Membangun Daya Tarik Obyek WIsata Melalu

MEMBANGUN DAYA TARIK OBYEK WISATA MELALUI MEDIA ONLINE
Riawan Eko Sriyanto
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia
Email: riawan24@gmail.com

Abstract. Indonesia with abundant natural wealth and its human resources into a pluralistic country.
Indonesia has tremendous potential in the efforts of prospering its people. Through the tourism sector
which at any time is always increasing well that can be the main cause in supporting the country's foreign
exchange. Tourism plays an important role in the development of various sectors such as economy,
politics, culture and others. Thanks to this complexity also makes the future of the State of Indonesia as a
country that has tourism potential will grow into the future. Among them as a leading tourist attraction of
Indonesia such as Bali, Jogyakarta. Lombok as Indonesia's flagship tourist destination has already
attracted the attention and interest of foreign tourists. Nevertheless not always have to rely on the leading
attractions in order to help each other community. Can easily complement each other. One of the ways to
attract or attract tourists by imitating the concept of promotion and development of existing excellence.
The global community that currently has digital (online) can receive information well, indeed the
potential of tourism in Indonesia is not only on the exciting tour will gan to the area.
Keywords: Tourism, Tourism Potential, Digital Tourism, Branding Tourism, Digital Branding.
Abstract. Indonesia dengan kekayaan alam yang berlimpah dan sumber daya manusianya menjadi
sebuah negara yang majemuk. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam upaya
mensejahterakan masyarakatnya. Melalui sektor pariwisata yang mana pada setiap saat selalu meningkat

dengan baik yang dapat menjadi penyebab utama dalam menunjang devisa negara. Pariwisata sangat
berperan dalam perkembangan berbagai sektor seperti ekonomi, politik, budaya dan yang lainnya. Berkat
kompleksitas inilah pulalah yang membuat masa depan Negara Indonesia sebagai Negara yang memiliki
potensi pariwisata akan tumbuh berkembang ke masa depan. Diantaranya sebagai objek wisata unggulan
Indonesia seperti Bali, Jogyakarta. Lombok sebagai tujuan wisata unggulan indonesia sudah lebih dulu
menarik perhatian dan minat wisatawan mancanegara. Meski demikian tidak selalu harus bertumpu pada
obyek wisata unggulan agar dapat saling membantu masyarakat. Dapat dengan mudah dapat saling
melengkapi. Salah satu cara untuk memikat atau menarik wisatawan dengan cara meniru konsep promosi
dan pengembangan wisata unggulan yang telah ada. Yang masyarakat global yang saat ini telah berbasih
digital (online) bisa menerima informasi dengan baik, memang potensi wisata di indonesia tidak hanya
berada pada wisata unggulan saja akan gan ke daerah.
Kata Kunci: Pariwisata, Potensi Pariwisata, Pariwisata Digital, Branding Tourism, Digital Branding.
1.
PENDAHULUAN
kepariwisataan. Sarana dan prasarana itu sangat
diperlukan
untuk
menarik
wisatawan
Pada era globalisasi saat ini, peranan

mengunjungi suatu obyek wsata. Semakin
pariwisata harus didukung dengan sumber daya
lengkap sarana dan prasarana yang ada dalam
manusia yang berkualitas dan professional. Hal
suatu obyek wisata akan membuat wisatawan
ini disebabkan persaingan dunia pariwisata yang
nyaman dan betah menikmati obyek wisata
semakin ketat. Keadaan inilah yang mendorong
tersebut.
para pelaku wisata untuk menyediakan sarana
dan prasarana yang vital dalam dunia
1

Indonesia sangat kaya diberbagai sektor,
kemajemukannya menimbulkan potensi-potensi
yang
sebenarnya
dapat
meningkatkan
perekonomian Negara dengan mengoptimalkan

sumber daya alam dan sumber daya manusianya,
melalui sinergitas yang dilakukan, beberapa
sektor seperti pertambangan, perkebunan,
peternakan, perdagangan hingga pariwisata
merupukan
komoditas
utama
untuk
mendongkrak perekonomian Indonesia dalam
upaya mensejahterakan masyarakatnya di masa
yang akan datang.
Terutama melalui sektor pariwisata, melihat
luasnya geografis Indonesia dan kekayaan
budaya serta alamnya, menjadi potensi penting
yang jika dimanfaatkan dan dikembangkan
dengan baik akna mnejadi tulang punggung dari
pendapatan devisa Negara. Sudah dimulai sejak
tahun 1978 lalu, pemerintah Indonesia berusaha
untuk terus mengembangkan dan meningkatkan
bidang pariwisata seperti yang telah tertuang

dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978 yang
mengatakan bahwa pariwisata perlu ditingkatkan
dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan
devisa, memperluas lapangan kerja dan
memperkenalkan kebudayan. Pembinaan serta
pengembangan pariwisata dilakukan dengan
tetap memperhatikan terpeliharanya kebudayaan
dan kepribadian nasional. Untuk itu perlu
diambil langkah-langkah dan pengaturanpengaturan yang lebih terarah berdasarkan
kebijaksanaan yang terpadu, antara lain bidang
promosi, penyediaan fasilitas serta mutu dan
kelancaran pelayanan.
Pariwisata dapat menjadi jawaban atas
masalah-masalah ekonomi dengan meningkatnya
pemasukan devisa Negara maupun pendapatan
daerah suatu wilayah di Indonesia, pariwisata
yang dikenal baik dengan skala international
kemudian akan menarik wisatawan dari berbagai
Negara akan mengunjungi Indonesia. Sehingga
usaha pariwisata menjadi potensi usaha yang

sangat baik dalam menunjang perekonomian
dalam dan luar negeri. Sektor wisata yang baik
kemudian
akan
menarik
minat
dunia
Internasional yang memiliki erat kaitannya
dengan investasi atau penanaman modal asing

sehingga wisatawan mancanegara ini akan
melakukan kegiatan bisnis di Indonesia,
wisatawan mancanegara yang berdatangan pun
akan mendongkrak perbaikan kondisi unit
pariwisata itu sendiri, kebutuhan dan selera para
wisatawan mancanegara akan memberikan
suntikan pengetahuan dan perbaikan menuju
standar internasional.
Pariwisata ini pulalah jika ditingkatkan dengan
baik melalui innovasi-inovasi yang terus

berkembang, dihari depan merupakan potensi
bisnis lebih kekal dan memiliki peranan yang
besar terhadap pembangunan nasional, berbeda
dengan sektor bisnis yang lain seperti agrobisnis,
pertambangan, pasar saham, perdaganan, dan
lain sebagainya, bisnis pariwisata lebih stabil
dalam dinamikannya. Melalui pengengembangan
pariwisata suatu daerah akan terdongkrak
perkembangan
wilayahnya,
baik
itu
infrasutruktur pembangunan fasilitas publik,
ekonomi,
perkembangan
SDM
hingga
kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini tidak lepas
dari perkembangan wisata merupakan sinergitas
dari berbagai alinea struktural masyarakat,

seperti pemerintah, swasta maupun masyarakat
terkait.
Sinergitas tersebut merupakan upaya nyata
yang harus dilakukan dalam pengembangan
pariwisata dengan skala international, setiap
pihak tentunya tidak dapat berdiri sendiri begitu
saja. Membutuhkan sinergi yang baik
diantaranya, dari pemerintah pusat hingga
pemerintah daerah, perusahaan-perusahan swasta
hingga masyarakat yang tergabung dalma
komunitas-komunitas
pariwisata
seperti
Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) maupun
paguyuban lainnya.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa
paket wisata demi tumbuh kembangnya kegiatan
pariwisata. Kegiatan itu meliputi promosi,
kawasan wisata, produk wisata, dan sumber daya
manusia. Semua itu berkat kerja keras

pemerintah maupun dukungan masyarakat,
walaupun di Indonesia sudah banyak obyek
wisata yang belum dikenal dan diketahui oleh
wisatawan, obyek itu masih mempunyai potensi
bagus dimasa yang akan mendatang.
2

Sedangkan Charles Kaiser Jr. dan Larry E.
Helber menjelaskan dalam bukunya bahwa
tingkatan perencanaan pariwisata itu dapat
dimulai dari suatu pengembangan pariwisata
daerah yang mencakup pembangunan fisik dan
objek atraksi wisata. Setelah itu kemudian dapat
dilakukan, kemudian akan dapat terlihat
bagaimana
perkembangnan
dari
jumlah
berkunjung wisatawan itu sendiri, apabila
ternyata mencapai target yang telah ditentukan

kemudian dapat menentukan skala prioritas.
Untuk selanjutnya pengembangannya diperlukan
untuk pendekatan dengan organisasi pariwisata
yang ada, baik itu dengan pemerintah maupun
swasta dan pihak-pihak yang terkait dengan
harapan dapat mendukung kelanjutan pariwisata
dari daerah itu sendiri.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa
paket wisata demi tumbuh kembangnya kegiatan
pariwisata. Kegiatan itu meliputi promosi,
kawasan wisata, produk wisata, dan sumber daya
manusia. Semua itu berkat kerja keras
pemerintah maupun dukungan masyarakat,
walaupun di Indonesia sudah banyak obyek
wisata yang belum dikenal dan diketahui oleh
wisatawan, obyek itu masih mempunyai potensi
bagus dimasa yang akan mendatang.
Strategi-strategi yang telah dibangun,
seperti kemitraan, pengingkatan infrastruktur,
pengembangan

SDM
atau
pembinaan
masyarakat daerah, promosi wisata dapat terus
dilakukan sekaligus memperkuat strategi
promosi melalui Media online yang saat ini
sedang menjadi trend berkembang dimasyarkat
global. Penekanan promosi digital dapat menjadi
strategi utama yang harus ditingkatkan dalam
pengembangan potensi wisata daerah saat ini.
Menurut Freddy Rangkuti, dalam analisis
potensi dan daya tarik wisata menggunakan
analisis SWOT maka dapat diketahui factorfaktor yang perlu dikembangkan untuk
pengembangan sektor pariwisata. Beberapa
komponen-komponen yang menjadi dasar dan
daya tarik wisata alam meliputi 4 komponen,
sebagai berikut:
a. Kekuatan (Strength) yaitu kekuatan
yang terletak pada potensi alam


yang besar dan seni budaya yang
tinggi, sumber daya manusia yang
profesional, akomodasi perhotelan
yang baik penduduk yang ramah
tamah.
b. Kelemahan (Weaknesses) yaitu
segala
faktor
yang
tidak
menguntungkan atau merugikan
bagi sektor pariwisata. Dalam hal ini
berupa
kelemahan–kelemahan
kurangnya
promosi
jeleknya
pelayanan, keselamatan wisatawan
yang tidak terjamin, kurangnya
profesionalnya pelaksana pariwisata
di lapangan, terbatasnya kendaraan
umum ke obyek – obyek wisata.
c. Kesempatan (Opportunity) yaitu
semua kesempatan yang ada sebagai
akibat
kebijakan
pemerintah,
peraturan yang berlaku, atau kondisi
perekonomian nasional atau global
yang dianggap dapat memberi
peluang bagi pariwisata indonesia
untuk tumbuh dan berkembang di
masa yang akan datang.
d. Ancaman (Threath) yaitu hal – hal
yang dapat mendatangkan kerugian
bagi pariwisata, seperti peraturan
pemerintah, rusaknya lingkungan,
penularan
penyakit
AIDS,
meningkatnya pelacuran dan lain
sebagainya.
Sifat
analisis
SWOT
sangat
situasional, artinya hasil analisis tahun
sekarang belum tentu sama dengan hasil
analisis dengan tahun yang akan dating,
kecuali kalau semua factor yang
mempengaruhi juga berubah. (Freddy
Rangkuti, 2006: 14).
2.

METODE

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan
metode kualitatif dengan desain deskriptif.
Metode ini akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan berperilaku yang dapat diamati.
3

Pendekatan deskriptif juga menggambarkan dan
menganalisis data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan kenyataan.

c.

Studi Pustaka
Studi
pustaka
adalah
metode
pengumpulan data dari buku-buku, booklet,
leatfleat, makalah untuk menunjang data
yang tidak tersedia. Tahap ini digunakan guna
memperoleh data-data yang akurat sebagai
pendukung data yang diperoleh dari
pengamatan dan wawancara.

Memilih Responden
Pemilihan responden pada tulisan ini
didasari pada beberapa aspek, yaitu orangorang yang dianggap berdasarkan penilaian
mewakili pembahasan. Orang-orang yang
dipilih sebagai responden dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan penulis untuk mendapatkan
situasi social yang diteliti.
Nantinya data yang berhasil diperoleh
akan dikumpulkan oleh penulis dan akan
diperiksa kembali bersama denga responden.
Pemilihan responden didasari pertimbangan
bahwa mereka dianggap penulis paling
mengetahui mengenai permasalahan tema
pembahasan ini, hal ini dikarenakan
responden mengalami dan terkait secara
langsung dengan permasalahan.

Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan penulis
kemudian menganalisanya. Pada tahap ini
data dikumpulkan dan dimanfaat untuk
menjawab persoalan yang diajukan dalam
perumusan masalah. Teknik data yang
digunakan dalam tulisan ini adalah tulisan
yang
berusaha
mendeskrifsikan
atau
menggambarkan atau melukiskan fenomena
yang diteliti dengan sistematis. Factual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomenan yang diselidiki.
(Endar Sugiarto dan Kusmayadi, 2000:29).
Dalam hal ini teknik analisis yang
digunakan deskriptif kualitatif, karena datadata yang didapat dalam penelitian ini
merupakan data yang bersifat deskriptif yaitu
data menggambarkan atau melukiskan
keadaan obyek penelitian pada masa sekarang
dan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya, yang mana data-data
dari hasil penelitian dalam bentuk kata-kata.
Adapun langkah-langkah yang akan
diambil dalam analisis data dalam penulisan
ini adalah sebagai berikut:
1. Tabulasi Data, dalam tahap ini penulis
akan mencari seluruh data yang terkait
dengan permasalahan yang diangkat
dalam penelitian secara umum.
2. Reduksi Data, pada tahap penulis
mereduksi kembali data yang telah
diperoleh diperoleh dimana data yang
sudah dperoleh akan dikoreksi kembali
untuk mengurangi data yang kurang
penting yang telah di dapat dalam
penelitian penulisan ini.
3. Pengelompokan
Data,
setelah
diklasifikasi data tersebut akan di

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Laporan Karya
Ilmiah ini penulis menggunakan metode
pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data
dengan menggunakan jalan, mengamati, atau
mengukur kejadian yang sedang berlangsung.
Dengan cara ini data yang diperoleh adalah
data factual dan actual, dalam artian data
yang dikumpulkam diperoleh pada saat
peristiwa berlangsung. (Endar Sugiarto dan
Kusmayadi, 2000: 84).
b. Wawancara
Wawancara adalah proses interaksi dan
komunikasi antara pengumpulan data dengan
responden, sehingga wawancara dapat
diartikan sebagai cara mengumpulkan data
dengan bertanya langsung kepada responden
dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam
dengan alat perekam. (Endar Sugiarto dan
Kusmayadi, 2000:85).
4

4.
5.

deskripsikan
serta
dikaji
secara
deskriptif kualitatif.
Penarikan Simpulan, dalam tahap ini,
penulis selalu melakukan uji kebenaran
setiap makna yang muncul dari data.
Evaluasi, melakukan verifikasi hasil
analisis data dari berbagai sumber,
tinjauan pustaka dan responden yang
didasarkan pada kesimpulan. Tahap ini
berguna untuk menghindari keselahan
interprestasi dari hasil seluruh data yang
dapat
mengaburkan
persoalan
sebenarnya dari focus tema pembahasan.

pemerintah dan swatsa.. Yang merupakan bagian
masyarakat ialah masyarakat umum dalam suatu
lingkungan wisata, yang merupakan sebagai
pemiliki dari berbagai sumber daya yang
merupakan
modal
pariwisata,
seperti
kebudayaan dan wahana destinasi. Kemudian
juga para tokoh masyarakat, intelektual, LSM,
serta media massa. Selanjutnya adalah
pemerintah ayng terdiri dari pemerintah pusat,
provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan
hingga kepengurusan pemerintahan terendah.
Sedangkan pelaku pariwisata dari swasta yakni
asosiasi usaha pariwisata serta para pengusaha.
Kita dapat melihat beberapa perbandingan
industry wisata yang dikelola masyarakat daerah
dengan industri wisata alam maupun buatan
yang dikelola oleh swasta di lokasi yang sama,
yakni Kabupaten Bandung Barat, pada tahun
2016 wisata yang dikelola pemerintah kabupaten
ialah Situ Ciburuy, Goa Pawon dan Curug
Malela yang hanya menghasilkan 1,8 jt
pengunjung selama setahun, jelas ini sangat
berbeda dengan Farmhouse dan Floating Market
yang dikelola oleh swasta dnegan rata-rata
pertahun setiap wahana wisata ini menghasilkan
lebih dari 2 jt pengunjung pertahun. Sedangkan
berpindah ke lokasi yang berbeda, objek wisata
yang telah diakui UNESCO sebagai warisan
Geopark dunia Gunung Api Purba Nglanggeran
yang merupakan objek wisata yang dikelola oleh
kelompok masyarakat daerah justru mengalami
penuruan yang sangat tajam, pada tahun 2014
memiliki 355 ribu pengunjung, kemudian pada
tahun 2015 memiliki 235 ribu pengunjung dan
pada tahun 2016 penurunan sangat tajam dengan
173 ribu pengunjung.
Data data tersebut belum sepenuhnya
menjadi suatu jaminan bahwa semakin banyak
objek wisata tersebut dikunjungi dapat menjadi
acuan bahwa objek wisata tersebut merupakan
objek wisata global, dari data yang dihimpun
jumlah pengunjung berdasarkan data diatas
hanya 1 bahkan 2 persen saja yang merupakan
wisatawan mancanegara, hal ini tentunya masih
perlu pengembangan lagi dengan metode yang
memberika skala kualitas internasional.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pariwisata tidak dapat lepas dari subsistem
lainya, seperti ekonomi, politik, social budaya
dan yang lainnya. Dalam hubungan yang saling
keterkaitan ini jika terjadi perubahan tentunya
akan memberikan perubahan pada subsitem
lainnya.
Potensi wisaya daerah berkembang
melalui garis masyarakat, melalui kompetensi
dan upaya maksimal masyarakat, yang biasanya
dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat,
LSM atau paguyuban daerah, profit serta strategi
pembangunan dan pengembangannya pun
dikelola secara bersama, hal ini menjadi salah
satu ciri khas masyarakat daerah pedesaan,
setiap permasalahan yang terjadi diputuskan
dengan cara musyarawah atau kekeluargaan. Hal
ini memang terbilang cukup lambat mengingat
industry pariwisata masuk dalam ranah bisnis,
jika dibandingkan dengan industri wisata yang
dikelola oleh swasta, tentunya sangat jauh
berbeda perkembangannya. Pihak swasta dikenal
dpat lebih baik dalam mengembangkan potensi
wisata dari pada masyarakat yang memiliki
berbagai
keterbatasan,
atau
lembaga
pemerintahan yang memiliki alur kerja kaku dan
kurang kreatif.
Dalam Pariwisata, terdapat beberapa
pemegang peranan dalam menjalankan system
yang ada, pemegang pernana tersebut ialah para
penggiat dan pelaku usaha pariwisata yang ada
dalam berbagai sector, pada umumnya pemegang
peranan ini ialah terdiri dari masyarakat,
5

Peranan para pelaku industri wisata
memang eprlu berkolaborasi secara bersama
sama dalam mengahapi industri modern di
bidang
pariwisata,
tentunya
perbaikan
infrastruktur dengan selera dan kebutuhan
wisatawan mancanegara menjadi salah satu
acuan utama agar tujuan wisata dapat menjadi
bertaraf global.
Beberapa provinsi dengan kategori tujuan
wisatawan mancanegara favorit Pada tahun 2016
jumlah
wisatawan
mancanegara
yang
mengunjungi Bali berjumlah 4,92 juta orang,
baik itu menggunakan transportasi udara
maupun transportasi laut, sedangkan beralih ke
Raja Ampat pada tahun 2016 wisatawan
mancanegara yang mengunjungi objek wisata
yang berlokasi di Papua Barat ini berjumlah 30
ribu pengunjung, sedangkan Jogjakarta pada
thaun 2016 memiliki kenaikan yang sangat tajam
mengingat wisatawan mancanegara yang
mengunjungi Jogjakarta lebih dari 2 jt
pengunjung sehingga menjadikan Jogjakarta
sebagai provinsi sengan wisatawan mancanegara
tertinggi kedua setelah Bali.
Kekuatan media digital memang sangat
luar biasa saat ini, menurut sebuah statistic,
terdapat 46,4 persen dari populasi dunia saat ini
merupakan
pengguna
internet
(Internetworldstats, 2015) pertumbuhan ini
tentunya akan terus meningkat setiap tahunnya,
terutama media sosial dan teknologi mobile yang
menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia
modern sekarang ini. Hal tersebut didukung oleh
fakta bahwa lebih dari 1,86 miliar orang
menggunakan Facebook, lebih dari 319 juta
pengguna aktif Twitter, 600 juta pengguna aktif
Instagram, 107 juta pengguna Snapchat dan 1,3
Miliar
pengguna
Youtubue,
(Techno.Okezone.com,
2016)
hal
ini
menunjukan bahwa animo besar masyarkat
melalui media sosial merupakan nyata.
Menanggapi hal tersebut, gerakan
branding-wisata
melalui
media
internet
merupakan cara yang ampuh dan efektif saat ini,
selain cost-promotion yang lebih rendah
dibandingkan dengan cara konvensional lainnya,

branding-wisata dapat dinyatakan lebih tepat
sasaran terhadap target pasar yang dituju.
Dalam
menunjang
wisatawan
mancanegara, jaringan media sosial memiliki
pengaruh paling efektif terhadap aktivitas saat
ini. Beberapa alasannya ialah: (a) European
Travel Monitor menunjukkan bahwa enam dari
sepuluh orang Eropa yang berlibur Perjalanan
selama 2012 menggunakan internet; (b)
TripAdvisor, yang menerima lebih dari 60 juta
pengunjung pada setiap bulannya (2011, 2012)
dan lebih dari 125 juta ulasan dan pendapat
mengenai lebih dari 3,1 juta fasilitas akomodasi,
restoran dan tempat wisata (TripAdvisor, 2013)
kemudian (c) eMarketer (2013) menemukan
bahwa sekitar 163,5 juta orang di AS - lebih dari
dua pertiga pengguna internet - adalah pengguna
media social.
Gambar 1.
1 Data Penduduk dan Penggunaan
Gambar
Internet
beserta Media Sosialnya
Data
Penduduk

Fakta lainnya dari pengguna internet dunia
ialah dari keseluruhan masyarakat global
menggunakan lebih dari 20 aplikasi media sosial
atau aplikasi chat sebagai sarana pendukung
social networks, virtual communities, chat
rooms, dan pod-cast selain bloging, sharing
videos & photos. Hal ini tentunya mendukung
para wisatawan
mancanegara
mengunjungi
Sumber:
Data Pengguna
Internetyang
Tahun
2017
suatu objek wisata juga dapat menjadi agen eword of mouth bagi industri wisata itu sendiri,
melalui kemudahan berbagi berbagai konten
melalui internet dan media sosial sebagai bentuk
digitalisasi ini kemudian menjadi strategi
promosi yang menguntungkan bagi usaha
pariwisata dengan budget yang serendah
mungkin.
6

Meskipun tingginya data data yang
disebut diatas, pencapaian upaya perkembangan
pariwisata daerah menuju standarisasai global
tentu akan sulit dicapai, jika dalam
pengembangannya tidak dapat mengaitkan
sinergi tiga pemegang peran seperti masyarkat,
swasta dan pemerintah. Ketiga pemegang
peranan pariwisata ini sangat penting sekali
untuk bersinergi dengan memberikan dukungan
masing-masing bidang dan saling menunjang
dan saling menutupi kekurangan masing-masing
guna kesuksesan peningkatan pencapaian yang
diharapkan. Sebuah objek wisata seperti Puncak
Becici di Bantul, Pulau Padar di Kepulauan
Komodo atau beberap wisata buatan di Bandung
(Farmhouse, Floating Market dsb.) yang
merupakan hasil dari upaya Branding-wisata
melalui digital tentu tidak dapat berkembang
dengan baik jika tanpa peranan ketiga pemegang
peranan tersebut untuk bersinergi. Sehingga
pengelolaan dan infrastruktur dapat berjalan
dengan baik.
4.

cenderung stabil dan positif, selain itu pariwisata
merupakan sector yang saling terkait dengan
berbagai sektor lainnya, seperti sektor ekonomi,
politik, pembangunan, budaya, sosial dan lain
sebagainya, sehingga pernanan dari sektor
pariwisata ini sangat penting dalam menunjang
kesejahteraan dan pembangunan suatu Negara,
entah itu pariwisata buatan dengan gaya
kontemporer,
pariwisata
alam,
maupun
pariwisata dari kebudayaan. Hal ini tidak
terlepas dari peranan sektor pariwisata yang
maju melibatkan tiga komponen penting yang
memegang peranan tersebut. Diantaranya ialah
masyarakat, swasta dan pemerintah. Masingmasing memiliki peranan yang sangat penting,
Pemerintah mengendalikan regulasi, peningkatan
infrasutruktur daerah dan hal terkait dengan
tugas pokoknya, swasta yang memiliki inovasi
dan keluasan strategi bisnis dapat meningkatkan
bisnis pariwisata daerah melalui caranya dan
masyarakat sebagai pelaksana operasional.
Meskipun data-data menunjukan bahwa
pendapatan Negara (devisa) dalam beberapa
tahun kebelakang mengalami perkembangan
yang positif, akan tetapi hal tersebut belum
sepenuhnya menunjang kemerataan potensi
wisata hingga daerah diseluruh Indonesia, hanya
tujuan wisata unggulan saja yang memang telah
memiliki lisensi objek wisata global atau
bermutu internasional sehingga mampu menarik
wisatawan mancanegara untuk mengujungi
daerah tersebut.
Selain dibutuhkan sinergi diantara
pemegang peranan, tentunya diperlukan strategistrategi berkesinambungan dalam menyokong
perkembangan potensi wisata daerah, melihat
beberapa wisata daerah seperti Puncak Becici di
Bantul, Farmhouse di Lembang, yang mampu
menjadi tujuan wisata yang menarik hingga
jutaan
pengunjung
pertahun
berkat
pengembangan dan promosi berbasis digital juga
seebnarnya dapt ditiru oleh berbagai daerah
lainnya
dalam
mengembagkan
potensi
daerahnya. Mengingat kekuatan internet sebagai
e-word of mouth ini dapat membangkitkan
sebuat kawasan wisata agar dapat dikenal oleh
masyarkat global bersamaan dengan itu para

KESIMPULAN

Indonesia merupakan Negara yang
memiliki keragaman sumber daya manusia dan
sumber daya alam, keragaman ini tersebar di
seluruh penjuru nusantara (sebutan wilayah
Negara Indonesia). Berbagai macam kekayaan
ini menjadi suatu hal hal ayng kompleks dan
justru menjadi keunggulan bagi Negara
Indonesia itu sendiri, mengingat keragaman ini
jika dikelola dan dikendalikan dengan baik justru
merupakan potensi sumber pendapatan Negara
hingga kemudian hari. Potensi tersebut yakni
bisnis dibidang pariwisata. Potensi alam seperti
tambang memang dapat diandalkan, akan tetapi
pada masanya kemudian tambang akan terkuras
dan habis, industri agrobisnis pasti akan
mengalami pasang surut sehingga disuatu waktu
tertentu dapat mengalami penurunan yang akan
berdampak buruk bagi pendapatan Negara, akan
tetapi berbeda dengan potensi bisnis dibidang
pariwisata.
Meskipun akan ada kalanya mengalami
penurunan, tetapi bisnis bidang pariwisata akan
7

pemegang pernanan ini juga akan turut tumbuh
5.

REFERENSI

[1]

Caraivan, L. (2017). DIGITAL TOURISM
: A REVIEW OF TRENDS, 159–162.

[2]

Endar Sugiarto dan Kusmayadi. 2000.
Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

[3]

Fredy Rangkuti. 2006. Analisis SWOT
Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

[4]

Getz, D. (1993). Planning for tourism
business districts. Annals of Tourism
Research,
20(3),
583-600.
http://doi.org/10/1016/01607383(93)9011-Q

[5]

Luthfi, A. (2017, March 8). Jumlah
Terkini Pengguna Facebook hingga
Youtube. Okezone.com. Retrieved from
https://techno.okezone.com/read/2017/03/
08/207/1637638/jumlah-terkini-penggunafacebook-hingga-youtube

[6]

Parlov, N., Perkov, D., & Sičaja, Ž.
(2016). New Trends in Tourism
Destination Branding by Means of Digital
Marketing. Acta Economica Et Turistica,
2(2).
https://doi.org/10.1515/aet-20160012

[7]

Prasetya,
D.,
&
Rani,
M.
(2014).PENGEMBANGAN
POTENSI
PARIWISATA Kabupaten
Sumenep,
Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai
Lombang). Jurnal Politik Muda, 3(3),
412–421.

[8]

Pike, S. D. (2005). Tourism Destination
Branding Complexity. Journal of Product
& Brand Management, 41, 1035–1049.
https://doi.org/10.1016/S02615177(02)00005-5

dalam meng-adaptasikan kebutuhan dan selera
pengunjung.
[9] Živković, R., Gajić, J., & Brdar, I. (2014).
The Impact of Social Media on Tourism.
Proceedings of the 1st International
Scientific Conference - Sinteza 2014,
758–
761.
https://doi.org/10.15308/sinteza-2014758-761

8