Best Practice Matematika

A. Latar Belakang
Ketika masuk ruang belajar yang berjumlah 36 – 40 siswa di kelas X SMA
Negeri 1 Nunukan maka yang ada dalam pemikiran saya bahwa mereka memiliki
kemampuan kognitif yang bagus, kecerdasan yang baik sehingga akan berdampak
pada proses belajar mengajar, dan suasana belajar antara guru dan siswa terjalin
sangat harmonis sangat baik. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan siswa,
maupun orang tua siswa bahkan guru sekalipun apabila siswa bersekolah di SMA
N 1 Nunukan merupakan siswa pilihan yang cerdas, dan terseleksi masuk di SMA
N 1 Nunukan dari proses yang sangat ketat. Hal ini diketahui apabila siswa
tersebut masuk dirombongan belajar A, B dan C merupakan rombongan belajar
yang memiliki kecerdasan sangat baik, sementara itu kelas yang rombongan
belajar D, E dan F stigmanya adalah siswa yang memiliki kecerdasan kurang
sehingga terkadang ada sedikit perbedaan dalam perlakukan siswa dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Hasil pembelajaran di kelas X selama ini memiliki kecenderungan masih
banyak yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan
tidak memuaskan sehingga munculnya permasalahan dalam pembelajaran yang
menjadi faktor gagalnya dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Komentar
siswa juga beragam dari yang gurunya kurang variasi sampai pada gurunya yang
kurang perhatian terhadap siswa. Permasalahan tersebut bukan tanpa sebab,
terdapat


dua

alasan

yang

mempengaruhi

gagalnya

pencapaian

tujuan

pembelajaran, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal, baik dalam diri guru
maupun dalam diri siswa.
Permasalahan faktor internal yaitu guru yang dalam pembelajaran
cenderung dominan menggunakan metode ceramah, variasi dalam pembelajaran
di kelas dianggap siswa kurang memuaskan, sedangkan faktor internal siswa

permasalahannya kurang disiplin dalam menerima pembelajaran, sikap dan

1

prilaku siswa terhadap mata pelajaran matematika cenderung cuek dan acuh tak
acuh, kesan yang mereka dapat dari belajar matematika adalah susahnya
menghafal rumus, sulitnya dalam mengerjakan soal tugas maupun ulangan dan
lemahnya

daya

nalar siswa,

sehingga tak

heran jika sebagian guru

mengedepankan sedikit kekerasan dalam mentransfer ilmu, atau dengan istilah
"kalau kamu tidak bisa maka kamu akan saya hukum". Sedangkan faktor eksternal
permasalahan siswa yaitu dalam lingkungan belajar siswa sendiri, dimana watak

dan kepribadian siswa akan membentuk karakter diri mereka, kepedulian orang
tua dirumah terkadang tidak perduli dengan hasil belajarnya, anak itu gagal atau
tidak orang tua tidak memperhatikan kekurangan yang dimiliki.
Tidak sedikit siswa dan orang tua siswa menganggap bahwa matematika
adalah musuh terbesar belajar mereka, mereka menganggap matematika adalah
momok dalam penentuan hasil belajar dan bisa gagal melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi dikarenakan nilai matematikanya anjlok dan di bawah
nilai standar. Untuk itu, dalam upaya memperbaiki pembelajaran matematika
siswa dan memperbaiki KBM dikelas lebih berkualitas dan bermakna, maka
dalam penulisan karya Best Practice ini berjudul “Pengalaman Mengajar,
Kolaborasi Energizer dan Scientific Learning (ESL) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Nunukan”

B. Masalah

2

Dalam menyampaikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran
selalu saja ada kendala dan permasalahan yang dihadapi, terdapat beberapa
masalah yang dihadapi oleh guru yaitu diantaranya sikap siswa dalam menerima

mata pelajaran matematika masih sangat rendah, dan sebagian siswa yang dengan
sengaja tidak masuk belajar dikarenakan belajar matematika. Sikap siswa dalam
menerima mata pelajaran tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa, dan
kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran matematika.
Tidak hanya itu, peran guru juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
mental siswa mengikuti pelajaran matematika. Guru dianggap penentu kemajuan
pembelajaran dikelas. Permasalahan akan muncul apabila, guru masih kurang
mampu menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang berkesan bagi siswa,
kurang bervariasi dalam proses KBM sehingga apabila disimpulkan bahwa
permasalahan pembelajaran matematika siswa di SMA Negeri 1 Nunukan terjadi
pada siswa maupun guru.

C. Cara Menyelesaikan Masalah
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh model, pendekatan,

3

strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dipilih. Namun demikian tidak ada
model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang paling
mujarab/ampuh dalam menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran, hal

ini semua tergantung pada karakteristik materi masing-masing mata pelajaran dan
cara menyampaikannya.
Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri yang berbeda dengan
pembelajaran lainnya, maka dari itu tahap-tahap dalam menyampaikan
pembelajaran matematika kolaborasi energizer dan scientific (ESL) untuk
meningkatkan hasil belajar matematika sebagai berikut.
1.

Tahap Perencanaan
Hasil analisa guru terhadap siswa mengenai penerapan pembelajaran
kolaborasi antara energizer learning dan scientific learning, maka
perencanaannya dijelaskan sebagai berikut.
a. Menyiapkan silabus
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat instrumen penilaian dan rubrik penilaian
d. Menyiapkan modul pembelajaran kolaborasi antara energizer learning
dan scientific learning berbasis Projek
e. Menyiapkan media dan bahan ajar pembelajaran

2.


Tahap Pelaksanaan
Dalam penyampaian pembelajaran kolaborasi energizer learning dan
scientific learning, maka pembelajaran ini diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yaitu:
a. Energizer Learning
Energizer

berasal

berasal

dari

bahasa

inggris

yang


artinya

penggiat/bekerja giat. Jadi dalam pembelajaran, energizer adalah
permainan-permainan yang digunakan ketika siswa tampak dingin, atau
kehilangan semangat, jenuh, dan mengantuk. Aktivitas ini digunakan

4

sebagai sarana menurunkan ketegangan dan menyuntikkan tenaga baru
dan terkadang melibatkan fisik.
Khusus pembelajaran energizer matematika maka aktivitas siswa
diantaranya dijelaskan sebagai berikut.
1) Permainan Menara Hanoi
Menara Hanoi merupakan satu diantara berbagai teka-teki dalam
matematika. Teka-teki ini ditemukan oleh Edouard Lucas, ahli
matematika Perancis ditahun 1883.
Permainan menara hanoi dilakukan oleh siswa yang dibimbing oleh
guru dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk melatih
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving)
secara berkelompok, menemukan barisan bilangan dengan cara

bermain, dan menemukan rumus pola bilangan pada materi barisan,
deret aritmetika dan geometri.
2) Permainan Mengukur Besar Sudut
Permainan mengukur sudut dilakukan diruang terbuka dan dapat
dimanfaatkan untuk menentukan besar sudut pada materi pokok
trigonometri. Permainan ini memanfaatkan benda disekitar seperti
selang sedotan es, penggaris busur, dan tali benang.
Permainan ini dilakukan secara berkelompok, dimana masing-masing
kelompok diminta untuk melakukan pengamatan pada sebuah objek
disekitar sekolah, dan dengan busur sederhana buatan siswa dapat
mengukur besar sudut yang diamati. Materi tersebut pada pokok
pembahasan trigonometri.
b. Scientific Learning
Pembelajaran Saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah dengan tujuan terbudayakannya kecakapan berfikir sains,

5

terkembangkannya sense of inquiry, dan kemampuan berfikir kreatif

peserta didik. (Alfred De Vito, 1989) dalam Pembelajaran Matematika
Pendekatan Saintifik di SMA oleh Dirjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.
Pembelajaran saintifik dilakukan dalam kegiatan inti siswa melalui proses
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Kelima kegiatan tesebut tidak harus terjadi dalam
satu kali pertemuan tetapi setiap pertemuan fokus pada kegiatan mana
yang

akan

dilakukan

sesuai

dengan

karakteristik

materi


yang

disampaikan.
Dari pembelajaran saintifik, maka dapat dikembangkan siswa untuk
membuat sebuah projek yang dapat memudahkan siswa untuk memahami
konsep matematika yang diberikan oleh guru. Pembelajaran berbasis
projek dimaksudkan siswa untuk membuat sebuah produk. Hasil kerja
kelompok

tersebut

merepresentasikan

keberhasilan

siswa

dalam


menguasai materi matematika. Adapun hasil proyek siswa diantaranya
domino persamaan kuadrat, roda pintar bangun datar, dan kubus ajaib.
3.

Tahap Evaluasi
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan yang terjadi pada aspek
kognitif, maupun keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan
matematika sesuai dengan target dan tujuan pembelajaran. Meningkatnya
pemahaman dan keterampilan siswa adalah indikator untuk mengukur
ketercapaian siswa.

4.

Konseptualisasi Penyelesaian Masalah
GUR
U
Kesenjanga
n Belajar

KOLABORASI ESL
(ENERGIZER DAN
SCIENTIFIC
LEARNING)

PERUBAHAN
PARADIGMA
PEMBELAJARAN

SISW
A
6

INPUT

PROSES

OUTPUT

Gambar 1. Konseptualisasi Penyelesaian Masalah
Kesenjangan belajar seperti sebuah piramida, artinya dari permasalahan
belajar yang kecil jika terus dibiarkan maka dia akan menjadi besar dan berakibat
pada hasil belajar siswa. Kesenjangan itu pun muncul dari diri sendiri siswa dan
guru, maka solusi dalam mengatasi kesenjangan itu adalah dengan mencari format
mengajar yang membuat siswa tertarik dan simpatik pada mata pelajaran
matematika.
Strategi ataupun pendekatan pembelajaran yang menarik maka akan
berdampak pada perubahan paradigma pembelajaran. Sikap dan hasil belajar
matematika siswa mengalami peningkatan setelah diberikan strategi ataupun
pendekatan pembelajaran kolaborasi ESL. Semua itu melalui sebuah langkah
input (masukan) dengan manganalisa permasalahan di dalam kelas, kemudian di
proses dengan memberikan perlakuan yang baik, maka yang terakhir ouput
(keluar) siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar matematika siswa.

D. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh guru yang dikemukakan di
atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
1.

Energizer Learning dapat mengatasi kejenuhan, membosankan, dan
ketegangan siswa dan guru dalam mempelajari matematika dan dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada proses

7

KBM dan prestasi siswa.
2.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik (sceintific learning) dapat
membuat siswa semakin tertarik dan pantang menyerah dalam menyelesaikan
permasalahan matematika sehingga gairah belajar siswa nampak sebagai
bentuk kepercayaan diri siswa untuk meningkatkan prestasi siswa.
Pembelajaran saintifik dapat dikembangkan menjadi pembelajaaran berbasis
Project, dimana hasil kerja kelompok berupa produk alat peraga matematika
yang dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep matematika,
sehingga hasil pembelajaran siswa mudah dipahami.
Hasil pembelajaran dengan memanfaatkan kolaborasi metode-metode

pembelajaran yang meningkatkan hasil belajar matematika siswa, maka
rekomendasi untuk KBM kedepan diharapkan:
1.

Mampu

membudayakan

pantang

menyerah

dan

giat

untuk

dapat

menyelesaikan permasalahan dengan cara bermain in door maupun out door.
2.

Melibatkan siswa dalam menyelesaikan permasalahan disekitar lingkungan
siswa sehingga siswa dapat dengan mudah mencerna permasalahan yang
diberikan dengan cara pendekatan saintifik.

3.

Memanfaatkan hasil kerja keras selama proses KBM untuk dijadikan jurnal
kerja atau proyek siswa yang nantinya akan membantu siswa dapat
memahami penguasaan konsep matematika.

4.

Menjelaskan materi ajar agar bervariasi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

E. Pelajaran yang Diperoleh (Lesson Study)
Hasil pembelajaran yang diperoleh mereflesikan akan keberhasilan dari
tujuan pembelajaran. Bahwa tujuan pembelajaran yang efektif dan berkualitas
adalah ketika siswa mampu menunjukkan perubahan baik sikap maupun prestasi
matematika siswa.
Kemajuan dan perkembangan yang ditunjukkan oleh sikap siswa dalam
menerima pembelajaran matematika ketika diberikan strategi-strategi maupun

8

pendekatan-pendekatan pembelajaran ternyata berdampak pada hasil belajar
matematika siswa. Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, siswa terlibat
aktif dalam melakukan pengamatan, dan siswa terlibat aktif dalam menyelesaikan
masalah matematika yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. Dari hasil
proses KBM yang sebelumnya siswa menguasai matematika hanya 30%, maka
ketika diberikan pendekatan khusus penguasaan matematika meningkat menjadi
70%. Hal ini tergambar pada proses kegiatan belajar mengajar yang menunjukkan
keaktifan siswa, dan siswa percaya diri dalam menyelesaikan masalah matematika
Kemajuan dan perkembangan matematika siswa dikelas X siswa SMA
Negeri 1 Nunukan ini, menurut guru teman sejawat memberikan dampak yang
baik terhadap sikap siswa. Ibu Azia, S.Pd (guru matematika kelas XII IPS) sendiri
mengatakan bahwa “guru yang lebih menekankan pembelajaran yang kreatif
ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan hasil belajar siswa itu
ternyata merata sehingga setiap siswa mempunyai

kemampuan dalam

menyelesaikan matematika”. Bapak Rusli, S.Pd (Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum) mengatakan “semoga dengan adanya Bapak/Ibu guru yang gemar
melakukan perbaikan pembelajaran dapat memberikan motivasi lain kepada
Bapak/Ibu guru lainnya sehingga permasalahan pembelajaran secara umum dapat
teratasi karena keberhasilan pembelajaran sangat baik dan bermanfaat”. Jika hal
ini terus dikembangkan dan diterapkan maka bukan tidak mungkin keberhasilan
pembelajaran akan semakin membaik dan sikap siswa terhadap mata pelajaran
tersebut akan lebih bermakna.
Bapak H. Suwarno, S.Pd (Kepala Sekolah) berpendapat bahwa
“Bapak/Ibu jangan sungkan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas
kepada siswa, sebab Bapak/Ibu yang lebih tahu seberapa besar kemampuan dan
keberhasilan mengajar didalam kelas, sekolah siap memfasilitasi untuk perbaikan
pembelajaran.

9

Pembelajaran yang bermakna dan memberikan kesan yang baik pada
siswa adalah jawaban permasalahan pembelajaran matematika, sehingga kesan
yang ada didalam diri siswa adalah matematika sangat menyenangkan,
menghibur, dan rumusnya tidak sulit dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan SMA. Matematika Melalui Pendekatan Saintifik di SMA.
2014:

Direktorat

Jenderal

Pendidikan

Menengah

Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

10

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Proses Kegiatan Belajar Mengajar

11

lampiran 2. Projek Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa (roda pintar
matematika, domino persamaan kuadrat, kubus ajaib)

12

Lampiran 3. Penilaian Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Sebelum
Kolaborasi ESL (Energizer dan Saintific Learning)
No

Nama Siswa

Sikap
Aktif
KB

B

Bekerjasama
SB

KB

B

SB

Toleran
KB

B

SB

1

Afifa Dwi H.







2

Ahmad Syafiq







3

Alfira N. A. S

4

Ana Novin B.







5

Aswan







6

Bibiyana

7

Brigita S. R. T


















13

8

Dandi Indra W.



9

Dewa Kharisma



10

Ellis Gusti Syam



11

Emanuel N. K. S.

12

Eria Prajayanti

13





















Filujati B. W. A







14

Firda Julia







15

Frans F. N. Neylas





16

Hafidh Imam F.

17

Hena T. R. A.

18

Iin Ridwan

19

Iis Dahlia

20

Irwan Setiawan







21

Kevin Refinaldi B







22

Krismawati

23

Maria Elisa K.



24

Merlin Masai



25

Milanda M. S. P







26

Nita Erika Dwi A.







27

Nurfuziah



28

Okthalia Nada F.

29

Panji Ragil W.

30

Patamawati







31

Pratiwi







32

Rabiah Fatmin I.







33

Rafi Bachtiyar







34

Rama Rizqullah







35

Ribka







36

Risnawati




























































14

37

Riyan Hidayat





38

Rizmaridha E. D.

39

Rizqi Ainnur F.







40

Sofia Adam







41

Syawal







42

Trisha Damalia







43

Yusril Hafizh

44

Feby Wardhany S.





















Lampiran 4. Keterampilan Matematika Siswa Sebelum Kolaborasi ESL
(Energizer dan Saintific Learning)
No

Nama Siswa

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah
KT

T

1

Afifa Dwi Handayani

2

Ahmad Syafiq



3

Alfira Natasya A. Sumarlin



4

Ana Novin Baladja



5

Aswan

6

Bibiyana

7

Brigita Sarina R. T

ST






15

8

Dandi Indra W.



9

Dewa Kharisma

10

Ellis Gusti Syam



11

Emanuel N. K. Saban



12

Eria Prajayanti

13

Filujati Bakhril W. A

14

Firda Julia

15

Frans Ferdinan N. Neylas

16

Hafidh Imam F.



17

Hena Titiana R. Ananda



18

Iin Ridwan



19

Iis Dahlia



20

Irwan Setiawan



21

Kevin Refinaldi Berlin



22

Krismawati

23

Maria Elisa Kellen



24

Merlin Masai



25

Milanda Megawati S. P

26

Nita Erika Dwi A.

27

Nurfuziah



28

Okthalia Nada Fajriani



29

Panji Ragil Wibisono



30

Patamawati



31

Pratiwi



32

Rabiah Fatmin I.



33

Rafi Bachtiyar

34

Rama Rizqullah

35

Ribka

36

Risnawati


















16

37

Riyan Hidayat



38

Rizmaridha E. Dara

39

Rizqi Ainnur F.



40

Sofia Adam



41

Syawal

42

Trisha Damalia

43

Yusril Hafizh

44

Feby Wardhany Saputri








Lampiran 5. Penialaian Sikap Siswa Setelah diberikan Kolaborasi ESL (Energizer
dan Saintific Learning)
No

Nama Siswa

Sikap
Aktif
KB

B

Bekerjasama
SB

KB

B

SB

Toleran
KB

B

SB

1

Afifa Dwi H.







2

Ahmad Syafiq







3

Alfira N. A. S







4

Ana Novin B.







5

Aswan







6

Bibiyana

7

Brigita S. R. T











17

8

Dandi Indra W.







9

Dewa Kharisma







10

Ellis Gusti Syam







11

Emanuel N. K. S.







12

Eria Prajayanti

13

Filujati B. W. A







14

Firda Julia







15

Frans F. N. Neylas







16

Hafidh Imam F.

17

Hena T. R. A.

18

Iin Ridwan







19

Iis Dahlia







20

Irwan Setiawan







21

Kevin Refinaldi B







22

Krismawati

23

Maria Elisa K.



24

Merlin Masai







25

Milanda M. S. P







26

Nita Erika Dwi A.







27

Nurfuziah







28

Okthalia Nada F.



29

Panji Ragil W.

30

Patamawati







31

Pratiwi







32

Rabiah Fatmin I.







33

Rafi Bachtiyar







34

Rama Rizqullah







35

Ribka








































18

36

Risnawati





37

Riyan Hidayat







38

Rizmaridha E. D.







39

Rizqi Ainnur F.







40

Sofia Adam







41

Syawal







42

Trisha Damalia







43

Yusril Hafizh

44

Feby Wardhany S.














Lampiran 6. Keterampilan Matematika Siswa Setelah Kolaborasi ESL (Energizer
dan Saintific Learning)
No

Nama Siswa

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah
KT

T

ST

1

Afifa Dwi Handayani



2

Ahmad Syafiq



3

Alfira Natasya A. Sumarlin

4

Ana Novin Baladja



5

Aswan



6

Bibiyana



7

Brigita Sarina R. T





19

8

Dandi Indra W.



9

Dewa Kharisma



10

Ellis Gusti Syam



11

Emanuel N. K. Saban



12

Eria Prajayanti



13

Filujati Bakhril W. A



14

Firda Julia



15

Frans Ferdinan N. Neylas



16

Hafidh Imam F.

17

Hena Titiana R. Ananda

18

Iin Ridwan

19

Iis Dahlia

20

Irwan Setiawan



21

Kevin Refinaldi Berlin



22

Krismawati

23

Maria Elisa Kellen



24

Merlin Masai



25

Milanda Megawati S. P

26

Nita Erika Dwi A.

27

Nurfuziah



28

Okthalia Nada Fajriani



29

Panji Ragil Wibisono



30

Patamawati



31

Pratiwi



32

Rabiah Fatmin I.



33

Rafi Bachtiyar

34

Rama Rizqullah



35

Ribka



36

Risnawati















20

37

Riyan Hidayat



38

Rizmaridha E. Dara



39

Rizqi Ainnur F.



40

Sofia Adam



41

Syawal



42

Trisha Damalia



43

Yusril Hafizh

44

Feby Wardhany Saputri




Lampiran 7. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Siswa

21

Lampiran 8. Hasil Tes Tertulis Matematika Siswa
Keterangan

Awal (sebelum kolaborasi
ESL)

Setelah diberikan
kkolaborasi ESL

Nilai Tertinggi

51

100

Nilai Terendah

1

67

Rata-rata Nilai Siswa

17,49

76,84

Ketuntasan Klasikal
Belajar Siswa

11,4%

52,3%

22

BIOGRAFI PENULIS

Dedy Salman, S.Pd. Lahir di Nunukan, 26 Juni
1986. Penulis menyelesaikan studi di SD Negeri
001 Nunukan tahun 1998, SMP Negeri 1 Nunukan
tahun 2001, SMA Negeri 1 Nunukan tahun 2004
dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Jurusan Pendidikan Matematika lulus pada tahun
2010.
Aktivitas sehari-sehari penulis yaitu aktif sebagai tenaga pendidik (guru),
dan fokus membimbing siswa di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Kabupaten
Nunukan. Pada tahun 2009 penulis mulai mengabdikan diri menjadi guru
matematika dan guru bimbel/les privat. Pada tahun 2009 – 2010 penulis aktif

23

mengajar di SMK TI Airlangga Samarinda dan SMP Tunas Kelapa Samarinda.
Kemudian pada tahun 2010 – 2015 aktif mengajar disekolah MA Al Ikhlas
Nunukan, SMP Muhammadiyah Nunukan, SMK N 1 Nunukan, dan saat ini
penulis sebagai PTT di SMA Negeri 1 Nunukan.
Beberapa prestasi dan kepelatihan yang pernah diperoleh oleh penulis
yaitu:
1. Guru Pembimbing KIR pada Lomba Pekan Kreatif Teknologi Tepat Guna
(TTG) yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia (RRI)
Tingkat Nasional di Makassar meraih juara 3.
2. Guru Pembimbing lomba Karya Tulis Kemaritiman yang diselenggarakan
oleh Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) pada tahun 2014 meraih
juara 1, 2 dan 3.
3. Finalis dalam Lomba Kreatifitas dan Inovasi Guru LPMP Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2014.
4. Juara 1 Lomba Karya Nyata (LKN) tingkat Provinsi Instruktur Kursus
Komputer, tahun 2015 yang di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Utara.
5. Peringkat 10 besar Lomba Karya Nyata (LKN) Tingkat Nasional
Instruktur Kursus Komputer, tahun 2015 di Medan Sumatra Utara yang di
selenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang
Nonformal dan Informal.
6. Workshop Guru Metodologi Penelitian yang diselenggarakan oleh LIPI
tahun 2012 di Bontang, tahun 2013 di Boyolali, dan tahun 2015 di
Tasikmalaya.

Tahun 2013 penulis menikah dengan seorang putri bernama Agil Ayuna
Prahasty, S.Si. dan dikaruniai seorang putri bernama Nadha Fajria Sabilla. Moto
hidup penulis adalah “ubahlah dunia dengan tulisan”. Alamat penulis Jl. Pasar

24

Baru RT. 07 No. 78 Kelurahan Nunukan Utara Kecamatan Nunukan 77482. HP.
0812 5066 6660 dan alamat email: dedysalman86_nunukan@yahoo.co.id.

25