T2 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kontekstual Bidang Studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

Lampiran 1 Pedoman Wawancara
1. Pedoman Wawancara Kepala SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga

Tanggal Wawancara

: _____________

Tempat Wawancara

: _____________

Nama Lengkap

: _____________

Pendidikan Terakhir

: _____________

Lama Menjabat


: _____________

No.

Pertanyaan

1.

Untuk mewujudkan profil siswa strong in
Christian character, apa yang diharapkan
dapat tercapai melalui pelajaran PAK?
Bagaimana cara sekolah mewujudkan profil
tersebut (secara umum)?
Bagaimana cara sekolah mendukung
proses
pembelajaran
PAK
untuk
mewujudkan profil Kristiani pada siswa?

Bagaimana
kondisi
siswa
secara
keseluruhan baik sosial, ekonomi, dan
budaya siswa?
Bagaimana tanggapan yang diberikan atas
model pembelajaran kontekstual yang
dilakukan guru PAK? Adakah manfaat yang
sudah terlihat?
Bagaimana perubahan sikap siswa secara
signifikan pasca pembelajaran PAK?
Bagaimana kerja sama guru PAK dan BK
untuk mewujudkan empat profil siswa,
terutama strong in chirstian character?
Bagaimana evaluasi yang dapat diberikan
terhadap kerja sama tersebut?
Bagaimana evaluasi kepada guru PAK pada
proses pembelajaran PAK?
Bagaimana kerja sama sekolah dan orang

tua/wali
siswa
untuk
mewujudkan
karakter tersebut?

2.
3.

4.

5.

6.
7.

8.
9.
10.


110

Jawaban

2. Pedoman Wawancara Guru Agama
Tanggal Wawancara

: _____________

Tempat Wawancara

: _____________

Nama Lengkap

: _____________

Pendidikan Terakhir

: _____________


Lama Menjabat

: _____________

No.

Pertanyaan

1.

Bagaimana backgroud studi anda dalam
membantu anda untuk mengajar PAK
(profil guru atau konteks)?
Menurut anda, bagaimana profil/backgroud
siswa secara keseluruhan (sosial, ekonomi,
budaya) di SMA Kristen Satya Wacana?
Berdasarkan profil tersebut, bagaiman
mana anda merancang pembelajaran
berdasrakan kebutuhan siswa?

Bagaimana
anda
mempersiapkan
pembelajaran PAK berbasis kontekstual?
Bagaimana anda mempersiapkan materi?
Apakah menggunakan satu buku ajar saja,
atau menggunakan beberapa sumber dan
dipersiapkan secara mandiri?
Bagaimana proses pembelajaran di kelas
dilaksanakan? Metode apa saja yang biasa
diterapkan agar siswa tidak hanya jatuh
pada pemahaman konsep? (tujunnya
untuk melihat asas apa saja yang
digunakan guru)
Bagaimana
dengan
siswa
yang
membutuhkan
penanganan

khusus
(bimbingan rohani) di SMA Kristen Satya
Wacana?
Bagaimana relevansi pembelajaran PAK
terhadap iman dan sikap siswa?
Bagaimana tantangan yang muncul selama
mempersiapkan
dan
melaksanakan
pembelajaran?
Bagaimana kerjasama anda dengan bidang
studi lain, misalnya BK untuk membangun
karakter kristen kepada siswa?
Bagaimana dengan hambatan yang muncul
dalam kerjasama tersebut?
Bagaimana peran orang tua/wali siswa

2.

3.


4.
5.

6.

7.

8.
9.

10.

11.
12.

111

Jawaban


dalam membantu pelaksanakan
pembelajaran PAK?
3. Pedoman Wawancara Guru BP
Tanggal Wawancara

: _____________

Tempat Wawancara

: _____________

Nama Lengkap

: _____________

Pendidikan Terakhir

: _____________

Lama Menjabat

No.
1.

2.

3.
4.
5.

: _____________
Pertanyaan

Jawaban

Bagaimana profil siswa SMA Kristen Satya
Wacana secara sosial, ekonomi dan
budaya?
Bagaimana
kerjasama
yang

terjalin
bersama guru PAK untuk membentuk
karakter Kristiani siswa? (melihat apakah
ada metode khusus dalam pelaksanaan)
Bagaimana hambatan yang muncul dalam
kerja sama tersebut?
Bagaimana perubahan sikap siswa yang
terlihat?
Bagaimana kerja sama orang tua/wali
siswa dengan guru BP berkaitan dengan
mewujudkan karakter kristiani siswa?

4. Form Wawancara Terbuka Siswa
Form Wawancara Terbuka
Pendidikan Agama Kristen Berbasis Kontekstual
Di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
Pertanyaan:
1. Bagaimana jalannya proses pembelajaran PAK di kelas?
2. Metode apa saja yang pernah digunakan guru PAK anda
untuk membantu memahami tiap topik pembelajaran?
3. Apakah

anda

pernah

mengalami

kesulitan

pembelajaran PAK? Bagaimana guru membantu anda?

112

dalam

4. Bagaimana hasil pembelajaran PAK terhadap cara anda
bersikap, berpikir dan berrelasi dengan orang lain?
5. Pernahkah anda terbantu untuk menyelesaikan permasalahan
yang

anda

alami

setelah

mengikuti

dan

memahami

pembelajaran PAK? Ceritakanlah pengalaman tersebut!

113

Lampiran 2 Pedoman Observasi
Instrumen Pedoman Observasi
Proses Belajar Mengajar
Indikator

Ada

Tidak
Ada

Penggunaan Media
 LCD
 Video
 Musik tertentu
 Permainan
 Gambar
 Buku teks
(dipilih salah satu atau
lebih jika memang ada)
Konstruksi
(guru membangun
pemahaman awal siswa
melalui pertanyaan yang
berkaitan dengan materi
ajar)
Pemodelan
(guru memberikan
contoh tokoh atau model
untuk menguatkan
pemahaman siswa
terhadap materi
pembelajaran dan
menjelaskannya)
Refleksi
(guru memberi waktu
siswa untuk
merenungkan materi
pembelajaran dengan
pengalaman mereka,
memberikan tugas untuk
merefleksikan materi
dengan kehidupan
mereka misal: renungan,
menggambar,
menuliskan pengalaman,
cerita pendek, dll)
Penilaian Nyata
(guru memberikan
penilaian tidak hanya
berdasarkan hasil tes,

114

Keterangan
Pelaksanaan

tetapi sejak proses
pembelajaran di kelas)
Invitasi
(guru menjelaskan materi
yang akan dipelajari di
awal pembelajaran dan
menarik perhatian siswa
dengan pertanyaanpertanyaan)
Eksplorasi
(guru memberi ruang
siswa untuk
menyampaikan
pendapat, ide,
pengalaman, saran,
menemukan sendiri
pemahaman yang
mendalam berkaitan
dengan materi atau
menemukan
permasalahan yang
belum diketahui
solusinya)
Penjelasan dan Solusi
(guru menjawab
pertanyaan siswa,
maupun menguatkan
pendapat siswa berkaitan
dengan materi serta
membantu memberikan
pilihan solusi yang
nantinya diputuskan
sendiri oleh siswa)
Pengambilan tindakan
(guru bersama-sama
dengan siswa
menjalankan solusi yang
telah diputuskan untuk
menjawab masalah yang
diangkat)

115

Lampiran 3 Pedoman Studi Dokumentasi
Instrumen Studi Dokumentasi
Pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
No.
1.

Aspek

Indikator

Relevansi
program
terhadap
konteks
Input

Konteks sekolah

3.

Pelaksanaan
Program

1. Kegiatan prapembelajaran
2. Evaluasi hasil
pembelajaran

4.

Analisa
hasil
program

1. Evaluasi yang
diberikan oleh
sekolah
2. Kelemahan
program

2.

1. Latar belakang
guru
2. Latar belakang
siswa
3. Sarana
prasarana
sekolah

116

Sasaran
Lokasi sekolah, latar
belakang sekolah, visi
dan misi sekolah,
student profile
- Latar belakang
pendidikan guru PAK
- Latar belakang
ekonomi, sosial dan
budaya siswa
- Fasilitas yang
disediakan oleh
sekolah untuk
mendukung proses
pembelajaran
- Perencanaan
pembelajaran: RPP,
Silabus, Prota,
Promes, Buku Ajar,
Buku Siswa,
Dokumen Presentasi
- Hasil belajar siswa
dan cara penilaian
yang digunakan
- Keterlibatan sekolah
dalam membimbing
dan mengarahkan
guru PAK agar proses
pembelajaran
berkembang lebih
baik
- Kelemahan program
atau hambatan yang
muncul sehingga
program berjalan
kurang maksimal

Lampiran 4 Hasil Wawancara
1. Wawancara kepada Kepala Sekolah (KS)
No.
1.

Pertanyaan
Untuk
mewujudkan profil
siswa strong in
Christian character,
apa yang
diharapkan dapat
tercapai melalui
pelajaran PAK?

2.

Bagaimana cara
sekolah
mewujudkan profil
tersebut (secara
umum)?

3.

Bagaimana cara
sekolah
mendukung proses
pembelajaran PAK
untuk
mewujudkan profil
Kristiani pada
siswa?

4.

Bagaimana kondisi

Jawaban
Banyak yang dilakukan sebenarnya
tetapi inti sebenarnya karena ini
sekolah Kristen, maka karakter yang
Kristiani mencontoh karakter Yesus.
Karena itu diharapkan siswa yang
sekolah di sini walau berbeda agama
bisa
menerapkan
atau mengerti
karakter
Kristiani
yaitu
suka
menolong,
bekerja
sama,
tidak
bertindak kekerasan, segala sesuatu
diselesaikan
secara
damai,
mengutamakan seperti orang jawa
yaitu melayani. Mudah minta maaf,
bertanya apa yang bisa saya bantu,
apa yang harus saya kerjakan.
Melalui program sekolah siswa selalu
dibina, setiap pagi ada renungan dan
doa pagi, di samping renungan akhir
pecan yang sederhana. Selain itu ada
retreat, persekutuan doa walau tidak
semua tetapi ditawarkan pada anak
yang punya kemauan dan minat
untuk bergabung pada hari Sabtu jam
9-11
di
samping
pembinaanpembinaan Kristiani apalagi guruguru di sini 95% kan Kristen.
Kami sangat mendukung sekali,
kaitannya dengan pelajaran PAK yaitu
ruang khusus, di sana kami lengkapi
dengan Alkitab, gitar. Kemudian
masuk ke ruang PAK itu masuk di
ruang yang keadaan lain, yaitu sakral,
menyenangkan karena harapannya
kamu masuk ruangnya Yesus. Jadi
guru PAK di situ tugasnya membawa
siswa dalam suasana menyenangkan
dan gembira, bukan stress. Saya juga
berpesan bahwa ibu dan bapak
pengajar, panjenengan adalah wakil
Tuhan di sini, sehingga pesan-pesan
dari Yesuslah yang harus anda
sampaikan kepada siswa.
Hampir lebih dari 50% siswa di

117

siswa secara
keseluruhan baik
sosial, ekonomi,
dan budaya siswa?

5.

Bagaimana
tanggapan yang
diberikan atas
model
pembelajaran
kontekstual yang
dilakukan guru
PAK? Adakah
manfaat yang
sudah terlihat?

6.

Bagaimana
perubahan sikap
siswa secara
signifikan pasca
pembelajaran PAK?

sekolah ini ada di tingkat menengah
ke atas. Dan berasal dari tidak hanya
Salatiga. Bahkan ada yang dari luar
Jawa, apalagi kita ditunjuk sebagai
sekolah yang menerima siswa program
pemerataan. Sehingga budaya pun di
sini
bercampur,
ada
Jawa,
Kalimantan, Timor, Papua, banyak
lagi. Dan memang siswa di tempat ini
tidak hanya berasal dari Jawa, ada
juga yang dari Kalimantan bahkan
Papua,
sehingga
ada
perbedaan
budaya yang bersatu di sekolah ini.
Untungnya
mereka
tidak
saling
membedakan karena kami selalu
mengingatkan
pentingnya
mengutamakan cara hidup Kristen yang
ramah,
saling
menyapa,
dan
menghindari konflik.
CTL itu memang anak-anak jangan
hanya menguasasi teori keagamaan
tetapi kuasailah teori, bacalah Alkitab
kemudian bagaimana penerapannya
dalam kehidupan keseharian. Dan
kami menekankan kalau kamu tidak
akan menjadi indah kalau kamu
makan tetapi kamu melihat teman
kamu kelaparan. Maksudnya adalah
bahwa
kita
harus
peduli
dan
menolong orang lain. Anak-anak
belajar bertanggung jawab untuk
menerapkan pembelajaran tadi, tidak
hanya di sekolah tetapi di rumah juga.
Jadi kita tanamkan rasa peduli ke
sesama
dan
lingkungan.
Siswa
dipersilakan menguasai ilmu setinggitingginya tetapi penerapan itu juga
harus dilakukan sehari-hari.
Nampaknya di sekolah ini jarang
terjadi siswa bertengkar, walaupun
ada
pendelik-pendelikan
(saling
melotot atau bertatap mata) tetapi
segera kami selesaikan dan damaikan.
Manfaat lainnya sangat besar, saya
hanya bilang kalau tidak ada PAK di
sekolah Kristen, ini mau jadi apa.
Begitu ada pelajaran PAK mereka

118

7.

Bagaimana kerja
sama guru PAK
dan BK untuk
mewujudkan
empat profil siswa,
terutama strong in
chirstian character?

8.

Bagaimana
evaluasi yang
dapat diberikan
terhadap kerja
sama tersebut?

9.

Bagaimana
evaluasi kepada
guru PAK pada
proses
pembelajaran PAK?

dikendalikan, seperti kuda liar yang
ditutup matanya. Menurut saya PAK
mengarahkan fokus mengarah pada
Tuhan dan tidak melihat keuntungan
dunia saja.
Tahun lalu ada spesifik antara guru
PAK dan BP, tetapi tahun ini meluas
pada PKN juga. Sehingga saling
bekerja sama, agama mengarahkan
tingkah laku, guru PKN mengarahkan
tentang iman. Kerja sama ini selalu
diwujudkan.
Tetapi
kami
selalu
menekankan
bahwa
antara
kesiswaan, agama, BK, PKN tolong
berkoordinasi
kaitannya
dengan
menentukan nilai karakter anak.
Kalau saya evaluasi secara umum
sebenarnya bahwa kaitannya dengan
agama Kristen ya sikap Kristiani atau
teladan Yesus itu. Kalau di kelas
masih banyak yang egois menonjolkan
diri sendiri, tidak peduli, cuek, ketemu
orang lain
bahkan
guru tidak
menyapa, maka ini tidak berhasil.
Maka ini harus dipelajari lewat PAK
bahwa kita harus saling peduli. Selain
itu ya karena saya juga membiasakan
untuk saling senyum, menyapa dan
memberi salam akhirnya siswa juga
terbentuk demikian. Ini kan yang
Kristus mau atas kita, yaitu hidup
damai dan penuh kasih.
Saya selalu mengarahkan guru bahwa
PAK di sekolah ini tidak hanya
menjadi mata pelajaran, tetapi PAK
harus membangun Kekristenan siswa.
Memang yang sekolah di sini tidak
semuanya Kristen, tetapi Kekristenan
melalui
teladan
Kristus
harus
diajarkan. Saling menolong, saling
menyapa, memberi salam, tidak
berkelahi, paling tidak ini yang
diharapkan. Sekolah juga berusaha
menfasilitasi dengan program-program
seperti retreat, ibadah awal pekan &
akhir pekan, perayaan natal &
paskah.

119

10.

Bagaimana kerja
sama sekolah dan
orang tua/wali
siswa untuk
mewujudkan
karakter tersebut?

Kerja sama dengan orang tua terjalin
lewat saran atau usulan. Tetapi
biasanya kalau usulannya berat ya
kami pending. Misalnya pengennya
orang tua usul tidak minggu atau dua
minggu sekali ada retreat atau
kunjungan ke luar kota. Karena ini
kaitannya tentang pendanaan maka
kami sesuaikan dengan program
sekolah.
Toh
sekolah
juga
merencanakan retreat. Tetapi sejauh
ini orang tua juga melaporkan kalau
ada yang tidak beres dengan siswa
ketika mereka di rumah.

2. Wawancara kepada Guru Agama 1 (GA1)
No.

Pertanyaan

1.

Bagaimana
backgroud
studi
anda
dalam
membantu
anda
untuk
mengajar
PAK (profil guru
atau konteks)?
Menurut
anda,
bagaimana
profil/backgroud
siswa
secara
keseluruhan
(sosial,
ekonomi,
budaya) di SMA
Kristen
Satya
Wacana?

2.

Jawaban

Kalau saya boleh menyimpulkan,
anak-anak di sini seperti anak yang
baru keluar dari rumahnya dan di
luar adalah tempat bebas melakukan
apa saja. Bahkan mereka tidak peduli
dengan aturan sekolah. Nah, saya
pikir juga anak-anak SMA itu
mengerti kalau mereka fokusnya UN.
Walau mapel lain dipaksakan sebagai
penunjang, mereka nggak akan fokus
ke situ tapi ke mapel UN saja. Kalau
masalah ekonomi di sini sebagian
besar
baik
karena
dari
kelas
menengah ke atas, kalau sosial
menurut saya kelihatannya di rumah
itu ada yang dapat perhatian ada juga
yang tidak dapat, karena orang tua
sibuk. Anak-anak sepertinya lebih

120

3.

Berdasarkan profil
tersebut,
bagaimana anda
merancang
pembelajaran
berdasarkan
kebutuhan siswa?

4.

Bagaimana
anda
mempersiapkan
pembelajaran PAK
berbasis
kontekstual?

5.

Bagaimana
anda
mempersiapkan
materi?
Apakah
menggunakan satu
buku ajar saja,
atau menggunakan
beberapa sumber
dan dipersiapkan
secara mandiri?
Bagaimana proses
pembelajaran
di

6.

banyak pendidikan dari teknologi dan
teman, dari orang tua sedikit.
Siswa di tempat ini berasal dari
bermacam latar belakang. Ini yang
membuat saya harus mempersiapkan
pembelajaran
dan
mengkaitkan
topiknya dengan kehidupan mereka
sehari-hari. Kita nggak usah memberi
contoh yang mengawang-awang jadi
dari
mereka
sendiri.
Contohnya
kemarin pelajaran tentang HAM, anak
itu punya hak menentukan cita-cita
mereka. Mereka mengatakan kalau
terjadi di rumah, orang tua pengen
apa anaknya pengen apa. Justru kalau
anak hidupnya lurus-lurus saja itu
kita bingung mau cari contoh. Tapi
kalau sosial anak berwarna itu malah
gampang contohnya.
Kalau saya si biasanya baca materi
lalu teks kitab terkait, kemudian
dibuat ringkasan. Terus karena yang
kelas XII masih KTSP jadi pendekatan
saya ya pembukaan, isi dan penutup.
Pembukaan itu seperti ilustrasi kisah
nyata atau pengandaian, nah itu bisa
saya ambil dari buku karena kadangkadang ada tetapi lebih sering saya
ambil cerita sehari-hari kadang yang
mereka
secara
umum
alami.
Kemudian biasanya di penutup saya
beri tugas yang sesuai dan banyak
berkelompok.
Untuk saat ini saya pakai satu buku
saja karena yang paling gampang
buku sekarang kan sudah cukup
lengkap.

Soal penafsiran teks Alkitab saya lebih
banyak ke renungan karena saya

121

kelas
dilaksanakan?
Metode apa saja
yang
biasa
diterapkan
agar
siswa tidak hanya
jatuh
pada
pemahaman
konsep?
(tujuannya untuk
melihat asas apa
saja
yang
digunakan guru)

7.

Bagaimana dengan
siswa
yang
membutuhkan
penanganan
khusus (bimbingan
rohani) di SMA
Kristen
Satya
Wacana?

sendiri tidak fokus di Alkitab. Saya
singgung
sedikit
yang
sangat
diperlukan. Dan realita di kelas itu
anak-anak SMA Lab setelah saya
Tanya ke beberapa guru kenapa kok
keadaan di kelas seperti ini, mereka
menjawab sebagian besar siswa perlu
dilakukan pendekatan sosial. Jadi
saya tanya jawab atau gimana caranya
biar saya kenal mereka dulu baru
nanti di kelas bisa lebih mudah lagi
pelajarannya. Saya kadang harus
merubah metode pembelajaran di
kelas karena ternyata kondisi kelas
tidak memungkinkan untuk metode
tertentu. Yang penting esensinya sama
dengan materi yang sudah saya
persiapkan. Dan karena sekarang
diarahkan pakai penilaian nyata, jadi
pengambilan nilai tidak lagi cuma dari
ulangan. Kadang dari portofolio,
penugasan di kelas, atau kalau
mereka aktif juga bisa digunakan jadi
nilai.
Kalau dengan saya si tidak banyak ya,
karena rata-rata mereka tidak banyak
terbuka apa lagi saya ketemu mereka
cuma di kelas XII pastinya mereka
lebih menutup diri. Tapi kalau
memang sangat dibutuhkan biasanya
saya
bantu
mereka
untuk
menemukan solusi kalau pas mereka
ada masalah atau ya kita tangani
secara konseling sama-sama dengan
guru BP. Karena saya sendiri takut
menyalahi aturan kalau saya sampai
ke arah konseling. Tetapi memang
anak-anak SMA Lab itu perlu
pendekatan di luar jam kelas atau
sekolah. Nah ini kekurangan saya
karena baru ketemu di kelas XII.

122

8.

Bagaimana
relevansi
pembelajaran PAK
terhadap iman dan
sikap siswa?

9.

Bagaimana
tantangan
yang
muncul
selama
mempersiapkan
dan melaksanakan
pembelajaran?

Tetapi sebenarnya kalau mau kita
lihat banyak masalah keluarga yang
berpengaruh ke siswa, ada yang nikah
campur,
broken
home,
kurang
perhatian orang tua jadi sebenarnya
apa lagi kalau kita lulusan teologi
harusnya bisa membantu itu secara
rohani.
Nah ini kita harus bicara kenyataan,
bahwa pelajaran agama di sekolah itu
sepertinya di sekolah Indonesia hanya
sampiran pelengkap. Mereka banyak
yang tidak menanggapi serius, tapi
beruntung beberapa siswa punya
persekutuan, mereka buat ibadah hari
Sabtu. Ya saya bersyukur kalau
mereka berminat dan menerapkan
pelajaran
agama
dengan
perkembangan sikap dan kehidupan
sehari-hari walau sangat sedikit.
Namun
ada
kesulitan
bahwa
perbedaan latar belakang ekonomi,
sosial dan budaya itu ditambah
dengan anggapan bidang studi PAK
sebagai mata pelajaran pelengkap
rapor saja, sehingga siswa lebih
banyak
tidak
antusias
untuk
mengikuti pelajaran ini. Makanya saya
berusaha
mengkaitkan
topiknya
dengan kehidupan sehari-hari mereka
secara umum sebagai remaja. Maka
saya
sering
berusaha
menarik
perhatian dengan kerja kelompok,
nonton film, atau tugas-tugas lainnya.
Lalu pengaruh yang tidak diharapkan
paling-paling kalau di kelas, kelas kan
santai
tapi
beberapa
siswa
memanfaatkan itu. Malah kesannya
mereka
santai-santai
tidak
memperhatikan.
Beberapa
sibuk
ngobrol atau rame sendiri. Jadinya ya

123

10.

Bagaimana
kerjasama
anda
dengan
bidang
studi
lain,
misalnya BK untuk
membangun
karakter
kristen
kepada siswa?
Bagaimana dengan
hambatan
yang
muncul?

11.

Bagaimana peran
orang tua/wali
siswa dalam
membantu
pelaksanakan
pembelajaran PAK?

kalau sudah begini saya serba salah.
Dibuat serius mereka tidak suka,
dibuat santai mereka seenaknya.
Mungkin
karena
penanganan
konseling di sini berjalan dengan baik,
saya
sendiri
tidak
banyak
berhubungan dengan guru BK/BP.
Selain itu saya kan cuma mengajar
kelas XII, ya pasti mereka sendiri
sudah banyak ketemu guru BP untuk
konseling tentang masa depan. Tapi
kalau kaitannya dengan karakter
Kristen paling-paling saya berusaha
mengingatkan
mereka
atau
mengkomunikasikan ke guru BP
kalau
ada
siswa
yang
sedang
bermasalah, seperti tahun lalu ada
yang putus asa cuma karena putus
cinta, saya bantu tapi juga saya
beritahukan ke guru BP.
Masukan dari orang tua sejauh ini
belum ada, dan sanggahan murid
tentang denominasi gereja juga tidak
ada. Mungkin langsung masukannya
ke pihak sekolah secara umum. Dan
secara tidak langsung bantuannya ya
siraman rohani dari orang tua yang
juga pendeta, retreat kita mengundang
orang tua. Kalau kerja sama langsung
dengan agama belum ada.

3. Wawancara kepada Guru Agama 2 (GA2)
No.

Pertanyaan

Jawaban

1.

Bagaimana
backgroud
studi
anda
dalam
membantu
anda
untuk
mengajar
PAK (profil guru
atau konteks)?
Menurut
anda,

Anak-anak di sini memang tidak
hanya dari Salatiga ya. Tapi ternyata
ada juga yang dari luar kota atau
bahkan luar pulau. Ini yang justru
jadi tantangan buat saya. Saya harus
merancang pembelajaran yang tidak
hanya dimengerti orang jawa saja,

124

bagaimana
profil
/backgroud siswa
secara
keseluruhan
(sosial,
ekonomi,
budaya) di SMA
Kristen
Satya
Wacana?

2.

Berdasarkan profil
tersebut,
bagaimana
anda
merancang
pembelajaran
berdasarkan
kebutuhan siswa?

3.

Bagaimana
anda
mempersiapkan
pembelajaran PAK
berbasis
kontekstual?

4.

Bagaimana
anda
mempersiapkan
materi?
Apakah
menggunakan satu
buku ajar saja,
atau menggunakan
beberapa sumber
dan dipersiapkan
secara mandiri?

tetapi contoh-contoh dari daerah lain
pun
ternyata
berguna.
Soal
kemampuan ekonomi memang mereka
banyak yang tergolong orang mampu,
jadi tidak ada masalah soal ekonomi.
Yang secara sosial karena beberapa di
antara mereka dari luar Jawa
pergaulannya berbeda, malah itu yang
jadi
tantangan
juga.
Kalau
pergaulannya bener si nggak masalah
tapi kalau pergaulannya salah itu
yang masalah.
Saya menggunakan hal-hal yang dekat
dengan mereka sebagai contoh, mulai
dari tokoh sampai pada tindakan
sehari-hari. Kadang saya ambil artikel
yang ada kaitannya dengan topik
pembelajaran
dan
kemudian
membandingkan dengan pengalaman
mereka. Sehingga mereka paham
tentang kesamaan dan perbedaan
antara hidup mereka dengan yang
terjadi di sekitarnya.
Saya mengingat siswa sebagai remaja,
sebagai anak, sebagai anggota gereja,
dan sebagai manusia. Dari situ saya
bisa
membayangkan
apa
yang
dibutuhkan
siswa
sehingga
pembelajaran tidak sekedar teori
hafalan tetapi ada kaitannya dengan
kehidupan mereka.
Aktivitas atau alat-alat kadang saya
buat sendiri, karena dari buku kadang
tidak sepenuhnya tepat untuk siswa
di tempat ini. Jadinya saya pilih
permainan atau aktivitas lainnya
misal menulis renungan, menulis
refleksi, biar saya tahu apa yang
mereka rasakan atau sedang alami.
Saya berusaha membuat siswa tidak
hanya
hafal
ayat-ayat
Alkitab,

125

5.

Bagaimana proses
pembelajaran
di
kelas
dilaksanakan?
Metode apa saja
yang
biasa
diterapkan
agar
siswa tidak hanya
jatuh
pada
pemahaman
konsep? (tujunnya
untuk melihat asas
apa
saja
yang
digunakan guru)

6.

Bagaimana dengan
siswa
yang
membutuhkan
penanganan
khusus (bimbingan
rohani) di SMA
Kristen
Satya
Wacana?

7.

Bagaimana

sehingga saya membantu mereka
untuk
memahaminya.
Caranya
dengan
memberikan
tafsiran
sederhana yang sifatnya aplikatif bagi
mereka. Temanya juga sering saya
kembangkan dari buku paket yang
dipakai, karena kadang tema di buku
paket beberapa kali diulang. Bagi saya
buku ajar memang penting, tetapi
biasanya
saya
berikan
mereka
handout jadi mereka lebih gampang
belajarnya dan tidak perlu membeli
buku.
Pelajaran di kelas ya saya pakai
ceramah, kadang diskusi, kadang saya
minta mereka buat sesuatu yang
berkaitan dengan pelajaran. Apa lagi
sekarang
harus
penilaian
nyata
karena mereka pakai kurikulum 2014.
Nonton film juga pernah, yang
biasanya saya cari dari youtube atau
film-film durasi tertentu. Lalu soal
penilaian sudah dilakukan sejak
proses belajar di kelas. Karena
sekarang kan sudah pakai penilaian
nyata, jadi tidak bergantung lagi sama
hasil ulangan atau UTS/UAS.
Biasanya setelah pelajaran saya
memberi
ruang
untuk
mereka
bercerita atau saya bertanya beberapa
hal mengenai materi pembelajaran
yang ada kaitannya dengan mereka.
Dari sini saya kenal mereka lebih
jauh,
dan
saya
jadi
tahu
permasalahan mereka. Jika perlu ada
tindak lanjut dari cerita yang mereka
sampaikan, saya akan ajak mereka
berbicara
secara
pribadi
untuk
memberi bantuan konseling secara
pastoral.
Harapannya
sih
memang
ada

126

relevansi
pembelajaran PAK
terhadap iman dan
sikap siswa?

8.

Bagaimana
tantangan
yang
muncul
selama
mempersiapkan
dan melaksanakan
pembelajaran?

9.

Bagaimana
kerjasama
anda
dengan
bidang
studi
lain,
misalnya BK untuk
membangun
karakter
kristen
kepada siswa?

10.

Bagaimana dengan
hambatan
yang
muncul
dalam
kerjasama

hubungan ya setelah mereka belajar
tentang PAK, maka iman mereka
bertumbuh. Karena bahasa yang
sudah saya sederhanakan, harusnya
mereka lebih paham. Contoh-contoh
juga diambil dari kehidupan mereka,
dan beberapa siswa terlihat lebih
menghargai diri, sesama dan Tuhan.
Meskipun banyak juga yang tidak
banyak mengalami perkembangan.
Tantangannya ya itu, dari asal
mereka, sampai kehidupan ekonomi
yang cukup malah bikin kurang
menghargai yang lebih tua. Tapi
paling susah itu ngajak mereka
konsentrasi karena biasanya mereka
sendiri sudah kurang tertarik dengan
pelajaran PAK.
Di awal-awal saya mengajar saya
berusaha mengenal mereka, sehingga
saya tahu apa yang harus saya
tekankan dan lebih mengenal mereka
secara pribadi. Setelah itu saya
bekerja sama dengan guru BP jika ada
masalah
yang
membutuhkan
penangan khusus. Di awal tahun
ajaran itu kan saya kasih mereka
kesempatan untuk bersaksi atau
bercerita tentang mereka. Tujuan saya
selain mau mengenal mereka, saya
mau mengajarkan mereka untuk
berani bersaksi. Beberapa kali saya
lakukan cara ini dan berhasil. Mereka
mau
bercerita
tentang
masalah
mereka, jadi saya tahu bagaimana
caranya memberi motivasi untuk
mereka.
Hambatan kerjasama dengan BP
belum ada, karena kebetulan malah
kami saling memberi info kalau ada
siswa yang bermasalah. Jadinya kami

127

tersebut?

11.

Bagaimana peran
orang tua/wali
siswa dalam
membantu
pelaksanakan
pembelajaran PAK?

tahu porsi masing-masing dalam
membantu mereka menyelesaikan
masalah.
Sejauh ini belum ada kerja sama
signifikan dengan orang tua. Karena
saya sendiri tidak banyak mengenal
orang tua mereka. Mungkin kerja
sama itu diwujudkan di ikatan yang
lebih luas, bukan di PAK tetapi di
sekolah.

4. Wawancara kepada Guru BP (GBP)
No.
1.

Pertanyaan

Jawaban

Bagaimana
profil
siswa SMA Kristen
Satya
Wacana
secara
sosial,
ekonomi
dan
budaya?

Siswa di sekolah ini berasal dari
berbagai macam latar belakang.
Secara budaya memang di dominasi
siswa yang berasal dari pulau Jawa,
namun demikian beberapa siswa
berasal dari luar pulau Jawa bahkan
ada yang berasal dari Papua karena
program pemerintah. Demikian pula
secara
ekonomi,
sebagai
besar
berasal dari kalangan menengah ke
atas, sehingga soal kemampuan
finansial tidak terlalu ada banyak
hambatan
jika
ada
kebutuhan
pendanaan berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Di samping itu
karena banyak yang dari luar kota,
maka masalah jarak antara anak dan
orang tua jelas muncul. Selain itu
ada yang dari keluarga broken home
sehingga komunikasi antara anak
dan orang tua kurang. Relasi dengan
teman saya pikir wajar lah seperti
sekolah lain. Kalau relasi sosial
dengan
guru,
ini
mungkin
dipengaruhi keluarga, ada yang bisa
menempatkan diri sedang berbicara
dengan guru, ada yang tidak.

128

2.

Bagaimana
kerjasama
yang
terjalin
bersama
guru PAK untuk
membentuk
karakter
Kristiani
siswa?
(melihat
apakah ada metode
khusus
dalam
pelaksanaan)

3.

Bagaimana
hambatan
yang
muncul dalam kerja
sama tersebut?

4.

Bagaimana
perubahan
sikap
siswa yang terlihat?

5.

Bagaimana
kerja
sama
orang
tua/wali
siswa
dengan guru BP

Mungkin dianggapnya teman, jadi
kata-kata kurang pas, perilaku
tertentu juga tidak tepat.
Kalau tahun ajaran lalu memang BP
dengan PAK bekerja sama di mata
pelajaran PAK&BP, tetapi di tahun ini
sudah tidak ada. Tetapi biasanya
sekarang
guru
PAK
sering
berkomunikasi
dengan
BP/BK,
sehingga kalau ada masalah di anak
kita saling memberi tahu. Apalagi
kalau berkaitan dengan karakter
Kristen atau iman mereka. Bagusnya
guru
yang
sekarang
memberi
kesempatan ke anak-anak untuk
cerita. Mereka punya masalah apa
jadi tahu.
Hambatan sejauh ini belum ada
karena juga kebetulan guru PAK
yang ini baru, jadi masih banyak
mencari informasi, dan untunglah
kami bisa bekerja sama dengan baik.
Perubahan memang tidak banyak
terlihat. Tetapi ada yang memang
lebih baik, ada yang tidak berubah.
Karena sebenarnya di antara mereka
juga
banyak
yang
pengen
diperhatikan. Ya karena itu, di
rumah mereka kurang mendapatkan
perhatian orang tua. Tapi kalau
dikeras juga kadang-kadang semakin
menjadi. Akhirnya ya kadang saya
coba pelan-pelan ngomong atau
memancing dia kenapa kok dia begini
atau kenapa kok dia berbuat ini.
Setelah ditelusuri ya itu ternyata ada
yang tidak beres dari rumah.
Belum ada kerja sama dengan orang
tua
yang
kaitannya
dengan
mewujudkan
karakter
Kristiani.

129

berkaitan
dengan
mewujudkan
karakter
kristiani
siswa?

Mungkin ini wewenang guru PAK
langsung ya. Jadi paling-paling kerja
sama untuk menyelesaikan masalah
siswa ada, tetapi kaitannya ya secara
konseling umum. Kalau kaitannya
dengan karakter Kristiani belum ada.

5. Rangkuman hasil form wawancara terbuka siswa
No.

Pertanyaan

Hasil

1.

Bagaimana jalannya

Secara umum siswa setuju bahwa

proses pembelajaran

pembelajaran PAK di kelas berjalan

PAK di kelas?

baik. Gangguan muncul dari siswasiswa

yang

proses

tidak

memperhatikan

pembelajaran.

Kegaduhan

yang kadang dibiarkan oleh guru
yang

justru

menghambatkan

kelancaran guru dalam mengajar.
2.

Metode

apa

yang

saja

Siswa

menyatakan

bahwa

guru

pernah

menggunakan metode pembelajaran

digunakan guru PAK

yang beragam, mulai dari portofolio,

anda

menulis

untuk

membantu
memahami

informasi

renungan,

mencari

tokoh-tokoh,

berdiskusi,

tiap

presentasi, bahkan menonton film

topik pembelajaran?

pendek yang berkaitan dengan topik
pembelajaran.

Dari

merasa

terbantu

abstrak

dalam

situ

sebab

PAK

siswa
doktrin

dibahasakan

ulang dengan pengertian yang lebih
mudah dipahami siswa. Pemilihan
tokoh model yang tidak jauh dari
kehidupan sehari-hari juga dirasa
membantu

130

siswa

memahami

pelajaran.
3.

Apakah

anda

Sebagian besar siswa mengaku tidak

pernah

mengalami

pernah mengalami kesulitan dengan

dalam

pembelajaran PAK. Namun sebagian

kesulitan
pembelajaran

PAK?

mengaku

Bagaimana

guru

sehingga guru menjelaskan ulang

membantu anda?

pernah

secara

lisan

pertanyaan
dengan

mengalaminya,

atau

siswa

menjawab

yang

berkaitan

yang

sedang

topik

dibicarakan sampai siswa betul-betul
mengerti.
4.

Bagaimana

hasil

pembelajaran

PAK

Hampir

seluruh

menyatakan

responden

bahwa

siswa

pembelajaran

terhadap cara anda

PAK tidak terhenti pada hafalan.

bersikap,

Namun

dan

berpikir
berrelasi

dengan orang lain?

mereka

berhasil

mempraktekkan apa yang mereka
terima di kelas dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran PAK juga
berpengaruh
kepada

pada

sesama,

cara

bersikap

sehingga

rasa

menghargai dan menghormati satu
sama lain muncul.
5.

Pernahkah
terbantu

anda

Bagi beberapa siswa yang pernah

untuk

mengalami masalah pribadi, guru

menyelesaikan

PAK

permasalahan yang

mereka dalam memberi penguatan

anda alami setelah

melalui pembicaraan

empat mata

mengikuti

(konseling

Siswa

dan

memahami
pembelajaran
Ceritakanlah

dirasa

sangat

pastoral).

membantu

tidak

hanya diberikan jalan keluar, namun
PAK?

siswa dituntun sendiri oleh guru
untuk

131

menemukan

jalan

keluar

pengalaman

masalah.

Guru

tersebut!

mendengarkan

dirasa
masalah

mau
siswa

sehingga siswa merasa nyama untuk
berbagi dengan guru PAK.

132

Lampiran 5 Hasil Observasi
Hasil Observasi
Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Kristen
Di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
Indikator
Penggunaan Media
 LCD
 Video
 Musik tertentu
 Permainan
 Gambar
 Buku teks
(dipilih salah satu atau
lebih jika memang ada)
Konstruksi
(guru membangun
pemahaman awal siswa
melalui pertanyaan
yang berkaitan dengan
materi ajar)

Ada

Tidak
Ada

V
V
V
V
V
V

Gitar

Hanya di kelas XII

V

Pemodelan
(guru memberikan
contoh tokoh atau
model untuk
menguatkan
pemahaman siswa
terhadap materi
pembelajaran dan
menjelaskannya)

V

Refleksi
(guru memberi waktu
siswa untuk
merenungkan materi
pembelajaran dengan
pengalaman mereka,

V

Keterangan
Pelaksanaan

Guru bertanya kepada
siswa
tentang
hal
mendasar dari topik
yang akan dipelajari
pada hari itu. Berbagai
jawaban
siswa
ditampung
kemudian
dirangkum
bersamasama. Dari kesimpulan
itu
guru
menambahkan
dengan
teori
secara
lisan
(ceramah).
Guru memilih tokoh
Alkitab
atau
tokoh
sosial atau tokoh dalam
kehidupan sehari-hari
sebagai contoh positif
maupun contoh negatif.
Dengan pemodelan ini
siswa nampak lebih
memahami topik yang
sedang dipelajari.
Refleksi tidak di-berikan
secara lisan tetapi siswa
diminta
untuk
menuliskan apa yang
mereka peroleh setelah
mengikuti pembelajaran

133

memberikan tugas
untuk merefleksikan
materi dengan
kehidupan mereka
misal: renungan,
menggambar,
menuliskan
pengalaman, cerita
pendek, dll)
Penilaian Nyata
(guru memberikan
penilaian tidak hanya
berdasarkan hasil tes,
tetapi sejak proses
pembelajaran di kelas)

di kelas. Siswa diminta
meng-kaitkan
topik
dengan
pengalaman
mereka.

V

Proses penilaian tidak
hanya
melalui
tes,
tetapi sejak di kelas
guru telah melakukan
penilaian.
Terlihat
dengan
diberikannya
nilai tambah bagi siswa
yang aktif menjawab
pertanyaan,
mengerjakan
tugas
dengan
baik
atau
mempresentasikan
jawabannya.

Catatan:
Proses pembelajaran dimulai dengan renungan bersama dipimpin
oleh sekelompok siswa sendiri. Setelah itu guru mulai menjelaskan
topik yang akan dipelajari pada hari itu. Proses konstrukstivisme
dimulai ketika guru menanyakan pemahaman dasar siswa tentang
topik. Setelah menampung banyak jawaban, guru memberikan
kesimpulan dan meneruskan dengan metode ceramah menggunakan
proyektor atau whiteboard untuk membantu. Di kelas lain guru
menggunakan permainan, film pendek, dan metode yang beragam.
Jika muncul pertanyaan dari siswa, guru segera menjawabnya.
Empat asas yang dipilih penulis telah dilakukan oleh guru dan
ditambah

dengan asas konseling pastoral

kepada siswa yang

membutuhkan bantuan rohani. Proses konseling dilakukan setelah
kelas usai sehingga bersifat rahasia.

134

Lampiran 6 Hasil Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi
Pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga
No.
1.

2.

3.

Aspek

Indikator

Relevansi
program
terhadap
konteks
Input

Konteks sekolah

Pelaksanaan
Program

- Kegiatan prapembelajaran
- Evaluasi hasil
pembelajaran

- Latar belakang
guru
- Latar belakang
siswa
- Sarana prasarana
sekolah

Sasaran
Lokasi sekolah, latar
belakang sekolah, visi
dan misi sekolah,
student profile
- Latar belakang
pendidikan guru PAK
- Latar belakang
ekonomi, sosial dan
budaya siswa
- Fasilitas yang
disediakan oleh
sekolah untuk
mendukung proses
pembelajaran

- Perencanaan
pembelajaran: RPP,
Silabus, Prota,
Promes, Buku Ajar,
Buku Siswa,
Dokumen Presentasi

135

Hasil
- Informasi tentang latar belakang sekolah,
visi, misi dan students profile ada
- Presentase siswa yang berasal dari luar
kota salatiga lebih dari 70%
- Guru PAK alumni fakultas teologi dan PAK
- Siswa
berasal
dari
kelas
ekonomi
menengah ke atas tetapi juga ada
bantuan/beasiswa kepada siswa yang
kurang mampu
- Fasilitas sekolah berupa ruang belajar,
meja-kursi
siswa,
whiteboard,
LCD
projector, marker, dan di beberapa kelas
memiliki pengeras suara (sound speaker),
perpustakaan, teater terbuka, kantin,
gedung olahraga, ruang konseling, ruang
Lab, studio musik, dan sistem belajar
moving class
- Silabus disediakan oleh sekolah
- RPP, promes dan prota dibuat oleh guru
mata pelajaran
- Buku ajar pada tahun 2014-205 hanya
oleh kelas XII sedangkan kelas X-XI
menggunakan handout yang disusun guru

- Hasil belajar siswa
dan cara penilaian
yang digunakan

4.

Analisa
hasil
program

- Evaluasi yang
diberikan oleh
sekolah
- Kelemahan
program

- Keterlibatan sekolah
dalam membimbing
dan mengarahkan
guru PAK agar proses
pembelajaran
berkembang lebih
baik
- Kelemahan program
atau hambatan yang
muncul sehingga
program berjalan
kurang maksimal

136

- Hasil belajar siswa (blanko penilaian) ada
- Cara penilaian sejak proses pembelajaran
dan melalui tes. Bobot yang diberikan
lebih besar nilai harian daripada tes
tengah semester atau tes akhir semester
- Tiap bulan diselenggarakan rapat dewan
guru
dan
karyawan,
di
dalamnya
disampaikan arahan secara umum dari
kepala sekolah, waka kesiswaan dan waka
kurikulum
- Daftar nilai menunjukkan pencapaian
nilai yang tidak maksimal oleh siswa yang
tidak
memperhatikan
proses
pembelajaran di kelas.

Lampiran 7 Duplichecker
Abstrak

Latar Belakang Masalah

137

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

138

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka
Hakekat Pembelajan

139

Pembelajaran Berbasis Kontekstual

Evaluasi Pembelajaran

140

Penelitian yang Relevan

Metode Penelitian

141

Hasil Penelitian dan Analisis
Deskripsi Hasil Penelitian

Evaluasi Pembelajaran PAK di SMA Kristen Satya Wacana

142

Penutup
Simpulan

Implikasi

143

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20