hak cipta analisis pengelolaan (2)
Korelasi Indonesia berkarya dan Pemahaman Hak Cipta (dalam rangka peringatan
hari HAM se-dunia)
Era globalisasi merupakan puncak dari kejayaan informatika. Berbagai media mulai
berkembang dari kancah lokal melesat ke kancah internasional. Beragam berita dapat diakses
dengan harga dan bentuk yang bervariasi. Rangkaian teknologi pun turut membanjiri aktivitas
penyebarannya. Problematika yang terkesan pribadi kini terkesan menjadi konsumsi khalayak
umum.
Tidak mustahil, jika dengan sekian banyaknya media penunjang yang canggih, tidak
sedikit dari rakyat Indonesia yang berhasil berkarya. Baik itu dengan jalur media cetak
ataupun media elektronik. Banyak dari cendekiawan Indonesia yang berhasil menuangkan
buah pemikirannya ke dalam tulisan. Sehingga, dengan tulisan-tulisan mereka tersebut,
diharapkan dapat memperkaya khazanah intelektual negeri. Sebut saja misalnya Dr.
Mujiburrahman, MA., sosok anak daerah yang mampu memberikan sumbangsih keilmuan,
baik untuk daerah asal beliau hingga berbagai daerah di mancanegara. Karya-karya beliau
pun tak diragukan lagi, mulai dari artikel, buku, hingga pengisi kolom jendela dalam
Banjarmasinpost setiap seninnya. Karya anak daerah sendiri yang patut mendapatkan
apresiasi dari pemerintah.
Dari sekian banyak contoh yang ada di bumi pertiwi ini tak lepas dari pengaruh
pendidikan, baik itu berupa pendidikan formal dan non-formal. Akan tetapi, kecenderungan
‘berani menulis ilmiah’ itu lahir dari tuntutan pendidikan dalam jenjang strata-1 atau lebih
dikenal dengan nama ‘bangku perkuliahan’. Beragam karya pun dilahirkan melalui institusiinstitusi pendidikan dalam negeri, entah itu yang berstatus negeri maupun swasta. Bahkan,
tak jarang dari kalangan mahasiswa yang mulai serius dalam belajar berkarya.
Banyaknya anak bangsa yang berkarya, tidak menutup kemungkinan Indonesia bebas
dari tindakan plagiat. Maraknya pengguna jejaring sosial serta semakin canggihnya teknologi
informatika, dapat mempermudah tradisi ‘kutip-mengutip’ oleh masyarakat Indonesia.
Padahal, di mata hukum itu merupakan salah satu pelanggaran hak cipta. Yang mana, jika ada
yang melakukan plagiat terhadap hak cipta seseorang, maka ia akan dikenakan tindak pidana.
Ada dua faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi; pertama, minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai segala hal yang terkait dengan hak cipta. Faktor ini
memang sering terkesan diabaikan oleh sebagian lapisan masyarakat. Akan tetapi,
pengetahuan mendasar tentang hak cipta merupakan hal yang penting untuk diketahui. Oleh
karena itu, sosialisasi dari pihak terkait sangat diperlukan seiring dengan kemajuan zaman.
Sosialisasi yang diharapkan tidak hanya berbentuk tulisan seperti yang telah banyak beredar,
tetapi juga dalam bentuk tindakan tegas, seperti yang telah terjadi dalam kasus korupsi, dsb.
Yang kedua ialah sikap ‘acuh tak acuh’ yang timbul dari segelintir orang
berpendidikan terkait masalah plagiat tersebut. Para siswa, mahasiswa, guru, dan terutama
dosen, sejatinya faham akan makna dari plagiat itu. Namun, kurangnya pemahaman terhadap
pengamalan, serta kurangnya kesadaran menuntut ilmu membuat sistem plagiat menjadi hal
yang lazim untuk dilakukan. Bahkan, tak jarang dari mereka yang hendak merebut gelar
Doktoral pun menggunakan sistem ini.
Seharusnya, pelanggaran-pelanggaran terhadap hak cipta seseorang itu mendapat
tindakan yang tegas dari pemerintah guna memberikan efek jera. Tidak hanya tindakan tegas,
perluasan pemahaman yang terkait dengan hak cipta juga harus dilakukan. Agar di hari ke
depan Indonesia dapat mencetak cendekiawan berbakat dalam berbagai bintang keilmuan
dalam ranah nasional maupun internasional.
Semoga dengan kesadaran diri dari setiap pendidik dan peserta didik untuk tidak
melakukan tradisi tersebut, dapat menurunkan angka plagiator tersembunyi yang beredar
dalam dunia pendidikan dan intelektual negeri dewasa ini.
Penulis: Mahasiswi Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin
mendekat untuk menjauh.
seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Dekat... tapi tak bisa
bertemu. Dekat... tapi tak tau keadaan mereka. Dekat... tapi tak bisa saling bersitatap.
yaaa.. Dekat.. tapi tak dekat
Rasa itu..
Seperti 'jim dan nun' dalam khasaisul arabiyah.
Ada tapi ghaib
Ada.. tapi tak dapat digapai
Ada.. tapi selalu terabaikan
dengan mimpi kita bisa tersenyum
rela... relakanlah masa itu..
biarkanlah jadi masa lalu..
roda kehidupan selalu berputar, perpisahan kini tlah tiba
" kalo bisa kerja maksimal, ngapain kerja dua kali?? "
kira-kira bgitu lah kata ust. Sholihan
ada yang bertanya, bagaimana rasanya menyayangi seseorang yang masih menyayangi orang
lain?
diam sejenak.. dan tarik nafas...
coba anda peluk kaktus yang berduri, peluk, peluk semakin erat..
bagaimana rasanya?
.mendekat untuk menjauh.
seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Dekat... tapi tak bisa
bertemu. Dekat... tapi tak tau keadaan mereka. Dekat... tapi tak bisa saling bersitatap.
yaaa.. Dekat.. tapi tak dekat
Biasa menurut kita, belum tentu biasa juga menurut orang lain.
Pemikiran memang relatif,
Tapi.. hati kita tetap sama
Yap,sama sama gak mau disakitin
Kata kakak..
'kalo rindu, nangis aja.. rindu itu gak ada obatnya
"tolong jangan buat bendungan ini runtuh. susah payah aku mempertahankan, menguatkan diri
dengan segala kerapuhan. sekarang kau datang ingin robohkan??? "
.Omne ovum ex vivo.
.omne vivum ex ovo.
.Omne vivum ex vivo.
*pelajaran ustadz mujazin yang masih ada atsarnya sampe ke perguruan tingg
"bolehkah bintang cita itu kujemput tahun depan?, atau hanya boleh stagnan cukup sampai pada
strata ini??"
aku negur karena sayang, bukan karena iri
aiiihhhh...
jadi teringat perkataan kaka, "maka bersyukurlah jika masih ada yang menegur kita dek,.. itu
artinya mereka masih menyayangi kita "
apapun jenisnya.. musibah itu bukan petaka.
yakin.. Allah punya alasan tersendiri untuk kejadian ini
husnudzon pada tugas adalah motivasi terhebat
marah itu mudah, sabar itu indah
Mawaddah itu perkara fisik..
Tapi rahmah bermakna lebih dalam lagi, yaitu kesetiaan.
_Ust. Athaillah_
nikmat itu ada dua...i'thoiyyah dan man'iyyah
tapi kalau jodoh yang ditarik sebagai contoh..
maka mayoritas yang kita temukan adalah man'iyyah (bertolak belakang dengan keinginan)
.rindu.
satu kata simple dengan makna mendalam
Menulis adalah warisan Islam terhebat yang pernah ada
sekali lagi saya akui,, "punya insting kuat itu sedih-sedih senang"
braaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!
pyaaaar!!
serpihan pahit itu harus pecah, berserakan kemana pun tak peduli
sedih itu harus mundur,
karena bahagia tengah menunggu jemputan mu
*keep smile neng
Selalu ada banyak cara agar kau bahagia..
Salah satunya dengan berusaha memaafkan mereka yang membuatmu GEMESS!!
Braaaaak,,, pyaaaar!!!!
Lagi-lagi serpihan itu menyebar, menggores setiap jengkal keberadaan
Akankah engkau mundur lantas pergi?
Ataukah tetap bertahan meski perih itu semakin mendalam??
Sekarang bener-bener ngerasa kehilangan.. Gak ada yang nemenin bicara, jalan-jalan, dan gak
ada yang nemenin agenda ke pasar tiap kali kesini
Mbah.. Kangen nih
*Allahmughfir laha warhamha wa'fu 'anha
Aamiin
Setahun lalu kaki ini pernah berpijak di kota itu..
Berdiri mengejar mimpi, meneguhkan hati bahwa ini yang benar benar terpilih..
Dan sekarang, masa itu akan tetap jadi mimpi terindah yang pernah ada, mimpi yang pernah
membawa segenap asa terpacu, mimpi yang telah Allah beri sebagai hadiah dari bagian
kehidupan,
Ya,,, mimpi yang tak akan terlupakan
TEMAN
Aku memang bukan seorang penulis hebat seperti idolaku, tere liye
Aku juga bukan seperti Khalil Gibran yang menoreh bait indah, penggetar hati
Aku hanya seorang manusia yang selalu salah dalam mengutarakan rasa
Yang selalu bertindak kasar, padahal hati ini takut kehilangan
Yang selalu menyakiti, padahal bibir ini ingin berkata ‘aku menyayangi’
Yang selalu egois, padahal hati ini menangis
Yang selalu terlihat marah, padahal diri ini sudah memaafkan
Yang selalu terlihat sombong, padahal hanya ingin menutupi kebimbangan
Aku tak pernah bisa mengungkapkan apa yang kurasa
Yang ada hanya selalu mengukir luka
Untuk itu…
Meski diam memang bukan bahasaku
Tapi menulis adalah hidupku
Aku dapat menceritakan suka duka
Menggapai asa meski tak nyata
Menceritakan betapa bahagianya aku telah menemukan sosok kalian dalam hidupku
Teman…
Adakala dimana aku dan kalian pernah hidup semasa
Mengukir tangis tawa di lembar cerita
Teman…
Ingatkah kau saat dimana kita saling pandang tak mengenal
Merajut tangan dan mulai mengatakan ‘teman’
Mengitari aluran melodi kehidupan
Dan berpisah dalam kedamaian
maafkan segala tutur yang pernah terlintas
maafkan segala kebaikan yang tak sempat terbalas
maafkan atas segala kemampuanku yang terbatas
Warna Yang Terlupa
ada satu warna yang mendominasi semua unsur kehidupan,.
ada satu warna yang selalu menjadi dasar semua kelakuan..
ada satu warna yang kadang membuat kita terkesima dalam diam..
ya.. satu warna.. 'putih'
satu warna yang kerap kali terlupa..
satu warna menyimbolkan kesucian, ketulusan, kebaikan, serta kebinasaan.
kita selalu menjudge orang tanpa alasan,
seakan-akan menegaskan bahwa kita lah yang benar..
tapi, ya itu tadi.. kita melupakan satu warna,
tidak berarti orang salah itu jahat..
bukan berarti juga ia tak memiliki sisi baik sedikitpun..
yah... itulah manusia.. kerap kali melupakan warna yang sejatinya pemberian Tuhan..
putih merupakan simbol dari fitrah berfikir, fitrah bertauhid, fitrah kehidupan, fitrah merasakan.
Tuhan menciptakan cinta dalam setiap hati makhluk-Nya,
kiranya itulah maksud Tuhan menciptakan cinta,
agar makhluk-Nya mau melihat kepada satu warna yang 'terlupa'
(Dr. Muhammad Said Ramadhan alButhy
sekarang disini, gak tau tahun depan.
setahun silam (kurang lebih lah), kita yang mbaca nadzom maqshud, kita yang cipika-cipiki sama
Bu Nyai. kita yang foto bareng per-angkatan. kita yang ribut sendiri mencari sanak keluarga.
dan aku...mencari sosok ibu, bertanya kesana-kemari, hingga ada berujar 'ibu di kamar fi'. sosok
ibu yang rela meluangkan waktu di sela-sela UN, terbang jauh dalam rentang waktu sehari
semalam harus sudah berada di Banjarmasin.
ya.. itu dulu.
dulu.. saat kita belum tahu kemana langkah kaki akan tertuju.
dulu.. saat kita masih rekat dalam satu wadah Darul 'Ulum.
bersihkan hati, bersihkan diri
asa handak guring mandangar kawan menggawi mantiq
*nyontek aja gen esok
Qiyas Iqtirani Syarthi:
jika aku mencintaimu, maka aku akan menunggumu.
jika aku menunggumu, maka aku akan menjaga hatiku untukmu.
.: jika aku mencintaimu, maka aku akan menjaga hatiku untukmu.
ketika anugerah Tuhan terbuang sia-sia..
Setinggi apapun ilmu seseorang
Sealim apapun keimanan seseorang terlihat
Tetap saja kecerdasan emosional itu nomor satu
Kata kakak, 'sambil nyelam minum air neng, sambil kuliah cari calon lah neng . '
Itu mah zaman dulu kak,... dulu nyelamnya di sungai, mau nyelam sambil minum air itu
anugerah.
Lah kalo sekarang:D nyelam sambil minum air laut mah ogah, yang ada malah kebablasan.
Zaman sekarang itu edisi alay kak. Gak bisa disamain sama orang dulu. Serba kemaruk. Serba
makin menjadi. Dulu sambil kuliah cari calon buat dinikahin. Lah sekarang, cari calon buat
dimainin.
Ada satu hal yang kusuka dari ajaran Tuhan yang bernama cinta.
Iya. Tuhan tak pernah lelah memberi. Itulah cinta Tuhan kepada makhluknya
ketika aku menjadi aku
baru tersadar.. 'diam-diam hati menyimpan sebuah nama'
hari HAM se-dunia)
Era globalisasi merupakan puncak dari kejayaan informatika. Berbagai media mulai
berkembang dari kancah lokal melesat ke kancah internasional. Beragam berita dapat diakses
dengan harga dan bentuk yang bervariasi. Rangkaian teknologi pun turut membanjiri aktivitas
penyebarannya. Problematika yang terkesan pribadi kini terkesan menjadi konsumsi khalayak
umum.
Tidak mustahil, jika dengan sekian banyaknya media penunjang yang canggih, tidak
sedikit dari rakyat Indonesia yang berhasil berkarya. Baik itu dengan jalur media cetak
ataupun media elektronik. Banyak dari cendekiawan Indonesia yang berhasil menuangkan
buah pemikirannya ke dalam tulisan. Sehingga, dengan tulisan-tulisan mereka tersebut,
diharapkan dapat memperkaya khazanah intelektual negeri. Sebut saja misalnya Dr.
Mujiburrahman, MA., sosok anak daerah yang mampu memberikan sumbangsih keilmuan,
baik untuk daerah asal beliau hingga berbagai daerah di mancanegara. Karya-karya beliau
pun tak diragukan lagi, mulai dari artikel, buku, hingga pengisi kolom jendela dalam
Banjarmasinpost setiap seninnya. Karya anak daerah sendiri yang patut mendapatkan
apresiasi dari pemerintah.
Dari sekian banyak contoh yang ada di bumi pertiwi ini tak lepas dari pengaruh
pendidikan, baik itu berupa pendidikan formal dan non-formal. Akan tetapi, kecenderungan
‘berani menulis ilmiah’ itu lahir dari tuntutan pendidikan dalam jenjang strata-1 atau lebih
dikenal dengan nama ‘bangku perkuliahan’. Beragam karya pun dilahirkan melalui institusiinstitusi pendidikan dalam negeri, entah itu yang berstatus negeri maupun swasta. Bahkan,
tak jarang dari kalangan mahasiswa yang mulai serius dalam belajar berkarya.
Banyaknya anak bangsa yang berkarya, tidak menutup kemungkinan Indonesia bebas
dari tindakan plagiat. Maraknya pengguna jejaring sosial serta semakin canggihnya teknologi
informatika, dapat mempermudah tradisi ‘kutip-mengutip’ oleh masyarakat Indonesia.
Padahal, di mata hukum itu merupakan salah satu pelanggaran hak cipta. Yang mana, jika ada
yang melakukan plagiat terhadap hak cipta seseorang, maka ia akan dikenakan tindak pidana.
Ada dua faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi; pertama, minimnya
pengetahuan masyarakat mengenai segala hal yang terkait dengan hak cipta. Faktor ini
memang sering terkesan diabaikan oleh sebagian lapisan masyarakat. Akan tetapi,
pengetahuan mendasar tentang hak cipta merupakan hal yang penting untuk diketahui. Oleh
karena itu, sosialisasi dari pihak terkait sangat diperlukan seiring dengan kemajuan zaman.
Sosialisasi yang diharapkan tidak hanya berbentuk tulisan seperti yang telah banyak beredar,
tetapi juga dalam bentuk tindakan tegas, seperti yang telah terjadi dalam kasus korupsi, dsb.
Yang kedua ialah sikap ‘acuh tak acuh’ yang timbul dari segelintir orang
berpendidikan terkait masalah plagiat tersebut. Para siswa, mahasiswa, guru, dan terutama
dosen, sejatinya faham akan makna dari plagiat itu. Namun, kurangnya pemahaman terhadap
pengamalan, serta kurangnya kesadaran menuntut ilmu membuat sistem plagiat menjadi hal
yang lazim untuk dilakukan. Bahkan, tak jarang dari mereka yang hendak merebut gelar
Doktoral pun menggunakan sistem ini.
Seharusnya, pelanggaran-pelanggaran terhadap hak cipta seseorang itu mendapat
tindakan yang tegas dari pemerintah guna memberikan efek jera. Tidak hanya tindakan tegas,
perluasan pemahaman yang terkait dengan hak cipta juga harus dilakukan. Agar di hari ke
depan Indonesia dapat mencetak cendekiawan berbakat dalam berbagai bintang keilmuan
dalam ranah nasional maupun internasional.
Semoga dengan kesadaran diri dari setiap pendidik dan peserta didik untuk tidak
melakukan tradisi tersebut, dapat menurunkan angka plagiator tersembunyi yang beredar
dalam dunia pendidikan dan intelektual negeri dewasa ini.
Penulis: Mahasiswi Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin
mendekat untuk menjauh.
seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Dekat... tapi tak bisa
bertemu. Dekat... tapi tak tau keadaan mereka. Dekat... tapi tak bisa saling bersitatap.
yaaa.. Dekat.. tapi tak dekat
Rasa itu..
Seperti 'jim dan nun' dalam khasaisul arabiyah.
Ada tapi ghaib
Ada.. tapi tak dapat digapai
Ada.. tapi selalu terabaikan
dengan mimpi kita bisa tersenyum
rela... relakanlah masa itu..
biarkanlah jadi masa lalu..
roda kehidupan selalu berputar, perpisahan kini tlah tiba
" kalo bisa kerja maksimal, ngapain kerja dua kali?? "
kira-kira bgitu lah kata ust. Sholihan
ada yang bertanya, bagaimana rasanya menyayangi seseorang yang masih menyayangi orang
lain?
diam sejenak.. dan tarik nafas...
coba anda peluk kaktus yang berduri, peluk, peluk semakin erat..
bagaimana rasanya?
.mendekat untuk menjauh.
seperti itulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Dekat... tapi tak bisa
bertemu. Dekat... tapi tak tau keadaan mereka. Dekat... tapi tak bisa saling bersitatap.
yaaa.. Dekat.. tapi tak dekat
Biasa menurut kita, belum tentu biasa juga menurut orang lain.
Pemikiran memang relatif,
Tapi.. hati kita tetap sama
Yap,sama sama gak mau disakitin
Kata kakak..
'kalo rindu, nangis aja.. rindu itu gak ada obatnya
"tolong jangan buat bendungan ini runtuh. susah payah aku mempertahankan, menguatkan diri
dengan segala kerapuhan. sekarang kau datang ingin robohkan??? "
.Omne ovum ex vivo.
.omne vivum ex ovo.
.Omne vivum ex vivo.
*pelajaran ustadz mujazin yang masih ada atsarnya sampe ke perguruan tingg
"bolehkah bintang cita itu kujemput tahun depan?, atau hanya boleh stagnan cukup sampai pada
strata ini??"
aku negur karena sayang, bukan karena iri
aiiihhhh...
jadi teringat perkataan kaka, "maka bersyukurlah jika masih ada yang menegur kita dek,.. itu
artinya mereka masih menyayangi kita "
apapun jenisnya.. musibah itu bukan petaka.
yakin.. Allah punya alasan tersendiri untuk kejadian ini
husnudzon pada tugas adalah motivasi terhebat
marah itu mudah, sabar itu indah
Mawaddah itu perkara fisik..
Tapi rahmah bermakna lebih dalam lagi, yaitu kesetiaan.
_Ust. Athaillah_
nikmat itu ada dua...i'thoiyyah dan man'iyyah
tapi kalau jodoh yang ditarik sebagai contoh..
maka mayoritas yang kita temukan adalah man'iyyah (bertolak belakang dengan keinginan)
.rindu.
satu kata simple dengan makna mendalam
Menulis adalah warisan Islam terhebat yang pernah ada
sekali lagi saya akui,, "punya insting kuat itu sedih-sedih senang"
braaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!
pyaaaar!!
serpihan pahit itu harus pecah, berserakan kemana pun tak peduli
sedih itu harus mundur,
karena bahagia tengah menunggu jemputan mu
*keep smile neng
Selalu ada banyak cara agar kau bahagia..
Salah satunya dengan berusaha memaafkan mereka yang membuatmu GEMESS!!
Braaaaak,,, pyaaaar!!!!
Lagi-lagi serpihan itu menyebar, menggores setiap jengkal keberadaan
Akankah engkau mundur lantas pergi?
Ataukah tetap bertahan meski perih itu semakin mendalam??
Sekarang bener-bener ngerasa kehilangan.. Gak ada yang nemenin bicara, jalan-jalan, dan gak
ada yang nemenin agenda ke pasar tiap kali kesini
Mbah.. Kangen nih
*Allahmughfir laha warhamha wa'fu 'anha
Aamiin
Setahun lalu kaki ini pernah berpijak di kota itu..
Berdiri mengejar mimpi, meneguhkan hati bahwa ini yang benar benar terpilih..
Dan sekarang, masa itu akan tetap jadi mimpi terindah yang pernah ada, mimpi yang pernah
membawa segenap asa terpacu, mimpi yang telah Allah beri sebagai hadiah dari bagian
kehidupan,
Ya,,, mimpi yang tak akan terlupakan
TEMAN
Aku memang bukan seorang penulis hebat seperti idolaku, tere liye
Aku juga bukan seperti Khalil Gibran yang menoreh bait indah, penggetar hati
Aku hanya seorang manusia yang selalu salah dalam mengutarakan rasa
Yang selalu bertindak kasar, padahal hati ini takut kehilangan
Yang selalu menyakiti, padahal bibir ini ingin berkata ‘aku menyayangi’
Yang selalu egois, padahal hati ini menangis
Yang selalu terlihat marah, padahal diri ini sudah memaafkan
Yang selalu terlihat sombong, padahal hanya ingin menutupi kebimbangan
Aku tak pernah bisa mengungkapkan apa yang kurasa
Yang ada hanya selalu mengukir luka
Untuk itu…
Meski diam memang bukan bahasaku
Tapi menulis adalah hidupku
Aku dapat menceritakan suka duka
Menggapai asa meski tak nyata
Menceritakan betapa bahagianya aku telah menemukan sosok kalian dalam hidupku
Teman…
Adakala dimana aku dan kalian pernah hidup semasa
Mengukir tangis tawa di lembar cerita
Teman…
Ingatkah kau saat dimana kita saling pandang tak mengenal
Merajut tangan dan mulai mengatakan ‘teman’
Mengitari aluran melodi kehidupan
Dan berpisah dalam kedamaian
maafkan segala tutur yang pernah terlintas
maafkan segala kebaikan yang tak sempat terbalas
maafkan atas segala kemampuanku yang terbatas
Warna Yang Terlupa
ada satu warna yang mendominasi semua unsur kehidupan,.
ada satu warna yang selalu menjadi dasar semua kelakuan..
ada satu warna yang kadang membuat kita terkesima dalam diam..
ya.. satu warna.. 'putih'
satu warna yang kerap kali terlupa..
satu warna menyimbolkan kesucian, ketulusan, kebaikan, serta kebinasaan.
kita selalu menjudge orang tanpa alasan,
seakan-akan menegaskan bahwa kita lah yang benar..
tapi, ya itu tadi.. kita melupakan satu warna,
tidak berarti orang salah itu jahat..
bukan berarti juga ia tak memiliki sisi baik sedikitpun..
yah... itulah manusia.. kerap kali melupakan warna yang sejatinya pemberian Tuhan..
putih merupakan simbol dari fitrah berfikir, fitrah bertauhid, fitrah kehidupan, fitrah merasakan.
Tuhan menciptakan cinta dalam setiap hati makhluk-Nya,
kiranya itulah maksud Tuhan menciptakan cinta,
agar makhluk-Nya mau melihat kepada satu warna yang 'terlupa'
(Dr. Muhammad Said Ramadhan alButhy
sekarang disini, gak tau tahun depan.
setahun silam (kurang lebih lah), kita yang mbaca nadzom maqshud, kita yang cipika-cipiki sama
Bu Nyai. kita yang foto bareng per-angkatan. kita yang ribut sendiri mencari sanak keluarga.
dan aku...mencari sosok ibu, bertanya kesana-kemari, hingga ada berujar 'ibu di kamar fi'. sosok
ibu yang rela meluangkan waktu di sela-sela UN, terbang jauh dalam rentang waktu sehari
semalam harus sudah berada di Banjarmasin.
ya.. itu dulu.
dulu.. saat kita belum tahu kemana langkah kaki akan tertuju.
dulu.. saat kita masih rekat dalam satu wadah Darul 'Ulum.
bersihkan hati, bersihkan diri
asa handak guring mandangar kawan menggawi mantiq
*nyontek aja gen esok
Qiyas Iqtirani Syarthi:
jika aku mencintaimu, maka aku akan menunggumu.
jika aku menunggumu, maka aku akan menjaga hatiku untukmu.
.: jika aku mencintaimu, maka aku akan menjaga hatiku untukmu.
ketika anugerah Tuhan terbuang sia-sia..
Setinggi apapun ilmu seseorang
Sealim apapun keimanan seseorang terlihat
Tetap saja kecerdasan emosional itu nomor satu
Kata kakak, 'sambil nyelam minum air neng, sambil kuliah cari calon lah neng . '
Itu mah zaman dulu kak,... dulu nyelamnya di sungai, mau nyelam sambil minum air itu
anugerah.
Lah kalo sekarang:D nyelam sambil minum air laut mah ogah, yang ada malah kebablasan.
Zaman sekarang itu edisi alay kak. Gak bisa disamain sama orang dulu. Serba kemaruk. Serba
makin menjadi. Dulu sambil kuliah cari calon buat dinikahin. Lah sekarang, cari calon buat
dimainin.
Ada satu hal yang kusuka dari ajaran Tuhan yang bernama cinta.
Iya. Tuhan tak pernah lelah memberi. Itulah cinta Tuhan kepada makhluknya
ketika aku menjadi aku
baru tersadar.. 'diam-diam hati menyimpan sebuah nama'