Implementasi Redundant Link Untuk Mengat (1)

Implementasi Redundant Link Untuk Mengatasi Kegagalan Link Pada Jaringan
M. Janio Nugraha Tuungan1, Helmi Kurniawan2, Edy Victor Haryanto Sianturi3
Universitas Potensi Utama
Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A, Tanjung Mulia - Medan, Indonesia
Email : janio.nugraha@gmail.com

Abstract-Network failure doesn’t only affect the
telecommunication performance, but it can also
affect individual/industry productivity which can
lead to a loss. Network failure can occur due to
many possible reasons, the most common reasons
are cable damage and network configuration
errors. Hence, this condition requires more
reliable network which is not vulnerable to
network failure. One of the most important
aspects in ensuring network high availability is
alternative network path or also known as
redundancy. The approach that is usually used to
get high availability is to build a backup system
that will still work when there is a failure in the
primary system. Redundancy with failover can be

implemented as a solution if there is a failure on a
node in the network. Failover is a process of
switching connection to a redundant or a standby
link upon the failure system, hardware or network
abnormality. Redundant link is an alternative
network path that is prepared as a backup link
which will be used to connect to the network
when the primary link is down. This redundant
link implementation is needed to maintain the
availability of the network so it is no longer
vulnerable to a single network failure.
Keywords : Network failure, network high
availability, redundancy, redundant link, failover.
Abstrak - Kegagalan jaringan tidak hanya
mempengaruhi kinerja telekomunikasi, namun
juga dapat mempengaruhi produktivitas individu
maupun industri yang kemudian dapat
menyebabkan kerugian. Kegagalan jaringan
dapat terjadi dikarenakan banyak sebab,
penyebab yang paling umum adalah kerusakan

kabel dan kesalahan konfigurasi jaringan.
Kondisi ini kemudian membutuhkan jaringan
yang lebih handal yang tidak rentan terhadap
gangguan jaringan. Salah satu aspek yang
terpenting untuk menjamin ketersediaan jaringan
adalah redundancy. Pendekatan yang biasanya
dilakukan untuk mendapatkan ketersediaan yang
tinggi adalah membangun sistem backup yang
tetap akan berfungsi bila terjadi kegagalan pada
sistem utama. Redundancy dengan failover dapat
menjadi solusi bila terjadi kegagalan pada suatu
node di jaringan. Failover adalah suatu proses

pengalihan koneksi ke suatu jalur alternatif yang
disebabkan oleh terjadinya gangguan atau
ketidak-normalan
sistem,
hardware
atau
jaringan. Redundant Link adalah sebuah link

yang dipersiapkan sebagai jalur alternatif
(backup link) yang akan digunakan untuk
bertukar informasi apabila jalur utama (primary
link) mengalami gangguan. Implementasi
redundant link ini sangat perlu dilakukan untuk
menjaga ketersediaan jaringan agar tidak rentan
terhadap gangguan.
Kata kunci : Kegagalan jaringan, jaringan
dengan
ketersediaan
tinggi,
redundancy,
redundant link, failover.

1. PENDAHULUAN
Kini, ketersediaan jaringan yang terjamin
sangat
dibutuhkan
dalam
jaringan

telekomunikasi. Tidak hanya pada level
perangkat,
namun
juga
jaringan
telekomunikasi secara keseluruhan. Provider
jaringan modern, operator jaringan dan
produsen perangkat jaringan menargetkan
ketersediaan jaringan mereka hingga
99,999% (“5 nine” availability), ini berarti
sebuah jaringan hanya diperkenankan
mengalami gangguan selama 5 menit dalam
kurun waktu satu tahun. [1]
Salah satu aspek terpenting dalam
menjamin ketersediaan jaringan adalah
redundancy. Pendekatan yang biasanya
dilakukan untuk mendapatkan ketersediaan
jaringan adalah membangun sistem backup
yang tetap akan berfungsi bila terjadi
kegagalan pada sistem utama. [2]

Redundant link adalah link cadangan yang
membuat sebuah jaringan memiliki fitur
failover. Failover itu sendiri adalah teknik
yang memungkinkan sebuah link untuk
menggantikan tugas link yang lain jika terjadi
kegagalan. [3]
Kegagalan
jaringan
dapat
terjadi
dikarenakan banyak sebab, faktor yang
paling umum adalah kerusakan kabel dan
kesalahan konfigurasi jaringan. Proses

pemecahan masalah dan perbaikan jaringan
memiliki biaya yang mahal dan berpotensi
membebani keuangan perusahaan. Redundancy
dengan failover dapat menjadi solusi bila terjadi
kegagalan pada suatu simpul di jaringan. [4]
Pada penelitian ini, redundant link akan

diimplementasikan dengan dua buah link
menggunakan metode failover untuk menjamin
ketersediaan koneksi, sehingga apabila link utama
mengalami gangguan, pertukaran informasi tetap
dapat dilakukan dengan link cadangan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka
penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian
“Implementasi
Redundant
Link
Untuk
Mengatasi Kegagalan Link Pada Jaringan”.

instalasi/pemasangan
perangkat-perangkat
jaringan, kemudian melakukan konfigurasi
routing pada router untuk mengklasifikasikan
jalur jaringan yang dapat digunakan untuk menuju
jaringan
tujuan

dan
mengklasifikasikan
administrative distance sebagai parameter untuk
menentukan jalur mana yang diprioritaskan
sebagai primary link dan jalur mana yang
dipersiapkan sebagai backup link untuk dapat
mengimplementasikan metode failover.
Desain Topologi
Desain topologi yang dibangun dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu langkah ilmiah
yang dilakukan untuk menemukan fakta dan/atau
hal-hal yang dianggap membantu peneliti dalam
menganalisa atau membuat suatu karya.
Prosedur Perancangan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengimplementasian redundant link dengan
metode failover untuk mengatasi kegagalan link

pada jaringan dimulai dengan mendesain topologi
jaringan yang dilengkapi dengan dua buah link
agar dapat mendukung implementasi metode
failover, kemudian mempersiapkan semua
perangkat yang dibutuhkan, dilanjutkan dengan
instalasi komponen-komponen jaringan, kemudian
melakukan konfigurasi pada router untuk
mengimplementasikan metode failover dan uji
coba ketersediaan link dari sisi client dengan cara
memutuskan link utama.
Analisis Kebutuhan
Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa
perlengkapan yaitu kabel UTP sebagai media
pengantar data, router sebagai perangkat yang
mengatur jalur koneksi dan menghubungkan satu
jaringan dengan jaringan yang lain, dan laptop
yang berfungsi sebagai perangkat client untuk
melakukan uji coba.
Langkah-langkah Implementasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengimplementasian redundant link dengan
metode failover untuk mengatasi kegagalan link
pada jaringan dimulai dengan mendesain topologi
jaringan yang dilengkapi dengan dua buah jalur,
kemudian mempersiapkan semua perangkat yang
dibutuhkan,
dilanjutkan
dengan

Gambar 1. Desain Topologi Point-to-Point Untuk
Implementasi Redundant Link

Skenario Pengalamatan
Skenario dari pengalamatan yang diterapkan
pada jaringan di atas dapat dilihat pada tabel
-tabel dibawah ini :
Tabel 1. Tabel Skenario Pengalamatan Router 1

No.
1.

2.
3.

Nama Interface
Ether 1
Ether 2
Ether 3

IP Address
192.168.1.1
192.168.2.1
192.168.3.254

Tabel 2. Tabel Skenario Pengalamatan Router 2

No.
1.
2.
3.


Nama Interface
Ether 1
Ether 2
Ether 3

IP Address
192.168.1.2
192.168.2.2
192.168.4.254

Tabel 3. Tabel Skenario Pengalamatan Client 1

No.

Nama Interface

IP Address

2

1.

LAN

192.168.3.1

Tabel 4. Tabel Skenario Pengalamatan Client 2

No. Nama Interface
IP Address
1. LAN
192.168.4.1
Semua segmen IP Address yang digunakan
pada skenario pengalamatan jaringan di atas
adalah IP Address kelas C.
Skenario Routing
Berikut adalah skenario routing yang
dilakukan dengan teknik static routing untuk
mengimplementasikan redundant link dengan
metode failover pada masing-masing router :
Tabel 6. Tabel Skenario Routing Pada Router1
Administrativ
Jaringan
Keteranga
Via
e Distance
n
Tujuan
192.168.1.
Primary
1
2 (Ether1)
Link
192.168.4.
0
192.168.2.
Backup
2
2 (Ether2)
Link
Tabel 7. Tabel Skenario Routing Pada Router2
Administrativ
Jaringan
Keteranga
Via
e Distance
n
Tujuan
192.168.1.
Primary
1
1 (Ether1)
Link
192.168.3.
0
192.168.2.
Backup
2
1 (Ether2)
Link

Administrative Distance (distance) merupakan
parameter yang menentukan link mana yang akan
lebih diutamakan untuk digunakan bila ada
beberapa link yang tersedia untuk menuju suatu
jaringan. Link yang memiliki nilai distance
terkecil akan lebih diutamakan dibandingkan link
lainnya.
Pada kedua tabel di atas jalur yang memiliki
nilai distance = 1 berfungsi sebagai primary link
dan jalur yang memiliki nilai distance = 2 akan
berfungsi sebagai backup link.

Gambar 2. Diagram Blok Perangkat

Penjelasan dari diagram blok diatas adalah
sebagai berikut :
1. Laptop 1 sebagai client 1 merupakan media
yang akan digunakan untuk melakukan uji
coba jalur menggunakan aplikasi monitoring
jalur sederhana.
2. Ethernet adalah interface yang digunakan
untuk menghubungkan laptop ke router
maupun router ke router menggunakan kabel
jaringan berjenis UTP dengan port RJ-45.
3. Router merupakan perangkat jaringan yang
berfungsi untuk menghubungkan jaringan yang
berbeda.
4. CPU
pada
router
berfungsi
untuk
mempertimbangkan dan membuat keputusan
jalur mana yang akan digunakan untuk menuju
ke suatu jaringan berdasarkan skenario routing.
5. Laptop 2 sebagai client 2 merupakan media
yang digunakan sebagai alat bantu simulasi
perangkat tujuan.
Perancangan Aplikasi Monitoring Sederhana
Untuk mempermudah proses uji coba
redundant link maka penulis membuat sebuah
aplikasi monitoring jalur sederhana yang akan
digunakan untuk mengamati keadaan jalur.
Tampilan aplikasi monitoring jalur sederhana
tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Diagram Blok
Diagram blok dari implementasi redundant
link dengan metode failover untuk mengatasi
kegagalan link pada jaringan dapat dilihat pada
gambar 2 berikut :

Gambar 3. Rancangan Tampilan Aplikasi Monitoring
Jalur Sederhana

Dapat dilihat pada gambar 3 diatas bahwa
aplikasi monitoring jalur tersebut memiliki
tampilan yang sederhana, pada jendela aplikasi

3

tersebut terdapat desain topologi jaringan yang
digunakan, kemudian terdapat empat buah textbox
yang berfungsi untuk menampilkan secara
otomatis status dari masing-masing jalur atau
perangkat serta dua buah button yang berfungsi
untuk memulai dan mengakhiri sesi monitoring.
Flowchart
Berikut
adalah
flowchart
dari
pengimplementasian redundant link dengan
metode failover untuk mengatasi kegagalan link
pada jaringan :

7. Melakukan
monitoring
keadaan
jalur
menggunakan aplikasi monitoring jalur
sederhana.
8. Melakukan pemutusan jalur utama (primary
link) untuk mengetahui apakah redundant link
aktif dan berhasil menggantikan fungsi
primary link atau tidak.
9. Jika redundant link tidak aktif dan tidak
berhasil menggantikan fungsi primary link
maka ulangi dari tahap konfigurasi IP Address
pada router 1. Jika berhasil maka kegagalan
link pada jaringan telah dapat ditanggulangi
dan jaringan kembali terhubung. Uji coba
dinyatakan berhasil.
10. Selesai.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Aplikasi monitoring jaringan yang telah
dirancang
sebelumnya
digunakan
untuk
mengamati keadaan jalur pada jaringan, bila jalur
dalam keadaan berfungsi/terhubung maka status
yang ditampilkan adalah connected namun bila
mengalami gangguan/tidak terhubung maka status
yang ditampilkan adalah disconnected. Berikut
adalah hasil perancangan aplikasi tersebut.

Gambar 4. Flowchart Implementasi Redundant Link
Dengan Metode Failover Untuk Mengatasi Kegagalan
Link Pada Jaringan

Gambar 5. Tampilan Aplikasi Monitoring Jaringan
Sederhana

Penjelasan dari flowchart di atas adalah
sebagai berikut :
1. Mulai menghidupkan semua perangkat.
2. Melakukan instalasi pengkabelan antar
perangkat.
3. Melakukan konfigurasi IP Address yang sesuai
dengan skenario pengalamatan jaringan pada
router 1.
4. Mengklasifikasikan jalur-jalur yang dapat
digunakan oleh router 1 dengan teknik static
routing dan metode failover.
5. Melakukan konfigurasi IP Address yang sesuai
dengan skenario pengalamatan jaringan pada
router 2.
6. Mengklasifikasikan jalur-jalur yang dapat
digunakan oleh router 2 dengan teknik static
routing dan metode failover.

Skenario Uji Coba
Berikut adalah tahapan dari skenario uji coba
implementasi redundant link untuk mengatasi
kegagalan link pada jaringan :
1. Uji coba dimulai dengan menghidupkan semua
perangkat.
2. Menginstalasi kabel UTP pada port 1 ethernet
Router 1 dan port 1 ethernet Router 2, sebagai
primary link.
3. Menginstalasi kabel UTP pada port 2 ethernet
Router 1 dan port 2 ethernet Router 2, sebagai
backup link.
4. Menginstalasi kabel UTP pada port ethernet
Client 1 dan port 3 ethernet Router 1.
5. Menginstalasi kabel UTP pada port ethernet
Client 2 dan port 3 ethernet Router 2.

4

6. Membuka
dan
menjalankan
aplikasi
monitoring jalur sederhana.
7. Memutuskan koneksi primary link, yaitu kabel
UTP yang terinstalasi pada port 1 Router 1
menuju port 1 Router 2.
8. Melakukan pengamatan dari sisi Client 1
menggunakan aplikasi monitoring jalur apakah
Client 2 tetap dapat diakses oleh Client 1
melalui backup link atau tidak.
9. Bila backup link berhasil menggantikan fungsi
primary link dan Client 2 tetap dapat diakses
oleh Client 1 sesegera mungkin setelah
primary link mengalami gangguan, maka uji
coba dinyatakan berhasil.
10. Aplikasi monitoring akan mencatat keadaan
jalur beserta rincian waktu pada file Log.txt
yang berlokasi di drive D:\.
Uji Coba
Aplikasi monitoring jalur sederhana digunakan
untuk mengamati apakah implementasi redundant
link berhasil atau tidak. Berikut adalah tampilan
monitoring saat semua jalur dalam keadaan
berfungsi dengan baik.

Gambar 7. Uji Coba Pemutusan Backup Link

Uji Coba Jaringan Saat Primary Link Terputus
Pada gambar 8 dapat dilihat melalui aplikasi
monitoring bahwa perangkat Client 2 tetap
berstatus Connected yang berarti tetap dapat
dijangkau oleh perangkat Client 1 saat primary
link sedang mengalami gangguan yang ditandai
dengan status Disconnected. Pada kondisi ini
router secara otomatis mengaktifkan dan
menggunakan backup link untuk menghubungkan
Client 1 dan Client 2, hal ini disebabkan oleh
metode failover yang telah diimplementasikan
pada router, failover secara otomatis akan
mengaktifkan jalur alternatif lain untuk
menggantikan fungsi jalur yang mengalami
gangguan.
Ini
adalah
keuntungan
dari
implementasi redundant link.

Gambar 6. Tampilan Monitoring Saat Semua Jalur
Berfungsi dengan baik

Uji Coba Jaringan Saat Backup Link Terputus
Pada gambar 7 dapat dilihat melalui aplikasi
monitoring bahwa perangkat Client 2 tetap
berstatus Connected yang berarti tetap dapat
dijangkau oleh Client 1 saat backup link sedang
mengalami gangguan yang ditandai dengan status
Disconnected, hal ini terjadi karena konfigurasi
tingkat prioritas jalur yang telah penulis paparkan
pada skenario routing. Router hanya akan
menggunakan primary link untuk aktivitas
telekomunikasi selama primary link berfungsi
dengan baik.

Gambar 8. Uji Coba Pemutusan Primary Link

Hasil Logging Dari Aktivitas Monitoring
Aplikasi monitoring jalur sederhana yang
penulis gunakan untuk mengawasi keadaan jalur
pada tahap uji coba ini mencatat perubahanperubahan status dari setiap jalur atau perangkat
beserta rincian waktu kejadiannya. Riwayat
(history) kejadian dari setiap sesi monitoring
tersimpan pada file “Log.txt” yang berlokasi pada
drive D:\ di perangkat Client 1. Tampilan logging
dari aktivitas monitoring yang telah dilakukan
dapat dilihat pada gambar 9 berikut.

5

1. Ketersediaan jaringan lebih terjamin karena
menggunakan lebih dari satu jalur koneksi.
2. Jaringan memiliki jalur cadangan sehingga bila
primary link mengalami kerusakan, router
secara otomatis akan menggunakan backup
link untuk melakukan aktivitas telekomunikasi.
3. Proses penggantian jalur dilakukan oleh router
secara otomatis ketika jalur utama mengalami
kerusakan tanpa campur tangan network
administrator.
Gambar 9. Tampilan Hasil Logging Dari Aktivitas
Monitoring Jaringan Pada File Log.txt

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa implementasi
redundant link dengan metode failover untuk
mengatasi kegagalan link pada jaringan
dinyatakan berhasil.
Pembahasan
Penerapan metode redundant link pada sebuah
jaringan dapat meningkatkan ketersediaan dan
keandalan jaringan tersebut. Sebagai contoh yang
dapat dilihat pada kasus yang penulis bahas,
redundant link diterapkan dengan cara melengkapi
sebuah jaringan dengan dua buah jalur antar
jaringan dimana salah satu jalur berfungsi sebagai
jalur utama (primary link) dan jalur kedua
berfungsi sebagai jalur cadangan (backup link).
Kedua link tersebut diadministrasi menggunakan
metode failover yang diterapkan pada kedua buah
router dengan menggunakan teknik static routing
dimana tingkat prioritas kedua link tersebut
diklasifikasikan agar jaringan tidak mengalami
gangguan yang signifikan ketika salah satu dari
kedua link tersebut mengalami gangguan/
kerusakan.
Bila
sewaktu-waktu
terjadi
gangguan/kerusakan pada primary link maka
router secara otomatis akan mengaktifkan backup
link untuk menggantikan fungsi primary link
dalam melakukan aktivitas telekomunikasi
sehingga kegagalan jaringan dapat ditanggulangi
sesegera mungkin, dengan demikian diharapkan
jaringan tidak mengalami down dalam waktu yang
lama.

Kelebihan Penerapan Redundant Link Dengan
Metode Failover
Terdapat beberapa kelebihan dalam penerapan
metode failover pada router di sebuah jaringan,
yaitu :

Kekurangan Penerapan Redundant Link
Dengan Metode Failover
Terdapat
beberapa
kekurangan
atau
keterbatasan dari penerapan metode failover yang
dibahas pada penelitian ini, yaitu :
1. Hanya satu jalur koneksi yang digunakan oleh
router untuk melakukan proses telekomunikasi
pada satu waktu.
2. Jalur cadangan hanya akan digunakan oleh
router apabila jalur utama mengalami
gangguan, jika jalur utama berfungsi dengan
baik maka jalur cadangan hanya akan
disiagakan (standby).
3. Metode failover hanya dapat menanggulangi
kegagalan koneksi hanya bila terjadi kerusakan
pada salah satu jalur, tidak keduanya.
4. Konfigurasi routing yang tidak tepat dapat
menyebabkan gangguan jaringan total.
4. KESIMPULAN
Pada
penelitian
ini
penulis
telah
mengimplementasi redundant link dengan metode
failover untuk mengatasi kegagalan link pada
jaringan, maka dari itu dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Redundant link dapat diterapkan pada sebuah
jaringan untuk membantu menanggulangi
kegagalan
link
pada
jaringan
dan
meningkatkan keandalan serta ketersediaan
jaringan tersebut.
2. Redundant link diterapkan dengan cara
melengkapi sebuah jaringan dengan paling
sedikit dua buah jalur (link), dimana link
pertama akan berfungsi sebagai primary link
dan link kedua sebagai backup link.
3. Jalur-jalur tersebut diadministrasi dengan
metode failover menggunakan teknik static
routing
pada
router
dengan
cara
mengklasifikasikan tingkat prioritas dari
masing-masing jalur.
4. Dengan menerapkan metode failover, bila
terjadi kerusakan/kegagalan pada link utama
maka
router
secara
otomatis
akan

6

mengaktifkan backup link untuk melakukan
aktivitas telekomunikasi.
5. Bila primary link dan backup link berfungsi
dengan baik, router hanya akan menggunakan
primary link untuk melakukan telekomunikasi.
Backup link hanya akan digunakan bila
primary link mengalami gangguan.
6. Penerapan redundant link yang dibahas pada
penelitian ini hanya dapat menanggulangi
kegagalan salah satu link pada jaringan, tidak
keduanya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan
di atas maka penulis dapat menyarankan sebagai
berikut :
1. Agar implementasi redundant link dapat
berjalan lancar, proses pembuatan desain
jaringan harus dilakukan dengan teliti, pastikan
desain jaringan memiliki link lebih dari satu.
2. Pastikan pemberian informasi pengalamatan
pada tahap static routing telah sesuai dengan
desain. Kesalahan pada proses ini dapat
menyebabkan client tidak terhubung ke
jaringan atau bahkan menyebabkan jaringan
berhenti beroperasi secara keseluruhan.
3. Router adalah salah satu perangkat jaringan
yang harus selalu beroperasi, maka dari itu
sumber listrik alternatif sangat diperlukan
untuk mengantisipasi pemadaman listrik.
4. Agar network administrator tetap dapat
mengetahui keadaan jaringan hendaknya
dilakukan monitoring selama 24 jam penuh
sehingga
bila
sewaktu-waktu
terjadi
gangguan/kegagalan
link
proses
troubleshooting dapat segera dilakukan.
Daftar Pustaka
[1] Cabarkapa, M., Djordje Mijatovic, &
Nenad Krajnovic, 2011, Network Topology
Availability Analysis, Telfor Journal, Vol.
3, No. 1, page 23.
[2]

Moniruzzaman, A. B. M., Md. Waliullah, &
Md. Sadekur Rahman, 2015, A High
Availability Clusters Model Combined
with Load Balancing and Shared Storage
Technologies
for
Web
Servers,
International Journal of Grid and
Distributed Computing, Vol. 8, No. 1,
Daffodil
International
University,
Bangladesh, page 110.

[3]

Towidjojo, R., 2013, Mikrotik Kung Fu,
Jilid 2, Jasakom, Jakarta.

[4]

Cisco Systems Inc., 2010a. CCNA
Exploration
Booklet:
Network
Fundamentals, Version 4.0., Cisco Press,
Indianapolis.

[5]

Batumalai, S. K., et al., 2015, IP
Redundancy and Load Balancing With
Gateway Load Balancing Protocol,
International Journal of Scientific
Engineering and Technology, Vol. 4, No.
3, SEGi University, Malaysia, page 218 –
219.

[6]

Berndtsson, M., et al., 2008. Thesis
Projects – A Guide for Students in
Computer Science and Information
System, 2nd Ed., Springer-Verlag London
Ltd., London.

[7]

Cisco Systems Inc., 2010b. CCNA
Exploration Booklet: Routing Protocols
and Concepts, Version 4.0., Cisco Press,
Indianapolis.

[8]

Kambourakis, G., et al., 2010, High
Availability for SIP: Solutions and RealTime
Measurement
Performance
Evaluation, International Journal of
Disaster
Recovery
and
Business
Continuity, Vol. 1, No. 1, University of the
Aegean, Greece, page 13.

[9]

Moniruzzaman, A. B. M. & Syaed A. H.,
2014, A Low Cost Two-Tier Architecture
Model for High Availability Clusters
Application
Load
Balancing,
International Journal of Grid and
Distributed Computing, Vol. 7, No. 1,
Daffodil
International
University,
Bangladesh, page 89.

[10] Patil, N. V., et al., 2014, Cost Effective
Failover
Clustering,
International
Journal of Research in Engineering and
Technology, Vol. 3, No. 3, Maharashtra
University, India, page 118.

7