analisis tingkat efesiensi Perusahaan Asuransi (2)

Perusahaan Asuransi
Bisnis ini dapat dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. Perusahaan ini bisa berbentuk PT, Firma atau
Penanggung Perseroan.
Definisi asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan:
“Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada seorang yang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tidak
tertentu”
Pada asuransi swasta terdapat 2 kelompok:
Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya pemakaman dan
untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Kemudian dalam jenis asuransi ini terdapat
Annuitet, yaitu kebalikan dari asuransi jiwa dimana pemegang annuitet dijamin memperoleh penghasilan
selama masih hidup
Asuransi Harta
Sebenarnya semua asuransi merupakan asuransi harta.
Asuransi harta dimaksud untuk pengelompokan, bila kerugian timbul karena sebab-sebab yang bukan
jiwa, cacat atau kematian.
Terdapat 4 jenis asuransi harta:
a. Asuransi kerusakan barang
b. Asuransi tanggung jawab

c. Asuransi kesehatan
d. Asuransi jaminan
Asuransi Pemerintah
Dalam hal ini terdapat 2 macam:
1. Asuransi Sukarela
Meliputi asuransi Deposito, tabungan, pinjaman, hipotek dan asuransi penjaman untuk perbaikan tetap.
2. Asuransi Wajib

Yaitu asuransi yang mengharuskan masyarakat memasukinya dan biasanya disebut asuransi sosial.
Contoh: JAMSOSTEK, TASPEN.

Menanggung Resiko
Apabila sesuatu penyimpangan yang tidak terjadi diharapkan terjadi atau sebaliknya, maka itu disebut
suatu resiko. Biasanya diukur dengan satuan moneter.
Dalam hal ini ada 2 jenis resiko:
§ Resiko Spekulatif.
Resiko ini merupakan kejadian yang bisa menyimpang ke arah dua kemungkinan yaitu, kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan dan penyimpangan yang merugikan.
§ Resiko Murni
Apabila kemungkianan penyimpangan itu hanya ada satu yaitu kerugian, maka dinamakan resiko murni.

Terdapat tiga macam bahaya:
§ Bahaya fisik
Yaitu aspek fisik dari harta yang terguka terhadap resiko.

§ Bahaya moral
Seseorang kuran jujur dapat menyebabkan timbulnya kerugian.
§ Bahaya morale
Bahaya ini tidak menyangkut ketidak jujuran tetapi menyangkut sikap kurang hati-hati yang dapat
memungkinkan terjadinya kerugian.
Beberapa hal untuk menghadapi resiko:
Ï Menghindari resiko
Ï Mencegah dan mengendalikan resiko
Ï Menahan resiko
Ï Memindahkan resiko

Beberapa Prinsip Asuransi
- Itikad baik (Good Faith)
Pihak tertanggung harus memberikan semua keterangan yang sewajarnya mengenai hal-hal yang
menyangkut resiko
- Penggantian kerugian (Indemity)

Dalam hal terjadi kerugian maka pihak perusahaan asuransi sepakat untuk membayar kerugian kepada
pihak tertanggung.
- Kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable Interest)
Sumber dari kepentingan yang dapat diasuransikan pada umulnya adalah pemilikan harta. Seseorang
mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan apbila ia mengalami kejadian yang akan dapat
menimbulkan kerugian.
- Subrogasi (Subrogation)
Prinsip ini sebagai pelengkap dari prinsip indemnity; disini member penanggung yang telah
membayarkan ganti kerugian, segala hal tertanggung terhadap pihak ketiga sehubungan dengan terjadinya
kerugian tersebut.
Syarat-syarat Perjanjian Asuransi:
1. Tujuannnya harus legal
2. Harus ada penawaran dan penerimaan
3. Harus ada imbalan
4. Pihak-pihaknya kompeten.
Beberapa istilah dalam asuransi
1. Polis (Policy)
Adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung dengan penanggungan atau
perusahaan asuransi dan berisi hak serta kewajiban dari pihak-pihak yang membuat kontrak
2. Klaim (Claim)

Adalah tuntutan dari pihak tertanggung kepada penanggung, sehubungan dengan tanggung jawab
penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita sesuai dengan syarat pertanggungan yang tercantum
di dalam polis.

3. Nota Penutupan (Cover Note)
Yaitu suatu nota penutupan yang dibuat dan dikeluarkan oleh penanggung, sementara menunggu
selesainya pembuatan polis.
4. Pihak-pihak (Parties)
Pihak yang diasuransikan = tertanggung.
Pihak yang mengasuransikan = penanggung.
5. Premi (Premium)
Adalah pembayaran uang tetap yang dilakukan oleh tertanggung terhadap perusahaan penanggung.
6. Penerima (Beneficiary)
Yaitu orang yang menerima pembayaran atas kerusakan.
7. Penyelesaian (Settlement)
Ialah jumlah yang menerima pembayaran kepada penerima.
8. Pendapatan (Proceeds)
Ialah jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima.
Organisasi Perusahaan asuransi.
Didalam suatu perusahaan asuransi yang cukup besar, terdapat beberapa departemen, seperti:

· Departemen Keagenan
Bagian ini mengurus segala sesuatu mengenai urusan lapangan, termasuk publisitas, rapat penjualan,
penerangan dan lain-lain.
· Departemen Underwriting
Departemen ini bertugas mengadakan seleksi, memutuskan pelamar serta dapat pula membatalkan polis.
· Departemen Hukum
Bagian ini mengurus pengajuan dari para komisioner asuransi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
tentang hokum.
· Departemen Investasi

Bertugas mengelola dana dan investasi.
· Departemen Klaim
Bertugas mengelola dan menyelesaikan mengenai masalah klaim.
· Departemen Aktuaris dan Statistik
Tugas departemen aktuaris adalah menentukan tarif prem, deviden, cadangan dan skala komisi.
· Departemen Akunting
Melaksanakan tugas keuangan, transaksi sehari-hari, sekaligus membuat laporan keuangannya.
· Departemen Teknik
Tugas departemen ini membantu dalam penetapan premi dan membantu mengurangi resiko kerugian
perusahaan.