hampir semua zat dan diatur oleh perubahan-perubahan energi. Oleh sebab itu
diperlukan pembahasan teori-teori tentang energi dan zat.
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan
lingkungannya. Beberapa hal penting menyangkut definisi ini bisa dijelaskan sebagai
berikut:
a. Korosi berkaitan dengan logam. Ini berarti bahwa hanya setengah reaksi seperti

persamaan di bawah yang bisa dianggap reaksi korosi sejati. Setengah reaksi yang
kedua, walaupun menerangkan suatu proses yang harus ada agar korosi dapat
berlangsung, namun bukanlah suatu raksi korosi.
M  Mz+ + z e b. Melalui penggunaan istilah degradasi atau penurunan mutu kita mengandaikan
bahwa korosi adalah proses yang tidak dikehendaki. Namun demikian ini tidak
selamanya benar, dan dalam hal itu proses tersebut biasanya tidak disebut korosi.
c. Penurunan mutu logam tidak hanya melibatkan reaksi kimia, yakni antara bahabahan bersangkutan terjadi perpindahan elektron. Karena elektron adalah sesuatu
yang bermuatan negatif, maka pengangkutannya menimbulkan arus listrik,
sehingga reaksi demikian dipengaruhi oleh potensial listrik.
d. Lingkungan adalah sebutan paling mudah untuk memaksudkan semua unsur
disekitar logam terkorosi pada saat reaksi

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 3

Cacat dalam struktur logam
Kita mempunyai kecendrungan untuk mengandaikan bahwa ketika logam-logam
membeku struktur kristal yang sangat tertata, tidak ada cacat dalam susuna tumpukantumpukannya.

Sesungguhnya


tidak

demikian.

Logam

selalu

mempunyai

ketidaksempurnaan, yang disebut cacat (defact), pada struktur kisinya dan ini sering
sangat berpengaruh pada sifat-sifat korosi logam. Salah satu cara bagaimana kristal
menjadi tidak sempurna, yaitu ketika membahas batas butir yang merupakan daerah
pertemuan tidak serasi antara kisi-kisi berebelahan, masing-masing dengan orientasi
berbeda. Struktur butir logam terjadi akibat proses pemadatan selama percetakan. Ini
juga sangat dipengaruhi oleh perlakuan mekanik yang diterima selama pengerjaan dan
fabrikasi. Sifat dapat ditempa yang dimiliki logam mengandung arti bahwa proses
tersebut dapat mengakibatkan perubahan bentuk yang tidak tanggung-tanggung pada
butir-butir serta retak atau patah pada bagian kisi-kisi yang semula sempurna (Tim
Kimia Fisika, 2017, 44-46).

Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi
dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam
oleh gas oksigen di udara. Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau
biasa disebut dengan karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan
rumus Fe2O3.XH2O. Pada proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi
dan Oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan
reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e→ Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan
mempercepat proses pengaratan berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawasenyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa seharihari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklatmerah. Korosi
merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi (Trethewey, K.R, 1991).
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 4


Korosi merupakan proses degradasi,deterorisasi,pengerusakan materil yang di
sebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.Adapun prosesnya yakni merupakan
reaksi redoks antara satu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut.Dalam
bahasa sehari-hari korosi di sebut dengan perkaratan.Kata korosi berasal dari bahasa
latin “Corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan.jadi jelas korosi di
kenal sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan
lingkungannya,yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan.Sistem ini di katakan
setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih
stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu dari banyak jenis logam yang
penggunaanya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi
adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi.Padahal besi yang telah
mengalami korosi akan kehilangan nilai jual ada fungsi komersialnya.Ini tentu saja
akan merugikan sekaligus membahayakan.Berdasarkan dari asumsi tersebut ,percobaan
ini di fokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya
pada besi. Selain itu pada percobaan ini akan di ketahui logam-logam apa sajakah
yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimia nya (Keenan,
Charles W, 1984).
Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang
umum terdapat pada kerak bumi . Besi cukup reaktif, besi bila di biarkan di udara

terbuka untuk beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim di sebut
perkaratan besi. Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks
yag melihat oksigen. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian
tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu (Svehla,G. 1990).
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 5

Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit

grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat
ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif,
ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya
oksigen ia bisa larut sedikit.
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak
faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila
masih bersih dari oksida (Sukardjo, 2002).
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi
kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsurunsur kelumit yang ada dalam
bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zatzat kimia yang bersifat
korosif dan sebagainya. Bahanbahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri
atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupun anorganik.
Penguapan dan pelepasan bahanbahan korosif keudara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses
korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida

beserta senyawaansenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan
ini umumnya dipakai untuk sintesa bahanbahan organik. Amoniak (NH3) merupakan
bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan
tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara
(Oxtoby, D.W. Gilis,H, 1999).
Dampak korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian
tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 6

terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak
akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan
bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi
pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi
dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air,
korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu
korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC (Akhadi, Muklis, 2002).
Mencegah terjadinya korosi

Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita
ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara
pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
1. Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan
udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastic
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Tin planting
mencegah kontak besi dengan udara dan air.
5. Galvanisasi
Besi terlindung dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium planting
( Aris,Tris, 2009 ).

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 7

BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu / 15 Maret 2017-04-04
Pukul

: 13.20 – 15.50 WIB

Tempat

: Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang

B. Alat dan Bahan
Alat :

6 Tabung Reaksi dan Rak

Paku Beton

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 8

Gelas Kimia

Penangas Air

Bahan:

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 9

Natrium Nitrat

Natrium Kromat

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 10

HCL

Air Mendidih

Aquades
C. Prosedur kerja
1. Letakkan semua tabung dalam rak dan masukkan sepotong paku kedalam masingmasing tabung. Beri nomor 1-6
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 11

2. Biarkan paku dalam tabung no 1 berhubungan langsung dengan udara
3. Masukkan air kedalam tabung no 2 sehingga paku terbenam

4.

Isi tabung no 3 larutan HCL 2M sehingga paku terbenam

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 12

5. Isi tabung no 4 dengan air yang sudah dididihkan

6. Ambil dua gelas kimia250 mL yang masing-masing diisi 100 mL air. Kedalam gelas
pertama masukkan 10 gram natrium nitrit dan gelas kedua 10 gram natrium kromat

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 13

7. Masukkan larutan natrium nitrit kedalam tabung no 6 sehingga pakunya terbenam

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 14

8. Masukkan larutan natrium kromat kedalam tabung no 7 sehingga pakunya terbenam

9. biarkan semua tabung reaksi itu sekurang-kurangnya sehari semalam, atau lebih
baik satu minggu.

10. amati pengaruh lingkungan yang berbeda-beda terhadap paku.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
Tabung Reaksi

Kondisi

Pengamatan

1
2
3
4
5

Udara Langsung
Aquades
HCl
Aquades yang dididihkan
Natrium Nitrat

Sedikit karat
Banyak karat
Banyak karat
Banyak karat
Tidak berkarat, paku terkikis,
terlihat mengkilat, terdapat

6

Natrium Chromat

endapan hitam
Tidak berkarat, paku terkikis,
terdapat endapan hitam

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan percobaan mengenai peran
lingkungan terhadap korosi. Dimana praktikan melakukan beberapa perlakuan untuk
membuat keadaan lingkungan terhadap paku berbeda-beda. Dengan adanya perbedaan
pengaruh lingkungan terhadap paku, praktikan ingin mengamati dan mengetahui
keadaan seperti apa dan keadaan lingkungan yang bagaimana yang dapat
mempengaruhi korosi baik dengan cepat maupun lambat.
Disini praktikan membuat 6 buah keadaan lingkungan yang berbeda terhadap paku
dalam tabung reaksi, diantaranya yaitu tabung 1 dibiarkan pada udara terbuka, tabung 2
tabung diisi dengan aquades, tabung 3 diisi dengan air panas, tabung 4 dan 5 diisi
dengan natrium kromat dan natrium nitrit, dan tabung 6 diisi dengan larutan HCl.
Dari keenam tabung dengan keadaan yang berbeda dan diamati setelah lebih kurang
satu minggu praktikan mendapatkan hasil bahwa pada tabung reaksi 1 yaitu pada paku
yang dibiarkan diudara terbuka hanya terbentuk sedikit karat, hal ini karena besi pada
paku akan bereaksi O2 diudara dan H2O membentuk Fe2O3.XH2O.
Selanjutnya pada tabung 2 dan 3 yaitu pada paku yang direndam dengan air dingin
(aquades) dan air panas terlihat bahwa pada paku terbentuk karat. Karat pada paku
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 16

dalam tabung yang berisi aquades dan pada paku dalam air panas yang terbentuk
hampir sama banyak. Hal ini karena air panas yang digunakan sebagai lingkungan
terhadap paku dengan maksud agar proses karat dapat berlangsung lambat tidak
berhasil, karna air panas itu hanya bertahan lebih kurang selama 2 jam, sedangkan
pengamatan terhadap korosi dilakukan setelah 1 minggu, maka pengaruh air panas ini
tidak akan jauh berbeda dengan air dingin(aquades). Secara teori paku yang
dimasukkan kedalam air panas akan lambat terkorosi karena pada air panaskandungan
O2 sangat sedikit, sedangkan pada air dingin perbandingan H2O dan air lebih kurang
seimbang sehingga seharusnya karat pada paku yang direndam dengan aquades lebih
banyak dari pada karat paku dalam air panas.
Pada tabung 4 dan 5 praktikan menggunakan larutan natrium kromat dan natrium
nitrat sebagai faktor pengaruh lingkungan terhadap korosi paku. Dimana dari data
percobaan didapat bahwa paku pada kedua larutan ini tidak membentuk karat,
melainkan paku terkikis sehingga pada paku yang direndam dengan natrium kromat
terlihat mengkilat serta timbulnya endapan hitam akibat pengikisan paku oleh larutan
natrium kromat. Pada paku yang direndam dengan natrium nitrat juga terlihat seperti
terkikis dan ditandai dengan terbentuknya endapan hitam di dasar tabung. Hal ini
terjadi karena larutan natrium nitrat dan natrium kromat bertindak sebagai inhibitor
atau penghambat (mencegah) terjadinya korosi.
Selanjutnya pada tabung 6 dengan menggunakan larutan asam sebagai lingkungan
yang mempengaruhi korosi terhadap paku, yang mana larutan asam yang digunakan
ialah larutan HCl. Larutan HCl membuat paku mengalami korosi dengan cepat, karat
yang terbentuk sangat banyak. Ditandai dengan berubahnya warna larutan HCl yang
bening menjadi kuning kecoklatan dan banyak dan tebal karat yang terbentuk pada
badan paku.
Dari percobaan ini praktikan dapat mengetahui bahwa korosi itu merupakan suatu
keadaan atau proses penurunan mutu logam akibat adanya reaksi kimia. Korosi
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Pada lingkungan asam dan lingkungan yang
mengandung H2O dan O2 berlebih korosi(karat) cepat sekali terjadi. Adapun
persamaan reaksi pada proses perkaratan besi yaitu :
Anoda : Fe(s)  Fe2+ + 2eKatoda : ½ O2 + H2O + 2e  2OH- (aq)
Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 17

Maka, Fe2+ + 2OH-  Fe(OH)2
Fe(OH)2 + H2O + O2  Fe2O3.xH2O
Selanjutnya proses penghambat karatan /karat dapat juga dilakukan dengan
perendamanbesi/paku kedalam larutan natrium kromat dan natrium nitrit. Karena kedua
larutan ini bertindak sebagai inhibitor (anti karat). Ia membersihkan besi dan membuat
besi menjadi mengkilat.
Besi yang berkarat disebut juga besi yang cacat, cacat besi ini biasa dikenal sebagai
cacat kristal. Dimana cacat kristal merupakan suatu keadaan dimana kisi dan struktur
kristal tidak sempurna (mengalami cacat).
Pada peristiwa korosi besi (dalam peristiwa korosi terjadi sel galvani atau sel volta
karena pada reaksi perkaratan besi ini terjadi reaksi redoks dan ada bagian pada besi
yang mengalami/ bertindak sebagai anoda dan katoda. Selain itu proses karat besi
merupakan reaksi elektrokimia yang mengubah reaksi kimia menjadi energi listrik.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 18

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan
lingkungannya.
2. Adanya larutan asam yang bertindak dengan logam, semakin asam suatu larutan,
akan semakin cepat pula korosi terjadi.
3. Reaksi logam dengan air dan oksigen, juga akan mempercepat proses pengkaratan.
4. Meningkatnya suhu, laju rekasi korosi akan meningkat.
5. Korosi dapat dihambat dnegan menggunakan inhibitor:
Natrium nitrit

: inhibitor anodic yang menghambat reaski oksidasi terjadi
(menurunkan laju korosi).

Kalium Kromat

: inhibitor pasivator, membentuk lapisan pasif pada
permukaan logam (sehingga laju korosi dapat ditekan).

B. Saran
Dengan adanya percobaan mengenai peranan lingkungan terhadap korsosi ini, kita
dapat mengetahui peranan lingkungan sekitar terhadap proses pengaratan. Diharpakan
dengan makalah ini, semoga kita dapat menghindari proses pengaratan terkait dengan
reaksi kimia, konsentrasi, temperature ataupun udara.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 19

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Muklis. 2002. Ahli peneliti Muda Bidang Fisika dibidang Tenaga Nuklir
Indonesia. Jakarta : Migas Indonesia.
Aris, Tris, dan Antonio Gomes. 2009. Bahan Konstruksi Alat Proses dan Korosi.
Malang : ITM.
Keenan, Charles W.1984. Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Oxtoby, D.W. Gilis,H. 1999. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo.2002. Kimia Fisika. Bandung : Ganeca Exact
Svehla,G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro.
Jakarta : Kalman Media Pustaka.
Timi kimia Fisika.2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 2. Padang : FMIPA UNP
Trethewey, K.R. 1991. Korosi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 20