MAKALAH DASPROS 1 KETERAMPILAN BERTANYA

MAKALAH DASPROS 1
KETERAMPILAN BERTANYA
A. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berfikir. Dalam proses belajar mengajar , bertanya memainkan peranan penting sebab
perrtanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan
memberikan dampak positif terhadap siswa , yaitu :
• Meningkatkan partisipasi siswa dalam dalam kegiatan belajar mengajar ,
• Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadapi atau dibicarakan.
• Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri
sesungguhnya adalah bertanya.
• Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
menentukan jawaban yang baik.
• Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih
dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya .
a. Dasar- dasar pertanyaan yang baik
Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa

• Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
• Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
• Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.
• Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
• Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siwa untuk
menjawab atau bertanya.
• Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang
benar.
b. Jenis –jenis pertanyaan yang baik
• Jenis pertanyaan yang menurut maksudnya

1) Pertanyaan permintaan ( compliance question )
2) Pertanyaan retoris ( rhetorical question)
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun ( prompting question)
4) Pertanyaan menggali ( probing question)
• Jenis pertanyaan menurut taksonomi bloom
1) Pertanyaan pengetahuan
2) Pertanyaan pemahaman
3) Pertanyaan penerapan
4) Pertanyaan sintetis

5) Pertanyaan evaluasi
c. Hal – hal yang perlu diperhatikan
• Kehangatan atau keantusiasan.
Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan
menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
• Kebiasaan yang perlu dihindari .
Guru harus menghindari kebiasaan seperti :
1) Menjawab pertanyaan sendiri.
2) Mengulang jawaban siswa
3) Mengulang pertanyaan sendiri
4) Mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang serentak
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya
6) Mengajukan pertanyaan ganda.
Ada 4 alasan mengapa seseorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya :
1. Pada umumnya guru masih sering mendominasi kelas dengan metode ceramah.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk
bertanya , sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam.
3. Penerapan pendekatan CBSA adalah kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan
siswa secara mental intelektual.


4. Adanya anggapan bahwa pernyataan yang diajukan guru berfungsi untuk menguji
pemahaman siswa.
Definisi Dan Fungsi Pertanyaan
G.A.Brown dan R.Edmonson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai : “segala
pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”.Pertanyaan tidak selalu dalam
kalimat tanya,tetapi dapat juga dalam bentuk kalimat perintah atau kalimat pertanyaan.
Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran antara lain :
a. Mendorong siswa untuk berfikir
b. Meningkatkan keterlibatan siswa
c. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
d. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
e. Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik
Masih banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para ahli peneliti,namun
daftar diatas sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan tersebut sangat
bervariasi.
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting didalam kelas dimana bertanya
untuk mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan berfikir
secara kompleks setelah diberikan pelajaran.
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan siswa untuk berfikir
dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.Gurudalam mengajukan

pertanyaan kepada seorang siswa sering kali tidak terjawab,sebab maksud pertanyaan
tersebut kurang dapat dipahami oleh siswa dalam hal ini.Umumnya bertanya jika ia ingin
mengetahui apa yang belum diketahuinya.Didalam kelas,guru bertanya kepada siswa
untuk berbagai tujuan.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang sekaligus bagian dari
keberhasilan dalam mengelola intruksional dan pengelolahan kelas.Melalui keterampilan
bertanya,guru mampu mendeteksi hambatan proses berfikirdikalangan siswa dan
sekaligus dapat memperbaiki dan menungkatkan proses belajar mengajar dikalangan
siswa.Dengan demikian,guru dapat mengembangkan pengolahan kelas dan sekaligus

dapat menarik simpati dan empati dikalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap
guru meningkat dan pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih ditingkatkan.
Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan bertanya cukup mendominasi kelas,guru
menggunakan 30% dari waktu untuk bertanya.Pada umumnya tujuan bertanya adalah
untuk memperoleh informasi dan untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru
dengan siswa,siswa dengan siswa yang saling berpartisipasi dalam kegiatan belajar
mengajar.
Komponen – Komponen keterampilan bertanya dibedakan atas :
1. Keterampilan bertanya dasar

Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.Komponen – komponen yang
dimaksud adalah pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat,pemberian
acuan,pemusatan,pemindah giliran,penyebaran,pemberian waktu berfikir dan pemberian
tuntutan.
Keterampilan bertanya terdiri atas komponen – komponen berikut :
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas,sehingga mudah dipahami
oleh para siswa.Pertanyaan yang demikian dibuat dengan menggunakan struktur kalimat
yang sederhana serta kata – kata yang sudah dikenal siswa.
Cobalah bandingkan pertanyaan – pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang menyebabkan sehingga banyak siswa diberi kesempatan bertanya tidak
menggunakannya ?
2. Mengapa banyak siswa yang tidak menggunakan kesempatan bertanya ?
Pertanyaan yang kedua lebih jelas dan singkat dari pada pertanyaan pertama.
b. Pemberian acuan
Sebuah pertanyaan dapat dijawab jika yang ditanya mengetahui informasi yang berkaitan
dengan pertanyaan tersebut.Oleh karena itu sebelum bertanya,guru perlu memberikan
acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa.Siawa akan mengelolah informasi
yang diberikan sehingga dapat menjawab pertanyaan guru.

c. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.Pertanyaan luas

menuntut jawaban pertanyaan yang umum dan cukup luas,sedangkan pertanyaan yang
sempit menuntun jawaban yang khusus dan spesifik.
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan,lebih – lebih pertanyaan yang cukup kompleks,tidak
dapat dijawab tuntas oleh seorang siswa.Dalam hal ini guru perlu memberikan
kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran.Artinya,setelah siswa
pertama memberikan jawaban,guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban
tersebut,kemudian meminta lagi kepada siswa ketiga dan seterusnya.Cara seperti ini
dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya
serta meningkatkan interaksi antar siswa.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Kalau mungkin semua siswa didalam kelas mendapat giliran yang merata
untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyebaran perlu diperhatikan oleh guru, lebih-lebih
bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Adakalanya guru
melupakan siswa yang duduk diderertan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran
pertanyaan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatkan perhatian

dan partisipasi siswa.
f. Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir demikian
juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk
memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan
pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk
siswa untuk menjawab pertanyaannya. Kebiasaan guru yang menunjuk siswa yang lebih
dahulu untuk menjawab pertanyaan itu yang diajukan, tidak dapat dibenarkan sebab tidak
memberikan waktu untuk berpikir dan siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru.
g. Memberikan tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun
jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam
hal ini, guru tidak boleh diam dan menunggu sampai siswa memberikan jawaban. Guru
harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu
memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain dengan

berbagai cara berikut :
1. Memparafrase yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih
mudah dan sederhana, sehingga dapat dipahami oleh siswa.
2. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sedrhana yang dapat menuntun siswa

mwnemukan jawaban.
3. Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan
yang diajukan.
2. Ketermpilan bertanya lanjut
Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan keterampilan bertanya dasar yang
lerbih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatf sendiri. Keterampilan bertanya
lanjut dibentuk atas landasan: penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena
itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan
bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan,
Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
Ketika menerapkan keterampilan bertanya lanjut, guru juga menerapkan atau
menggunakan keterampilan bertanya dasar. Komponen keterampilan bertanya lanjut
terdiri atas :
a. Pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berpikir. Jika guru hanya
mengajukan pertanyaan yanga bersifat ingatan, seperti halnya menanyakan : apa, siapa,
dimana, atau berapa, maka proses mental yang terdiri dari diri siswa rendah karena siswa
tidak perlu berpikir tetapi hanya mengingat. Tetapi jika guru mengajukan pertanyaan

mengapa, bagaimana pendapatmu, jelaskan terjadinya, dan yang sejenis, siswa akan
berpikir keras sehingga menuntut terjadinya proses mental tinggi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang secara baik dan wajar, guru
hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan pada tingkat tertentu
hendaknya dimantapkan kemudian beralih tingkat pertanyaan yang lebih tinggi.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak

Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang diberikan oleh siswa
dianggap benar tetapi dapat dilengkapi lagi, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak
yang dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan. Teknik
pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru, antara lain sebagai berikut :
1. Meminta klarifikasi
Teknik ini dipakai guru jika jawaban siswa kurang jelas atau diungkapkan dengan
kalimat kabur.
2. Meminta siswa memberi alasan
Teknik dapat digunakan jika guru menginginkan siswa memberikan bukti-bukti dari
pendapat atau pandangan yang diberikannya sebagai jawaban atas pertanyaan guru.
3. Meminta kesepakatan pandangan siswa
Jika guru meminta pandangan siswa tentang satu masalah dan seorang siswa sudah

menyatakan pendapatnya, untuk mendapatkan kesepakatan dan kebenaran akan
kesepakatan tersebut, guru dapat meminta siswa lain.
4. Meminta ketetapan jawaban
Teknik dapat digunakan guru jika jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau
kurang sempurna. Pertanyaan pelacak yang diberikan guru diharapkan dapat menuntun
siswa melengkapi atau memperbaiki jawaban yang diberikan tanpa membuat siswa jadi
malu.
5. Meminta jawaban yang relevan
Jika siswa memberikan jawaban yang kurang relevan dengan pertanyaan guru, guru dapat
mengajukan pertanyaan pelacak. Tujuan pertanyaan pelacak dalam kaitan ini adalah
menyadarkan siswa akan ketidak relevanan jawaban serta menuntun siswa untuk
memberikan jawaban yang lebih relevan.
6. Meminta contoh

Teknik ini hampir sama dengan teknik meminta siswa memberikan alasan, yaitu jika
siswa memberikan jawaban yang samar-samar atau terlalu luas, guru dapat mengajukan
pertanyaan pelacak untuk meminta siswa memberikan ilustrasi atau contoh konkrit dari
jawaban.
7. Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika menganggap jawaban siswa masih dapat dikembangkan menjadi jawaban yang lebih

kompleks, guru dapat mengjukan pertanyaan pelacak, pertanyaan pelacak bertujuan
untuk membimbing siswa untuk berpikir lebih kritis dalam mengembangkan jawabannya.
d. peningkatan terjadinya interaksi.
Dalam kaitan dengan keterampilan bertanya melanjut, peningkatan terjadinya interaksi
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Menghindarai ataumengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seseorang siswa
sebagai gantinya siswa diminta mendiskusikan jawaban pertanyaan tersebut dalam
pasangan atau kelompok kecil.
2. Mendorong siswa untuk mengjukan pertanyaan sehingga guru bukan satu-satunya
orang yang bertanya dalam kelas.
3. Jika siswa mengajukan pertanyaan berikan kesempatan pada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut, sehingga terjadi interaksi antar siswa. Dengan cara
tersebut diatas, partisipasi siswa dalam keles dapat ditiingkatkan.
Prinsip penggunaan
1. Kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diiajuka dengan penuh kehangatan dan keantusiasan karena halini
akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. menghindari kebisaan-kebiasaan sebagai berikut:

a. Mengulangi pertanayaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatika pertayaan
pertam sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa
b. Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan memberikan pengutan sangat baik dilakukan
oleh guru, namun jika guru terbiasa mengulangai jawaban siswa, maka siswa lain akan
mendengarkan jawaban temanya karena akan di ulang oleh guru.
c. Menjawab pertanyaan sendiri
Guru cenderung menjawab sendiri kalau siswa tidak ada yang memberikan jawaban.
Kebiasan ini tidak baik karena dapat membuat siswa frustasi dan malas belajara.
d. Mengjuhkan jawaban yang memancing jawaban serentak
Guru kadang-kadang mengajuhkan pertanyaan memancing jawaban serentak sehingga
kelas jadi hidup. Namun kalau hal ini dibiasakan akan menurunkan pungsi pertanyaan
karena guru tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak
meminta jawaban perorangan.
e. Mengajukan pertanyaan ganda
Kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang menanyakan beberapa hal sehingga
siswa harus melakukan beberapa tugas dalam waktu sinkat
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain untuk tidak
memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru memajukaan pertanyaan keseluruh
kelas, menunggu sejenak kemudian baru menunjuk siswa untuk menjawabnya.
3. memberikan waktu berpikir
pada petanyaan tingkat lajut waktu berpikir diberikan hendaknya lebih lama dari waktu
berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar.
Hal ini sangat perlu diperhatiakan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk
berpikir dan menyusun jawaban.
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat

sehingga urutan tingkatan kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu, dan materi
pelajaran dicakup secara tuntas
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya dinilai oleh guru stelah
pelajaran berlangsung .
Dengan memeperhatikan prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya tersebut
diatas,diharapkan guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa
keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan yang diajukan.
sumber: http://irawatiagusmanmalik.wordpress.com/2013/12/07/makalah-daspros-1keterampilan-bertanya. (diakses pada tanggal 6 Januari 2015, 03:48).

Komponen Keterampilan Bertanya
Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas beberapa komponen yang perlu diterapkan
oleh guru dalam mengajukan berbagai jenis pertanyaan. Selanjutnya Wardani
mengemukakan tentang komponen-komponen keterampilan bertanya dasar, sebagai
berikut:
1.
Mengajukan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan yang jelas
dan singkat akan membantu mempermudah siswa dalam memahami pertanyaan
yang diajukan. Guru dapat membuat pertanyaan dengan struktur kalimat yang
sederhana dan mudah dipahami oleh siswa.
2.
Memberi acuan. Sebelum bertanya guru hendaknya memberikan acuan
berupa informasi yang berkaitan dengan isi pertanyaan kepada siswa. Dengan
demikian siswa akan dapat menjawab pertanyaan guru setelah mengolah informasi
yang diberikan.

3.

Pemusatan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan guruhendaknya jangan
terlalu luas sehingga membutuhkan jawaban yang luas juga. Pertanyaan yang lebih
spesifik dan sempit akan menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang
lebih khusus. Jika yang diajukan adalah pertanyaan yang umum maka usahakan
diiringi dengan pertanyaan yang lebih spesifik.
4.
Pemindahan giliran. Pertanyaan yang rumit kadang-kadang tidak mampu
dijawab oleh seorang siswa secara lengkap. Untuk itu guru perlu memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk melengkapinya. Dengan memindah giliran,
siswa akan termotivasi untuk memperhatikan jawaban yang diberikan temannya
dan memungkinkan timbulnya interaksi antar siswa.
5.
Penyebaran. Jika memungkinkan dan waktu mencukupi, setiap siswa
sebaiknya mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan guru. Tujuan penyebaran
pertanyaan hampir sama dengan pemindahan giliran yaitu meningkatkan perhatian
dan partisipasi siswa. Bedanya, pada pemindahan giliran pertanyaannya satu tetapi
rumit dan dijawab oleh siswa secara bergilir untuk saling melengkapi; sedangkan
pada penyebaran masing-masing siswa menjawab pertanyaan yang berbeda.
6.
Memberi waktu berfikir. Dalam mengajukan pertanyaan, gurutidak perlu
menunjuk siswa terlebih dahulu. Seyogyanya ajukan pertanyaan, beri waktu
kepada siswa untuk berfikir kemudian tentukan atau tunjuk siswa yang akan
menjawab pertanyaan itu.
7.
Memberikan tuntunan. Sering terjadi jawaban yang diberikan siswa
terhadap pertanyaan guru tidak sesuai harapan (jawaban salah). Jika terjadi hal
seperti ini guru jangan menunggu sampai ada siswa yang menjawab dengan benar
karena akan menyita waktu pembelajaran. Guru dapat memberikan gambaran yang
bisa menuntun siswa secara bertahap sehingga siswa mampu memberikan jawaban
sesuai yang diharapkan. Langkah-langkahnya seperti berikut:

Mengulang pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.

Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dengan lebih jelas.

Menjelaskan kembali informasi yang berhubungan dengan pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran, tujuan utama pertanyaan yang diajukan guru adalah agar
siswa belajar dengan harapan memperoleh pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan berpikirnya, oleh karena itu komponen-komponen keterampilan bertanya

dasar di atas seharusnya merupakan keterampilan bertanya yang wajib
dikuasai/dimiliki oleh seorang guru.
Sumber: http://www.gurukelas.com/2012/02/komponen-keterampilan-bertanyadasar.html (diakses pada tanggal 6 Januari 2015, 03:50)

Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Dalam proses belajar mengajar, bertanya dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat
memainkan peranan penting karena dapat menciptakan pembelajaran yang efektif. Karenanya,
dalam proses pembelajaran peserta didik hendaknya guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang akan merangsang siswa terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran tersebut.
Dengan adanya rangsangan dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan maka:


meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;



memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang dibahas;



mengembangkan pola berpikir peserta didik;



menggali informasi;



mengecek pemahaman peserta didik;



membangkitkan minat peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas;



menuntun proses berpikir peserta didik karena pertanyaan yang efektif yang diajukan
guru akan menuntun peserta didik menuju jawaban yang benar;

n hendaknya dikuasai guru dan terus dilatih agar pertanyaan yang diajukan tidak menimbulkan
pengertian ganda dan menuntun peserta didik untuk menjawab pertanyaan. Untuk itu guru perlu
mengetahui kriteria pertanyaan yang baik, yaitu:
1.

Pertanyaan tersebut hendaknya jelas, singkat dan mudah dimengerti oleh siswa;

2.

Pertanyaan tersebut terfokus pada suatu masalah tertentu;

3.

Pertanyaan tersebut memberikan informasi yang cukup tentang apa yang ditanyakan.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta didik hendaknya guru memberikan waktu yang
cukup untuk berpikir sebelum menj awab pertanyaan dan memberikan tuntunan kepada mereka.
Dengan demikian peserta didik mampu menemukan sendiri jawaban yang benar. Hal ini penting
dilakukan karena setiap peserta didik mempunyai latar belakang dan kemampuan yang berbeda.

Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik berpikir akan melatih peserta didik
mengaktifkan otaknya.
Pertanyaan yang diajukan hendaknya memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
menjawabnya. Karenanya, pertanyaan tersebut disebarkan kepada semua peserta didik secara
merata. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta didik memperoleh
kesempatan untuk menjawabnya, karena hal ini akan membuat peserta didik frustrasi dan
mungkin tidak akan mengikuti pelajaran dengan baik.
Memberikan respon yang ramah dan menyenangkan, menunjukkan suara, ekspresi wajah,
gerakan, dan posisi yang menampakkan kehangatan, serta keantusiasan pada waktu mengajukan
pertanyaan maupun ketika menerima jawaban peserta didik akan meningkatkan kreatifitas dan
keaktifan, seperti keberanian peserta didik untuk menjawab atau bertanya. Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan guru menurut Moch. Uzer Usman (1992) terbagi ke dalam dua jenis berikut.
1) Jenis pertanyaan menurut maksudnya.


Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan
agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh:
“Dapatkah kamu tenang agar suara Bapak (Ibu) dapat didengar oleh kalian semua?”



Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian
informasi kepada murid. Contoh: “Mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan
PPL? Se¬bab observasi merupakan … ” dan seterusnya.



Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yakni pertanyaan yang
diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan
apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan dengan seksama bagian tertentu atau
pokok inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat
menjawab atau salah dalam menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan
mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat
menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.



Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong
murid untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan yang pertama. Dengan
pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

2) Jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom.


• Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), yakni pertanyaan
yang menghendaki jawaban yang bersifat hafalan atau ingatan dengan menggunakan katakata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: “Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!”



Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yakni pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan katakata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh: “Jelaskan manfaat micro-teaching!”



Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban
untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. Contoh: “Berdasarkan
kriteria tertentu, cobalah Anda rumuskan sebuah TIK!”



Pertanyaan analisis (analysis question), yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban dengan
cara mengidentifikasi, mencari bukti-bukti, dan menarik kesimpulan. Contoh: “Berdasarkan
proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat Anda berikan?”



Pertanyaan sintesis (synthesis question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban
yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut murid untuk membuat
ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: “Apa yang terjadi
bila musim kemarau tiba?” ; “Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau
mem¬perhatikan pelajaran?”



Pertanyaan evaluatif (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban
dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan.
Contoh: “Bagaimana pendapat Anda tentang program transmigrasi?”
“Apa komentar Anda tentang keluarga berencana?”

Keterampilan Bertanya (Questioning Skills)
Agar pertanyaan yang diajukan guru mencapai sasaran, sebaiknya guru tidak mengajukan
pertanyan tersebut secara berulang-ulang agar tidak menimbulkan penurunan perhatian dan

partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu hendaknya peserta didik tidak
menjawab secara serempak karena guru tidak akan mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab
benar dan siapa yang salah.
Menentukan peserta didik yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan akan
menyebabkan peserta didik yang tidak ditunjuk untuk men¬jawab tidak memikirkan jawaban
pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh peserta,
kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawabnya. Keterampilan bertanya hendaknya
terus dilatih lebih lanjut oleh guru agar menguasai keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan
bertanya lanjutan menurut Moch. Uzer Usman (1992) terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda,
dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu, guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan dari tingkat mengingat kembali fakta-fakta ke berbagai tingkat kognitif lainnya yang
lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintetis, dan evaluasi. Guru dapat pula
mengajukan pertanyaan pelacak (probing).
2) Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan per¬tanyaan yang diajukan kepada siswa dari
tingkat mengingat, kemudian pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Usa¬hakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau yang bolak-balik.
Misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi kepada pertanyaan ingatan,
kemudian melonjak kepada pertanyaan evaluasi. Hal ini akan menimbulkan kebingungan pada
peserta didik dan partisipasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran dapat menurun.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa
tersebut. Berikut ini adalah beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan.



Klasifikasi: Jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru dapat
memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa tersebut untuk menjelaskan dengan
kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik.



Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yang dapat menunjang kebenaran
pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru.



Meminta kesempatan pandangan guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa
lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban
rekannya agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak.



Meminta kesempatan jawaban guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali
jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat.



Meminta jawaban yang lebih relevan bila jawaban siswa kurang relevan, guru dapat
meminta jawaban yang benar dan relevan dari sis wa tersebut.



Meminta contoh bila siswa menjawab dengan samar-samar, guru dapat meminta siswa
untuk memberikan ilustrasi atau contoh kongkrit tentang apa yang dikemukakannya.



Meminta jawaban yang lebih kompoleks guru dapat meminta siswa tersebut untuk
memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya
menjadi lebih kompleks.

Sumber: http://panduanguru.com/keterampilan-bertanya-questioning-skills/
(diakses pada tanggal 6 Januari 2015, 03:56)

Keterampilan Memberikan Penguatan
A. Hakikat Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Secara psikologis setiap orang
mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah
dilakukannya. Melalui penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan
bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi pemacu
untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya.
Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Melalui
keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan
merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus dari guru, atau
siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat. Penguatan
juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan kerjanya.
Pujian atau respons positif yang diberikan oleh guru atau siswa yang telah
menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan
merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan dengan demikian akan menjadi
motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi terbaiknya. Akan tetapi bagi
yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang karena apa yang
ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui. Anak butuh pengakuan terhaap
sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan menimbulkan dampak positif
terhadap proses pembelajaran.
Penguatan hanya terbatas pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang
betul, yang tampak dari jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat
memisahkan mana yang betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak
perlu dilanjutkan.
Oleh karena itu guru harus melatih dengan berbagai jenis penguatan dan
membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran
tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan tetapi
bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang
selalu saling menghargai.
B. Tujuan dan Manfaat Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui
kata-kata (verbal) maupun non-verbal seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri
siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah :

1. Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh
guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa diperhatikan
oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring
dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa
semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan semakian baik
pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu melalui
penguatan.
3. Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran
bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus
ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan
renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk
mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal
dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan
negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus
dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam
belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru
terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
5. Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman,
dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui
penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa
akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan
perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai dampak dari adanya
respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.
C. Komponen Keterampilan Penguatan
Penggunaan keterampilan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati,
disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang,
tujuan, dan sifat tugas. Pemberian pengguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa
komponen keterampilan memberikan penguatan ialah sebgai berikut.
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal dapat berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan guru.
Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai pendapatmu”, “pikiranmu
sangat cerdas”, dan lain-lain.
2. Pengguatan Non Verbal
Pengguatan non verbal meliputi antara lain:
a. Penguatan gestural

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerak wajah dan anggota badan
yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya mengangkat alis, tersenyum,
tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikkan ibu jari “jempol”, dan lain-lain.
b. Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk menyatakan perhatian
guru terhadap pekarjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk
dalam kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati
siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
c. Penguatan dengan sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa,
menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa, seringkali untuk anak-anak
masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.
d. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai
mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin
kegiatan, dan lain-lain.
e. Penguatan berupa tanda dan benda
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam
simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk
penguatan ini antara lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian
perangko, mata uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya.
f. Penguatan berupa simbol atau benda
Misalnya (V), komentar tertulis pada buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik,
lencana, dan benda-benda lain yang tidak terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai
arti simbolik.
g. Penguatan tidak penuh
Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya
tidak langsung memberikan respon menyalahkan siswa itu. Tindakan guru yang baik
dengan keadaan seperti ini adalah memberikan penguatan tidak penuh.Penggunaan
kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar
lebih giat lagi dan lebih bermakna.
D. Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan
atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4) Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang
memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan,
maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
E. Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun
dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
Sumber: http://1sajak.blogspot.com/2013/12/ketrampilan-memberi-penguatandalam_1315.html (diakses pada tanggal 6 Januari 2015, 04:01).

Keterampilan Memberikan Penguatan
1. Hakikat Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan
dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal.
Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan,
sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan ekspresi wajah,gerakan
tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas,
dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan
untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan
negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau
menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.
Menurut Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Skinner
menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan negatif.

Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut
seiring dengan meningkatnya perilaku anak yang melakukan pengulanggan
perilakunya itu, contohnya pujian. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau
tidak diharapkan sehingga tidak menunjang tujuan pembelajaran, harus segera
diberi penguatan negatif agar respon tersebut tidak di ulangi lagi dan berubah
menjadi respon yang sifatnya positif contohnya teguran, peringatan atau sanksi.
Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar,
membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri,
dan memelihara iklim belajar yang kondusif. Keterampilan memberikan
penguatan merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus
dikuasai guru untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya dalam
mencapai perkembangan yang optimal pada pembelajaran. Guru memiliki
kelebihan serta kekurangan dalam menerapkan penguatan karena kemampuan
setiap guru berbeda-beda. Selain itu, masih ditemukan beberapa sikap guru
yang kurang sesuai saat memberikan penguatan.Keterampilan memberikan
penguatan yaitu kecakapan yang harus dikuasai guru dalam memberikan
penghargaan kepada siswa agar terdorong mengulangi kembali sikap positif
dalam pembelajaran sehingga mencapai perkembangan secara optimal.
Penghargaan tersebut antara lain penguatan verbal berupa kata atau kalimat
pujian dan penguatan non verbal berupa penguatan gestural, kontak, dengan
mendekati, kegiatan yang menyenangkan, simbol/benda dan tak penuh. Agar
penguatan bermakna bagi siswa maka harus diberikan dengan sungguhsungguh, bervariasi dan menghindari penggunaan respon negatif. Penguatan
harus jelas diberikan kepada sasaran serta diberikan segera setelah siswa
melakukan respon positif. setiap guru memilliki kelebihan dan kekurangan
dalam menerapkan penguatan. Penguatan memiliki pengaruh positif dan
negatif bagi siswa. Saran bagi guru harus memiliki pengetahuan yang banyak
tentang keterampilan memberikan penguatan agar dapat menerapkannya
dengan baik.

2. Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan
Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari
penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Penguatan verbal adalah
pemberian penguatan yang berupa pujian yang dinyatakan dengan ucapan kata
atau kalimat ,Contohnya : berupa kata-kata atau kalimat pujian, seperti
”bagus”, ” tepat sekali” atau ” saya puas dengan pekerjaanmu”. sedangkan
penguatan nonverbal dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language),
Contonya :
1. Penguatan berupa mimik dan gerak badan, seperti senyuman, anggukan,
acungan ibu jari, atau tepuk tangan, kadang-kadang dilaksanakan bersamasama dengan penguatan verbal.
2. Penguatan dengan cara mendekati, yaitu mendekatnya guru kepada siswa
untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap tingkah laku,
pekerjaan, atau penampilan siswa. Caranya antara lain dengan berdiri
disamping siswa, berjalan menuju ke arah siswa, duduk dekat seorang atau
sekelompok siswa, dan berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi untuk
memperkuat penguatan verbal.
3. Penguatan dengan sentuhan, misalnya dengan menepuk-nepuk bahu atau
pundak siswa, menjabat tangan siswa, mengangkat tangan siswa yang menang
dalam pertandingan. Penggunaan jenis penguatan ini harus dipertimbangkan
dengan seksama agar sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan latar belakang
kebudayaan setempat.
4. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya meminta siswa
membantu temannya bila ia selesai mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu
dengan tepat, siswa diminta untuk memimpin kegiatan.

5. Penguatan berupa simbol atau benda, misalnya (V), komentar tertulis pada
buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain
yang tidak terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.
6. Penguatan tidak penuh, jika siswa memberikan jawaban yang hanya
sebagian saja benar, guru hendaknya tidak langsung memberikan respon
menyalahkan siswa itu. Tindakan guru yang baik dengan keadaan seperti ini
adalah memberikan penguatan tidak penuh.Penggunaan kedua bentuk
penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat
lagi dan lebih bermakna.
Adapun tujuan pemberian penguatan ini adalah:
Ø Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
Ø Mengontrol perilaku yang negative
Ø Menumbuhkan rasa percaya diri
Ø Memelihara iklim kelas yang kondusif.
Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa
dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian
ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru
sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif
berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa
merasa terbebas dari keadaan seperti itu.

Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1.Arus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul. kehangatan
dan keantusiasan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus bervariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
Sumber: http://udintou.blogspot.com/2012/01/keterampilan-memberikanpenguatan-dan.html (diakses pada tanggal 6 Januari 2015, 04:08)