FILSAFAT STRUKTURALIS DAN HUMANIS dan

HAKIKAT MANUSIA MENURUT FILSAFAT
STRUKTURALISME DAN HUMANISME
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS FILSAFAT

DISUSUN OLEH
ANGGI SEPTIYANI
201460046
SEMESTER SATU

FILSAFAT STRUKTURALIS
A. LATAR BELAKANG
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat
dan kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah
sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakat dan ilmu kemanusiaan dari tahun
1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa
Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk bangunan.
Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur objekobjek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Strukturalisme berkembang pada
abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan
metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu
lain.


B. PENGERTIAN
Menurut Ferdinand de Saussure Strukturalisme memiliki dua pengertian, yaitu:
1. Strukturalisme adalah metode atau metodologi yang digunakan untuk
mempelajari ilmu-ilmu kemanusiaan dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip
Linguistik.
2. Strukturalisme adalah aliran filsafat yang hendak memahami manusia, sejarah dan
kebudayaan serta hubungan kebudayaan dengan alam dengan memakai metode
struktural. Strukturalisme menyelidiki pola-pola dasar yang tetap dalam berbagai
realitas.
C. Ciri-ciri Strukturalisme
Ciri-ciri Strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui
penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui
pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal; hirarki, komponen atau unsurunsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi yang jelas.
Para ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka
anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah

pandangan Maurice Meleau-Ponty yang menentang fenomenologi dan eksistensialisme
tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas
manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki
kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.


Strukturalisme sebagai aliran filsafat yang bereaksi terhadap subjektivisme yang
didewakan oleh Eksistensialisme mempunyai ciri-ciri:
a. “Desentralisasi” manusia
b. “Kematian” manusia sebagai subjek.
c. Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.

D. TOKOH FILSAFAT STRUKTURALIS DAN PANDANGANNYA

Adapun tokoh-tokoh filsafat Strukturalisme yang akan dibicarakan adalah Levi-Strauss,
Jacques Lacan, Rolannd Barthes, Louis Althusser, dan Michel Foucault.

1. Claude Levi-Strauss
Claude Levi-Strauss merupakan pemikir Prancis yang erat kaitannya dengan
Strukturalisme. Karena melalui karya-karyanya menjadi suatu aliran yang mendapat
identitas sendiri. Bahkan sering juga Strauss sebagai “Bapak Strukturalisme Prancis”.
Ia mengibarkanwarna-warni Strukturalismenya pada beberapa judul bukunya: Struktur
Elementer Kekerabatan atau dua volume Antropologi Struktural. Komitmennya dalam
Strukturalisme sangat terus terang dan total.
Strukturalisme adalah sebuah metode yang ia percayai sanggup menjadikan data-data

empiris tentang institusi-institusi dalam kekerabatan dan mite-mite lebih dapat dipahami
daripada sebelumnya. Pada kenyataannya, Strukturalisme melampaui penjelasan atau
penguraian data-data belaka, karena dari data-data tersebut ia mengidentifikasikan sifat
dasar spesifik dan universal dari pikiran manusia itu sendiri.

Sistem kekerabatan sebagaimana bahasa juga dikuasai oleh unsur-unsur atau atarunaturan yang tidak disadari. Struktur simbolik kekerabatan, bahasa dan pertukaran barang
menjadi kunci pemahaman tentang kehidupan sosial. Sistem kekerabatan adalah gejala
kultural yang didasarkan atas incest, dan hubungan ini bukanlah suatu gejala yang alami.
2. Jacques Lacan (1901-1981 M)
Lacan

menerapkan

metode

Strukturalis

untuk

menganalisa


pemikiran

Freud.

Semboyannya “kembalilah kepada Freud”. Bertitik tolak dari psikoanalisa Freud ia
mengungkapkan bahwa:
a) Manusia tidak dikuasai oleh unsur kesadaran, tetapi oleh unsur ketidak sadaran.
Ketidak sadaran merupakan stuktur yang menguasai manusia.
b) Mimpi, gejala, salah tindak merupakan siqnificant.
c) Ketidak sadaran merupakan logos yang mendahului manusia dan manusia
menyesuaikan diri dengannya.
Kesadaran manusia tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom.
Manusia seakan tergeser dari pusatnya. Freud menyatakan: “manusia tidak lagi tuan dan
penguasa dalam rumahnya sendiri.”
Teori psikoanalitik Lacan untuk sebagian didasarkan pada penemuan Antropologi dan
Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama teori ini adalah bahwa bahwa
ketidaksadaran merupakan struktur tersembunyi yang mirip dengan bahasa.
Lacan menegaskan bahwa ia merujuk kembali kepada Freud dalam artian ia
mempertahankan dan mengembangkan konsep-konsep utama Freud untuk menciptakan

sisitem berpikir baru. Seorang analisis harus menghubungkan diri dengan ketidaksadaran
dan ini berarti ia harus menjadi praktisi bahasa ketidaksadaran. Ketidaksadaran menurut
Lacan adalah muncul dalam bentuk mimpi, kelakar, keseleo lidah. Ketidaksadaran
memiliki struktur yang mirip bahasa. Bahkan Lacan mengatakan bahwa bahasa
merupakan kondisi bagi ketidaksadaran, bahasa menciptakan dan membangkitkan
ketidaksadaran.
3. Roland Barthes (1915-1980 M)

Roland Barthes adalah pemikir yang ikut meramaikan pemikiran kesustraan. Ia adalah
petualang dalam perumusan prinsip-prinsip baru untuk memahami kesustraan, dan selalu
provokatif menyingkirkan yang dirasakannya sudah usang.
Karya Barthes The Fashion Syistem menjelaskan beberapa aspek pendekatan struktural
atau semiotik terhadap analisis gejala sosial. Barthes memobilisasikan semua sumber
daya teori Linguistik – khususnya bahasa sebagai suatu sistem perbedaan – untuk dapat
mengenali bahasa mode dalam telaahnya tentang mode. Barthes menerapkan metode
strukturalis untuk menganalisis perkembangan mode pakaian wanita. Mode pakaian
sebagaimana bahasa juga memiliki struktur yang ditandai oleh sistem relasi-relasi dan
oposisi-oposisi.

FILSAFAT HUMANISME

Pengertian
Dilihat dari segi kebahasaan, humanisme berasal dari kata Latin humanus dan
mempunyai akar kata homoyang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau
sesuai dengan kodrat manusia (A.Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71).
Sebagai paham, pendukungnya disebut humanis. Paham humanis adalah suatu aliran untuk
mempelajari dan menyelidiki buku-buku pengetahuan yang ditinggalkan oleh orang-orang
Yunani dan Romawi. Buku-buku tersebut dicetak lagi dan diberi penjelasan. Selain humanus,
terdapat

istilahumanista,

yakni

jargon

zaman Renaissance yang

sejajar

dengan artista (seniman) atau iurista (ahli hukum).Umanista adalah guru atau murid yang

mempelajari kebudayaan, seperti gramatika, retorika, sejarah, seni puisi, atau filsafat moral.
Secara terminologi, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua
upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik nonfisik) secara
penuh. (Hasan Hanafi dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71).
Abdurrahman Mas’ud (2004:135) mengemukakan bahwa humanisme dimaknai sebagai
kekuatan atau potensi individu untuk mengukur dan mencapai ranah ketuhanan dan
menyelesaikan permasalahan-permasalah sosial. Menurut pandangan ini, individu selalu
dalam proses menyempurnakan diri.
Humanisme sebagai suatu aliran dalam filsafat, memandang manusia itu bermartabat
luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan dengan kekuatan sendiri mampu
mengembangkan diri. Pandangan ini disebut pandangan humanistis atau humanisme.
Pemakaian istilah humanisme mula-mula terbatas pada pendirian yang terdapat di
kalangan ahli pikir di zaman Renaissance yang mencurahkan perhatian kepada pengajaran
kesusateraan Yunani dan Romawi Kuno dan kepada perikemanusiaan.
Posisi humanisme sama dengan reformasi. Keduanya sama-sama mengunggulkan
pencapaian individu. Perbedaannya adalah bahwa humanisme, kebenaran yang mereka
pikirkan tidak terikat pada kebenaran Tuhan. Manusia adalah pusat, bukan Tuhan. Pemikiran
tersebut dipengaruhi oleh ilmu alam, kelak menjadi aliran rasionalisme. Senaliknya aliran
reformasi tidak memuja manusia dan keindahan, tetapi memuja Tuhan. Kebahagiaan bukan di
dunia, melainkan di surga.

Latar Belakang
Filsafat humanisme berasal dari masa klasik barat dan klasik timur yang dasar pemikiran
filsafat ini ditemukan dalam pemikiran filsafat klasik cina konfusius dan pemikiran klasik

yunani. Perkembangan aliranhumanisme terjadi selama 3 tahap yaitu (1) pada masa tahun
1950-an dan 1960-an selama Renaissance di Eropa pada abad ke-16, gerakan ini muncul
karena reaksi terhadap dehumanis yang telah terjadi berabad-abad, sebagai akibat langsung
dari kekuasaan pemimpin agama yang merasa menjadi satu-satunya otoritas dalam
memberikan intepretasi terhadap dogma-dogma agama yang kemudian diterjemahkan dalam
segenap bidang kehidupan di Eropa. Sehingga pelopor humanis mengatakan bahwa manusia
itu bebas dan memiliki potensi sendiri untuk menjalankan kehidupannya secara mendiri untuk
berhasil di dunia, di mana setiap individu mampu untuk mengontrol nasib mereka sendiri
melalui aplikasi kecerdasan dan pembelajaran mereka. Orang-orang “membentuk diri mereka
sendiri”. Istilah erat di mana kondisi-kondisi keberadaan manusia berhubungan dengan
hakekat manusia dan tindakan manusia bukannya pada takdir atau intervensi tuhan; (2)
perkembangan selajutnya terjadi pada abad ke-18 pada masa pencerahan (aufklarung), di
mana tokohnya adalah J.J Rousseu yang mengutamakan pandangan tentang perkembangan
alamiah manusia sebagai metode untuk mencoba keparipurnaan tujuan-tujuan pendidikan; (3)
berkembang lagi pada abad ke-20 yang disebut humanisme kontemporer, merupakan reaksi
protes terhadap dominisi kekuatan-kekuatan yang mengancam eksistensi nilai-nilai

kemanusiaan yang ada dalam diri manusia di era modern.
Perkembangan
selajutnya
adalah
adanya
peran
filsafat eksistensialisme yang

cukup

memberi

dan

konstribusi

konstribusi
dalam

dari

filsafat

pendidikan humatistic yakni sebagai berikut
1. Manusia memiliki keberadaan yang unik dalam dirinya berbeda antara manusia satu
dengan yang lain.
2. Memperhatikan makna dan tujuan hidup manusia.
3. Adanya kebebasan individu yang paling utama dan uni karena mereka mempunyai sikap
hidup, tujuan hidup dan cara hidup sendiri.
Hal di atas ini ditujukan melalui pengembangan konsep perkembangan psikologi perserta
didik dan metode pengajaran yang sesuai dengan perkembangan humanistic setiap individu,
di mana aliran ini memiliki pandangan tentang manusia yang memiliki keunikan tersendiri,
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan dan memiliki dorongan-dorongan yang murni
berasal dari dirinya.
Ciri-ciri Aliran
Ciri – ciri aliran humanisme yaitu :
1. Manusia dipandang sebagai makhluk pembuat dosa dan kekejian.

2. Kemampuan dan ikhtiar manusia tidak diindahkan.
3. Manusia tidak memiliki kelayakan menjalin hubungan dengan Tuhan tanpa perantara,
karena itu manusia memerlukan perantara para pemuka gereja.

4. Penyalahgunaan agama telah menjadi faktor stagnasi dan kejumudan.
5. Ilmu dan akal dianggap bersebarangan dengan agama oleh para elit gereja. Atifitas di
bidang keilmuan mereka anggap sebagai campurtangan setan dalam urusan alam dunia dan
bertolak belakang dengan pengabdian kepada Tuhan.
6. Agama dan dunia, kenikmatan ruhani dan jasmani, alam baka dan alam fana, serta alam
natural dan alam supranatural adalah dua kutub yang kontras dan sama sekali tidak memiliki
titik persamaan satu dengan yang lain.
7. Sifat pemarah Tuhan ditekankan secara berlebihan, sedangkan sifat-sifat pemaaf dan
pengasih Tuhan dilupakan.
8. Para penguasa gereja menekan dan mengintimidasi rakyat, serta menginvestigasi keyakinan
masyarakat. Dengan kata lain, kebebasan rakyat dinistakan, baik dari aspek perbuatan maupun
pemikiran.
9. Para pemuka gereja mengaku memiliki hubungan spesifik dengan dengan Tuhan. Mereka
menyeru rakyat supaya berkonsentrasi kepada urusan-urusan spiritual, sedangkan mereka
sendiri hanyut dalam sifat-sifat haus kekuasaan, tirani, dan ketidakadilan.
10. Para elit gereja tidak hanya mengaku memiliki hak dan urusan samawi, pengampuan dosa,
dan penjualan tanah surga tetapi juga menjadi pihak yang harus lobi orang-orang yang
ambisius dan haus jabatan duniawi.
Tokoh dan Pandangannya
Tokoh penting dalam teori belajar humanitik secara teoritik antara lain adalah : Arthur Combs,
Abraham Maslow, dan Carl Rogers.
1. Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang
menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain,
seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa
tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus
mengubah persepsinya. Sesungguhnya para ahli psikologi humanisme melihat dua
bagian belajar, yaitu diperoleh informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut.
a.
Pemerolehan informasi baru. Peserta didik akan tertarik dan bersemangat untuk
belajar jika apa yang dipelajari akan menjadi suatu informasi baru yang bermakna dan
bermanfaat bagi dirinya.

b.

Personalisasi informasi baru. Informasi baru yang dipahami peserta didik itu bukan

hasil transfer langsung dari guru ke peserta didik. Peserta didik sendirilah yang mecerna
dan mengolah apa yang disampaikan oleh guru menjadi sesuaidan bermakna. Atrinya
informasi itu diperolehnya sendiri dan peserta didik menjadi pemilik informasi tersebut.
Peran guru disini adalah sebagai pembimbing yang mengarahkan.
Keliru jika guru berpendapatbahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun
dengan rapi dan disampaikan dengan baik, tetapi arti dan maknanya tidak melekat pada bahan
ajar itu, murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut
ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana pelajaran itu
disampaikan,tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan makna yang terkandung di
dalam bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati
bahwa misinya telah berhasil.
Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran lingkaran
(persepsi diri),semakin kurang pengaruhnya terhadap seseoarang. Sebaliknya, semakin dekat halhal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam
berperilaku. Jadi jelaslah maka semakin banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan,
karena tidak adakaitanya sama sekali dengan dirinya.
2.

Abraham Maslow
Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanisme.
Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya
memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasrkan atas asumsi
bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatankekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan.
Maslow, berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari
kebutuhan jasmaniah yang paling asasi sampai dengan kebutuhan tertinggi. Kebutuhan
tersebut terbagi dalam lima tingkatan yaitu:
a.
Kebutuhan jasmaniah atau dasar (basic needs), seperti makan, minum, tidur, dan
sex menuntut sekali untuk dipuaskan.
b.
Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan kesehatan, keamanan
lingkungan, lapangan kerja, sumber daya, dan terhindar dari bencana.

c.

Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingnees needs), butuh cinta,

persahabatan, dan keluarga,kebutuhan menjadi anggota kelompok, dan sebagainya.
d.
Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), butuh kepercayaan diri, harga diri,
prestasi, dan penghargaan dari orang lain.
e.
Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), moralitas, kreativitas, dan
ekspresi diri.
Maslow membedakan antara empat kebutuhan pertama dengan satu kebutuhan yang
berikutnya

(kebutuhan

neds (kebutuhan

yang

teratas).
timbul

Keempat
karena

kebutuhan

kekurangan)

yang

pertama

pemenuhan

disebutdeficiency

kebutuhan

ini

pada

umumnyabergantung pada orng lain. Sedangkan satu kebutuhan yang lain dinamakan growth
needs (kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri.
Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih
rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinyankebutuhan aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana
cara aktualisasi diri ini tampil,tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah kebutuhan ini, muncul
kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan
pemahaman.
Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses
belajar-mengajar misalnya, guru mestinnya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan
kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah,
mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki
motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bias menyalahkan anak atas kejadian ini
secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak
yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti.bisa jadi anak-anak tersebut belum
atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, smalaman tidak tidur dengan nyenyak, atau ada
masalah pribadi/keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.
3.

Carl R. Rogers
Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non directive atau
terapi yang berpusat pada klien (client centered therapy), dan pioneer dalam risetnya
pada proses terapi. Pendekatan terapi yang berpuast pada klien dari Rogers sebagi

metode untuk memahami orang lain, menangani masalah-masalah gangguan emosional.
Rogers berkeyakinan bahwa pandangan humanisme dan holism terhadap nilai-nilai
kemanusiaan. Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya
menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi dirinya
sendiri.
Calr R. Rogers merupakan ahli psikologi humanisme yang gagasan-gagasnnya
berpebgaruh terhadap pukiran dan praktek psikologi di semua bidang, baik klinis, pedidikan, dan
lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan , Rogers mengutarakan pendapat tentang
prinsis-prinsip belajar humanisme.

BAB III
PENUTUP

Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan
kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Humanisme sebagai suatu aliran dalam
filsafat, memandang manusia itu bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan
dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, P. I. (2013). Aliran-aliran dalam Psikologi. Retrieved June 6, 2013, dari
http://12030pip.blogspot.com/2013/06/aliran-aliran-dalam-psikologi.html
Amry, M. K. (2013). Filsafat Strukturalisme. Retrieved June 22, 2013, dari
http://amry90.blogspot.com/2013/06/filsafat-strukturalisme.html
Sari, A. M. (2014). Makalah Strukturalisme. Retrieved October 17, 2014, dari
https://agnesmonicasari.wordpress.com/2014/10/17/makalah-strukturalisme/
Karimah, N. (2014). Mengenal Aliran Strukturalisme dan Fungsionalisme Psikologi.
Retrieved March 20, 2014, dari http://itsnadhifa.blogspot.com/2014/03/mengenal-aliranstrukturalisme-dan.html
Ningsih, J. S. (2014). Makalah Strukturalisme. Retrieved March, 2014, dari
http://jatisriningsih.blogspot.com/2014/03/makalah-strukturalisme.html
Seprina, R. (2013). Filsafat Humanisme. Retrieved January 9, 2013, dari http://rechahistory.blogspot.com/2013/01/filsafat-humanisme.html
No Name. (2014).

Pengertian Humanisme. Retrieved June 22, 2014, dari

http://www.tuanguru.com/2012/06/pengertian-humanisme.html

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2