Produksi Bibit Tebu Metode Bud Chips
nl
y
D
ra
ft
O
Produksi Bibit Tebu
Metode Bud Chips
Hari Prasetyo
email : prasetyo.jbr2003@gmail.com
Politeknik Negeri Jember - 2013
O
nl
y
Sejalan
dengan
pertumbuhan industri
gula nasional, sektor
perkebunan
tebu
sebagai
pendukung
utama industri gula
juga
tumbuh.
Perkebunan tebu di
Indonesia
terus
berkembang,
baik
yang diusahakan oleh
rakyat,
perkebunan
besar negara maupun
perkebunan
besar
swasta
D
ra
ft
•
D
ra
ft
O
nl
y
Saat ini masalah yang dihadapi oleh industri
perkebunan tebu adalah masih kurangnya
areal perkebunan dalam rangka mendukung
program swasembada gula nasional yang
ditargetkan pada 2014
•
Untuk
mencapai
swasembada
gula
diperlukan dukungan
lahan
perkebunan
tebu seluas 600 ribu
hektar.
D
ra
ft
O
nl
y
•
• Bila saat ini (2010) luas total tanaman tebu
sebesar 435 ribu hektar, maka untuk
mencapai swasembada gula diperlukan lagi
tambahan perluasan lahan perkebunan tebu
hingga sekitar 165 ribu hektar lagi
Dengan
diperluasnya
areal perkebunan tebu,
maka
produksi
tebu
diharapkan
bisa
bertambah, sehingga bisa
memenuhi
kebutuhan
gula nasional, baik untuk
konsumsi maupun untuk
kebutuhan industri.
•
D
ra
ft
O
nl
y
•
Penambahan areal perkebunan tebu itu juga
bisa mengurangi impor gula putih, yang
selalu terjadi sejak 2004. Impor gula hanya
boleh dilakukan jika produksi tidak memenuhi
kebutuhan gula nasional
Untuk
mendukung
rencana
perluasan
tanaman tebu dalam rangka mencapai
swasembada gula, diperlukan bibit tebu
dengan jumlah yang cukup besar. Bila bibit
tebu dipenuhi dari bibit bagal 2-3 mata
tunas (konvensional) maka akan diperlukan
bahan tanam yang sangat besar.
•
Oleh karena itu, perlu dicari metode lain
penyiapan
bibit
tebu
yang
mampu
memenuhi kebutuhan bibit dalam waktu
yang lebih cepat dan dengan kualitas yang
sama atau bahkan lebih tinggi. Salah satu
metode tersebut adalah metode single bud
chip (satu mata tunas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
1
O
nl
y
Single Bud Chips merupakan salah satu cara
perbanyakan
bibit
tebu
dengan
menggunakan 1 (satu) mata tunas, dengan
gambaran umum sebagai berikut
2
D
ra
ft
•
6
3
5
4
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Memerlukan tenaga kerja yang
terampil
nl
y
Areal lahan untuk perbanyakan tebu
lebih sedikit (efeisiensi lahan)
Diperlukan alat untuk mengambil mata
tunas (bor budchip)
Kualitas bibit lebih tinggi (kemurnian,
keseragaman, dan vigornya)
Diperlukan penyesuaian bibit dari
persemaian/pembibitan sebelum
ditanaman di lapangan
D
ra
ft
O
Umur bibit siap tanaman lebih pendek
(sekitar 3 bulan)
Persentase bibit tumbuh di lapangan
lebih tinggi
Penggunaan bibit lebih efisien (karena
menggunakan 1 mata tunas)
Jumlah anakan tebu lebih banyak
dibanding metode konvensional
Ketersediaan bibit lebih terjamin,
karena penjenjangan kebun bibit lebih
efektif dan efisien
D
ra
ft
O
nl
y
a) Bibit tebu yang digunakan dapat berasal dari KBP,
KBN, KBI atau KBD tergantung jenis bibit yang akan
di siapkan
O
nl
y
b) Persiapan Bahan dan Alat
Pot Tray tempat
persemaian bibit
Alat bor pembuat single
bud chip (1)
Alat pembuat single bud
chip (2)
D
ra
ft
Batang bibit tebu telah
bersih (klentek)
Drum untuk perlakuan
perendaman air panas
Alat pembuat single bud
chip (3)
Drum plastik untuk
perlakuan pestisida
Kantong waring tempat
single bud chips
c) Persemaian Single Bud Chips
Single bud chips direndam
dalam air panas (Hot Water
Treatment-HWT) ± 51o
C
selama 30 menit
•
Selanjutnya
rendam
dalam
larutan insektisida selama ± 10
menit
•
Diteruskan perendaman dalam
larutan ZPT selama ± 10 menit
•
Single bud chips siap ditanam
dalam bedengan atau pot tray
persemaian
D
ra
ft
O
nl
y
•
•
Bedengan
dibuat
dengan
ukuran lebar 1 meter dan
panjang sesuai kebutuhan
O
•
nl
y
Persemaian bud chips dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu (1) persemaian dengan
bedengan kemudian bila telah bertunas
dipindah ke pot tray, (2) persemaian langsung
dalam pot tray
D
ra
ft
•
Bedengan diisi dengan media
tanah yang telah disterilisasi
setebal ± 10 cm (± 4 cm
tanah biasa yg gembur, ± 5
cm diatasnya campuran tanah
atas dan kompos dan ± 1 cm
tanah penutup setelah bud
chips di tanam
Bud chips ditanam dengan
jarak tanam 2 x 2 cm atau 3
x 3 cm dengan mata bud
chips
berada
di
atas,
kemudian
tutup
dengan
tanah setebal ± 1 cm
•
Lakukan penyiraman 2 kali
sehari (pagi-sore) dengan
menggunakan
gembor
(pancaran air penyiraman
harus kecil/halus)
O
D
ra
ft
•
nl
y
•
Setelah berumur 10-15 HST
(hari setelah tanam), umunya
sudah keluar tunas dengan 2
daun dan siap dipindah ke
tahap persemaian lanjutan
dalam pot tray
Isi pot tray ukuran lubang
atas 4 x 4 cm, lubang bawah
2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x
36,6 x 9 cm dengan isi 63
lubang)
dengan
media
campuran
tanah
atas,
kompos dan pasir halus
dengan perbandingan 1:1:1
atau campuran tanah atas
dan
kompos
dengan
perbandingan 1:1
•
D
ra
ft
O
nl
y
•
Masukkan bud chips yang
diambil
dari
bedengan
kedalam lubang pot tray,
kemudian tambahkan media
tanam sampai ke pangkal
tunas
Lakukan
pemeliharaan
seperti
penyiraman,
penyiangan dan pemupukan
sesuai ketentuan
•
Setelah bibit berumur ± 7590 HST, dapat di pindah
atau ditanam ke lapangan
dengan jarak tanam 165 x
67 cm (atau tergantung
varietas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
67 cm
165 cm
Isi pot tray ukuran lubang atas 4 x 4 cm,
lubang bawah 2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x 36,6 x 9 cm isi
63 lubang) dengan media campuran tanah
atas, kompos dan pasir halus dengan
perbandingan 1:1:1 atau campuran tanah
atas dan kompos dengan perbandingan 1:1
•
Masukkan bud chips yang diambil dari
bedengan
kedalam
lubang
pot
tray,
kemudian tambahkan media tanam sampai
ke pangkal tunas
D
ra
ft
•
O
nl
y
•
Lakukan pemeliharaan & bibit dapat di
tanaman di lapangan setelah ± 75-90 HST
Isi pot tray ukuran lubang atas 4 x 4 cm,
lubang bawah 2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x 36,6 x 9 cm isi
63 lubang) dengan media campuran tanah
atas, kompos dan pasir halus dengan
perbandingan 1:1:1 atau campuran tanah
atas dan kompos dengan perbandingan 1:1
•
Masukkan bud chips yang diambil dari
bedengan
kedalam
lubang
pot
tray,
kemudian tambahkan media tanam sampai
ke pangkal tunas
D
ra
ft
•
O
nl
y
•
Lakukan pemeliharaan & bibit dapat di
tanaman di lapangan setelah ± 75-90 HST
d) Penanaman Bibit Bud Chips di Lapangan
Bibit siap tanam (umur
± 75-90 HST dengan
tinggi ± 20-30 cm),
ujung daun dipotong
(dikupir)
D
ra
ft
O
nl
y
•
1 HST
25 HST
•
Keluarkan
dari pot
jangan
kemudian
lubang
disiapkan
•
Tambahkan
bahan
organik
dan
tutup
dengan tanah gembur
•
Lakukan pemeliharaan
seperti menanam tebu
pada umumnya
90 HST
45 HST
secara bibit
tray (tanah
pecah),
tanam pada
yang
telah
Hasil Penelitian
Tingkat perkecambahan bud chips sampai dengan 10
hari setelah saat dikecambahkan lebih tinggi bila
ditempatkan pada temperatur yang rendah
•
Perendaman potongan bud chips dalam larutan ZPT
dapat meningkatkan daya kecambah bud chips
•
Pemakaian bibit dari bud chips dapat menekan
kematian bibit di lapangan
•
Pemakaian bibit dari bud chips dapat meningkatkan
kadar glukosa dan hasil batang tebu dibandingkan
metode konvensional (2-3 mata tunas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
D
ra
ft
O
nl
y
y
D
ra
ft
O
Produksi Bibit Tebu
Metode Bud Chips
Hari Prasetyo
email : prasetyo.jbr2003@gmail.com
Politeknik Negeri Jember - 2013
O
nl
y
Sejalan
dengan
pertumbuhan industri
gula nasional, sektor
perkebunan
tebu
sebagai
pendukung
utama industri gula
juga
tumbuh.
Perkebunan tebu di
Indonesia
terus
berkembang,
baik
yang diusahakan oleh
rakyat,
perkebunan
besar negara maupun
perkebunan
besar
swasta
D
ra
ft
•
D
ra
ft
O
nl
y
Saat ini masalah yang dihadapi oleh industri
perkebunan tebu adalah masih kurangnya
areal perkebunan dalam rangka mendukung
program swasembada gula nasional yang
ditargetkan pada 2014
•
Untuk
mencapai
swasembada
gula
diperlukan dukungan
lahan
perkebunan
tebu seluas 600 ribu
hektar.
D
ra
ft
O
nl
y
•
• Bila saat ini (2010) luas total tanaman tebu
sebesar 435 ribu hektar, maka untuk
mencapai swasembada gula diperlukan lagi
tambahan perluasan lahan perkebunan tebu
hingga sekitar 165 ribu hektar lagi
Dengan
diperluasnya
areal perkebunan tebu,
maka
produksi
tebu
diharapkan
bisa
bertambah, sehingga bisa
memenuhi
kebutuhan
gula nasional, baik untuk
konsumsi maupun untuk
kebutuhan industri.
•
D
ra
ft
O
nl
y
•
Penambahan areal perkebunan tebu itu juga
bisa mengurangi impor gula putih, yang
selalu terjadi sejak 2004. Impor gula hanya
boleh dilakukan jika produksi tidak memenuhi
kebutuhan gula nasional
Untuk
mendukung
rencana
perluasan
tanaman tebu dalam rangka mencapai
swasembada gula, diperlukan bibit tebu
dengan jumlah yang cukup besar. Bila bibit
tebu dipenuhi dari bibit bagal 2-3 mata
tunas (konvensional) maka akan diperlukan
bahan tanam yang sangat besar.
•
Oleh karena itu, perlu dicari metode lain
penyiapan
bibit
tebu
yang
mampu
memenuhi kebutuhan bibit dalam waktu
yang lebih cepat dan dengan kualitas yang
sama atau bahkan lebih tinggi. Salah satu
metode tersebut adalah metode single bud
chip (satu mata tunas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
1
O
nl
y
Single Bud Chips merupakan salah satu cara
perbanyakan
bibit
tebu
dengan
menggunakan 1 (satu) mata tunas, dengan
gambaran umum sebagai berikut
2
D
ra
ft
•
6
3
5
4
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Memerlukan tenaga kerja yang
terampil
nl
y
Areal lahan untuk perbanyakan tebu
lebih sedikit (efeisiensi lahan)
Diperlukan alat untuk mengambil mata
tunas (bor budchip)
Kualitas bibit lebih tinggi (kemurnian,
keseragaman, dan vigornya)
Diperlukan penyesuaian bibit dari
persemaian/pembibitan sebelum
ditanaman di lapangan
D
ra
ft
O
Umur bibit siap tanaman lebih pendek
(sekitar 3 bulan)
Persentase bibit tumbuh di lapangan
lebih tinggi
Penggunaan bibit lebih efisien (karena
menggunakan 1 mata tunas)
Jumlah anakan tebu lebih banyak
dibanding metode konvensional
Ketersediaan bibit lebih terjamin,
karena penjenjangan kebun bibit lebih
efektif dan efisien
D
ra
ft
O
nl
y
a) Bibit tebu yang digunakan dapat berasal dari KBP,
KBN, KBI atau KBD tergantung jenis bibit yang akan
di siapkan
O
nl
y
b) Persiapan Bahan dan Alat
Pot Tray tempat
persemaian bibit
Alat bor pembuat single
bud chip (1)
Alat pembuat single bud
chip (2)
D
ra
ft
Batang bibit tebu telah
bersih (klentek)
Drum untuk perlakuan
perendaman air panas
Alat pembuat single bud
chip (3)
Drum plastik untuk
perlakuan pestisida
Kantong waring tempat
single bud chips
c) Persemaian Single Bud Chips
Single bud chips direndam
dalam air panas (Hot Water
Treatment-HWT) ± 51o
C
selama 30 menit
•
Selanjutnya
rendam
dalam
larutan insektisida selama ± 10
menit
•
Diteruskan perendaman dalam
larutan ZPT selama ± 10 menit
•
Single bud chips siap ditanam
dalam bedengan atau pot tray
persemaian
D
ra
ft
O
nl
y
•
•
Bedengan
dibuat
dengan
ukuran lebar 1 meter dan
panjang sesuai kebutuhan
O
•
nl
y
Persemaian bud chips dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu (1) persemaian dengan
bedengan kemudian bila telah bertunas
dipindah ke pot tray, (2) persemaian langsung
dalam pot tray
D
ra
ft
•
Bedengan diisi dengan media
tanah yang telah disterilisasi
setebal ± 10 cm (± 4 cm
tanah biasa yg gembur, ± 5
cm diatasnya campuran tanah
atas dan kompos dan ± 1 cm
tanah penutup setelah bud
chips di tanam
Bud chips ditanam dengan
jarak tanam 2 x 2 cm atau 3
x 3 cm dengan mata bud
chips
berada
di
atas,
kemudian
tutup
dengan
tanah setebal ± 1 cm
•
Lakukan penyiraman 2 kali
sehari (pagi-sore) dengan
menggunakan
gembor
(pancaran air penyiraman
harus kecil/halus)
O
D
ra
ft
•
nl
y
•
Setelah berumur 10-15 HST
(hari setelah tanam), umunya
sudah keluar tunas dengan 2
daun dan siap dipindah ke
tahap persemaian lanjutan
dalam pot tray
Isi pot tray ukuran lubang
atas 4 x 4 cm, lubang bawah
2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x
36,6 x 9 cm dengan isi 63
lubang)
dengan
media
campuran
tanah
atas,
kompos dan pasir halus
dengan perbandingan 1:1:1
atau campuran tanah atas
dan
kompos
dengan
perbandingan 1:1
•
D
ra
ft
O
nl
y
•
Masukkan bud chips yang
diambil
dari
bedengan
kedalam lubang pot tray,
kemudian tambahkan media
tanam sampai ke pangkal
tunas
Lakukan
pemeliharaan
seperti
penyiraman,
penyiangan dan pemupukan
sesuai ketentuan
•
Setelah bibit berumur ± 7590 HST, dapat di pindah
atau ditanam ke lapangan
dengan jarak tanam 165 x
67 cm (atau tergantung
varietas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
67 cm
165 cm
Isi pot tray ukuran lubang atas 4 x 4 cm,
lubang bawah 2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x 36,6 x 9 cm isi
63 lubang) dengan media campuran tanah
atas, kompos dan pasir halus dengan
perbandingan 1:1:1 atau campuran tanah
atas dan kompos dengan perbandingan 1:1
•
Masukkan bud chips yang diambil dari
bedengan
kedalam
lubang
pot
tray,
kemudian tambahkan media tanam sampai
ke pangkal tunas
D
ra
ft
•
O
nl
y
•
Lakukan pemeliharaan & bibit dapat di
tanaman di lapangan setelah ± 75-90 HST
Isi pot tray ukuran lubang atas 4 x 4 cm,
lubang bawah 2,5 x 2,5 cm dengan tinggi 9
cm (dimensi pot tray 27,5 x 36,6 x 9 cm isi
63 lubang) dengan media campuran tanah
atas, kompos dan pasir halus dengan
perbandingan 1:1:1 atau campuran tanah
atas dan kompos dengan perbandingan 1:1
•
Masukkan bud chips yang diambil dari
bedengan
kedalam
lubang
pot
tray,
kemudian tambahkan media tanam sampai
ke pangkal tunas
D
ra
ft
•
O
nl
y
•
Lakukan pemeliharaan & bibit dapat di
tanaman di lapangan setelah ± 75-90 HST
d) Penanaman Bibit Bud Chips di Lapangan
Bibit siap tanam (umur
± 75-90 HST dengan
tinggi ± 20-30 cm),
ujung daun dipotong
(dikupir)
D
ra
ft
O
nl
y
•
1 HST
25 HST
•
Keluarkan
dari pot
jangan
kemudian
lubang
disiapkan
•
Tambahkan
bahan
organik
dan
tutup
dengan tanah gembur
•
Lakukan pemeliharaan
seperti menanam tebu
pada umumnya
90 HST
45 HST
secara bibit
tray (tanah
pecah),
tanam pada
yang
telah
Hasil Penelitian
Tingkat perkecambahan bud chips sampai dengan 10
hari setelah saat dikecambahkan lebih tinggi bila
ditempatkan pada temperatur yang rendah
•
Perendaman potongan bud chips dalam larutan ZPT
dapat meningkatkan daya kecambah bud chips
•
Pemakaian bibit dari bud chips dapat menekan
kematian bibit di lapangan
•
Pemakaian bibit dari bud chips dapat meningkatkan
kadar glukosa dan hasil batang tebu dibandingkan
metode konvensional (2-3 mata tunas)
D
ra
ft
O
nl
y
•
D
ra
ft
O
nl
y