Tanda gejala Kala 1 Persalinan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah kehamilan 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit.
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu masih dapat berjalanjalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam. Pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka
waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
Kondisi yang menggambarkan peristiwa yang dirasakan oleh ibu
bersalin pada persalinan kala I, yaitu rasa sakit adanya his yang datang lebih
kuat, sering dan teratur; keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih
banyak karena robekan kecil pada serviks; terkadang ketuban pecah dengan
sendirinya; serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai persalinan
kala I terutama tentang tanda dan gejalanya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari persalinan Kala I?
2. Apa sajakah tanda dan gejala dari persalinan Kala I?
3. Bagaimana contoh kasus dari persalinan Kala I?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi persalinan Kala I
2. Melakukan identifikasi awal persalinan Kala I yaitu tanda dan gejalanya
1

3. Memberikan salah satu contoh kasus dari persalinan Kala I

D. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah yang berjudul
”Tanda dan Gejala Kala I Persalinan” ini adalah melalui metode pustaka yaitu
dari beberapa referensi buku.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2


A. PERSALINAN
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (janin yang viabel, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus lewat
vagina ke dunia luar. ( Hellen Farrer, 1999:118)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (FK UNPAD,
1983:167).
Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu :
1. Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8
jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) servik
membuka dari 3 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
2. Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir
proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala empat dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum

(Prawirohardjo, 2006:296).
B. FISIOLOGI PERSALINAN KALA I
Fase kala I :
1. Fase Latent : fase pembukaan servix dari 0 – 3 cm dan memakan waktu ±
8 jam
a. Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
b. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik

3

c. Tidak terlalu mules
2. Fase aktif : pembukaan lebih cepat,
a. Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
b. Lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
c. Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10cm)
d. Terdapat penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif terbagi dalam :
a. Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3-4 cm dicapai
dalam 2 jam
b. Fase kemajuan maksimal, dari 4-9 cm, memakan waktu 2 jam

c. Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9-10
mencapai waktu 2 jam.
(Mochtar, 1998:94)
C. GEJALA TERJADINYA KALA I PERSALINAN
1. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang diartikan sebagai
keadaan terlihatnya mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut
mengandung bercak darah) yang keluar dari vagina. Mukus berasal
dari servix dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat pelindung.
Kemunculannya menunjukkan bahwa servix sudah mulai berdilatasi.
Sejumlah kecil darah dapat menyertai mukus (kadang-kadang darah
muncul sendiri). Darah ini berasal dari ruptura pembuluh-pembuluh
kapiler yang halus di dalam serviks (ketika serviks mulai membuka)
dan dari desidua yang ada di bawah korion (ketika desidua terangkat
dari dinding uterus bagian bawah pada saat segmen bawah uterus
mulai meregang).
(Helen Farrer, 1999:125-129)

2. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4


3. Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Dilatasi
serviks diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam.
4. Pembentukan tonjolan ketuban
Tonjolan ini terasa tegang pada saat his dan dapat mengalami
ruptur. Ruptura selaput amnion dapat terjadi setiap saat dalam proses
persalinan, tetapi biasanya terjadi pada akhir kala I persalinan. Ruptura
amnion juga dapat terjadi sebelum persalinan dimulai sehingga
peristiwa ini tidak bisa dianggap secara kaku sebagai tanda dimulainya
persalinan. Jika cairan amnion sudah ditemukan sebelum atau sesudah
persalinan dimulai sementara engagement

kepala dalam panggul

belum bisa dipastikan, pemeriksaan pervaginam harus dilakukan oleh
dokter atau bidan untuk mengetahui apakah terjadi prolapsus funikuli.
(Helen Farrer, 2001:130-131)

D. TANDA TERJADINYA KALA I PERSALINAN
Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan :

a. HIS/ Kontraksi
Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering, teratur
dan menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri,
merupakan tanda persalinan yang sebenarnya

kalau his tersebut

berlanjut terus dan semakin meningkat frekuensinya. His dapat
dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang.
Pasien mungkin mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai dari
bagian punggung dan kemudian menyebar di sekitar abdomen
bawah. (Mochtar, 2002:93)
b. Tekanan Darah
5

TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 510mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat
meningkatkan TD (Helen Farrer, 1999:125-129)
c. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat
secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot

skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
(Helen Farrer, 1999:125-129)
d. Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena
peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah
persalinan. (Helen Farrer, 1999:125-129)
e. Detak Jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi
berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara
kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding
sebelum persalinan. (Helen Farrer, 1999:125-129)
f. Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan
peningkatan

metabolisme.

hipeventilasi


yang

lama

dapat

menyebabkan alkalosis. (Helen Farrer, 1999:125-129)
g. Perubahan pada ginjal
Poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama
persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan
filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria
dianggap gejala normal selama persalinan (Helen Farrer, 1999:125129)
h. Perubahan Hematologi
6

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama
persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan
postpartum. (Helen Farrer, 1999:125-129)
Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena

adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir.
Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga
menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika
pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan
bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu.
Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna.
Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin
mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami
masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan
datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang
sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir
kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan
lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki
kala II.
(Helen Farrer, 1999:125-129)

BAB III
KASUS


7

Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intra
uteri, puki, pres bel kep dalam persalinan kala 1 fase aktif, fisiologis.
Gejala yang dirasakan ibu pada fase aktif adalah :
1. Keluar lendir darah dari jalan lahir sejak jam 05.00
2. VT : V/U/V tenang, porsio lunak, pembukaan 6 cm, Effisemen 60 %, KK (+),
teraba kepala, UUK kiri depan, moulage (-), kepala turun Hodge II, tidak teraba
bagian lain, STLD (+)
Tanda yang dirasakan ibu pada fase aktif adalah:
His : 3 kali dalam 10 menit, lama 30 detik, intensitas kuat.
TABEL OBSERVASI KALA I
Tgl/Jam
TD

TTV
N R

Frekuensi


HIS
Lama

Intensitas

80

3

35

Kuat

136

80

4

45

Kuat

136

84

4

45

Kuat

140

4

50

Kuat

140

84

4

50

Kuat

140

84

5

60

Kuat

140

84

5

60

Kuat

140

S

DJJ

22/10/0
8
08.30
09.00
09.30
84

36

10.00
11.30
12.00
12.30

BAB IV
PEMBAHASAN

8

Pada gejala kala I persalinan fase aktif berdasarkan kasus :
1. Bloody Show (lendir Darah)
Kasus : Keluar lendir darah dari jalan lahir sejak jam 05.00
Teori : salah satu gejala kala 1 persalinan adalah Bloody Show sebagai
keadaan terlihatnya mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut mengandung
bercak darah) yang keluar dari vagina. (Helen Farrer, 1999:125-129)
Menurut kasus yang ada ada kesesuaian antara kasus dan teori.
2. Terjadi Dilatasi dulu kemudian Efficement
Kasus : Pembukaan 6 cm, effacement 60 %
Teori : Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Dilatasi serviks diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam.
Menurut kasus yang ada, ada kesesuaian antara kasus dan teori.
Pada tanda kala I persalinan fase aktif berdasarkan kasus :
1. HIS/ Kontraksi
Kasus : His 3 kali dalam 10 menit, lama 30 detik, intensitas kuat.
Teori : Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit dan lama kontraksi 40 detik
atau lebih dan mules.
Pada kasus yang ada terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian. Dimana
kesesuaian terjadi pada HIS 3 kali dalam 10 Menit, ketidaksesuaian terdapat
pada lama kontraksi, yaitu pada kasus terjadi 30 detik dan pada teori 40 detik.
Dari data yang di peroleh pada Asuhan Kebidanan Ny. D umur 22 tahun G1P0A0
hamil 40 minggu 2 hari. Pada kasus ini pengkajian kala I fase aktif, terdapat beberapa
kesesuaian dan ketidaksesuaian, yaitu :
1. Data Subyektif
Menurut Mochtar (2002: 93) rasa sakit adanya his yang datang lebih
kuat, sering, teratur dan menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang
nyeri, merupakan tanda persalinan yang sebenarnya

kalau his tersebut

berlanjut terus dan semakin meningkat frekuensinya. His dapat dirasakan oleh
pemeriksa ketika uterus menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin
9

mengeluhkan perasaan terganggu yang dimulai dari bagian punggung dan
kemudian menyebar di sekitar abdomen bawah.
Dalam kasus Ny D mengatakan mengalami nyeri pada pinggang
karena kenceng- kenceng yang terjadi secara teratur. Dan dari data observasi
diperhatikan bahwa semakin bertambah hisnya hal ini sesuai dengan teori
bahwa his semakin bertambah.
Menurut Helen farrer (1999: 125-129) Tanda-tanda mulainya
persalinan adalah keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang diartikan
sebagai keadaan terlihatnya mukus atau lendir (acapkali lendir tersebut
mengandung bercak darah) yang keluar dari vagina. Mukus berasal dari servix
dan selama kehamilan berfungsi sebagai sumbat pelindung. Kemunculannya
menunjukkan bahwa servix sudah mulai berdilatasi.
Dalam kasus Ny D usia 22 tahun G1P0A0 mengatakan bahwa keluar
lendir darah lewat jalan lahir. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala
dimulainya kala 1 persalinan dimana terjadi bloody show.
2. Data Obyektif
Kala pertama dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam)
servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka dari 3
cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
Prawirohardjo (2006:296).
Kala 1 ada 2 fase, fase laten dan fase aktif :
1. Fase aktif : pembukaan lebih cepat,
a. Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
b. Lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
c. Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm)
d. Terdapat penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif terbagi dalam :

10

d. Fase accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3-4 cm dicapai
dalam 2 jam
e. Fase kemajuan maksimal, dari 4-9 cm, memakan waktu 2 jam
f. Fase decelerasi (kurangnya kecepatan) dari pembukaan 9-10
mencapai waktu 2 jam.
(Mochtar, 1998:94)
Menurut Helen Farrer (1999:125-129) tanda-tanda persalinan kala I
adalah Serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Dilatasi
serviks diketahui atau dipastikan dengan pemeriksaan pervaginam. Menurut
Helen Farrer (1999: 126 ) Serviks akan tertarik ke atas sehingga mengalami
effacement.
Menurut Mochtar (2002:93) salah satu tanda kala 1 : HIS/ Kontraksi
yaitu Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering, teratur dan
menimbulkan ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda
persalinan yang sebenarnya kalau his tersebut berlanjut terus dan semakin
meningkat frekuensinya. His dapat dirasakan oleh pemeriksa ketika uterus
menjadi keras dan tegang. Pasien mungkin mengeluhkan perasaan terganggu
yang dimulai dari bagian punggung dan kemudian menyebar di sekitar
abdomen bawah.
Menurut Hellen Farrer (1999 :125-129)Detak jantung akan meningkat
cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme.
sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit
dibanding sebelum persalinan. DJJ Normal 120-160x / menit (Mochtar
2002:93). Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya. (hellen Farrer
(1999:124)
Dalam kasus ini, Ny D keadaan pembukaan 6 cm, dengan effacement
60%, teraba kepala, kepala turun HODGE III. Terjadi His : 3 kali dalam 10
menit, lama 30 detik, intensitas kuat.

11

Tabel Pemantauan Kala I
Tgl/Jam

TTV
TD N

HIS
Frekuensi

Lama

Intensitas

80

3

35

Kuat

136

80

4

45

Kuat

136

84

4

45

Kuat

140

4

50

Kuat

140

84

4

50

Kuat

140

84

5

60

Kuat

140

84

5

60

Kuat

140

R

S

DJJ

22/10/0
8
08.30
09.00
09.30
10.00
11.30
12.00

84

36

12.30
Ketuban pecah pukul 11.55 WIB, warna jernih jumlah kurang dari 500 ml,
dan lama KALA I 6 jam 55 menit.

Dari kasus data kasus Ny D didapatkan hasil pembukaan 6 cm, hal ini
sesuai dengan teori dimana kala 1 aktif membuka dari 4 cm – 10 cm. Terlihat
Efficement 60%, hasil pemeriksaan VT ini sesuai dengan teori, dimana dalam
pemeriksaan didapat dilatasi dahulu baru effacement dimulai.
Dari hasil VT didapat Teraba kepala bayi dan kepala turun HODGE
III, hal ini sesuai dengan tanda kala I aktif dimana terjadi penurunan bagian
terbawah janin. Dan dalam data tercatat terjadi 3 x HIS dalam 10 menit
dengan lama 30 detik. Dalam hal ini terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian,
dimana dalam tanda kala 1 terjadi HIS 3 x dalam 10 menit, hal ini sesuai

12

dengan kasus Ny D, kemudian Lama HIS menurut Mohtar 1998 :94 his terjadi
45 detik atau lebih, pada kasus Ny D saat pengkajian pertama datang lama
HIS 30 detik, hal ini tidak sesuai dengan teori. Selanjutnya dalam observasi
Kala 1, didapatkan data bahwa HIS terjadi selama 45 detik dan meningkat
seterusnya, sehingga hal ini sesuai dengan teori.
Dari table observasi kala I Ny D , DJJ tercatat meningkat dan termasuk
dalam batas normal DJJ. Ketuban pecah pukul 11.55 WIB, warna jernih
jumlah kurang dari 500 ml, hal ini sesuai dengan tanda dari kala 1 dimana
terjadi ketuban pecah.
Dari data dipastikan Kala I berlangsung 6 jam 55 menit dari masa aktif
fase kemajuan maksimal , pada teori dari kala aktif terjadi selama 6 jam, hal
ini sesuai dengan teori bahwa kala I terjadi berkisar 6 jam.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari kasus Ny. D umur 22 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu 2 hari, janin tunggal
hidup intra uteri, puki, pres bel kep dalam persalinan kala 1 fase aktif, fisiologis

13

terdapat kesesuaian tanda dan gejala dengan teori yang ada , yaitu diantaranya
adalah :
-

nyeri yang disebabkan oleh bertambahnya his
keluar lendir darah lewat jalan lahir (bloody show)
terjadi penurunan bagian terbawah janin.
terjadi HIS 3 x dalam 10 menit
terjadi ketuban pecah.
terjadi berkisar 6 jam.
frekuensi his semakin bertambah
DJJ Normal 120-160x / menit

Selain itu juga terdapat ketidaksesuaian tanda dan gejala dengan teori yang ada , yaitu
diantaranya adalah :
-

Lama kontraksi 40 detik atau lebih, sedangkan pada pasien Ny. D lama

-

kontraksi 30 detik
Pada Primigravida, serviks mengalami effacement dilanjutkan dilatasi,
sedangkan pada pasien Ny. D serviksnya mengalami dilatasi dilanjutkan
effacement

SOAL DAN JAWABAN
1.

2.

Anik Parmudika : Mengapa terjadi Tonjolan Ketuban dalam gejala kala I
persalinan?
Galuh Wida A
: Terjadi Tonjolan ketuban karena adanya penurunan bagian
terbawah janin, dimana terjadi dorongan dari adanya HIS sehingga bagian
terbawah janin semakin menekan kebawah dan terjadi pmbukaan, sehingga
akibat penekanan yang kuat maka terbentuk benjolan air ketuban di bagian
pembukaan.
Ade Noprianti : Bagaimana penjelasan dari Perubahan Hematologi ?
Liana Maria U : Perubahan Hematologi adalah perubahan yang terjadi pada
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan
kecuali pada perdarahan postpartum.
14

3. Linda Lisma
: Yang dimaksud dengan perubahan pada ginjal tu apa?
Dewi Kartika
:Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan
kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal.
Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang karena posisi ini membuat
aliran urine berkurang selama kehamilan. Protein dalam urin (+1) selama
persalinan merupakan hal yang wajar, tetepi proteinuri (+2) merupakan hal yang
tidak wajar, keadaan ini lebih sering pada ibu primapara, anemia, persalinan lama
atau pada kasus pre-eklamsia. (varney,2008)
Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap dua jam) untuk mengetahui
adanya distensi juga harus dikosongkan untuk mencegah (1) obstruksi persalinan
akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian
presentasi janin dan (2) trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang
lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine
selama periode pasca partum awal. Lebih sering terjadi pada wanita primipara,
atu yang mengalami anemia, atau yang persalinannya lama. Mengidentifikasikan
preeklasmia.(varney,2008)
Peran bidan:
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kantung kemihnya secara rutin
selama persalinan. Ibu harus berkemih, paling sedikit setiap 2 jam atau lebih
sering jika terasa ingin berkemih atau jika kantung kemih dirasakan penuh.
Periksa sismphisis pubis untuk mengetahui apakah kantung kemih penuh)
anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak
dapat berjalan kekamar mandi berikan wadah penampung urin.
Alasan : kandung kemih yang penuh akan :
a. Memeperlambat

turunnya

bagian

terbawah

janin

dan

mungkin

meyebabkan ibu tidak nyaman.
b. Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yng disebabkan
Antonia uteri.
c. Menggangu penatalaksanaan distosia bahu.
d. Meningkatkan

resiko

infeksi

kandung

kemih

pasca

persalinan.

(pusdiknakes,2004)

15

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-bab2.pdf
diunduh tanggal 11/09/2012 pukul 15:39
http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/kala-i-persalinan.html
http://perubahanfisiologidanpsikologiskalai.blogspot.com/
http://bidanku.com/index.php?/tahapan-proses-persalinan

16

TANYA JAWAB

1. Pertanyaan dari Ade Noprianti
Bagaimana penjelasan dari Perubahan Hematologi ?
Dijawab Liana Maria Ulfa
Jawaban

: Perubahan Hematologi adalah perubahan yang terjadi pada

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca
persalinan kecuali pada perdarahan postpartum.
2. Pertanyaan dari Mariza Mustika Dewi

17

a. Yang dimaksud dengan perubahan suhu tubuh pada kala I persalinan itu
suhu tubuh siapa ?
b. Mengapa bisa begitu ?
Dijawab oleh Ichsaniffah Ayu S. I
Jawaban

:

a. Yang dimaksud adalah suhu tubuh ibu.
b. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan metabolisme pada tubuh
ibu akibat aktivitas muskulus skeletal sehingga menyebabkan suhu
tubuh ibu meningkat.

18