Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

  Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KEBIJAKAN PENANGANAN TA 2018

  

NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE 2 (NUSP-2)

Malang, 27-30 November 2017

  

Tugas

:

  

Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

pembinaan teknis, pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan

permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus.

  Permen PUPR No.15/PRT/M/2015

TUGAS DAN FUNGSI

Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

  KOTAKU (NSUP dan NUSP 2) (berbasis masyarakat) PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR 15/PRT/M/2015

PERKOTAAN PERDESAAN KHUSUS PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

  Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh 2017 Target Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh 38.431 Ha (Renstra PUPR dan RPJMN 2015-2019) 2016 2015

  2017 2018 2019 Target Renstra Target Renstra Target Renstra 9.500 Ha 8.900 Ha

  8.051 Ha Realisasi Realisasi APBN APBN Rencana Target 3.140 Ha 2.462,74 Ha APBN

  1.161 Ha

  • *Total Capaian 2015 – 2016 * Capaian 2017 *BELUM SEMUA

  5.602,74 Ha 1.835,65 Ha SEKTOR TERTANGANI

PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR 2/PRT/M/2016

  

GARIS BESAR PERMEN PUPR NOMOR 2/2016

Tentang Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS

Terhadap Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh

  Peningkatan Kualitas Terhadap Pencegahan Terhadap Perumahan Kumuh Perumahan Kumuh dan Permukiman Indikator Permukiman Kumuh dan Permukiman Kumuh Kumuh Kriteria Bangunan

  1 Gedung 1) Penetapan Lokasi PENGAWASAN DAN PEMBERDAYAAN PENGENDALIAN

  2 Kriteria Jalan Lingkungan MASYARAKAT 2) Pola Penanganan

  Kriteria Penyediaan Air Perizinan Pendampingan

  3 a. Pemugaran Minum

  Pelayanan Informasi Standar Teknis b

  Kriteria Drainase Peremajaan

  4 Lingkungan Kelaikan Fungsi c Pemukiman Kembali

  Kriteria Pengelolaan Air

  5 Limbah 3) Pengelolaan

  Kriteria Pengelolaan

  6 Persampahan Kriteria Pengamanan

  7 Kebakaran

PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR 2/PRT/M/2016

  • ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk
  • kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana tata ruang

  Bangunan Gedung

  • ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur, pengamananpetir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan
  • kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dengan aman dan nyaman

  Jalan Lingkungan

  • lebar jalan yang tidak ideal
  • kelengkapan jalan yang tidak ideal
  • ketidaktersediaan akses air minum

  Penyediaan Air Minum

  • tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
  • tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan
  • ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan

  Drainase Lingkungan

  • drainase tidak terawat/rusak
  • tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan
  • ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah

  Pengelolaan Air Limbah

  • ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku
  • tercemarnya lingkungan sekitar
  • ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan

  Pengelolaan

  • ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan

  Persampahan

  • tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah
  • ketidaktersediaan sistem pengamanan secara aktif dan pasif

  Pengamanan

  • ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai

  Kebakaran

  5

  • ketidaktersediaan akses untuk mobil pemadam kebakaran

SUB URUSAN PERMUKIMAN, KAWASAN PERMUKIMAN, PERUMAHAN DAN KAWASAN

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PROPINSI PEMERINTAH KABUPATEN/ KOTA

a. Penetapan sistem kawasan permukiman.

  b. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 (sepuluh) ha

  Penyelenggaraan PSU permukiman Penyelenggaraan PSU Perumahan

  Penyelenggaraan PSU di lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

  Pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh pada Daerah kabupaten/kota

  Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh

  a. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman.

  PERMUKIMAN

  Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas) ha.

  b. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 (lima belas) ha atau lebih.

  KAWASAN PERMUKIMAN

  Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di Daerah kabupaten/kota.

  Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah provinsi.

  b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional.

  a. Penetapan sistem pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional.

  Rumah & Perumahan Permukiman

  Rumah Permukiman

  Lingkungan

  Lingkungan Hunian

  hunian

  Perumahan

  Kawasan Permukiman

KAWASAN PERMUKIMAN DIIKAT OLEH KETERPADUAN

  ILUSTRASI DENGAN TEMPAT KEGIATAN KAWASAN PENDUKUNG (PEMERINTAHAN,

  PERMUKIMAN SOSIAL BUDAYA

DAN EKONOMI)

  (UU 1/2011)

  Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman Surat Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman BAPPENAS Nomor 8512/Dt.2.4/11/2016

  “DAK Reguler Bidang Perumahan dan Permukiman Tahun 2017 diarahkan untuk mendukung penanganan permukiman kumuh perkotaan terutama pada lokasi/kawasan seperti kegiatan

  KOTAKU / National Slum Upgrading Project (NSUP), Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project Phase-2 (NUSP-2) dan sebagainya.”

ISU STRATEGIS PELAKSANAAN NUSP-2 TA 2018

  • Dalam rangka penanganan kumuh melalui NUSP-2, telah ditetapkan alokasi anggaran pada 20 kota/kab untuk dimanfaatkan pada TA 2015-2018.
  • TA 2018 merupakan tahun anggaran terakhir pelaksanaan fisik baik melalui skala lingkungan, skala kawasan maupun NSD. Pemanfaatan anggaran yang dialokasikan pada masing-masing kota harus semaksimal mungkin dioptimalkan untuk penuntasan kumuh à menjadi good practice
  • Berdasarkan hasil evaluasi dan assessment yang melibatkan Pemerintah Kota/Kab pada periode Okt-Nov 2017, terdapat beberapa kota yang berdasarkan hasil analisis awal terindikasi tidak dapat melakukan penyerapan sisa alokasi pada TA 2018 yaitu kota Serang, Kota Pasuruan, Kota Palangkaraya dan Kota Ambon.
  • Dalam rangka optimalisasi anggaran dalam rangka penuntasan kumuh, sisa anggaran dari 4 kota tersebut akan di-realokasi ke kota/kab lain sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

ISU STRATEGIS PELAKSANAAN NUSP-2 TA 2018

  • Kriteria pemilihan kota/kabupaten yang berpotensi mendapatkan alokasi tambahan adalah :

a. Kota/Kabupaten yang termasuk dalam 30 kota prioritas DJCK

  b. Memiliki kesiapan dokumen perencanaan (baik skala kawasan maupun skala lingkungan) Memiliki kualitas hasil pelaksanaan yang baik (fisik maupun administrasi) c.

  • Perlu komitmen dari seluruh kota/kab untuk pemanfaatan alokasi anggaran yang akan ditetapkan melalui mekanisme desk pada tanggal 28-29 November 2017
  • Perubahan alokasi per kota perlu disepakati bersama dalam DESK dan ditindaklanjuti dengan penyampaian surat pernyataan yang dilampiri revisi

  

Consolidated Investment Plan (CIP) TA 2015-2018 oleh Pemerintah Kota

Kabupaten kepada PMU NSUP dan NUSP-2.

ALOKASI ANGGARAN TA 2018

  

Alokasi TA 2015-2017 (USD) Sisa Alokasi Potensi TA 2018

Alokasi Per Kota No Kota/Kabupaten

  Keterangan (USD)

2015 2016 2017 (USD) (IDR) (USD) (IDR)

  

1 Makassar 4.500.000 195.024 2.174.237,42 1.525.459,38 605.279,50 8.050.217.355,00 1.047.199,64 13.927.755.218,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 5,9 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 436,9

  2 Batam 2.400.000 71.684 848.906,70 813.010,50 666.398,75 8.863.103.363,00 699.248,12 9.300.000.000,00 juta Mendapat alokasi tambahan sebesar 883,8

  3 Palembang 4.500.000 144.323 1.618.845,77 1.502.531,53 1.234.299,81 16.416.187.502,00 1.300.751,88 17.300.000.000,00 juta

  

4 Semarang 4.500.000 72.007 1.891.576,96 1.665.348,99 871.067,25 11.585.194.387,00 1.157.894,74 15.400.000.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 3,8 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 608

  5 Bandar Lampung 3.500.000 210.570 1.253.394,32 1.232.124,10 803.911,31 10.692.020.395,00 849.624,06 11.300.000.000,00 juta

  

6 Palangkaraya 2.400.000 71.854 823.294,49 524.092,31 980.759,46 13.044.100.854,00 150.375,94 2.000.000.000,00 Anggaran tidak terserap sebesar 11 M

  

7 Pekalongan 3.500.000 168.786 1.371.067,91 1.259.257,59 700.888,80 9.321.820.982,00 869.873,98 11.569.324.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 2,2 M

  

8 Ambon 2.400.000 73.038 641.249,49 842.586,98 843.125,77 11.213.572.790,00 609.022,56 8.100.000.000,00 Anggaran tidak terserap sebesar 3,1 M

  

9 Bengkulu 2.400.000 108.716 1.200.464,88 1.120.418,71 (29.599,38) (393.671.710,00) 413.533,83 5.500.000.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 5,9 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 267,1

  10 Banjarmasin 2.400.000 145.195 1.154.959,24 819.174,35 280.671,18 3.732.926.689,00 300.751,88 4.000.000.000,00 juta Mendapat alokasi tambahan sebesar 262,5

  11 Palopo 2.400.000 107.386 1.574.820,32 669.857,64 47.935,85 637.546.865,00 67.669,17 900.000.000,00 juta

  

12 Bima 2.400.000 1.231.911,79 1.183.574,24 (15.486,03) (205.964.222,00) 563.909,77 7.500.000.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 7,7 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 521,5

  13 Kapuas 2.400.000 72.722 1.438.353,61 702.568,37 186.355,96 2.478.534.281,00 225.563,91 3.000.000.000,00 juta

  

14 Pasuruan 2.400.000 109.433 686.440,78 710.025,43 894.100,87 11.891.541.577,00 308.270,68 4.100.000.000,00 Anggaran tidak terserap sebesar 7,8 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 440,3

  15 Bone 2.400.000 144.449 921.158,66 690.806,29 643.585,97 8.559.693.459,00 676.691,73 9.000.000.000,00 juta

  

16 Sukabumi 2.400.000 108.407 1.166.800,56 1.128.122,13 (3.329,72) (44.285.218,00) 563.909,77 7.500.000.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 7,5 M

  

17 Serang 3.500.000 179.195 1.167.841,03 379.646,82 1.773.317,26 23.585.119.567,00 300.751,88 4.000.000.000,00 Anggaran tidak terserap sebesar 19,6 M

  

18 Tanjung Jabung Bara 2.400.000 108.411 1.330.809,95 980.878,44 (20.099,03) (267.317.033,00) 300.751,88 4.000.000.000,00 Mendapat alokasi tambahan sebesar 4,3 M

Mendapat alokasi tambahan sebesar 497,9

  19 Tanjung Balai 3.500.000 251.747 1.433.508,32 1.370.980,62 443.764,32 5.902.065.446,00 481.203,01 6.400.000.000,00 juta Mendapat alokasi tambahan sebesar 265,3

  20 Kendari 2.400.000 211.346 1.350.612,87 564.757,68 273.283,60 3.634.671.889,00 293.233,08 3.900.000.000,00 juta JUMLAH 58.700.000 2.554.291 25.280.255,07 19.685.222,08 11.180.231,52 148.697.079.218,00 11.180.231,52 148.697.079.218,00

  KETERANGAN Berpotensi tidak terserap maksimal. Jumlah sisa alokasi tidak terserap : Rp. 41,5 M Mendapatkan alokasi tambahan yang bersumber dari realokasi anggaran dari Kota Ambon, Serang, Pasuruan, dan Palangkaraya

  

PERUBAHAN ALOKASI ANGGARAN PER KOTA/KAB

TA 2015-2018

(USD) (IDR) x Rp. 13.300 (USD) (IDR) x Rp. 13.300

  

12 Bima 2.400.000 31.920.000.000 2.979.395,81 39.625.964.222

  

20 Kendari 2.400.000 31.920.000.000 2.419.949,48 32.185.328.111

58.700.000 780.710.000.000 58.700.000 780.710.000.000 No Kota/Kabupaten Alokasi Per Kota - SEMULA Alokasi Per Kota - MENJADI

  

19 Tanjung Balai 3.500.000 46.550.000.000 3.537.438,69 47.047.934.554

  

18 Tanjung Jabung Barat 2.400.000 31.920.000.000 2.720.850,90 36.187.317.033

  

17 Serang 3.500.000 46.550.000.000 2.027.434,62 26.964.880.433

  

16 Sukabumi 2.400.000 31.920.000.000 2.967.239,49 39.464.285.218

  

15 Bone 2.400.000 31.920.000.000 2.433.105,75 32.360.306.541

  

14 Pasuruan 2.400.000 31.920.000.000 1.814.169,81 24.128.458.423

  

13 Kapuas 2.400.000 31.920.000.000 2.439.207,95 32.441.465.719

  

11 Palopo 2.400.000 31.920.000.000 2.419.733,32 32.182.453.135

  

1 Makassar 4.500.000 59.850.000.000 4.941.920,14 65.727.537.863

  

10 Banjarmasin 2.400.000 31.920.000.000 2.420.080,70 32.187.073.311

  

9 Bengkulu 2.400.000 31.920.000.000 2.843.133,21 37.813.671.710

  

8 Ambon 2.400.000 31.920.000.000 2.165.896,78 28.806.427.210

  

7 Pekalongan 3.500.000 46.550.000.000 3.668.985,19 48.797.503.018

  

6 Palangkaraya 2.400.000 31.920.000.000 1.569.616,48 20.875.899.146

  

5 Bandar Lampung 3.500.000 46.550.000.000 3.545.712,75 47.157.979.605

  

4 Semarang 4.500.000 59.850.000.000 4.786.827,49 63.664.805.613

  

3 Palembang 4.500.000 59.850.000.000 4.566.452,07 60.733.812.498

  

2 Batam 2.400.000 31.920.000.000 2.432.849,37 32.356.896.637

  Jumlah

DETAIL KEGIATAN NUSP-2 TA 2018

  4 Tipar, Cikondang, Sukakarya, Warudoyong 15 7.500.000.000

  12 Bima 7.500.000.000

  3 Jatiwangi, Jatibaru, Dara 4.000.000.000 1 3.500.000.000

  13 Kapuas 3.000.000.000

  3 Selat Hulu, Selat Dalam, Selat Hilir 6 3.000.000.000

  14 Pasuruan 4.100.000.000

  3 Kebonsari, Panggungrejo, Trajeng 9 4.100.000.000

  15 Bone 9.000.000.000

  2 Lonrae, Toro 6 3.000.000.000 1 6.000.000.000

  16 Sukabumi 7.500.000.000

  17 Serang 4.000.000.000

  11 Palopo 900.000.000

  3 Cilaku, Warung Jawud, Penancanangan 8 4.000.000.000

  18 Tanjung Jabung Barat 4.000.000.000

  4 Petunas, Tungkal Harapan, Tungkal III, Bram Itam Kiri 4.000.000.000

  19 Tanjung Balai 6.400.000.000

  4 Betiang Kuala Kapias, Kuala Silo Bestari, Semula Jadi, Selat Tanjung Medan 13 6.400.000.000

  20 Kendari 3.900.000.000

  3 Petoaha, Lahundape, Larolara, 8 3.900.000.000

  148.697.079.218

  82 191 102.100.000.000 10 46.597.079.218 Jumlah

  DETAIL KEGIATAN TA 2018 Jml. Kel No Kota/Kabupaten ALOKASI TA 2018 (IDR) Nama Kelurahan Skala Lingkungan Skala Kawasan

  1 Ponjalae 2 900.000.000

  Jml. Paket Nilai (IDR) Jml. Paket Nilai (IDR)

  1 Makassar 13.927.755.218

  4 Kota Karang Raya, Sukamenanti Baru, Kota Karang, Bumi Waras

  5 Bontoranu, Bunga Eja Beru, Batua, Panambungan, Borong 13 6.200.000.000 2 7.727.755.218

  2 Batam 9.300.000.000

  5 Sungai Lekop, Tanjung Sengkuang, Sungai Pelunggut, Mangsang, Kabil 10 5.000.000.000

  1 4.300.000.000

  3 Palembang 17.300.000.000 10 16 Ulu, Kemang Agung, 11 Ulu, 12 Ulu, Karya Jaya, Silaberanti, Kemas Rindo, Plaju Darat, 13 Ulu, 14 Ulu 23 11.300.000.000

  1 6.000.000.000

  4 Semarang 15.400.000.000

  10 Tambakrejo, Kuningan, Dadapsari, Genuksari, Kemijen, Bandarharjo, Muktiharjo Kidul, Trimulyo, Tanjungmas, Jabungan

  24 12.000.000.000 1 3.400.000.000

  5 Bandar Lampung 11.300.000.000

  15 7.300.000.000 1 4.000.000.000

  10 Banjarmasin 4.000.000.000

  6 Palangkaraya 2.000.000.000

  2 Kereng Bengkirei, Pahandut 4 2.000.000.000

  7 Pekalongan 11.569.324.000

  6 Padukuhan Keraton, Pasir Kraton Kramat, Kandang Panjang, Bandengan, Panjang Baru, Tirto 13 6.500.000.000

  1 5.069.324.000

  8 Ambon 8.100.000.000

  3 Karang Panjang, Batu Meja, Batu Merah 6 3.000.000.000 5.100.000.000

  9 Bengkulu 5.500.000.000

  5 Dusun Besar, Sawah Lebar, Sawah Lebar Baru, Panorama, Padang Nangka

  11 5.500.000.000

  2 Kelayan Timur, Pangambangan 5 2.500.000.000 1 1.500.000.000

KONSEP PENANGANAN TA 2018 *)

  

Berdasarkan hasil diskusi dengan ADB selaku lender dalam rangkaian Mid-Term Review

Mission, dalam rangka optimalisasi anggaran TA 2018, lokasi yang akan difasilitasi pada

TA 2018 adalah lokasi kelurahan prioritas yang memiliki 4 potensi sebagai berikut :

  1. Keterpaduan infrastruktur (7+1) yang berkontribusi langsung pada pengurangan luasan permukiman kumuh;

  2. Kolaborasi penanganan dengan berbagai sumber dana, seperti dari : APBD, Program Reguler, NSUP, CSR dll;

  3. Merubah wajah permukiman : pemenuhan infrastruktur dasar yang disertai dengan peningkatan kualitas visual Lingkungan permukiman (missal : penataan landscape);

  

4. Good practice, setiap kota memiliki contoh pembelajaran penanganan

kumuh melalui NUSP-2 yang berpotensi merubah aspek social ekonomi masyarakat, misal : munculnyaekonomi kreatif melalui KPP dan kesadaran pola hidup sehat (PHBS)

  Keterangan *) : Terdapat pengurangan jumlah kelurahan yang akan difasilitasi pada TA 2018 yang semula berjumlah 209 Kelurahan

CITA-CITA REPUBLIK TENTANG KOTA MASA DEPAN

  “KOTA BERKELANJUTAN DAN BERDAYA SAING” (2015 – 2045)

  

Pilar Kota Berkelanjutan dan Berdaya Saing

  1

  2

  3 Kota Hijau yang Kota Layak yang

  Kota Cerdas yang berketahanan iklim aman dan nyaman berdaya saing dan dan bencana berbasis teknologi

  Strong Neighboorhoods Green Openspace Smart Economy Walkable Green Waste Smart People Affordable Green Transportation Smart Governance Comfortable Green Water Smart Mobility

  Cultural Green Energy Smart Environment Connectivity Green Building Smart Living

  Resilience

  4

  5 Membangun keterkaitan dan manfaat Membangun IDENTITAS PERKOTAAN antarkota dan desa-kota dalam SISTEM

  INDONESIA berbasis karakter fisik, PERKOTAAN NASIONAL berbasis keunggulan ekonomi, budaya lokal kewilayahan

  

Tantangan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (2)

RIK DKI 1970-1985 37,2%

  penurunan luasan RTH di DKI Jakarta dari satu periode perencanaan ke periode perencanaan berikutnya, dikarenakan market-driven pressures.

  UU26/2007 mengamanatkan RTH minimal 30% dari luas wilayah kota Tantangan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (3) Land Use Changes

  Contoh urban sprawl Di kawasan metropolitan Jabodetabekjur

  Di Kawasan Pinggiran: ▪ Kawasan pertanian beralih fungsi menjadi kawasan permukiman, komersial maupun industri ▪ Fenomena urban sprawl

  Pengembangan kawasan permukiman terpadu

  1

  1. Landasan hukum dan pengaturan- Suprastruktur pengaturan

  3

  5

  7

  2. Penetapan lokasi dan deliniasi

  3. Lembaga dan manajemen pembangunan

  4. Penataan ruang, lingkungan & bangunan

  5. Skema pendanaan dan investasi

  6. Penyediaan lahan dan skema

  9 pertanahan

  PSD Permukiman Energi

  7. Pengaturan kependudukan dan pengamanan pertanahan Infrastruktur

  8. Lembaga dan manajemen pengoperasian & pengelolaan

6 Substruktur

  9. Prasarana-sarana dasar permukiman

  4

  10. Ketenagalistrikan

  11. Fasilitas penunjang kawasan bisnis

  2

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  

Jokowi Blusukan ke Kampung Ayer Brunei

Darussalam (7/2/2015)

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  ±39.000 orang bermukim di Kampong Ayer

  Brunei Darusalam KAMPONG AYER Brunei Darusalam Keteraturan Bangunan LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

KAMPONG AYER

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam

KAMPONG AYER

  Jalan Lingkungan

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam

KAMPONG AYER

  Sistem Perpipaan (Penyediaan Air Minum)

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam

KAMPONG AYER

  Sistem Pengelolaan Limbah

  • Sistem pengelolaan limbah menggunakan pipa saluran gravitasi tradisional dari WC konvensional yang terpasang di setiap rumah dengan ruang vakum dibangun di perairan dangkal Sungai Brunei.
  • Sistem ruang vakum kemudian dihubungkan oleh serangkaian saluran air limbah vakum, yang dibangun di bawah jalan setapak, ke stasiun

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam Sistem Pengelolaan Limbah

KAMPONG AYER

  Pipa saluran gravitasi dan bak vakum pengumpul dibawah jalan

  Stasiun pengumpul dari pipa pompa vakum dan rumah genset

  Rumah blower dan instalasi pengelohan

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam Sistem Pengelolaan Sampah

KAMPONG AYER

  Sistem pengumpulan sampah menggunakan 40 l - bins (silo),

  jetty crane dan roll-on/roll-off truck

  Sistem pengumpulan sampah menggunakan660/ 770-l container yang bias digerakkan, jetty ramp dan truk pemadat.

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam Rumah Sakit Pemadam Kebakaran

KAMPONG AYER

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam Jetty (Dermaga) Taxi Air Museum Kampung Ayer

KAMPONG AYER

LESSON LEARNED DARI NEGARA LAIN

  Brunei Darusalam

KAMPONG AYER

  Fasilitas Pedidikan Bangunan sekolah dari berbagai tingkat pendidikan Kota Banjarmasin Kota Banjarmasin

  Kota Sibolga Kota Sibolga

  PERMUKIMAN TEPI AIR/ATAS AIR di INDONESIA

  Kota Pontianak Kota Pontianak

  Kab. Wakatobi

  Kab. Wakatobi PERMUKIMAN TEPI AIR/ATAS AIR di INDONESIA

  “Apa yang telah dilakukan oleh kota-

kota lain di negara-negara yang

menuju arah green dan smart dalam

membangun kotanya?"

  Shenzhen in 1982

Shenzhen Today

  

Singapore in 1971

Singapore now