Ktsp Mi Persis Rahayu 2012 2013

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan
dasar bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.Berdasarkan pada tujuan tersebut MI Persis Rahayu
Kabupaten Bandung berupaya membangun landasan kegiatan pendidikan
dalam suatu kurikulum yang disebut kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum MI Persis Rahayusebagai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar
nasional pendidikan terdiri dari standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan.Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

20

Tahun


2003 (UU

20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar
Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU

1

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

20/2003 dan PP 19/2005. Oleh karena itu, Tim Penyusun Kurikulum MI Persis
Rahayumenyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
kurikulum yang dikembangkan berdasar manajemen berbasis madrasah
dengan melibatkan Komite Madrasah selaras dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.
Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan ini sangat diperlukan
untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah dan untuk
meningkatkan kualitas satuan pendidikan, baik dalam bidang akademis
maupun non-akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi iman dan taqwa.
Adapun yang menjadi landasan hukum sebagai pedoman operasional
dalam penyusunan sekaligus pengembangan kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
Persis Rahayu Kabupaten Bandung ini mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku yaitu :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat
(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat
(2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1),
(2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1
ayat(5),(13),(14),(15); Pasal 5 ayat (1),(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1),
(2), (3), (4),(5),(6),(7),(8); Pasal 8 ayat (1),(2),(3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3);
Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1),

2

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

(2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4)(5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat
(1), (2), (3); Pasal 20.
3. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2006 tentang Standar Penilaian.
4. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Standar Isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada
setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
SI ditetapkan dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
5. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana
yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan pada Bidang Studi PAI dan Bahasa Arab
Madrasah.
7. Rencana Pengembangan MI Persis Rahayu Kabupaten Bandung Tahun 2011
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan rumusan tujuan nasional serta prinsip pengembangan
kurikulum tersebut,tujuan pengembangan kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
Persis Rahayu Kabupaten Bandung diharapkan dapat memenuhi standar
kompetensi lulusan satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan memberi
kesempatan peserta didik untuk :
(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
(e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar ini
dikembangkan

oleh

MI

Persis

Rahayu

dan

komite


Madrasah

dengan

berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.

3

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum

dikembangkan

dengan

memperhatikan

keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat-istiadat, serta status
sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum

dikembangkan

atas

dasar

kesadaran

bahwa

ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.


4

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja.Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat.


Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhirnya Kurikulum ini akan tetap menjadi sebuah Dokumen,
yang akan menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam Proses
pembelajaran yang baik. Pembelajaran di dalam maupun di luar kelas,
hendaknya dilakukan secara efektif yang mampu membangkitkan efektifitas
dan kreatifitas anak.Atas dasar kenyataan di atas, maka pembelajaran
hendaknya bersifat; mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan
kreatifitas, efektif, demokratif, menantang, dan menyenangkan. Dengan spirit
itulah

Kurikulum

ini

akan

menjadi

pedoman

yang

dinamis

bagi

penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di MI Persis Rahayu Kabupaten
Bandung.

5

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

BAB II
TUJUAN, VISI, DAN MISI
A. Tujuan Pendidikan Jenjang Dasar
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan

dan

membentuk

watak

serta

peradaban

bangsa

yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dalam rangka mengemban fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Salah satu komponen penting demi terlaksananya sebuah Sistem
Pendidikan Nasional yang terarah adalah keberadaan kurikulum.
Keberadaan kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam
melaksanankan sebuah Sistem Pendidikan Nasional yang terarah. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk

mengembangkan

sebagaimana

yang

potensinya

tersurat

agar

dalam

menjadi

tujuan

manusisa

pendidikan

paripurna

nasional.Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan potensi peserta didik
harus

disesuaikan

dengan

potensi,

perkembangan,

kebutuhan,

dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Sebagai

upaya

mendekatkan

pendidikan

dengan

potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, serta tuntutan
lingkungan, MI Persis Rahayumengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh
pemerintah demi menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan salah
satu upaya sekolah untuk mengakomodasi potensi yang ada di daerah
Kabupaten Bandung Jawa Barat dan untuk meningkatkan kualitas satuan
pendidikan,

baik

dalam

aspek

akademik

maupun

non-akademik,

6

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

memelihara/mengembangkan

budaya

daerah,

serta

menguasai

perkembangan Iptek yang dilandasi Iman dan Takwa.

B.

Visi Madrasah
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak terkait (stakeholders) melakukan

musyawarah sehingga visi tersebut benar-benar mewakili aspirasi semua pihak
yang terkait.Harapannya, semua pihak yang terkait dalam kegiatan pembelajaran
(guru, karyawan, peserta didik, dan wali murid) benar-benar menyadari visi
tersebut untuk selanjutnya memegang komitmen terhadap visi yang telah
disepakati bersama.
Adapun visi MI Persis Rahayu adalah “Terwujudnya manusia sebagai
khalifah di muka bumi”.Dalam mewujudkan visi sekolah tersebut, berbagai
pembenahan telah dilakukan, di antaranya :
1. pembenahan sarana dan prasarana;
2. pembenahan administrasi;
3. pembenahan mental guru, karyawan, dan peserta didik.

C.

Misi Madrasah
Misi Pendidikan Persatuan Islam adalah pemanusiaan insan ulil albab selaku

Muslim yang kaffah dan tafaqquh fiddien. Adapun misi MI Persis Rahayu untuk
jangka panjang dirumuskan sebagai berikut:
1. Menanamkan aqidah, keimanan, dan ketakwaan;
2.

Memahami dan mengamalkan Syari’at Islam dengan baik dan benar
sesuai tuntunan Al-Qur`an dan As-Sunnah;

3.

Membina Akhlaqul Karimah;

4. Mengembangkan minat dan bakat;
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, sekolah berusaha menerapkan
peraturan yang ketat sesuai dengan kedudukan masing-masing dan menjalin
komunikasi yang baik untuk menjamin hubungan kerja yang harmonis.
D. Tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah

7

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi, dan
misisekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan MI Persis
Rahayu adalah mencetak pribadi muslim yang :
1.

Beraqidah benar dan kuat;

2.

Bersih dari sifat-sifat syirik, bid’ah, takhayyul, khurafat, dan sebagainya;

3.

Beribadah degan baik dan benar;

4.

Berakhlakul karimah;
5. Berilmu dan berwawasan luas;
6. Berbadan sehat dan kuat;
7. Hidup terampil dan mandiri;
8. Siap menjadi guru dan juru dakwah;
9. Bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Secara berkelanjutan, tujuan sekolah tersebut akan dimonitor, dievaluasi,

dan dikendalikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil yang
optimal.
Sedangkan tujuan madrasah pada tahun berikutnya adalah :
1.

Pada tahun

2011 terjadi peningkatan kualitas sikap dan amaliah

keagamaan Islam warga Madrasah dari pada sebelumnya.
2.

Pada tahun 2011 terjadi peningkatan kepedulian warga Madrasah
terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan Madrasah dari pada
sebelumnya.

3.

Pada tahun 2011, terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan prestasi akademik
dan non akademik.

4.

Pada tahun 2012, terjadi peningkatan skor UASBN minimal rata-rata +1,5
dari standar yang ada.

5.

Pada tahun 2012, para siswa yang memiliki minat, bakat dan kemampuan
terhadap Bahasa Arab dan Inggris semakin meningkat dari sebelumnya,
dan mampu berpidato dengan 2 bahasa tersebut.

6.

Pada tahun 2012, memiliki tim olahraga minimal 3 cabang yang mampu
menjadi finalis tingkat Kabupaten.

7. Pada tahun 2012, memiliki tim kesenian yang mampu tampil minimal pada
acara setingkat Kabupaten/Kota.
BAB III

8

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

STRUKTUR DAN MUATAN KTSP
A. Struktur dan Muatan Kurikulum
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi
sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Mengingat

perbedaan

individu

sudah

barang

tentu

keluasan

dan

kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan. Program pendidikan terdiri dari Pendidikan Umum, Pendidikan
Kejuruan, dan Pendidikan Khusus.Pendidikan Umum meliputi tingkat satuan
pendidikan sekolah dasar (SD/MI), sekolah menengah pertama (SMP/MTs), dan
sekolah menengah atas (SMA/MA).Pendidikan Kejuruan terdapat pada sekolah
menengah kejuruan (SMK/MAK. Pendidikan khusus meliputi sekolah dasar luar
biasa(SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa(SMPLB), dan sekolah
menengah atas luar biasa(SMALB) dan terdiri atas delapan jenis kelainan
berdasarkan ketunaan.
Pada program pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Persis Rahayu,
jumlah jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 32 jam pelajaran setiap
minggu.

Setiap

jam

pelajaran

lamanya

35

menit.

Jenis

program

pendidikannya, terdiri dari program umum meliputi sejumlah mata pelajaran
umum dan pelajaran agama yang wajib diikuti seluruh peserta didik, dan
program pilihan meliputi mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan
daerah berupa mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran yang wajib diikuti
pada program umum berjumlah 7, sementara keberadaan mata pelajaran
agama adalah berjumlah 5.Muatan Lokal diberikan di MI Persis Rahayuadalah
Bahasa Sunda dan Bahasa Inggris.
Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap
penting namun tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di
dalam Standar

Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan

diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian.Misalnya mengadakan
program remediasi bagi peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan belajar minimal.
Muatan kurikulum MI Persis Rahayu meliputi sejumlah mata pelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas

9

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

I sampai dengan Kelas VI.Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri merupakan bagian dari muatan kurikulum.
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan
keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar
melalui metode dan pendekatan tertentu.
Pada bagian ini sekolah/madrasah mencantumkan mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri beserta alokasi waktunya yang akan
diberikan kepada peserta didik.
Untuk kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, terdiri dari 14 mata pelajaran, 2
muatan lokal dan 6 pengembangan diri yang harus diberikan kepada peserta
didik.
Berikut disajikan Struktur Kurikulum MI Persis Rahayu:
No
.

Komponen

Kelas dan Alokasi Waktu
1
2
3
4
5
6

Jumlah

A. Mata Pelajaran
1

Matematika

10

10

10

42

2

B. Indonesia

5

5

5

27

3

IPA

4

4

4

24

4

IPS

2

2

2

12

5

PKn

1

1

1

9

6

SBK

2

2

2

12

7

Penjaskes

3

3

3

18

8

Al-Qur`an;

TEMATIK

1.1. Tilawah

4

4

2

2

2

2

16

1.2. Hifzhon

4

4

2

2

2

2

16

1.3. Tarjamah/Tafsier

-

-

2

1

1

1

5

1.4. Tajwied

-

-

1

1

1

1

4

Al-Hadits

2

2

2

2

2

2

12

10

Tauhid

2

2

2

1

1

1

9

11

Akhlaq

2

2

2

1

1

1

9

12

Syari'ah;
4

4

4

4

4

4

24

9

2.1. Fiqih

10

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

2.2. Ushul Fiqih
13

14

-

-

-

-

1

1

2

6.1. Qiro`ah

4

2

2

2

2

2

14

6.2. Kitabah/Imla

2

2

2

4

4

4

18

6.3. Hiwar/Insya

-

2

2

4

2

2

12

6.4. Shorof

-

-

-

3

2

2

7

6.5. Nahwu

-

-

-

2

3

3

8

Tarikh Islam

-

-

1

1

2

2

6

Bahasa Arab;

B. Muatan Lokal
8

B. Inggris

2

2

2

2

2

2

9

9

Basa Sunda

2

2

2

1

1

1

9

C. Pengembangan Diri
1

Seni Musik Tradisional

1

1

1

1

1

1

6

2

Marching Band

1

1

1

1

1

1

6

3

Tari-Tarian

1

1

1

1

1

1

6

4

Seni Vokal Nasyid

1

1

1

1

1

1

6

5

Atraksi Ketangkasan

1

1

1

1

1

1

6

6

Futsal

1

1

1

1

1

1

6

7

Baca Tulis Al-Quran

1

1

1

1

1

1

6

52

52

52

67

67

67

324

JUMLAH TOTAL JAM
PELAJARAN PERMINGGU
*) Ekuivalen 2 jam pelajaran
SD/MI

Tabel 3: Struktur Kurikulum

Adapun muatan Kurikulum di MI Persis Rahayumeliputi mata pelajaran
sebagai berikut :
a. Pendidikan Agama (Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, SKI) :
Tujuan :
1). Memberi wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia
2). Meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa terhadap Allah SWT sesuai
dengan agama yang dianutnya melalui pemberian, pemupukan dan

11

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

pengembangan

pengetahuan,

penghayatan,

pengamalan,

dan

pembiasaan.
3). Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berilmu, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
berdisiplin, etis, toleran, harmonis secara personal dan sosial, serta
mengembangkan budaya beragama di sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan :
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia
2. Menanamkan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme, bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup. Kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan terhadap hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
c. Bahasa Indonesia :
Tujuan :
Membina ketrampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman iptek.
d. Bahasa Inggris :
Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa Inggris dan berkomunikasi secara lisan dan
tertulis untuk menghadapi perkembangan iptek dalam menyongsong era
globalisasi.
e. Matematika :
Tujuan :
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam
rangka penguasaan iptek.
f. Ilmu Pengetahuan Alam :
Tujuan :
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mernguasai
dasar sains dalam rangka penguasaan iptek.
g. Ilmu Pengetahuan Sosial :

12

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Tujuan :
Memberikan

pengetahuan

sosial

kultural

masyarakat

yang

majemuk,

mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat, serta melatih ketrampilan
hidup secara mandiri.
h. Seni Budaya (Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Seni Teater) :
Tujuan :
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya
nasional.

i. Pendidian Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan :
Tujuan :
Menanamkan

kebiasaan

hidup

sehat,

meningkatkan

kebugaran

dan

keterampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung
jawab, disiplin, dan rasa percaya diri pada siswa.
Madrasah ini menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu untuk beberapa pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, dan/atau dimanfaatkan untuk mata pelajaran
lain yang dianggap penting dengan mengungkapkan beberapa alasannya.
Misalnya Marching Band sebagai bagian dari Pengembangan Diri pada struktur
di atas, merupakan penambahan dari mata pelajaran kesenian.
Selain itu, perlu juga ditegaskan, bahwa:


Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit



Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
per- minggu.
Di sekolah kami, MI Persis Rahayu, terdapat program intra kurikuler

seperti tabel di atas dan juga ekstra kurikuler yang dikembangkan dalam
program Pengembangan Diri. Waktu belajar di sekolah kami dibagi menjadi
dua proses KBM yang dimulai dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 11.00 dan
pukul 13.00 sampai 16.00 selama 6 hari dari hari Sabtu hingga Kamis. Khusus
hari Sabtu, ada tambahan kegiatan upacara hingga jam pelajaran dimulai
pukul 07.30 sampai dengan 11.30 (6 jam pelajaran). Pengembangan diri
Tahsin dan Tahfidz Al-Quran dilaksanakan tiap hari sesuai jadwal dimulai pukul
13.00-16.00, sebelum KBM dimulai di kelas.Adapun pengembangan diri
meliputi kesenian yaitu seni musik tradisional (Calung), seni tari, nasyid,
atraksi ketangkasan, marching band, dan futsal dilaksanakan setiap hari Jumat
pukul 13.00-16.00 WIB.Serta baca tulis al-Quran sesuai jadwal.

13

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas
pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata
pelajaran lainnya, seperti Bahasa Sunda.Muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi

Dasar

untuk

diselenggarakan.Sekolah

dapat

setiap

jenis

muatan

menyelenggarakan

satu

lokal
mata

yang

pelajaran

muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam
satu tahun.
Muatan lokal yang diterapkan di MI Persis Rahayuadalah:
-

Bahasa Sunda wajib bagi seluruh siswa dari kelas I sampai VI. Alokasi
waktu 2 jam pelajaran.

-

Bahasa Inggris 2 jam pelajaran/minggu

Berikut ini tabel alokasi waktu untuk mata pelajaran Muatan Lokal yang
diselenggarakan di MI Persis Rahayu.
No

Mata Pelajaran
Muatan Lokal

Alokasi Waktu (JP)
I – II

III – IV

V VI

1

Bahasa Daerah ( Sunda )

2

2

2

2

Bahasa Inggris

2

2

2

Sedangkan tujuan diberikan Muatan Lokal tersebut adalah :
a. Bahasa Sunda :
Tujuan :
Membina keterampilan berbahasa Sunda baik lisan maupun tulis dalam
upaya mempertahankan nilai-nilai budaya Sunda masyarakat setempat dalam
wujud komunikasi dan apresiasi sastra dan dalam upaya meningkatkan
relevansi terhadap keadaan dan kebutuhan daerah khusus di Provinsi Jawa
Barat sebagimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5

14

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah dan
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 423.5/Kep.674-Disdik/2006 tanggal 25
Juli 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta KTSP Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda.
b. Bahasa Inggris :
Tujuan :
Membina kemampuan untuk bisa menggunakan bahasa Inggris dalam
percakapan sehari-hari.
Pengembangan Muatan Lokal
A. Konsep dan Sifat Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada.Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum
yang

terdapat

pada

Standar

Isi

di

dalam

kurikulum

tingkat

satuan

pendidikan.Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.Hal
ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga
keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.Ini
berarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal.
B. Mata Pelajaran Muatan Lokal
1. Proses Pengembangan
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani
oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya.Dengan

15

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan
nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal
memperhatikan

keseimbangan

dengan

kurikulum

tingkat

satuan

pendidikan.Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung
jawab

pemangku

kepentingan

(stakeholders) yaitu

sekolah

dan

komite

sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite
sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus,
dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.Data tersebut dapat diperoleh dari
berbagai

pihak

yang

terkait

di

daerah

yang

bersangkutan

seperti

Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia
usaha/industri.Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau
dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain
dari:
1) Rencana

pembangunan

daerah

bersangkutan

termasuk

prioritas

pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan
jangka

panjang,

maupun

pembangunan

berkelanjutan

(sustainable

development);
2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan-kemampuan
dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan;
3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan
daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya.
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal

16

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat
diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat
mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
1)

Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;

2)

Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;

3)

Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;

4)

Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari;

c. Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai
dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian
muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah.
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan
kegiatan

pembelajarannya.Kegiatan

dirancang

agar

bahan

kajian

pembelajaran

muatan

lokal

ini

dapat

pada

dasarnya

memberikan

bekal

pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka
memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung

kelangsungan

pembangunan

daerah

serta

pembangunan

nasional.Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh
sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite
sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal.
Substansi muatan lokal di MI Persis Rahayu terdiri atas :
1. Bahasa Daerah (Sunda)

17

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya (Sunda) masyarakat
setempat dalam wujud komunikasi dan apresiasi sastra.
2. Bahasa Inggris
Sebagai upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara Bahasa
Inggris.
e.

Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta

silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
1)

Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah

langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat
dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
a)

Pengembangan Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan
pada materi sebagai basis pengetahuan.

b)

Pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli
dari instansi lain yang sesuai.

2) Pengembangan silabus secara umum mencakup:
a) Mengembangkan indikator
b) Mengidentifikasi materi pembelajaran
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengalokasian waktu
e) Pengembangan penilaian
f) Menentukan Sumber Belajar.
Langkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunan silabus mata
pelajaran.
2. Pihak yang Teribat dalam Pengembangan
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM
dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama
dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di
daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan
instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda,
Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat.

18

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
2. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing;
4. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
5. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi
yang ditetapkan oleh BSNP.
Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam:
1. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
2. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;
3. Menentukan

metode

pengajaran

yang

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran.
Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
1. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang
ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di
berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang
dibutuhkan;
2. Memberikan

gambaran

mengenai

kemampuan-kemampuan

dan

keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
3. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam
menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma
setempat.
3. Rambu-rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan muatan lokal.
a.

Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi

Dasar

beserta

silabusnya

dapat

melaksanakan

mata

pelajaran muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya sekolah
dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
direncanakan oleh sekolah, atau dapat meminta bantuan kepada sekolah
yang terdekat yang masih dalam satu daerahnya.Bila beberapa sekolah

19

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

dalam satu daerah belum mampu mengembangkan dapat meminta
bantuan TPK daerah, atau meminta bantuan dari LPMP di propinsinya.
b.

Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir,
emosional, dan sosial peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik
dan tidak mengganggu penguasaan pada kurikulum nasional.Oleh karena
itu dalam pelaksanaan muatan lokal dihindarkan adanya pekerjaan rumah
(PR).

c.

Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat kedekatan
dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan secara psikis.
Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam lingkungan tempat tinggal
dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis maksudnya
bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir
dan mencernakan informasi sesuai dengan usianya. Untuk itu, bahan
pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1)
bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang
diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke
pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih
sukar/rumit. Selain itu bahan kajian/pelajaran hendaknya bermakna bagi
peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.

d.

Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru
dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan
narasumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat
mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan
potensi

di

lingkungan

sekolah,

misalnya

dengan

memanfaatkan

tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia
usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu
guru

hendaknya

dapat

memilih

dan

menggunakan

strategi

yang

melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara
mental, fisik, maupun sosial.
e.

Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti
mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna
kepada peserta didik. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan
diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester atau
satu tahun ajaran.

20

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

f.

Alokasi

waktu

untuk

bahan

kajian/pelajaran

muatan

lokal

perlu

memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal
pada setiap semester.

C. Kegiatan Pengembangan Diri
1. Konsep dan Sifat Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan

diri

dilakukan

melalui

kegiatan

pelayanan

konseling

berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar,
dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk
satuan

pendidikan

pelayanan

kejuruan,

konseling

kegiatan

ditujukan

untuk

pengembangan

diri,

khususnya

pengembangan

kreativitas

dan

karir.Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan
peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor,
dan kegiatan ekstra kurikuler dapat diselenggarakan oleh konselor, guru dan
atau

tenaga

kependidikan

lain

sesuai

dengan

kemampuan

dan

kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangkan
kompetensi.
1. Tujuan Umum
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat,

minat, kondisi dan perkembangan peserta didik dengan

memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
2. Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemandirian
f. Kemampuan kehidupan keagamaan
g. Kemampuan sosial

21

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

h. Kemampuan belajar
i. Wawasan dan perencanaan karir
j. Kemampuan pemecahan masalah
2. Bentuk dan Sasaran Kegiatan Pengembangan Diri
Bentuk kegiatan pengembangan diri di MI Persis Rahayu adalah

sebagai

berikut.
1. Terprogram, adalah kegiatan yang dirancang secara khusus dalam kurun
waktu

tertentu

untuk

memenuhi

kebutuhan

peserta

didik

secara

individual, kelompok, dan klasikal melalui penyelenggaraan layanan dan
kegiatan

pendukung

konseling,

krida,

karya

ilmiah,

latihan/lomba

keberbakatan/prestasi, seminar, workshop, bazar, dan kegiatan lapangan.
2. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara baiat,
tadarus Al-Quran, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
3. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:
pembentukan

perilaku

memberi

salam,

membuang

sampah

pada

tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
4. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:
berpakaian rapi, menutup aurat, berbahasa yang baik, rajin membaca,
memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu,
berjabat tangan dengan bapak atau ibu guru, karyawan madrasah serta
dengan teman-teman.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan pengembangan diri terprogram
adalah
1. Seni Baca Al-Qur’an (Murattal)
Tujuan dari diadakannya seni baca Al-Qur’an secara murattal adalah :
 Menghargai dan menghormati kitab sucinya.
 Menumbuhkembangkan sifat cinta terhadap agama khususnya pada kitab
Suci Al-Qur’an.
 Melestarikan budaya islami.
 Mengembangkan bakat, minat dan prestasi siswa dalam bidang seni baca
Al- Qur’an secara murattal
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam seni baca Al
Qur’an

22

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas IV s.d kelas VI.
SILABUS
1.
1.
1.
1.

Tajwid
Fashahah
Suara
Lagu dan bacaan

1.
2.
3.
4.
1.
1.
2.
3.
4.

1.

1.
2.
1.

1.
2.
3.
4.

Makhariful khuruf
Sifat Al huruf
Ahkan Al huruf
Ahkam Almad wal qasor
Ahkan Al waqof wal ibtida’
Mura’at Al huruf Wal harokat
Muro’at Al kalimat Wal ayat
Kejernihan / kebeningan
Kehalusan
Kenyaringan
Keutuhan
Pengaturan nafas
Lagu pertama
Jumah lagu
Perhatian, keutuhan, dan tempo lagu
Irama dan gaya
Variasi

Pembinaan baca Al-Qur’an
Tujuan :
 Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu tajwid
 Meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi kandungan Al-Qur’an
SILABUS
Membaca Alqur-an (tadarus)
dengan fasikh menurut kaidah
ilmu tajwid.

- Membaca huruf hi.iaiyyah sesuai
dengan makhraj (tepat)
- Mengenal tanda baca
serta
membacanya dengan fasikh
- Menghafal Surat pendek dan bacaan
sholat
- Mengenal tanda-tanda nun sukun, tanwin
dan mim sukun, qolqolah serta
membacanya dengan fasikh
- Menghafal bacaan sholat
- Membaca dan mengetahui tanda tanda
waqof, bacaan panjang/mad, bacaan
dengung, alit’syamsiyal dan Al
qomariyah

Menghafal Al Qur’an dengan
benar dan fasikh menurut
kaidah ilmu tajwid

- Menghafal Al Quran Juz 1 sampai ke Juz
ke 30

Menghafal Al Qur’an dengan
benar dan fasikh menurut

- Menghafal surat-surat pilihan (Juz
Amma):

23

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Dari mulai QS. An-Nas sampai dengan QS.
An-Naba.

kaidah ilmu tajwid

3. Seni Musik Tradisional (Calung)
Tujuan seni musik tradisional adalah :
 Melestarikan budaya daerah.
 Memberikan bekal kecakapan hidup berupa seni musik tradiosional.
 Menumbuhkembangkan sifat cinta terhadap budaya daerah.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas IV s.d kelas VI.
4. Marching Band
Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Membantu

peserta didik agar mahir dalam bakat seni yang di

iramakan dalam kekompakkan.
2. Melatih peserta didik untuk mengilustrasikan seni lewat kerjasama
dalam kelompok.
Sasaran dari kegiatan ini adalah kelas III s.d kelas VI.
5. Bimbingan Belajar Bagi Kelas VI
Tujuan :
Melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal Mata Pelajaran yang di UASBN kan
SILABUS
1. Menguasai materi
SKL dari pelajaran ujian
nasional
2. Memahami Soal- Soal Ujian
Nasional
3. Menguji kemampuan
dengan mengikuti try out
ujian nasional

1. Memahami materi-materi penting di kelas
IV
2. Memahami materi-materi penting di kelas
V
3. Memahami materi-materi penting di kelas
VI
1. Memahami soal Ujian Nasional Tahun.
2009.
2. Memahami soal Ujian Nasional Tahun
2010.
3. Memahami soal Ujian Nasional Tahun
2011.
1. Mengikuti try out yang pertama
2. Mengikuti try out yang kedua
3. Mengikuti try out yang ketiga
3. Mengikuti try out dengan dua paket soal
yang
berbeda.

BENTUK KEGIATAN YANG RUTIN ADALAH :
a) Upacara Baiat (Janji Santri)

24

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

Tujuan :
 Meningkatkan kedisiplinan
 Melatih siswa mempunyai rasa kasih saying, hormat pada guru, orang tua,
dan sesama santri
 Melatih siswa agar jujur, amanah, terikat oleh janji, dan saling menasihati
SILABUS
1.
1.
1.
1.
1.

Pejabat Upacara
Petugas Upacara
Bentuk Barisan
Sarana Upacara
Pelaksanaan
Upacara
1.
Acara Pokok

1.1. Pembina Upacara Baiat
1.2. Pemimpin Upacara Baiat
1.3. Pengatur Upacara Baiat
1.4. Pembaca Baiat (Janji santri)
1.5. Naskah Upacara baiat
Susunan upacara
- Acara persiapan
- Acara pendahuluan
- Acara pokok
- Acara penutup
- Acara tambahan
Tehnis pelaksanaan
- Persiapan upacara
- Pemimpin upacara memasuki lapangan
upacara
- Laporan
- Pembina upacara memasuki lapangan upcara
- Laporan pemimpin upacara
- Pembacaan Baiat (janji santri)
- Amanat pembina upacara
- Laporan pemimpin upacara
- Pembina upcara meninggalkan lapangan
upacara
- Upacara selesai upacara di bubarkan

b) Sholat Zhuhur dan Ashar Berjamaah
Tujuan :
 Membiasaan siswa dalam melaksanakan ibadah sholat wajib secara
berjamaah.
 Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai-nilai ajaran agama yang
diyakini menuju pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa secara utuh.
SILABUS
1.
2.
3.
4.

Wudhu
I’tikaf
Sholat berjamaah
Sholat sunnah

1.1.
1.2.
1.3.

Praktek penerapan / pelaksanaan syarat dan
rukun wudhu
Do’a sesudah wudhu
Sunah wudhu

25

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

2.1.
2.2.
3.1.
3.2.
4.1.

I’tikaf sebelum pelaksanaan jamaah
Sholat sunnah sebelum jamaah
Pelaksanaan sholat jama’ah secara baik dan
benar
Do’a sesudah sholat jama’ah
Sholat sunnah sesudah sholat fardhu

26

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

c) Menjaga Kebersihan Kelas dan Lingkungan :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu menjaga kebersihan.
 Mengingatkan siswa akan pentingnya menjaga kesehatan
d) Berdo’a bersama setiap awal dan akhir pelajaran :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu berdo’a setiap melaksanakan kegiatan
yang positif sebagai penguat batin.
 Mengingatkan siswa betapa kecilnya manusia di hadapan Tuhan Yang Maha
Esa.
e) Berjabat tangan dengan guru setiap awal dan akhir pelajaran :
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk menyadari persaudaraan.
 Membiasakan siswa untuk saling memaafkan.
 Mengingatkan siswa bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan.
f) Menjaga Kerapian Berpakaian (menutup aurat):
Tujuan :
 Membiasakan siswa untuk selalu berpenampilan rapi.
 Membiasakan siswa menyadari pentingnya menghargai diri sendiri.
 Membiasakan siswa menjaga aurat sebagai kewajiban muslim.
g) Berbicara sopan setiap saat kepada setiap warga sekolah :
Tujuan :
 Membiasakan siswa selalu berkata sopan terhadap sesama.
 Membiasakan siswa menyadari pentingnya menghargai diri.
BENTUK KEGIATAN YANG SPONTAN ADALAH :
1. Membiasakan mengucap salam kepada setiap warga sekolah yang baru
ditemui
Tujuan :
 Membiasakan siswa menunjukkan sikap ramah.
 Membiasakan siswa mendo’akan sesama.
1. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya :
Tujuan :
 Membiasakan siswa menjaga kebersihan dan kesehatan.
3. Membiasakan mengatasi silang pendapat dengan benar :
Tujuan :
 Membiasakan siswa bersikap demokratis, jujur, sportif, dan cinta damai.

27

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MI Persis Rahayu

4. Kujungan kepada teman yang sakit :
Tujuan :


Membiasakan siswa saling mengasihi sesama dan membantu orang lain
yang sedang menderita.

1. Mengadakan Ta’ziah :
Tujuan :


Membiasakan siswa saling berbagi rasa terhadap orang lain yang sedang
kesusahan.

BENTUK KEGIATAN KETELADANAN ADALAH :
1)

Memberi contoh berpakaian rapi dan menutup aurat :

Tujuan :
Membiasakan memberi contoh yang baik dalam berpakaian sebagai bentuk
menghargai diri sendiri dan orang lain.
2)

Memberi contoh datang dan pulang tepat waktu :

Tujuan :
Membiasakan berdisiplin dan menjauhkan diri dari hal-hal yang bersifat
melanggar peraturan sekolah.
3)

Memberi contoh hidup sederhana :

Tujuan :


Membiasakan siswa menjaga perasaan orang lain yang kurang beruntung.



Membiasakan siswa hidup hemat.

4)

Memberi contoh memuji hasil karya yang baik :

Tujuan :


Membiasakan siswa menyukai hal-hal yang baik dan positif.



Membiasakan siswa tidak merendahkan karya orang lain.



Membiasakan siswa menjaga keutuhan dan persatuan.

C. Standar Kompetensi dan Ko

Dokumen yang terkait

PERAN PERAWAT DALAM IMPLEMENTASI KOLABORATIF PEMBERIAN TERAPI INSULIN SEBAGAI TINDAKAN DALAM PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERGLIKEMI DI RUANG AIRLANGGA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN TAHUN 2012

1 55 23

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK ETNIS RAKHINE DAN ROHINGYA DI MYANMAR TAHUN 2012

4 102 18

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

kisi kisi un sma ma th 2012 2013

2 89 31

SOAL PLPG 2013

7 31 7

PENGARUH KONFLIK PEREBUTAN LAHAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA NIPAH KUNING KECAMATAN MESUJI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG TAHUN 2012

9 59 54

Uji Efek Antibakteri Minyak Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dalam Kapsul yang Dijual Bebas Selama Tahun 2012 di Kota Padang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro

0 7 5