BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

  Tindakan awal dari pelaksanaan penelitian di SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07 diawali dengan melakukan permohonan izin kepada Ibu Kepala Sekolah di kedua sekolah tersebut. Permohonan izin di SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07 yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 31 Januari 2015 mendapat sambutan baik dari Kepala Sekolah kemudian peneliti diperbolehkan untuk melakukan penelitian di dua sekolah tersebut.

  Setelah mendapatkan izin, kepala sekolah langsung mengarahkan untuk bertemu langsung pada guru yang mengampu kelas 5, peneliti menemui dan menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada guru kelas 5 SDN Mangunsari 03 yang diampu oleh Ibu Niken, sedangkan di SDN mangunsari 07 mata pelajaran PKn diampu oleh Ibu Setyorini. Guru mata pelajaran PKn di kedua sekolah tersebut menyambut dengan senang hati karena mereka belum pernah melakukan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran VCT berbantu media video interaktif di kelas eksperimen, dan begitu juga di kelas kontrol guru juga sangat jarang menggunakan video interaktif pada saat pembelajaran PKn.

  Selanjutnya pada hari selasa tanggal 3 Februari 2015 pertemuan dengan kedua guru kelas 5 membahas mengenai bagaimana rencana penelitian yang akan dilakukan yaitu melakukan pretest, menegaskan kembali materi yang akan digunakan sebagai penelitian kemudian gambaran umum langkah-langkah RPP yang akan dirancang sesuai dengan model dan media yang akan digunakan peneliti dan jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian di SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07 gugus Diponegoro kecamatan Sidomukti Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan 4 kali pertemuan seperti tercantum dalam jadwal pelaksanaan penelitian. Yang dilaksanakan seperti pada Tabel 10 berikut:

  

Tabel 10

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

di SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07 Kecamatan Sidomukti

Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

  No Hari/Tanggal Uraian kegiatan

  1

  20 Februari 2015 Melakukan pretest di SDN Mangunsari 03

  2

  21 Februari 2015 Melakukan pretest di SDN Mangunsari 07

  3

  27 Maret 2015 Mengajar penggunaan treatment di SDN Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen

  4

  28 Maret 2015 Mengajar penggunaan treatment di SDN Mangunsari 07 sebagai kelas kontrol

  Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan treatment pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti melakukan pretest guna menguji kesamaan varian yang menunjukkan keadaan kedua kelas yang homogen, artinya sebelum diberi perlakuan (treatment) kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Soal pretest yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dan jawaban singkat 10 soal yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya di SD N Dukuh 03 Salatiga. Pertama kali pemberian soal pretest dilakukan pada kelas eksperimen pada hari jumat tanggal 20 Februari 2015 pada pukul 09.00 -10.10 WIB. Pada awal mengerjakan soalnya, siswa terlihat tenang dan percaya diri dalam mengerjakan soal tetapi ketika 10 menit terakhir suasana menjadi gaduh karena sebagian sudah selesai dan sebagian belum sehingga ribut bertanya teman lainnya.

  Pemberian soal pretest di kelas kontrol dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 2015 pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.10 WIB. Karena jam pertama banyak kendala yang dihadapi antara lain banyak siswa yang telat mengakibatkan pelaksanaan menjadi molor dan siswa terlihat masih bermalas- malasan dalam mengerjakan soal, untuk membangkitkan semangatnya siswa diajak melakukan icebreaking

  “tukang tahu tukang tempe towel-towel”, akhirnya mereka semangat mengerjakan soal pretest hingga waktu selesai.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen

  Pada hari Jumat tanggal 27 Maret 2015 adalah pelaksanaan treatment menggunakan model pembelajaran VCT berbantu video interaktif pada kelas eksperimen di SDN Mangunsari 03. Kegiatan belajar mengajar dimulai pada jam ke 4 dan 5 setelah jam istirahat yakni pada pukul 09.00-10.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruangan kelas 5.

  Sebelum masuk ruangan kelas peneliti dan guru di dalam kantor sambil berbincang-bincang tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bell pertanda masuk kelas telah berbunyi tepat pada pukul 09.00, Ibu Niken selaku guru kelas dan peneliti memasuki kelas. Setelah semua siswa memasuki kelas, Ibu Niken pun mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang materi organisasi yang telah di pelajari pada minggu yang lalu.

  Setelah situasi kelas kondusif dan semua siswa telah siap untuk belajar guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu, lalu guru memperkenalkan peneliti yang bertindak sebagai observer serta seorang rekan peneliti yang melakukan kegiatan dokumentasi. Kegiatan pengenalan ini dirasa penting agar siswa tidak merasa canggung dan terganggu dalam pembelajaran, setelahnya siswa terlihat nyaman dan santai dengan pembelajarannya karena sebelumnya peneliti telah melaksanakan PPL di SDN Mangunsari 03 jadi siswa terlihat santai dan terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

  Kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran PKn yang akan dilaksanakan, yaitu organisasi pada cakupan materi tugas-tugas tentang pengurus kelas, tata cara pemilihan pengurus kelas, dan nilai-nilai yang dapat dipatuhi dalam berorganisasi. Kemudian guru menampilkan sebuah video interaktif yang menjelaskan tentang proses pemilihan Setelah video interaktif selesai dilihat oleh siswa, guru menanyakan apakah anak- anak sudah memiliki gambaran mengenai bagaimana pemilihan pengurus kelas. Sebagian besar siswa sudah memahami isi video tersebut. Kemudian guru kembali bertanya mengenai cara pemilihan pengurus kelas yang berlangssuung dalam video tersebut. Siswa serentak menjawab bahwa cara pemilihan pengurus kelas dalam video tersebut adalah pemungutan suara. Setelah anak-anak mulai mengerti, guru menjelaskan tentang cara pemilihan pengurus kelas secara pemungutan suara, aklamasi dan penunjukan langsung.

  Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kembali tentang struktur organisasi kepengurusan kelas. Siswa pun menjawab serentak bahwa di dalam kepengurusan kelas terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi. Guru meminta kepada ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi kelas 5 untuk menceritakan kepada teman-teman mengenai tugasnya seperti apa. Setelah itu dari jawaban-jawaban siswa guru memberikan tambahan penjelasan agar materi yang didapat lebih lengkap. Setelah mereka memahaminya, guru memposisikan siswa untuk mensimulasikan kegiatan pemilihan ketua kelas.

  Ketika simulasi pemilihan ketua kelas berlangsung, suasana menjadi gaduh tetapi tetap terarah sesuai dengan tujuan. Setelah simulasi selesai guru memberikan sebuah cerita berdilema moral yang berisikan tentang proses simulasi pemilihan pengurus kelas dengan alur cerita sebagai berikut: ketika simulasi berlangsung, Brian selaku calon kandidat memiliki suara terbanyak dan dia dinobatkan sebagai ketua kelas. Waktu terus berlalu hingga suatu ketika Brian ditunjuk oleh guru kelas untuk mengkoordinir anak-anak dalam latihan lomba siaga. Dengan bijaksana Brian pun melaksanakan perintah guru. Disela-sela latihan pada jam istirahat tiba-tiba kelas 1 sudah keluar dan adik Brian bernama Dion menangis karena belum dijemput oleh orangtuanya. Brian pun bergegas meninggalkan latihan lomba tersebut untuk segera menghampiri adiknya dan mencoba menenangkannya. Tetapi justru tangisannnya semakin keras. Brian pun adiknya pulang ke rumah. Sedangkan jarak sekolah ke rumah Brian cukup jauh. Kemudian dari cerita tersebut guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, anatara lain “Bagaimana jika anak-anak di posisi Brian? Apa yang kalian lakukan? Lalu nilai- nilai apa saja yang bisa diambil dari cerita tadi?”. Guru mempersilahkan anak-anak menulis jawabannya pada selembar kertas, lalu guru menjelaskan bahwa anak-anak bebas menjawab sesuai jawabannya masing- masing serta sesuai apa yang dirasakan dan diinginkan. Guru juga menekankan kepada siswa supaya tetap percaya diri dan jangan takut salah dalam menjawab.

  Setelah itu guru memberikan soal berdilema kembali dengan alur cerita sebagai berikut: Vina adalah salah satu siswa kelas 6. Dia ditugasi untuk menjadi bendahara kelas. Suatu hari teman satu kelas Vina sedang sakit. Dia sebagai perwakilan kelas ditugaskan untuk membelikan sebuah parsel sebagai buah tangan untuk menjenguk teman yang sakit. Vina pun pergi mencari buah bersama Erna. Di tengah perjalanannya membeli parsel, Vina tersandung dan akhirnya terjatuh. Lalu Erna membantu untuk bangkit. Mereka melanjutkan perjalanan hingga tempat dimana mereka akan membeli buah. Setelah selesai memilih-milih dan akan membayar, tiba-tiba uang iuran kelas yang dibawa ternyata hilang. Vina dan Erna pun panik. Tanpa menghiraukan Erna dan Pedagangnya Vina langsung berlari mencari uangnya di sepanjang jalan. Ia berjalan menuju tempat ketika ia terjatuh. Ia mencari sampai benar-benar lelah tetapi uangnya tidak kunjung diketemukan. Erna menghampirinya dan mencoba menenangkannya. Tetapi Vina tetap saja takut, merasa bersalah dan ia justru menangis.

  Dari cerita tersebut guru memberikan beberapa pertanyaan antara lain sebagai berikut: bagaimana jika anak-anak berada di posisi Vina? apa yang akan kalian lakukan? dan bagaimana jika anak-anak di posisi Erna? apa yang kalian lakukan? nilai-nilai apa yang bisa dicontoh dalam cerita itu? Lalu siswa kembali menjawab pertanyaan tersebut pada selembar kertas. Guru membagi kelompok menjadi 6. Satu kelompok terdiri dari 5

  • – 6 siswa. Guru meminta siswa mendiskusikan masing-masing jawabannya dan menyimpulkan secara bersama di
untuk membuat urutan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok 3 terdiri dari Hera, Nawang, Adit, Peter dan Imanuel. Kelompok 3 mempresentasikan hasil diskusinya dengan jawaban yang beragam. Disaat mereka menjelaskan hasil diskusinya banyak siswa dari kelompok lain yang bertanya dan memberikan masukan. Kemudian guru memberikan tepuk tangan dan apresiasi atas semua jawaban masing-maisng siswa. Lalu guru memberikan penguatan pada masing-masing jawaban siswa dan menarik kesimpulan nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dari materi yang dipelajari pada saat itu. Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan hasil kesimpulan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Lalu guru memberikan pesan untuk siswa agar selalu berbuat baik dengan sesama, jangan egois dan selalu berfikir sebelum bertindak.

  Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran. kemudian siswa diberikan lembar evaluasi. Di sela-sela siswa mengerjakan soal evaluasi, guru memantau siswa dalam mengerjakannya sambil be rkata “kerjakan sejujur mungkin dan dikerjakan sendiri-sendiri karena itu soal yang mudah serta anak-anak bebas menjawab sesuai pilihan anak- anak”. Karena bell sudah berbunyi guru tidak sempat melakukan refleksi pembelajaran. Kemudian guru memberikan tugas rumah pada anak-anak untuk membuat sebuah cerita berdilema moral bertema bebas, disertai pertanyaan dan jawaban. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menutup pembelajaran hari itu dengan berdoa.

  Di bawah ini merupakan tabel hasil pengamatan observer/peneliti mengenai keterlaksanaan sintaks yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran dengan model pembelajaran VCT berbantu video interaktif.

  

Tabel 11

Hasil Observasi Pelaksanaan Treatment Kelas Eksperimen

di SDN Mangunsari 03 Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015

  No Aspek yang di Teliti Sintaks yang Terlaksana Sintaks yang tidak Terlaksana Presentase (%) Sintaks yang Terlaksana

  1 Kegiatan awal 6 - 20,7%

  2 Kegiatan inti Eksplorasi 5 - 17,2% Elaborasi 7 - 24,1% Konfirmasi

  3 1 10,3%

  3 Kegiatan penutup 5 2 17,2%

  Jumlah

  26 3 89,5% Terlihat pada tabel 11 di atas bahwa bahwa keterlaksanaan treatment yang telah dilaksanakan oleh guru kelas 5 SDN Mangunsari 03 pada pelaksanaan

  

treatment sudah hampir sesuai sintaks. Dari kegiatan awal sampai dengan

  kegiatan penutup sudah sesuai dengan sintaks, hanya saja ada kegiatan yang terlewat pada kegiatan konfirmasi dan penutup, tetapi pada keseluruhan keterlaksanaan treatment sudah baik dapat dilihat pada kolom presentase, dan jumlahnya mencapai 89,5%. Jadi secara keseluruhan treatment berjalan baik sesuai dengan sintaks.

  Di bawah ini adalah tabel hasil pengamatan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran:

  

Tabel 12

Hasil Observasi Respon Siswa

dalam Pembelajaran Model VCT berbantu Video Interaktif

  

No Aspek yang di Observasi Pelaksanaan

Ya Tidak

  1 Perhatian siswa pada pelajaran. V - 2 Keberanian siswa untuk bertanya. V - 3 Keaktifan siswa dalam KBM. V - 4 Keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga. V - 5 Kecermatan siswa dalam menerjemahkan video interaktif dan cerita. V -

6 Kejelasan siswa dalam membacakan rangkaian pesan. -

  V 7 Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan. V - 8 Keberanian siswa dalam mempertahankan nilai yang diyakini. V - 9 Siswa merasa senang dengan nilai yang dipilihnya. V -

10 Ada kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakan nilai yang dipilihnya.

  V - Jumlah Skor

  9 Presentase Keterlaksanaan 90%

  Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa keterlaksanaan respon siswa sudah baik, terbukti dari 10 aspek yang diamati, 9 aspek telah terlaksana. Satu aspek yang tidak dapat dilaksanakan karena siswa sering bertanya dan meminta menjelaskan kembali cerita yang diberikan oleh guru.

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol

  Pada hari sabtu tanggal 28 Maret 2015 adalah pelaksanaan treatment menggunakan model pembelajaran konvensional ceramah berbantu video interaktif pada kelas eksperimen di SDN Mangunsari 07, kegiatan belajar mengajar dimulai pada jam ke 1 dan 2 yakni pada pukul 07.00-08.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruangan kelas 5.

  Setelah bell berbunyi semua siswa berbaris di depan kelas, lalu baru masuk satu persatu sesuai barisan, bersalaman dengan guru, peneliti dan dokumenter. Setelah itu kami memasuki ruang kelas. Anak-anak terlihat asing dengan kami meminta ketua kelas untuk memimpin doa, setelah itu guru melakukan presensi kehadiran siswa, dan pada hari itu semua anak hadir, tidak ada yang tidak berangkat.

  Selanjutnya Ibu Rini memperkenalkan peneliti dan dokumenter kepada siswa agar pembelajaran tidak terganggu dengan adanya kami. Setelah itu guru memberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang dipelajari pada minggu lalu, siswa pun menjawab dengan antusias. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, serta memeriksa kesiapan siswa, setelah itu guru menjelaskan tentang materi PKn apa saja yang dipelajari, yaitu organiasi pada cakupan materi tugas-tugas tentang pengurus kelas, tata cara pemilihan pengurus kelas, dan nilai-nilai yang dapat dipatuhi dalam berorganisasi.

  Kemudian guru menampilkan sebuah video interaktif tentang pemilihan pengurus kelas siswa terlihat senang dan bersemangat, sambil melihat video. Setelah video interaktif selesai dilihat oleh siswa, guru melakukan tanya jawab mengenai video interaktif yang telah dilihat. Lalu guru menjelaskan mengenai materi-materi yang akan dipelajari sambil menulis poin-poinnya dalam black

  

board lalu guru meminta anak-anak untuk menulis dan membuat rangkuman

  pembelajaran yang dijelaskan oleh guru tersebut. setelah dijelaskan tentang cakupan materi yang dipelajari tersebut, guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tetapi siswa hanya diam saja lalu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal pilihan ganda yang ada di LKS masing-masing. Ketika siswa mengerjakan soal latihannya justru mereka ramai tetapi guru membiarkannya, setelah siswa selesai mengerjakan guru meminta siswa untuk menukarkan jawabannnya dengan teman sebangku dan dicocokan bersama-sama.

  Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang jelas, tetapi siswa ada yang bilang sudah mengerti, ada yang diam saja. Setelah itu guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari, kemudian guru membagikan lembar evaluasi, guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan, guru memberikan pekerjaan rumah untuk mengerjakan LKS yang belum dikerjakan. Setelah itu guru mentup pembelajaran dan melanjutkannya pada mata pelajaran berikutnya yaitu matematika.

  Di bawah ini merupakan tabel hasil pengamatan observer/peneliti mengenai keterlaksanaan sintaks yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional ceramah berbantu video interaktif.

  

Tabel 13

Hasil Observasi Pelaksanaan Treatment Kelas Kontrol

di SDN Mangunsari 07 Kecamatan Sidomukti Salatiga Tahun Pelajaran

2014/2015

  

No Aspek yang di Sintaks Sintaks yang Presentase (%)

Teliti yang tidak Sintaks yang Terlaksana Terlaksana Terlaksana

  1 6 26,1% - Kegiatan awal

  2 Kegiatan inti Eksplorasi - 3 13% 4 17,4%

  • Elaborasi Konfirmasi

  1 2 4,3%

  3 Kegiatan

  5 2 21,74% penutup Jumlah

  19 4 82,54% Terlihat pada tabel 13 di atas bahwa bahwa keterlaksanaan treatment yang telah dilaksanakan oleh guru kelas 5 SDN Mangunsari 07 pada pelaksanaan

  

treatment sudah hampir sesuai sintaks. Dari kegiatan awal sampai dengan

  kegiatan penutup sudah sesuai dengan sintaks, hanya saja ada kegiatan yang terlewat pada kegiatan konfirmasi dan penutup, tetapi pada keseluruhan keterlaksanaan treatmen sudah baik dapat dilihat pada kolom presentase, dan jumlahnya mencapai 82,54%. Jadi secara keseluruhan treatment berjalan baik sesuai dengan sintaks.

  Di bawah ini adalah tabel hasil pengamatan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran:

  

Tabel 14

Hasil Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Model Konvensional

Ceramah berbantu Video Interaktif

  Aspek yang di Observasi Pelaksanaan No Ya Tidak

  • 1 Perhatian siswa pada pelajaran.

  V

  V

  • 2 Keberanian siswa untuk bertanya.

  3 Keaktifan siswa dalam KBM. -

  V

  • 4 Keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga.

  V

  

5 Kecermatan siswa dalam menerjemahkan video interaktif dan cerita. -

  V

  V

  • 6 Kejelasan siswa dalam membacakan rangkaian pesan.

  V

  • 7 Keruntutan siswa dalam menulis rangkuman pembelajaran.

  V

  • 8 Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan.
  • 9 Kejujuran dan ketertiban siswa dalam mengerjakan soal evaluasi.

  V

  V Jumlah Skor

  • 10 Keseriusan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

  6 Presentase Keterlaksanaan 60%

  Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa keterlaksanaan respon siswa kurang baik, terbukti dari 10 aspek yang diamati, hanya 6 aspek telah terlaksana. 4 aspek yang tidak dapat dilaksanakan karena siswa cenderung bosan dan melakukan kegiatan-kegiatan diluar pembelajaran seperti mengganggu teman, izin kebelakang, bicara sendiri dan juga karakter siswa yang cenderung tidak disiplin.

4.2 Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini terbagi menjadi 2 subbab yaitu deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data meliputi data hasil belajar PKn dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t-test.

4.2.1 Deskripsi Data

  Didalam deskripsi data ini dibahas tentang data mentah hasil belajar yang diperoleh dari skor hasil evaluasi posttest yang telah dilakukan oleh peneliti pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dideskripsikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi data berkelompok. Tujuannya agar data-data hasil belajar itu dapat dipaparkan dengan baik dan disimpulkan secara mudah, biasanya berkelompok dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah pertama adalah menentukan banyaknya kelas (K), lalu menentukan jangkauan (R) dan kemudian panjang interval kelasnya (I) berikut penjelasan tiap langkah beserta rumus untuk hasil belajar PKn kelas eksperimen:

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 3,3 1,491 = 1 + 4.9203 = 5,9203 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

  Jangkauan (R) = skor maksimal

  • – skor minimal = 98 - 53 =

  45 Interval (I) = =

  45

  6

  = 7,5 (dibulatkan menjadi 8) Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak kelas adalah 6 sedagkan interval tiap kelasnya adalah 8. Berdasarkan hasil perhitung tersebut dapat disajikan skor hasil belajar PKn kelas ekperimen dalam bentuk tabel distribusi frekuensi data berkelompok sebagai berikut:

  

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen

  No Interval Frekuensi Persentase (%) 1. 53-60 3 9,7 % 2. 61-68 4 12,9 % 3. 69-76 8 25,8 % 4. 77-84 8 25,8 % 5. 85-92 6 19,3 % 6. 93-100 2 6,5 %

  Jumlah 31 100 % Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa skor hasil belajar PKn kelas eksperimen seluruh siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03. Siswa yang mendapat skor

  53 sampai 60 terdiri atas 3 siswa dengan persentase 9,7 %. Siswa yang mendapat skor antara 61 sampai 68 terdapat 4 siswa atau 12,9 %, siswa yang mendapat skor 69 sampai 76 terdiri dari 8 siswa dengan presentase 25,8%, begitupun dengan skor 77 sampai 84 juga terdiri dari 8 siswa dengan presentase 25,8%, lalu siswa yang mendapatkan skor 85-92 terdiri dari 6 anak dengan presentase 19,3%. Kemudian untuk skor yang teringgi yaitu 93 sampai 100 hanya terdapat 2 siswa dari 31 siswa yang ada di kelas 5 SDN Mangunsari 03 dengan presentase 6,5%.

  Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas lagi, berikut disajikan gambar diagram garis skor hasil belajar PKn kelas eksperimen: 10 8

  6 ency 4 qu re 2 F 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100

  Nilai tes kelompok eksperimen

Gambar 3 Selanjutnya, skor hasil belajar PKn kelas kontrol juga disajikan dalam tabel distribusi frekuensi data berkelompok. Langkah yang digunakan sama dengan kelas eksperimen, yakni menentukan banyaknya kelas (K), lalu menentukan jangkauan (R) dan kemudian panjang interval (I) berikut penjelasan tiap langkah beserta rumus untuk kelas kontrol:

  Jangkauan (R) = skor maksimal

  Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 1,41497 = 1 + 4,669401 = 5,669401 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

  • – skor minimal = 90 - 43 =

  47 Interval (I) = = 47 6

  = 7,833 (dibulatkan menjadi 8) Dari perhitungan diatas, dapat diketahui banyak kelas adalah 6 dan interval tiap kelas adalah 8. Berdasarkan hasil hitung tersebut dapat disajikan skor hasil belajar PKn kelas kontrol sebagai berikut:

  

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol

  No Interval Frekuensi Persentase (%) 1. 43-50 2 7,7 % 2. 51-58 1 3,9 % 3. 59-66 6 23,1 % 4. 67-74 9 34,6 % 5. 75-82 3 11,5 % 6. 83-90 5 19,2 %

  Jumlah 26 100 % Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui skor hasil belajar PKn kelas kontrol seluruh siswa kelas 5 SDN Mangunsari 07. Siswa yang mendapatkan skor 43 sampai 50 terdapat 2 siswa dengan presentase 7,7%, siswa yang mendapatkan skor 51 sampai 58 terdapat 1 siswa dengan presentase 3,9%, siswa yang mendapatkan skor 59 sampai 66 terdapat 6 siswa dengan presentase 23,1%, kemudian siswa yang mendapatkan skor 67 sampai 74 ini yang terbanyak yaitu terdapat 9 siswa dengan presentase 34,6%, lalu siswa yang mendapatkan skor 75 sampai 82 terdapat 3 siswa dengan presentase 11,5%, kemudian skor yang tertinggi yaitu 83-90 terdapat 5 siswa dengan presentase 19,2%

  Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut disajikan gambar diagram distribusi frekuensi hasil belajar PKn kelas kontrol: 10 8

  6 cy en 4 qu fre 2 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90

  Nilai tes kelompok kontrol

Gambar 4

4.2.2 Teknik Analisis Data

  4.2.2.1 Analisis Deskriptif

  Setelah dilakukan destribusi frekuensi berupa tabel dan grafik, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar PKn dari kelas eksperimen yaitu siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 dan kelas kontrol yaitu siswa kelas 5 SDN Mangunsari 07, yang akan disajikan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar PKn terlihat pada Tabel 17 berikut ini.

  

Tabel 17

Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation eksperimen

  31

  53.00 98.00 77.0645 10.76084 kontrol

  26

  43.00 90.00 70.9231 11.59629 Valid N (listwise)

  26 Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa hasil belajar PKn kelas eksperimen

  dengan jumlah data (N) sebanyak 31 mempunyai nilai minimum 53,00 dan nilai maximum 98,00. Sedangkan rata-rata/mean pada kelas eksperimen yaitu 77,0645 dan standart deviation yaitu 10,76084. Sedangkan hasil belajar PKn pada kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 26 mempunyai nilai minimum 43,00 dan nilai maximum 90,00. Rata-rata/mean pada kelas kontrol yaitu 70,9231. Sedangkan standart deviation yaitu 11,59629.

  4.2.2.2 Uji Normalitas

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdestribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua kelas memiliki varians yang sama atau tidak. Uji normalitas ini akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22.0. Data dinyatakan berdestribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini disajikan Tabel 18 hasil uji normalitas hasil belajar PKn pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  

Tabel 18

Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

  

Tests of Normality

a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk * kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig. posttest eksperimen .106 31 .200 .975 * 31 .670 kontrol .122

  26 .200 .968 26 .583

a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.

  Dari Tabel 18 terlihat bahwa pada kolom Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui skor signifikasi untuk hasil belajar PKn kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,200 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdestribusi normal. Berikut ini disajikan Gambar 7 dan 8 grafik uji normalitas dari hasil belajar PKn kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  

Gambar 5

  

Gambar 6

Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol

  Berdasarkan gambar 5 dan 6 menunjukkan bahwa hasil skor posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berdistribusi normal, dan persebaran rata-rata segaris membentuk garis lurus.

4.2.2.3 Uji Homogenitas

  Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas (kesamaan varian). Dalam penelitian ini uji homogenitas varian menggunakan teknik Levene Test. Data homogen jika diperoleh nilai > 0,05 dan data tidak homogen jika < 0,05. Output dari uji homogenitas data hasil belajar PKn siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas 5 SDN Mangunsari 07 sebagai kelas kontrol terlihat pada tabel berikut ini:

  

Tabel 19

Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

Test of Homogeneity of Variances

  posttest Levene Statistic df1 df2 Sig.

  .144

  1 55 .706 Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui angka Levene Statistic menunjukkan

  0,144, semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. Kemudian df1= jumlah kelompok data - 1 atau 2

  • – 1 = 1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 57
  • – 2 = 55. Dari output tersebut dapat diketahui signifikansi sebesar 0,706. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variansi adalah sama (varian kelas eksperimen dengan kelas kontrol).

4.2.2.4 Uji Independent Sample T-Test

  Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji t-test (Independent Samples T-Test) dengan menggunakan program IBM SPSS

  

Statistics 22.0. Dan sebelumnya sudah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji

  normalitas dan uji homogenitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata skor post test hasil belajar PKn antara dua kelompok. Berikut ini disajikan Tabel 20 rata-rata skor hasil belajar PKn kelas eksperimen dan kelas kontrol.

  Tabel 20 Rata-rata Skor Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean eksperimen

  31 77.0645 10.76084 1.93270 kontrol 26 70.9231 11.59629 2.27422 Berdasarkan Tabel 20 terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 77,0645 dan untuk kelas kontrol adalah 70,9231, artinya bahwa rata-rata skor post test kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor post test kelas kontrol. Hasil uji t-test dari skor post test hasil belajar PKn kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 21 berikut ini.

  

Tabel 21

Hasil Uji t Skor Hasil Belajar PKn Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2014/2015

  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

  Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference

  Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper posttest Equal variances .144 .706 2.072

  55 .043 6.14144 2.96470 .20005 12.08283 assumed Equal variances 2.058 51.685 .045 6.14144 2.98453 .15167 12.13120 not assumed

  Dari hasil Tabel 21 dapat dilihat pada baris equal variances assumed karena varian data sama (homogen), ini dapat dilihat dari kolom sig yang menunjukkan angka 0,706 (0,706 > 0,05) dan signifikansi pada hasil T-test terlihat pada kolom sig (2-tailed) menunjukkan angka 0,043. Pada kolom mean

  

different nampak bahwa perbedaan rata-rata sebesar 6,14144 (77,0645-70,9231)

  dan perbedaan berkisar antara 0,20005 sampai 12,08283 sebagaimana dapat dilihat di kolom lower dan upper.

4.3 Pembahasan Hasil Peneltian

  Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan uji hipotesis dan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Sedangkan pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil uji hipotesis, juga mengetahui tingkat perbedaan efektivitas dalam penggunaan model pembelajaran VCT berbantu video

  

interaktif dengan model pembelajaran konvensional ceramah berbantu video

  interaktif terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07. Perbedaan efektivitas dapat dilihat pada uji t test dan perbedaan rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.3.1 Uji Hipotesis

  Dalam hipotesis terdapat hipotesis nihil dan hipotesis alternatif yaitu sebagai berikut :

  1. Hipotesis nihil atau nol hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel.

  2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel.

  Dalam pengujian hipotesis terdapat dua ketentuan. Pertama, bila harga t hitung berada pada daerah penerimaan Ho atau terletak di antara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t hitung lebih kecil diterima. Sedangkan ketentuan atau sama dengan ( ≤ ) dari harga tabel maka Ho berdasarkan signifikansi yaitu jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

  Berdasarkan ketentuan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak ada perbedaan efektivitas dalam penggunaan model pembelajaran

  VCT berbantu media video interaktif dengan model konvensional metode ceramah berbantu media video interaktif terhadap hasil belajar PKn semester II kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Ha : Ada perbedaan efektivitas dalam penggunaan model pembelajaran VCT berbantu media video interaktif dengan model konvensional metode ceramah berbantu media video interaktif terhadap hasil belajar PKn semester II kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

  Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui t hitung sebesar 2,072 dan signifikansi sebesar 0,043. Hal ini menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel yakni 2,00404 (2,072 >2,00404) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,043< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Itu artinya hipotesis Ada perbedaan efektivitas dalam penggunaan model pembelajaran VCT berbantu media video interaktif dengan model konvensional ceramah berbantu media video interaktif terhadap hasil belajar PKn semester II kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 diterima.

4.3.2 Pembahasan

  Pembahasan hasil penelitian ini memaparkan dan mengaitkan hasil analisis data, uji hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya dengan kajian teori dan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu . Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan terlihat perbedaan rata-rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 77,0645 dan untuk kelas kontrol adalah 70,9231, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar PKn kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor hasil belajar PKn kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar 6,1414 (77,0645 -70,9231), dan perbedaan berkisar antara 0,20005 sampai 12,08283 terlihat pada lower dan upper. Hasil belajar PKn kelas eksperimen dengan jumlah siswa 31 mempunyai nilai terendah 53,00 dan nilai tertinggi 98,00. Sedangkan hasil belajar PKn pada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26, mempunyai nilai terendah 43,00 dan nilai tertinggi 90,00. Oleh karena itu dapat diketahui t hitung sebesar 2,072 dan signifikansi sebesar 0,043. Hal ini menunjukkan t hitung lebih besar dari pada t tabel yakni 2,00404 (2,072 >2,00404) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,043< 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Itu artinya hipotesis Ada perbedaan efektivitas dalam penggunaan model pembelajaran VCT berbantu media video interaktif dengan model konvensional metode ceramah berbantu media video interaktif terhadap hasil belajar PKn semester II kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 diterima.

  Perbedaan efektivitas ini dilihat dari hasil uji t dan perbedaan rata-rata dua kelas. Hal ini berarti pembelajaran dengan model VCT berbantu media video interaktif lebih efektif dari pada pembelajaran model konvensional ceramah berbantu media video interaktif. Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan efektivitas antara penerapan pembelajaran VCT berbantuan video interaktif dengan penerapan pembelajaran konvensional ceramah berbantuan video interaktif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 dan SDN Mangunsari 07 semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: menurut Sutarjo Adisusilo (2012:141) “model VCT adalah pembelajaran pendidikan nilai dimana peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, memutuskan, mengambil sikap sendiri nilai-nilai hidup yang ingin diperjuan gkannya”. Peserta didik dibantu menjernihkan, memperjelas atau mengklarifikasikan nilai-nilai hidupnya, lewat values problem solving, diskusi, dialog dan presentasi. Misalnya peserta didik dibantu menyadari nilai hidup mana yang sebaiknya diutamakan dan dilaksanakan, lewat pembahasan kasus-kasus hidup yang sarat dengan konflik nilai atau moral. Seperti yang dikemukakan oleh Amri dan Ahmadi (2010:208) bahwa strategi pembelajaran afektif sebagai strategi yang tidak hanya bertujuan untuk mencapai pendidikan kognitif saja, tetapi juga bertujuan untuk mencapai dimensi yang lainnya yaitu sikap dan keterampilan afektif. Selain itu Hall (Sutarjo Adisusilo, 2012:145) mengartikan teknik klarifikasi nilai (VCT) sebagai berikut:

  By value clarification we mean a methodology or process by which we help a person to discover values through behavior, feelings, ideas, and through important choices he has made and is continually, in fact, acting upon in and through his life.

  Dengan klarifikasi nilai, peserta didik tidak disuruh menghafal dan tidak “disuapi” dengan nilai-nilai yang sudah dipilihkan pihak lain, melainkan dibantu untuk menemukan, menganalisis, mempertanggungjawabkan, mengembangkan,

  Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu video interaktif. Menurut

  

Schramm (Iswidayati, 2010: 2) mengatakan media pembelajaran adalah teknologi

  pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran dan mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran antara lain : media visual (gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan/chart, kartun, poster, peta dan globe, papan planel, papan buletin), media audio (radio, alat perekam magnetik atau tape recorder), media proyeksi diam (film bingkai, film rangkai, OHP (overhead projector), opaque projektor,

  

mikrofis ), media proyeksi gerak dan audio visual (film gerak, film gelang atau

film loop, program tv, video), multimedia, benda.

  Menurut Kemp & Dayton (Arsyad, 2001:19) media pembelajaran memiliki tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan dan kelompok yang pendengarnya dalam jumlah besar, yaitu 1) memotivasi minat atau tindakan 2) menyajikan informasi 3) memberi instruksi. Sedangkan Menurut Seels dan

  

Glasgow (Arsyad, 2002:36) media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem

  penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.

  Faktor lainnya juga terdapat pada antusias dan motivasi guru dalam melakukan treatment. Terlihat pada hasil observasi keterlaksanaan guru dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks mencapai 89,5% dan juga siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran tersebut.

  Selain membuktikan teori dan pendapat para ahli di atas, penelitian ini juga sejalan dengan kajian penelitian relevan yang telah dilakukan peneliti terdahulu yang dimuat dalam E-journal Undiksha yang dilakukan oleh Ni Pt.Yoni Rahayudhi, A. A. Gd.Agung, dan I Dw. Kade Tastra (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran VCT Berbantuan Media Microsoft

  

Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Pkn Siswa Kelas V SD gugus II

Kecamatan Tegallalang”, disimpulkan bahwa (1) Deskripsi prestasi belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaan konvensional menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa Mo < Md < M atau 24,30 < 26,00 < 27,10. Berdasarkan pedoman konversi penilaian skala lima berada pada kategori sedang, (2) Deskripsi prestasi belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Value

  

Clarification Technique (VCT) berbantuan media Microsoft PowerPoint

  menunjukan skor cenderung tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa Mo > Md > M atau 45,78 > 43,90 > 42,50. Berdasarkan pedoman penilaian skala lima berada pada kategori tinggi. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji-t ditemukan bahwa terdapat perbedaan efektifitas model pembelajaran VCT berbantuan media

  

Microsoft PowerPoint terhadap prestasi belajar PKn siswa diketahui bahwa t

hitung > t tabel (9,23 > 2,00 dengan taraf signifikansi 5%).

  Penelitian lain yang juga menunjukkan hasil senada dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fairizah Haris (2013) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran VCT untuk meningkatkan Kesadaran Nilai Menghargai Jasa Pahlawan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Semambung No.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

0 1 94

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kecamatan Garung Kabupaten

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyan

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kecamatan Garung Kabupaten

0 0 63

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran PKn - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa K

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Be

0 1 13