Aplikasi Variasi Waktu Inkubasi Pada Mut

IJCCS

ISSN: 1978-1520

153

Aplikasi Variasi Waktu Inkubasi Pada Mutagen Kolkhisin Terhadap Respon
Pertumbuhan Ginseng Jawa (Talinum paniculatumGaertn)
Ragita Eka Oktavia Puspita1, Sulistiono2, Agus Muji Santoso2
1

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri
2
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Jl. K.H AchmadDahlan No.76 Kediri
Email: ragitaeka@yahoo.co.id

Abstrak
Ginseng jawa banyak mengandung senyawa flavonoid, antrakuinon, dan saponin.Proses
pengolahan pertanian yang kurang baik menyebabkan tanaman ini belumdibudidayakan secara
luas. Oleh karena itu, pengembangan dan pemuliaan tanaman ini perlu dilakukan guna

mendapatkan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Salah satu usaha pemuliaan tanaman ini
adalah degan teknik poliploidi menggunakan kolkhisin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pemberian kolkhisin dengan variasi waktu inkubasi yang berbeda
terhadap respon pertumbuhan ginseng jawa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan desain penelitian RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan konsentrasi kolkhisin
0.01% dan waktu inkubasi 0, 3, 6, 9, 12 dan 24 jam yang dilakukan sebanyak 6 kali. Parameter
yang diukur adalah jumlah cabang, rerata jumlah daun percabang, dan luas daun.
Berdasarkan hasil uji sidik ragam dan uji Duncan pada perlakuan kolkhisin dengan waktu
inkubasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang, rerata
jumlah daun percabang, dan luas daun. Perlakuan selama 6 jam (A2) memberikan hasil rerata
terbesar pada parameter jumlah cabang, perlakuan selama 24 jam (A5) memberikan hasil
rerata terbesar pada parameter luas daun, dan perlakuan kontrol (A0) jumlah daun percabang
memiliki hasil rerata tertinggi.
Kata kunci—ginseng jawa, kolkhisin, waktu inkubasi

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak tanaman obat yang dapat dimanfaatkan.Salahsatunya adalah
tanaman yang mirip dengan ginseng, yaitu Talinum paniculatum Gaertn. dengan nama daerah
antara lain ginseng jawa, som jawa, kolesom, dan sebagainya [1]. Tanaman T. paniculatum ini
memiliki khasiat, morfologi dan bahan aktif yang hampir sama dengan Ginseng Cina dan

Korea.
T. paniculatum (Ginseng Jawa) memiliki beberapa khasiat pada umbi akarnya. Potensi
umbi T. paniculatum antara lain sebagai pemacu jumlah dan motilitas sperma, anti radang,
potensi androgenik, dan potensi viabilitas sperma [2]. Daun segarnya dapat digunakan sebagai
lalapan, sayur tumis, memperlancar ASI, anti radang, minyak atsiri untuk obat bisul, dan
meningkatkan nafsu makan (stomakik) [3]. Banyaknya manfaat yang diperoleh dari tanaman T.
paniculatum, maka dapat memperbesar peluang obat tradisional untuk dikembangkan dan
disosialisasikan [4].
Rendahnyadaya produksi T. paniculatumsaat ini yang hanya mencapai 140 - 220 g akar
segar/tanaman atau 20 - 35 g akar kering/tanaman disebabkan karena sedikitnya kultivarkultivar unggul dan proses pengolahan pertanian yang kurang baik. Sehingga pengembangan
dan pemuliaan tanaman ini perlu dilakukan guna mendapatkan tumbuhan T. paniculatum
dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
Prosiding Semnas Hayati IV
Universitas Nusantara PGRI Kediri

154



ISSN: 1978-1520


Salah satu usaha pemuliaan tanaman T. paniculatum untuk menghasilkan tanaman yang
unggul yaitu menggunakan teknik poliploidi dengan kolkhisin. Zat ini paling banyak digunakan
karena mudah larut dalam air dan efektif menginduksi poliploid [5].
Keberhasilan mutasi dengan mutagen kimia pada tiap tanaman tergantung pada konsentrasi
dan waktu inkubasi yang digunakan [6].Konsentrasi dan waktu inkubasi dengan kolkhisin akan
berpengaruh terhadap induksi poliploidi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa induksi
poliploidi pada T. paniculatum belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penelitian pemberian
kolkisin pada T. paniculatummenggunakan teknik stek batang dengan waktu inkubasi yang berbeda
sangat penting untuk dilakukan. Stek batang digunakan karena batang sebagai material sangat
menguntungkan, sebab batang mempunyai persediaan makanan yang cukup terhadap tunastunas, batang dan akar [7]. Selain itu tingkat keberhasilan tumbuh perbanyakan dengan stek
batang dapat mencapai 98 % [3]. Maka dilakuakan penelitian untuk mengetahui pengaruh
pertumbuhan T. paniculatum pada stek batang T. paniculatumdengan waktu inkubasi yang
berbeda untuk mengatasi masalah kualitas dan kuantitas T. paniculatumagar menjadi lebih baik.
Penelitian ini bermanfaat untuksumbangan informasi bagi mahasiswa dan petani khusunya yang
berkiprah dalam budidaya tanaman obat seperti T. paniculatumuntuk memproduksi atau
menghasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan waktu yang relatif cepat dengan teknik
poliploidisasi untuk menghasilkan tanaman yang unggul.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan berjenis eksperimen untuk mengidentifikasi pertumbuhan
Talinum paniculatum terhadap pengaruh variasi waktu inkubasi perendaman stek batang pada
mutagen Kolkisin. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
acak Kelompok (RAK). Konsentrasikolkhisin yang digunakan adalah 0.01% dengan waktu
inkubasi (0 jam/kontrol, 3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam dan 24 jam).Pengulangandilakukan
sebanyak 6 ulangan sehingga terdapat 36 sampel tanaman.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah cabang, rerata jumlah daun
percabang, dan luas daun (cm2). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji homogenitas dan
normalitas sebagai uji prasyarat. Data yang memenuhi kriteria homogen dan normal dilanjutkan
uji hipotesis sidik ragam (Anova) dengan program aplikasi komputer SPSS for Windows versi
16,0. Apabilanilai signifikan < 0.05, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Duncan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran tanaman ginseng jawa yang diberi
perlakuan kolkhisin 0.01% dengan waktu inkubasi 0 jam (tanpa perlakuan), 3, 6, 9, 12, dan 24
jam diperoleh data yang disajikan pada Tabel. 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
perlakuan kolkhisin dengan waktu inkubasi yang berbeda terhadap respon pertumbuhan T.
paniculatum dilakukan uji sidik ragam dan dilanjutkan uji Duncan jika berpengaruh nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan variasi waktu inkubasi yang
berbeda pada mutagen kolkhisin dengan konsentrasi 0,01% memberikan hasil yang berbedabeda pada setiap paramater (Tabel 1). Pada parameter jumlah cabang dan luas daun masingmasing perlakuan menghasilkan nilai rerata yang berbeda yang lebih baik dibandingkan dengan

kontrol. Perlakuan dengan lama perendaman 6 jam (A2) menghasilkan rerata terbesar pada
parameter jumlah cabang, perlakuan 24 jam (A5) menghasilkan rerata terbesar pada parameter
luas daun dan perlakuan kontrol/ 0 jam (A0) memiliki hasil rerata terbesar pada parameter rerata
jumlah daun percabang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan waktu
perendaman dengan konsentrasi kolkisin 0,01% memberikan hasil yang berbeda-beda pada
semua parameter (Tabel 1).
Prosiding Semnas Hayati IV
Universitas Nusantara PGRI Kediri

IJCCS

ISSN: 1978-1520

155

Tabel 1 Rerata masing-masing respon pertumbuhan pada perlakuan 0, 3, 6, 9, 12, dan 24 jam
KarakterFenotip
Jumlahcabang
Jumlahdaunpercabang
Luasdaun


0 jam
(A0)
2.83±0.75b
57.0 ± 10.5a
17.47 ± 6.77c

3 jam
(A1)
3.5±1.05ab
38.83 ± 11.2b
20.85 ± 4.43abc

Rata-rata
6 jam
9 jam
(A2)
(A3)
4.67±1.03a
3.33±1.03b

39.0 ± 9.84b
41.0 ± 13.8b
bc
19.21± 3.25
25.65±3.45abc

12 jam
(A4)
3.67±1.03ab
44.5 ± 7.34b
22.50 ± 4abc

Ket: Huruf yang berbeda pada tiap-tiap kolom menunjukan perbedaan yang nyata pada tingkat
signifikansi 5% (α = 0,05)
Hasil uji Duncan menyatakan bahwa jumlah cabang tanaman T. paniculatumberbeda nyata.
Rerata jumlah cabang tanaman yang diberi perlakuan kolkhisin lebih banyak dibandingkan
dengan kontrol (Tabel 1). Perendaman. kolkhisinselama 6 jam (A2) menunjukan jumlah cabang
paling banyak yaitu 4.67 dan perlakuan tanpa pemberian kolkhisin (A0) menunjukan jumlah
cabang paling sedikit yaitu 2.83. Hal ini diindikasikan bahwa perlakuan 6 jam (A2) mempunyai
kromosom yang lebih banyak daripada diploidnya.Selainitu kepekaan bibit yang berbeda

terhadap pengaruh lama perendaman kolkhisinyang berbeda-bedaakan mempengaruhi respon
petumbuhan tanaman. Kolkhisin yang diberikan pada setiap individu tanaman tidak
mempengaruhi semua sel tanaman, tetapi hanya sebagian sel-sel saja. Adanya pengaruh yang
berbeda pada sel-sel tanaman disebabkan kolkhisin hanya efektif pada sel yang sedang aktif
membelah. Pada tanaman pacar air, pemberian kolkisin dengan konsentrasi 0.01% dan variasi
waktu inkubasi 4, 6, 8, 12, 24 jam memberikan pengaruh nyata. Jumlah cabang tanaman pacar
air yang paling banyak adalah pada perlakuan 12 jam yang dapat mencapai 20 cabang dan
selanjutnya perlakuan 24 jam dan 8 jam, sedangkan kontrol memiliki cabang paling sedikit [6].
Parameter rerata jumlah daun percabang diperoleh hasil perlakuan kontrol (A0) berbeda
nyata pengaruhnya terhadap semua perlakuan. Perlakuan kontol (A0) menunjukkan jumlah daun
percabang paling banyak yaitu 57 dan (A5) menunjukkan jumlah daun percabang paling sedikit
yaitu 35.83 (Tabel1). Hal itu terjadi karena pembelahan sel yang lambat yang menyebabkan
pertanaman dan perkembangan primordial daun menjadi lambat. Selain itu, pemberian kolkhisin
berpengaruh menekan pertambahan daun sehingga memberikan efek penurunan terhadap
jumlah daun.Semakintinggi dosis yang diberikan maka semakin menurunkan jumlah daun [8].
Daun merupakan organ fotosintesis yang utama sehingga menentukan jumlah asimilat yang
dihasilkan selama proses pertanaman dan perkembangan [9]. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian benih kedelai yang diaplikasikan dengan kolkhisin, menunjukkan bahwa
pembelahan sel yang lambat menyebabkan pembentukan dan perkembangan prrimodial daun
yang lambat meskipun berbeda tidak nyata [5]. Pada penelitian tanaman sirsak didapatkan rerata

jumlah daun terbanyak terdapat pada tanaman kontrol dibandingkan dengan tanaman yang
diberikan kolkhisin dengan konsentrasi 0.1% dan 0.2%. halini diduga bahwa jumlah daun yang
lebih sedikit disebabkan karena terlampauinya batas optimum tanaman akibat perlakuan
kolkhisin [10]. Perlakuan kolkhisin pada kacang tanah menghasilkan jumlah daun yang lebih
sedikit [11]. Pemberian kolkhisin menyebabkan penundaan pertumbuhan akibat jaringan yang
rusak dan memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh, sehingga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dalam pembentukan jumlah daun yang semakin sedikit [10].
Parameter luas daun diperoleh hasil bahwa perlakuan pemberian kolkhisin selama 24 jam
(A5) berbeda nyata dengan semua perlakuan (Tabel 1). Perlakuan 24 jam (A5) menunjukkan
luas daun paling besar yaitu 27.25 cm2 dan kontrol (A0) menunjukkan luas daun paling kecil
yaitu 17.47 cm2 (Tabel. 1). Pada perlakuan 24 jam (A5) diindikasikan kromosom yang telah
membelah tidak memisahkan diri dalam anafase saat pembelahan sel, dengan terhentinya proses
pemisahan kromosom pada metafase mengakibatkan penambahan jumlah kromosom dalam sel,
sehingga tanaman memiliki daun yang lebih besar dibandingkan tanaman diploid [12]. Ukuran
daun yang lebih besar pada perlakuan kolkhisin 0,01% memiliki nilai positif bagi pertumbuhan
tanaman. Daun yang lebih besar mengakibatkan reaksi fotosintesis berlangsung lebih
Prosiding Semnas Hayati IV
Universitas Nusantara PGRI Kediri

24 jam

(A5)
3.16±0.75b
35.83± 5.95b
27.25± 8.56a

156



ISSN: 1978-1520

maksimum, pada daun yang lebih besar penyerapan sinar matahari berlangsung lebih maksimal
dibandingkan daun yang ukurannya lebih kecil pada lingkungan dengan intensitas cahaya
matahari maksimal [5]. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahayu, et al.,(2013), pada
tanaman sedap malam bahwa tingkat konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman kolkisin 9
jam dan tingkat konsentrasi 300 ppm dengan lama perendaman kolkisin 6 jam menghasilkan
rerata luas daun yang lebih tinggi dibanding kombinasi perlakuan lainnya. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian Saputa (2014), bahwa perlakuan kolkhisin dengan konsentrasi
0,02% memberikan ukuran daun yang lebih luas daripada perlakuan kolkhisin dengan
konsentrasi 0,01%; sedangkan lama perendaman tidak mempengaruhi luas daun. Hal tersebut

didukung oleh penelitian tentang jahe emprit yang menyatakan bahwa tanaman dengan
perlakuan kolkhisin memiliki daun yang lebar, panjang dan lebih rapat dibandingkan tanaman
dengan perlakuan tanpa kolkhisin [13].
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemberian kolkhisin dengan konsentrasi0.01%
dengan perlakuan waktu inkubasi selama 0 jam (kontrol), 3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam dan 24
jam memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ginseng jawa pada pertambahan jumlah
cabang, jumlah daun percabang dan luas daun. Perlakuan selama 6 jam (A2) memberikan hasil
rerata yang tertinggi pada parameter jumlah cabang, perlakuan kolkhisin selama 24 jam (A5)
memberikan hasil rerata terbesar pada parameter luas daun, dan perlakuan kontrol (A0) pada
parameter rerata jumlah daun percabang

SARAN
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai penelitian sitologi dengan flowcitometry dan RAPD
untuk menentukan tingkat poliploidi pada tanman T. Paniculatum,sehingga diperoleh hasil yang
lebih akurat dari derajat ploidi tanaman dengan perlakuan kolkisin.

UCAPAN TERIMA KASIH
Dr. Sulistiono, M.Si. dan Agus Muji Santoso, S.Pd., M.Si yang telah memberikan proyek
penelitian ini dan telah membimbing dan membantu menyelesaikan penyusunan artikel ini.Tim
Ginseng (Tri Yulian dan Nita Hendraswari) terimakasih telah membantu menyelesaikan
penelitian ini dan membantu saya dalam pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Ikhtimami. A. 2012. Pengaruh Periode Subkultur Terhadap Kadar Saponin Akar Rambut
Tanaman Ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn.). Jurnal Skripsi. Surabaya. Program
Studi S-1 Biologi Departemen Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Airlangga Surabaya
[2] SantosoA. M. 2014. Optimasi Umur Kalus Sebagai Donor Sel Terhadap Biomassa dan
Kadar Saponin Pada Kultur Agregat Sel Talinum paniculatum (Jacq). JurnalBiologi, Sains,
Lingkungan, dan Pembelajarannya1- 008
[3] Seswita, D. 2010. Som Jawa (Talinum paniculatum) Ginseng Indonesia Penyembuh
Berbagai Penyakit. Warta TOI. 16 ( 2): 21-23.

Prosiding Semnas Hayati IV
Universitas Nusantara PGRI Kediri

IJCCS

ISSN: 1978-1520

157

[4] Lina D. E, Y. Manuhara, S, W. danPurnobasuki H. 2015. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa
Terhadap Biomassa dan Kadar Saponin Kalus Ginseng Jawa (Talinum paniculatum
Gaertn.) PadaBerbagai Waktu Kultur. Jurnal ilmiah biologi. 3(1): 47-55
[5] Haryanti, S., Hastuti, R, B., Setiari, N., Banowo, A. 2009. Pengaruh Kolkisin Terhadap
Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji Tanaman Kacang Hijau
(Vigna radiata (L) Wilczek). Jurnal Peneliti Sains Teknol. 10:112-120
[6] Wiendra, N, M, S., Pharmawati, M., Astiti, N, P, A. 2011. Pemberian Kolkhisin dengan
Lama Perendaman Berbeda Pada Induksi Poliploidi Tanaman Pacar Air (Impatiens
balsamina L.). Bali: Jurnal Biologi.15 (1) : 9 – 14.
[7] Goenawan,C, C,R. 2006. Pengaruh Induksi Suhu Dan Metode Aplikasi Zat Pengatur
Tumbuh Rootone–F Terhadap Induksi Akar Dan Tunas Stek Dadap Merah (Erythrina
crystagalli). Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal 20-21
[8] Mahyuni, R., Girsang, E, S, B., Hanafiah, D, S. 2015. Pengaruh Pemberian Kolkhisin
Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis). Jurnal Agroekoteknologi..4.(1)
[9] Putri, G, C., Basuki, N. , dan Respatijarti. 2012. Uji Daya Hasil 11 Galur Kedelai (Glycine
max (l.) Merr.) Hasil Perlakuan Kolkisin. Malang: Universitas Brawijaya Malang
[10] Maryanti. 2012. Pengaruh Kolkhisin Terhadap Fenotip Pertumbuhan Awl Dan Jumlah
Kromosom Pada Tanman Sirsak (Anonna muricata. L). Skripsi. Surakarta: Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret
[11] Yudiwanti, Sutjahjo, S, H., Rahayu, A, A. 2006. Pengaruh Kolkisin Terhadap Morfologi,
Anatomi, Dan Sitologi Zuriat Kacang Tanah Hasil Persilangan Interspesifik. Prosiding
Seminar Nasional Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan
Hortikultura Faperta IPB. Bogor. Hal. 84 – 87.
[12]Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
[13]Rahayuningsih, S. Pengaruh Kolkisin Terhadap Keragaan Fenotipe Dan Jumlah Kromosom
Jahe Emprit (Zingiber Officinale Rosc.) Asal In Vitro. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor07.

Prosiding Semnas Hayati IV
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65