BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dan Loyalitas Wisatawan Di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bahkan dewasa ini sektor pariwisata menduduki posisi kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Sebagai gambaran, bagaimana peringkat pariwisata dibandingkan komoditi lain dan berapa besarnya devisa yang diperoleh negara Indonesia dari sektor pariwisata, berikut data penerimaan devisa pariwisata dalam kurun waktu 2004-2007, yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.1 berikut.

  

Tabel 1.1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi Ekspor Lainnya Tahun 2004-2007 Bila dibandingkan dengan komoditi ekspor minyak dan gas bumi, maka pada tahun 2004 nampak bahwa sektor pariwisata menduduki peringkat kedua setelah sektor minyak dan gas bumi, tahun 2005 turun keperingkat tiga setelah pakaian jadi, pada tahun 2006 anjlok keperingkat enam setelah alat listrik, dan pada tahun 2007 kembali menempati peringkat tiga setelah minyak kelapa sawit. Jadi dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2007, sektor pariwisata belum berhasil menjadi penyumbang devisa terbesar dibanding sektor-sektor lain. Padahal di sisi lain, menurut Anggraini dalam Martaleni (2011) Indonesia sebagai salah satu negara yang terkenal memiliki banyak potensi wisata baik alam ataupun budaya yang telah dikenal tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara.

  Badan Pusat Statistik melansir jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sepanjang 2010 sampai dengan 2012 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut :

  Tabel 1.2

Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia

sepanjang 2010 sampai dengan 2012

  Tahun Jumlah Wisatawan Penerimaan Devisa

  2010 7 juta orang US$7,6 miliar 2011 7,65 juta orang US$ 8,6 miliar Sampai dengan Oktober 2012 8,03 juta orang US$ 9,07 miliar

  Sumber : BPS (2012)

  Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama 3 tahun terakhir sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2011 naik 9,24% dibandingkan total wisatawan mancanegara sepanjang 2010 dan mengantongi devisa US$ 8,6 miliar dari pariwisata pada tahun 2011. Angka tersebut naik 13,16% dibanding penerimaan tahun 2010. Pada tahun 2012 sektor pariwisata diperkirakan menyumbang devisa 9,07 miliar dollar AS atau naik 6,03% dibandingkan tahun lalu. pertumbuhan wisatawan mancanegara hingga Oktober 2012 naik 5% dibandingkan tahun lalu yang artinya lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan pariwisata global yang diprediksi naik 3-4 persen pada 2012.

  Tabel 1.3

Jumlah wisatawan nusantara (Winus) yang melakukan perjalanan domestik

pada 2011 sampai dengan 2012

  Tahun Jumlah Perjalanan

  2011 236 juta perjalanan Sampai dengan Oktober 2012 245 juta perjalanan

  Sumber : BPS (2012) Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui bahwa untuk wisatawan nusantara

  (wisnus) pada 2012 diestimasikan terjadi kenaikan jumlah perjalanan sebesar 3,81% dibandingkan pada 2011, hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan nusantara untuk melakukan perjalanan domestik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

  Perkembangan sektor pariwisata mendorong banyak negara di dunia menggunakan kesempatan untuk melakukan persaingan secara natural dalam industri pariwisata, dengan menawarkan program-program yang diharapkan dapat menarik para wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang disediakan.

  Sebagai contoh, Malaysia menawarkan program yang diberi nama ”Truly Asia”.

  Indonesia menawarkan program ”Visit Indonesia Year”. Industri ini dibangun dengan harapan agar wisatawan banyak datang berkunjung dan membelanjakan uangnya. Atas dasar ini banyak negara khususnya negara berkembang berupaya memajukan sektor pariwisata dengan cara memperbaiki infrastruktur pariwisata, penyediaan insentif berupa pembebasan visa kunjungan wisata, promosi dan pemasaran ke luar negeri. Disadari bahwa pengembangan pariwisata, bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebagai pemegang kekuasaan dan kewenangan, tentunya lebih menguasai dan memahami tentang potensi daerahnya, sehingga dalam menentukan obyek wisata yang perlu dikembangkan akan lebih tepat. Pengembangan dan peningkatan kepariwisataan di negara Indonesia mendapat dukungan yang sangat kuat dari pemerintah Indonesia yang dibuktikan dengan besarnya dukungan dari semua Pemerintah Daerah yang salah satunya adalah Kabupaten Tapanuli Tengah melalui visi dan misi daerahnya yang berupaya untuk mewujudkan “Kabupaten Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta Pesona”.

  Berdasarkan Permendagri No. 66 Tahun 2011, Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darusalam di sebelah utara, Kabupaten Tapanuli Selatan di sebelah selatan, Kabupaten Tapanuli Utara di sebelah timur dan mengelilingi Kota Siboga. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 6.194,98 km². Luas wilayah : 2.194,98 Km2 (219.498 Ha) atau sekitar 3,03% dari luas Provinsi Sumatera Utara

  (72.516,69 Km2), yang terletak pada koordinat 1°11’00” - 2°22’0” lintang utara, serta 98°07’ - 98°12’ BT Bujur Timur. Karena letaknya yang strategis menjadikan Kabupaten Tapanuli sebagai daerah lintas yang banyak dikunjungi. Garis pantai yang luas menjadikan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai destinasi tujuan wisata dan Pantai Pandan merupakan salah satu pilihan favorit. Pantai Pandan merupakan objek wisata utama yang selalu ada dalam daftar kunjungan para wisatawan.

  Tabel 1.4

Data Kunjngan Wisatawan Domestik Di Daerah Tujuan Wisata

Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

  No. Tahun Jumlah Wisatawan 1 2007 7.428 2 2008 9.621 3 2009 9.640 4 2010 10.375 5 2011 11.026

  Sumber : LPJ Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011

  Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan kunjungan wisatawan di daerah tujuan wisata Pantai Pandan setiap tahunnya. Hal ini merupakan potensi yang sangat besar dan bisa mejadi peluang bagi Kabupaten Tapanuli Tengah untuk pengembangan sektor wisata.

  Sebagai daerah dengan tujuan “Tapanuli Tengah Negeri Wisata Sejuta Pesona”, Kabupaten Tapanuli Tengah dihadapkan pada tantangan bagaimana menarik minat para wisatawan agar mau berkunjung ke Pantai Pandan melalui pengadaan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan. Menurut Bursan (2006), kepuasan terhadap obyek wisata dapat diprediksi oleh variabel-variabel kepuasan terhadap obyek wisata yang ditentukan oleh : keindahan alam lokasi, kebersihan lokasi, kenyamanan lokasi, kearnanan lokasi, keunikan fisik lokasi, keunikan budaya, keramahan masyarakat, keterampilan pemandu wisata, tarif jasa pemandu, dan image destinasi. Selain variabel-variabel tersebut, kepuasan obyek wisata juga dapat diprediksi oleh variabel-variabel fasilitas jalan raya, kenyamanan jalan raya, keamanan jalan raya, fasilitas sosial bandara/pelabuhan/terminal, kecepatan layanan bandara/pelabuhan/terminal, kenyamanan, keramahan, sarana komunikasi, ketepatan waktu dan image destinasi.

  Akan tetapi, berdasarkan fakta yang ada kondisi fasilitas jalan raya di Kabupaten Tapanuli Tengah sangat buruk. Hal ini dapat dilihat di sepanjang ruas jalan perbatasan baik yang berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga. Selain di perbatasan, fasilitas jalan raya dalam kota yang menuju ke Pantai Pandan juga rusak. Kondisi ini tentu saja bisa mengakibatkan ketidakpuasan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya daerah tujuan wisata Pantai Pandan.

  Selain fasilitas jalan raya, pelayanan di bandara FL. Tobing pun sangat minim. Jarak bandara dengan jalan raya sangat jauh dan tidak ada sarana angkutan yang nyaman buat para wisatawan seperti taxi atau angkutan umum lainnya. Hanya ada becak yang jumlahnya sedikit dan mobil yang disediakan oleh Travel dengan tarif yang mahal. Sehingga wisatawan yang akan berkunjung ke Pantai Pandan harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk transportasi dari bandara ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan.

  Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai potensi pariwisata terutama wisata bahari, wisata alam pegunungan, wisata sejarah / cagar budaya, dan wisata kuliner yang terangkum dalam slogan “Tapanuli Tengah, Negeri Wisata Sejuta

  

Pesona” . Peningkatan jumlah wisatawan menunjukkan adanya loyalitas

  pengunjung (wisatawan). Loyalitas wisatawan tersebut sangat dipengaruhi oleh prasarana, sarana dan pelayanan yang diberikan oleh pelaku pariwasata. Penelitian yang dilakukan Gretzel, et al., (2004) di Illionis Amerika menyatakan bahwa pelayanan personal pariwisata merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan volume jumlah wisatawan ke suatu daerah. Pelayanan yang dimaksud oleh Gretzel, et. al antara lain menyediakan suatu katalog tentang nuansa alam atau budaya di daerah setempat, menyediakan informasi hiburan-hiburan yang bersifat

  

in door , atraksi, tempat tinggal keluarga, sarana-sarana pendukung di tempat

  tinggal, kegiatan-kegiatan olahraga, pusat-pusat perbelanjaan, kegiatan yang bersifat perlombaan, sejarah-sejarah yang berkaitan dengan daerah setempat, sarana dan prasarana transportasi, dan terakhir adanya penyediaan alat-alat permainan. Potensi ini belum sepenuhnya dieksploitasi baik oleh pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Tengah maupun oleh masyarakat pariwisata itu sendiri, meskipun pada kenyataannya jumlah kunjungan wisatawan domestik terus mengalami kenaikan. Untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu daerah maka diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem pariwisata yang memadai berupa promosi dan pengembangan potensi-potensi pariwisata yang didukung dengan desain produksi dan kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah setempat (Getz, 2008).

  Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah harus berupaya melibatkan semua pihak terutama masyarakat karena pariwisata terkait dengan upaya mewujudkan Sapta Pesona. Jika tujuan ini telah dicapai, wisatawan akan merasa puas, ini adalah hasil yang paling diinginkan oleh semua pihak yang terlibat dalam sektor pariwisata. Selanjutnya setelah wisatawan puas diharapkan mereka akan menjadi wisatawan yang loyal. Mereka akan berkunjung lagi dan menceritakan kepada orang lain. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas wisatawan di daerah tujuan wisata Pantai Pandan.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

  1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah? 2. Sejauh mana pengaruh kepuasan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan untuk dapat berkunjung kembali ke daerah tujuan wisata Pantai Pandan?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian. Maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

  2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepuasan terhadap loyalitas wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Pantai Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

  Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk membantu dalam penyusunan program daerah dan pengambilan keputusan pemasaran untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas wisatawan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

  2. Penulis Penulis diharapkan dapat mengaplikasikan teori pemasaran yang diperoleh selama perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi riil di dunia bisnis pariwisata sehingga dapat melatih kemampuan analisis kritis secara sistematis.

  3. Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya di bidang pemasaran pariwisata terutama tentang loyalitas wisatawan.