MARKETING MIX DAN PRODUK dan
MARKETING MIX DAN PRODUK
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan
inti dari sitem pemasaran, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.
Kotler (2000) mendefinisikan bawa bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar
sasaran. Menurut Marius P. Angipora (1999) marketing mix adalah perangkat variabelvariabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan dalam pasar sasaran.
A. Barang / Produk
1.
Pengertian Barang/ Produk
Barang/ Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhannya.
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah segala sesuatu yang ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, (1996:222), produk adalah kumpulan
dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna,
harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Atribut produk Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang
menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
Merek (branding)
Pengemasan (packing)
Kualitas Produk (Product Quality)
a. Penggolongan Barang Menurut Tingkat Pemakaian dan Kekongkritannya
Penggolongan ini menunjukkan berapa kali sebuah barang dapat digunakan,
apakah sekali, dua kali, atau sekian banyak kali.
1. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
2. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
3. Jasa
b. Penggolongan Barang Menurut Tujuan Pemakainya
Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai ini
banyak digunakan karena sangat praktis.
1. Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk di konsumsi. Jadi,
pembelinya adalah konsumen akhir. Pembagian barang konsumsi:
a. Barang Konvenien (Convenience Goods)
b. Barang Shopping (Shopping Goods)
c. Barang Spesial (Special Goods)\
2. Barang Industri
Barang Industri adalah barang barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan industry. Golongan barang industry:
a. Bahan Baku
b. Komponen barang setengah jadi
c. Perlengkapan Operasi (Operating Supplies)
d. Instalasi
e. Peralatan Ekstra (Accessory Equipment)
2. Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)
Barang memiliki siklus kehidupan yang terdiri atas beberapa tahap dari barang tersebut
di perkenalkan sampai barang tersebut tidak ada lagi di pasaran. Tahap dalam siklus
kehidupan barang:
a.
b.
c.
d.
Tahap Perkenalan
Tahap Pertumbuhan
Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan
Tahap Kemunduran
3. Merk (Brand)
Brand adalah suatu nama, symbol, atau desain (rancangan) atau kombinasinya yang
dimaksudkan untuk member tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang lain.
Kotler (2003) yang berpendapat bahwa “ merek merupakan sebuah nama, istilah,
tanda, symbol, atau desain atau kombinasi dari seluruhnya, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi barang-barang maupun jasa dari suatu kelompok penjual dan untuk
membedakan produk mereka dari para pesaing.
Ada beberapa fungsi brand (merk) yang berguna bagi pembeli/konsumen, di
antaranya adalah:
1) Mengurangi biaya pencarian karena konsumen bisa mengenal produk tertentu dengan cepat
dan dengan hasil yang akurat.
2) Mengurangi resiko yang dirasakan oleh kebanyakan pembeli
Sedangkan bagi penjual, sebuah brand (merk) memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Sebuah saluran untuk mengenalkan produk baru yang inovatif dan berbeda.
2) Brand (merk) merupakan promosi yang efektif karena fokus yang dimilikinya.
B. Saluran Pemasaran (Saluran Distribusi)
1. Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga
distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan
atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan
atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan
hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Fungsi saluran distribusi:
Mengumpulkan informasi untuk perencanaan dan memudahkan
pertukaran.
Mengembangkan dan menyebarkan komuniksi mengenai tawaran.
Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.
Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.
2. Alternatif Saluran Distribusi Untuk Barang Konsumsi dan Barang Industri
Macam-macam saluran distribusi untuk barang konsumsi:
a. Produsen – Konsumen
b. Produsen – Pangecer – Konsumen
c. Produsen – Pedagang besar – Pengecer – konsumen
d. Produsen – Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
e. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Macam-macam saluran distribusi untuk barang industry:
a. Produsen – Pemakai Industri. Contoh : Kapal laut, Pesawat terbang.
b. Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri. Contoh : produsen Radio, TV, dan
produsen bahan bangunan.
c. Produsen – Agen – Distributor Industri – Pemakai Industri
d. Produsen – Agen – Pemakai Industri
3.Saluran Distribusi Ganda
Ada beberapa masalah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan saluran
distribusi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Jenis barang yang dipasarkan
b. Produsen yang menghasilkan produknya
c. Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
d. Pasar yang dituju
Dengan demikian tidak menutup kemungkinan produsen menggunakan saluran
distribusi ganda untuk mencapai pasar yang berbeda. Hal ini dilakukan apabila
produsen menjual:
a.
Barang yang sama ke pasar konsumen dan pasar industry sekalgus.
b.
Barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali (seperti obat-obatan dan
pakaian jadi)
Saluran distribusi ganda sering dipakai untuk mencapai pasar yang sama meskipun
terdapat perbedaan terutama dalam jumlah pembeli dan kepadatan pasarnya. Produsen
makanan akan menjual barangnya secara langsung kepada toko makanan yang besar,
tapi untuk mencapai toko yang lebih kecil ia menggunakan saluran lain seperti
pedagang besar.
4.Perantara Saluran
Dalam operasinya, perantara saluran melaksanakan berbagai macam fungsi pemasaran,
seperti penyimpanan, pengangkutan, dan sebagainya. Selain itu, perantara juga melakukan
fungsi pembelian dan penjualan.
Jenis-jenis saluran perantara:
a.
Pedagang Besar
Pedagang besar adalah perantara pedagang yang terikat dengan kegiatan
perdagangan dalam jumlah besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada
konsumen. Golongan pedagang besar yaitu pedagang besar dengan fungsi penuh dan
pedagang besar dengan fungsi terbatas
b. Pengecer
Pengecer berhubungan secara langsung dengan kegiayan penjualan barang atau jasa
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan keperluan bisnis).
Jenis-jenis pengecer berdasarkan banyaknya product line :
1.
General merchandise store
Jenis toko yang termasuk golongan ini adalah toko serba ada. Barang yang
dijualnya berupa:alat olahraga, pakaian jadi, sepatu, alat-alat listrik, kosmetik, dan alat
tulis.
2.
Single line store
Kelompok ini dihubungkan dengan jenis product line nya. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: toko makanan, toko mebel, toko bahan bangunan.
3.Specialty store
Disini barang yang dijual lebih terbatas. Misalnya; toko tembakau, toko roti,
dan toko sepatu pria.
c.Agen
Jenis-jenis agen:
1. Agen penjualan, bertugas mencari pasar bagi produsen.
2. Agen pembelian, bertugas mencari supplier bagi pembeli.
3. Agen pengangkutan, bertugas menyampaikna barang dari penjual kepada
pembelinya.
5.Jumlah Perantara dalam Saluran
Jenis distribusi yang ditempuh produsen dalam menentukan jumlah pengecer:
a. Distribusi Intensif
Digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur
(terutama pengecer) untuk mencapai konsumen. Jenis barang yang disalurkan adalah
barang konvenien dan barang industry jenis perlengkapan operasi.
b. Distribusi Selektif
Digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan pedagang besar atau
pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Ditribusi ini biasanya
digunakan untuk memasarkan barang baru, barang shopping, dan barang industry jenis
peralatan ekstra.
c. Distribusi Eksklusif
a. Digunakan perusahaan dengan menggunakan satu pedagang besar atau
pengecer didaerah tertentu. Distribusi ini digunakan untuk barang konsumsi
jenis special dan barang industry jenis instalasi.
6. Distribusi Fisik
Dipakai untuk menggambarkan luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ketempat
tertentu pada saat tertentu. Bgi produsen, distribusi ini tidak hanya meliputi pemindahan
barang dari akhir produksi sampai konsumen akhir, tapi juga menyangkut arus bahan baku
dari suatu sumber sampai pada akhir proses produksi.
Masalah dalam distribusi fisik:
a. Pengangkutan
Pengangkutan adalah pemindahan barang melaui suatu jalan uyang mengambil
tempat diantara lembaga saluran, atau lembaga saluran dengan konsumen.
Jenis agen pengangkutan:
1. Penggolongan sesuai dengan metode pengangkutannya
Angkutan dengan truk
Angkutan dengan kereta api
Angkutan dengan pipa
Angkutan dengan pesawat udara
Angkutan dengan kapal
Biasanya beban pengangkutan diukur dengan ton-kilometer.
2. Penggolongan sesuai dengan bentuk hukumnya
Agen pengangkutan umum (common carrier)
Agen pengangkutan kontrak (contract carrier
Agen pengangkutan sendiri (privat carrier),
Perantara angkutan (freight cost)
b. Penyimpanan
Perusahaan dapat menyewa fasilitas penyimpanan pada lembaga lain yang disebut
gudang umum (public warehouse). Biasanya sewa yang harus dibayar ditentukan
menurut besar ruangan yang digunakan.
C. Penentuan Harga
1. Arti dan Pentingnya Harga
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya
Salah satu prinsip dalam penentuan harga adalah menitikberatkan pada kemauan
pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkosongkos dan menghasilkan laba.Penetapan harga memiliki beberapa tujuan, yakni:
2.
a.
b.
c.
Meningkatkan penjualan
Menstabilkan tingkat harga
Mengembalikan investasi
Mencapai laba maksimum
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Kondisi perekonomian
Penawaran dan permintaan
Elastisitas permintaan
Inelastis: jika bersifat inelastis maka perubahan harga mengakibatkan perubahan yang
lebih kecil pada vilume penjualannya
Elastis: jika permintaan itu bersifat elastis maka perubahan harga akan menyebabkan
terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
Unitary elasticity: jika permintaan itu bersifat unitory elasticity maka perubahan harga
akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.Dengan
kata lain,penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan
sebesarar 10% pula.
d. Persaingan
Macam-macam persaingan
Persaingan tidak sempurna: Barang-barang yang memiliki merek biasanya dipasarkannya
cukup sulit karena harganya mahal tetapi kualitasnya sama dengan barang yang tidak
bermerek yang dijualnya lebih murah.
Oligopoli : Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar sehingga harga
yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna.
Monopoli: Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada dipasar hanya satu,sehingga
penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperti:
-Permintaan barang bersangkutan.
-harga barang-barang substitusi/pengganti.
-peraturan harga dari pemerintah.
e. Biaya
Biaya merpakan dasar dalam menentukan harga,sebab suatu tingkat harga yang tidak
dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian,sebaliknya apabila suatu tingkat harga
melebihi semua biaya,baik biaya produksi,biaya operasi maupun biaya non operasi,akan
menghasilkan keuntungan.
f. Tujuan Perusahaan
Tujuan-tujuan perusahaan yang hendak dicapai yaitu:
-Laba maksimum.
-Volume penjualan tertentu.
-Penguasaan pasar.
-Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
g. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah tersebut dapat mewujudkan dalam bentuk : penentuan harga
maksimum dan minimum,diskriminasi harga,serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
3. Metode-Metode Penetapan Harga
a. Penetapan Harga Biaya Plus (cost-plus pricing method)
Dalam metode ini,harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya
per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut.
Rumus:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Mark up merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keutntungan diambil dari mark
up. Selain itu, pedagang juga harus mengeluarkan biaya eksploitasi yang juga diambil dari
sebagian mark up.
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL
c. Penetapan Harga Break-Even ( Break Even Pricing)
Perusahaan dikatakan dalam keadaan break-even jika penghasilan yang diterima sama
dengan ongkosnya. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika penjualan berada diatas
titik break-even (titik pas-pasan)
Biaya variable adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan
jumlah hasil..
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah untuk setiap tingkatan/sejumlah hasil yang
diproduksi.
Biaya total adalah jumlah dari biaya variable dan biaya tetap. Biaya total perunit disebut
biaya total rata-rata.
Penghasilan total adalah jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya.
TITIK BREAK-EVEN (dalam unit) = BTT / ( H – BVR )
TITIK BREAK-EVEN (dalam rupiah) = BTT / ( 1-
BTT
: biaya tetap total
H
: harga jual perunit
BVR
: harga variable rata-rata
BVR
H
H-BVR : kontribusi perunit pada over
d. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Dalam hal ini, penentuan harga tidak berdasarkan pada biaya, tapi harga yang
menentukan biaya bagi perusahaan.
4. Politik Penetapan Harga
Penetapan harga bagi perusahaan yang besar sering melibatkan beberapa
manajer seperti : manajer produk, manajer penjualan, dan manjer lain.
a. Penetapan Harga Psiokologis
Kebijakan ini biasanya digunakan untuk penjualan kepada pengecerdalam
metode ini, harga ditetapkan dengan angka yang ganjli, seperti Rp.2999.
b. Price Lining
Penjual mengelompokkan satu barang dengan tingkatan harga tertentu.
Misalnya sebuah toko sepatu mneentukan tingkatan harga sepatu dari Rp.3000,
Rp.5000, dan Rp.10.000. hal ini memudahkan para pembeli untuk memilih sepatu
sesuai dengan uang yang dimiliki.
c. Potongan Harga
Potongan harga merupakan pengurangan dari harga yang ada, biasanya
diwujudkan dalam bentuk tunai untuk menarik konsumen. Jenis-jenis potongan harga
antara lain:
1.
2.
Potongan Kuantitas
Potongan harga ditawarkan oleh penjual agar konsumen bersedia membeli
dalam jumlah yang besar.
Potongan Dagang
Potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi
3.
pemasaran yang mereka lakukan.
Potongan Tunai
Diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode,
4.
dan mereka membayarnya sesuai dnengan waktunya.
Potongan Musiman
Potongan yang diberi kepada pembeli yang melakukan pembelian di luar
musim tertentu.
d. Penetapan Harga Geografis
Salah satu penetapan harga geografis adalah free on board (FOB) yang
dibedakan menjadi 2, yaitu:
FOB point of origin (tempat asal), dimana seluruh ongkos angkit ditanggung
oleh pembeli.
FOB destination (tujuan), dimana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh
penjual termasuk keamanan dalam perjalanan.
C. Promosi dan Periklanan
Promosi
Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah
semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan
menurut William G. Nikels
dalam
bukunya
Basu Swasta dan Irawan (1990:349)
promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan
seseorang
atau
organisasi
kepada
tindakan
yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi
Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (BasuSwasta Dh dan
Irawan, 1990: 359-361), antara lain:
a.Menentukan Tujuan
b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju
c.Menyusun Anggaran
d.Memilih Berita
e. Menentukan Promotional Mix
f. Memilih Media Mix
g.Mengukur Efektifitas
h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Kegiatan dalam promosi meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan,
serta publisitas dan bubungan masyarakat.
1. Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individuindividu. Periklanan adalah prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya.
a. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan antara lain:
Menjual dan meningkatkan barang atau jasa
Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain
Mencpapai orang-orang yang tidak bisa di capai oleh salesman.
Mengadakan hubungan dengan penyalur
Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru
b. Jenis Periklanan
Jenis periklanan antar lain:
Periklanan barang (product advertising)
Peiklanan Kelembagaan (Institusional advertising)
2. Personal Selling
Personal selling adalah interaksi antar individu yang aling bertemu muka yang ditujukan
untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, dan mempertahankan hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Individu yang melaksanakan personal selling
disebut salesman.
a. Proses Personal Selling
Proses personal selling antara lain; Persiapan sebelum penjualan ; Penentuan lokasi
pembeli potensial ; Pendekatan pendahuluan; Melakukan penjualan; dan Pelayanan sesudah
penjualan
b. Jenis Tugas Penjualan dan Salesman
Jenis tugas penjualan dan salesmannya adalah:
Trade selling and merchandising salesman
Tugas penjualannya ditujukan kepada penyalur, bukan konsumen akhir.
Missionary selling and detailman
Dilakukan untuk mendorong pembeli agar bersedia membeli pada
penyalur perusahaan.
Technical selling and Sales Engineer
Dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasihat kepada pembeli akhir atas barang dan jasanya.
New business selling and pioneer product salesman
Dilakukan dengan membuka transaksi dan mengubah calon pembeli
menjadi pembeli. Biasanya pada perusahaan asuransi.
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Kotler adalah kumpulan alat-alat insentif yang beragam,
sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa
tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Tujuan Promosi Penjualan
- Terhadap konsumen : tujuan meliputi mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar.
- Terhadap pengecer : tujuan mencakup membujuk pengecer supaya menjual produk-produk
baru dan menyimpan level persediaan yang lebih tinggi.
- Terhadap wiraniaga : tujuan mencakup mendorong dukungan terhadap produk atau model
baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan, dan mendorong penjualan di luar musim.
4. Publisitas
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University)
menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang
pemberitaannya/penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh
individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat
mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat
aksi-dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.
Publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca sebuah iklan.
b) Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada
posisi lain yang mencolok.
c) Lebih dapat dipercaya.
d) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
5. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan,
membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita
dan peristiwa yang dapat merugikan.
http://ahlimanajemenpemasaran.com/2014/04/artikel-yang-sangat-lengkap-dan-detil-tentangbrand-management-manajemen-merk/#sthash.iQ7dnh66.dpuf
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/09/penggolongan-jenis-barang-dalamekonomi.html
http://denboengzoe.blogspot.com/2012/05/pengertian-saluran-distribusi-menurut.html
http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/periklanan-promosi-penjualan-dan.html
Swastha,Basu dan Sukotjo,Ibnu. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern).
Edisi Ketiga. 2007. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Sumarni ,Murti dan Soeprihanto,John. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi
Kelima. 2003. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan
inti dari sitem pemasaran, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.
Kotler (2000) mendefinisikan bawa bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar
sasaran. Menurut Marius P. Angipora (1999) marketing mix adalah perangkat variabelvariabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang diinginkan dalam pasar sasaran.
A. Barang / Produk
1.
Pengertian Barang/ Produk
Barang/ Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhannya.
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah segala sesuatu yang ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut Stanton, (1996:222), produk adalah kumpulan
dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna,
harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Atribut produk Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang
menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
Merek (branding)
Pengemasan (packing)
Kualitas Produk (Product Quality)
a. Penggolongan Barang Menurut Tingkat Pemakaian dan Kekongkritannya
Penggolongan ini menunjukkan berapa kali sebuah barang dapat digunakan,
apakah sekali, dua kali, atau sekian banyak kali.
1. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
2. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
3. Jasa
b. Penggolongan Barang Menurut Tujuan Pemakainya
Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh si pemakai ini
banyak digunakan karena sangat praktis.
1. Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk di konsumsi. Jadi,
pembelinya adalah konsumen akhir. Pembagian barang konsumsi:
a. Barang Konvenien (Convenience Goods)
b. Barang Shopping (Shopping Goods)
c. Barang Spesial (Special Goods)\
2. Barang Industri
Barang Industri adalah barang barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan industry. Golongan barang industry:
a. Bahan Baku
b. Komponen barang setengah jadi
c. Perlengkapan Operasi (Operating Supplies)
d. Instalasi
e. Peralatan Ekstra (Accessory Equipment)
2. Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)
Barang memiliki siklus kehidupan yang terdiri atas beberapa tahap dari barang tersebut
di perkenalkan sampai barang tersebut tidak ada lagi di pasaran. Tahap dalam siklus
kehidupan barang:
a.
b.
c.
d.
Tahap Perkenalan
Tahap Pertumbuhan
Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan
Tahap Kemunduran
3. Merk (Brand)
Brand adalah suatu nama, symbol, atau desain (rancangan) atau kombinasinya yang
dimaksudkan untuk member tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang lain.
Kotler (2003) yang berpendapat bahwa “ merek merupakan sebuah nama, istilah,
tanda, symbol, atau desain atau kombinasi dari seluruhnya, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi barang-barang maupun jasa dari suatu kelompok penjual dan untuk
membedakan produk mereka dari para pesaing.
Ada beberapa fungsi brand (merk) yang berguna bagi pembeli/konsumen, di
antaranya adalah:
1) Mengurangi biaya pencarian karena konsumen bisa mengenal produk tertentu dengan cepat
dan dengan hasil yang akurat.
2) Mengurangi resiko yang dirasakan oleh kebanyakan pembeli
Sedangkan bagi penjual, sebuah brand (merk) memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Sebuah saluran untuk mengenalkan produk baru yang inovatif dan berbeda.
2) Brand (merk) merupakan promosi yang efektif karena fokus yang dimilikinya.
B. Saluran Pemasaran (Saluran Distribusi)
1. Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga
distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan
atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan
atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan
hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Fungsi saluran distribusi:
Mengumpulkan informasi untuk perencanaan dan memudahkan
pertukaran.
Mengembangkan dan menyebarkan komuniksi mengenai tawaran.
Melakukan pencarian dan berkomunikasi dengan calon pembeli.
Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk.
2. Alternatif Saluran Distribusi Untuk Barang Konsumsi dan Barang Industri
Macam-macam saluran distribusi untuk barang konsumsi:
a. Produsen – Konsumen
b. Produsen – Pangecer – Konsumen
c. Produsen – Pedagang besar – Pengecer – konsumen
d. Produsen – Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
e. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Macam-macam saluran distribusi untuk barang industry:
a. Produsen – Pemakai Industri. Contoh : Kapal laut, Pesawat terbang.
b. Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri. Contoh : produsen Radio, TV, dan
produsen bahan bangunan.
c. Produsen – Agen – Distributor Industri – Pemakai Industri
d. Produsen – Agen – Pemakai Industri
3.Saluran Distribusi Ganda
Ada beberapa masalah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan saluran
distribusi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Jenis barang yang dipasarkan
b. Produsen yang menghasilkan produknya
c. Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
d. Pasar yang dituju
Dengan demikian tidak menutup kemungkinan produsen menggunakan saluran
distribusi ganda untuk mencapai pasar yang berbeda. Hal ini dilakukan apabila
produsen menjual:
a.
Barang yang sama ke pasar konsumen dan pasar industry sekalgus.
b.
Barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali (seperti obat-obatan dan
pakaian jadi)
Saluran distribusi ganda sering dipakai untuk mencapai pasar yang sama meskipun
terdapat perbedaan terutama dalam jumlah pembeli dan kepadatan pasarnya. Produsen
makanan akan menjual barangnya secara langsung kepada toko makanan yang besar,
tapi untuk mencapai toko yang lebih kecil ia menggunakan saluran lain seperti
pedagang besar.
4.Perantara Saluran
Dalam operasinya, perantara saluran melaksanakan berbagai macam fungsi pemasaran,
seperti penyimpanan, pengangkutan, dan sebagainya. Selain itu, perantara juga melakukan
fungsi pembelian dan penjualan.
Jenis-jenis saluran perantara:
a.
Pedagang Besar
Pedagang besar adalah perantara pedagang yang terikat dengan kegiatan
perdagangan dalam jumlah besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada
konsumen. Golongan pedagang besar yaitu pedagang besar dengan fungsi penuh dan
pedagang besar dengan fungsi terbatas
b. Pengecer
Pengecer berhubungan secara langsung dengan kegiayan penjualan barang atau jasa
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan keperluan bisnis).
Jenis-jenis pengecer berdasarkan banyaknya product line :
1.
General merchandise store
Jenis toko yang termasuk golongan ini adalah toko serba ada. Barang yang
dijualnya berupa:alat olahraga, pakaian jadi, sepatu, alat-alat listrik, kosmetik, dan alat
tulis.
2.
Single line store
Kelompok ini dihubungkan dengan jenis product line nya. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: toko makanan, toko mebel, toko bahan bangunan.
3.Specialty store
Disini barang yang dijual lebih terbatas. Misalnya; toko tembakau, toko roti,
dan toko sepatu pria.
c.Agen
Jenis-jenis agen:
1. Agen penjualan, bertugas mencari pasar bagi produsen.
2. Agen pembelian, bertugas mencari supplier bagi pembeli.
3. Agen pengangkutan, bertugas menyampaikna barang dari penjual kepada
pembelinya.
5.Jumlah Perantara dalam Saluran
Jenis distribusi yang ditempuh produsen dalam menentukan jumlah pengecer:
a. Distribusi Intensif
Digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur
(terutama pengecer) untuk mencapai konsumen. Jenis barang yang disalurkan adalah
barang konvenien dan barang industry jenis perlengkapan operasi.
b. Distribusi Selektif
Digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan pedagang besar atau
pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Ditribusi ini biasanya
digunakan untuk memasarkan barang baru, barang shopping, dan barang industry jenis
peralatan ekstra.
c. Distribusi Eksklusif
a. Digunakan perusahaan dengan menggunakan satu pedagang besar atau
pengecer didaerah tertentu. Distribusi ini digunakan untuk barang konsumsi
jenis special dan barang industry jenis instalasi.
6. Distribusi Fisik
Dipakai untuk menggambarkan luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ketempat
tertentu pada saat tertentu. Bgi produsen, distribusi ini tidak hanya meliputi pemindahan
barang dari akhir produksi sampai konsumen akhir, tapi juga menyangkut arus bahan baku
dari suatu sumber sampai pada akhir proses produksi.
Masalah dalam distribusi fisik:
a. Pengangkutan
Pengangkutan adalah pemindahan barang melaui suatu jalan uyang mengambil
tempat diantara lembaga saluran, atau lembaga saluran dengan konsumen.
Jenis agen pengangkutan:
1. Penggolongan sesuai dengan metode pengangkutannya
Angkutan dengan truk
Angkutan dengan kereta api
Angkutan dengan pipa
Angkutan dengan pesawat udara
Angkutan dengan kapal
Biasanya beban pengangkutan diukur dengan ton-kilometer.
2. Penggolongan sesuai dengan bentuk hukumnya
Agen pengangkutan umum (common carrier)
Agen pengangkutan kontrak (contract carrier
Agen pengangkutan sendiri (privat carrier),
Perantara angkutan (freight cost)
b. Penyimpanan
Perusahaan dapat menyewa fasilitas penyimpanan pada lembaga lain yang disebut
gudang umum (public warehouse). Biasanya sewa yang harus dibayar ditentukan
menurut besar ruangan yang digunakan.
C. Penentuan Harga
1. Arti dan Pentingnya Harga
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya
Salah satu prinsip dalam penentuan harga adalah menitikberatkan pada kemauan
pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk menutup ongkosongkos dan menghasilkan laba.Penetapan harga memiliki beberapa tujuan, yakni:
2.
a.
b.
c.
Meningkatkan penjualan
Menstabilkan tingkat harga
Mengembalikan investasi
Mencapai laba maksimum
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Kondisi perekonomian
Penawaran dan permintaan
Elastisitas permintaan
Inelastis: jika bersifat inelastis maka perubahan harga mengakibatkan perubahan yang
lebih kecil pada vilume penjualannya
Elastis: jika permintaan itu bersifat elastis maka perubahan harga akan menyebabkan
terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
Unitary elasticity: jika permintaan itu bersifat unitory elasticity maka perubahan harga
akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama.Dengan
kata lain,penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan
sebesarar 10% pula.
d. Persaingan
Macam-macam persaingan
Persaingan tidak sempurna: Barang-barang yang memiliki merek biasanya dipasarkannya
cukup sulit karena harganya mahal tetapi kualitasnya sama dengan barang yang tidak
bermerek yang dijualnya lebih murah.
Oligopoli : Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar sehingga harga
yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna.
Monopoli: Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada dipasar hanya satu,sehingga
penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperti:
-Permintaan barang bersangkutan.
-harga barang-barang substitusi/pengganti.
-peraturan harga dari pemerintah.
e. Biaya
Biaya merpakan dasar dalam menentukan harga,sebab suatu tingkat harga yang tidak
dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian,sebaliknya apabila suatu tingkat harga
melebihi semua biaya,baik biaya produksi,biaya operasi maupun biaya non operasi,akan
menghasilkan keuntungan.
f. Tujuan Perusahaan
Tujuan-tujuan perusahaan yang hendak dicapai yaitu:
-Laba maksimum.
-Volume penjualan tertentu.
-Penguasaan pasar.
-Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
g. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah tersebut dapat mewujudkan dalam bentuk : penentuan harga
maksimum dan minimum,diskriminasi harga,serta praktek-praktek lain yang mendorong atau
mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.
3. Metode-Metode Penetapan Harga
a. Penetapan Harga Biaya Plus (cost-plus pricing method)
Dalam metode ini,harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya
per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut.
Rumus:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Mark up merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keutntungan diambil dari mark
up. Selain itu, pedagang juga harus mengeluarkan biaya eksploitasi yang juga diambil dari
sebagian mark up.
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL
c. Penetapan Harga Break-Even ( Break Even Pricing)
Perusahaan dikatakan dalam keadaan break-even jika penghasilan yang diterima sama
dengan ongkosnya. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan jika penjualan berada diatas
titik break-even (titik pas-pasan)
Biaya variable adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan
jumlah hasil..
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah untuk setiap tingkatan/sejumlah hasil yang
diproduksi.
Biaya total adalah jumlah dari biaya variable dan biaya tetap. Biaya total perunit disebut
biaya total rata-rata.
Penghasilan total adalah jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya.
TITIK BREAK-EVEN (dalam unit) = BTT / ( H – BVR )
TITIK BREAK-EVEN (dalam rupiah) = BTT / ( 1-
BTT
: biaya tetap total
H
: harga jual perunit
BVR
: harga variable rata-rata
BVR
H
H-BVR : kontribusi perunit pada over
d. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Dalam hal ini, penentuan harga tidak berdasarkan pada biaya, tapi harga yang
menentukan biaya bagi perusahaan.
4. Politik Penetapan Harga
Penetapan harga bagi perusahaan yang besar sering melibatkan beberapa
manajer seperti : manajer produk, manajer penjualan, dan manjer lain.
a. Penetapan Harga Psiokologis
Kebijakan ini biasanya digunakan untuk penjualan kepada pengecerdalam
metode ini, harga ditetapkan dengan angka yang ganjli, seperti Rp.2999.
b. Price Lining
Penjual mengelompokkan satu barang dengan tingkatan harga tertentu.
Misalnya sebuah toko sepatu mneentukan tingkatan harga sepatu dari Rp.3000,
Rp.5000, dan Rp.10.000. hal ini memudahkan para pembeli untuk memilih sepatu
sesuai dengan uang yang dimiliki.
c. Potongan Harga
Potongan harga merupakan pengurangan dari harga yang ada, biasanya
diwujudkan dalam bentuk tunai untuk menarik konsumen. Jenis-jenis potongan harga
antara lain:
1.
2.
Potongan Kuantitas
Potongan harga ditawarkan oleh penjual agar konsumen bersedia membeli
dalam jumlah yang besar.
Potongan Dagang
Potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi
3.
pemasaran yang mereka lakukan.
Potongan Tunai
Diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode,
4.
dan mereka membayarnya sesuai dnengan waktunya.
Potongan Musiman
Potongan yang diberi kepada pembeli yang melakukan pembelian di luar
musim tertentu.
d. Penetapan Harga Geografis
Salah satu penetapan harga geografis adalah free on board (FOB) yang
dibedakan menjadi 2, yaitu:
FOB point of origin (tempat asal), dimana seluruh ongkos angkit ditanggung
oleh pembeli.
FOB destination (tujuan), dimana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh
penjual termasuk keamanan dalam perjalanan.
C. Promosi dan Periklanan
Promosi
Menurut Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan (1990:349) promosi adalah
semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan
menurut William G. Nikels
dalam
bukunya
Basu Swasta dan Irawan (1990:349)
promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan
seseorang
atau
organisasi
kepada
tindakan
yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi
Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (BasuSwasta Dh dan
Irawan, 1990: 359-361), antara lain:
a.Menentukan Tujuan
b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju
c.Menyusun Anggaran
d.Memilih Berita
e. Menentukan Promotional Mix
f. Memilih Media Mix
g.Mengukur Efektifitas
h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Kegiatan dalam promosi meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan,
serta publisitas dan bubungan masyarakat.
1. Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individuindividu. Periklanan adalah prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya.
a. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan antara lain:
Menjual dan meningkatkan barang atau jasa
Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain
Mencpapai orang-orang yang tidak bisa di capai oleh salesman.
Mengadakan hubungan dengan penyalur
Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru
b. Jenis Periklanan
Jenis periklanan antar lain:
Periklanan barang (product advertising)
Peiklanan Kelembagaan (Institusional advertising)
2. Personal Selling
Personal selling adalah interaksi antar individu yang aling bertemu muka yang ditujukan
untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, dan mempertahankan hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Individu yang melaksanakan personal selling
disebut salesman.
a. Proses Personal Selling
Proses personal selling antara lain; Persiapan sebelum penjualan ; Penentuan lokasi
pembeli potensial ; Pendekatan pendahuluan; Melakukan penjualan; dan Pelayanan sesudah
penjualan
b. Jenis Tugas Penjualan dan Salesman
Jenis tugas penjualan dan salesmannya adalah:
Trade selling and merchandising salesman
Tugas penjualannya ditujukan kepada penyalur, bukan konsumen akhir.
Missionary selling and detailman
Dilakukan untuk mendorong pembeli agar bersedia membeli pada
penyalur perusahaan.
Technical selling and Sales Engineer
Dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasihat kepada pembeli akhir atas barang dan jasanya.
New business selling and pioneer product salesman
Dilakukan dengan membuka transaksi dan mengubah calon pembeli
menjadi pembeli. Biasanya pada perusahaan asuransi.
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Kotler adalah kumpulan alat-alat insentif yang beragam,
sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa
tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.
Tujuan Promosi Penjualan
- Terhadap konsumen : tujuan meliputi mendorong pembelian dalam unit yang lebih besar.
- Terhadap pengecer : tujuan mencakup membujuk pengecer supaya menjual produk-produk
baru dan menyimpan level persediaan yang lebih tinggi.
- Terhadap wiraniaga : tujuan mencakup mendorong dukungan terhadap produk atau model
baru, mendorong lebih banyak calon pelanggan, dan mendorong penjualan di luar musim.
4. Publisitas
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University)
menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang
pemberitaannya/penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh
individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat
mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat
aksi-dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.
Publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a) Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca sebuah iklan.
b) Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada
posisi lain yang mencolok.
c) Lebih dapat dipercaya.
d) Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.
5. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan,
membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita
dan peristiwa yang dapat merugikan.
http://ahlimanajemenpemasaran.com/2014/04/artikel-yang-sangat-lengkap-dan-detil-tentangbrand-management-manajemen-merk/#sthash.iQ7dnh66.dpuf
http://www.ekonomikontekstual.com/2013/09/penggolongan-jenis-barang-dalamekonomi.html
http://denboengzoe.blogspot.com/2012/05/pengertian-saluran-distribusi-menurut.html
http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/periklanan-promosi-penjualan-dan.html
Swastha,Basu dan Sukotjo,Ibnu. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern).
Edisi Ketiga. 2007. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
Sumarni ,Murti dan Soeprihanto,John. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi
Kelima. 2003. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta