Intervensi Negara Asing di Bidang Ekonom

Kedaulatan Negara di Bidang Ekonomi Dan Intervensi
Negara Asing
By : Muhammad Irsan
Pengantar
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
luar biasa. Indonesia juga merupakan negara maritim terbesar di dunia,
mempunyai wilayah laut teritorial yang luas, serta memiliki beragam jenis
potensi perekonomian baik di sektor minerba, pertanian, perkebunan
sampai sektor kelautan yang bisa menjadi penopang pertumbuhan
ekonomi. Potensi sumber daya alam tersebut tentu saja dapat menjadi
kekuatan utama pada perekonomian bangsa, baik sumber daya alam
yang dapat diperbaharui (renewable resources) maupun sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources).
Kekayaan alam yang luar biasa inilah yang seharusnya mampu
mendorong Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, dan mampu
meningkatkan kehidupan rakyat agar lebih sejahtera. Akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak rakyat yang hidup di dalam keterpurukan dan
hidup di bawah garis kemiskinan. Seharusnya sumber daya alam yang
luar biasa tersebut harus digunakan untuk kemakmuran rakyat. Hal ini
sejalan dengan amanat UUD 1945 pada pasal 33 ayat (3) yang
menyatakan, bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Dapat kita lihat bahwasannya negara mempunyai tugas penting
yang diamanahkan oleh konstitusi yaitu mempergunakan sumber daya
alam untuk kemakmuran rakyat di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sumberdaya alam pada umumnya sebagai kekayaan yang tak
ternilai harganya tersebut wajib dikelola secara bijaksana agar dapat
dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan
demi kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi
yang akan datang.

Kedaulatan Negara dan Globalisasi dalam Dunia Ekonomi
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu negara untuk secara
bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai kepentingannya asal saja
kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan hukum internasional. 1
Kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki negara, pendapat yang
mengatakan

bahwa

negara


sebagai

kekuasaan

tertinggi

banyak

menimbulkan kesalapahaman. Negara sebagai kekuasaan tertinggi bukan
berarti bahwasannya kedaulatan negara itu mutlak dan tidak dapat
diganggu gugat oleh negara, maupun organisasi internasional.
Pada keyataannya kedaulautan bisa tunduk kepada persoalan
ekonomi internasional. Ini bisa dilhat dari negara-negara yang tergabung
ke dalam organisasi internasional seperti World Trade Organization
(WTO), negara-negara yang tergabung ke dalam organisasi internasional
seperti WTO secara tidak langsung telah memberikan sebagian
kedaulatannya kepada WTO, seperti dalam menetapkan standar minimal
perdagangan barang, adanya badan penyelesaian sengketa yang dimana
negara-negara yang memutuskan bergabung dengan WTO haruslah

mematuhi standar, kriteria, serta aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
WTO. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya kedaulatan suatu
negara yang telah bergabung di dalam WTO. Maka dapat kita simpulkan
bahwasannya

kedaulatan

suatu

negara

tidaklah

mutlak

apalagi

menyangkut tentang persoalan ekonomi internasional.
Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan ekonomi global yang
sangat pesat dimungkinkan karena adanya dukungan teknologi canggih.

Kemajuan dibidang transportasi dan komunikasi menyebabkan hubungan
di bidang perekonomian semakin lancar, cepat, murah, sehingga kegiatan
ekonomi dan perdagangan internasional menjadi mendunia. Globalisasi
yang terjadi di dunia sangatlah cepat dan ini menghadirkan kesempatan1 Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global,
Ed 2, Cet 2, Bandung, 2008, Alumni, hlm. 24.

kesempatan dan tantangan-tantangan besar kepada negara-negara dan
orang-orang di dunia, kita hidup di dunia globalisasi, kita bisa terhubung
langsung dengan siapapun yang ada di ujung dunia melalui telepon
genggam, surat elektronik, pesan langsung, teleconference dan kita bisa
menjelajahi

kemanapun dengan

cepatnya. 2 Pertumbuhan

ekonomi

internasional ini melahirkan kerjasama internasional dalam bentuk
organisasi-organisasi ekonomi internasional regional seperti EEC, EAC,

NAFTA, AFTA, APEC, dan sebagainya.
Pada hakikatnya hubungan ekonomi di era globalisai dewasa ini
disebut dengan ekonomi internasional. Ekonomi internasional adalah
cabang dari ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi
antar satu negara dengan negara lainnya atau segala sesuatu mengenai
hubungan ekonomi antar bangsa.3
Di Indonesia sendiri, ekonomi merupakan salah satu aspek penting
terhadap pertumbuhan dan perkembangan negara dan oleh karna itu
hanya pemerintahan pusat lah yang mempunyai wewenang penuh untuk
mengatur dan menjalankan rencana-rencana yang berkaitan dengan
perekonomian, seperti moneter dan fiskal nasional, wewenang ini disebut
dengan wewenang absolut.4 Tetapi di dalam praktiknya menjalankan
urusan pemerintahan absolut, maka pemerintah pusat melimpahkan
wewenangnya

kepada

dekonsentrasi.

Dalam


pemerintah
menjalankan

daerah
tugas

berdasarkan

khususnya

di

asas
bidang

pengelolaan sumber daya alam dan minerba pemerintah pusat dibantu
oleh pemerintah daerah, hal ini sesuai dengan prinsip wetmatigheid van
bestuur yaitu setiap wewenang pemerintah pusat maupun derah dalam
menjalakan tugasnya haruslah diatur di dalam peraturan perundangundangan.

2 Dominick Salvatore, International Economics Trade and Finance, 10th, Fordham University, John
Wiley & Sons Pte Ltd.
3 Lia Amalia, Ekonomi Internasional, University Press, Graha Ilmu, hlm. 2.
4 Lihat Pasal 9 ayat (1), UU. No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Pasal 7 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diperbaruhi oleh UU No. 9 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwasannya pemerintah pusat
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan

oleh Daerah. Walaupun pemerintah daerah

mempunyai wewenang untuk membantu pemerintah pusat dalam
pengelolaan sumber daya alam dan minerba tetapi kewenangan
pemerintah daerah bukan kewenangan absolut melainkan hanya sebatas
untuk memanfaatkan sumber daya alam dan menerba yang ada di
daerah, maka kewenangan penuh tetaplah pada pemerintah pusat. 5
Mengenai pengelolaan sumber daya alam dan minerba maka hal

ini telah diatur pada pasal 12 ayat (3) UU. No 23 Tahun 2014 yang
selanjutnya akan disebut sebagai urusan pemerintahan pilihan. Mengenai
pengelolaan sumber daya mineral khusunya di bidang minyak dan gas
bumi menjadi kewenangan pemerintah pusat sebagaimana yang diatur di
dalam pasal 14 ayat (3) UU. No 23 Tahun 2014. Sementara yang menjadi
wewenang

daerah

adalah

seperti

bidang

kehutanan

khususnya

pengelolaan taman hutan raya, pemanfaatan panas bumi dalam daerah,

penghitungan bagi hasil kelautan. UU No. 23 Tahun 2014 juga mengatur
tentang kewenangan daerah provinsi mengenai sumber daya alam di laut.
Indonesia juga memiliki UU khusus yang mengatur tentang minerba itu
sendiri yaitu UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan
Batubara, UU No. 22 tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi, serta
peraturan menteri ESDM. Ini membuktikan bahwasannya Indonesia
memiliki banyak regulasi yang mengatur tentang pengelolaan sumber
daya minerba, dalam hal ini berarti pemerintah telah menjalankan amanat
konstitusi yang terdapat di dalam UUD 1945 pada pasal 33 ayat (3) yang
menyatakan, bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

5 Lihat Pasal 14, UU. No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

Adanya Intervensi Asing
Walaupun negara kita dianugerahi kekayaan alam yang luar bisa,
dan juga telah memiliki beberapa peraturan yang mengatur tentang
sumber daya alam dan minerba akan tetapi dalam praktiknya masih

banyak sekali tambang-tambang yang ada di Indonesia dimiliki oleh
bangsa-bangsa asing. Untuk memperkecil ruang lingkup apa itu sumber
daya alam dan minerba, maka penulis ingin mengambil contoh tentang
minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia. Minyak bumi dan gas
merupakan industri yang sangat strategis, hal ini dikarenakan migas
masih menjadi sumber energi utama dunia. Menurut International Energy
Agency (IEA) dalam Key World Energy Statistic 2016, lebih dari separuh
tingkat konsumsi energi dunia pada tahun 2014 berasal dari migas
dengan total 67,5%. Adapun konsumsi minyak atau BBM mencapai
47,2%. Dengan berkembangnya teknologi dan ditemukan energi baru
pengganti fosil maka jumlah kebutuhan energi khususnya migas sudah
lebih berkurang jika dibandingkan dengan tahun 1973 dimana konsumsi
migas mencapai 74%, adapun konsumsi minyak atau BBM mencapai
56,3%.6
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang
memiliki potensi minyak bumi dan gas yang besar dimana hal ini
dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa asing. Dikelola oleh bangsa asing
bukanah menjadi persoalan selama hasil bagi dari minyak bumi dan gas
6 International Energy Agency, diakses dari :
https://www.iea.org/publications/freepublications/publication/KeyWorld2016.pdf


bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia seperti perbaikan dalam bidang
pendidikan, pangan, infrastruktur, dan sebagainya. Akan tetapi hasil manis
yang seharusnya diterima oleh rakyat Indonesia ternyata tidak dapat
dirasakan oleh rakyat Indonesia sendiri.. Perhatikan gambar di bawah ini.

Ada sekitar 36 titik dimana titik-titik tersebut memiliki potensi minyak
bumi dan gas, akan tetapi sangat disayangkan tidak ada satupun
perusahaan Indonesia yang berdiri ditasnya. Ini merupakan intervensi
negara-negara

asing

terhadap

Indonesia

atau

dengan

kata

lain

bahwasannya Indonesia sedang dijajah oleh bangsa asing. Seharusnya
kerjasama yang dibuat oleh pemerintah kita dengan para kontraktor yang
mewakili perusahan-perusahan asing dapat membantu pertumbuhan
bangsa Indonesia. Melihat dari banyaknya titik yang ada di Idonesia,
seharusnya di tahun 2016 ini Indonesia bisa menjadi negara yang lebih
makmur lagi daripada sebelumnya. Ini juga membuktikan bahwa
Production Sharing Contract (PSC) yang sebenarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan penerimaan negara sekaligus melindungi dari paparan
risiko

tinggi

terutama

pada

fase

eksplorasi

belumlah

berjalan

sebagaimana mestinya. Seharusnya dengan PSC yang dilakukan antara
pemerintah dan kontraktor bisa dilihat hasilnya dari segi pembangunan

baik di bidang pendidikan, infrastruktur, dan pangan. Akan tetapi belum
ada perubahan yang signifikan dari hasil PSC tersebut.

Kesimpulan
Negara Indonesia memiliki kedaulatan di bidang ekonomi apalagi
yang menyangkut tentang SDA dan minerba. Bahkan di Indonesia sendiri
begitu banyak regulasi yang mengatur tentang itu. Indonesia memiliki
potensi yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain, untuk itulah kenapa
begitu banyak bangsa asing yang berusaha untuk masuk ke Indonesia
guna mendapat tempat dalam memanfaatkan sumber daya minerba
khusunya dibidang minyak bumi dan gas. Indonesia sudah seharusnya
mengelola semua potensi-potensi tersebut secara mandiri dan pada
akhirnya digunakan untuk kepentingan rakyat. Walaupun untuk sekarang
ini Indonesia belum mampu untuk mewujudkan hal tersebut akan tetapi
penulis yakin bahwasannya suatu saat Indonesia akan menjadi sebuah
negara yang bisa menguasai dan memanfaatkan semua potensi-potensi
tersebut.

Daftar Pustaka
Buku:
Amalia, Lia. Ekonomi Internasional, University Press, Graha Ilmu.
Mauna, Boer. Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi
dalam Era Dinamika Global. Ed 2. Cet 2. Bandung. Alumni, 2008.
Salvatore, Dominick. International Economics Trade and Finance, 10th,
Fordham University, John Wiley & Sons Pte Ltd.
Undang-Undang:
UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara
UU No. 21 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi
Website:
www.iea.org