PEMAHAMAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OKSIGEN DAN HUMIDIFIKASI PADA PASIEN DENGAN GAGAL NAFAS DI RUANG ICU RSI SAKINAH MOJOKERTO

  

PEMAHAMAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OKSIGEN DAN

HUMIDIFIKASI PADA PASIEN DENGAN GAGAL NAFAS

DI RUANG ICU RSI SAKINAH

MOJOKERTO

NAQI AYYUBI

11001126

Subject : Pemahaman, Perawat, Oksigenase, Humidifikasi, Gagal Nafas

  

DESCRIPTION

  Gagal Nafas adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan terjadinya pernafasan yang pendek secara berat dan tiba-tiba yang biasanya timbul dalam waktu 12-48 jam. Orang dengan kegagalan pernafasan diobati di ruang perawatan intensif. Oksigen diberikan pada mulanya, biasanya dalam jumlah yang besar lebih dari kebutuhan, tetapi jumlah oksigen bisa disesuaikan kemudian waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman perawat tentang pemberian oksigen dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas di Ruang

  ICU RSI Sakinah Mojokerto.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. variabel yang diteliti adalah pemahaman perawat tentang tindakan oksigenasi pada pasien gagal nafas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang ICU RSI Sakinah Mojokerto. Sampel berjumlah 12 perawat diambil secara total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisa secara deskriptif kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

  Hasil penelitian didapatkan sebagian besar perawat RS islam Sakinah memiliki pemahaman yang baik pemberian oksigen dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas yaitu sebanyak 7 responden (58,3%). Perawat di ruang ICU juga merupakan perawat pilihan manajemen rumah sakit dengan klasifikasi yang tinggi di mana perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang baik tentang tindakan kegawatdaruratan serta mempunyai skill baik untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan.

  Perawat harus selalu meningkatkan kompetensi keperawatannya dengan mengikuti seminar-seminar dan pelatihan tentang kegawatdaruratan supaya bisa memberikan pelayanan maksimal pada pasien. Rumah sakit harus memberikan fasilitas pendidikan formal – maupun informal bagi perawat berprestasi baik itu melalui seminar atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan kompetensi perawat.

  

ABSTRACT

  Respiratory failure is a medical condition that is characterized with the occurrence of heavy short breathing and usually occur within 12-48 in hours suddenly. People with respiratory failure are treated in intentive care. Oxygen is given at adjusted next time. The purpose of this study is to know the nurses understanding of oxygen delivery and humidification to patients with repiratory

  The type of this study is descriptive and approach used in this study is a case study. The variable studied are the nurses understanding the action of oxygenation to patient with respiratory failure. The population in this study is all of nurses in

  ICU RSI Sakinah Mojokerto. The sample is taken by 12 nurses of sampling. The instrument uses questionnaires and is analyzed descriptively and then presented in a frequency distribution table.

  The result show the majority nurses of RSI Sakinah have good understanding of the administration of oxygen and humidification to patients with respiratory failure amount seven respondents (58.3%), The nurses in ICU are also by management of hospital with the best classification that the nurses are required to have good knowledge about action of emergency also good skill to perform emergency action.

  The nurses should always improve nursing competencies wits seminar and training on emergencies in order to provide maximum service to patients. The Hospital should provide formal educational facilities – and informal for nurses perform either seminar or other activities that can improve the competence of nurses.

  

Keywords : understanding, nurses, oxygenase, humidification, respiratory

failure Contributor : 1. Dr. Nurwidji, MHA., M.Si,

2. Sunyoto, S.Kep.Ns, Date : Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG

  Gagal Nafas adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan terjadinya pernafasan yang pendek secara berat dan tiba-tiba yang biasanya timbul dalam waktu 12-48 jam setelah adanya faktor pencetus, seperti trauma, sepsis dan aspirasi (masuknya hasil sekresi lambung atau benda asing ke dalam paru-paru) kerena menurunnya kadar oksigen dalam darah yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini dapat disebabkan oleh peradangan luas atau cedera pada paru-paru yang menyebabkan kerusakan sehingga mencegah oksigen untuk masuk kedalam darah dengan secukupnya. Gagal nafas dapat menyebabkan komplikasi seperti memiliki resiko yang lebih tinggi untuk gagal jantung kongesif, memiliki resiko tinggi pneumonia dan menderita kegagalan organ (Persify, 2013).

  Insiden gagal nafas sangat sulit untuk ditentukan keakuratannya karena perubahan dari definisi, kegagalan untuk mendapatkan data yang komplit dan keragu-raguan tentang populasi yang benar. Dari beberapa kemungkinan studi Kohort yang baru-baru ini ditemukan lebih banyak peningkatan kecepatan tingkat insidensi, yaitu berubah dari 1,5–3,5 kasus/100.000/tahun di Pulau Kanari menjadi 4,8–8,3 kasus/100.000/tahun di Negara Utah. Studi lain menemukan insiden 4,5 dan 3,0 per 100.000/tahun di United Kingdom dan di Berlin (Saputra, yang digunakan untuk definisi yang diberikan, sebagai penyakit yang mendasari menjadi suatu faktor resiko. Perkiraan insiden gagal nafas di Amerika Serikat setiap tahunnya setelah dijumlahkan mendekati 150 ribu kasus baru pertahunnya. Dalam penelitian oleh Fowler dkk insiden ini bervariasi dari 2% (yaitu pada pasien post coronary arteri baypass atau pasien terbakar) menjadi 36% (yaitu pada Gastric broncho aspirasi). Dalam penelitian Kohort yang serupa, Pepe dkk menemukan bahwa insiden gagal nafas berkisar dari 8% (pada pasien dengan multipel fraktur) menjadi 38% (pada pasien dengan sepsis) (Andrie, 2012).

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo tanggal 20 Februari 2014, menurut keterangan perawat pasien gagal nafas biasanya merupakan kondisi komplikasi dari kegawatdaruratan lainnya seperti cedera otak, jantung dll. Sedangkan pada hasil observasi pada 3 pasien yang mengalami gagal nafas dilakukan proses oksigenasi. Proses pemberian oksigenasi dilakukan berdasarkan SOP tentang oksigenasi No 445/334.1/431.604/2011. Berdasarkan hasil obeservasi terdapat sedikit kekurangan yang dilakukan perawat yaitu perawat tidak mengobservasi penderita setiap 15 menit. Mereka mengobservasi penderita berdasarkan saran dokter, ada yang setiap 10 menit atau setiap 20 menit.

  Gagal napas akut dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, beberapa di antaranya mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat. Pada beberapa contoh parunya sendiri tetap normal secara struktural pada tahap awal. Salah satu penyebab yang paling penting pada ventilasi yang tidak adekuat adalah obstruksi saluran pernapasan bagian atas. Kebanyakan berbagai kondisi yang mempengaruhi pernafasan atau paru-paru bisa menyebabkan kegagalan pernafasan. Kegagalan pernafasan terjadi jika aliran darah melalui paru-paru menjadi abnormal, seperti yang terjadi pada emboli pulmonary (pulmonary

  

embolism ). Gangguan ini tidak menghentikan udara yang bergerak keluar masuk

  ke paru-paru, tetapi tanpa aliran darah yang menjadi bagian paru-paru, oksigen tidak diekstraks secara tepat dari udara (RSPG Cisarua, 2014).

  Orang dengan kegagalan pernafasan diobati di ruang perawatan intensif. Oksigen diberikan pada mulanya, biasanya dalam jumlah yang besar lebih dari kebutuhan, tetapi jumlah oksigen bisa disesuaikan kemudian waktu. Kadangkala, pada orang yang kadar karbondioksidanya tetap tinggi untuk beberapa waktu, kelebihan oksigen bisa memperlambat gerakan udara ke dalam dan keluar (ventilasi) pada paru-paru dan peningkatan lebih lanjut pada kadar karbondioksida yang berbahaya. Pada beberapa orang, dosis oksigen perlu untuk lebih diatur dengan hati-hati.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. variabel yang diteliti adalah pemahaman perawat tentang tindakan oksigenasi pada pasien gagal nafas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang ICU RSI Sakinah Mojokerto. Sampel berjumlah 12 perawat diambil secara total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisa secara deskriptif kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perawat RS islam Sakinah memiliki pemahaman yang baik pemberian oksigen dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas yaitu sebanyak 7 responden (58,3%).

  Oksigen adalah unsur gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan diperlukan untuk kehidupan serta menunjang pembakaran. Oksigen membentuk 20-21% dan udara atmosfer. Penyaluran oksigen (oxygen delivery, DO ) adalah jumlah

  2

  oksigen yang diberikan kejaringan, yang bergantung pada curahjantung, kadar hemoglobin, dan saturasi hemoglobin.Konsumsi oksigen (V0 ) atau pengeluaran

  2 oksigen adalah laju pengeluaran oksigen dan darah oleh jaringan (Brooker, 2009).

  Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia (Hidayat dan Musrifatul, 2008).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang berada di ruang ICU sudah memahami tentang proses oksigenase dan humidifikasi. Pemahaman pada proses ini sangat penting karena proses ini merupakan proses yang harus dilakukan dengan cepat untuk menolong jiwa pasien dan termasuk salah satu tindakan kegawatdaruratan yang berhubungan dengan pernafasan. Perawat di ruang ICU juga merupakan perawat pilihan managemen rumah sakit dengan klasifikasi yang tinggi di mana perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang baik tentang tindakan kegawatdaruratan serta mempunyai skill yang mumpuni untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan.

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh perawat RS Islam Sakinah memiliki pemahaman yang baik pemberian oksigen pada pasien dengan gagal nafas yaitu sebanyak 11 responden (91,7%).

  Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer (lingkungan). Di atas permukaan laut, konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernapas dan mengurangi stres pada miokardium (Muttaqin, 2008).

  Responden penelitian memahami bahwa Pemberian oksigen pada pasien adalah memberikan zat asam (oksigen) ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan suatu alat. Selain itu responden juga menjawab dengan benar bahwa tujuan pemberian oksigen pada pasien adalah untuk memenuhi kekurangan zat asam atau CO pada penderita dan juga Alat yang

  2

  harus disiapkan pada pemberian oksigen antara lain Tabung O lengkap dengan

  2 manometernya, botol pelembab, slang nasal kanula/masker.

  Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hampir setengah perawat RS islam Sakinah memiliki pemahaman yang baik dan cukup tentang dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas yaitu masing-masing sebanyak 5 responden (41,7%).

  Humidifikasi adalah memberikan uap air hangat pada terapi oksigen untuk klien yang bernapas spontan lewat jalan napas dan klien yang menggunakan alat bantu napas. (ventilator). Tujuannya adalah untuk Melembabkan dan menghangatkan udara pernapasan yang dihirup oleh klien.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sudah memahami tentang humidifikasi antara lain yaitu Pengaturan posisi pasien sangat diperlukan pada proses pemberian oksigenase. Selain itu responden juga memahami bahwa Humidifikasi adalah suatu tindakan untuk memberikan oksigen campuran kepada penderita dengan menggunakan suatu alat khusus.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dengan judul pemahaman perawat tentang pemberian oksigen dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas yang dilakukan pada 12 perawat didapatkan sebagian besar perawat RS islam Sakinah memiliki pemahaman yang baik pemberian oksigen dan humidifikasi pada pasien dengan gagal nafas yaitu sebanyak 7 responden (58,3%).

  REKOMENDASI

  a. Bagi Responden / Perawat Perawat harus selalu meningkatkan kompetensi keperawatannya dengan mengikuti seminar-seminar dan pelatihan tentang kegawatdaruratan supaya bisa memberikan pelayanan maksimal pada pasien.

  b. Bagi Rumah Sakit Sakinah Rumah sakit harus memberikan fasilitas pendidikan formal – maupun informal bagi perawat berprestasi baik itu melalui seminar atau kegiatan lain yang dapat meningkatkan kompetensi perawat.

  c. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan harus mengembangkan upaya asuhan keperawatan yang efektif dan efisien yang berhubungan pasien gagal nafas dengan melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dilapangan.

  d. Bagi Profesi Keperawatan Hendaknya meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam pemberian oksigenase dan humidifikasi pada pasien gagal nafas seperti faktor sosio demografi, pengetahuan, latar belakang pendidikan dan lama bekerja atau pengalaman.

ALAMAT CORESPONDEN

  Email : naqiayyubi26@gmail.com Alamat : Jl. Raya Klatakan Situbondo No Hp : 0852-34112444