Chapter II Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima PunggaPungga Kabupaten Dairi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas mempunyai banyak arti yang berbeda bagi setiap orang,
efektivitas di nilai menurut ukuran seberapa jauh tujuan tersebut tercapai, rumusan mengenai
efektifitas kegiatan atau program bergantung pada masalah seberapa berhasilnya pencapaian
sasaran yang dinyatakan.

Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok

aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata
lain suatu organisasi dikatakan efektif bila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya tercapai.
Menurut Cambel J.P ( 1989:121) Pengukuran efektivitas secara umum dan saling
menonjol adalah:
a. Keberhasilan Program
b. Keberhasilan sasaran
c. Kepuasaan terhadap program
d. Tingkat output dan input
e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Efektivitas adalah hubungan antara input dan tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan
ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari oragnisasi mencapai tujuan
yang ditetapkan. Berbagai pandangan yang dikemukakan oleh para ahli berbeda-beda tentang

Universitas Sumatera Utara

pengertian dan konsep ekektivitas dipengaruhi oleh latar belakang dan keahlian yang berbeda
pula.
Beberapa pengertian yang diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh suatu aktivitas kegiatan yang mencapai target
atau sasaran yang dimana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Apabila tujuan
dan target dapat dicapai sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka kegiatan
tersebut dikatakan efektif, sebaliknya apabila tujuan dan target tidak dapat tercapai sesuai
dengan tujan yang telah ditetapkan sebelumnya maka efektivitas itu dikatakan tidak efektif.
2.1.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas
Pendekatan untuk mengukur efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan 3 pendekatan
yaitu:
Pendekatan pertama, pendekatan sumber daya ekternal, yaitu menilai kemampuan
organisasi untuk menyelamatkan, mengatur, mengendalikan skill dan sumber daya
langka.Pendekatan kedua, yaitu pendekatan internal adalah kemampuan organisasi terhadap

motivasi dan fungsi yang cepat.Pendekatan ketiga, adalah pendekatan teknis adalah
mengevaluasi kemampuan organisasi untuk mengubah skill dan sumber daya menjadi barang
dan jasa secara efisen.
Adapun

yang

menjadi

kriteria

ukuran

efektivitas

organisasi

menurut

(Sutrisno,2010:149-150) yaitu:

1. Produksi, merupakan gambaran kemampuan organisasi untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat di lingkungannya.
2. Efesiensi, diartikan sebagai perbandingan antara keluaran dan masukan seperti bahan
baku, uang dan manusia yang diperlukan untuk memperoleh tingkat keluaran yang
ditentukan ataupun tujuan tertentu.

Universitas Sumatera Utara

3. Adaptasi, Sejauh manaa organisasi mampu menterjemahkan perubahan-perubahan
internal dan ekternal yang ada, kemudian akan ditanggapi oleh oraganisasi yang
bersangkutan . jika organisasi tidak mampu menyesuaikan diri maka keberlangsungan
hidup bisa terancam.
4. Perkembangan, merupakan suatu fase setelah keberlangsungan hidup terus dalam
jangka panjang. untuk itu organisasi harus bisa memperluas kemampuannya.
Sehingga bisa berkembang dengan baik dan sekaligus akan melewati fase hidupnya.
(Sutrisno,2010:149-150)
2.2 Kemiskinan
Secara umum istilah kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang berkurang
atau minim. Dalam hai ini konsep kurang mampu minim dilihat secara komperatif antara
kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu pihak dengan kebutuhan

pribadi atau sekelompok orang lain di lain pihak. Pengertian minim disini bersifat relatif,
dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda dengan lingkungan
yang berbeda.(Siagian,2012:4-5).
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang sangat penting saat ini di
Indonesia, sehingga menjadi fokus perhatian bagi pemerintah.

Masalah kemiskinan ini

sangat kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial,
ekonomi, budaya dan aspek lainnya. Kemiskinan di identik dengan suatu penyakit. Tidak
seorang pun yang mengingkan dirinya miskin, sebaliknya merupakan cita-cita setiap orang
untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup dan dapat hidup secara layak dan baik.
Kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan martabat manusia.oleh karena itu langkah
awal yang perlu di lakukan dalam mengatasi masalah dari kemisikan.
Kemisikinan adalah gejala penurunan kemampuan seseorang atau sekelompok orang
atau wilayah sehingga mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelopok

Universitas Sumatera Utara

tersebut,dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka telah mampu mencapai

kehidupan yang layak (Mencher dalam siagian, 2012:5)
Kemiskinan

dapat disimpulkan bahwa tidak bisa hanya dipandang dari sisi

kekuranganya pemenuhan kebutuhan pokok semata sebagai akibat kerentanan dan
ketidakberdayaan seperti yang selama ini banyak didefenisikan dalam kebijakan-kebijakan
tentang pengetasaannya. Kemiskinan juga harus dipandang dari pengertian relatif sehingga
kebijakan yang diambil dapat memberikan solusi terhadap akar permasalahan kemiskinan
yang sebenarnya
2.3 Ciri- Ciri Kemiskinan
Suatu studi menunjukan ada 5 ciri-ciri kemiskinan, yaitu:
1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor
produksi, seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai, ataupun
keterampilan yang memadai untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai
dengan mata pencairan.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk
memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.
3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak tamat SD, atau hanya
tamat SD. Kondisi seperti inilah yang akan berpengaruh terhadap wawasan

mereka.
4. Pada umumnya mereka masuk kedalam kelompok penduduk dengan kategori
setengah menganggur.
5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak
memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu kota tidak
siap menampung gerakan urbanisasi didesa yang makin deras. Artinya, laju

Universitas Sumatera Utara

investasi diperkotaan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan tenaga kerja
sebagai akibat langsung dari derasnya arus urbanisasi ( Siagian,2012: 22-23)

2.4 Pemberdayaan Masyarakat
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat berasal dari kata power ( kekuasaan
dan pemberdayaan). Pemberdayaan menujukkan pada kemampuan orang, khususnya
kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuasaan atau kemampuan
dalam.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong
masyarakat agar mampu menempatkan dirinya secara proporsional dan menjadi pelaku utama
dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam

jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable
devopment

dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta

diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan
secara ekonomi, sosial,dan ekologi yang dinamis.
Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara
sepenuh dalam mekanisme produksi, ekonomi dan sosial. Pemberdayaan masyarakat terkait
dengan faktor internal dan ekternal. Tanpa mengkecilkan arti dan peranan salah satu faktor,
sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi serta sinergis dan
dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal
sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga
perlu memberikan perhatian pada faktor ekternalnya.

Universitas Sumatera Utara

Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu tema sentral dalam pembagunan
masyarakat seharusnya diletakkan dan diorentasikan searah dan selangkah dengan paradigma

baru pendekatan pembagunan. Paradigma pembagunan lama bersifat top-down perlu
diorentasikan menuju pendekatan bottom-up yang menempatkan masyarakat atau petani di
pedesaan sebagai pusat pembagunan atau oleh Chambers dalam Anholt ( 2001) sering dikenal
“ Put The farmers firts”(Mardikanto 2012, 42-44)
Nagel (1997) mengumakan bahwa pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu:
a.Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiataan pemberdayaan
b. Sistem transfer teknologi yang akan dilakukan
c. Pengembangan sumberdaya manusia\ fasilitator yang akan melakukan pemberdayaan
d. Alternatif organisasi pemberdayaan yang akan diterapkan.
Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan pemerataan, tetapi
konsep ini dipandang bahwa pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk
pertumbuhan yang akan menjamin pertumbuhan yang berlanjutan.
Ada 5 prinsip dasar konsep pemberdayaan masyarakat sebagai berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat memperlukan break-even dalam setiap kegiatan yang
dikekolanya, meskipun orientasinya berbeda dari organisasi bisnis, dimana dalam
memperdayaan masyarakat keuntungan yang diperoleh di distribusikan kembali
dalam bentuk program atau kegitan pembagunan lainnya.
2. Pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
memperencanakan maupun pelakanan yang dilakukan.
3. Dalam melakasanakan program pemberdayaan masyarakat. kegiatan pelatihan

merupakan unsur yang bisa dipisahkan dari usuha pembaguanan fisik.

Universitas Sumatera Utara

4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber
daya, khususnya dalam pembiayaan baik yang berasal dari pemerintah, swasta
maupun sumber-sumber lainnya.
5. Kegiataan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung
antara kepentingan pemerintahan yang bersifat makro yang berkepentingan
masyarakat yang bersifat ( Rubin, dalam Adi 2003:55)
Pendekataan pemberdayaan dapat pula diformulasikan dengan mengacu kepada landasan
filosofi dan prinsip-prinsip pemberdayaan ,yaitu:
1. Pendekatan Partisipatif, dalam arti selalu menempatkan masyarakat sebagai titik pusat
pelaksaan pemberdayaan yang cukup.
a. Pemberdayaan selalu bertujuan untuk pemecahan masalah masyarakat, bukan untuk
mencapai tujuan-tujuan “ orang luar” atau penguasa.
b. Pilihan kegiatan, metoda maupun

teknik pembedayaan, maupun teknologi yang


ditawarkan harus berbasis pada pilihan masyarakat.
c. Ukuran keberhasilan pemberdayaan bukanlah ukuran yang “dibawa “ oleh fasilitator
atau asal dari “luar” tetapi berdasarkan ukuran-ukuran masyarakat sebagai penerima
manfaat.
2. Pendekatan Kesejahteraaan, dalam arti bahwa apapun kegiatan yang dilakukan, dari
mana pun sumberdaya teknologi yang akan digunakan, dan siapapun yang akan
dilibatkan, pemberdayaan masyarakat harus memberikan manfaat terhadap perbaikan
masyarakat yang harus memberikan manfaat terhadap perbaikan mutu –hidup atau
kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya.
3. Pendekatan Pembaguan berlanjutan, dalam arti bahwa kekegiataan pemberdayaan
masyarakat harus terjamin berkelanjutan, oleh sebab itu pemberdayaan masyarakat
tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu menyiapkan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

penerima manfaat agar pada suatu saat mereka akan mampu mandiri untuk
melanjutkan kegiataan pemberdayaan masyarakat sebagai proses pembagunan yang
berlanjutan. (Mardikanto,2012 :161-162)
Swanso dan clear (1984) merangkum ada 6 pendekatan pemberdayaan, yaitu:
1. Pendekataan pemberdayaan masyarakat yang konvensional.

2. Pendekataan latihan dan kunjungan.
3. Pemberdayaan masyarakat yang diorganisasikan perguruan tinggi.
4. Pendekataan pembagunan masyarakat terpadu.
5. Pendekatan pembagunan perdesaan terpadu.
6. Pelaksanaan kegiataan (Mardikanto,2012:165)
Averroes

(2009)

menyatakan

bahwa

pemberdayaan

masyarakat

(Community

Empowerment) kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta

pembangunan masyarakat ( Comunity Devolopment) sebagai suatu hal yang di miliki pusat
perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan
berkembang melalui berbagai fasilitas dan dukungan agar mereka mampu memutuskan,
merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan
fisiknya serta kesejahteraan sosialnya ( Mardikanto,2012: 167-170)
2.5. Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas
berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusakan untuk membentuk masa
depan sesuai keinginan mereka. Perubahan tidaklah selalu membawa suatu kemajuan. Akan
tetapi, suatu kemajuan pastilah membutuhkan suatu perubahan.
Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya membantu anggota
masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama dengan kebutuhan bersama
dan kemudian melakukan kegiatan-kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Pengembangan masyarakat didefenisikan sebagai suatu gerakan yang merancang guna
meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari
masyarakat

2.5.1 Tahap-Tahapan Pengembangan Masyarakat
Tahap dalam pengembangan masyarakat yang biasa dilakukan pada beberapa
organisasi pelayanan masyarakat, beberapa perbedaan dan kesamaan akan tetapi, secara
umum dari beberapa variasi yang ada, dapat dirumuskan tahap-tahap pengembangan
masyarakat yaitu:
1. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan ini di dalamnya terdapat tahap, Persiapan petugas ini terutama diperlukan
untuk menyamakan persepsi antara anggota tim sebagai pelaku perubahan mengenai
pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. Tahap
persiapan lapangan, Petugas ( Commmunity worker ) akan melakukan penyiapan lapangan.
Pada awal dilakukan melalui studi kelayakan terhadap daerah yang dijadikan sasaran, baik
dilakukan secara informal maupun formal.
2. Tahap Assesment
Dalam tahap proses assesment dilakukan pengidentifikasian masalah (kebutuhan yang
dirasakan atau felt needs) ataupun kebutuhan yang diekspresikan (expressed needs) dan juga
sumber daya yang memiliki.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan.
Pada tatahap ini pelaku perubahan secara partisipatif mencoba melibatkan warga negara
untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

Universitas Sumatera Utara

4. Tahap Pelaksanaan ( Implementasi ) Program atau kegiatan
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling yang paling krusial ( penting)
dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan
baik akan dapat melenceng dalam pelaksanan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara
pelaku perubahan dan masyarakat.

5. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program
yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaliknya dilakukan dengan
melibatkan warga. karena

dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan

terbentuknya suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasaan secara internal.
6. Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap dimana sudah selesainya hubungan formal dengan komunitas
sasaran. Terminasi dilakukan sering kali ukran karena masyarakat sudah dianggap “mandiri”,
tetapi tidak jarang terjadi karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi
jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada
mau meneruskan program tersebut. (Adi Isbandi Rukminto 224-257)
2.6 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera dalam bahasa sansekerta”Catera” yang
berarti payung. Dalam konteks ini sejahtera berarti hidup bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakuatan dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram, baik dari lahir maupun
batin. Dan sosial berati kawan, teman dan kerja sama. Jadi kesejahteraan sosial diartikan
suatu kondisi dimana orang mendapat memenuhi kebutuhan hidup menjalin hubungan baik
dengan lingkungannya.

Universitas Sumatera Utara

Friedlander dalam Fahrudin (2012) mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai
sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang
dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai
standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dari kesejahteraan sepenuhnya
selaras dengan kebutuha-kebutuhan keluarga dan masyarakat.
Kesejahteraan mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai
taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya secara ekonomi dan fisik, tetapi juga sosial,mental
dan segi kehidupan spiritual. Adi (2008) melihat kesejahteraan sosial melalui empat sudut
pandang yaitu:
1. Kesejahteraan Sosial Sebagai Suatu Keadaan ( Kondisi)
Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spritual. Yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaliknys bagi diri, keluarga serta
masyrakat dengan menjujung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
pancasila. Dimana dalam hal ini tidak menempatkan lebih penting dari aspek lainnya,ada
keseimbagan antara aspek material dan spritual.
2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu Ilmu
Sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran,
strategi dan tehnik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik level mikro,
mezzo maupun makro. Ilmu kesejahteraan sosial mengebangkan beberapa metode intervensi
(ternasuk didalamnya aspek strategi dan tehnik) guna meningkatkan taraf hidup sasaran.
3. Kesahteraan Sosial Sebagai Suatu Gerakan

Universitas Sumatera Utara

Sebagai suatu gerakan, kesejahteraan sosial didapat dilihat dari pengertian yang
dikembangkan dari Pre – Conference Working for commitee for the 15 th internasional
conference of social welfere. Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha terorganisir dan

mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks
sosialnya. Mencakup unsur kebijakan dan pelayanan terkait dengan berbagai kehidupan
dalam masyarakat, seperti: Pendapatan, Jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidiakn,
tradisi budaya dan lain sebagainya.
Dalam pengertian yang lebih luas, kesejahteraan sosial mamainkan peranan penting
dalam memberikan sumbagan untuk secara efektif menggali dan mengerakkan sumbersumber daya manusia seta sumber-sumber material yang ada dalam suatu negara agar
berhasil menaggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan.
Kesejahteraan mempunyai lima fungsi pokok,yaitu:
a. Perbaikan secara progresif dari pada kondidi-kondisi kehidupan orang
b. Pengembangan sumber daya manusia
c. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri
d. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan
pembagunan
e. Penyediaan stuktur –struktur institutional untuk berfungsinya pelayananpelayanan yang terorganisir lainya( kartono,2007)
2.6.1 Tujuan kesejahteraan Sosial
Fahrudin (2012) menyebutkan dua tujuan kesejahteraan sosial yaitu:
1. Untuk mencapai kehidupan sejahteraan dalam arti tercapainya standar kehidupan
pokok seperti sandang, pandan, kesehatan, dan relasi-relasi yang harmonis dengan
lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mencapaikan penyesesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalnya dengan mengali sumber-sumber, meningkatkan, dan
mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Dalam

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,

penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk:
a. Meningkatkan taraf kesejahteraan,kualitas,dan keberlangsungan hidup;
b. Memulihkan fungsi sosial masyarakat dalam rangka mencapai kemandirian;
c. Meningkatakan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah an menangani
masalah kesejahteraan sosial;
d. Meningkatkan kemampuan,kepudian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam
penyelenggraan kesejahterran sosial secara melembaga dan keberlanjutan;
e. Meningkatkan kemapuan dan kepudian masyarakat dalam penyelenggraan
kesejahteraan sosial secara melembaga dan keberlanjutan, dan
f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial
2.6.2
Negara

Sasaran Kesejahteraan sosial
bertanggung

jawab

atas

penyelenggaraan

kesejahteraan

sosial.

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditunjukan kepada perseorangan, keluarga,
kelompok ,atau masyarakat. Sedangkan yang menjadi proritas adalah mereka yang memiliki
kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan meliki kriteria maslah sosial: seperti,
kemiskinan, kelantraan, kecacatan, keterpencilan, ketentuan sosial, dan penyenyimpangan
perilaku, korban bencana, dan korban kekerasan,eksplotasi dan diskriminasi.
2.7. Pembagunan Desa
2.7.1. Pengertian Desa

Universitas Sumatera Utara

Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai
sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa); kelompok rumah di luar
kota yang merupakan kesatuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010)
Peraturan pemerintah

undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014

tentang desa adalah, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hakasal usul, dan/ hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.
2.7.2. Azas Pembagunan Desa
Pembagunan masyarakat desa dilakukan berdasarkan tiga Azas, yaitu:
Pertama: Azas pembaguan integral adalah pembagunan yang berimbang dilihat dari semua
segi masyarakat desa yang mempunyai sektor- sektor pertanian, pendidikan, kesehatan,
perumahan dan sebagainya, sehingga menjamin perkembangan yang selaras, seimbang dan
tidak berat sebelah. Kedua: Azas kekuatan sendiri adalah tiap usaha harus didasarkan pada
kekuatan atau kemampuan desa itu sendiri, artinya tidak terlalu mengharapkan pemberian
bantuan dari pemerintah. Ketiga: Azas Permufakatan bersama diartikan bahwa usaha
pembaguanan harus dilaksanakan pada bidang atau sektor yang benar-benar dirasakan
sebagai kebutuhan masyarakat desa yang bersangkutan.(Adisasmita,2006:17-19)
Pembagunan pedesaan merupakan bagian internal dari pembagunan nasional,
merupakan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat
keseluruhan yang di berlakukan secara berlanjutan

berdasarkan pada potensi

dan

kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya tujuan pembagunan yaitu memujudkan
kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan.

Universitas Sumatera Utara

Pembangunan masyarakat desa adalah seluruh kegiatan pembagunan yang
berlangsung didesa dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyrakat, serta dilaksanakan
secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyrakat desa berdasarkan kemampuan dan potensi
sumberdaya alam ( SDA) mereka melalui peningkatan kualitas hidup, kereampilan dan
prakarsa masyarakat.
Dalam pembagunan pedesaan dihadapi banyak sekali hambatan di antaranya yang
paling mendesak yaitu:
a. Memperkecil kesenjangan ( ketimpangan) antara desa dan kota dan antar pelaku
pembagunan.
b. Merubah pola pembagunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik dan sektoral
menjadi terdesentralisasi, holistik, dan partisipatif.
c. Meningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia ( SDM ) aparat dan masyarakat
untuk menujang pembagunan dan pertumbuhan pedesaan.
d. Meningkatkan pembagunan prasarana fisik dan penyebarannya yang mampu
menjangkau ke berbagai pelosok.( Adisasmita,2006:2-5)

2.8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
2.8.1 Latar Belakang PNPM Mandiri Pedesaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri
Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM)-merupakan salah satu mekanisme
program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya
mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah
perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur
Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Program pemberdayaan masyarakat ini dapat

Universitas Sumatera Utara

dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di tanah air. Dalam
pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin
di wilayah perdesaan.
Pelaksanaan PNPM MP merupakan kelanjutan dari program pengembangan
kecamatan sebagai dasar pengembagan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta
program pendukungnya PMPN MP, generasi dan percepatan pembagunan daerah tertinggal
dan khusus untuk pengembangan masyarakat tertinggal pasca bencana dan konflik.
Berdasarkan Buku Pedoman umum PNPM MP Tahun 2008 yang menyatakan visi
PNPM Mandiri Pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan berarti terpenuhi dasar
masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisasir diri untuk memobilisasi sumber
daya yang ada dilingkungan, mampu mengakses sumber daya tersebut untuk megatasi
masalah.

Sedangkan Misi PNPM Mandiri Pedesaan adalah:
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembangannya
b. Kelembagaan sistem pembagunan partisipatif
c. Pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal
d. Peningkatan kualitas dan kualitas prasarana sosial dasar ekonomi masyarakat
e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.
Dalam rangka mencapai visi dan Misi PNPM Mandiri Pedesaan, strategi yang
dikembangkan yaitu menjadikan rumah tangga miskin sebagai kelompok sasaran,
menguatkan sistem pembagunan partisipatif, serta kelembangaan kerja sama antar desa.
Berdasarkan visi dan misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Pedesaan
lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui
PNPM

Mandiri

Pedesanaan

diharapkan

masyarakat

dapat

menuntaskan

tahapan

Universitas Sumatera Utara

pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahap pembelajaran
dilakukan melalui program pengembangan kecamatan.
2.8.2 Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja
masyarakat miskin secara dipedesaan dengan mendorong kemandirian dalam mengambilan
keputusan dan pengelolaan pembagunan.
Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok
perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan
sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan
akuntabel.
c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak
pada masyarakat miskin (pro-poor ).
d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk
mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah
dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.
f. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan
budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi
dalam pemberdayaan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Jenis dan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan
Lingkup kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan pada prinsipnya adalah peningkatan
kesejateraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin pedesaan secara mandiri melalui
peningkatan partisipasi masyarakat ( terutama masyarakat miskin, kelompok perempuan dan
kelompok yang terpinggirkan) meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemerintah,
meningkatnya modal sosial masyarakat serta inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna.
Usulan kegiatan yang dapat di danai dalam PNPM Mandiri Pedesaan dapat
diklasifikasikan atas 4 jenis kegiatan yang meliputi
1. Kegiatan pengembangan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat
memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi
masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
2. Peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk kegiatan pelatihan
pengembangan keterampilan masyarakat.
3. Kegiatan peningkatan keterampilan kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi
berbasis sumber daya lokal.
4. Penambahan pemodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan
2.8.4 Prinsip Dasar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
PNPM Mandiri Pedesaan Menekankan Prinsip-Prinsip Dasar sebagai berikut:
a. Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai
terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan
kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung-gugatkan, baik secara
moral, teknis, legal maupun administratif.

Universitas Sumatera Utara

b. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai dengan
kapasitasnya.
c. Keberpihakan pada Orang/ Masyarakat Miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok
masyarakat yang kurang beruntung
d. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam
menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakarsa.
e.

Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses
pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong menjalankan
pembangunan

f. Prioritas Usulan. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat bagi
sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara optimal berbagai
sumberdaya yang terbatas.
g. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan
dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam menikmati secara adil
manfaat kegiatan pembangunan tersebut.
h. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan
didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-pemangku kepentingan
dalam penanggulangan kemiskinan
i. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan
peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga di masa
depan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Untuk kegiatan yang didanai dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaa Mandiri
pedesaan dapat diklasifikasi atas 4 kegiatan yaitu:
1. Kegiatan pembanguan dan perbaikan sarana dan prasana dasar yang memberikan
manfaat baik dalam jangka waktu baik panjang maupun pendek,secara ekonomi bagi
masyarakat miskin atau rumah tangga miskin.
2. Pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan dan kegiatan peningkatan kapasitas.
4. Penambahan pemodalan simpan pinjam khusus perempuan (SPP) Di Desa Longkotan
dalam rangka pelaksanaan PNPM MP kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
simpan pinjam perempuan dalam penambahan permodalan untuk membuka usaha
dikelompok.

2.8.5 Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
1. Lokasi Sasaran
Lokasi sasaran PNPM MP meliputi seluruh kecamatan pedesaan di Indonesia yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kategori kecamatankecamatan yang bermasalah dalam PPK\PNPM Mandiri pedesaan.
2. Kelompok Sasaran
a.Rumah tangga miskin di pedesaan.
b. Kelembagan masyarakat di pedesaan.
c. kelembagan pemerintahan lokal ( Kementerian Dalam Negeri RI, 2008:3)
2.9.Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan
2.9.1. Pengertian Simpan Pinjam Perempuan
Merupakan kegiatan pemberian pemodalan untuk kelompok perempuan yang
mempunyai kegiatan simpan pinjam. Adapun yang menjadi tujuan umum program Sinjam

Universitas Sumatera Utara

Pinjam Perempuan adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam di
pedesaan, kemudahan akses perdanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan perdanaan
sosial dasar, dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum perempuan serta mendorong
pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja.
Sedagkan tujuan khusus adalah:
1. Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar
2. Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatan ekonomi rumah tangga
melalui pendanaan peluang usaha.
3. Mendorong penguatan kelembagan simpan pinjam perempuan.

Ketentuann Dasar Program Simpan Pinjam Perempuan:
a. Kemudahan, artinya masyarakat miskin dengan mudah dan cepat mendapatkan
pelayanan pendanan kebutuhan tanpa syarat agunan.
b. Terlembaga, artinya dana kegiatan simpan pinjam perempuan disalurkan melalui
kelomok yang sudah mempunyai tata cara dan prosedur yang baku dalam pengelolaan
simpan dan pengelolaan pinjaman.
c. Keberdayaan, artinya proses pengelalaan didasari oleh keputusan yang profesioanal
oleh kaum perempuan dengan mempetimbangkan pelestarian dan pemgembangan
dana bergulir guna meningkatkan kesejahteraan.
d. Pengembangan, artinya setiap keputusaan pendanaan berorientasi pada peningkatan
pendapatan sehingga meningkatkan pertumbuhan aktivitas ekonomi masyarakat
pedesaan.

Universitas Sumatera Utara

e. Akuntabilitas,

artinya

dalam

melakukan

pengelolaan

dana

bergulir

dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

2.9.2 Ketentuan Pendanaan Bantuan Langsung Masyarakat
Dalam bantuan langsung masyarakat dana yang disediakan oleh PNPM MP untuk
mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanan dengan ketentuan alokasi kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan per kecamatan maksimal 23% dari alokasi Bantuan langsung
Masyarakat. Dengan ketentuan kelompok Simpan Pinjam Perempuan sebagai berikut:
1. Kelompok yang dikelola anggotanya perempuan yang satu sama saling mengenal,
memiliki kegiatan tertentu dan pertemuan rutin yang sudah berjalan sekurangkurangnya satu tahun.
2. Mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana simpanan dan
dana pinjaman yang telah disepakati.
3. Telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana pinjaman
yang diberikan kepada anggota.
4. Kegiataan simapan pinjaman kelompok masih berlangsung dengan baik.
5. Mempuyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana ( Depertemen
Dalam Negeri RI, 2008:58-59)
2.9.3 Mekanisme Pengelolaan
Mekanisme tetap mengacu pada alur kegiatan PNPM MP akan tetapi perlu
memberikan beberapa penjelasan dalam tahapan sebagai berikut:
a. Musyawarah Antar Desa Sosialisai
Dalam musyawarah antar desa sosialisai lakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan
untuk kegiatan Sinpan Pinjam Perempuan sehinga pelaku-pelaku tingkat tingkat desa
memahami adanya kegiatan SPP dan manfaatnya.

Universitas Sumatera Utara

b. Musyawarah Desa Sosialisai
Musyarawah desa sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dengan persyaratan untuk
kegiatan SPP ditinggat desa sehingga pelaku-pelaku tinggat desa memahami adanya kegiatan
SPP dengan melakuan proses berlanjut
c. Musyawarah Dusun
Identifikasi kelompok sesuai dengan ketentuan tersebut termasuk kondisi anggota. Kader
melakukan identifikasi perkembangan kelompok SPP dan melakuakan kategorisasi kelompok
yang terdiri dari kelompok pemula, kelompok berkembang dan kelompok siap. Proses
kategorisasi kelompok mengacu pada ketentuan kategori perkembangan kelompok rumah
tangga miskin yang belum menjadikan anggota kelompok agar dilakukan tawaran dan
fasilitasi untuk menjadi anggota kelompok sehingga menjadi pemanfaat, proses yang terakir
adalah hasil musyawarah dusun dituangkan dalam berita acara dengan dilampirkan daftar
kelompok yang diidentifikasi, kelompok SPP dengan daftar manfaat yang diusulakan, peta
sosial dan peta rumah tangga miskin, rekap kebutuhan manfaat.
d. Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan
Merupakan tahapan seleksi ditingkat desa adalah:
1. Penentuan usulan desa adalah proses penentuan keputusan usulan desa yang akan
dikompetisikan ditingkat kecamatan, penentuan usulan ini melalui keputusan
musyawarah khusus perempuan.
2. Hasil keputusan ini melalui musyawarah khusus perempuan merupakan usulan desa
untuk kegiatan SPP. Hasil keputusan diajuakan berdasarkan kelompok-kelompok
yang diajukan dalam paket usulan desa.
3. Dalam penulisan usulan kelompok adalah tahapan yang menghasilkan proposal
kelompok yang akan dikompetiskan di tingkat kecamatan. Dalam usulan kegitan SPP

Universitas Sumatera Utara

paling tidak harus memuat sebagai berikut: Sekilas kondisi kelompok SPP, gambaran
usaha dan daftar calon manfaat
e. Hal- Hal Harus Diperhatikan Dalam Proses Verifikasi Kegiatan Simpan Pinjam
Perempuan adalah:
1. Penetapan formulir verifikasi.
Penetapan formulir verifikasi merupakan proses penyesuaian dengan format- format formulir
Verifikasi

2. Proses Pelaksanan Verifikasi.
Verifikasi kelompok SPP mencakup pengalaman kegiatan Simpan Pinjam persyarakat
kelompok, kondisi kegiatan simpan pinjam, penelian khusus, jumlah RTM, dan Penelian
Kelompok.

f. Musyarawarah Antara Desa Prioritas Usulan
Evaluasi akhir model prioritas kebutuhan dengan mempertimbangan hasil verifikasi yang
mengutamakan calon pemanfaat Rumah Tangga Miskin lalu dilakukan perangkingan. Hasil
perangkingan kegiatan SPP sehingga sesudah dapat ditentukan kelompok -kelompok layak
yang akan ditandai dari BLM. Utuk kelompok yang layak dan didanai BLM tahap
selanjutnya adalah selajutnya adalah melakukan penyempurnaan dokumen usulan Misalnya
Kartu Tanda Penduduk, Perjanjian Pinjaman dan sebagainya. Kompetisi kelompok SPP ini
mempertimbangan pengurangan Rumah Tangga Miskin, kategori kelompok, kelayakan
kelompok pengusul.
g. Musyawarah Antara Desa Penetapan Usulan
Pada tahap ini keputusan pendanaan mencakup penentuan pendanan usulan dengan
menentukan kelompok-kelompok yang memenuhi syrat perangkingan yang ditangai dengan

Universitas Sumatera Utara

dana BLM PNPM. Dalam musyawarah antar desa penetapan usulan ini dimungkin adanya
mundurnya kelompok yang akan didanai sesua dengan MAD. Prioritas usulan sehingga
rangking selanjutnya yang akan menerima, jika terjadi tidak sama jumlah kebutuhan pada
kelompok terakhir maka agar di putuskan melalui permusyawarah. Bagi kecamatan yang
telah mengelola dana bergulir PNPM maka MAD ini dapat juga dilakukan proses MAD
perguliran.
h. Penetapan Persyaratan
Penetapan persyaratan pinjaman yang terutang dalam perjanjian pinjaman yang paling
tidak mencakup hal-hal berikut: Penentuan jasa pinjaman dengan ketentuan, jangka waktu
pinjaman sumber dana BLM PNPM MP maksimal 12 bulan, angsuran langsung dari
kelompok ke unit pengelola kegiatan.
i. Pencairan Dana
Ketentuan pencairan dana bantuan langsung masyarakat adalah pencairan melalalui desa
yang dilakukan 100 persen pada setiap, kelomok, bersamaam ketua TPK memberikan dan
SPP setelah menguraikan Operasional UPK dua persen dan opersaional desa tiga persen,
setelah itu kelompok membuat perjanjian pinjam dengan UPK sebagai lampiran kuaitansi
serta menyerahkan kuitansi permanfaat kepada UPK setelah itu dilanjutkan dengan
pengelolahan dokumen administrasi di UPK maupun dikelompok.
j. Penetapan Daftar Tunggu
Daftar tunggu ditetapkan diberita acara selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan
mekanisme, dan persyaratan dalam pendanan kelompok yang termasuk daftar tunggu.
k. Pelestarian dan Pengembangan Masyarakat
Dasar-dasar dalam mewujudkan pelestarian kegiataan adalah:
1. Adapun dana program simpan pinjam perempuan yang produktif dan bertambah
jumlah untuk penyedian kebutuhan pendanaan masyarakat miskin.

Universitas Sumatera Utara

2. Adanya pelestarian prinsip Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
pedesaan keberpihakan kepada orang miskin dan transparansi.
3. Penguatan kelembagaan baik dalam aspek pedoman ataupun kelembagan kelompok
4. Pengembangan usaha terutama layanan kepada masyarakat dan pemodalan.
Sedangkan pengembangan kelompok SPP diarahkan sebagai lembaga pengelola
simpan dan pinjaman yang profesional, akuntabel sehingga mampu menarik ( Depatermen
Dalam Negeri RI,2008:59-64)

Tabel 2.1 Perkembangan Kelompok
Indikator

nilai = 1

nilai = 2

nilai = 3

nilai = 4

Ikatan
Pemersatu

ikatan
pemersatu
adalah
domisili atau
geografis atau
keluarga

ikatan pemersatu
kegiatan
kemasyarakatan
atau
ekonomi
kurang dari satu
tahun

ikatan pemersatu
kegiatan
kemasyarakatan
atau
ekonomi
antara satu tahun
sampai
tiga
tahun

ikatan
pemersatu
kegiatan
kemasyarakata
n atau ekonomi
lebih dari 3
tahun

Kegiatan
Anggota
Untuk Tujuan
Bersama

belum
mempunyai
kegiatan
secara rutin

mempunyai
mempunyai
kegiatan
tetapi kegiatan secara
belum terencana rutin
dengan baik

mempunyai
kegiatan secara
rutin
dan
terencana
dengan baik

belum
mempunyai
pengurus
yang

pengurus
mempunyai
pertemuan tetapi
belum
secara

pengurus
mempunyai
pertemuan
rutin
dan

pengurus
mempunyai
pertemuan rutin
tetapi
belum

Universitas Sumatera Utara

Indikator

nilai = 1

nilai = 2

nilai = 3

nilai = 4

Pengurus

disepakati
oleh anggota

rutin

mempunyai
agenda
pertemuan
terencana

mempunyai
agenda
pertemuan
yang terencana
dengan baik.

belum
ada
kesepakatan
untuk
mencapai
tujuan

mempunyai
kesepakatan
untuk mencapai
tujuan bersama
tetapi
tidak
secara tertulis

mempunyai
aturan
tertulis
tetapi
belum
seluruhnya
dilaksanakan

mempunyai
ad/art
yang
telah
dilaksanakan
dengan baik

belum
mempunyai
iuran anggota
secara
wajib/tetap

mempunyai iuran
tetapi
belum
mencukupi untuk
operasional
kelompok

mempunyai
iuran wajib dan
sukarela untuk
operasional
kelompok

mempunyai
iuran wajib dan
simpanan
sebagai modal
usaha
kelompok

belum
mempunyai
administrasi
secara tertulis

mempunyai
administrasi
tertulis
tetapi
belum
mempunyai
laporan tertulis

mempunyai
administrasi
tertulis
dan
mempunyai
laporan tertulis
tetapi
belum
secara
rutin
dipertanggung
jawabkan

mempunyai
administrasi
tertulis
dan
mempunyai
laporan tertulis
dan
secara
rutin
dipertanggung
jawabkan

Aturan
Kelompok

Iuran
Anggota

Administrasi
Kelompok

2.10. Kerangka Pemikiran.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan yang sudah sejak lama menjadi masalah
yang tidak kunjung diselesaikan, upaya untuk menangulangi harus menggunakan pendekatan
multidisplin yang berdemensi pemberdayaan-pemberdayaan yang harus memadukan aspekaspek penyadaran, peningkatan dan kapasilitas.
Pemerintahan melalui kegiatan PNPM-MP seperti:

Universitas Sumatera Utara

1. Kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana.
2. Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan termasuk pelatihan
pengembangan.

3. Keterampilan masyarakat atau pendidikan non formal.
4. Penambahan permodolan simpan pinjam kelompok perempuan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan adalah salah satu
program pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah untuk mempercepat menaggulangi
kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Sasaran PNPM MP masyarakat miskin yang
ada di perdesaan, termasuk di dalamnya kaum perempuan, seperti halnya : kaum perempuan
di Desa Longkotan yang turut serta menjadi sasaran dari Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan
Salah satu kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan yang ada di Desa Longkotan, Secara umum kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan untuk Mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan,
kemudahan akses pendanan usaha skala mikro, pemuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar,
dan memperkuat kelembagan kegiatan kaum permpuan dan mendorong penaggulangan
rumah tangga miskin. Sedangkan tujuan khusus program simpan pinjam perempuan yakni,
mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha, memberikan kesempatan
perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, dan
mendorong penguatan kelembagaan pada kegiatan simpan pinjam perempuan.
Untuk melihat keefektifitas pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Di Desa Longkotan

Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi. Indikator pada efektivitasnya Yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Ketepatan Sasaran Program, merupakan ketepatan kelompok yang layak
mendapatkan pinjaman.
2. Keberhasilan pelaksanaan, merupakan hasil nyata dari kelompok SPP melalui
kegiatan simpan pinjam.
3. Kepuasan terhadap program, merupakan perkembagan anggota kelompok dari
pinjaman yang diperoleh.
4. Tujuan dan manfaaat, merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program yaitu
pengurangan rumah tangga miskin dan mencipkan lapangan kerja.
5. Perubahan Nyata, merupakan ketepatan waktu para anggota kelompok dalam
mengembalikan pinjaman

Bagan 2.1:Bagan Alur Pikiran
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN

Program Simpan Pinjam
Perempuan

Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Desa
Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Punggaa
Kabupaten Dairi

Indikator Efektivitas Pelaksanaan Program
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ketepatan sasaran program
Keberhasilan pelaksanaan
Kepuasaan terhadap program
Tujuan dan manfaat
Perubahan Nyta

Universitas Sumatera Utara

Efektif

Tidak Efektif

2.11. Defenisi konsep Dan Defenisi Operasional
2.11.1. Defenisi konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah
satu pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian
harus menegaskan dan membatasi maka konsep-konsep yang diteliti.
Perumusan defenisi konsep dalam suatu penelitian menunjukan bahwa penelitian
ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Jadi defenisi konsep adalah
pengertian yang terbatas dari suatu yang dianut dalam suatu penelitian ( Siagian, 2012:136138)
Untuk memenuhi pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka
penelitian membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Yang dimaksud dengan Efektivitas dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini
keberhasilan suatu progam atau kegiatan dalam Pemberdayaan menujukkan pada
kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan yang
sebelumnya oleh suatu kelompok suatu organisasi.
2. Yang dimaksud dengan Pemberdayaan dalam penelitian ini adalah menujukkan pada
kemampuan orang. khususnya kelompok yang rentan dan lemah sehingga mereka
memiliki kekuasaan atau kemampuan dalam.
3. Yang dimaksud dengan Program Nasional pemberdayaan Masyarakat mandiri
pedesaan

adalah dalam penelitian ini adalah suatu mekanisme program

pemberdayaan masyrakat yang dilakukan PNPM MP dalam upaya mempercepat
penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja diwilayah pedesaan,
untuk lebih mendorong upaya peningkatan kualitas hidup, kesejahteaan dan
kemandirian masyarakat yang ada di pedesaan.
4. Yang dimaksud dengan kelomok Simpan Pinjam dalam penelitian ini adalah salah
satu program kegiatan PNPM mandiri Pedesaan yang didalm memberikan pemodalan
usaha untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam
5. Efektivitas Pelaksanaan Kegiataan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima
Pungga-Pungga Kabupaten Dairi dalam penelitian ini adalah suatu program untuk
kemandirian masyarakat oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi
masyarakat melalui program pemberdayaan Masyarakat.
2.11.2 Defenisi Operasional

Universitas Sumatera Utara

Defenisi Operasional adalah langkah lanjutan untuk perumusan defenisi konsep,
perumusan pada defenisi konsep ditunjukan untuk mencapai keseragaman pahaman tentang
konsep-konsep baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena sosial yang diteliti. Definisi
Operasional ditunjukkan dalam upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsepkonsep penelitian dapat diobservasi.( Siagian, 201:141)
Adapun yang menjadi operasional dalam efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Di Desa
Longkotan Kecamatan Silima Pungga- Pungga Kabupaten Dairi

dapat diukur melalui

indikator sebagai berikut:
1. Kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang direncanakan dengan pelaksanaan
adalah kesesuaian pelaksanaan yang meliputi pemahaman program, tepat sasaran, tepat
waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata.
Pemahaman program, meliputi:
a. Sumber informasi responden tentang program SPP
b. Pengetahuan responden mengenai syarat-syarat menjadi anggota SPP
c. Pemahaman responden setelah mendapatkan informasi program SPP
d. Pengenalan terhadap sesama Para anggota kelompok
e. Pemahaman responden mengenai kegunaan dana permodalan dari Program Simpan
Pinjam Perempuan
f. Peranan fasilitator dalam sosialisasi
Tepat sasaran, meliputi:
a. Ikatan pemersatu responden
b. Aturan kelompok
c. Tipe rumah responden

Universitas Sumatera Utara

Tepat waktu, meliputi:
a. Frekuensi mekanisme pengelolaan sampai pada tahap pencairan SPP
b. Pelaksanaan penyuluhan SPP
c. Keluhan responden mengenai keberlangsungan kegiatan SPP
d. Frekuensi pengembalian dana pinjaman
Tercapainya Tujuan, meliputi:
a. Perkembangan kegiatan simpan pinjam
b. Kemudahan dalam akses pendanaan usaha
c. Terpenuhinya kebutuhan pendanaan usaha
d. Meningkatkan upaya penanggulangan rumah tangga miskin

Perubahan Nyata, meliputi
Tabel:2.1
No

Kriteria

1

Mata Pencairan Pokok

2

Peningkatan Peluang menabung

Sebelum Mengikuti

Sesudah Mengikuti

Program